You are on page 1of 47

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

PRODI DIII KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA

YOGYAKARTA

A. Gambaran Umum Pasien Dengan Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik

1. Pengertian
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 ( 3 gejala utama
depresi harus ada ).
Disertai dengan waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham biasanya
melibatkan nilai tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan
klien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran, atau daging
membusuk. Retradasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Jika diperlukan, waham atau hallusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood congruent).( PPDGJ III, 2002 )
2. Etiologi
a. Faktor Kepribadian
individu yang tergantung hidupnya, tertutup (introvert), pasif, rendah harga
dirinya, kritik berlebihan pada dirinya dan punya pola pikir cenderung negatif.
b. Pengaruh lingkungan
rendahnya dukungan dari keluarga, sekolah dan lingkungan sosial, pekerjaan
yang tidak kondusif, konflik, kehilangan orang yang dicintai dan peristiwa
kehidupan menekan (trauma).

c. Faktor Genetik
depresi tak bersifat bawaan tetapi ada kecenderungan pada beberapa penderita,
tipe depresi berkaitan dengan faktor biokimia yang bersifat bawaan.

d. Fungsi Kimia Tubuh


gangguan suasana hati dipengaruhi oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak.
3. Gejala-gejala Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik
a. Mood depresi hampir sepanjang hari
b. Hilang minat dan rasa senang secara nyata dalam aktivitas normal
c. Berat badan menurun atau bertambah
d. Insomnia atau hipersomnia
e. Agitasi atau retardasi psikomotor
f. Kelelahan atau tidak punya tenaga
g. Terasa tidak berharga atau perasaan bersalah berlebihan
h. Sulit berkonsentrasi
i. Pikiran berulang tentang kematian, percobaan/ide bunuh diri.

4. Penatalaksanaan
a. Amitripilin:

Sebagai antidepresi, enurisis nokturnal pada anak yang tidak mengalami


kelainan organik, gangguan kecemasan (ansietas), bulimia nervosa.Dosis dan cara
pemberian : Remaja, gangguan depresi : Oral : awal : 25-50 mg/hari, dapat dibagi
dalam 2 dosis, tingkatkan bertahap sampai 100 mg/hari. Dewasa depresi :Oral : 50-
150 mg dosis tunggal pada waktu tidur, atau dibagi dalam dua dosis, dosis dapat
ditingkatkan bertahap sampai 300 mg/hari, i.m.: 20-30 mg sehari 4 kali. Fungsi
Menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin di presinaps membran sel
sehingga terjadi peningkatan konsentrasi serotonin dan atau norepinefrin di susunan
saraf pusat. Kontraindikasi hipersensitif terhadap amitriptilin atau komponen sediaan
lainnya, sensitifitas silang mungkin terjadi dengan trisiklik lainnya; penggunaan
inhibitor MAO selama 14 hari; Fase pemulihan infark miokard, pemberian bersama
cisaprid.Efek samping lain (1-10% pasien) : bengkak, CHF, hipertensi, takikardi,
aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan,
asma, sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.
berpengaru terhadap Kehamilan : Faktor risiko : C. Menimbulkan efek teratogenik
pada hewan. Menembus plasenta; efek SSP, deformitas kaki, hambatan
perkembangan.Terhadap Ibu Menyusui : Masuk ke ASI, tidak direkomendasikan.
Tablet Sebagai HCl 10 mg, 25 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg, 150 mg
b. Clorpromazine (CPZ, Largactile)

Indikasi untuk mensupresi gejala-gejala psikosa : agitasi, ansietas, ketegangan,


kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejala-gejala lain yang bisanya
terdapat pda penderita skizofrenia, manik depresif, gangguan personalitas, psikosa
involution, psikosa masa kecil. Cara pemberian untuk kasus psikosa dapat diberikan
per oral atau suntikan intramuskuler. Dosis permulaan adalah 25 – 100 mg dan
diikuti peningkatan dosis hingga mencapai 300 mg perhari. Dosis ini dipertahankan
selama satu minggu. Pemberian dapat dilakukan satu kali pada malam hari atau
dapat diberikan tiga kali sehari. Bila gejala psikosa belum hilang, dosis dapat
dinaikkan secara perlahan-lahan sampai 600 – 900 mg perhari. Kontra indikasi
sebaiknya tidak diberikan kepada klien dengan keadaan koma, keracunan alkohol,
barbiturat, atau narkotika dan penderita yang hipersensitif terhadap derifat
fenothiazine. Efek samping yang sering terjadi misalnya lesu dan mengantuk,
hipotensi orthostatik, mulut kering, hidung tersumbat, konstipasi, amenorrhae pada
wanita, hiperpireksia atau hipopireksia, gejala ekstrapiramida. Intoksikasinya untuk
penderita non psikosa dengan dosis yang tinggi menyebabkan gejala penurunan
kesadaran karena depresi susunan saraf pusat, hipotensi, ekstrapiramidal, agitasi,
konvulsi, dan perubahan gambaran irama EKG. Pada penderita psikosa jarang sekali
menimbulkan intoksikasi.

c. Haloperidol (Haldol, Serenace)


Indikasinya yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilles de la
Tourette pada anak-anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat
pada anak-anak. Dosis oral untuk dewasa 1 – 6 mg sehari yang terbagi menjadi 6 –
15 mg untuk keadaan berat. Dosis parenteral untuk dewasa 2 – 5 mg intramuskuler
setiap 1 – 8 jam, tergantung kebutuhan. Kontra indikasinya depresi sistem saraf
pusat atau keadaan koma, penyakit parkinson, hipersensitif terhadap haloperidol.
Efek samping yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih, gelisah,
gejala ekstrapiramidal atau pseudo parkinson. Efek samping yang jarang adalah
nausea diare, konstipasi, hipersalivasi, hipotensi, gejala gangguan otonomik. Efek
samping yang sangat jarang yaitu alergi, reaksi hematologis. Intoksikasinya adalah
bila klien memakai dalam dosis melebihi dosis terapeutik dapat timbul kelemasan
otot atau kekakuan, tremor, hipotensi, sedasi, koma, depresi pernafasan.

d. Trihexiphenidyl (THP, Artane, Tremin)


Indikasinya untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya gejala
waham dan hallusinasi. Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya
rendah (12,5 mg) diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping ringan, dosis
ditingkatkan 25 mg dan interval pemberian diperpanjang 3 – 6 mg setiap kali
suntikan, tergantung dari respon klien. Bila pemberian melebihi 50 mg sekali
suntikan sebaiknya peningkatan perlahan-lahan. Kontra indikasinya pada depresi
susunan saraf pusat yang hebat, hipersensitif terhadap fluphenazine atau ada riwayat
sensitif terhadap phenotiazine. Intoksikasi biasanya terjadi gejala-gejala sesuai
dengan efek samping yang hebat. Pengobatan over dosis; hentikan obat berikan
terapi simptomatis dan suportif, atasi hipotensi dengan levarterenol hindari
menggunakan ephineprine.
B. Gambaran Umum Pasien Dengan Isolasi Sosial

a) PENGERTIAN ISOLASI SOSIAL


Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain.
Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Ia mempunyai
kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan
dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi
pengmatan dengan orang lain. (Balitbang, 2007)
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal
yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
(Depkes RI, 2000).
Merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain
karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan
secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri,
tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman. (Balibang, 2007).
Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel, tingkah maladaptif, dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan
sosialnya. (Stuart dan Sundeen, 1998).

b) PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
 Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembag individu ada tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan
menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat
menimbulkan masalah.

Tugas perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan interpersonal :


Tahap Perkembangan Tugas
Masa Bayi Menetapkan Rasa percaya
Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku
mandiri
Masa Prasekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab, dan hati urani
Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan
berkompromi
Masa Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama
jenis kelamin.
Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung pada orang tua
Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orang tua dan
teman, mencari pasangan, menikah, dan
mempunyai anak.
Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah
dilalui.
Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan mengembangkan
perasaan keterikatan dengan budaya.

Sumber : Stuart dan Sundeen (1995), hal. 346

 Faktor Komunikasi Dalam Keluarga


Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang
termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan
ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota
keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.

 Faktor Sosial Budaya


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan
suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal
ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana
setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut,
berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan
sosialnya.

 Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki
struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan
ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.

2. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor
internal dan eksternal seseorang. Faktor stresorpresipitasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
 Faktor Eksternal
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya seperti keluarga.

 Faktor Internal
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat ansietas
yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat
tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya
kebutuhan individu.

c) RENTANG RESPON

1. Rentang Respon Sosial


Menurut Stuart dan Sundeen (1995) respo sosial individu berada dalam rentang
adaptif sampai dengan maladaptif

SHAPE \* MERGEFORMAT SHAPE \* MERGEFORMAT

Respon

Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Manipulasi Kesepian


Otonomi Menarik Diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan

Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku, dengan
kata lain individu tersebut masih dalam batas-batas normal dalam
menyelesaikan masalahnya, respon ini meliputi : menyendiri, otonomi,
kebersamaan, saling ketergantungan, menarik diri, ketergantungan.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial dan budaya lingkungannya. Respon
maladaptif yang paling sering ditemukan adalah manipulasi, impulsif dan
narkisisme.

2. Rentang Respon Emosional


SHAPE \* MERGEFORMAT SHAPE \* MERGEFORMAT

Adaftif ------------------------ Maladaptif


S
H
A
P
E

\
*

M
E
R
G
E
F
O
R
M
A
T

S
H
A
P
E

\
*

M
E
R
G
E
F
O
R
M
A
T

SHAPE \* MERGEFORMAT SHAPE \* MERGEFORMAT


SHAPE \* MERGEFORMAT SHAPE \* MERGEFORMAT Kepekaan Reaksi berduka
Supresi Penundaan Depresi
Emosional Tak terkomplikasi Emosional Reaksi berduka Mania

§ Kepekaan emosional, dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal
dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan
perasaannya sendiri.
§ Reaksi berduka tak terkomplikasi, terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan
tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi sesuatu kehilangan yang nyata
serta terbenam dalam peroses berdukanya.
§ Supresi emosi, mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial terhadap perasaan
sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi atau penalaran terhadap
semua aspek dari dunia afektif seeorang.
§ Penundaan reaksi berkabung, adalah ketidakadaan yang persisten respon
emosional terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung,
dan menjadi nyata pada pengunduran proses mulai terjadi atau keduanya.
Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.
§ Depresi, suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat
digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala sindrom,
keadaan emosional, reaksi penyakit atau klinik.
§ Mania, ditandai dengan elepati alam perasaan berkepanjangan atau mudah di
singgung. Hipomania digunakan untuk menggambarkan sindrom klinik serupa
tetapi tidak separah mania atau episode manik.

d) MANIFESTASI KLINIS
Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial :
 Kurang Spontan.
 Apatis (acuh terhadap lingkungan).
 Ekspresi wajah kurang berseri.
 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
 Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.
 Mengisolasi diri.
 Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
 Asupan makanan dan minuman terganggu.
 Retensi urine dan fases.
 Aktivitas menurun.
 Kurang energi (tenaga)
 Rendah diri.
NURSING CARE PLAN

No Hari/tgl Diagnose Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Keperawatan

Isolasi sosial TUM: Setelah 3x interaksi , 1. 1 Bina hubungan


klien percaya kepada saling percaya
Klien dapat perawat. a) Beri salam setiap
berinteraksi dengan berinteraksi.
orang lain. a) Wajah cerah, b) Perkenalkan nama,
tersenyum. nama panggilan
TUK: 1 b) Mau berkenalan perawat dan tujuan
c) Ada kontak mata. perawat berinteraksi.
Klien dapat d) Bersedia c) Tunjukan sikap
membina hubungan menceritakan empati, jujur dan
saling percaya menepati janji.
perasaan
d) Tanyakan perasaan
e) bersedia klien dan masalah
yang dihadapi klien
menceritakan
e) Buat kontrak
masalah interaksi yang jelas.
f) Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien.

TUK: 2 Setelah 1 x interaksi 2.1 tanyakan tentang


klien dapat klien tentang :
Klien mampu menyebutkan a. Orang yang
menyebutkan paling deket
minimal satu
penyebab menarik dengan klien
penyebab menarik b. Orang yang
diri. diri : tidak deket
dengan klien
a) diri sendiri c. Apa
b) orang lain menyebabkan
c) lingkungan klien tidak
deket

2.2 diskusikan
penyebab menarik diri
dan tidak mau bergaul
dengan orang lain

2.3 beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3: 3. Setelah 1 x 3.1 tanyakan pada klien
interaksi klien dapat tentang manfaat
Klien mampu menyebutkan hubungan sosial dan
menyebutkan keuntungan kerugian menarik diri
keuntungan berbungan sosial
berhubungan sosial misalnya : 3.2 diskusikan dengan
dan kerugian klien manfaat
menarik diri. a. banyak teman berhubungan sosial
b. tidak
kesepian 3.3 beri pujian terhadap
c. saling kemampuan klien
menolong mengungkapkan
kerugian menarik diri perasaannya.
misalnya :
a. sendiri
b. kesepian
c. tidak bisa
diskusi

TUK 4: 4. Setalah 1 x 4.1 observasi prilaku


interaksi dengan klien pasien saat saat
Klien dapat dapat melaksanakan berhubungan sosial
melaksanakan hubungam sosial
hubungan sosial 4.2 beri motivasi dan
secara bertahap bantu klien untuk
secara bertahap dengan : berkenalan
a. perawat lain
a. perawat b. klien lain
b. perawat lain
4.3 libatkan klien
c. klien lain dalam TAK

d. kelompok 4.4 diskusikan untuk


membuat jadwal harian

4.5 beri pujian kepada


klien atas
kemampuannya

TUK 5: 5. Setelah 1x 5.1 diskusikan dengan


interaksi dengan klien klien tentang
Klien mampu dapat menjelaskan perasaannya setelah
menjelaskan berhubungan sosial
perasaannya setelah
perasaannya setelah dengan orang lain :
berhubungan social a. orang lain
berhubungan sosial. secara bertahap b. kelompok
dengan :
5.2 beri pujian terhadap
kemampuan klien
a. orang lain mengungkapkan
perasaaanya.
b. kelompok

TUK 6 : 6.1 Setelah 1 x 6.1 diskusikan


interaksi keluarga pentingnya peran serta
Klien mendapatkan dapat menjelaskan keluarga sebagai
dukungan keluarga pendukung untuk
tentang :
dalam memperluas mengatasi prilaku
hubungan sosial a. pengertian menarik diri.
menarik diri
6.2 diskusikan dan
b. tanda dan jelaskan pada keluarga
tentang :
gejala
a. pengertian
c. penyebab menarik diri
b. tanda dam
menarik diri
gejala menarik
d. cara merawat diri
c. penyebab dan
klien menarik
akibat menarik
diri diri
d. cara merawat
6.2 setelah dilakuka
klien menarik
1x interaksi keluarga diri
dapat mempraktekan
cara merawat klien 6.3 beri motivasi
menarik diri. keluarga agar
membantu klien untuk
bersosialisasi.

6.4 Beri pujian kepada


keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di rs

TUK 7: 7.1 Setelah dilakukan 7.1 diskusikan dengan


tindakan selama1 x klien manfaat minum
Kliendapat interaksi klien obat dan kerugian
memanfaatkan obat menyebutkan : tidak minum obat.
dengan baik.
a. manfaat 7.2 beri pujian kepada
minum obat klien menggunakan
obat dengan benar
b. kerugian tidak
minum obat 7.3 anjurkan klien
untuk konsultasi
c. nama, warna, kepada perawat atau
dosis doktert jika terjadi hal-
7.2 setelah dilakukan hal yg tidak di
1x interaksi klien inginkan.
mendemostrasikan
penggunaan obat
dengan benar

7.3 setelah dilakukan


1x interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
dengan dokter

DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gontoutomo.

Balitbang.2007.Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa.Bogor.

Budi Anna Keliat. 1999. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial Menarik Diri. Jakarta :
FIK UI

Depkes RI.2000.Keperawatan Jiwa:Teori dan Tindakan KeperawatanJiw.Jakarta:Depkes


RI.

Keliat B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi I. Jakarta : EGC

Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : SRIKANDI RSJ Grhasia TGL DI RAWAT : 1 Nopember 2012

II. IDENTITAS KLIEN


a. Inisial : M (P) Tanggal Pengkajian : 3 NOV 2012

b. Umur : 22 tahun RM No. : 02 10 01

c. Informan : Psien dan Buku Status

III. ALASAN MASUK:

Klien sebelum masuk RSG klien dirumah mendadak membenturkan kepalanya ditembok
Klien sering menyendiri.

FAKTOR PREDISPOSISI

1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa,

2. Pasien ingin ikut kakaknya kejakarta

III. FISIK

1. TD : 90/70 mmHg. Suhu : a febris ,Nadi: 96x/mnt, RR: 20x/mnt, BB: kg, TB: cm
2. Keluhan fisik : Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik
IV. PSIKOSOSIAL :

1.Genogram

Penjelasan : klien tinggal dengan orang tuanya, kakek klien mengalami gangguan jiwa
juga.

Keterangan :
: Klien Meninggal : laki-laki

: Perempuan : tinggal bersama 1

2. Konsep diri :

a. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.


b. Identitas : klien mengatakan klien seorang wanita eberusia 22 tahun dan
berpenampilan layaknya seorang wanita.
c. Peran : klien berperan sebagai anak perempuhan yang tidak dimanja
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin ikut kakaknya ke jakarta.
e. Harga diri : klien mengatakan tidak pernah merasa minder, tapi klien mengatakan
biasa tidak menghiraukan lingkungan sekitar.

3. Hubungan social :

a. Orang yang berarti : semua anggota keluarga.


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien mengatakan tidak pernah
ikut kegiatan di masyarakat.
c. Pasien mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan ibadah,hanya berdoa saja.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : merasa orang lain iri dengan
dirinya, merasa dirinya hebat jadi orang lain iri dengan dirinya.
4. Spiritual :

a. Nilai dan Keyakinan : Islam.


b. Kegiatan Ibadah : Ps tidak pernah sholat dirumah dan di RS.tetapi hanya berdoa
saja

V. STATUS MENTAL

a. Penampilan : cara berpakaian pasien rapi dan bersih tetapi rambut tidak di sisir.
b. Pembicaraan : pelan,koheren,apatis
Penjelasan : Klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat tetapi jawabanya
agak ketus dan hanya per kata saja tetapi perlu motivasi dari perawat.
c. Aktivitas motorik : pasien bisamerapikan tempat tidur.kegiatan klien saat dirumah
sakit mengikuti rehab.tetapi saat rehap hanya melamun saja.
d. Alam perasaan : senang
Penjelasan : Klien mengatakan perasaan saat ini senang karena ada teman.
e. Afek : Datar
Penjelasan :Saat komunikasi dengan perawat tidak ada kontak mata,pasien
pandanganya kterkadang kosong.pasien cenderung diam setelah menjawab
pertanyaan dari perawat.
f. Interaksi selama wawancara : Kurang kooperatif.
Penjelasan : Klien mau menjawab apa yang ditanyakan perawat, kontak mata tidak
ada.
g. Persepsi : Klien tidak ada masalah dengan penglihatan, pengecapan, pengliahatan,
penciuman dan perabaan.
h. Proses pikir : Blocking : pasien cenderung diam dan melamun.
i. Isi Pikir : Depresenslisasi : pasien cenderung diam dan melamun.
j. Tingkat kesadaran : Pasien binggung
k. Disorientasi: Pasien tidak bisa mengingat peristiwa masa lalu.
l. Memori : Klien mampu mengingat bahwa saat di malaysia dia pernah mengalami
kejadian tidak menyenangkan.tetapi jika ditanya riwayat keluarganya pasien tidak
bisa menjawab.
m. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : Pasien mengatakan tidak bisa berhitung.
n. Kemampuan Penilaian : Gangguan ringan.
Penjelasan : Klien belum mampu mengambil keputusan. Klien tampak binggung
saaat ditanyakanmau milih tempat di ruan makan apa di depan?.
o. Daya tilik diri : Klien tidak mengatakan dirinya depresi.tetapi dilihat dari tingkah
laku sehari hari pasien tmpak menunjukan tanda tanda depresi.
VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan : Bantuan minimal.perlu motivasi extra.

2. BAB/BAK : Mandiri.

3. Mandi : Mandiri.

4. Berpakaian/berhias : Mandiri.

5. Istirahat dan Tidur :

- Tidur Siang : 13.00-16.00 WIB.


- Tidur Malam : 21.00-06.00 WIB

6. Pengguanaan obat : Klien minum obat yang diresepkan dokter dengan pemantauan
perawat.

7. Pemeliharaan Kesehatan : Klien ingin control masalah kesehatannya mau di rumah


sakit.

Parawatan Lanjut : Ya
Perawatan pendukung : Ya.

8. Kegiatan dalam rumah.

Mempersiapakan makanan : Tidak


Menjaga kerapihan rumah : Ya
Mencuci pakaian : Ya
Pengaturan keuangan : Tidak.

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya
Transportasi : Tidak

VII. MEKANISME KOPING

Klien orangya sangat tertutup, klien hanya mau ngomong sama orang yang sudah dia
kenal.
VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik Klien mengatakan jarang


bersosialisasi
Masalah dengan pekerjaan,spesifik pasien mengatakan pernah diperlakukan kasar dan
sering tidakdi kasih makan.

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien mengatakan mengetahui apa itu penyakit jiwa.


Klien mengatakan tidak bisa berhitung.

Aspek Medis dan Therapi


Haloperidol 1-0–1
Amitripilin 0-0-1
Triheksipenidil 1 – 0 – 1

Axiz 1: F 32. 3 ( episode depresi berat) : depresi berat dengan gejala psikotik
Axis 2: intovet
Axis 3: tdk ada diagnosa
Axis 4: ingin ikut kakanya ke jakarta
Axis 5: ...............
ANALISA DATA

DATA MASALAH

DS: Isolasi sosial

Klien mengatakan tidak mau berinteraksi


dengan lingkungan sekitar,.

DO:

Klien tampak bibgung

Klien menyendiri

Klien kurang kooperatif

Klien koheren

Kontak mata sangat kurang

Tatapan klien tajam

Suara klien lemah

Klien tidak mau bersosialisasi dengan


lingkungan

Klien acuh dengan lingkungan sekitar


RENCANA KEPERAWATAN

No Hari/tgl Diagnose Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Keperawatan

Isolasi sosial TUM: Setelah 3x interaksi , 1. 1 Bina hubungan saling


klien percaya kepada percaya
Klien dapat perawat. a) Beri salam setiap
berinteraksi dengan berinteraksi.
orang lain. a) Wajah cerah, b) Perkenalkan nama,
tersenyum. nama panggilan
TUK: 1 b) Mau berkenalan perawat dan tujuan
c) Ada kontak mata. perawat berinteraksi.
Klien dapat membina d) Bersedia c) Tunjukan sikap empati,
hubungan saling menceritakan jujur dan menepati
percaya janji.
perasaan
d) Tanyakan perasaan
klien dan masalah
e) bersedia
yang dihadapi klien
menceritakan e) Buat kontrak interaksi
masalah yang jelas.
f) Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien.

TUK: 2 Setelah 1 x interaksi 2.1 tanyakan tentang


klien dapat klien tentang :
Klien mampu menyebutkan minimal d. Orang yang
menyebutkan paling deket
satu penyebab menarik
penyebab menarik dengan klien
diri : e. Orang yang tidak
diri.
deket dengan
a) diri sendiri
klien
b) orang lain
f. Apa
c) lingkungan
menyebabkan
klien tidak deket

2.2 diskusikan penyebab


menarik diri dan tidak
mau bergaul dengan
orang lain

2.3 beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3: 3. Setelah 1 x interaksi 3.1 tanyakan pada klien
klien dapat tentang manfaat
Klien mampu menyebutkan hubungan sosial dan
menyebutkan keuntungan berbungan kerugian menarik diri
keuntungan sosial misalnya :
berhubungan sosial 3.2 diskusikan dengan
dan kerugian menarik d. banyak teman klien manfaat
diri. e. tidak kesepian berhubungan sosial
f. saling
menolong 3.3 beri pujian terhadap
kerugian menarik diri kemampuan klien
misalnya : mengungkapkan
d. sendiri
perasaannya.
e. kesepian
f. tidak bisa
diskusi

TUK 4: 4. Setalah 1 x interaksi 4.1 observasi prilaku


dengan klien dapat pasien saat saat
Klien dapat melaksanakan berhubungan sosial
melaksanakan hubungam sosial secara
hubungan sosial secara 4.2 beri motivasi dan
bertahap dengan : bantu klien untuk
bertahap.
berkenalan
e. perawat
c. perawat lain
d. klien lain
f. perawat lain

g. klien lain 4.3 libatkan klien dalam


TAK
h. kelompok
4.4 diskusikan untuk
membuat jadwal harian

4.5 beri pujian kepada


klien atas kemampuannya

TUK 5: 5. Setelah 1x interaksi 5.1 diskusikan dengan


dengan klien dapat klien tentang perasaannya
Klien mampu menjelaskan setelah berhubungan
menjelaskan sosial dengan orang lain :
perasaannya setelah
perasaannya setelah c. orang lain
berhubungan social d. kelompok
berhubungan sosial. secara bertahap
dengan : 5.2 beri pujian terhadap
kemampuan klien
c. orang lain mengungkapkan
perasaaanya.
d. kelompok

TUK 6 : 6.1 Setelah 1 x interaksi 6.1 diskusikan pentingnya


keluarga dapat peran serta keluarga
Klien mendapatkan menjelaskan tentang : sebagai pendukung untuk
dukungan keluarga mengatasi prilaku
dalam memperluas e. pengertian menarik diri.
hubungan sosial menarik diri
6.2 diskusikan dan
f. tanda dan jelaskan pada keluarga
tentang :
gejala
e. pengertian
g. penyebab menarik diri
menarik diri f. tanda dam gejala
menarik diri
h. cara merawat g. penyebab dan
klien menarik akibat menarik
diri diri
h. cara merawat
6.2 setelah dilakuka 1x klien menarik diri
interaksi keluarga dapat
6.3 beri motivasi keluarga
mempraktekan cara
agar membantu klien
merawat klien menarik untuk bersosialisasi.
diri.
6.4 Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di rs

TUK 7: 7.1 Setelah dilakukan 7.1 diskusikan dengan


tindakan selama1 x klien manfaat minum
Kliendapat interaksi klien obat dan kerugian tidak
memanfaatkan obat menyebutkan : minum obat.
dengan baik.
d. manfaat minum 7.2 beri pujian kepada
obat klien menggunakan obat
dengan benar
e. kerugian tidak
minum obat 7.3 anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
f. nama, warna, perawat atau doktert jika
dosis terjadi hal-hal yg tidak di
inginkan.
7.2 setelah dilakukan
1x interaksi klien
mendemostrasikan
penggunaan obat
dengan benar

7.3 setelah dilakukan


1x interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi dengan
dokter
CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan

1. Senin 3 Isolasi Sosial Pukul:11.00 Pukul: 11.30


November
2012 1.Membina hubungan S : klien mengatakan mau
saling percaya memperkenalkan diri dan
bersedia berbincang-bincang
2.Memperkenalkan diri dipertemuan berikutnya.
dengan sopan
O: kontak mata kurang,
3.Menanyakan nama pandangan tajam, Klien tidak
lengkap klien dan nama kooperatif
panggilan kesukaan klien
A: BHSP belum
4.Menciptakan Iklim yang terjalin,Masalah Isolasi
hangat tepat Sosial kekerasan belum
teratasi
5.Membuat kontrak
pertemuan berikutnya P: Lanjutan intervensi

1. BHSP.
2. Menciptakan iklim yg
hangat.
3. Buat kontrak.
4. Menanyakan nama
lengkap dan nama
panggilan klien.
Perawat

Septian Anggi

2. Selasa, 4 Isolasi Sosial Pukul: 09.00 Pukul : 09.30


November
2012 1.Membina hubungan S: Klien mengatakan mau
saling percaya diajak mengobrol.

2.Menciptakan iklim yg O: Klien kooperatif, kontak


hangat mata kurang.

3.Buat kontrak A: BHSP terjalin, masalah


isolasi sosial belum teratasi
4.Menanyakan nama
lengkap dan nama P : Lanjutkan intervensi
panggilan klien
1. Tanyakan tentang
perasaan klien
2. Penyebab klien
menarik diri
3. Orang yg paling dekat
dengan klien
4. Memberi pujian
terhadap kemampuan
klien
Perawat

Septian Anggi

3 rabu, 5 Isolasi Sosial Pukul: 10.00 Pukul : 10.30


November
2012 1.Membina hubungan S: Klien mengatakan mau
saling percaya diajak mengobrol.

2.Menciptakan iklim yg O: Klien kooperatif, kontak


hangat mata kurang.

3.Buat kontrak A: BHSP terjalin, masalah


isolasi sosial belum teratasi
4.Menanyakan nama
lengkap dan nama P : Lanjutkan intervensi
panggilan klien
1. Tanyakan tentang
perasaanklien
2. Penyebab klien
menarik diri
3. Orang yg paling
dekat dengan klien
4. Memberi pujian
terhadap kemampuan
klien
Perawat

Septian Anggi

4. kamis, 6 Isolasi Sosial Pukul: 14.00 Pukul : 14.30


Novenber
2012 1. menanyakan orang yg S: Klien mengatakan senang
paling dekat dengan klien berbincang - bincang

2. penyebab klien menarik O: Klien nampak kooperatif,


diri klien tampak tenang

3. menanyakan tentang A : Masalah isolasi sosial


perasaan klien belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi

4. Memberi pujian 1. tanyakan tentang klien


terhadap kemampuan tentang orag yang
klien paling dekat, org yang
tdk dekat dgn klien,
dan apa yang
menyebabkan klien
tidak
2. diskusikan penyebab
menarik diri dan tidak
mau bergaul dengan
orang lain
3. beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
4. Membuat kntrak waktu
untuk pertemuan
berikutnya.
Perawat

Dzy Utami

5. Jumat,7 Isolasi Sosial 12.30 12.45


1. Menanyakan tentang S : klien mengatakan paling
November klien tentang orag dekat dengan orang rumah,
yang paling dekat, org dan jarang keluar,klen hanya
2012 yang tdk dekat dgn merasa malu dengan orang
klien, dan apa yang lingkungannya.
menyebabkan klien O : nampak kooperatif,
tidak kesadaran : cm, kontak mata
2. Mendiskusikan cukup.
penyebab menarik A : Isolasi Sosial teratasi
diri dan tidak mau sebagian
bergaul dengan orang P : lanjutkan intervensi.
lain
3. Memberi pujian 1. tanyakan pada klien
terhadap kemampuan tentang manfaat
klien mengungkapkan hubungan sosial dan
perasaannya. kerugian menarik diri
4. Membuat kntrak
waktu untuk 2. diskusikan dengan klien
pertemuan
manfaat berhubungan
berikutnya.
sosial

3. beri pujian terhadap


kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya

4. kontrak waktu untuk


pertemuan selanjutnya.

Perawat

Putu

6. Senin, 26 Isolasi Sosial 12.00 12.20


November
2012 1. Menanyakan pada S : Klien ingin punya banyak
klien tentang manfaat teman dirumah sakit ini,
hubungan sosial dan mengatakan merasa mali
kerugian menarik diri ingin berkenalan
2. Mendiskusikan O : klien kooperatif, kontak
dengan klien manfaat mata (+), terlihat mulai
berhubungan sosial mudah diungkapkan ekpresi
klien
3. Memberi pujian
terhadap kemampuan A : Masalah tertasi sebagian
klien mengungkapkan
perasaannya P : Lanjutkan Intervensi

4. Melakukan kontrak observasi prilaku pasien saat


saat berhubungan sosial
waktu untuk
pertemuan 1. beri motivasi dan bantu
selanjutnya. klien untuk berkenalan
a. perawat lain
b. klien lain
2. libatkan klien dalam
TAK
3. diskusikan untuk
membuat jadwal harian

4. beri pujian kepada klien


atas kemampuannya

Perawat

Roffi

7. Selasa, 27 Isolasi Sosial 08.30 08.50


November
2012 1. Memberi motivasi S : klien mengatakan mersa
dan bantu klien untuk senang hari ini kerena sudah
berkenalan bisa menambah teman lahi 1,
a. perawat lain klien mengatakan lebih suka
c. klien lain
2. Mendiskusikan untuk di ruangan sebelumnya,
membuat jadwal karena lebih banyak teman
harian
3. Memberi pujian O : nampak senang,
kepada klien atas kooperatif, mau berkenalan
kemampuannya dengan perwat
4. Melakukan kontrak
waktu untuk A : Masalah teratasi sebagian
pertemuan selanjutnya
P : lanjutkan intervensi SP-3

Perawat

Dzy utami

8. Selasa, 27 Isolasi Sosial 13.05 13.20


November 1. Memberi motivasi dan
2012 bantu klien untuk S : klien mengatak hari ini
berkenalan teman bertmbah banyak
d. perawat lain karena sudah mempunyai
e. klien lain
teman perwat sebanyak 4
2. Mendiskusikan untuk
membuat jadwal harian O : klien nampak senang,
3. Memberi pujian kepada
kooperatif, kontak mata(+)
klien atas
kemampuannya
A : Masalah tertasi

P : lanjutkan intervensi

1. diskusikan dengan klien


tentang perasaannya
setelah berhubungan sosial
dengan orang lain :
a. orang lain
b. kelompok
2. beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaaanya

Perawat

Putu
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Pertama
Nama Klien : Ny. “M”
Hari/Tanggal : Senin, 3 November 2012
Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam di sebelah tempat tidur
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan
Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
teraupetik:
 Sapa klien dengan ramah
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

B. Strategi Komunitas
1. Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi buk, perkenalkan nama saya pepi dan ini teman saya desi.
Selama 5 hari kedepan saya akan menemani ibuk. Nama ibu siapa? Biasanya
ibu senang dipanggil siapa?
b. Validasi/evaluasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini? Tadi malam bisa tidur tidak?
c. Kontrak
 Topik : pagi ini kita akan bercakap-cakaptentang masalah yang ibu
hadapi. Apakan ibu setuju?
 Tempat: kita ngobrolnya dimana? Disini saja ya buk!
 Waktu : buk, kita bercakap-cakap sekitar 10 menit saja, bagaimana ibu
setuju? Sebelumnya ada yang mau ibu tanyakan?
2. Kerja
 Coba ibu ceritakan apa yang ibu lakukan kerika dirumah sehingga ibu
dibawa kesini?
 Ibu tidak perlu khawatir, sekarag ibu suah berada ditempat yang aman.
Saya berjanji tidak akan mengatakan apa yang ibu ceritakan kepada orang
lain.
 Ya sudh, kalau inu ingin bercerita panggil saya apa mbak desi, boleh juga
teman-teman yang lain buk.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyekti
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dengan saya (pepi) dan
mbak desi? Saya senang sekali ibu maubercakap-cakap dengan saya (septian)
dan mbak desi!
b. Evaluasi Obyektif
Baiklah, ibu masih ingat dengan saya?

4. Tindak Lanjut
Tolong diingat nama saya dan mas septian ya buk, nanti kalau bertemu akan saya
tanyakan jika banyak mau bercerita, panggil saya ya bu!
5. Kontrak yang akan Datang
Nanti kita brckap-cakap lagi ya bu,apa ibu setuju? Tempatnya nanti disini saja ya
bu, jamnya habis makan siang. Topiknya mengenai cara berinteraksi secara
bertahap.
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Kedua
Nama Klien : Ny. “M”
Hari/Tanggal : Selasa, 4 November 2012
Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam di ruang makan
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan
Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
teraupetik:
 Sapa klien dengan ramah
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

B. Strategi Komunitas
A. Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi buk, perkenalkan nama saya sri sumaryati . Selama 5 hari
kedepan saya akan menemani adik. Nama ibu siapa? Biasanya ibu senang
dipanggil siapa?
b. Validasi/evaluasi
Bagaimana perasaan adik saat ini? Tadi malam bisa tidur tidak?
c. Kontrak
 Topik : pagi ini kita akan bercakap-cakap tentang masalah yang adik
hadapi. Apakan adik setuju?
 Tempat: kita ngobrolnya dimana? Disini saja ya dik!
 Waktu : dik, kita bercakap-cakap sekitar 10 menit saja, bagaimana ibu
setuju? Sebelumnya ada yang mau adik tanyakan?
B. Kerja
 Coba adik ceritakan apa yang adik lakukan kerika dirumah sehingga adik
dibawa kesini?
 Ibu tidak perlu khawatir, sekarag ibu suah berada ditempat yang aman.
Saya berjanji tidak akan mengatakan apa yang ibu ceritakan kepada orang
lain.
 Ya sudh, kalau adik ingin bercerita panggil saya apa bu sri, boleh juga
teman-teman yang lain dik.
C. Terminasi
a. Evaluasi Subyekti
Bagaimana perasaan adik setelah kita bercakap-cakap dengan saya (sri) Saya
senang sekali ibu maubercakap-cakap dengan saya (sri)
b. Evaluasi Obyektif
Baiklah, adik masih ingat dengan saya?

D. Tindak Lanjut
Tolong diingat nama saya ya dik, nanti kalau bertemu akan saya tanyakan jika
banyak mau bercerita, panggil saya ya dik!
E. Kontrak yang akan Datang
Nanti kita brckap-cakap lagi ya dik,apa adik setuju? Tempatnya nanti disini saja
ya dik, jamnya habis makan siang. Topiknya mengenai cara berinteraksi secara
bertahap.
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “M” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ketiga
Nama Klien : Ny. “M”
Hari/Tanggal : Rabau, 6 November 2012
Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam di sebelah tempat tidur
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan
Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
teraupetik:
 Sapa klien dengan ramah
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

B. Strategi Komunitas
A. Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi buk, perkenalkan nama saya sri . Selama 5 hari kedepan saya
akan menemani adik. Nama adik siapa? Biasanya adik senang dipanggil siapa?
d. Validasi/evaluasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini? Tadi malam bisa tidur tidak?
e. Kontrak
 Topik : pagi ini kita akan bercakap-cakaptentang masalah yang adik
hadapi. Apakan adik setuju?
 Tempat: kita ngobrolnya dimana? Disini saja ya dik!
 Waktu : dik, kita bercakap-cakap sekitar 10 menit saja, bagaimana dik
setuju? Sebelumnya ada yang mau adik tanyakan?

B. Kerja
 Coba adik ceritakan apa yang adik lakukan kerika dirumah sehingga adik
dibawa kesini?
 Adik tidak perlu khawatir, sekarag Adik suah berada ditempat yang aman.
Saya berjanji tidak akan mengatakan apa yang Adik ceritakan kepada
orang lain.
 Ya sudh, kalau inu ingin bercerita panggil saya apa bu Sri, boleh juga
teman-teman yang lain buk.
C. Terminasi
b. Evaluasi Subyekti
Bagaimana perasaan adik setelah kita bercakap-cakap dengan saya (sri) Saya
senang sekali adik maubercakap-cakap dengan saya (sri)
c. Evaluasi Obyektif
Baiklah, adik masih ingat dengan saya?

D. Tindak Lanjut
Tolong diingat nama saya ya dik, nanti kalau bertemu akan saya tanyakan jika
banyak mau bercerita, panggil saya ya dik

!
E. Kontrak yang akan Datang
Nanti kita brckap-cakap lagi ya bu,apa adik setuju? Tempatnya nanti disini saja ya
dik, jamnya habis makan siang. Topiknya mengenai cara berinteraksi secara
bertahap.
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Keempat
Nama Klien : Ny. “M”
Hari/Tanggal : Jum’at, 6 November 2012
Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam disebelah tempat tidur
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan
Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
teraupetik:
 Sapa klien dengan ramah
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

B. Strategi Komunitas
A. Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi dek, perkenalkan nama saya sri . Selama 5 hari kedepan saya
akan menemani adik. Nama adik siapa? Biasanya adik senang dipanggil siapa?
b. Validasi/evaluasi
Bagaimana perasaan adik saat ini? Tadi malam bisa tidur tidak?
c. Kontrak
 Topik : pagi ini kita akan bercakap-cakaptentang masalah yang adik
hadapi. Apakan adik setuju?
 Tempat: kita ngobrolnya dimana? Disini saja ya dik!
 Waktu : Adik, kita bercakap-cakap sekitar 10 menit saja, bagaimana
adik setuju? Sebelumnya ada yang mau adik tanyakan?

B. Kerja
 Coba mbak ceritakan apa yang mbak lakukan kerika dirumah sehingga
mbak dibawa kesini?
 mbak tidak perlu khawatir, sekarag mbak suah berada ditempat yang
aman. Saya berjanji tidak akan mengatakan apa yang mbak ceritakan
kepada orang lain.
 Ya sudh, kalau inu ingin bercerita panggil saya apa bu sri, boleh juga
teman-teman yang lain buk.

C. Terminasi
a. Evaluasi Subyekti
Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap dengan saya (sri) Saya
senang sekali mbak maubercakap-cakap dengan saya (sri )
b. Evaluasi Obyektif
Baiklah, Mbak masih ingat dengan saya?

D. Tindak Lanjut
Tolong diingat nama saya ya mbak, nanti kalau bertemu akan saya tanyakan jika
banyak mau bercerita, panggil saya ya mbak!
E. Kontrak yang akan Datang
Nanti kita brckap-cakap lagi ya mbak,apa mbak setuju? Tempatnya nanti disini
saja ya mbak, jamnya habis makan siang. Topiknya mengenai cara berinteraksi
secara bertahap
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Kelima

Nama Klien : Nn. “M”

Hari/Tanggal : jumat, 7 November 2012

Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam sebelah tempat tidur
DS : Mengatakan dirinya lumayan baik
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Dapat mengetahui penyebab isolasi sosial.
4. Tindakan
SP : Mengetahui penyebab isolasi sosial.

B. Strategi Komunikasi
a. Salam Teraupetik
Nn “M” bagaimana keadaan mbak saat ini?
1. Kontrak
Topik : kita akan ngobrol kenapa mbak tidak mau berinteraksi dengan orang
lain.
Tempat: dimana kita ngobrolnya buk? Baik buk
Waktu : bagaimana ibu mau berapa menit? 10 menit? Baik
2. Kerja
Gimana buk perasaan hari ini baik? Bagus. Oh iya mbak dirumah tinggal sama
siapa? Biasanya kalau dirumah mbak dekat dengan siapa buk? Apa yang
membuat mbak dekat dengan saudara ibu? Saya lihat disini mbak kok diam
saja tidak ngobrol sama temannya itu kenapa? Ou jadi seperti itu ya? mbak.
bagus mbak mau bercerita dengan kami
3. Terminasi
Bagamana perasaan mbak setelah bercerita tadi? Bagus. Jadi sudah lega ya?
mbak perasaannya?
Tindak lanjut
Bagus kalau mbak sudah mengerti.
Kontrak yang akan datang
Bagaimana mbak? Besok kita ketemu lagi jika ibu tidak ada kegiatan ya
mbak? Sehabis makan siang? Baik
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Keenam
Nama Klien : Ny. “S”

Hari/Tanggal : Senin, 26 November 2012

Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam di ruang makan
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Mengetahui manfaat dan kerugian dalam bersosialisasi.
4. Tindakan
SP : Memberikan pegetahun tentang manfaat dan kerugian dari bersosialisasi.

B. Strategi Komunikasi
a. Salam Teraupetik
Ibu “S” bagaimana keadaan ibu saat ini?
1. Kontrak
Topik : kita akan ngobrol tentang manfaat dan kerugian dari bersosialisasi.
Apakah ibu setuju?
Waktu : bagaimana ibu mau berapa menit? 10 menit? Baik
2. Kerja
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ibu tahu tidak manfaat dan kerugian dari
berosialisasi atau berhubungan sosial. Tidak ya buk?. Ya sudah saya sama mas
septian mau menjelaskan tentang manfaat dan kerugian dari berhubungan
sosial. Manfaat dari hubungan sosial itu sendiri dapat memperbanyak teman,
dapat bertukar pikiran, menjalin silaturahmi, dimudahkan rezeki, bisa saling
membantu. Nah untuk kerugian dari bersosialisasi itu sendiri kita tidak bisa
mempunyai teman, jika kalau kita butuh bantuan tidak ada yang membantu.
Jadi apabila kita bersosialisasi dengan teman yang banyak itu sangat
bermanfaat sekali. Apakah ibu sekarang mengerti apa manfaat dan kerugian
dari bersosialisasi itu? Coba sekarang ibu ualngi apa yang sudah saya katakan
tadi tentang manfaat dan kerugian dari bersosialisasi itu? Bagus ibu sudah
mengerti.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan ibu S setelah mengetahui banyak manfaat dari
sosialisasi?
Tindak lanjut
Bagus kalau ibu sudah mengerti.
Kontrak yang akan datang
Bagaimana bu? Besok kita ketemu lagi. Ibu mau jam berapa? Baik.
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Ketujuh
Nama Klien : Ny. “S”
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 November 2012
Bangsal : Srikandi

C. Proses Keperawatan
5. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam di ruang makan
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
6. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
7. Tujuan
Dapat berinteraksi dengan oranglain.
8. Tindakan
SP : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang
pertama, seorang perawat)

D. Strategi Komunikasi
b. Salam Teraupetik
Ibu “S” bagaimana eadaan ibu saat ini?
4. Kontrak
Topik : Kita akan ngobrol tentang cara berinteraksi dengan oranglain
Tempat: Dimana buk? Ya buk
Waktu : Bagaimana ibu mau berapa menit? 10 menit? Baik

5. Kerja
Begini o ibu S, untuk berkenalan dengan orang lain kitasebutkan nama kita
lengkap dan nama panggilan yang kita suka asal kita hobi. Contoh : nama saya
ibu S, senang dipanggil ibu supi. Asal saya dari semarang hobi memasak.
Selanjutnya ibu S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini : nama ibu siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari
mana? Hobinya apa? Ayo ibu S coba ! misalnya saya bekum kenal dengan
oibu S. Coba berkenalan dengan saya!
Iya bagus sekali! Coba sekali lagi! Sudah? Baiklah
6. Terminasi
Bagaimana perasaan ibu S setelah latihan berkenalan dengan oranglain?
7. Tindak lanjut
Karena ibu belum mampu melakukannya besok kita ulangi cara berkenalannya
ya buk!
8. Kontrak yang akan datang
Bagaimana bu? Besok kita ketemu lagi jika ibu tidak ada kegiatan ya bu?
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN NY. “S” DENGAN ISOLASI SOSIAL

Pertemuan : Kedelapan

Nama Klien : Ny. “S”

Hari/Tanggal : Selasa, 27 November 2012

Bangsal : Srikandi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Klien duduk diam di ruang makan
DS : Mengatakan dirinya biasa saja
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
Dapat berinteraksi dengan oranglain.
4. Tindakan
SP : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang
pertama, seorang perawat)

B. Strategi Komunikasi
a. Salam Teraupetik
Ibu “S” bagaimana eadaan ibu saat ini?
1. Kontrak
Topik : kita akan ngobrol tentang cara berinteraksi dengan orang lain
Tempat: dimana buk? Ya buk
Waktu : bagaimana ibu mau berapa menit? 10 menit? Baik
2. Kerja
Begini ibu S, untuk berkenalan dengan orang lain kitasebutkan nama kita
lengkap dan nama panggilan yang kita suka asal kita hobi. Nah sekarang coba
ibu berkenalan dengan teman saya. Bagus ini mas vivin dan ini mbak rina.
Sudah bagus ibu mau berkenalan dengan teman saya dan sekarang juga jadi
teman ibu. Berarti teman ibu sudah bertambah 2 orang ya buk? Bagus.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan ibu S setelah berkenalan dengan mas vivin dan mbak
rina?

4. Tindak lanjut
Besok ibuk boleh berkenalan dengan teman ibu yang lain.
5. Kontrak yang akan dating
Bagaimana bu? Besok kita ketemu lagi jika ibu tidak ada kegiatan ya bu?
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”S”
DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUNG SRIKANDI
RSJ GRHASIA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

 DZY UTAMI (100901)


 PUTU FERRY EKO RIANDIKA (100902)
 RIA RISNAWATI (100903)
 ROF’I AZIM BASHIT (100904)
 ISEPTIAN ANGGI DWI SAPUTRA (100905)
 SUJIMAN (100906)

PRODI DIII KEPERAWATAN


AKES KARYA HUSADA YOGYAKARTA
2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”S”

DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUNG SRIKANDI RSJ GRHASIA


YOGYAKARTA

KELOMPOK SRIKANDI

PEMBIMBING LAHAN PEMBIMBING AKADEMIK

(SUHARTI, SST) (PRITHA YUNITASARI, S.Kep, NS)

You might also like