You are on page 1of 3

KISAH KEHIDUPAN ERITROSIT

Hi! Namaku Eritrosit kalian semua bisa memanggilku dengan nama Ery atau
julukan ku si Merah. Aku adalah salah satu bagian dari jutaan hingga milyyaran sel darah
yang ada di tubuh makhluk hidup ini terutama manusia. Oia, kawan-kawan kalian mau tau
ngga? Aku akan menceritakan tentang petualangan di tubuh ini aku akan menceritakan
perjalananku secara ringkas, lengkap, padat, dan jelas.

Aku lahir di Provinisi Tulang, Kota Ujung Tulang Panjang.Oia, singatku aku lahir
di rumah sakit yang ternama di kota tersebut yaitu Rumah Sakit Sumsum Tulang Merah.
Aku tidak dilahirkan dengan sendirinya melainkan aku lahir bersama teman-teman
seperjuanganku. Hebat ya ibuku! Ia mampu melahirkan kami sekaligus  . Sumsum tulang
merah mampu melahirkan kami dalam jumlah yang amatlah banyak, bahkan dapat mencapai
lebih kurang 200 juta sel per hari. Mantap Dah ibuku ni  Keren kan!! *MasyaALLAH

Tahu ga sih? Menurut cerita ibu kami, kami yang telah baru dilahirkan ternyata
bertujuan untuk mengganti saudara-saudara kami yang telah mendahului kami. Cewa!!
Kirain ibu ngelahirin kami karena pingin ada kami taunya hanya untuk menggantikan saja 
kaya anak kutip huuhuhu *Astaghfirullah . Walaupun demikian kami harus tetap berterima
kasih  . ternyata ibu kami juga menjelaskan bahwa, kami adalah generasi penerus
perjuangan nenek dan kakek kami untuk menyelamatkan kehidupan manusia ini. Berarti
kami akan menjadi pahlawan  yeeeeyyyy!!!...

Tidak seperti tubuh manusia ataupun ibu kami. Kami dilahirkan dengan ukuran
yang sangat kecil dan berbentuk cekung lucu kan?  . Namun, pada kedua sisi tubuh kami
tanpa tangan dan tanpa kaki.

Oh iya, kami punya senjata di dalam tubuh lho, heheh senjata nya sangat
mantap (y) namanya hemoglobin. Hemoglobin itulah yang membuat kami berwarna seperti
bunga mawar, merah merona, hehehe unyu kan??? Kan jarang merah merah merona kaya
kami  . Tau Ga sih kenapa warnanya merah? Karena ia mengandung zat warna yang
disebut dengan heme. Hemoglobin ini yang membantu kami mengikat dan mengangkut
oksigen ke sel-sel dan karbondioksida ke paru-paru.
Setelah lahir, tanpa basa-basi aku dan teman-teman sebayaku langsung
dibolehkan masuk ke pembuluh darah. Dengan berdesak-desakan, untuk berebut masuk
kesana . Aku dan teman-teman berjalan menyusuri pembuluh darah yang sangat panjang.
Walaupun berdesak-desakan, namun selalu aku sempatkan melihat papan nama yang
menunjukkan nama pembuluh darah itu. Seperti layaknya jalan tol . Oh iya, kami juga
punya terminal besar lho, jantung namanya.

Dari jantung, pembuluh darah pertama yang kami lalui yaitu aorta. Aorta
memiliki diameter yang besar. Ga besar-besar amat koq. Kemudian kami melewati
pembuluh arteri, arteriola, dan kapiler. Kapiler ini adalah pembuluh yang sangat tipis dan
sempit sehingga kami harus lebih berdesak-desakan dan bersabar. Di sinilah akhir tujuan
kami mengantar oksigen, yaitu jaringan tubuh. Setelah urusan serah terima oksigen
selesai, kami harus segera kembali ke terminal utama membawa sampah metabolisme
yaitu karbondioksida. Kaya pengiriman jasa sebut saja JNE setelah barang termia lalu
dibayar deh biaya pengirimannya . Kami melewati jalan tol yang berbeda dengan tadi dan
tentunya perjalanan yang lebih asyik! Kami melewati venula, vena, kemudian vena cava, dan
kembali lagi ke jantung, serambi kanan. Setelah mengantri sebentar di serambi kiri, kami
bisa masuk ke bilik kanan. Untuk masuk ke bilik kanan, ada tiga pintu yang disebut dengan
nama vulva trikuspidalis. Nah, aku dan kawan-kawan boleh memilih salah satu dari tiga
pintu itu. Di bilik kanan, kami dipompa menuju paru-paru untuk melepaskan sampah
metabolisme tersebut. #sebenernya asyik loh perjalanan kami tapi kalau di petakan
sangat rumit .

Di dalam paru-paru juga terjadi serah terima oksigen dan karbondioksida.


Serah terima telah selesai, aku dan kawan-kawan harus kembali ke jantung yaitu serambi
kiri sambil mengikat oksigen. Di serambi kiri kami juga harus mengantri untuk bisa masuk
ke bilik kiri dan kemudian dipompa ke seluruh tubuh. Di sini, lebih sedikit pintu yang
dapat kami pilih yaitu ada dua pintu yang disebut dengan vulva bikuspidalis. Begitula siklus
perjalananku dan kawan-kawan. Kami Seperti JNE, POS INDONESIA atau TIKI?
Hehehe.

Setiap detik, menit, jam, sampai hari, hingga bulan, aku lalui hidupku bersama
kawan-kawanku dengan siklus seperti itu selama 120 hari. Dengan rasa yang sangat
bahagia . Lantas, bagaimana dengan hidup kami setelah 120 hari? Kami harus mengalami
kenyataan pahit dalam hidup, yaitu berpisah. Ya, berpisah dengan kehidupan yang amat
sebentar ini. Tapi apa boleh buat? Tuhan telah menakdirkan ini untuk kami, aku
khususnya. Aku yakin ini adalah kisah film Tuhan yang terbaik untuk menikmati kehidupan
:’(.

Dalam hidupku yang sangat singkat ini, aku bertujuan akan menjadi sesuatu
yang bermanfaat. Untuk tubuh manusia ini misalnya yang telah dengan sukarela
menampungku dan mengikhlaskan sebagian sari makanannya untuk tubuhku.

Terkadang aku iri dengan manusia ini. Dia dapat hidup lebih lama dariku.
“Kenapa hidupku tak selama hidup manusia ini?”CEWAAAAAA . Tapi aku yakin. Pasti
Tuhan punya rencana yang terbaik. Bukan aku atau kami saja yang akan mengalami
kematian, pada saatnya, manusia ini pun akan menyusul. Andai aku bisa reinkarnasi .

Baiklah, demikian lah perjalanan hidupku. Inilah ceritaku. Bagaimana ceritamu?


Aku harap engga sesimple dan sesebentar ini yah . Nscayalah kehidupan lebih lama pasti
bisa menikmati banyak hal. Jangan seperti diriku. Hidup kalau bisa lama pun ceritanya
sama aja .

BHREDITO DWIJAYANA H.S ( XI MIA 1)

You might also like