You are on page 1of 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mengoperasionalkan hidup sehat khususnya yang berkaitan

dengan promosi kesehatan di Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia

membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tertuang

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya peningkatan

perilaku hidup bersih dan sehat di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada

pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan

pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggoat rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehatc(PHBS) serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2010).

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dipengaruhi oleh perilaku

seseorang, dan perilaku itu sendiri terbagi menjadi tiga aspek, yakni:

pengetahuan, sikap dan praktik. Pengetahuan adalah pemahaman subjek

mengenai objek yang dihadapinya.Sikap merupakan reaksi atau respons

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Adapun

tingkat tingkat praktek meliputi persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai

objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek

tingkat pertama. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan

1
2

Tabel .1.1 Proporsi Rumah Tangga Memenuhi Kriteria Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Menurut Karakteristik, Indonesia 2013

NO PROPORSI %
1 Perkotaan 42,3%
2 Pedesaan 22,9%
3 Terbawah 9,2%
4 Menengah Terbawah 24,5%
5 Menengah 35,2%
6 Menengah Atas 41,3%

Table 1.1 menyajikan proporsi rumah tangga dengan PHBS baik lebih

tinggi di Perkotaan (42,3%) di bandingkan dengan Pedesaan (22,9%). Proporsi

rumah tangga dengan PHBS baik meningkat dengan semakin tingginya kuintil

indeks kepemilikan (terbawah 9%, teratas 48,3%).

Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa proporsi nasional rumah

tangga dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) baik adalah 32,3%.

Dengan proporsi tertinggi pada daerah Jakarta dengan 58,3 % dan terendah di

Papua dengan 16,4%. Terdapat 20 dari 33 provinsi yang memilki PHBS baik

dibawah proporsi nasional (Papua, Aceh , Sumbaw barat , NTT, Lampung,

Jambi, Kalimantan Barat, Bengkulu ,Riau ,Sulawesi Utara, Sumatra Selatan ,

Kalimantan Tengah, NTB,, Sulawesi Tengah, Maluku, Kalimantan Selatan,

Sulawesi Barat ,Sumatra Utara, dan Papua Barat).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan,

dari 10 indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tatanan rumah

tangga yang telah ditetapkan ada beberapa indikator yang persentasenya masih

jauh dari harapan. Persentase bayi yang menyusui secara eksklusif sampai
3

dengan enam bulan hanya 15,3%. Kemudian, hanya 49,4% bayi/balita yang

melakukan pemantauan pertumbuhan atau penimbangan empat kali atau lebih

dalam enam bulan terakhir.

Perilaku merokok dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga

lain cenderung meningkatdengan semakin meningkatnya umur. Prevalensi

perokok dalam rumahlebih banyak pada laki-laki (76,8%) ketika bersama

anggota keluarga yang lain (Balitbangkes, 2010).

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB

tahun 2012 jumlah rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat di

masih rendah terutama di Kabupaten Sumbawa Barat 15% , Kabupaten Bima

15 % dan Kabupaten Lombok Tengah yang capaiannya sekitar 20% dari rumah

tangga yang dipantau. Angka ini belum memenuhi target rencana strategis

(renstra) kementerian kesehatan tahun 2010-2014 (70%).

Dari observasi yang dilakukan peneiti terhadap 10 kepala rumah tangga

di Desa Mekar Bersatu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah ternyata

terdapat 6 orang kepala keluarga yang masih berprilaku tidak PHBS misalnya

keluarga yang tidak mengubur barang–barang bekas yang ada disekitar rumah

yang dapat menampung air hujan dan menjadi tempat berkembangnya jentik

nyamuk merokok di dalam rumahketika bersama anggota keluarga yang lain,

tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah BAB, mandi dan buang sampah di

kali. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tetarik untuk

melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala


4

Keluarga Dengan Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pada

Rumah Tangga Di Desa Mekar Bersatu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian di atas rumusan masalah “Apakah Ada Hubungan Tingkat

Pengetahuan Kepala Keluarga Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan

Sehat ( PHBS) pada Rumah Tangga Di Dusun Repok Puyung Desa Mekar

Bersatu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah”

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga

Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS Pada Rumah

Tangga Di Dusun Repok Puyung Desa Mekar Bersatu Kecamatan

Batukliang Lombok Tengah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Dusun Repok Puyung Desa Mekar

Bersatu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah

2. Mengidentifikasi penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

pada rumah tangga di Dusun Repok Puyung Desa Mekar Bersatu

Kecamatan Batukliang Lombok Tengah

3. Menganalisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Dengan

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS )pada rumah tangga
5

di Dusun Repok Puyung Desa Mekar Bersatu Kecamatan Batukliang

Lombok Tengah

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1Secara Teoritis

Dapat dijadikan sebagai referensi ilmu pengetahuan khusus pada

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

1.4.2 Secara Praktis

1. Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber infomasi yang berguna tentang Tingkat Pengetahuan Kepala

Keluarga Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

pada Rumah Tangga

2. Bagi Profesi Keperawatan

Dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan tentang Penerapan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Rumah Tangga

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menerapkan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Rumah Tangga di

Dusun Repok Puyung


6

4. Bagi Penulis

Dapat memberikan manfaat kepada peneliti dalam menambah

pengalaman dan pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama dalam pendidikan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif analitis bersifat korelasional.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala

Keluarga Dengan Penerapan PHBS Pada Rumah Tangga di Dusun Repok Puyung

Desa Mekar Bersatu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah. Penelitian ini

menggunakan data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden

yang memungkinkan untuk diteliti.urgensi penelitian ini dilakukan karena masih

banyak kepala rumah tangga yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat khususnya di Desa Mekar Bersatu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah.

1.6 Keaslian penelitian

1. Sinta Andriani Putritahun 2010 dengan judul “Gambaran Perilaku Hidup

Bersih Dan Sehat (Phbs) Masyarakat Di Kelurahan Parangloe Kecamatan

Tamalanrea Kota Makassar” jenis penelitian yang digunakan adalah survei

rumah tangga (household survey) dengan rancangan penelitian deskriptif.

Populasi dalam penelitian ini adalah 1536 kk dengan besar sampel 350 kk

yang terpilih secara proporsional melalui teknik “proportional random

sampling”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga (rt) yang

melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 71,4%, memberikan asi


7

eksklusif sebesar 91,1%, menimbang bayi dan balita sebesar 94,1%,

menggunakan air bersih sebesar 99,4%, mencuci tangan menggunakan air

bersih dan sabun sebesar 52,9%, menggunakan jamban sehat sebesar 90,6%,

memberantas jentik nyamuk sebesar 93,4%, mengonsumsi buah dan sayur

setiap hari sebesar 66,6%, melakukan aktifitas fisik setiap hari sebesar 98,6%,

dan tidak merokok sebesar 28%

2. Jarinson Habean pada tahun 2009 yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan

Tindakan Keluarga Terhadap Phbs Di Jorong Sungai Kilangan Kecamatan

Pulau Punjung Kabupaten Darmaseraya.metode penelitian yang dilakuakan

adalah analitik crosssectional study dengan populasi 105 kk dengan sampel 51

kk dengan hasil p value 0,04 dan ha diterima yaitu ada hubungan bermakna

antara pengetahuan respnden tentang phbs terhadap penerapan phbs di rumah

tangga.

You might also like