Professional Documents
Culture Documents
terjadinya market crash pada tahun 1929, muncul pertanyaan apakah akuntansi menyesatkan investor
untuk menanamkan modalnya pada investasi yang kurang baik. AICPA mengajukan solusi dual purpose
yaitu memberikan edukasi kepada para pengguna mengenai keterbatasan laporan dan mengadakan
perbaikan laporan agar lebih informative bagi pengguna. New York Stock Exchange (NYSE) bekerjasama
dengan American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) membuat draft yang berisi peraturan
bahwa perusahaan yang terdaftar di bursa saham bebas memilih dari beberapa alternative praktik
akutansi yang terbatas tetapi ia diminta untuk mengungkapkan kebijakan atau peraturan akuntansi yang
diadopsinya. Draft ini kemudian menjadi cikal bakal pengembangan GAAP. Pada tahun 1934, dibentuk
Securities and Exchange Commission (SEC) oleh kongres yang bertujuan untuk mengatur Securities Act
tahun 1993 tentang penerbitan sekuritas dan Securities Act tahun 1994 tentang perdagangan sekuritas.
SEC menentukan bentuk dan isi laporan keuangan yang harus dipenuhi seluruh perusahaan yang
terdaftar. Pada masa ini, komite khusus yang dibentuk oleh AICPA yaitu Commission on Accounting
Procedures (CAP), mendapat pengawasan ketat dari SEC dalam proses pembuatan prosedur akuntansi.
SEC mengancam akan mengambilalih wewenang pembuatan standar akuntansi bila CAP tidak
menunjukkan kemajuan dalam waktu dekat. Tekanan tersebut membuat CAP memilih untuk menangani
masalah akuntansi yang saat itu banyak dihadapi daripada melakukan penelitian deduktif yang akan
memakan waktu yang lama. CAP memiliki dua kontribusi penting antara lain penyeragaman laporan
keuangan dan sector privat digunakan sebagai sumber pembuatan kebijakan akuntansi. Pengembangan
pembuatan aturan akuntansi mulai tersendat dengan dimulainya Perang Dunia ke 2.
Akuntansi di AS diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan, atau
Financial Accounting Standards Boardi – FSAB), namun sebuah lembaga pemerintah (Komisi
Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission – SEC) juga memiliki kekuasaan
untuk menerapakan standarnya sendiri.
Hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik bersertifikat, badan sektor swasta
lainnya, menetapkan Standar Auditing. Pada tahun itu Badan Pengawas Akuntansi Perusahaan
Publik didirikan dengan kekuasaan yang luas untuk mengatur audit dan auditor perusahaan
publik. Di Amerika Serikat , dilakukan pengujian dan analisa pada prinsip dan teori akuntansi
yang berkembang melalui 4 fase yakni :
Penentuan biaya overhead dalam kos produk menjadi isu utama seiring dengan alokasi kos
produk yang realistis, meningkatnya investasi pada mesin-mesin dan kebutuhan modal untuk
jangka panjang. Pendapat The American Institute of Accountants (AIA) menentukan bahwa
tidak ada kos penjualan, beban bunga dan biaya administrasi yang dimasukkan dalam kos
overhead pabrik. Perselisihan tentang akuntansi kos bunga dipandang sebagai konflik antara teori
entitas (entity) dan kepemilikan (proprietary).
Peristiwa penting lain adalah pengaruh pajak penghasilan terhadap teori akuntansi yakni
diakuinya pendapatan bersih atas dasar periode akuntansi dan metode akuntansi yang digunakan
oleh pembukuan wajib pajak. Hal ini merupakan tahap awal harmonisasi antara akuntansi pajak
dengan akuntansi keuangan.
Fase ini ditandai dengan timbulnya badan/institusi dan peningkatan peranannya dalam
pengembangan prinsip akuntansi, sbb:
1. Tahun 1934 Kongres membentuk Securities and Exchange Commision (SEC) untuk
melaksanakan berbagai peraturan investasi federal. Komisi ini dapat merumuskan hal-hal,
informasi, metode-metode, yang harus ditunjukan dalam laporan keuangan.
2. Adanya usulan agar The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mulai
melakukan kerjasama dengan bursa saham sehingga standar yang ditetapkan dalam laporan
keuangan dapat sesuai dengan eksekutif perusahaan dan akuntan sesuai dengan praktek yang
ada.
Setelah berdirinya American Accounting Association (AAA) yang banyak mengkritik SEC maka
AICPA memutuskan untuk memberdayakan Committee Accounting Procedure (CAP)
menerbitkan Accounting Research Bulletins (ARBs). Adanya praktek-praktek akuntansi yang
banyak dikritik, isu-isu yang tidak populer, kegagalan untuk mengembangkan pernyataan
menyeluruh tentang prinsip akuntansi menyebabkan konflik antara SEC dengan CAP.
Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran CAP dan departemennya yang
diterima oleh AICPA kemudian didirikan Accounting Principle Board (APB) dan The
Accounting Research Division (ARD) untuk meneliti isu-isu yang merupakan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. APB kemudian menerbitkan berbagai pendapat untuk membahas
isu-isu kontroversial , namun upaya tersebut tidak berhasil sehingga APB diserang dan dikritik
karena opini yang bersifat kontroversial termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi pajak
penghasilan, kredit pajak investasi, akuntansi untuk penggabungan usaha dan goodwill.
Di Amerika Serikat, akuntan yang berpraktek disebut Certified Public Accountant (CPA),
Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan jenis
sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan
Dalam akuntansi terapan di Indonesia kita mengenal yang namanya SAK (Standar Akuntansi
Keuangan), di Amerika lebih dikenal dengan nama GAAP (General Accepted Accounting
Principal.
Standar Akuntansi secara historis telah ditetapkan oleh American Institute of Certified Akuntan
Publik (AICPA) tunduk pada Securities and Exchange Commission peraturan. The AICPA
pertama kali membuat Komite Prosedur Akuntansi pada tahun 1939, dan diganti bahwa dengan
Prinsip Akuntansi Dewan pada tahun 1951 . Pada tahun 1973, Dewan Prinsip Akuntansi
digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) di bawah pengawasan Yayasan
Akuntansi Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan Dewan Pertimbangan. Organisasi-
organisasi lain yang terlibat meliputi Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan (GaSb), terbentuk
tahun 1984, dan Perusahaan Publik Akuntansi Dewan Pengawas (PCAOB). Sebagai
internasional dan US GAAP standar telah berkumpul, maka Dewan Standar Akuntansi
Internasional yang memproduksi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) telah
menjadi penting. Sekitar tahun 2008, FASB mengeluarkan Standar Akuntansi FASB Kodifikasi,
yang menata ulang ribuan GAAP pernyataan AS ke sekitar 90 topik akuntansi.
Pada tahun 2008, Komisi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan “peta jalan” awal yang dapat
memimpin AS untuk meninggalkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di masa depan (akan
ditentukan pada tahun 2011), dan untuk bergabung lebih dari 100 negara di seluruh dunia bukan
dalam menggunakan yang berbasis di London Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Pada
2010, proyek konvergensi sedang berlangsung dengan pertemuan rutin FASB dengan IASB.
Untuk dan negara pemerintah daerah, GAAP ditentukan oleh Dewan Standar Akuntansi
Pemerintahan (GaSb), yang beroperasi di bawah seperangkat asumsi, prinsip, dan kendala,
berbeda dengan PSAK sektor swasta standar. Ketentuan GAAP AS agak berbeda dari Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), meskipun mantan Ketua SEC Chris Cox menetapkan
jadwal bagi semua perusahaan AS untuk menjatuhkan GAAP pada tahun 2016, dengan
perusahaan terbesar beralih ke IFRS pada awal 2009.
a. United States Securities and Exchange Commission ( SEC )/Amerika Serikat Komisi Sekuritas
dan Bursa.
SEC diciptakan sebagai akibat dari Depresi Besar Pada waktu itu tidak ada struktur menetapkan
standar akuntansi. SEC mendorong pembentukan badan standar pengaturan swasta melalui
AICPA dan kemudian FASB , percaya bahwa sektor swasta memiliki pengetahuan yang tepat,
sumber daya, dan bakat. SEC bekerja sama dengan berbagai organisasi swasta pengaturan
GAAP,tetapi tidak menetapkan GAAP sendiri.
c. Financial Accounting Standards Board (FASB), Tahun 1984 FASB menciptakan Emerging
Issues Task Force (EITF)
d. Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan (GaSb) dibuat tahun 1984, membahas masalah-
masalah pemerintah negara bagian dan lokal pelaporan.
e. Organisasi lain berpengaruh (misalnya Ikatan Akuntan Amerika, Ikatan Akuntan Manajemen,
Keuangan Lembaga Eksekutif).
Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis. Setiap negara
memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan
Indonesia yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan sebagai satu-satunya
standar yang diterima sebagai ‘bahasa bisnis’ perusahaan-perusahaan di Indonesia.
AS memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa memiliki International Accounting Standard
(IAS) dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Sejauh ini yang
leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS)
dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB).
Saat ini, lebih dari 100 negara telah mengharuskan atau membolehkan penerapan IFRS, dan
diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan, 10 negara yang
pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS yaitu Jepang, Inggris,
Prancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk negara adidaya
Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS.
Pengukuran akuntansi
Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat
bergantung pada konsep penandingan. Jika perubahan dalam praktik atau prosedur terjadi, maka
harus diungkapkan.
Publik Amerika Serikat dikejutkan oleh skandal keuangan yang terjadi di Enron, Worldcom dan
beberapa perusahaan lain yang bukan hanya melibatkan pucuk pimpinan perusahan-perusahaan
ternama di Amerika Serikat tetapi juga melibatkan Arthur Andersen, salah satu dari lima akuntan
publik terbesar di dunia. Maka kongres Amerika Serikat segera mengambil langkah
komprehensif dengan menetapkan undang-undang keuangan yang kemudian dikenal dengan
Sarbanes Oxley Act 2002. Dengan ditetapkan peraturan tersebut diharapkan kepercayaan publik
bisa pulih lagi sehingga resesi keuangan yang terjadi di tahun 1929 tidak terjadi lagi.
PCAOB
Pembentukan PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) adalah amanat dari
Sarbox. PCAOB dibentuk untuk mengawasi proses penyusunan, pemeriksaan dan pelaporan
laporan keuangan perusahaan publik di Amerika Serikat.
GAAP VS IFRS:
1. Penyajian wajar dan kepatuhan pada SAK, Manajemen membuat pernyataan secara
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan
keuangan.
2. Kelangsungan usaha.
3. Dasar akrual.
4.Materialitas dan agregasi, Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan adalah material jika
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.Materialitas tergantung
pada ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan.
5. Saling hapus , Tidak diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan / diijinkan oleh PSAK.
7. Informasi komparatif, Untuk kuantitatif maupun naratif. Jika terdapat penerapan retrospektif
atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan periode komparasi terawal harus
disajikan.
8. Konsistensi penyajian
• Lap Posisi Keuangan, Lap L/R Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas,Catatan Atas Laporan Keuangan, Laporan Posisi Keuangan awal (dalam hal penyajian
kembali atau reklasifikasi)
Jika dibandingkan PSAK 1 yang lama (1998), komponennya adalah sebagai berikut:
• Neraca, Laporan L/R, Lap. Perubahan Ekuitas, Lap. Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan
Setelah diamati ada perubahan dalam istilah yaitu Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Laba Rugi menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan tambahan Laporan Posisi
Keuangan awal (dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi).
Aset tetap telah diatur pada PSAK 16 atau IAS 16, terkait perbedaan dan persamaan secara
ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
c. Investasi Jangka Panjang pada Instrument Utang dan Ekuitas
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihatpada
perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah methode
equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih dari 20%
kepemilikan.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk “available
for sale debt and equity securities”.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yang sama untuk “available for sale equity ”, namun mengizinkan
reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held-tomaturity securities”.
Dibuat pada tahun 1984, GaSb membahas masalah-masalah pemerintah negara bagian dan lokal
pelaporan. Strukturnya mirip dengan yang ada pada FASB’s.
e. Organisasi lain berpengaruh (misalnya Ikatan Akuntan Amerika, Ikatan Akuntan Manajemen,
Keuangan Lembaga Eksekutif)
f. Organisasi berpengaruh lainnya Keuangan Pemerintah Officer’s Association (GFOA)
Juga mempengaruhi kebijakan keuangan bagi pemerintah. Perbedaan pendapat antara GFOA dan
GaSb adalah jarang, tetapi dapat berlanjut selama bertahun-tahun.
IFRS vs IASB
Amerika Serikat (AS) tetap ogah menerapkan IFRS, tetapi pihak IASB belum mau
menyerah. Meskipun tidak mau menunggu lagi, IASB tetap mengharapkan AS adopsi
IFRS di masa yang akan datang. Begitulah kira-kira perkembangan terakhir mengenai
konvergensi IFRS di negeri Paman Sam.
Sampai di penghujung 2012, konvergensi IFRS di Amerika Serikat (AS) bukannya makin
mantap, malah makin tak jelas. Bahkan hampir bisa dipastikan pihak Security Exchange
Commission (SEC), di AS sana, tidak akan pernah menerapkan IFRS sepenuhnya. Dengan kata
lain, SEC tidak akan pernah mengharuskan perusahaan publik di sana untuk menerapkan IFRS,
meskipun bersedia menerima laporan keuangan yang menggunakan basis standar IFRS, jika ada.
Sementara itu IASB sudah tidak mau menunggu lagi. Batas waktu untuk merampungkan
implementasi IFRS sudah akan segera berakhir. Pun demikian, IASB belum mau menyerah;
masih tetap mengharapkan AS agar menjalankan rencananya semula untuk konvergen, atau
minimal mengadopsi IFRS, meskipun mungkin dengan batas waktu yang relatif lama.
Lembaga pengatur standar akuntansi di Inggris dan Wales, Institute of Chartered Accountants in
England and Wales (ICAEW), hari Rabu, merilis laporan yang menyatakan bahwa, sudah
waktunya bagi IASB untuk berhenti menunggu komitmen konvergensi dari AS—baik secara
setengah-setengah maupun sepenuhnya.
Dalam sebuah wawancara, salah seorang wali yayasan IFRS, James Quigley, mengiyakan bahwa
proyek konvergensi IFRS di Inggris, secara nasional, memang harus dituntaskan secepatnya.
Namun demikian, bukan berarti akan mengorbankan usaha IASB selama ini untuk tetap
mengajak AS dalam implementasi IFRS. IASB akan terus berusaha mengajak AS turut serta
dalam implementasi standar akuntansi global.
Menurut James Quigley, seperti dilansir oleh Journal of Accountancy (JofA), perkembangan
konvergensi (atau adopsi) IFRS di AS saat ini, sudah lebih maju dibandingkan dengan beberapa
tahun yang lalu, sejumlah perbedaan sudah bisa ditiadakan, sehingga makin dekat. Dirinya yakin
bahwa perkembangan di masa yang akan datang akan lebih maju lagi dibandingkan saat ini.
Akan terus demikian hingga AS konvergen IFRS sepenuhnya.
Sorotan publik terhadap perkembangan rencana implementasi IFRS di AS memang kian tajam
dua minggu terakhir. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan:
Pertama, publik tidak melihat adanya sinyalemen yang jelas mengenai posisi AS dalam hal
implementasi IFRS. Hal itu tercermin dalam rilis stafnya SEC, di bulan Juli 2012, yang
samasekali tidak menyertakan rekomendasi apapun mengenai rencana implementasi IFRS.
Di konferensi yang sama, Hans Hoogervorst (Chairman IASB) juga mengekspresikan rasa
frustrasinya mengenai kegagalan FASB dan IASB untuk menemukan solusi bersama dalam
proyek konvergensi IFRS, dimana dua lembaga pengatur standar akuntansi terbesar tersebut
mengalami silang-pendapat khususnya mengenai standar untuk instrument keuangan. Hans
Hoogervorst meminta agar para petinggi AS menggunakan visi dan keberanian (“vision and
mettle“) untuk mengadopsi IFRS.
Lembaga pengatur standar akuntansi di Inggris dan Wales (ICAEW), hari Rabu, diharapkan akan
menerbitkan duapuluh tiga halaman laporan berjudul “The Future of IFRS”. Dalam laporan
tersebut, ICAEW mendesak IASB agar fokus pada kepentingan lebih dari 100 yurisdiksi (di luar
AS) yang telah mengadopsi IFRS, sekaligus menghimbau agar negara-negara yang mulai
mengadopsi IFRS bisa konvergen sepenuhnya.
Juga disebutkan bahwa, kemungkinan adanya ketidakkonsistenan implementasi jelas ada. Akan
tetapi, penggunaan “dialek lokal” dalam IFRS mestinya bukan masalah sepanjang masih
mendekati “bahasa ibu” yang bisa dipamahami dengan mudah.
James Quigley, di sisi lain, menyatakan keyakinannya bahwa SEC sepertinya akan mengadopsi
IFRS untuk digunakan di AS, dan partisipasi AS dalam yayasan IFRS seharusnya tidak surut di
masa-masa yang akan datan