Professional Documents
Culture Documents
1. Sumber-Sumber Modal
2. Analisis Sumber Modal
1
BAB I
GAMBAR 1
2
1.3. Tujuan Manajemen Keuangan
Misal ; Ada dua perusahaan wartel ( wartel A dan wartel B ) keduanya memiliki
investasi awal yang sama ( Rp. 100.000.000 tiap wartel ), bedanya wartel A berada di
daerah ramai pengunjung ( depan pasar ) sehingga pendapatannya banyak sedang
wartel B berada didaerah sepi pengunjung sehingga pendapatannya sedikit. Kedua
wartel tersebut bila dijual akan memiliki harga yang berbeda, harga wartel A akan lebih
tinggi dari wartel B karena wartel A dianggap memiliki nilai lebih tinggi. Tingginya
nilai wartel A adalah akibat keputusan manajemen yang tepat. ( Contoh diambil dari
Suad Husnan )
2. Keuangan Perusahaan
Disiplin keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang diskriptif menjadi makin
analitis dan teoritis. Perkembangan ini karena banyaknya sumbangan para ekonom dalam
perumusan teori – teori keuangan seperti konsep capital budgeting dengan memasukkan
teori tentang bunga uang ( time value of money ), teori portfolio serta lainnya.
Secara periodik ( bulan / tahun ) perusahaan harus membuat laporan keuangan. Laporan
keuangan perusahaan terdiri dari Neraca ( Balance sheet ), Laporan Laba / Rugi ( Income
Statement ) serta Laporan Aliran Kas ( Cash flow ). Laporan keuangan perusahaan sangat
penting karena melalui laporan keuangan tsb berbagai pihak baik internal maupun
eksternal perusahaan akan dapat menilai kinerja perusahaan selama periode tertentu.
Pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan diantanya adalah ;
3
manajemen, pemilik, kreditur serta pemerintah dan pihak lain yang memiliki kepentingan
dengan perusahaan.
a. Neraca ( Balance sheet )
Neraca merupakan laporan posisi keuangan pada saat tertentu yang terdiri dari
kekayaan ( aktiva ), kewajiban dan ekuitas.
( 1 ). Aktiva terdiri dari ;
i. Aktiva lancar ( Current assets ) yaitu aktiva yang memiliki masa
perputaran kurang dar satu periode pembukuan ( satu tahun )
ii. Aktiva tetap atau aktiva jangka panjang ( Fixed asset and long-term
assets ) yaitu aktiva yang memiliki masa perputaran lebih dari satu periode
pembukuan ( satu tahun ).
iii. Aktiva lain ( Other assets ) yaitu aktiva yang tidak dapat dikatagorikan
aktiva lancar maupun aktiva tetap diatas, misalnya hak paten, good will,
investasi surat2 berharga jangka panjang.
( 2 ). Kewajiban terdiri dari ;
Kewajiban lancar yaitu kewajiban / hutang yang harus dibayar pada tahun
berjalan, seperti hutang dagang, hutang biaya, hutang bank yang jatuh
tempo dll.
Kewajiban / hutang jangka panjang yaitu hutang yang memiliki jangka waktu
lebih dari satu tahun.
( 3 ). Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih dari perusahaan yang menjadi hak pemilik
perusahaan dan sering disebut sebagai modal sendiri..
Laporan Laba / Rugi merupakan laporan kegiatan operasi perusahaan yang terdiri dari
penerimaan dikurangi dengan seluruh beban ( biaya ) dalam periode tertentu.
Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka
waktu tertentu ( biasanya satu tahun ).
Arus kas terdiri dari ; Arus kas dari operasi dan Arus kas dari pendanaan
4
Contoh : Laporan Neraca
5
5. Pasar Keuangan
Kehidupan perusahaan dewasa ini dalam aspek keuangan didukung oleh banyak lembaga
keuangan modern seperti bank, pasar uang, pasar model dalam berbagai produk generik
maupun derevatifnya, asuransi , dana pensiun, leasing dll. Berbagai lembaga tsb
menjadikan semua aktivitas dan keputusan keuangan perusahaan menjadi lebih mudah.
Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan yang berusaha dibidang pertanggungan
atas kerugian baik kerugian atas nyawa, harta dsbnya.
Dana Pensiun
Dana Pensiun merupakan lembaga keuangan yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pension.
Pasar Modal
Pasar uang
Pasar uang merupakan aktivitas bertemunya permintaan dan penawaran dana jangka
pendek ( kurang dari satu tahun ). Dipasar ini ditransaksikan ; call money, Pronote
(promessory notes), Repo (reepurchases agreement), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Sertfikat Bank Indonesia ( SBI ) dll.
6
BAB II
Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah
modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate ( bunga ) tertentu.
Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sbb ;
Future Value = Mo ( 1 + i )n
Mo = Modal awal
i = Bunga per tahun
n = Jangka waktu dana dibungakan
Contoh 1 :
Tuan Budi pada 1 januari 2005 menanamkan modalnya sebesar Rp. 10.000.000,-dalam
bentuk deposito di bank selama 1 tahun, dan bank bersedia memberi bunga 10 % per
tahun, maka pada 31 Desember 2005 Tuan Budi akan menerima uang miliknya yang
terdiri dari modal ppoko ditambah bunganya.
Perhitungannya sbb ;
Future Value = Mo ( 1 + i )n
Jadi nilai yang akan datang uang milik Tn Budi adalah Rp. 11.000.000,-
Contoh 2 :
Bila tuan depositi tuan Budi tersebut menjadi 2 tahun berapa nilai modal pada akhir tahun
ke dua ?
7
Jadi nilai yang akan datang uang milik Tn Budi adalah Rp. 12.100.000,-
Contoh 3 :
Tuan Ali selama 3 tahun berturut turut mulai 1 januari 2005 sampai dengan tahun 2008
menanamkan modalnya sebesar Rp. 10.000.000,-pertahun dalam bentuk deposito di bank
dan bank bersedia memberi bunga 10 % per tahun. Berapa jumlah uang milik Tuan Ali
pada 31 Desember 2008 ?.
Perhitungannya sbb ;
n
FV Mo (1 i )
t 1
FV = Mo ( 1 + i )1 + Mo ( 1 + i )2 + Mo ( 1 + i )3
FV = 10.000.000 ( 1,1 ) + 10.000.000 ( 1,1 )2 + 10.000.000 ( 1,1 )3
FV = 10.000.000 ( 1,1 ) + 10.000.000 ( 1,21 ) + 10.000.000 ( 1,331 )
FV = 10.000.000 ( 3,641 ).
FV = 36.641.000
Nilai sekarang ( Present Value ) yaitu nilai sejumlah uang yang akan diterima dimasa
yang akan datang apabila dinilai sekarang dengan tingkat bunga tertentu.
Sejumlah dana ( Rp.1.000.000 ) yang akan diterima 1 tahun yang akan datang apabila
dinilai sekarang dengan tingkat bunga 10 % maka nilainya Rp. 909.090,91
Rumus Nilai sekarang ( Present Value ) yaitu ;
1
Present Value = Mn n
(1 i )
Mn = Modal yang akan diterima dimasa yang akan datang
i = Bunga per tahun
n = Jangka waktu
Contoh 1 :
Tuan Budi tahun depan ( th 2005 ) akan menerima warisan senilai Rp. 100.000.000
apabila warisan tsb dinilai sekarang ( tahun 2004 ) dengan tingkat bunga 10 % pertahun
berapa nilai warisan tsb sekarang ?
1
Present Value = 100.000.000 (1 0.10)1
Untuk mempermudah perhitungan maka dapat digunakan tabel present value yang ada di
berbagai buku manajemen keuangan
8
3. Model-model Perhitungan
Contoh 2 :
Tuan Budi tahun depan ( th 2005 ) akan menerima warisan senilai Rp. 100.000.000
apabila warisan tsb dinilai sekarang ( tahun 2003 ) dengan tingkat bunga 10 % pertahun
berapa nilai warisan tsb sekarang ?
Karena jangka waktu dana yg akan diterima adalah 2 tahun yang akan datang maka
perhitungannya menjadi ;
1
Present Value = 100.000.000 2
(1 0.10)
Contoh 3 :
Proyeksi penerimaan PT “X” untuk 5 tahun kedepan dimulai tahun 2006 s/d 2010
berturut-turut sebagai berikut ; Rp 300 juta ;Rp 350 juta; Rp 400 juta; Rp 450 juta ; Rp.
500 juta. Berapa nilai penerimaan tsb bila dinilai ditahun 2005 ( present value )
penerimaan tsb dengan tingkat bunga ( discount factor ) 15 %
Jadi nilai sekarang ( th 2005 ) atas penerimaan selama 5 tahun berturut turut adalah Rp.
1.294.403.650.
Contoh 4 :
Proyeksi penerimaan PT “Y” untuk 5 tahun kedepan dimulai tahun 2006 s/d 2010 sebesar
Rp 400 juta setiap tahun. Berapa nilai penerimaan tsb bila dinilai ditahun 2005 ( present
value ) dengan tingkat bunga ( discount factor ) 15 %
Karena penerimaan sama ( Rp. 400.000.000 ) pertahun maka solusinya tidak perlu
mengalikan satu persatu penerimaan per tahun dengan discount factor, cukup dengan
mengalikan penerimaan 1 tahun dengan jumlah discount factor selama 5 tahun.
9
BAB III
KEPUTUSAN INVESTASI
1. Investasi
Pengertian investasi yaitu penanaman dana pada suatu aktiva. Dalam hal investasi aktiva
tetap sering di hubungkan dg Capital Budgeting ( CB )
Capital Budgeting merupakan keseluruhan proses menganalisis proyek untuk
menentukan apakah suatu proyek dapat masuk dlm anggaran modal atau tidak.
10
Secara skematis
Th 0 th 1 th 2 th3 th 4
x--------------x------------------x------------------x----------------x
(- ) Cash out
( + ) proceed th 1
( + ) proceed th 2
( + ) proceed th 3
( + ) proceed th 4
Cash flow berbeda dengan laporan laba rugi karena laba rugi melihat penerimaan dan
pengeluaran dari sisi akrual sedang cash flow melihat dari sisi kas.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sesuai akuntansi yg dilaporkan dalam R/L adalah
laba Rp. 350 juta namun sesuai arus kas maka kas yg nasuk sebesar Rp. 850 (EAT +
Depresiasi).
Untuk melakukan penilaian atas suatu proyek ada beberapa metode yang dapat
digunakan yaitu
4.1. Metode Payback Period dan Discounted Payback Period
4.2. Metode Accounting Rate of Return ( ARR )
4.3. Metode Net Present Value
4.4. Metode Internal Rate of Return ( IRR )
4.5. Profitability Index ( PI )
Contoh 1 :
Total Investasi pendirian Cold Storage sebesar Rp. 1.000.000,- Umur investasi 4 tahun dan
laba bersih pertahun berturut turut Rp. 250.000, Rp.150.000, Rp. 50.000, Rp. (150.000 ).
Apakah Investasi tsb menguntungkan bila metode depresiasi dengan garis lurus
11
a. Metode Payback Periode ( PP )
Sampai tahun ke 2 arus kas menunjukkan investasi masih sisa Rp. 100.000 dan dpt
ditutup oleh sebagian proceed th ke 3.
100.000
Payback Periode = 2 + x12bulan 4bulan
300.000
Kesimpulan : Investasi menguntungkan karena akan dapat kembali lebih cepat ( 2 tahun 4
bulan ) dari jangka waktu ekonomisnya ( 4 tahun )
Metode ini memasukkan time value of money yg merupakan kritik atas kelemahan
metode Payback Period. Arus kas dipresent valuekan dgn tingkat bunga tertentu dan
kemudian dihitung periode pengembalian investasi
215.100
Discounted PP = 2 + Discounted PP = 2, 95 tahun ( 2 tahun + 11,4 bln )
225.300
Metode ini mencari kemampuan investasi dalam menghasilkan rata-rata laba akuntansi.
LabaBersihrata rata
ARR = x100%
Investasirata rata
75.000
ARR = x100% 15 %
500.000
12
4.3. Metode Net Present Value
Metode ini menggunakan Discounted Cash Flow ( DCF ) dengan mempresent valuekan
seluruh cash flow.
n
CFt
Rumus NPV NPV=
t 0 (1 k )
Dimana ;
CFt ( Cash flow atau arus kas pada th t ), k ( biaya modal proyek ),
t ( periode waktu ), n ( usia proyek )
dengan contoh proyek diatas maka arus kas dan biaya modal proyek 10 % sbb ;
Atau
1.000.000 500.000 400.000 300.000 100.000
NPV =
(1 0.1) 0
(1 0.1) 1
(1 0.1) 2
(1 0.1) 3 (1 0.1) 4
Profitability index sering disebut sebagai cost benefit analysis method. Metode ini
merupakan modifikasi metode NPV yaitu dengan mencari rasio antara present value
proceeds dengan present value investasi bila hasilnya > 1 maka investasi menguntungkan
tapi bila hasilnya < 1 maka investasi tidak menguntungkan.
P I = 1.078
Karena PI proyek 1,078 atau > 1 maka berarti proyek diterima / menguntungkan.
13
Metode IRR yaitu mencari tingkat diskonto ( interest ) yg dapat menghasilkan NPV = 0
(PV cash out flow = PV cash in flow).
IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan oleh
suatu proyek.
n
CFt
Rumus IRR = t = 0
t 0 (1 r )
Dimana :
C1 = nilai NPV positif
C2 = nilai NPV negatif
r1 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif ( C1 )
r2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif ( C2 )
15% 14%
IRR 14% 8.083 IRR = 14 % + 0.49 %
8.330 8.083
IRR = 14.49 % Bila biaya dana > dari 14.49 proyek tidak menguntungkan tapi
bila biaya dana < 14.49 proyek menguntungkan
5. Investasi Penggatian
14
Penggantian aktiva tetap lama dg aktiva tetap baru membutuhkan investasi karena
itu perlu dianalisis. Analisis penggantian aktiva tetap ( replacement analysis ) memiliki
perbedaan dg analisis investasi baru dalam hal menentukan cashflows investasi,
sementara dalam menilai layak tidaknya memiliki kesamaan dengan penilaian investasi
baru.
Contoh : PT.GTN akan mengganti mesin pengering jagung yg lama dg mesin baru. Nilai
buku mesin lama Rp. 800 juta dg sisa usia ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu dan
disusut dg metode garis lurus. Harga mesin baru Rp. 1.200 juta (untuk memudahkan
analisis diumpamakan umur ekonomis sama dg mesin lama = 4 tahun ). Penggunaan
mesin baru tsb akan menghemat biaya Rp. 150 juta pertahun. Mesin lama dijual sesuai dg
nilai bukunya dan pajak keuntungan 30 %.
Buatlah analisis apakah keputusan penggantian tsb layak dilaksanakan.
Jadi penggantian mesin tsb mengeluarkan investasi Rp. 400.000.000,- dan akan
memberi tambahan laba bersih setelah pajak Rp. 35.000.000,-pertahun
15
a. Metode Payback Periode
Jadi investasi akan kembali dalam 2 tahun 11,5 bulan sedang umur investasi 4 tahun
sehingga kesimpulannya investasi penggantian layak ( menguntungkan ) untuk
dilaksanakan.
b. Metode ARR
d. Metode IRR
Karena dengan DF 10 % diperoleh NPV positif = Rp. 27.950.000
Maka kita perlu mencari NPV negative dengan menaikkan DF misalnya dengan DF
18 % sbb ;
PV Proceeds = Rp. 135.000.000 x 2.690 = Rp. 363.150.000,-
PV Investasi = Rp. 400.000.000 x 1 = Rp. 400.000.000,- ( - )
NPV = Rp. ( 36.850.000,-)
r 2 r1
IRR r1 C1
C 2 C1
18 10
IRR 10 27.950.000
36.850.000 27.950.000
Contoh : Perusahaan dihadapkan pada pemilihan dua buah mesin yaitu mesin A dan
mesin B dg karaketeristik sbb ;
Mesin A B
Harga Rp. 15 jt Rp. 10 juta
Umur ekonomis 3 tahun 2 tahun
Biaya operasi Rp. 4 juta Rp. 6 juta
Karena umur ekonomis tidak sama maka perlu menggunakan metode penilaian equivalen
annual cost approach dengan langkah sbb ;
X X X
Mesin A 24,95 = + 2 +
(1 0.10) 1
(1 0.10) (1 0.10) 3
24,95
24,95 = 2,4868 X X = X = 10,03 juta
2,4868
Jadi equivalent annual cost mesin A sebesar Rp. 10,03 juta
Dengan cara yg sama maka mesin B dapat dihitung dan akan menghasilkan
equivalent annual cost ( EACA) sebesar Rp. 11,76 juta. Karena EACA mesin A
sebesar Rp. 10,03 maka mesin A lebih efisien dibanding mesin B, karena itu alternatif
yang dipilih adalah mesin A
BAB IV
MANAJEMEN AKTIVA LANCAR
17
1. Manajemen Modal Kerja
Modal kerja merupakan modal / asset yang beroperasi dan berputar terus menerus
didalam perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Modal kerja dapat didiskripsi menurut tiga konsep yaitu ;
a. Modal kerja kotor ( brutto ) yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja
adalah seluruh aktiva lancar yang ada dalam perusahaan.
b. Modal kerja bersih ( netto ) yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja
adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.
c. Modal kerja fungsionil yaitu konsep yang menganggap bahwa modal kerja adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan perusahaan pada
suatu periode.
Dari konsep modal kerja tsb maka aktiva lancar merupakan bagian yang terpenting.
Unsur aktiva lancar yang dominan biasanya adalah ; Kas , Piutang , Persediaan Barang
Aktiva lancar yaitu aktiva selalu berputar dalam periode jangka pendek ( < 1 tahun )
Aktiva lancer berputar berarti berubah dari kas menjadi barang dan menjadi kas lagi,
seperti dibawah ini ;
CONTOH :
Neraca PT. GTN pada tanggal 31 Desember 2003
Dengan menggunakan neraca diatas maka dapat ditentukan besarnya modal kerja PT
GTN tahun 2003 menurut konsep-konsep tersebut diatas sbb ;
Modal kerja kotor ( brutto ) = Rp. 319.000 yaitu jumlah aktiva lancar
Modal kerja bersih ( netto ) = Rp. 38.000 atau ( Rp.319.000 – Rp.281.000 )
Modal kerja fungsionil terdiri dari ;Kas, Piutang, Persediaan, Aktiva tetap
(sebesar penyusutan tahun tersebut ).
18
Modal kerja yang harus ada dalam perusahaan harus ditetapkan secara baik karena bila
kurang dapat mengganggu kelancaran operasi perusahaan namun bila terlalu banyak
maka akan menyebabkan unefisiensi dan mengurangi keuntungan.
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh dua hal yaitu ;
Lama waktu terikatnya dana pada aktiva lancar sebagai unsur modal kerja
Jumlah pengeluaran perhari dari unsur aktiva lancar tsb
Dengan melihat faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja maka kebutuhan modal
kerja dapat dicari dengan cara sbb ;
( 1 ). Tentukan lama waktu dana terikat pada aktiva lancar unsur modal kerja.
( 2 ). Tentukan besarnya pengeluaran perhari dari masing-masing aktiva lancar yang
menjadi unsur modal kerja.
( 3 ). Kalikan lama waktu dana terikat dengan jumlah pengeluaran per hari dari
masing-masing aktiva lancar.
( 4 ). Jumlahkan seluruh hasil perkalian masing-masing aktiva lancar.
Contoh 1 :
PT. KUDA TEX adalah perusahaan yang memproduksi sarung palekat dengan merk
kuda terbang. Volume produksi sebanyak 1000 potong / perhari. Proses produksi sbb ;
Benang dibeli secara tunai untuk kebutuhan produksi tiap hari senilai Rp.
5.000.000 atau Rp. 5.000 / perpotong dibeli 1 hari sebelum diproses
Biaya pewarnaan sebesar Rp. 1000,- perpotong dengan lama proses 2 hari
Proses persiapan penenunan memerlukan waktu 5 hari
Proses penenunan dan finishing membutuhkan rata-rata waktu 2 hari
Biaya bahan penolong sebesar sebesar Rp 500,-
Biaya tenaga kerja Rp. 2.000,- perpotong
Biaya administrasi dan persediaan kas Rp. 500.000 / hari
Hasil produksi dijual secara tunai dengan lama waktu menunggu trasaksi 5 hari
Dari data diatas kebutuhan modal kerja PT.KUDA TEX dapat dihitung sbb ;
1. Lama proses
Bahan baku = 1 hari
Pewarnaan = 2 hari
Proses persiapan tenun = 4 hari
Penenunan dan finishing = 3 hari
Menunggu laku di gudang = 5 hari ( + )
Lama waktu proses = 15 hari
3. Pengeluaran perhari
Biaya bahan baku = Rp. 5.000.000,-
19
Biaya pewarnaan = Rp. 1.000.000,-
Biaya bahan penolong = Rp. 500.000,-
Biaya tenaga kerja persiapan, tenun & finishing = Rp. 2.000.000,-
Biaya administrasi dan kas = Rp. 500.000,-
Penjualan
Perputaran Modal kerja =
ModalKerja
Penjualan
Modal Kerja = PerputaraModalKerja
Misal : Target penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 900.000.000 dan perputaran modal
kerja 12 kali, maka kebutuhan modal kerja tahun 2006 dapat ditentukan sbb ;
Rp.900.000.000
Modal kerja = = Rp. 75.000.000,-
12
LabaOperasi
RWC = ModalKerja
x 100 %
Hasil pengukuran RWC yang makin tinggi menunjukkan makin efisien penggunaan
modal kerja perusahaan.
2. Manajemen Kas
Kas dan surat berharga merupakan aset yang paling likuid dan sangat
menentukan bagi kelancaran operasi perusahaan, karena kas menjadi alat tukar yang
memungkinkan perusahaan membiayai kegiatannya.
20
Ada tiga motif memiliki kas ( Keynes dalam Agus Sartono, 2001 ) yaitu ;
(1). Alasan untuk memenuhi kebutuhan transaksi
(2). Alasan untuk berjaga-jaga karena aliran kas perusahaan sulit diprediksi
(3). Alasan kebutuhan untuk spekulasi
Jumlah kas optimal dapat ditentukan melalui metode inventory dengan rumus sbb ;
2OD
Q
i
Q ( jumlah kas minimal ), O ( biaya pengadaan kas / perubahan surat berharga
menjadi kas ), D ( kebutuhan kas selama 1 tahun )
2 x50.000 x1.200.000.000
Q = Rp. 31.622.777
0.12
3. Manajemen Piutang
Piutang yang ada dalam perusahaan umumnya timbul sebagai akibat kebijakan
penjualan kredit. Apabila kebijakan manajemen menggunakan penjualan tunai maka
tidak akan muncul piutang dagang ( investasi dalam piutang ). Persoalannya lebih
21
menguntungkan mana bagi manajemen apakah dengan penjualan tunai atau penjualan
kredit ? Persoalan ini dapat dianalisis dengan cost and benefit kebijakan penjualan kredit.
Bila cost > benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan tunai.
Bila cost < benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan kredit.
Contoh : PT GTN saat ini ( tahun 2005 ) menggunakan sistim penjualan tunai dan
memiliki omzet Rp. 800.000.000,- Untuk tahun 2006 manajemen akan
mempertimbangkan mengubah kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit
dengan syarat n/60 artinya pembeli diberi tempo untuk membayar sampai hari ke 60 dari
saat pembelian. Dengan perubahan tsb diharapkan penjualan akan meningkat menjadi
Rp.1.050.000.000,- dan profit margin 15 %, sementara biaya dana sebesar 16 % pertahun.
Apakah rencana kebijakan penjualan kredit tsb menguntungkan bagi perusahaan ?
Masalah diatas dapat dianalisis dengan membandingkan manfaat (benefit) dan biaya
(cost) sebagai berikut ;
MANFAAT
Tambahan keuntungan adanya penjualan kredit.
( Rp. 1.050.000.000 – Rp. 800.000.000 ) x 15 % = Rp. 37.500.000,-
BIAYA
360
Perputaran piutang = 6 kali pertahun
60
Rp.1.050.000.000
Rata-rata piutang = Rp. 175.000.000
6
Modal yg diperlukan untuk investasi dalam piutang dihitung adalah
= ( 100 % - 15 % ) x Rp. 175.000.000 = Rp. 148.750.000
SIMPULAN
Manfaat = Rp. 37.500.000
Biaya = Rp. 23.800.000 ( - )
Tambahan keuntungan = Rp. 13.700.000
Jadi kebijakan penjualan kredit akan memberi manfaat bersih (keuntungan) sebesar Rp.
13.700.000,-
4. Manajemen Persediaan
22
Biaya simpan dihitung atas dasar jumlah unit yang dipesan yang berarti makin
banyak yang barang disimpan maka biaya makin besar dan sebaliknya.
2 RS
EOQ
C
EOQ ( Jumlah pembelian yang ekonomis ), R (jumlah kebutuhan bahan satu tahun),
S ( set up cost / biaya pemsanan ), C ( Carrying cost / biaya penyimpanan )
Contoh :
PT. GTN memiliki kebutuhan bahan baku 1 tahu sebesar 1.600 unit, biaya pesan Rp.
100.000 untuk sekali pesan, biaya penyimpanan Rp. 500 per unit pertahun. Jumlah
pembelian yang ekonomis adalah ;
2 x100.000 x1600
Q = 800 unit
500
Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah pembelian yang ekonomis ( efisien ) adalah
800 unit setiap kali beli sehingg frekwensi pembelian menjadi 1.600 / 800 = 2 kali dalam
satu tahun.
Lead time yaitu jangka waktu antara saat barang dipesan dan barang dating.
Reorder point yaitu saat yang tepat untuk memesan kembali barang. Reorder
point depengaruhi oleh lead time,
c. Savety Stock
23
BAB V
STRUKTUR MODAL
1. Sumber-sumber Modal
Modal perusahaan dapat diperoleh dari dua sumber yaitu sumber luar perusahaan dan
sumber dari dalam perusahaan
a. Sumber dari luar yaitu sumber modal dari luar rumah tangga perusahaan seperti ;
Dari pemilik / Pemegang saham ( berupa setoran modal ) yang merupakan
ekuitas (modal sendiri) sumber pemilik dari luar perusahaan karena
keuangan pemilik dan keuangan perusahaan terpisah.
Dari pinjaman ( Debt = hutang ) seperti hutang obligasi, hutang bank, hutang
dagang dll.
b. Sumber dari dalam perusahaan yaitu merupakan dana yang dihasilkan sendiri dari
hasil operasi perusahaan seperti ; Laba ditahan, Penyisihan Depresisasi.
Struktur keuangan ( finansiil ) adalah paduan dari seluruh sumber modal perusahaan
( baik jangka pendek maupun jangka panjang ).
Struktur modal merupakan paduan dari sumber modal jangka panjang yang digunakan
perusahaan.
Dengan konsep struktur modal maka pembelanjaan dlm perusahaan ada 2 kemungkinan
yaitu ;
Menggunakan hutang pembelanjaan dengan Leverage
Tidak ada hutang pembelanjaan Unleverage
Contoh :
Jenis Pembelanjaan
24
3. Analisis Penggunaan Hutang dan Rentabilitas
Secara umum keputusan penggunaan hutang akan ditentukan oleh tingkat bunga
hutang dan tingkat earning power ( rentabilitas ekonomi ) dari perusahaan.
Ada 2 kemungkinan dalam penggunaan hutang dan pengaruhnya terhadap RMS sbb ;
a. Bila bunga hutang lebih tinggi dari earning power ( RE ) maka penggunaan hutang
akan menurunkan rentabilitas modal sendiri ( merugikan modal sendiri ).
b. Bila bunga hutang lebih rendah dari earning power ( RE ) maka penggunaan
hutang akan menaikkan rentabilitas modal sendiri ( menguntungkan modal sendiri).
CONTOH
PT. RINA pada tahun 1996 memiliki total modal Rp. 2.000.000,- yang terdiri dari
modal sendiri ( ekuitas ) Rp. 1.200.000,- dan dari hutang Rp. 800.000,- dengan bunga
15 % pertahun. Untuk tahun operasi 1997 manajemen ingin memperluas usaha dan
memerlukan tambahan modal sebesar Rp. 2.000.000,- (atau tambahan 100 % dari
modal tahun 1996). Dengan tambahan modal tersebut maka laba operasi perusahaan
akan menjadi Rp. 500.000,- Perusahaan dapat membiayai tambahan modal tsb dengan
dua alternatif yaitu dengan menambah setoran modal sendiri (mengeluarka saham
baru), atau dengan mengambil pinjaman / hutang dengan bunga 15 % pertahun, dan
pajak keuntungan perusahaan 50 %.
Dengan mencermati data diatas maka dapat dianalisis pemenuhan kebutuhan dana sbb ;
25
Dari analisis diatas menunjukkan bahwa tambahan modal bila menggunakan hutang
akan menghasilkan rentabilitas modal sendiri sebesar 3,33 % sedang bila dipenuhi
dengan setoran modal sendiri akan menghasilkan rentabilitas modal sendiri 5,94 % atau
lebih tinggi, sehingga keputusannya adalah lebih baik kebutuhan tambahan modal
dipenuhi dengan menambah modal sendiri.
Bagaimana bila laba operasi / usaha tidak Rp. 500.000 tapi naik menjadi Rp. 800.000,-
bagaimana keputusannya ?
Karena laba operasi Rp. 800.000 sedang total modal Rp. 4.000.000,- maka Earning
Power ( Rentabilitas Ekonomi ) sebesar 20 % atau (800.000 / 4.000.000 ) x 100 %
Karena earning power 20 % lebig tinggi dari bunga hutang 15 % maka kebutuhan
tambahan modal akan lebih baik menggunakan hutang karena akan m,eningkatkan
rentabilitas modal sendiri.
Contoh
Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp. 200.000.000,- untuk membeli
aktiva tetap sebesar Rp. 120.000.000 dan tambahan modal kerja Rp. 80.000.000,-
Aktiva tetap memiliki umur ekonomis 4 tahun sehinggan besarnya penyusutan dg garis
lurus sebesar Rp. 30.000.000,- pertahun ( 120 jt / 4 ). Tambahan modal tsb akan
memberikan rentabilitas ekonomis sebesar 25 % dan pajak penghasilan 25 %.
Perusahaan ditawari kredit bank dengan bunga 18 % dan jangka waktu 2 tahun, dan
tahun 1 harus membayar 50 % dari pokok pinjaman dan sisanya dibayar pada tahun
kedua. Dengan demikian bila kredit tersebut diambil maka akan menimbulkan
kewajiban finasiil sbb ;
26
Tahun Angsuran Pokok Bunga
1 50% x Rp. 200 jt = Rp. 100 jt 18 % x Rp 200 jt = Rp. 36 jt
2 50% x Rp. 200 jt = Rp. 100 jt 18 % x Rp 100 jt = Rp. 18 jt
(50 jt 30 jt )
DSC 0.472
100 jt
36 jt 0
(1 0.25)
Hasil rasio DSC sebesar 0.472 atau kurang dari 1 ini berarti bahwa dana dari laba
operasi dan penyusutan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban membayar bunga dan
angsuran pokok hutang.
Karena itu bila perusahaan menerima tawaran dari bank dengan syarat yang ada maka
perusahaan akan menghadapi kesulitan keuangan ( likuiditas ).
a. Aturan Konservatif Vertikal yaitu besarnya jumlah hutang tidak boleh melebihi
jumlah modal sendiri.
b. Aturan Konservatif Horizontal yaitu bahwa modal yang digunakan untuk
membiayai aktiva jangka panjang ( tetap ) harus memiliki jangka waktu lebih
panjang dari aktiva yang dibiayai.
KONSERVATIF HORIZONTAL
27
BAB VI
BIAYA MODAL
Biaya modal ( Cost of Capital ) merupakan biaya peluang ( opportunity cost ) atas
penggunaan dana ( modal ) dalam suatu proyek ( perusahaan ).
Dengan demikian biaya modal akan menjadi hurdle of rate ( pembatas ) untuk
menentukan apakah sebuah investasi proyek menguntungkan atau tidak.
Misal ;
Dalam hal sumber dana yang digunakan hanya satu sumber maka besarnya WACC adalah
sama dengan biaya modal sumber dana tsb tapi bila sumber dana yang digunakan dari
berbagai sumber maka cara menghitung WACC menjadi lebih rumit.
Untuk menghitung Biaya modal tertimbang ( WACC ) dari berbagai sumber modal
harus dihitung dulu biaya modal masing-masing sumber dana misalnya ; Modal sendiri
( saham biasa , Saham preference, Kredit bank dan Obligasi. Untuk masing – masing
sumber dana cara menghitungnya sbb ;
Ada beberapa metode untuk menghitung biaya modal saham biasa diantaranya ;
Ri = Rf + ( Rm – Rf ) β
28
CONTOH : 7.1
Tingkat keuntungan portfolio saham di pasar modal yang ditunjukkan dengan index harga
saham sebesar 17 %, keuntungan investasi bebas risiko ( bunga SBI ) sebesar 10 %
sedang risiko saham ( β ) PT SAMPOERNA sebesar 1,2.
Berapa biaya modal saham biasa PT SAMPOERNA ?
Menggunakan rumus diatas maka biaya modal saham biasa PT SAMPOERNA sbb ;
Ri = Rf + ( Rm – Rf ) β
Ri = 10 % + ( 17 % - 10 % ) 1,2
Metode ini mendasarkan diri pada perkiraan deviden yang akan diterima dimasa
yang akan datang dengan rumus sbb ;
D1
Po
( Ke g )
CONTOH : 7.2
Harga saham PT INDOSAT tahun 2005 Rp. 10.000,- dan deviden tahun depan
diperkirakan Rp. 800,- sedang pertumbuhan laba ( deviden ) diharapkan 14 % dengan
pay out ratio tetap maka bisya modal saham dari PT INDOSAT dapat dihitung sbb ;
800
10.000 10.000 Ke - 1.400 = 800
( Ke 0.14)
10.000 Ke = 2.200 Ke = 22 %
Biaya modal saham preference memiliki sifat campuran antara saham biasa dan
hutang, yaitu bersifat tetap dan dalam likuidasi dibayar sebelum saham biasa.
D
Kp dimana Kp = biaya modal saham preference,
P
D = deviden saham preference
P = harga saham preference saat itu
CONTOH : 7.3.
29
Harga nominal saham preference Rp. 10.000,-/lembar dg deviden Rp. 900, hasil
penjualan netto saham preference tsb Rp. 9.000,-/ lembar .
Biaya modal hutang adalah seluruh biaya yang ditanggung perusahaan karena
menggunakan sumber dana hutang.
Cara menghitung biaya modal hutang yaitu seluruh biaya yang ditanggung selama
periode hutang dibagi dengan pokok hutang.
CONTOH :
PT. FOOD memperoleh pinjaman dari bank sebesar Rp. 100.000.000,- dengan jangka
waktu 5 tahun, bunga 15 % per tahun dan biaya administrasi serta provisi 2 % selama
jangka waktu hutang.
Biaya hutang bank sebelum pajak dapat dihitung sbb ;
2.000.000
(0.15 x100.000.000)
BiayaHu tan g 5
100.000.000
400.000 15.000.000
BiayaHu tan g
100.000.000
Hutang obligasi merupakan hutang jangka panjang yang secara periodik perusahaan
harus membayar bunga ( coupon ).
Menghitung biaya modal obligasi ada 2 cara
Rumus sbb ;
Fc
Bunga
Kd t
Po Pn
2
Kd = biaya modal obligasi, Fc = biaya emisi obligasi, t = umur obligasi
Po = harga awal obligasi, Pn = harga nominal saat jatuh tempo
CONTOH : 7.4
30
Sebuah obligasi memiliki nilai nominal Rp. 1.000.000,- dengan umur 10 tahun,
dengan bunga ( coupon ) 12 % pertahun. Obligasi tsb dijual dengan harga Rp.
900.000,- dan biaya emisi sebesar Rp. 50.000,-
Biaya modal obligasi sebelum pajak dapat dihitung sbb ;
50.000
120.000
Kd 10
900.000 1.000.000
2
120.000 5.000
Kd Kd = 0.1316 atau 13,16 %
950.000
Menghitung biaya modal obligasi dengan dasar cash flow yaitu dengan mempresent
valuekan baik kas masuk maupun kas keluar dari obligasi dan kemudian mencari
IRRnya.
CONTOH : 7.5.
Sebuah obligasi memiliki nilai nominal Rp. 1.000.000,- dengan umur 10 tahun,
dengan bunga ( coupon ) 12 % pertahun. Obligasi tsb dijual dengan harga Rp.
900.000,- dan biaya emisi sebesar Rp. 50.000,-
Karena NPV negatif pada df 12 %, maka perlu dicari NPV positif yaitu dengan
menaikkan df menjadi 17 %.
31
DF 12 % ( i1 ) NPV = - 139.200
DF 17 % ( i2 ) NPV = 82.920
i 2 i1
Kd i1 c1
c 2 c1
17 12
Kd 12 ( 139.200)
82.920 139.200
696.000
Kd 12 Kd = 12 + 3,133 Kd = 15,133 %
222.120
Jadi biaya modal obligasi sebelum pajak yang dihitunga dengan dengan cara cash
flow hasilnya 15,133 %
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang dilakukan melalui langkah 2 sbb ;
a. Hitung biaya modal individual / setiap sumber dana ( misal hutang bank, obligasi
saham preference, saham biasa ).
b. Tentukan prosentase masing-masing modal dari total modal ( proporsi sumber
modal ).
c. Hitung Biaya modal tertimbang dengan mengalikan biaya modal individual
dengan proporsi modal dan jumlahkan.
CONTOH : 7.6.
Dari informasi diatas biaya modal rata-rata tertimbang PT XYZ tahun 2005 adal sbb ;
32
CARA 2 ( Dengan rumus )
WACC = (Wd bank ).( Kd bank ) .(1-tax ) + ( Wd obl ).(Kd ) .(1-tax ) + Wp.Kp + Ws.Ke
33
BAB VII
34
Contoh : Neraca PT. Jamin Co
35
f. Analisis Index
Analisis ini mengubah angka angka dalam neraca dan rugi laba berdasar tahun dasar
dimana tahun dasar diberi ganti angka 100
Contoh : Neraca PT. Jamin Co
36
g. Analisis Rasio
(1). Rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera harus
dibayar.
(2). Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban baik
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
(3). Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari modal yang digunakan.
(4). Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa cepat aktiva bekerja
(berputar)
(5). Rasio pasar yaitu rasio yang
Rasio Likuiditas diukur dengan Current ratio, Quick ratio, Cash ratio dimana
rumusnya. Semakin tinggi rasio semakin baik.
AktivaLancar
Current ratio = x100% -
Hu tan gLancar
AktivaLancar Persediaanbarang
Quick ratio = x100%
Hu tan gLancar
Kas setarakas
Cash ratio = x100%
Hu tan gLancar
Rasio Solvabilitas : rasio ini sering disebut juga rasio leverage. Hasilnya makin
rendah rasio makin baik
TotalHu tan g
Total Debt to Total Asset ratio = x100%
TotalAsset
TotalHu tan g
Total Debt to Equity = x100%
Ekuitas
Rasio Profitabilitas ,Rasio ini sering juga disebut rasio efisiensi ( Husnan & Eny ),
karena dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Makin tinggi
rasio makin baik.
37
LabaOperasi
Rentabilitas Ekonomi = x100%
TotalModal
Labasetelahpajak
Rentabilitas Modal Sendiri = x100%
Ekuitas
LabaOperasi
Profit Margin = x100%
Penjualanbersih
LABABERSIH
Return on Aset ( ROA ) = x100%
TOTALASET
Labasetelahpajak
Return on Investmen ( ROI ) = x100%
Rata 2kekayaan
Labasetelahpajak
Return on Equity ( ROE)= x100%
Rata 2kekayaan
Rasio Aktivitas ( Perputaran aktiva ) rasio ini mengukur berapa kali aktiva
berputar, makin cepat makin baik.
Penjualan
Perputaran Modal Kerja =
ModalKerja
Penjualan
Perputaran Kas =
Rata 2 Kas
PenjualanKredit
Perputaran Piutang =
Rata 2 Piu tan g
H arg aPokokPenjualan
Perputaran Persediaan =
Rata 2 Persediaan
h. Analisis Trend
Analisis trend digunakan untuk melihat kecenderungan kinerja keuangan selama
beberapa periode dimasa yang lalu dan menyimpulkan apakah kinerja keuangan
memburuk apa membaik, dengan melihat nilai trend ( koefisien arah ). Bila nilai trend
positif berarti kinerja makin membaik, dan sebaliknya.
38
4. jkhl
DAFTAR PUSAKA
39