You are on page 1of 3

PENGERTIAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

Dari beberapa sumber dapat dikutip bahwa :

Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir
dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan
pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas
setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya
transformasi.

(Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture)

Sebagai produk budaya, arsitektur dipengaruhi oleh faktor lingkungan : geografis, geologis, iklim, suhu;
faktor teknologi : pengelolaan sumber daya, ketrampilan teknis bangunan; faktor budaya : falsafah,
persepsi, religi, struktur social dan keluarga, dan ekonomi.

(menurut Altman dalam buku Environtment and culture)

Berdasar tradisi cara membangunnya, vernacular dibagi menjadi bangunan menjadi grand-tradition dan
folk-tradition. Pada klasifikasi folk-tradition ia menempatkan dua kelompok: kelompok arsitektur primitif
dan arsitektur vernakular. Rapoport kemudian mengidentifikasi lanjut bahwa jenis arsitektur vernakular
yang ada dapat dipisahkan sebagai vernakular-tradisional dan vernakular-modern. Terjadinya bentuk-
bentuk atau model vernakular disebabkan oleh enam faktor yang dikenal sebagai modifying factor
diantaranya adalah

Faktor Bahan

Metode Konstruksi

Faktor Teknologi

Faktor Iklim.

Pemilihan Lahan

Faktor sosial-budaya

(menurut Amos Rapoport dalam buku House Form and Culture)


Arsitektur vernakular adalah suatu karya arsitektur yang tumbuh dari arsitektur rakyat dengan segala
macam tradisi dan mengoptimalkan atau memanfaatkan potensi-potensi lokal. Misalnya
material,teknologi, pengetahuan, dsb. Dikarenakan arsitektur vernakular sangat mengoptimalkan potensi
atau budaya lokal, maka suatu bangunan yang berkonsep vernakular sangat mempertimbangkan
kelestarian lingkungan sehingga juga bersifat sustainable architecture. Arsitektur vernakular ditemukan
secara trial and error oleh rakyat itu sendiri.

Arsitektur vernakular selalu berkaitan atau bahkan diidentikkan dengan arsitektur tradisional. Walaupun
sering dikait-kaitkan tetap ada perbedaan antara kedua gaya tersebut.

Perbedaan antar arsitektur vernakular dengan arsitektur tradisional yaitu :

Arsitektur vernakular pada cara –cara mendesain dan mendirikan bangunan dilakukan dengan efektif
dan efisien ditemukan melalui sistem trial and error.

Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun dengan
sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan pada bangunan tersebut.

Contoh

Machiya di Kyoto, Jepang.

Machiya adalah townhouse, rumah rakyat di tengah kota, memiliki konsep asli sebagai tempat tinggal
dan tempat usaha. Fisik bangunan mewadahi aktivitas usaha sekaligus aktivitas hidup sehari-hari
(domestic activity). Machiya (townhouse) dan noka (rumah pertanian) merupakan dua kategori
arsitektur vernakular Jepang dikenal sebagai minka (rumah rakyat). Machiya di Kyoto, kadang-kadang
disebut kyomachiya yang mendefinisikan suasanan pusat kota Kyoto selama berabad abad dan
merupakan bentuk yang menentukan standar Machiya di seluruh negeri
Machiya memiliki bentuk denah yang memanjang ke belakang. Dinding dan atap tersusun menjadi satu
kesatuan. Bagian depan bangunan digunakan sebagai toko kemudian bagian belakang terdapat kamar
berlantai kayu dan bertikar tatami kemudian juga terdapat dapur dan gudang. Desain dari Machiya ini
memperhatikan iklim di lingkungan Kyoto yang bisa sangat dingin di musim dingin, dan sangat panas dan
lembab di musim panas. Beberapa lapisan pintu geser (fusuma dan Shoji) digunakan untuk mengatur
suhu; menutup semua layar di musim dingin sehingga mampu digunakan sebagai perlindungan dari
dingin, ketika membuka mereka semua di musim panas mampu menahan panas dan kelembaban.

gambar denah dan fasad salah satu contoh Machiya

gambar aksonometri dan fasad Machiya

gambar kompleks Machiya

You might also like