You are on page 1of 128

Yufid Network:

iPhone and iPad Ready

Developed by: Lihat website lainnya di www.yufid.com


Aplikasi Yufid:

Aplikasi DOA Sehari-hari untuk anak-anak

iPhone and iPad Ready

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org


Judul Buku
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1
Penerbit
Dipublikasikan dalam bentuk ebook oleh www.Yufid.com
Disalin dari website www.khotbahjumat.com

Cetakan I – Rabiul Awwal 1433 / Januari 2012

Website
www.yufid.org (official website)
www.yufid.com (islamic search engine)
www.konsultasisyariah.com (konsultasi agama islam online)
www.kajian.net (download mp3 ceramah agama islam terlengkap)
www.pengusahamuslim.com (berbisnis sesuai syariah)
www.khotbahjumat.com (kumpulan khutbah jumat terbaik)
www.kisahmuslim.com (cerita kisah islam penggugah jiwa)
www.yufid.tv (download video tutorial dan ceramah agama islam)
www.mufiidah.net (perpustakaan islam online – bahasa indonesia dan inggris)
www.mufiidah.com (perpustakaan islam online – bahasa arab)
www.carasholat.com (belajar tata cara sholat dari A-Z)

EBOOK GRATIS
DILARANG DIPERJUALBELIKAN!
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Urgensi Tauhid

‫ُت َ ْْع َمََُِِػػُ َِػ ْػن‬


ِ ُ‫اْلم ػ َ ِ َْْم ػ ُ َ ستَعػػَُُِْػََُ ستَع ػَْػ ْ َِنَ ستَػُ ػ ُِ ِػػُ ِ ِِػػن ُفػػنسِو َتْػ َُ ِعػػََُ س ػػ‬
َ ََ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ
ِ
ْ َْ ‫إ َّف‬
ِ ِ ْ ‫ض َّػَّ َِػَ سِػن ي‬ ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
َُ‫ُ َِػَُ َسَ ْف َػه ُ َ ْف ََ إَِِػََ إََِّ ا ُ َس ْحػ َ َُ ََ َفػ ِنيْ َ َِػ‬َ َُ‫ضػ َّْ فَػالَ َيػ‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َْ
.َُُِ ْ ‫َف َُ َّم ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ا َْعْ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ُ َُ َسَو ُ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ‬ َّ َ ُ ‫َسَ ْفػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ َػه‬
.‫ين ََُُِػ ػ ػ ػ ػ ػ اْ اَّػ ُِػ ػ ػ ػ ػ ػ اْ اِّػ ػ ػ ػ ػػََ َحػ ػ ػ ػ ػ ػ َّ َُّػ ََُِِّػ ػ ػ ػ ػ ِػَ َسََ َ ػُػ ػ ػ ػ ػ َُّ َّن إََِّ َسَت ػ ػ ػ ػ ػػُْ نِ ْعػ ػ ػ ػ ػ ػِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َ‫يَػ ػ ػ ػ ػػُ َيػن َه ػ ػ ػ ػ ػػُ اِ ػ ػ ػ ػ ػػ‬
َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬ َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬ ِ‫سس‬ ِ َّ
َ ٍ َْ َّ‫َُّس اَّػ ُِ اْ َوَّ ُك ُ اَُِ َخَ َِ ُك ِن تػ‬ ُ َِ‫يَُ َيػن َهُ ا‬
.ُ‫ػُـ إِ َّف اِّػ ػ ػػََ َك ػ ػ ػػُ َف َْعَ ػ ػ ػ ْػُ ُك ْ َوُِ ػ ػ ػػ‬ ِ ِ
َ ‫َكثػ ػ ػ ػِا َست َع ػ ػ ػػُا َساَّػ ُِػ ػ ػ ػ اْ اِّػ ػ ػػََ اَِّػ ػ ػػَُ ََّ َع ػ ػ ػػُاُِ َف ِػ ػ ػػَ َسا َْو َح ػ ػ ػ‬
ِ ِ
ِ ِ ‫ ي‬. ‫يُ َيػنهػُ اَِّ ِػَين َُِػ ا اَّػ ُِػ ا اَِّػَ سُ ُِػ ا َػ َ ػ ِي ا‬
ْ ‫صػ ْْ َِ ُكػ ْ َ َْْع َمػَُِ ُك ْ َسيَػ َْ ْػن َِ ُكػ ْ ُِتػُ َ ُك‬ ُْ َ ْ ََ َُ َ َ َ
.ُ‫َسَِ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػػن يُ ِْػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ْ اَِّ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػػََ َسَو ُ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ََُِ فَػ َِػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ْ فَ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ َػُز فَ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ْزا َْع ِ ُم ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػ ػػ‬
‫ َس َفػن‬،َ َّ‫لػَّل اَِّػَُ َْعَُْػ َِ َس َ ػ‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ْ ‫ فَِإ َّف خُػن‬، ُ ُ‫َ ََُِّ ػ‬
َ ‫ َس َخُْػُن ا ْْلَُ ى ُيػ َ ى َُ َّمػ‬،ََِّ‫ُب ا‬ ُ َْ‫اْلَ يث ك‬ ََْ َْ
ٍ
‫ض َالَِة‬ َ ‫ َسُك نَّ ِ ْ َْعة‬،ُ‫اْ ُُِ ِو ُْ َ ثََُُّػ َه‬
Ma‟asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,

Sebagaimana yang selalu dinasihatkan dan selalu diingatkan oleh para khotib, untuk selalu
meningkatkan ketakwaan kita, kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Kami pun mengingatkan diri
kami sendiri dan jamaah seluruhnya, agar selalu meningkatkan dan memperkokoh ketakwaan
kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan sebenar-benar takwa, yang betul-betul didasari
ilmu danta takut kepada-Nya.

Maksudnya, kita melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan benar-benar


mengetahui bahwasanya perintah tersebut kita laksanakan karena ada dalil, baik dari Alquran
dan sunah. Begitu juga sebaliknya, kita meninggalkan larangan berdasarkan dalil dari Alquran
maupun sunah disertai rasa takut terhadap adzab-Nya. Inilah makna ketakwaan yang sebenarnya
sebagaimana dikatakan oleh Tholq bin Habib,

1|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ُ َ‫صَُةَ ا ِ َْعَل تػُ ْ ِو ِِ َن ا ِ ََت‬


‫ُؼ‬ ِ ُِ ‫اَِْػ ِْ ى َ ْف ََّػُمَّ َُِْْع ِة ا ِ ْعَل تػُ ِو ِِن ا ِ سَ ْف ََّػْػنَؾ‬
َْ ُ َ َ ْ َ َ َ َْ َ
ِ ‫ِْع َُِب ا‬
َ
―Takwa adalah engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan tuntunan (wahyu) dari
Allah dan meninggalkan kemaksiatan berdasarkan tuntunan (wahyu) dari Allah karena takut
siksa-Nya.‖

Kemudian yang kedua, kami ingatkan kepada seluruh jamaah bahwasanya pada hari Jumat ini.
Allah Subhanahu wa Ta‟ala memuliakan hari ini dibandingkan hari-hari lainnya. Pada hari
Jumat inilah kita disunahkan memperbanyak shalawat kepada Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam.

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan oleh Imam Muslim,

ُ‫ُخ ِن َج َِِْػ َه‬ ِِ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ َُ‫خُػن يػ ٍـ طََُت ْع‬


ْ َ َُْ‫ َسف‬،َ‫ َسفَُْ َ َُْخ ََّ اجلَََّة‬،‫َُ ُـ‬
َ َ ‫ فَُْ ُخ‬،‫س يَػ ْ ُـ اجلُ ْم َُة‬ ُ ‫م‬ْ ‫اِش‬
َ َ ْ َ ْ َ َْ َُْ
‫ُْعةُ إََِّ ِٓت يػَ ِْـ اجلُ ْم َُ ِة‬
َ ‫اِع‬
َ ‫َسََ ََّػ ُِ ْ ُـ‬
“Hari paling baik yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itulah Adam
diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah tegak hari kiamat
melainkan pada hari Jumat.”

Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda,

‫لَل ا ُ َْعَُْ َِ ِِبَُ َْع ْشنا‬ ِ


َ ،‫لَّل َْعَ َّي َساح َ ة‬
َ ‫َِ ْن‬
―Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya sepuluh
kali.‖

Ma‟asyiral muslimin rahimani warahimakumullah,

Pada khotbah kali ini, kami akan menjelaskan masalah pentingnya tauhid, dengan harapan dapat
menambah kekuatan keimanan dan keyakinan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Tapi sebelumnya, perlu kita ketahui bahwa tauhid merupakan asas atau pilar Agama Islam yang
hanif (lurus) ini. Tauhid ibarat sebuah pondasi yang di atasnya berdiri sebuah bangunan. Kalau
dasar sebuah bangunan itu lurus dan kuat, maka sesuatu yang ada di atasnya pun akan lurus dan
kuat. Akan tetapi, sebaliknya kalau dasarnya bengkok dan rapuh maka jangan berharap sesuatu
yang di atasnya akan kokoh.

2|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Demikian pula halnya dengan amalan, kalau sebuah amalan benar-benar didasari dengan aqidah
dan niat yang tulus karena Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan dengan mengikuti Sunnah Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam pasti amal itu akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Dan
kalau sebaliknya, jangan bermimpi dan jangan berharap amalan itu akan diterima oleh Allah
Subhanahu wa Ta‟ala.

Ma'asyiral muslimin,

Ketahuilah, bahwasanya para ulama telah menulis beberapa kitab tentang masalah tauhid ini. Di
antaranya ada sebuah kitab yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dengan judul
Minhaj Al-Firqatun Najiyyah wat Tha‟ifah al-Mashurah. Dalam risalah ini beliau menyebutkan:

1. Allah Subhanahu wa Ta‟ala menciptakan alam semesta dan seisinya ini dengan hikmah agar
beribadah kepada-Nya dan Allah mengutus para rasul untuk mengajak manusia
mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Maka sadarlah dan ingatlah wahai kaum
muslimin keapda hakikat keberadaan diri kita di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta‟ala
meciptakan dunia ini beserta isinya –termasuk kita– hanya untuk satu tujuan yang agung,
yaitu beribadah kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala dalam surat Adz-Dzariyat: 56,

ِ ُ ُ‫اجلِ َّن ساْ ِإلتس إََُِِِّػ‬


‫سف‬ ُْ َ َ َ ْ ‫ت‬ ُ ِْ َ‫ُخ‬
َ َِ‫َس‬
―Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.‖

Ketahuilah jamaah sekalian, ayat ini berisikan bantahan terhadap orang-orang yang
menyangka bahwasanya diciptakan alam semesta ini untuk Nabi Muhammad shallallahu
„alaihi wa sallam, sebagaimana pemahaman ini diyakini dan diusung oleh sebagian kaum
muslimin pada zaman kita sekarang ini.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengutus para rasul-Nya ke muka bumi ini dengan
satu tujuan yang sama, yaitu mengajak kepada Allah. Mereka mengajak manusia untuk
mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan menjauhkan diri dari beribadah kepada
selain-Nya.

Allah berfirman,

ِ ‫سََِِ ْ ػُثْػََُ ِٓت ُكَّ َ ََِّ ٍة َّو َ َ َِف ْاْع ُ سا ا س‬


َ ُ‫اجََُْ ا اَُِّْغ‬
‫ت‬ ْ ََ ُ ُ ََ َ
―Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),
„Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thoghut itu...‖ (QS. An-Nahl: 36)

Ma‟asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah


3|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Ketahuilah jamaah sekalian, ibadah itu bersifat tauqifi (terima jadi, apa adanya).

Artinya, kita beribadah kepada Allah itu bukan semau kita, tetapi kita butuh dalil dan contoh
dari Kitabullah dan Sunah Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam.

2. Termasuk hal yang menunjukkan pentingnya tauhid, ialah bahwasanya para rasul seluruhnya
memulai dakwahnya dengan tauhid.

Mulai dari rasul yang pertama yaitu Nuh Shallallahu „alaihi wa sallam hingga nabi kita
Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, mereka semua membawa dakwah yang satu, yaitu
mengajak umat manusia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Allah berfirman dalam surat Al-Jin: 20,

ِِ ِ
َ َ َ ‫ُ َّْ إََّّنَآ َ ََْْعُ ا َوِّب َسآل َُ ْف ِنُؾ‬
‫َح ا‬
Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Robbku dan aku tidak mempersekutukan
sesuatu pun dengan-Nya.‖

Demikian pula kita dapat menjumpai di dalam Alquran, kisah perjuangan para nabi dan rasul
dalam menyampaikan dakwah tauhid ini. Misalnya, di dalam surat Al-A‘raf, apabila kita
membuka dan membacanya, di sana kita akan menemukan Allah Subhanahu wa Ta‟ala
mengisahkan perjuangan mereka dalam mengajak umatnya kepada tauhid dan semua nabi
memiliki satu ucapan yang sama.

Sedangkan dalam sejarah kehidupan dan hadis Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam, kita akan
menjumpai tentang bagaimana beliau mendidik dan menarbiyah umat dengan tauhid ini.
Dlam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, dikisahkan beliau mengajarkan kepada Ibnu
Abbas –anak paman beliau- dengan sabda beliau,

ِ ُِ ‫إِ َِا أَِْت فَعأ َِؿ ا سإَِِا ا َْػَُْت فَُ َُِْن‬


ْ ْ َ َ ْ ََ ْ َ َ
―Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta pertolongan
maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.‖

Ma‟asyiral mu‟minin rahimani wa rahimakumullah,

3. Kemudian yang ketiga yang menunjukkan pentingnya tauhid:


Bahwasanya Rasul shallallahu „alaihi wa sallam mengajarkan kepada para sahabat supaya
mereka memulai dakwah mereka dengan tauhid. Ini menunjukkan kepada kita betapa penting
dan agungnya dakwah tauhid ini. Oleh karena itu, kita harus mengutamakan dakwah tauhid
ini dan memperjuangkan, sampai ajal menjemput kita.

4|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Tidakkah kita merenungi sabda Rasul shallallahu „alaihi wa sallam tatkala beliau
mengatakan kepada sahabat Mu‘adz bin Jabal radhiallahu‟anhu ketika diutus ke negeri
Yaman, beliau shallallahu „alaihi wa sallam berpesan,

ِ ٍ ِ
َ ‫ إِ ََل َ ْف يػُ َاح ُ سا ا‬:‫فَػ َُْ ُك ْن َ ََّس ُؿ َُِ ََّ ْ ْعُ ْ ُي ْ إََُِِْ َف َه ََُ َة َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َسِٓت ِوَسايَة‬
―Maka hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah persaksian
bahwasanya tidak ada Ilah (sesembahan yang haq) kecuali Allah.‖ Dan dalam riwayat lain:
―...sampai mereka mentauhidkan Allah.‖
Inilah yang dapat kami sampaikan pada khotbah yang pertama. Mudah-mudahan dapat
bermanfaat.

‫ فَُ ْ َْػ ْ َُِنْسَُ إِتََُّ ُي َ اِ َ َُ ْ ُو‬،‫ُت‬


ِ ‫املعِ ِمْي ساملعِم‬
َ ْ ُ َ َْ ْ ُ ِ ُْ‫ َسَ ْ َْػ ْ َُِن ا َ ِِل َسَِ ُك ْ َس ِجلَ ِم‬،‫ِل َي ََا‬
ْ ِْ ‫َُػ ْ ُؿ َػ‬
. ِ ُْ‫اِنِح‬
َ
KHUTBAH KEDUA

ََ َُ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا َ َس ْح‬،‫ضل‬ َ ‫ب َوػنََُ َسيَػْن‬‫ َك َمُ ُُِي ن‬،َِ ُِْ‫اَ ْْلَ ُم ِ ِ ََحْ ا َكثِ ِْا طَُ ُ َُُِوَكُ ف‬
‫اِن ُ ُؿ‬ ،َ ِ
ُ ‫و‬‫س‬ َ ُ ‫ْع‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ُ َُ
َ ‫ػ‬ُ
ََِّ‫َف َ ُ َ تَُ ست‬ َّ َ ُ ‫ه‬ ‫ف‬
ْ َ‫س‬ ،‫َل‬َ ‫ُس‬ ‫ا‬‫س‬ ِ ‫ ََِ اْلم ُ ِٓت‬،ََِ َ ‫َف ِني‬
ِ‫اآلخنة‬
َ ْ ََ ُ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َْ ُ ُ ْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ لَل ا ْعَُ َِ سْعَل َُِِِ ا‬،‫املصََْل ساََِِِّب املجَْب‬
َ ْ َُُِِّْ‫ َسا‬،‫َل َحَُِ ا َََُُِّْا‬
‫ْي َسَِ ْن‬ ْ َ‫ َس‬،‫َلََُُا‬ ْ ََ َْ ُ َ ََْ ُ ‫َ ن‬ ُْ
‫ُف َس َ َُو َْعَل تَػ ْه ِج َِ َسا ْػَْػَل‬
ٍ ‫ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ
Ma‟asyiral muslimin rahmani wa rahimakumullah,

Ketahuilah, para ulama kita telah memenuhi tulisan-tulisan mereka, kitab-kitab mereka, dan
ceramah-ceramah mereka dengan tauhid ini. Mereka melakukannya tidak lain dan tidak bukan
lantaran mereka mengetahui hanya dengan dakwah tauhid inilah kaum muslimin akan dapat
disatukan, dan hanya dengan dakwah tauhid ini pula kejayaan dan kemenangan kaum muslimin
akan dpat terwujud.

Sebaliknya, tanpa dakwah tauhid ini kita tidak akan dapatkan semua itu. Tanpa tauhid, jangan
berharap kita akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Sejarah kenabian dan kerasulan telah
membuktikan bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam beserta kaum muslimin pada waktu itu
mendapatkan kemenangan dan kejayaan dengan dakwah tauhid ini.

5|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Maka bagi sebagian kaum muslimin yang meninggalkan dakwah ini dan menempuh dakwah
selain dakwah tauhid, kendati mereka diberikan umur ribuan tahun dan mengerahkan segala
macam usaha untuk menegakkan dan mengharapkan kemenangan, kejayaan, dan daulah kaum
muslimin, tidaklah mereka akan berhasil mewujudkan semua itu selama mereka meninggalkan
dan memusuhi dakwah yang barakah ini. Karena Alquran telah membuktikan bahwasanya
sejarah manusia, sejarah kaum-kaum yang meninggalkan tauhid ini dan memusuhinya, mereka
dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Ma‟asyiral muslimin rahimani warahimakumullah,

Inilah suatu bukti yang nyata dari Alquran tentang orang-orang yang berpaling dari dakwah
tauhid. Mereka tidak akan mendapat apa yang mereka inginkan. Bahkan sebaliknya, mereka
akan binasa. Oleh karena itu, kami wasiatkan kepada para da‘i pengibar bendera tauhid agar
selalu istiqomah dalam dakwah dan mintalah kesabaran kepada Allah.

Kita memohon kepada Allah agar menetapkan hati kita dalam mentauhidkan-Nya sampai ajal
menjemput kita, serta menjadikan kalimat tauhid sebagai akhir dari ucapan kita, karena Nabi
Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

َ‫ُخُن َك َال ِِ َِ ََ إَََِِ إََِّ ا ُ ْعَِْ َ َِ ْ ََِِّ ََ َخ ََّ اجلَََّة‬


ِ ‫ِن َكُ َف‬
َْ
―Barangsiapa yang akhir ucapannya La Ilaha illallah tatkala meninggalnya, pasti ia masuk
surga.‖

Demikian yang dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kami pribadi dan bagi
para jamaah seluruhnya. Amin.

ِ ِ ‫ س‬,ِِ ‫ ْعَل اْل َُُِ اِ ِش‬- ‫وَِح ُك ا‬- ‫ََََ سلن ا س م ا‬


َ ََِ ِ ْ ‫ َك َمُ َ ََُِنُك‬,َِِِْ‫اِعَن ِاج امل‬
ُ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ ُْ َ َ ْ َ َ
ِ َّ ِ ِ
َ َِ‫صن َف َْعَل اََِِِّب يَُ َيػن َهُ ا‬
‫ين ََُُِ ا‬ َ ُ‫ إِ َّف اَََِّ َسَِ َالئ َكََُْ ي‬:َِّ ْ‫ُؿ ِٓت َْ ُك ِ اَِْػَْػ ِزي‬
َ َِ ‫ف اخلَُِْػُن؛ فَػ‬
ُ َُِْْ‫ا‬
ُ‫لن ا َْعَُْ َِ َس َ ُم ا ََّ ْعُِم‬
َ
َِ َ َّ‫اِّه َّ لَّ ْعَل ُ م ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ِ َكمُ لَُت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ إِت‬
ُْ‫َح‬ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َْ َ َ ُ
ِ ِ ٍ ِ
َ َّ‫ت َْعَل إِْػَنايُْ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُْ َ إِت‬
َ ‫ اِّ ُه َّ َُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬, ُْ‫ََم‬
ُْ‫َحُْ ََِم‬
َِ

6|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫َوػَََُّ ظََ ْمََُ َتْػ َُ َعََُ َسإِ َّف ََلْ ََّػ ْ َِْن َََُِ َسََّػْن ََحََُْ َََِ ُك ْ تَ َّن ِِ َن اخلَُ ِ ِنيْ َن‬
ِِ ِ َ‫وػَََُّ ا ْغ َِن َََُِ سِِإلخ اتََُِ اََِّ َِين ػ ُِ تَُ ُِ ِإلّْي‬
َ َّ‫ُف َسََ ََْت َُ َّْ ِٓت ُػ ُ ْ ََُِ غِ اال ََِّيْ َن ََُُِ ا َوػَََُّ إِت‬ ْ ََ َ ْ َْ َ ْ َ
ُْ‫َوُؤْسؼ َوِح‬
ِ
‫ُب‬ َ ْ‫ب َََُِ ِ ْن َِ ُ تْ َ َو َْحَة إِتَّ َ َت‬
ُ ‫ت اِ َ َّي‬ ِ
ْ ‫َوػَََُّ ََ َُِّز ْغ ُػ ُ ْ َػََُ َػ ُْ َ إ ِْ َي َ يْػَْػََُ َسَي‬
ِ ِ ِ
َ ََ ‫َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
‫اب اََُِّ ِو‬

‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬


ٍ ‫س ِلَّل ا ْعَل تَُِػََُ َُ َّم ٍ سْعَل َُِِِ سلحِ َِ سِن ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ ْ َ َ ََ َُ َ
ِ ‫اْلم ُ َِِِّ وب اَُُِِ ِم‬ ِ ِ
َ ‫ َ ُْ ُم ْا‬.‫ْي‬
َ‫اِص َالة‬ َْ َ َ ْ َْ ‫َسُخُن ََ ْْع َاتَُ ََف‬

Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 4 Tahun 6, Dzulqo'dah 1427 H dengan penyuntingan


seperlunya oleh redaksi www.KhotbahJumat.com

Artikel www.khotbahjumat.com

7|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Rahasia Dua Kalimat Syahadat

،ََُُِِ‫ُت َ َْْع َم‬


ِ ُ
ََ ‫ َستَػُُ ْ ُِ ُ ِِ ْن ُفُنْسِو َتْػ َُ ِعََُ َسِِ ْن‬،َُ‫اْلَ ْم َ َْْ َم ُ َُ َستَ ْعَُُِْْػََُُ َستَ ْعَْػ ْ َُِن‬ ْ ‫إِ َّف‬
ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ سِن ي‬ ِ ِ ‫ِن يػه َِِ ا فَ َال‬
َ ْ‫َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬ ‫ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إََِ إَ ا‬،ََُِ ُ َ َُ‫ض َّْ فَ َال َي‬ ُ ْ ََ ُ ُ َْ ْ َ
َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ََُِ

‫ين اَ َاَُِ ا اَّػ ُِ ا ا َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َِ‫يََُينهَُ ا‬
َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬
َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬ ِ‫سس‬ ِ َّ
َ ٍ َْ ‫َُّس اَّػ ُِ ا َوَّ ُك ُ اَُِ َخَ َِ ُك ِ ْن تَػ‬ ُ َِ‫يََُيػن َهُ ا‬
ُ ُِ‫َكثِِا َستِ َعآا َساَّػ ُِ ا ا َ اَِّ َُِ ََّ َعآاَُِ َف َِِ َساْ َْو َح َُـ إِ َّف ا َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬
ِ ِ ‫ ي‬. ‫يَُيػنهُ اَِّ َِين ااَِ ا اَّػ ُِ ا ا سُ ُِ ا َػ َ ِي ا‬
ْ ‫ص ْْ َِ ُك ْ َ َْْع َمَُِ ُك ْ َسيػَ َْْن َِ ُك ْ ُِتُ َ ُك‬ُْ َ ْ َ َُ َ َ َ َ
ُ‫َسَِن يُ ِْ ِ ا َ َسَو ُ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُم‬

‫َس َفَّن‬ ‫ُ َُ َّم ٍ ل ل ا ْع َُ س‬ ُ ْ ‫ي‬


َ ِ
ُ ْ َ‫ْل‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ػ‬
َ َُْ ‫خ‬
َ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ُب‬
ُ ْ
َ ِ‫ث ك‬ِ ‫ فَِإ َّف ََل َ َؽ ا ْْل ِي‬: ُ ُ‫َ ََُِّ ػ‬
َْ ْ َْ
ٍ ٍ ٍ
َ ‫ اِ ه‬.‫ض َالَِة ِٓت اََُِّ ِو‬
‫لَّ َْعَل‬ َ ‫ َسُك ََّّ ِ ْ َْعة‬،‫ َسُك ََّّ ُْ َ ثَة ِ ْ َْعة‬،ُ‫اْ ُُِ ْ ِو ُْ َ ثََُُّػ َه‬
َ ََّّ ‫ َسُك‬،‫ض َالَِة‬
. ْ َ ‫حِ َِ َس‬ ِِ ٍ
ْ‫ل‬ َ ‫ َس َْعَل َُِ َس‬، ‫َُم‬
Kaum Muslimin Rahimakumullah

Membangun sebuah bangunan dimulai dengan meletakkan pondasinya, pondasi ini harus baik
dan kokoh karena ia penopang bagi apa yang diletakkan di atasnya. Jika pondasinya kokoh,
maka bangunannya akan tegak dengan kokoh pula, sebaliknya jika pondasinya rapuh maka tidak
perlu menunggu lama bangunan tersebut akan roboh. Islam bisa diibaratkan sebuah bangunan.
Jika tegak-nya bangunan mesti ditopang dengan pondasi yang kokoh, maka tegaknya dinul Islam
pun mesti didasari dengan pondasi yang kuat. Jika bangunan roboh dengan cepat tanpa pondasi
yang kokoh maka dinul Islam pun demikian.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

8|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Tahukah kita apakah pondasi Islam? Ia adalah syahadat. Di atas syahadat inilah bangunan Islam
ditegakkan. Oleh karena itu, ketika nabi menjelaskan pilar-pilar Islam, beliau mengawalinya
dengan syahadat.

‫ َسإِيْػَْ ُِا‬،ِ‫اِصالَة‬ َّ َ‫ َف َه ََُةِ َ ْف ََ إََِ إََِّ ا ُ َس‬:‫س‬


َّ ‫ َسإِ َ ُِـ‬، ‫َف َُ َّم ا َو ُ ْ ُؿ ا‬ ِْ ‫ُِِن‬
ٍ َْ‫اإل ْ الَ ُـ َْعَل َخ‬
َ
.‫ضُ َف‬ ِ ِ َّ
َ َِ‫ل ْ ـ َو‬
َ ‫ َس‬،‫اْلَج‬ْ ‫ َس‬،‫اِزَكُة‬
―Islam dibangun di atas lima perkara: Syahadat, bahwa tiada tuhan yang berhak disembah,
kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
haji, dan puasa Ramadhan.‖ (H.R. al-Bukhari dan Muslim, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 8
dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 62, dari Ibnu Umar).

Disebutkannya syahadat dalam urutan pertama berarti apa yang sesudahnya berpijak kepadanya,
lebih tegasnya apa yang sesudahnya yaitu mendirikan shalat, membayar zakat, haji, dan puasa
tidak sah dan tidak diterima tanpa pijakan syahadat. Maka, di dalam Alquran di dalam banyak
ayat, Allah selalu mengindukkan amal shalih kepada iman. Benar sekali Imam Muslim
rahimahullah yang menulis sebuah bab dalam Shahih-nya: Bab: Barangsiapa Tidak Beriman,
Maka Amal Shalih Tidak Berguna Baginya. Selanjutnya, dia menurunkan hadits Aisyah yang
bertanya kepada Nabi, ―Ya Rasulullah, Ibnu Jud‘an semasa jahiliyah bersilaturahim dan
memberi makan orang miskin. Apakah itu berguna baginya?‖ Nabi menjawab,

.‫ِل َخ َُِِْْ ِْت يَػ ْ َـ اِ يْ ِن‬ ِ ِ


ْ ِ ‫ َوب ا ْغَ ْػن‬:ُِ ْ ‫ إتََُّ ََلْ يَػ ُِ ْػَّ يَػ‬،َُُُ‫ََ يَػَْػَػ‬
―Tidak berguna baginya, karena dia tidak pernah suatu hari pun berkata, „Ya Rabbi, ampunilah
kesalahanku pada Hari Pembalasan‟.‖ (H.R. Muslim. Mukhtashar Shahih Muslim, no. 41).

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Tidak hanya hadits tersebut yang mensyaratkan syahadat agar amal shalih diterima, sebelumnya
ayat-ayat alquran telah menetapkan hal yang sama. Salah satunya adalah Firman Allah,

َِِِ ُ ‫َسَِ َََُِػ َُ ُه ْ ََف َُّػ َِْ ََّ َِِْػ ُه ْ تَػَ ََُُِّػ ُه ْ إِآلَّ َتػَّ ُه ْ َكَُنسا ُِ ِ َسَِن‬
―Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya
melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.‖ (At-Taubah: 54).

Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya terhadap ayat ini, ―Amal shalih hanya sah dengan
iman.‖ (Tafsir Ibnu Katsir, 4/162). Oleh karena itu, ketika Nabi mengutus Mu‘adz bin Jabal
sebagai hakim dan da‘i ke kota Yaman, beliau berpesan kepadanya agar memulai berdakwah
dengan syahadat. Sabda beliau,

9|Disalin dari www.khotbahjumat.com


Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

َّ َ ْ ‫ فَِإ ْف ُي ْ َطَُْعُ ْ َؾ َِِ فَأ َْْعِ ْم ُه‬، ‫َِّن َو ُ ْ ُؿ ا‬


َ ‫َف ا‬ ِ ِ ِ
ْ َ‫ َس‬، ‫اَُْْعُ ُه ْ إ ََل َف َه ََُة َ ْف ََ إَِ إََّ ا‬
َّ َ ْ ‫َْعِ ْم ُه‬ ٍ ٍ َِ
‫َف ا‬ ْ ‫ فَِإ ْف ُي ْ َطَُْعُ ْ َؾ َِِ فَأ‬،‫لَ َات ِٓت ُكَّ يَػ ْ ـ َسَُِْػَ ٍة‬ َ َ ْ ‫س‬ ‫َخ‬
َْ ِ
‫ه‬ ُ
َْ ‫ْع‬
َ ‫ض‬
َ ‫ن‬َ ‫ػ‬ْ
َ ‫ػ‬‫ف‬
ْ ‫ا‬
. ْ ‫ َّػُ ْؤ َخ َُ ِِ ْن َ ْغََُُِئِ ِه ْ َسَُّػَننَ َْعَل فُػ ََِنائِ ِه‬، ْ ِِ‫ل َ َة ِٓت َ َِْ َاْل‬
َ ْ ‫ض َْعَُْ ِه‬ َ ‫افْػَْػَن‬
―Ajaklah mereka kepada syahadat, bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan
bahwa aku adalah Rasulullah, jika mereka telah mematuhimu dalam hal itu, maka beritahukan
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam, jika
mereka telah mematuhimu dalam hal itu maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan atas mereka zakat pada harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya dari
mereka dan diberikan kepada orang-orang miskin dari mereka.‖ (H.R. al-Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Abbas. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 666 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no.
501).

Dari sini kaum Muslimin mengetahui dan memahami untuk selanjutnya bahwa mengikrarkan
dan memegang syahadat dengan teguh dalam kehidupan adalah perkara yang tidak bisa ditawar
lagi.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Apa itu syahadat? Syahadat adalah persaksian dengan dasar keyakinan yang kuat di dalam hati.
Syahadat ini terbagi menjadi dua: Syahadat tauhid yaitu ucapan ‫ اَل إله إِ اَل للاه‬dan syahadat risalah
yaitu ucapan ‫ هم اح ام ٌد ارسهوْ هل للا‬. Yang pertama, berarti tidak ada apapun atau siapapun yang berhak
disembah kecuali Allah semata. La ilaha meniadakan hak penyembahan dari selain Allah dan
illallah menetapkannya untuk Allah semata. Dua perkara inilah yang dikenal dengan rukun
syahadat. Syahadat ini menuntut pemurnian ibadah semata-mata untuk Allah, dan membuang
syirik yang berarti menduakan Allah dalam beribadah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala,

ِ ِ ُ‫آلَإِ ْكناَ ِٓت اِ ي ِن َ َّػ ػ َّْي اِن ْف ُ ِِن اِْ َي فَمن ي ْك َُن َُُِِّْغ‬
َ ‫ت َسيػُ ْؤِِن ُِ ِ فَػ َِ ا ْ َْ ْم َع‬ ْ َ َ َ ََ ََ
ِ ِ
َ َْ‫ُُُِِْْنَسة اِْ ُثْػ َِل ََ ات‬
َُ‫ص َُـ َْل‬
―Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat.‖ (Al-Baqarah: 256).

Adapun syahadat yang kedua, maka akan khatib jelaskan pada khutbah kedua.

10 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Akibat Hukum dari Syariat

Di dunia, barangsiapa bersyahadat, maka dia adalah seorang Muslim, baginya hak yang sederajat
dengan kaum Muslimin dan atasnya kewajiban yang sederajat dengan kaum Muslimin,
terlindungi darah, harta, dan keluarganya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala,

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ
َ‫اْل‬
ْ ‫ين‬ َ َِ ‫ين ََيػُ ْؤَُِ َف ُ َسََ َُُِْػ ْ ـ اْ َخ ِن َسََ ُُيَنُِ َف‬
َ َ ‫ُحَّنَـ ا ُ َسَو ُ َُُِ َسََيَ يَُ َف‬ َ َِ‫ََُّ ُ ا ا‬
‫لُغُِنس َف‬ ٍ ِْ ‫ِِن اَِّ َِين َُسَُّ ا اِْ ِكَُْب ح ََّّت يػُُْ ا‬
َ ْ ‫اجلْزيَةَ َْعن يَ َسُي‬ ُْ َ َ َ َ
―Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada Hari
Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya
dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang
diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk.‖ (At-Taubah: 29).

Sabda Nabi,

َّ ‫ َسيُُِِْ ُم ا‬، ‫َف َُ َّم ا َو ُ ْ ُؿ ا‬


،‫اِصالََة‬ َّ َ‫َُّس َح ََّّت يَ ْش َه ُ ْسا َ ْف ََ إََِ إََِّ ا ُ َس‬ ِ
َ َِ‫ت َ ْف َََُُّ ََّ ا‬ ُ ‫َُِْن‬
ِ
ِْ َ‫ص ُم ْا ِِِن َِ َُِاَ ُي ْ َسَ َِْ ا َْلُ ْ إََِّ ِِب‬
‫ َس ِح َعُ ػُ ُه ْ َْعَل‬،‫اإل ْ الَِـ‬ َ ‫ فَِإ َِا فَػ َُ ُ ْا ِِ َْع‬،‫اِزَكُ َة‬
َّ ‫َسيػُ ْؤَُّ ا‬
َ ْ
. ‫ا‬
―Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan
yang berhak disembah, kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan itu, mereka telah melindungi darah
dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam dan hisabnya atas Allah.‖ (Muttafaq „alaihi,
dari Ibnu Umar. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 24 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 5).

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Dari sini, maka Nabi sangat mengingkari pelanggaran terhadap darah orang yang mengucapkan
‗La ilaha illallah‟. Usamah bin Zaid berkata, ―Rasulullah mengutus kami dalam sebuah pasukan,
maka kami menyerang beberapa kelompok orang dari suku Juhainah. Aku sendiri berhadapan
dengan seorang laki-laki, dia mengucapkan ‗la ilaha illallah‗, maka aku menusuknya. Karena
hal itu mengganjal di dalam hatiku, maka aku pun menyampaikannya kepada Rasulullah.
Rasulullah bersabda, ―Dia mengucapkan ‗la ilaha illallah‗ dan kamu membunuhnya?‖ Aku
membela diri, ―Ya Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut senjata.‖ Rasulullah bersabda,
―Mengapa kamu tidak membelah hatinya agar kamu mengetahui apakah dia demikian atau

11 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

tidak?‖ Usamah berkata, ―Nabi terus mengulangulang perkataannya kepadaku sehingga aku
berharap baru masuk Islam pada hari ini.‖ (H.R. Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 7).

Adapun akibat dari syahadat di akhirat, maka khatib katakan bahwa kunci bagi gerbang Akhirat
adalah ‗la ilaha illallah‗ di mana Rasulullah memerintahkan mentalqin orang yang menghadapi
ajal dengan kalimat ‗la ilaha illallah‗. Sabda beliau,

. ‫َِِػَُػ ْا َِ ْ ََُّ ُك ْ ََ إََِ إََِّ ا‬


―Talqin-lah orang yang hendak meninggal di antara kamu dengan la ilaha illallah.‖ (HR.
Muslim dari Abu Sa‘id, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 453).

Di alam akhirat terdapat dua janji utama yang menggembirakan bagi orang yang mengikrarkan
diri dengan kalimat syahadat:

Pertama: Jaminan Surga.

Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam bersabda,

ْ ََّ ‫ُت َسُي َ يَػ َُْ ُ َتََُّ ََ إَِ إََِّ ا ََ َخ‬


.َ‫اجلَََّة‬ َ َِ ‫َِ ْن‬
―Barangsiapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain
Allah, maka dia masuk Surga.‖ (H.R. Muslim dari Usman, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 9).

Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam bersabda,

ِ َُ‫َف ُ َّم ا و ُؿ ا حَّنـ ا ْع‬ ِ ِ


.‫َُّو‬
َ ِ‫ا‬
َ َْ َ ََ ْ ُ َ َ َّ َ‫َِ ْن َفه َ َ ْف ََ إََِ إََّ ا ُ َس‬
―Barangsiapa bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah mengharamkan Neraka atasnya.‖ (H.R. Muslim dari
Ubadah bin Shamit, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 11).

Kedua: Jaminan tidak kekal di Neraka.

Orang yang bersaksi ‗la ilaha illallah‗ meskipun dia masuk dan diazab di Neraka, pasti dia akan
dikeluarkan darinya dan dipindahkan ke Surga, baik dengan syafa‟at atau tanpa syafa‟at.

Nabi Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda,

12 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫ َسَِيُْن ُج ِِ َن اََُِّ ِو َِ ْن‬،ٍِْ ‫ َسِٓت َػ ِْ َِ َسْز ُف َفُُِْػَنةٍ ِِ ْن َخ‬، ‫ ََ إَِ إََِّ ا‬:‫ُؿ‬ َ َ ‫َِيُْن ُج ِِ َن اََُِّ ِو َِ ْن‬
‫ َسِٓت‬، ‫ ََ إََِ إََِّ ا‬:‫ُؿ‬ َ َ ‫ َسَِيُْن ُج ِِ َن اََُِّ ِو َِ ْن‬،ٍِْ ‫ َسِٓت َػ ِْ َِ َسْز ُف ػَُّنةٍ ِِ ْن َخ‬، ‫ ََ إَِ إََِّ ا‬:‫ُؿ‬ ََ
.ٍِْ ‫َػ ِْ َِ َسْز ُف َِ َّوةٍ ِِ ْن َخ‬
―Akan keluar dari Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di dalam hatinya
terdapat kebaikan seberat biji jewawut. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan „la ilaha
illallah‟ yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Keluar dari Neraka
orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji
dzarrah.‖ (H.R. al-Bukhari dari Anas bin Malik. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 41).

‫َُػ ْ ُؿ‬. ِ ُْ‫اْلَ ِك‬ْ ‫ُت َساَِ ْك ِن‬ ِ ‫ ستَػَُ ِِن سإِيَُّ ُك ِِبَُ فُِ َِ ِِن ْاآلي‬،‫ُف اِْ َك ِنِْْي‬
ِ ‫ُوَؾ ا ِِل سَِ ُك ِٓت اِْ ُِن‬
َ َ ْ ْ ََْ َ ْ ْ َْ ََ
‫ فَُ ْ َْػ ْ َُِنْسَُ إِتََُّ ُي َ اِْ َ َُ ْ ُو‬،‫ب‬ٍ ْ‫ْي ِِ ْن ُكَّ َِت‬ ِِ ِ ِ ِ ْ ‫َػ ِِل يَا سَ ْػ‬
َ ْ ‫ِل َسَِ ُك ْ َسِ َعُئ ِن اِْ ُم ْع م‬
ْ ِ َ ‫ا‬ ‫ن‬ َ
ُ َْ َ ْ ْ
.ُ ُْ‫اِنِح‬
َّ
KHUTBAH KEDUA

َُِِ‫َل َح‬ ِ ِ ِ ِ
َ ْ َ ‫اِعالَ ُـ َْعَل َ ْفَنؼ اْ َتَُُِْا َساِْ ُمْن‬
ْ َ‫ َس َْعَل ََِ َس‬،‫ْي‬ َّ ‫اِصالَةُ َس‬
َّ ‫ َس‬،‫ْي‬ َ ْ ‫اَ ْْلَ ْم ُ َوب اِْ ََُُِم‬
: ُ ُْ ‫ َ ََُِّ َػ‬،‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬
ٍ ‫سِن ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ
Kaum Muslimin Rahimakumullah

Syahadat yang kedua adalah syahadat risalah, yaitu syahadat Muhammad Rasulullah. Makna
dari syahadat ini adalah pengakuan lahir batin bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Syahadat ini dilandasi oleh dua pilar pokok yaitu ‗hamba-Nya‘ dan ‗utusan-Nya‘. Kata pertama
berfungsi menutup peluang sikap berlebih-lebihan terhadap Rasulullah yang mungkin menyeret
kepada pemberian hak rububiyah dan uluhiyah kepadanya, padahal hak tersebut hanyalah milik
Allah semata, dan ini berarti mensejajarkan Rasulullah dengan Allah, dan inilah pembatal
syahadat itu sendiri. Dalam beberapa ayat, Allah memberi gelar abdun (hamba) kepada Nabi-
Nya, karena inilah gelar termulia bagi manusia. Salah satu ayat tersebut adalah,

ُ‫ُب َسََلْ ََْي ََُّ ََُِّ ْعِ َ َج‬ ِ ِِ ِ ِ


َ َ ََُِّ‫ا ْْلَ ْم ُ ا‬
َ َْ‫َتزَؿ َْعَل َْعْ َ اِْك‬
―Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Qur`an) dan
Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.‖ (Al-Kahfi: 1).

13 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dan Rasulullah sendiri telah menyatakan dirinya adalah abdullah (hamba Allah). Sabda Nabi
Shallallahu „alaihi wa Sallam,

.َُُِ ْ ُ ‫ َْعػْ ُ ا َسَو‬:‫َّص َُوى ا ْ َن َِْنَْيَ فَِإََّّنَُ َتَُ َْعْ فَػ ُِػ ْ ُِْا‬ ِ ِ
َ َِ‫ِّن َك َمُ َطَْنت ا‬
ْ ‫ََ َُُّْْنْس‬
―Janganlah kamu memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani melakukan itu kepada
putra Maryam. Aku hanyalah hamba, maka katakanlah, „Hamba Allah dan Rasul-Nya‟.‖ (H.R.
al-Bukhari dari Umar, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1373).

Kata kedua adalah ‗Rasul-Nya‘ yang berarti bahwa beliau ada-lah utusan Allah kepada seluruh
alam sebagai penyampai berita gembira dan pemberi peringatan. Firman Allah Subhanahu wa
Ta‟ala,

‫ُْلَ َ ِشِا َستَ َِينا‬


ْ ِ ‫ُؾ‬
َ ََْ َ ‫إِتَّآ َ َْو‬
―Sesungguhnya, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan.‖ (Al-Baqarah: 119).

Kata ini menutup sikap meremehkan Rasulullah, dengan asumsi bahwa beliau adalah manusia
biasa, bisa benar, bisa pula salah. Sikap dan asumsi ini tidak benar, ia menabrak kesaksian bahwa
beliau adalah Rasul Allah, benar Rasulullah adalah manusia biasa akan tetapi,

ِ ‫ سُِي‬. ‫ُح ُك سُِ َغ ى‬


‫ إِ ْف ُي َ إَََِّس ْحي يُ َحل‬. ‫َْ ُ َْع ِن ا ْْلََى‬ ِ ََّّ ‫ُِض‬
َ ََ َ ََ ْ ُ ‫ل‬ َ َ َ
―Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).‖ (An-Najm: 2-4).

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Konsekuensi syahadat risalah ini adalah ittiba‟, yaitu mengikuti Rasulullah dengan beriman
kepadanya, membenarkan perintahnya, menjauhi larangannya, menomorsatukan sabdanya dan
mencukupkan diri dengan mengamalkan Sunnahnya tanpa melakukan penambahan ataupun
pengurangan tehadap ajarannya dalam beribadah kepada Allah. Semua itu adalah hak beliau
sebagai Rasulullah atas kita, jika kita mengakui beliau sebagai Rasul Allah.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Selanjutnya kita bershalawat kepada Rasulullah dengan dasar perintah dari Allah. Firman Allah
Subhanahu wa Ta‟ala,

ُ‫لن ا َْعَُْ َِ َس َ ُم ا ََّ ْعُِم‬ ِ َّ ِ


َ ُ‫إِ َّف ا َ َسَِالَئ َكََُْ ي‬
َ َِ‫صن َف َْعَل اََِِِّب يَآَيػن َهُ ا‬
َ ‫ين اَ َاَُِ ا‬
14 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

―Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.‖ (Al-Ahzab: 56).

ُ‫لن ا َْعَُْ َِ َس َ ُم ا ََّ ْعُِم‬ َ ‫ين اَ َاَُِ ا‬


ِ َّ
َ َِ‫صن َف َْعَل اََِِِّب يَآَيػن َهُ ا‬
ِ
َ ُ‫إِ َّف ا َسَِالَئ َكََُْ ي‬
ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ َّ‫ إِت‬،َ ُْ‫ َس َْعَل ُِؿ إِْػَناي‬،َ ُْ‫ت َْعَل إِْػَناي‬ َ َُّْ‫ل‬ َ ُ‫ َك َم‬، ‫ َس َْعَل ُؿ َُ َّم‬، ‫لَّ َْعَل َُ َّم‬ َ ‫اِ ه‬
ُْ‫َحُْ ََِم‬َِ
ِ ِ ٍ ٍ
َ َّ‫ إِت‬،َ ُْ‫ َس َْعَل ُِؿ إِْػَناي‬،َ ُْ‫ت َْعَل إِْػَناي‬ َ ‫ َك َمُ َ َُوْك‬، ‫ َس َْعَل ُِؿ َُ َّم‬، ‫اِ ه َُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم‬
ُْ‫َحُْ ََِم‬َِ
‫ َوػَََُّ ظََ ْمََُ َتْػ َُ َعََُ َسإِ ْف ََلْ ََّػ ْ ِػَ ْػن َََُِ َسََّػْن ََحََُْ َََِ ُك تَ َّن ِِ َن‬،‫ُت‬
ِ ‫اِ ه ا ْغ ِػَػن ِِْمعِ ِمْي ساِْمعِم‬
َ ْ ُ َ َْ ْ ُ ْ
‫اخلَُ ِ ِنيْ َن‬
ْ
‫ اِ ه إِتَُّ تَ ْعأَُِ َ ا ْْلَُ ى َساِْنػ َِل‬.‫اب اََُِّ ِو‬ ِ ِ ِ
َ ََ ‫َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت ْاآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
ِ ُْ‫َج‬َِ ‫ اِ ه إِتَُّ تَػُ ُِ ِ َ ِِن َزس ِاؿ تُِمِْ َ سََت ن ِؿ ْعُفُِِْ َ سفُجُاةِ تِِْمِْ َ س‬.‫ُؼ ساِْ ِن‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ َ ْ ُْ َ َ َ ََُ ِْ‫َسا‬
ِ ‫ س‬. َ ِْ ‫خ‬
َُ‫ُخُن ََ ْْع َات‬ َ ََ
َّ ِ ِ َ ‫ل ل ا َْعَل تَُِػََُ َُ َّم ٍ َس َْعَل َُِِِ َس‬ ِ ْ ‫َ َِف‬
َ َ ‫ل ْح َ َس‬ َ ‫ َس‬.‫ْي‬َ ْ ‫اْلَ ْم ُ َوب اِْ ََُُِم‬

Penulis: Ustadz Izzudin Karimi, Lc.


Disalin dari buku Kumpulan Khutbah Jum‟at Pilihan Setahun Edisi Kedua, Darul Haq, Jakarta
dengan penyuntingan bahasa oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

15 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Islam, Satu-satunya Agama yang Benar

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫إِ َّف ا ْْلم َ ِِ َِ َْْم ُ َ ستَعَُُِْػََُ ستَعَْػ ْ َِنَ ستَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ سِِن‬
ََ ْ َ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ سِن ي‬ ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
ََُِ َ ْ‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَِِػََ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َْ
َّ َ ُ ‫َسَ ْف َه‬
َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
‫يَُ َيػن َهُ اَِّ َِيْ َن ََُُِ ا اَّػ ُِ ا ا َ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُْ َُّ َّن إََِّ َسَتْػُْ ْ نِ ْعِ ُم ْ َف‬

َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬


َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬ ِ‫سس‬ ٍ َ
ْ ‫ػ‬
َ‫ت‬ ‫ن‬ ِ ‫يُ َيػنهُ اََُِّس اَّػ ُِ ا وَّ ُك اَِّ َُِ خَ َِ ُك‬
ِ
َ ْ ْ َ ُ َ ُ َ َ
ُ ُِ‫َكثِِا َستِ َعُا َساَّػ ُِ ا ا َ اَِّ َُِ ََّ َعُاَُِ َف َِِ َساْ َْو َح َُـ إِ َّف ا َ َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬

‫صِ ْْ َِ ُك ْ َ َْْع َمَُِ ُك ْ َسيَػ ْ َِْن َِ ُك ْ ُِتُ َ ُك ْ َسَِ ْن‬ ِ


ْ ُ‫ين ََُُِ ا اَّػ ُِ ا ا َ َسُ ُِ ا َػ َْ َ ي ا ي‬
ِ َّ
َ َِ‫يَُ َيػن َهُ ا‬
ُ‫يُ ِْ ِ ا َ َسَو ُ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُم‬

ُ ُْ ‫َ ََُِّ َػ‬
Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan mensyukuri nikmat-
nikmat-Nya. Terlebih, nikmat paling besar yang tidak didapatkan oleh setiap orang, bahkan oleh
kebanyakan manusia, yaitu nikmat dikaruniai agama Islam. Allah Subhanahu wa Ta‟ala
berfirman,

ِ ِ ِ ‫َُّس سَِ حنل‬


‫ْي‬ َ ْ َ َ ْ َ ِ َِ‫َسَِآَ ْكثَػُن ا‬
َ َِ‫ت ِبُْؤ‬
―Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun engkau sangat menginginkannya.‖
(Yusuf: 103)

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga karunia yang paling besar ini, dengan
bersungguh-sungguh dalam berpegang teguh dengan ajarannya. Bukan menjadi orang yang
sekadar mengaku beragama Islam, namun tidak mau membuktikan keislamannya.

16 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Hadirin rahimakumullah,

Islam adalah agama yang menuntut pemeluknya untuk menyerahkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta‟ala dan meninggalkan seluruh jenis perbuatan syirik sekaligus orang-orang
yang melakukannya. Islam juga agama yang dibangun di atas pondasi dan penopang yang
disebut rukun Islam. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫ َسإِيْػَْ ُِا‬،ِ‫اِصالَة‬ َّ ‫ َس‬،ُ ‫ َف َه ََُةِ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا‬:‫س‬


َّ ‫ َسإِ َ ُِـ‬،ِ ‫َف َُ َّم ا َو ُ ُؿ ا‬ ِْ ‫ُِِن‬
ٍ َْ‫اإل ْ َال ُـ َْعَل َخ‬
َ
ِ ُ‫ سحج اِ ػ‬،‫ضُ َف‬ ِ ‫ س‬،ِ‫اِزَكُة‬
‫ت‬ ْ َ َ َ َ َِ‫ل ْ ـ َو‬ َ َ َّ
―Agama Islam dibangun di atas lima hal: Persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan yang
benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah.‖ (Muttafaqun „alaih)

Pada hakikatnya, merupakan kesalahan besar bila ada yang menganggap bahwa seseorang akan
tetap di atas keislamannya selama dirinya mengaku muslim dan mengakui kebaikan ajaran Islam,
meskipun dirinya di atas akidahnya orang-orang jahiliyah, sehingga masih terjatuh pada syirik
besar dan tidak mewujudkan dua kalimat syahadat yang merupakan pondasi Islam. Di samping
itu, merupakan suatu kebodohan yang nyata bila ada yang menyangka bahwa seorang muslim
tidak mungkin akan keluar dari agamanya meskipun dirinya terjatuh dalam perbuatan
memperolok-olok ajaran Islam, seperti memperolok-olok disyariatkannya memakai cadar,
memelihara jenggot, mengangkat kain di atas mata kaki, dan yang semisalnya. Allah Subhanahu
wa Ta‟ala memperingatkan perbuatan memperolok-olok agama, meskipun hanya dengan
maksud bersenda-gurau dalam firman-Nya,

}65{ ‫ب ُ َّْ َُِ ِ َساَايَََُِِّ َسَو ُ َِِِ ُكَُْ ْ ََّ ْعَْػ ْه ِزاُس َف‬ ِ
ُ ُ‫َسَِ ن َ أََِْْػ ُه ْ ََُِػ ُِ ُِ َّن إََِّّنَُ ُكَُّ ََن‬
ُ َُ ْ ‫ض َستَػ‬
ِ ِ ِ
ْ ‫ََََّػ ََُْْ ُوسا َ ْ َكَْنُُت َػ ُْ َ إّيَُت ُك‬
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang perbuatan memperolok-olok Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam dan sahabatnya), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami
hanyalah bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah terhadap Allah, ayat-
ayat-Nya dan Rasul-Nya, kamu selalu berolok-olok? Tidak ada udzur bagi kalian. Kalian telah
kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65—66)

Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengenal agamanya dengan sebenar-benarnya, serta
mengamalkan ajarannya. Sebab, ketidaktahuannya terhadap ajaran Islam bisa menyebabkan
dirinya terjatuh pada perbuatan syirik dan pembatal-pembatal keislaman lainnya.

Hadirin rahimakumullah,

Barangsiapa memerhatikan keadaan umat yang tidak mendapatkan hidayah Islam atau tidak
menjalankan aturan-aturan Islam dalam kehidupannya, baik di masa lampau, maupun di masa

17 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

kini, dia akan mendapatkan keadaan yang penuh ketidakteraturan. Mereka hidup dalam keadaan
tidak tenteram dan diliputi rasa khawatir, serta saling menyakiti satu sama lain. Hal ini
sebagaimana terjadi di masa jahiliyah, misalnya, yaitu zaman sebelum diutusnya Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam di Jazirah Arab. Di masa itu, manusia hidup dalam keadaan diliputi
kebodohan, kegelapan, dan kerusakan. Karena kebodohannya, mereka tidak mengenal Rabb-nya
dan terjatuh pada peribadatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Di antaranya, mereka
berdoa kepada orang yang telah meninggal dunia dengan persangkaan bahwa orang-orang yang
telah mati tersebut bisa dijadikan sebagai perantara untuk meminta kepada Allah Subhanahu wa
Ta‟ala dan bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Allah Subhanahu
wa Ta‟ala menyebutkan keadaan orang-orang musyrikin di zaman dahulu ini dalam firman-Nya,

‫ين َّاَتَ َُسا ِِن َُستَِِ َ َْسَُِِآاَ َُِتَػ ُُْ ُ ُي ْ إََِّ ُُِِػ َِنُ تَآ إِ ََل ا ِ ُزَِْل‬ ِ َّ
َ َِ‫َسا‬
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”
(Az-Zumar: 3)

Begitu pula keadaan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah Islam di masa kini. Mereka
terjatuh pada perbuatan syirik dengan berbagai ragamnya, hingga melakukan perbuatan-
perbuatan yang menutupi akal mereka, seperti berebut kotoran kerbau atau air comberan untuk
mengambil berkah darinya. Mereka juga dipenuhi rasa takut dan saling bermusuhan,
sebagaimana yang terjadi di tempat yang masih banyak praktik-praktik sihir dan perdukunan.
Begitu pula yang terjadi pada masyarakat yang masih mengeramatkan pohon atau tempat-tempat
tertentu.

Adapun orang-orang yang mendapatkan hidayah Islam dan memahaminya dengan sebenar-
benarnya, mereka hidup di atas kemuliaan dan kebahagiaan. Mereka menjalani kehidupan dunia
ini di atas aturan-aturan hidup yang lengkap, sempurna, penuh dengan keindahan dan
kemudahan.

Hadirin rahimakumullah,

Oleh karena itu, di hadapan kita ada jalan menuju kebahagiaan dan jalan menuju surge, serta
keridhaan Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Di hadapan kita ada jalan yang terang dan jelas dalam
mengatur seluruh urusan kita. Namun, mengapa ada yang tidak bersungguh-sungguh mengikuti
ajarannya? Bahkan, ada kaum muslimin yang justru meninggalkan akidah, prinsip, dan aturan
Islam, serta lebih memilih akidah orang-orang musyrikin dan ajaran orang-orang kafir? Tidakkah
mereka menginginkan ajaran yang akan membuat ketenteraman dan kebahagiaan, serta jauh dari
kekhawatiran dan ketidakteraturan? Lebih dari itu, tidakkah mereka menginginkan keselamatan
dari siksa api neraka dan merasakan nikmatnya surga? Namun, mengapa ada kaum muslimin
yang justru meninggalkan ajaran agamanya? Mengapa sebagian kaum muslimin lebih bangga
ketika bisa berpenampilan dengan model orang Barat? Mengapa pula sebagian wanita muslimah
lebih memilih berpenampilan dengan busana orang kafir yang menampakkan auratnya,
berpakaian tetapi telanjang, serta meninggalkan busana muslimah yang menjaga kehormatan dan

18 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

kesuciannya? Tidakkah ajaran Islam adalah ajaran yang indah dan mulia, sedangkan yang
menyelisihinya adalah ajaran yang hina dan rendah?

Hadirin rahimakumullah,

Apa pun sikap seseorang terhadap ajaran Islam, kerugiannya akan kembali pada dirinya sendiri.
Orang-orang yang berpegang teguh di atas ajaran Islam dengan sebenar-benarnya akan terus ada,
dengan kehendak dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Allah Subhanahu wa Ta‟ala
berfirman,

‫َسإِف ََّػَْػ ََِّْا يَ ْعَْْ ِ ْؿ َػ ْ ُِ َغُْػَنُك ْ ُّتَّ ََيَ ُك تُ ا َ َِْثََُِ ُك‬


―Dan jika kalian berpaling niscaya Dia akan mengganti (kalian) dengan kaum yang lain; dan
mereka tidak akan seperti kalian.‖ (Muhammad: 38)

Hadirin rahimakumullah,

Marilah kita bersungguh-sungguh mewujudkan keislaman kita dan berhati-hati dengan tipudaya
musuh-musuh Islam yang ingin mengeluarkan pemeluknya dari ajarannya yang mulia. Allah
Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ
ْ ‫َسََ يَػَزاُِ َف يػُ ََُِّ ُ تَ ُك ْ َح ََّّت يَػُننَسُك ْ َْع ْن َيَ ُك ْ إِ ِف ا ْ ََُْْْعُ ا َسَِن يَػْنََّ َْ َِ ُك ْ َْع ْن َيََ فَػَُ ُم‬
‫ت‬
‫ُب اََُِّ ِو ُي ْ فِ َُهُ َخُِِ ُ س َف‬
ُ ‫َل َح‬
ِ ِ
ْ َ َ َِ‫َسُي َ َكُفُن ُُ فَأ ُْس‬
“Dan mereka (orang-orang kafir) tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat)
mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), jika mereka mampu. Barang siapa
yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 217)

Upaya memerangi kaum muslimin yang dilakukan oleh orang-orang kafir tidaklah selalu
menggunakan cara fisik. Akan tetapi, mereka memerangi melalui pemikiran dan keyakinan, serta
akhlak yang akan merusak agama kaum muslimin. Mereka akan menawarkan akidah dan prinsip
yang akan merusak, serta menghilangkan akidah seorang. Mereka juga menawarkan akhlak yang
dipenuhi keinginan untuk memuaskan syahwat. Mereka akan memanfaatkan berbagai
kesempatan dan sarana yang beraneka ragam: media cetak, elektronik, dan lainnya. Oleh karena
itu, kaum muslimin harus senantiasa waspada dari makar dan tipudaya serta upaya pemurtadan
yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta‟ala
senantiasa menjaga dan menolong kita untuk bisa mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya
serta menjauhkan kita dari mengikuti ajaran-ajaran orang kafir yang menyesatkan.

19 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

KHUTBAH KEDUA

ٍ ِ ِ َّ َ ِ‫ َس ْا‬،‫ا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ اَِّ َُِ َي َ اتَُ ِِ ْْل ْ الَِـ‬


ُ ‫لَّل ا‬ ّ ‫ تَُِػََُ َس َحََُُِِْ َُ َّم‬،‫َت َْعَُْػََُ ِِ ُْثَة َخ ِِْ ا َتَُـ‬
َََُِ ‫ َسَو ِض َي‬،َ‫ َسَ ََُتَّ َْعَُْػََُ اَِػ ُْ َمة‬،‫ث َ ْك َم ََّ َََُِ اِ يْ َن‬ ُ ُْ‫َُل َسَ ْف ُكُنَُ َح‬ ْ َ ، َ َّ َ ‫َْعَياَِ َس‬
َ َُ ‫ََحَ ُ َُ ََّػ‬
، ِ ُِِْ َْ‫اط َِ اِْ ُم ْع‬
ِ ‫ ََِنتَُ َُِّػ ُِع ِلن‬،ََِ َ ‫ سَ ْفه ُ َ ْف ََ إََِِ إََِّ ا سح َ َ ََ َف ِني‬،َُ‫اإل الَـ َي‬
َ َ ََ ُ ُ َْ ُ َ َ َ َ ْ ِْ
، ِ ُِِْ َْ‫ْي َْع ِن اْْلَُ ى اِْ ُم ْع‬ ِ ِ ِ
َ ْ ‫ْي َس َغ ِِْي ْ ِ َن اِْ ُمَْ َح ِنف‬ َ ْ َُِّ‫ َساِض‬، ْ ‫ب َْعَُْ ِه‬ ِ ‫ض‬ ِ ِ
ْ ُ ْ ‫َس َح ََّ َوتَُ ِ ْن طُُنؽ اِْ َم‬
ُ ‫لَّل ا‬ َ ،‫َُّس َْعَل املََْػ َه ِج اِ َِ ِِْْي‬ َ َِ‫ َسََّػَنَؾ ا‬،‫ْي‬َ ْ ِ‫غ اِْ ُم‬َ ‫ َػَّ َغ اَِْ َال‬،َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬ َّ َ ُ ‫َسَ ْف َه‬
.‫ َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثِ ِْا‬،‫اِعُئِِنيْ َن َْعَل تَػ ْه ِج ِه ْ إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬ َّ ‫ْي َس‬ ِ ِ
َ َُُِِّْ‫َل َحَُِ َسا‬
ِِ ِ
ْ َ‫َْعََُْ َس َْعَل َُِ َس‬
: ُ ُْ ‫َ ََُِّ َػ‬
Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan bersyukur atas
karunia-Nya yang sangat besar, yaitu agama yang sempurna dan diutusnya Rasul yang mulia.
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ َ َُ ‫ْي إِ ِْ َػ‬ ِِ
ْ ‫ث فُه ْ َو ُ َ ِ ْن ََت َُعه ْ يَػْػ ُ ا َْعَُْه ْ اَايَََُّ َسيػَُزكُه‬ َ َِ‫ََِِ ْ َِ َّن ا ُ َْعَل اِْ ُم ْؤ‬
ٍ ِِ‫ضالٍَؿ ن‬ ِ ِ ِْ ‫سيػُ مه اِْ ِكَُْب س‬
‫ْي‬ َ ‫اْل ْك َمةَ َسإِف َكُتُ ا ِن َػْ َُّ ََِّي‬ َ َ ُ ُ ُ ََُ
―Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus kepada mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Al-Kitab dan Al-Hikmah dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.‖ (Ali Imran: 164)

Hadirin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berwasiat kepada orang-orang yang beriman untuk tetap kokoh di
atas agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam hingga ajal
menjemputnya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫ين اَ َاَُِ ا اَّػ ُِ ا ا َ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َِ‫يََُينهَُ ا‬

20 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

―Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar
takwa dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.‖ (Ali
Imran: 102)

Allah Subhanahu wa Ta‟ala juga telah meridhai Islam sebagai satu-satunya agama bagi kita,
sebagaimana dalam firman-Nya,

َُ‫ُت َِ ُك ُ اْ ِإل ْ الَ َـ َِي‬ ِ ِ


ُ ‫ت َْعَُْ ُك ْ ت ُْ َم ِِت َسَوض‬
ِ
ُ ‫ت َِ ُك ْ َيََ ُك ْ َسََْ ْم‬
ُ ْ ‫اَُِْػ ْ َـ َ ْك َم‬
―Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan
kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagi kalian.‖ (Al-
Maidah: 3)

Oleh karena itu, selain Islam adalah agama yang batil dan tidak akan diterima oleh Allah
Subhanahu wa Ta‟ala, sebagaimana dalam firman-Nya,

‫ين‬ِ
‫ن‬ ِ ُ‫اخل‬
ْ ‫ن‬ِ ِ ْ‫سِن يػ َْ ِغ َغُػن اْ ِ الَِـ َِيَُ فَػَن يػ ِْ َّ ََِِْ سي ِٓت ا‬
ِ ِ‫َخنة‬
َ َ َ َ ََُ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َْ َ َ
―Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.‖ (Ali Imran: 85)

Dengan demikian, adalah suatu kesalahan yang sangat besar dan nyata bila menganggap semua
agama itu benar. Mungkin mereka beralasan bahwa semua agama diturunkan dari langit, atau
bahwa semuanya mengajak kepada Tuhan yang sama.

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, agama selain Islam yang saat ini dianut oleh sebagian orang adalah bukanlah agama
yang Allah Subhanahu wa Ta‟ala turunkan melalui para nabi-Nya. Agama Nasrani yang
sekarang dianut oleh sebagian orang, misalnya, bukanlah agama yang dahulu diturunkan kepada
Nabi ‗Isa „alaihissalam. Akan tetapi, agama tersebut telah diubah oleh pemeluknya, sehingga
tidak lagi seperti yang dibawa oleh Nabi ‗Isa ‗alaihissalam. Hal ini terbukti dengan keyakinan
mereka yang mengatakan, bahwa Nabi ‗Isa adalah anak Tuhan, bahkan meyakininya sebagai
salah satu Tuhan yang diibadahi. Keyakinan yang salah ini telah dibantah oleh Allah Subhanahu
wa Ta‟ala di dalam firman-Nya,

َ َ ِ ‫سف ا‬
‫ُؿ‬ ِ َ ‫ْي ِِن‬
ُ ِ ْ ‫إََِ َي‬ ‫اَت َُسِِّن َسَُِ َل‬ ِ َ ِِ ‫ت‬
َِّ ‫َُّس‬
َ ْ ‫َتت ُػ‬
َ ََ‫ُعل ا ْ َن َِْنَْيَ ا‬
ِ َ َ ِْ ِ‫َسإ‬
َ ‫ُؿ ا ُ يَُْع‬
‫َْعِ ْمََُْ ََّػ َُْ ُ َُِ ِٓت تَػ َْ ِعي‬ ْ َِ ‫َت ُػ َُُْْ فَػ‬ ِ
ُ ‫س ِِل ِبَ إِف ُك‬ ِ
َ ََُُِِْ ‫ُ ْ َحُتَ َ َُِيَ ُك ُف ِل َ ْف َُ َؿ‬
ِ ُُ ِْ‫َتت َْعالَّـ ا‬ ِ ِ
‫ب‬ ُ ُ َ َ َ َّ‫َسآلََ َْْعَ ُ َُِ ِٓت تَػ َْع َ إت‬

21 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dan (ingatlah) ketika Allah mengatakan (di akhirat), “Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau
mengatakan kepada manusia, „Jadikanlah aku dan ibuku dua orang sesembahan selain Allah?‟”
(Nabi) Isa menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, tentulah Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku, sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang gaib.” (Al-Maidah: 116)

Bila demikian keadaannya, agama Nasrani dan yang selain Islam sudah tidak lagi sama dengan
yang dibawa oleh para nabi, apakah kemudian akan dikatakan bahwa semua agama itu benar,
karena datangnya dari langit dan mengajak kepada Tuhan yang sama? Oleh karena itu, janganlah
kita tertipu dengan pernyataan yang akan merusak akidah kita ini, siapa pun yang
mengatakannya.

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, sesungguhnya agama seluruh para nabi memiliki tujuan yang sama, yaitu mengajak
manusia untuk berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan beribadah hanya
kepada-Nya dan berlepas diri dari peribadatan kepada selain-Nya. Oleh karena itu, seluruh
agama para nabi—meskipun berbeda syariatnya—disebut agama Islam, dan para pengikutnya
disebut kaum muslimin, karena memiliki prinsip dan tujuan yang sama. Allah Subhanahu wa
Ta‟ala berfirman,

‫ين فَالَ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬ ْ َ ‫ِن إِ َّف ا‬
َ ِ‫الََْل َِ ُك ُ ا‬
ِ ِ ِ ِ َّ ‫سس‬
َ ُِ ُْ َ‫لل ِبَآإِْػَنايُ ُ َََُ َسيػ‬
َّ َِ َُ‫ب ي‬ ََ
Dan (Nabi) Ibrahim telah berwasiat dengan wasiat tersebut kepada anak-anaknya, demikian
pula (Nabi) Ya‟qub. (Nabi Ibrahim berkata), “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati, kecuali dalam keadaan memeluk
agama Islam.” (Al-Baqarah: 132)

Oleh karena itu, kita membenarkan ajaran seluruh para nabi dan kitab suci yang diturunkan
kepada mereka. Namun demikian, dengan diutusnya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam,
syariat agama yang terdahulu telah dihapus kecuali prinsip dan tujuannya, yaitu mentauhidkan
Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Artinya, agama Islam yang dibawa oleh penutup para nabi—Nabi
kita Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam— itulah yang harus kita ikuti. Bahkan, dengan
diutusnya beliau, seluruh manusia dan jin yang ada di muka bumi ini tidak memiliki pilihan lain,
kecuali harus mengikuti ajarannya. Barang siapa tidak mau mengikuti agama yang dibawanya,
maka dia adalah orang kafir yang akan menjadi penghuni neraka. Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda,

‫ت َسََلْ يػُ ْؤِِ ْن‬


ُ ُ‫صَنِاِّنٌّ ُّتَّ َّي‬ ٌّ َِ ‫َح ِِ ْن َي ََِِ اْ َُِّ ِة يَػ ُه‬
ْ َ‫ُ َسََ ت‬
ِِ ِ ٍ
َ َ ‫س َُ َّم َُ َ ََ يَ ْع َم ُ ِِّب‬
ُ َ
ْ ‫ػ‬
َ‫ت‬ َُِ َِّ‫سا‬
َ
ِ ‫َلح‬
‫ُب اََُِّ ِو‬ ِ ِ ِِ ُ ْ ِ‫َُِِّ َُِ َُو‬
َ ْ َ ‫ت َ إََّ َكُ َف ِ ْن‬ ْ

22 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

“Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidak ada seorang pun dari umat ini yang
telah mendengar diutusnya aku, baik dia Yahudi maupun Nasrani, kemudian mati dalam
keadaan tidak beriman terhadap agama yang aku diutus dengannya (Islam), melainkan dia
termasuk penghuni neraka.” (H.R. Muslim)

Hadirin rahimakumullah,

Akhirnya, mudah-mudahan Allah Ta‟ala senantiasa mengaruniakan kepada kita semua istiqamah
di atas satu-satunya agama yang diridhai-Nya.

‫ض اَِّ ُه َّ َْع ِن‬ ِ ْ َ َُِِ‫اَِّه َّ لَّ س ْعَل ْع ِ َؾ سو ِِ َ ُ َّم ٍ سْعَل َُِِِ سََلح‬
َ ‫ْي َس ْاو‬َ ْ َُ‫ََج‬ َْ َ ََ َ ْ ُ َ َ َْ َ ْ َ َ َ ُ
ٍ ‫اِصحُ ِة ساَُُِِِّْْي ِػه ِِإحع‬
‫ُف‬ َّ ِ ُ َِ ‫اِن ِاف ِين ََِِّب ْك ٍن سْعمن سْعثْمُ َف سْعِي سْعن‬
‫َج‬ َّ ِ ََ‫اِْػخ‬
‫ُا‬
َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُ
.‫َل يَػ ْ َـ اِ يْ ِن‬ ِ
َ‫إ‬
َّ‫مْي ٓت ُك‬ ِ ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫َْعَّز اْ ِإل الَـ ساِْػمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْػم ْش ِنكِْي‬
ِ َ َّ ‫اَِّه‬
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُػم ْع‬ ْ َ ْْ ‫َل‬ ْ ُ َْ ُ َ ْ َ َْ ْ ُ َ َ ْ ُ
‫ػح ْم ُ ِِ َِ َوب‬ َ ِْ‫ َسا‬.‫اب اََُِّ ِو‬
ِ ِ ِ ٍ
َ ََ ‫ َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اْآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬.‫َِكُف‬
‫ْي‬ ِ
َ ْ ‫اَُُِِم‬
َ

Penulis: Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc .


Disalin dari kumpulan Khutbah Jumat Majalah Asy-Syariah Edisi 61 disertai penyuntingan
bahasa dan penambahan teks ayat oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

23 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Sebuah Renungan Tentang Urgensi Akidah

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َ ِ َْْم ُ َ ستَعَُُِْػََُ ستَعَْػ ْ َِنَ ستَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َََ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ ْ َْ ‫إ َّف‬
ِ
ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ سِن ي‬ ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
ََُِ َ ْ‫ُ ََُِ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َْ
َّ َ ُ ‫َسَ ْف َه‬
.َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬

.‫ين ََُُِ اْ اَّػ ُِ اْ اََِّ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َِ‫يَُ َيػن َهُ ا‬
َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬
َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬ ِ‫سس‬ ِ َّ
َ ٍ َْ َّ‫َُّس اَّػ ُِ اْ َوَّ ُك ُ اَُِ َخَ َِ ُك ِن تػ‬ ُ َِ‫يَُ َيػن َهُ ا‬
.ُ ُِ‫َكثِِا َستِ َعُا َساَّػ ُِ اْ اََِّ اَِّ َُِ ََّ َعُاُِ َف َِِ َسا َْو َح َُـ إِ َّف اََِّ َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬
ِ ِ ‫ ي‬. ‫يُ َيػنهُ اَِّ َِين َُِ ا اَّػ ُِ ا اََِّ سُ ُِ ا َػ َ ِي ا‬
ْ ‫ص ْْ َِ ُك ْ َ َْْع َمَُِ ُك ْ َسيَػ َْْن َِ ُك ْ ُِتُ َ ُك‬ُْ َ ْ ََ َُ َ َ َ
.ُ‫َسَِن يُ ِْ ْ اَََِّ َسَو ُ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُم‬

‫ َس َفن‬،َ َّ َ ‫لَّل اََُِّ َْعَُْ َِ َس‬ ٍ ‫ سخُػن ا ْْل َ ى ي َ ى ُ َّم‬،َِ َِّ‫يث كُِْب ا‬ ِ ِ ‫اْل‬ ِ
َ َ ُ ُ ْ
ُ َ َ ُ َ َْ ‫ فَإ َّف َخُْػَن‬، ُ ُْ ‫َ ََُِّ َػ‬
ٍ
َ ‫ َسُك نَّ ِ ْ َْعة‬،ُ‫اْ ُُِ ِو ُْ َ ثََُُّػ َه‬
. ‫ض َالَِة‬
Jamaah Jumat rahimakumullah…

Pertama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala sebenar-
benarnya; yaitu dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya
shallallahu ‟alaihi wa sallam, serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya
shallallahu „alaihi wa sallam.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang kami hormati…

Suatu hari, sebelum diharamkannya khamr, beberapa sahabat Nabi shallallahu ‟alaihi wa sallam
berkumpul di sebuah kebun untuk minum khamr bersama. Di tengah keasyikan mereka itu, tiba-
tiba datanglah utusan Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam seraya berkata, ―Sesungguhnya
khamr telah diharamkan!‖ [HR. Abu Dawud dari Anas bin Malik radhiyallahu‟anhu]. Serta merta mereka pun
menghentikan aktivitasnya. Bahkan, khamr yang tersisa di mulut yang hanya tinggal ditelan,
mereka muntahkan pula [HR. Ath-Thabary dalam Tafsir-nya Q.S. Al-Maidah: 91]. Gentong-gentong khamr
yang masih tersisa di rumah para sahabat pun ditumpahkan, hingga lorong-lorong kota Madinah
becek dengan khamr [Lihat: HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu‟anhu].

24 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Subhanallah! Bentuk kepatuhan luar biasa terhadap aturan agama.

Empat belas abad lalu, di suatu siang, salah seorang sahabat, Mâ‘iz bin Mâlik radhiyallahu
‟anhu datang menemui Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam seraya berkata, ―Wahai
Rasulullah sucikanlah aku!‖.

―Celaka engkau, kembalilah! Beristigfar dan bertobatlah engkau kepada Allah!‖ jawab beliau.

Dia mundur tidak jauh, lalu datang kembali dan berkata, ―Wahai Rasulullah, sucikanlah aku!‖.

―Celaka engkau, kembalilah! Beristigfar dan bertobatlah engkau kepada Allah!‖ tukas beliau
lagi.

Dia mundur tidak jauh, kemudian datang kembali seraya berkata, ―Wahai Rasulullah, sucikanlah
aku!‖.

Namun Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam tetap memberikan jawaban yang sama.
Akhirnya di kali keempatnya beliau bertanya, ―Kusucikan engkau dari apa?‖.

―Sucikanlah aku dari perbuatan zina!‖.

Rasululullah shallallahu ‟alaihi wa sallam bertanya apakah dia tidak waras? Dijawab ―Dia
waras‖.

―Apakah dia baru saja minum khamr?‖.

Seorang sahabat berdiri dan membaui mulutnya, ternyata tidak tercium bau khamr.

Akhirnya Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam pun memastikan, ―Apakah engkau benar-
benar telah berzina?‖.

―Ya‖ jawabnya dengan pasti.

Lalu ia diperintahkan untuk dirajam sampai mati.

Setelah Mâ‘iz meninggal, para sahabat terbagi menjadi dua. Sebagian mencela Mâ‘iz dan
sebagian yang lain memujinya, hal itu berlangsung dua hingga tiga hari…

Di hari ketiga, Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam pun bersabda,

ِ ٍ ‫ََِِ ْ ََُّب ََّػ ة َِ ُ ِعمت ػ‬


ْ ‫ْي َ َُِّة ََِ َُْػ ُه‬
ََْ ْ َ ْ َْ َ
“Ia telah bertobat dengan sebuah tobat, yang jika dibagikan kepada suatu umat, niscaya tobat
tersebut cukup untuk mereka semua.” (H.r. Muslim dari Buraidah radhiyallahu ‟anhu).

25 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Subhanallah, kebeningan hati luar biasa, yang manakala tergores noda maksiat dia amat tersiksa
dan merasa gundah gulana, serta ingin untuk segera bening kembali!

Jamaah Jumat rahimakumullah..

Dua potret kejadian di zaman nubuwwah di atas, menggambarkan dengan jelas kepada kita
betapa tinggi tingkat kepatuhan para sahabat dengan aturan agama. Dan betapa Rasulullah
shallallahu ‟alaihi wa sallam telah menggoreskan prestasi keberhasilan yang tidak ada
bandingnya, dalam menanamkan benih-benih ketaatan dalam jiwa para sahabat.

Tanpa diawasi beliaupun, mereka tetap menjalankan syariat dengan ketundukan sempurna!
Manakala bersalah, mereka segera mengakui kesalahannya, tanpa harus diseret ke penjara,
dikorek-korek di pengadilan, serta berkelit ke kiri dan ke kanan.

Bandingkan dengan kondisi banyak manusia di zaman ini, yang giat bekerja manakala diawasi
oleh atasan, namun begitu pengawasan lengah, mereka bergegas memanfaatkan kesempatan
dalam kesempitan. Mental-mental ‗ABS (Asal Babe Senang)‘!

Kembali kepada pembahasan tentang keberhasilan Nabi shallallahu ‟alaihi wa sallam dalam
mendidik para sahabatnya. Tidakkah terbetik dalam diri kita sebuah pertanyaan mendasar,
―Bagaimana Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam hanya dalam rentang waktu belasan tahun
berhasil mencetak generasi unggul dalam beragama? Apa gerangan resep suksesnya? Apa pula
hal pertama yang beliau tanamkan dalam jiwa para sahabat sebagai pondasi kokoh yang menjadi
landasan bangunan kuat di atasnya?‖.

Jawaban dari seluruh pertanyaan di atas terangkum dalam penuturan Aisyah radhiyallahu „anha
berikut, tatkala beliau menjelaskan metode penurunan Alqurân secara bertahap,

ْ ‫ص َِّ فُِْػ َهُ ِِ ْكُن‬


‫ َح ََّّت إِ َِا‬،‫اجلََ َِّة َساََُِّ ِو‬ َّ َ‫ َ ْ َوة ِِ َن اِْ ُم‬:ََُِِْ ‫اَِْ ُِْنُ ُف) َ ََّس ُؿ َُِ تَػَزَؿ‬: َُ ِ
ْ َ( ‫…إََّّنَُ تَػَزَؿ‬
ََ :‫ ََُُِِِ ا‬،‫اخلَ ْمَن‬ْ ‫ ََ ََّ ْشَنُ ا‬:‫ َسَِ ْ تَػَزَؿ َ ََّس ُؿ َف ْي ٍا‬.‫اْلََن ُاـ‬ ْ ‫ تَػَزَؿ‬،‫َُّس إِ ََل ا ِإل ْ الَِـ‬
ْ ‫اْلَالَ ُؿ َس‬ ُ َِ‫ُب ا‬ َ َ‫ث‬
….‫ ََ تَ َعُ اِزتَُ َ ا‬:‫ َِ َُُِِ ا‬،‫ ََ ََّػ ْزتُ ا‬:‫ؿ‬ َ‫ َسَِْ تَػَز‬،‫اخلَ ْمَن َ ا‬ْ ُ‫تَ َع‬
َ
―…Sesungguhnya (surat Alqurân) yang pertama kali diturunkan adalah surat yang
menceritakan tentang surga dan neraka. Tatkala saat itu orang-orang telah berbondong-
bondong masuk Islam, baru turun (ayat-ayat yang menjelaskan hukum) halal dan haram.
Seandainya (ayat) yang pertama kali turun adalah „Jangan kalian minum khamr (minuman
keras)‟, niscaya orang-orang akan berkata, „Selamanya kami tidak mau meninggalkan khamr‟.
Begitu pula jika (ayat) yang pertama kali turun, „Jangan kalian berzina‟, niscaya mereka akan
berkata, „Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya‟…” [HR. Bukhârî (hal. 1087 no. 4993).].

Al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullâh menjelaskan maksud dari perkataan di atas, ―Aisyah
menerangkan hikmah Allah Ta‟ala di balik pengaturan susunan turunnya (ayat-ayat dan surat-
surat Alqurân).

26 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

(Surat atau ayat) Alqurân yang pertama kali turun adalah dakwah kepada tauhid dan pemberian
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan taat; bahwa mereka akan dimasukkan ke
surga. Juga ancaman bagi orang kafir; bahwa mereka akan dimasukkan ke neraka. Tatkala umat
telah merasa mantap dengan hal itu, baru kemudian (ayat-ayat yang menjelaskan tentang)
hukum-hukum (halal dan haram) diturunkan. Oleh karena itu Aisyah berkata, ‗Seandainya (ayat)
yang pertama kali turun adalah ‗Jangan kalian minum khamr dst.‖. Sebab rata-rata orang akan
merasa berat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang telah lama digemarinya‖ [Fath al-Bârî
(IX/51).].

Jadi, sumber kesuksesan pendidikan Rasul shallallahu ‟alaihi wa sallam adalah karena beliau
memulai dakwahnya dengan poin yang diperintahkan Allah Ta‟ala sebagai titik tolak dalam
berdakwah, yakni: tauhid atau akidah.

Kaum muslimin dan muslimat yang kami cintai…

Manakala akidah itu lurus dan benar, serta menghunjam kuat dalam dada kaum muslimin, maka
saat itu insyaAllah keberhasilan, kejayaan, kemenangan akan senantiasa datang menyapa
mereka.

Namun kebalikannya, manakala akidah tersebut rapuh, maka akan rapuh pulalah seluruh lini
kehidupan mereka.

Carut marutnya kondisi tanah air kita tercinta saat inipun, sejatinya bersumber dari kerapuhan
akidah banyak dari penduduk negeri ini.

Tahukah Anda, bahwa korupsi yang merajalela saat ini bersumber dari lemahnya akidah para
pelakunya?

Andaikan mereka berbekal akidah kuat, yang membuahkan rasa takut kepada Allah dan sadar
akan pengawasan Allah Ta‟ala yang tidak pernah lengah apalagi tidur, niscaya mereka akan
berhenti untuk berkorupsi ria, walaupun tidak diawasi oleh KPK!

Tahukah Anda, bahwa dekandensi moral dan merebaknya pergaulan bebas di antara muda-mudi
bangsa ini juga bersumber dari sakitnya akidah mereka?

Andaikan mereka memiliki akidah kuat, yang membuahkan kesadaran akan adanya kehidupan
lain setelah kehidupan fana ini, akan adanya hari kiamat dan akan adanya hari pembalasan
amalan, niscaya mereka akan lebih berhati-hati lagi dalam bertindak tanduk.

Hadirin dan hadirat yang kami hormati…

Akidah memang tidak terlihat, namun sangat urgen. Seperti pondasi suatu bangunan yang tidak
terlihat, namun begitu vital bagi kekokohan dan kekuatan bangunan, tanpanya dia akan ambruk.
Akidah bertempat dalam hati, jika lurus maka akan luruslah lahiriah manusia, begitu pula
sebaliknya. Sebagaimana diisyaratkan dalam sabda Nabi shallallahu ‟alaihi wa sallam,

27 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫اجلَ َع ُ ُكنَُ ََََ َسِي َي‬ ْ َ ‫اجلَ َع ُ ُكنَُ َسإِ َِا فَ َع‬
ْ َ ‫ت فَ َع‬ ْ َْ َ‫ل‬
َ ‫ت‬
ْ ‫لَ َح‬ ْ ُِ ِ ‫اجلَ َع‬
َ ‫ض َة إِ َِا‬ ْ ‫َََ َسإِ َّف ِٓت‬
.‫ب‬ ُ ْ َِ ِْ‫ا‬
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh jasad
akan baik. Namun jika ia rusak maka seluruh jasad akan rusak. Ketahuilah bahwa segumpal
daging tersebut adalah: hati.” (H.r. Bukhari dan Muslim dari an-Nu‘man bin Basyir
radhiyallahu ‟anhu).

Bukanlah mudah mendirikan bangunan kuat akidah insan, sebab membutuhkan waktu lama dan
usaha yang tiada henti. Lihat Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam selama tiga belas setengah
tahun tanpa kenal lelah berjuang menancapkan akidah dalam jiwa umatnya!

Tidak kalah, Nabi Nuh „alaihissalam, siang dan malam, selama 950 tahun berjibaku menegakkan
kalimat suci akidah di muka bumi.

ِ ٍ ِ َِ‫سََِِ ْ ََو َُْ تُ حُ إِ ََل َػ ِِ َِ فَػ‬


َ ‫ف َ ََة إََِّ َخَْع‬
.ُُِ‫ْي َْع‬ َ َِْ ْ ‫ث فُ ِه‬
َ ْ ََْ َ
“Sungguh kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan dia tinggal bersama mereka selama
seribu tahun kurang lima puluh tahun”. (Q.s. Al-Ankabut: 14).

Wahai kaum muslimin, inilah jalan para nabi, tidak sepantasnyakah kita meniti jalan mereka??

‫ي‬
ُ َ َّ
‫ت‬ ِ‫ فَُ ْ َْػ ْ َِنسَُ إ‬،‫ْي ساِْمعِمُت‬
َ ْ
ِ ِ‫ سَ َْػ ْ َِن ا ِِل سَِ ُك س ِجل ِمُ ِ اِْمع‬،‫َُػ ُؿ َػ ِِل ي ََا‬
‫م‬
َ ُ ْ ُ َ ُْ َ ُْ ََْْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ
. ُْ‫اِنِح‬
َّ ‫اِْ َ َُ ْ ُو‬
KHUTBAH KEDUA

ٍ ِ ِ َّ َ ِ‫ َس ْا‬،‫ا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ اَِّ َُِ َي َ اتَُ ِِ ْْل ْ الَِـ‬


ُ ‫لَّل ا‬ ّ ‫ تَُِػََُ َس َحََُُِِْ َُ َّم‬،‫َت َْعَُْػََُ ِِ ُْثَة َخ ِِْ ا َتَُـ‬
َََُِ ‫ َسَو ِض َي‬،َ‫ َسَ ََُتَّ َْعَُْػََُ اَِػ ُْ َمة‬،‫ث َ ْك َم ََّ َََُِ اِ يْ َن‬ ُ ُْ‫َُل َسَ ْف ُكُنَُ َح‬ ْ َ ،َ َّ َ ‫َْعَياَِ َس‬
َ َُ ‫ََحَ ُ َُ ََّػ‬
، ِ ُِِْ َْ‫اط َِ اِْ ُم ْع‬
ِ ‫ ََِنتَُ َُِّػ ُِع ِلن‬،ََِ َ ‫ سَ ْفه ُ َ ْف ََ إََِِ إََِّ ا سح َ َ ََ َف ِني‬،َُ‫اإل الَـ َي‬
َ َ ََ ُ ُ َُْ َ َ َ َ ْ ِْ
، ِ ُِِْ َْ‫ْي َْع ِن اْْلَُ ى اِْ ُم ْع‬ ِ ِ ِ
َ ْ ‫ْي َس َغ ِِْي ْ ِ َن اِْ ُمَْ َح ِنف‬ َّ ‫ َس‬، ْ ‫ب َْعَُْ ِه‬
َ ْ ُِ‫اِض‬ ِ ‫ض‬ ِ ِ
ْ ُ ْ ‫َس َح ََّ َوتَُ ِ ْن طُُنؽ اِْ َم‬
ُ ‫لَّل ا‬ َ ،‫َُّس َْعَل املََْػ َه ِج اِ َِ ِِْْي‬ َ ْ ِ‫غ اِْ ُم‬
َ َِ‫ َسََّػَنَؾ ا‬،‫ْي‬ َ ‫ َػَّ َغ اَِْ َال‬،َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬ َّ َ ُ ‫َسَ ْف َه‬

28 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

.‫ َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثِِْا‬،‫اِعُئِِنيْ َن َْعَل تَػ ْه ِج ِه ْ إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬ ِ ِ


َ َُُِِّْ‫َل َحَُِ َسا‬
َّ ‫ْي َس‬ ِِ ِ
ْ َ‫َْعََُْ َس َْعَل َُِ َس‬
: ُ ُْ ‫َ ََُِّ َػ‬
Jamaah Jumat rahimakumullah…

Seluruh keterangan di atas bukan berarti kita mengesampingkan sisi syariat Islam lainnya;
semisal ibadah dan akhlak. Bagaimana mungkin akan dilalaikan, sedangkan itu juga merupakan
bagian dari Islam? Bahkan Islam tidak akan tegak sempurna kecuali dengan itu semua!

Namun yang kita inginkan adalah, bagaimana kita meneladani Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa
sallam dalam berdakwah dan bersikap. Memulai dengan sesuatu yang beliau mulai dan
memprioritaskan sesuatu yang menjadi prioritas beliau. Bukankah kita semua sepakat bahwa
beliau adalah qudwah dan panutan kita semua?

‫ََِِ ْ َكُ َف َِ ُك ْ ِٓت َو ُ ِؿ اَِّ َِ َُ ْ َة َح َعََة ِ َمن َكُ َف يَػْن ُج اَََِّ َساَُِْػ ْ َـ ْاآل ِخَن َسَِ َكَن اَََِّ َكثِِا‬
Artinya: “Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.” (Q.s. Al-Ahzab: 21).

Mari kita bersama-sama tidak menjadikan itu sekadar lipstik dan slogan dalam lisan, namun
benar-benar dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga hari-hari esok kita lebih cerah,
hidup di bawah naungan sunnah Rasulullah shallallahu ‟alaihi wa sallam…

‫ض اَِّ ُه َّ َْع ِن‬ ِ ْ َ َُِِ‫اَِّه َّ لَّ س ْعَل ْع ِ َؾ سو ِِ َ ُ َّم ٍ سْعَل َُِِِ سََلح‬
َ ‫ْي َس ْاو‬
َ ْ َُ‫ََج‬ َْ َ ََ َ ْ ُ َ َ َْ َ ْ َ َ َ ُ
ٍ ‫اِصحُ ِة ساَُُِِِّْْي ِػه ِِإحع‬
‫ُف‬ ِ ِ
َ ْ ْ َُ َ ْ َ َ َ َّ ِ ُْ‫َِّب َ ْكن َسْعُ َمَن َسْعُثْ َمُ َف َس َْع ي َس َْع ْن ََج‬
ٍ َِ ‫اِن ِاف ِيْ َن‬
ْ َّ ‫ػخََ ُِا‬ ُ ِْ‫ا‬
.‫َل يَػ ْ َـ اِ يْ ِن‬ ِ
َ‫إ‬
َّ‫مْي ٓت ُك‬ ِ ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫َْعَّز اْ ِإل الَـ ساِْػمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْػم ْش ِنكِْي‬
ِ َ َّ ‫اَِّه‬
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُػم ْع‬ْ َ ْْ ‫َل‬
ْ ُ َْ ُ َ ْ َ َْ ْ ُ َ َ ْ ُ
‫ػح ْم ُ ِِ َِ َوب‬ ِ ِ ِ ٍ
َ ََ ‫ َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اْآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬.‫َِكُف‬
َ ِْ‫ َسا‬.‫اب اََُِّ ِو‬
‫ْي‬ ِ
َ ْ ‫اَُُِِم‬
َ
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A
Ditulis di Pesantren ―Tunas Ilmu‖ Kedungwuluh Purbalingga, Jumat 12 Ramadhan 1432 H / 12
Agustus 2011 M. Artikel www.khotbahjumat.com dengan penyuntingan bahasa oleh tim redaksi
KhotbahJumat.com

29 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Takwa Kepada Allah

ِ ‫ ِػن يػهػ‬,ُ‫ُت ََْعمَُِِػ‬


ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ
ْ َ ْ َ َ َ ْ َُ‫ َستَػُُ ُِ ِػَ ِ ْػن ُف ُػنسِو َتْػ َُعػََُ َس َ ػ‬,َُ‫اَ ْْلَ ْم ُ ََِّ َْْ َم ُ َُ َس تَ ْعَََُُُُْ َستَ ْعَْػ َُْن‬
, ََُِ ُ ِ ِ ْ ‫ سِن ي‬,ََِ ََّّ ‫ض‬ ِ ِ َ‫اََِّ فَال‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ
,َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬,ََُِ َ ْ‫َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ اََُِّ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬

‫ت َْعَل ُِؿ إِْػَن ِايُ َ َسَُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم ٍ َس َْعَل ُِؿ‬ َ َُّْ‫ل‬
ٍ ِ ٍ
َ ُ‫لَّ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُؿ َُ َّم َك َم‬ َ َّ ‫اَِّ ُه‬
ُ‫َحُ ََِم‬ َِ َ َّ‫ُ َّم ٍ َكمُ ُوْكت ْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ ِٓت اَُُِِْ ِمْي إِت‬
َ َ َ َْ َ َ ََ َ َ
) ُ ُِ‫ين ََُُِ ا اَّػ ُِ ا اَََِّ اَِّ َُِ ََّ َعُاَُِ َف َِِ َساْ َْو َح َُـ إِ َّف اَََِّ َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬ ِ َّ
َ َِ‫( يَُ َيػن َهُ ا‬
) ‫ين ََُُِ ا اَّػ ُِ ا اَََِّ َح َّ َّػُ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسَتْػُْ ْ ُِ ْعِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َِ‫( يَُ َيػن َهُ ا‬
ِ ِ ‫( يُ َيػنهػُ اَِّ ِػَين َُِػ ا اَّػ ُِػ ا اَِّػَ سُ ُِػ ا َػ َ ػ ِي ا ي‬
ْ ‫صػ ْْ َِ ُكػ ْ َ َْْع َمػَُِ ُك ْ َسيَػ َْ ْػن َِ ُكػ ْ ُِتػُ َ ُك‬ ُْ َ ْ ََ َُ َ َ َ
) ُ‫َسَِ ْن يُ ِْ ِ اَََِّ َسَو ُ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُم‬
‫ُب اَِّ َِ َس َخُْػُن ا ْْلَُ ى ُي َ ى َُ َّم ٍ َس َفن اْ ُُِ ِو ُْ َ ثََُُّػ َهُ َسُك نَّ ِ ْ َْع ٍة‬ ِ ِ ِ ْ ‫َ ََُِّ ػُ ُ فَِإ َّف خُػن‬
ُ َْ‫اْلَ يث ك‬ ََْ َْ
‫ض َالَِة‬
َ
Jama‟ah shalat Jum‟at yang kami hormati,

Sesungguhnya kenikmatan Allah kepada kita sangat banyak. Oleh karena itu, kita wajib
bersyukur dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan itu. Yaitu bersyukur dengan hati,
lisan dan anggota badan.

Bersyukur dengan dengan hati, yaitu dengan mengakui bahwa kenikmatan itu datang dari
Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah dan menyebut-
nyebut kenikmatan tersebut, jika tidak dikhawatirkan hasad. Dan bersyukur dengan anggota
badan, yaitu menggunakan anggota badan kita ini untuk taat kepada-Nya, dengan bertakwa
kepada-Nya secara sebenar-benarnya. Takwa ini merupakan perintah Allah kepada seluruh
manusia. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

30 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬


َُ‫ث َِِْػ ُه َمػُ ِو َجػ‬ ِ‫سس‬ ِ َّ
َ ٍ َْ ‫َُّس اَّػ ُِ ا َوَّ ُك ُ اَُِ َخَ َِ ُك ِ ْن تَػ‬ ُ َِ‫يََُيػن َهُ ا‬
ُ ُِ‫َكثِِا َستِ َعآا َساَّػ ُِ ا ا َ اَِّ َُِ ََّ َعآاَُِ َف َِِ َساْ َْو َح َُـ إِ َّف ا َ َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang
satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (Q.s. an Nisaa`: 1).

Keutamaan takwa sangat sering kita dengar, antara lain firman Allah,

ُ‫َسَِن يَػَّْ ِ ا َ ََْي ََُّ ََُِّ َمََْنج‬


Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (Q.s.
ath Thalaq: 2).

Juga firman-Nya,
‫َسَِن يَػَّْ ِ ا َ ََْي ََُّ ََُِّ ِِ ْن َ َِْ ِنَِ يُ ْعنا‬
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan
dalam urusannya. (Q.s. ath Thalaq: 4).

Dan firman-Nya,

ِ ِِ
ْ َ ََُِ ْ ُْ ُ‫َسَِن يَػَّْ ِ ا َ يُ َكَْن َْعََُْ َ َََُُّ َسيػ‬
‫َجنا‬
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi kesalahan-
kesalahannya, dan akan melipatgandakan pahala baginya. (Q.s. ath Thalaq: 5).

Kita berharap, semoga Allah membersihkan jiwa kita dan memberikan ketakwaan pada hati
kita, yang ketakwaan itu muncul pada lisan dan perbuatan kita semua.

31 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

KHUTBAH KEDUA

ِِ َّ ‫ِل‬ ‫ َسَ ْفػ َػه ُ َ ْف ََ إَِِػػََ إََِّ اَِّػػَُ َسِ ن‬, ‫ْي‬ ِ ِِ
ُ‫ػُُت‬
َ ‫َف َُ َّم ػ ا َخػ‬ َّ َ ُ ‫ َسَ ْفػ َػه‬, ‫ْي‬َ ْ ‫اِصػػُْل‬ َ ‫اَ ْْلَ ْم ػ ُ َِّػػَ َوب اِْ َُػػَُِم‬
‫ت َْعَل ُِؿ إِْػَن ِايُ َ َسَػُ ِوْؾ‬ ٍ ‫ اَِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم‬, ‫اْ َتُِْ ُِا ساِْمن ِْي‬
َ َُّْ‫ل‬ ُ
َ َ َ‫م‬ ‫ك‬َ َ َ َ َ َ ُ َْ َ ُْ َ َ
ُ‫َحُ ََِم‬َِ َ َّ‫ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ ُوْكت ْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ ِٓت اَُُِِْ ِمْي إِت‬
َ َ َ َْ َ َ ََ َ َ ََ َ َ
: ُ ُْ ‫َ ََُِّ َػ‬
Jama‟ah Jum‟at yang berbahagia,

Kami telah menyampaikan sebagian di antara keutamaan-keutamaan takwa, tidakkah kita


ingin meraihnya? Kalau kita ingin meraihnya, maka kita harus mengetahui, apakah takwa itu,
dan bagaimana jalan menempuhnya.

Takwa, secara bahasa artinya melindungi diri. Yaitu seseorang melakukan sesuatu untuk
melindingi dirinya dari perkara yang dia takuti dan dia khawatirkan.

Adapun takwa hamba kepada Rabb-nya adalah, hamba itu melindungi dirinya dari
kemurkaan dan siksa Allah. Yakni dengan cara beribadah, yaitu melaksanakan ketaatan kepada-
Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.

Thalq bin Habib rahimahullah berkata,

‫صػَُةَ ا ِ َْعَػل‬
ِ ُِ ‫ سَ ْف ََّػْػػنَؾ‬, ِ ‫ ََّػنجػ و َْحػةَ ا‬, ِ ‫ َ ْف ََّػُمػَّ َُِْْع ِػة ا ِ ْعَػل تُػ ٍو ِِػن ا‬:‫اََِّْػ ِْ ى‬
َْ ُ َ َ َ ُْْ َ ْ َ َ َ َْ َ
ِ ‫ُؼ ْع ََاب ا‬ ِ ِ
َ َ ُ َ‫ ََت‬, ‫تػُ ْ ٍو ِ َن ا‬
Taqwa adalah, engkau mengamalkan ketaatan kepada Allah, di atas cahaya dari Allah, engkau
mengharapkan rahmat Allah. Engkau meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, di atas cahaya
dari Allah, engkau takut siksa Allah. (Majmu‟atul Fatawa Ibnu Taimiyah, 4/105).

Perkataan Thalq bin Habib ini menjelaskan hakikat takwa. Bahwa di dalam takwa harus
ada amal, iman, serta ikhlas; yang ketiga hal tersebut membutuhkan ilmu.

Pertama, tentang amal.

Amal adalah perbuatan. Yaitu dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Amal akan diterima, jika mengikuti syariat Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. Dan
sudah pasti, seseorang tidak dapat mengetahui syariat Islam, kecuali dengan ilmu.

32 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, ―Pondasi takwa adalah, seorang hamba
mengetahui apa yang (harus) dijaga, kemudian dia menjaga diri (darinya)‖. (Jami‟ul Ulum wal
Hikam, 1/402).

Barangsiapa meninggalkan amal, maka dia akan menyesal. Allah berfirman,

ُ‫ف َْعَْػ ُه ِ ْن َْع ََ ِاِبَُ َك ََِِ َ ََْ ِز‬ ُ َََّ‫ضل َْعَُْ ِه ْ فَػَُ ُم َُّ ا َسََ ُِي‬
َ ِْ ُ‫ين َكَُنسا َْلُ ْ تَ ُُو َج َهََّ َ ََ يػ‬
ِ َّ
َ َِ‫َسا‬
ِ ِ َّ‫} سيػ يصػَْ ِنخ َف فُِهػُ وػََّػآ ََخ ِنجَػُ تَػُمػ‬63{ ‫ُك ََّّ َك َُ ٍو‬
ْ‫لػُْلُ َغُْػ َػن اَِّػَُ ُكََّػُ تَػ ُْ َم ُػَّ ََسََل‬
َ ْ َ ْ َْ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َُ
}63{ ٍِ ‫ص‬ ِ َّ‫ََّين فَ َُسُ ا فَمُ ِِ َُِِّ ِمْي ِِن ت‬ ِ ِِ
َ َ ُ َِ‫تػُ َُمْنُك َُِّيَػَْ ََ َّكُن فَُ َِن ََّ ََ َّكَن َس َجآاَ ُك ُ ا‬
Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga
mereka mati, dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya. Demikianlah Kami membalas
setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Rabb kami,
keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shalih berlainan dengan yang telah
kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan, maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim
seorang penolongpun. (Q.s. Fathir: 36, 37).

Kedua, tentang iman.

Imam Ibnul Qayyim rahimahulalh menyatakan, ―(Perkataan Thalq bin Habib) „di atas
cahaya dari Allah‘, (sebagai) isyarat kepada iman, yang merupakan sumber amalan, dan yang
menjadi pendorongnya‖. (Tuhfatul Ahbab, hlm. 10-11).

Seseorang yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, jika tanpa
landasan iman, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah. Dia berfirman,

َ ‫اب ِِِ َُُ ٍة َُْي َعَُُ اِ َّ ْمَُ ُف َِآا َح ََّّت إِ َِا َجآاََُ ََلْ ََِي ْ َُ َفُْ ُ َسَس َج‬
ٍ ‫ساَِّ َِين َكَنسا َ َْْعمُ ُْلُ َكعن‬
ََ ْ َ ُ َ َ
ِ ‫اْلِع‬ ِ ِ ِ
‫ُب‬ َ ْ ُ ‫ا َ ْعَ َ َُ فَػ َفََُُّ ح َعُ ََُ َسا ُ َ ني‬
Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia
tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah
memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup, dan Allah sangat cepat
perhitunganNya. (Q.s. an Nuur: 39).

Sebagaimana syarat amal adalah ilmu, maka demikian juga untuk mengetahui iman, juga
diperlukan ilmu.

33 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Ketiga, tentang ikhlas.

Perkataan Thalq bin Habib ―mengharapkan rahmat Allah‖ ketika mengamalkan ketaatan,
dan ―takut siksa Allah‖ ketika meninggalkan kemaksiatan, merupakan isyarat terhadap ikhlas.

Kita mengetahui, bahwa amalan yang tidak ikhlas, juga akan ditolak oleh Allah.

‫نػنَك ُِا‬ َ َ َ َّ َ ‫لَّل اََُِّ َْعَُْ َِ َس‬


َّ َ َ ‫ُؿ‬
َ ‫ػُؿ اِ ػَُ َْع َّػز َس َج َّػَّ َتَػُ َ ْغ َػن اِش‬
ِ
َ ََِّ‫َف َو ُ َؿ ا‬ َّ َ ‫َْع ْن ََِِّب ُيَنيْػَنَة‬
‫َْع ِن اِشْنِؾ فَ َم ْن َْع ِم ََّ ِِل َْع َمال َ ْفَنَؾ فِ َُِ َغ ُِِْ فَأَتَُ ََُِِْ َِنُا َسُي َ َِِّ َُِ َ ْفَنَؾ‬
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman, „Aku
dipersekutukan, padahal (Aku) tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa beramal dengan
amalan untuk-Ku, dia menyekutukan selain Aku di dalam amalan itu, maka Aku berlepas diri
darinya, dan amalan itu untuk yang telah dia sekutukan.‟” (H.r. Ibnu Majah, no. 4202 dan
lainnya. Dishahihkan oleh al Albani di dalam Shahih Targhib wat Tarhib, no. 31).

Jama‟ah Jum‟at yang berbahagia,

Demikianlah sedikit khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat mendorong kita untuk
giat menuntut ilmu agama, kemudian istiqamah mengamalkannya. Dan semoga kita selalu
bertakwa kepada Allah Ta‟ala sampai kita menghadap-Nya dalam keadaan Islam.

‫ت َْعَل ُِؿ إِْػَن ِايُ َ َسَُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم ٍ َس َْعَل ُِؿ‬ َ َُّْ‫ل‬
ٍ ِ
َ ُ‫لَّ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُؿ َُ َّم َك َم‬
ٍ
َ َّ ‫اَِّ ُه‬
ُ‫َحُ ََِم‬ َِ َ َّ‫ُ َّم ٍ َكمُ ُوْكت ْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ ِٓت اَُُِِْ ِمْي إِت‬
َ َ َ َْ َ َ ََ َ َ
ِ
‫ػُب‬ َ ‫ػب َََِػ ػ ػػُ ِػ ػ ػػن َِّػ ػ ػ ُ ت َ َو َْحَػ ػ ػػة إِتَّػ ػ ػ َ َتػ ػ ػ‬
ُ ‫ػت اِْ َ َّيػ ػ ػ‬ ِ
ْ ‫َوػَََّػ ػ ػػُ ََ َُّػ ػ ػ ِز ْغ ُػ ُ َػََػ ػ ػػُ َػ ُْ ػ ػ ػ َ إ ِْ َي ػ ػ ػ َ يْػَْػََُ َسَيػ ػ ػ‬
ََُِْ‫ين ِِن َػ‬ َ
ِ َِّ‫اخ َْتَآ إِف تَّ ِعَُآ ََس ََخَْأْتَُ وػََُّ سََ ََت ِمَّ ْعَُػَآ إِلنا َكمُ ََح َْْ ْعَل ا‬
َ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ ِ ‫وػَََُّ ََ َُّػؤ‬
َ َ
‫ُتص ْػنتَُ َْعَػل اِْ َِػ ِْـ‬ ِ ِ
ُ ‫َوػَََُّ َسََ َُتَم ََُْ َِػُ ََ طَُ َػةَ َََِػُ ِػَ َس ْاْع‬
َ ‫ػف َْعََّػُ َسا ْغَ ْػن َََِػُ َس ْاو ََحََْػآ َت‬
ُ َ‫ػت َِ ََْتَػُ ف‬
ِ ِ ِ ْ ‫ س‬, ‫اِْ َكُفِ ِنين‬
َ ‫اْلَ ْم ُ ََِّ َوب اِْ ََُُِم‬
‫ْي‬ َ َ
Penyusun: Ustadz Muslim al-Atsari (Pengasuh Website www.UstadzMuslim.com dan Anggota
Sidang Redaksi Majalah As-Sunnah) Dipublikasikan dalam bentuk ebook oleh
www.KhotbahJumat.com dengan penyuntingan bahasa oleh redaksi KhotbahJumat.com.

Artikel www.KhotbahJumat.com

34 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Jangan Pernah Tinggalkan Salatmu

ِْ ِ َ َ‫ضََُ َْعَل َكثِ ٍِْ ِِم َّْن َخ‬


‫ُإلتْػ َُ ُِـ‬ َّ َ‫ َسف‬،‫َح َع ِن ََّػ ِْ ٍِْْي‬
ْ َ ‫اإلتْ َعُ َف ِٓت‬
ِْ َ َ‫ْي َخ‬ ِ ِِ
َ ْ ‫ا ْْلَ ْم ُ ِ َ َوب اِْ ََُُِم‬
‫ َسإََِّ ُوََّ ِٓت‬، ِ ََُُِِّْ‫َُّت ا‬ ِ َ‫ضَُّ ِٓت ج‬ ِ ِ ِ َ‫ فَِإ ِف ا َْػ َُِـ ْع ل ط‬،‫ساَِّْ ْك ِنِْْي‬
َ ُ ْ َْ ‫ُْعة ا ا ْ َْ َمَّن ََُِ ي ََا اَِّْػ‬ َ َ َ ْ َ
ُ ‫ َسَ ْف َه‬، ِ َُُِْ ِْ‫اخلَالَّ ُؽ ا‬
ْ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َسُي‬، ِ َُِِْ ْ‫اب ا‬ ِ ََ ُِْ‫ا ْْلَ ِاف سا‬
َ َ َ
‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َْعَل‬ ِ ِِ
َ } ِ ُْ ‫ { َسإِتَّ َ َِ َُ ل ُخ ُ ٍ َْع‬:َِ ْ َِِ َُ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو ُ ْ َُُِ َف ِه َ ََُِ َون‬ َّ َ
: ُ ُْ ‫ َ ََّـ َػ‬،‫ َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثُِْػنا‬، ِ ُِِْ َْ‫اط امل ْع‬
ِ ‫َُِِِ سََلحَُِِ اَِّ َِين ُوسا ْعَل اَِػَّه ِج اِ َِ ِِْْي ساِصن‬
ْ َ ُْ َ َ ْ َْ َ
ُ َ َ
‫ َسإََِّّنَُ يَػَْ ُُن إِ ََل‬، ْ ‫ل َ ِوُك‬
ُ ‫َف ا َ ُ ْ َحُتََُ ََ يَػَْ ُُن إِ ََل‬ َّ َ ‫َُل َس ْاْعَ ُم ْا‬
َ َُ ‫ اَّػ ُِ ْا ا َ ََّػ‬،‫َُّس‬ ُ َِ‫َيػن َهُ ا‬
ِ
ْ ‫ُػ ُ ْ ِ ُك ْ َسَ َْْع َمُِ ُك‬
Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah

‫ْي‬ِِ ِ ِ َّ ‫ات س‬ِ َّ ‫حُفِض ا ْعَل‬


َ ْ‫اِصالَة اِْ ُ ْ َْل َسُ ُِ ا َُت‬ َ َ َ‫اِص‬ َ ُ َ
Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu' (QS. Al-Baqarah: 238).
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala atas segala karunia, hidayah
dan berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.
Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shalallahu „alaihi
wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan
sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Kaum muslimin „azzakumullah
Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang yang
mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan
tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai meremehkan dan
menyia-nyiakan salat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkannya dengan
sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam, salat memiliki kdudukan yang tidak

35 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Keistimewaan tersebut tergambar dengan peristiwa isra‟ dan
mi‟raj dimana Rasullah shalallahu „alaihi wa sallam menerima wahyu perintah salat. Setelah
beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah Subhanahu wa Ta‟ala berbicara langsung kepada
Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam. Yang demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung
kedudukan ibadah salat dalam Islam, karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan
tegak kecuali dengannya. Dalam suatu hadis sahih Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam
bersabda,

ِ ‫وَْس ا َِ ِن ا ِإل َالـ سْعم ََ اِص َالةُ سِِوسةُ ََ ُِِ َِ اجلِهَُ ِٓت ُِ َِّ ا‬
َْ ُ َ َ َْ َ َ ُُ ْ ُ َ َ ُ ْ ْ ُ َ
―Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah jihad
di jalan Allah.‖ (HR. At-Tirmidzi no. 26160).
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Salat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid, sebagaimana Firman
Allah Subhanahu wa Ta‟ala,

‫ااِزَك َة َس َِِِ َ َِيْػَُُِْ َُِ َم ِة‬ َّ ‫ْي ََُِ اِ يْ َن ُحََػَآاَ َسيُُِِْ ُم ْا‬
َّ ‫اِصَ َة َسيػُ ْؤَّػُ ْا‬ ِِ ِ ِ
َ ْ ‫َسَِآ َُُِنْسا إََِّ َُِػ ُُْ ُ ْساا َ َمُْ ص‬
―Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.‖ (QS. Al-Bayyinah: 5)
Dan sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam,

َّ ‫ َسيُُِِْ ُم ا‬، ََِّ‫َف َُ َّم ا َو ُ ْ ُؿ ا‬


،‫اِصالََة‬ َّ َ‫َُّس َح ََّّت يَ ْش َه ُ ْسا َ ْف ََ إَِِ إَِّ اََُِّ َس‬ ِ
َ َِ‫ت َ ْف َََُُّ ََّ ا‬ ُ ‫َُِْن‬
ِ
ِْ َ‫ص ُم ْا ِِِن َِ َُِاَ ُي ْ َسَ َِْ ا َْلُ ْ إََِّ ِِب‬
‫ َس ِح َعُ ػُ ُه ْ َْعَل‬،‫اإل ْ الَِـ‬ ‫ْع‬ ، َِِِ ‫ فَِإ َِا فَػُ ُ ا‬،‫اِزَكُ َة‬
َّ ‫َسيػُ ْؤَُّ ا‬
َ ْ َ َ َ َْ
.ََِّ‫ا‬
―Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwasanya tiada
tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kemudian
mendirikan salat dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan itu, maka mereka menjaaga
darah dan harta mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan perhitungan mereka diserahkan
kepada Allah.‖ (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Salat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak, seperti tersebut
dalam hadis dari sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam
bersabda,

36 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِِ ِِ ِ ِ
‫ َسإِ ْف‬،َْ َََْ َ‫ت فَػ َِ ْ َفْػَ َْ َس‬
ْ ‫ل ُ َح‬ َ َ ‫ب َِ اِْ َُْ ُ يَػ ْ َـ اَُِِْ َُِة ِ ْن َْع َم‬
َ ‫ فَِإ ْف‬،َََُُّ‫لال‬ ِ
ُ َ َُ‫إ َّف َ ََّسَؿ َُِ ُُي‬
.‫ُب َس َخ ِعَن‬
َ ‫ت فَػ َِ ْ َخ‬ْ َ ‫فَ َع‬
―Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada Hari Kiamat adalah
salat. Apabila salatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi apabila salatnya jelek,
maka ia telah celaka dan rugi.‖ (HR. At-Tirmidzi, no. 413)
Di samping itu, salat adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam kepada
umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwasanya ia berkata,

. ْ ‫ت ََّْيَُتُ ُك‬
ْ ‫اِصالََة َسَُِ ََِ َك‬ َّ ََِّ‫ُخ ِن َس ِلَُّ ِة َو ُ ْ ِؿ ا‬
َّ ‫اِصالََة‬ ِ ‫َكُ َف ِِن‬
ْ

―Wasiat terakhir Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam adalah „Kerjakanlah salat,


Kerjakanlah salat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang kalian miliki.‖
(HR. Ahmad, no. 25944)
Hadirin yang Dirahmati Allah
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah salat dalam agama Islam yang kita anut. Alquran
dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang meninggalkan salat. Dalam
surat Al-Mudatstsir ayat 42-43 Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ
‫ْي‬
َ ‫ص‬َ ‫ َُُِ ا ََلْ تَ ُ ِ َن اِْ ُم‬.‫َُِ َ َ َك ُك ْ ِٓت َ َِن‬
―Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu
(di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat.‖
Adapun di dalam Sunah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan salat diancam akan
dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. Beliau shalallahu „alaihi wa
sallam bersabda,

‫ َسَِ ْن ََلْ ُُيَُفِ ْظ َْعَُْػ َهُ ََلْ يَ ُك ْن ََُِ تػُ ْو‬،‫ت ََُِ تػُ ْوا َسػُْنَيُتُ َسَََُة يَػ ْ َـ اِْ َُِِ َُِ ِة‬
ْ َ‫ظ َْعَُْػ َهُ َكُت‬
َ َ‫َِ ْن َحُف‬
.‫ف‬ ٍ َ‫ سَ َُِّب ِن َخ‬،‫ سَيُُِ َف‬،‫ سفِن َْع َف‬،‫ سَكُ َف يػ ـ اِْ ُُِِِ ِة ِ َُوس َف‬،‫سََ ػنَيُف سََ َََُة‬
ْ َ َ َ ْ ْ َ ُْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُْ َ
―Barangsiapa yang menjaganya (salat fardhu) maka pada Hari Kiamat dia akan memperoleh
cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan barangsiapa yang tidak
menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan

37 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan) bersama Qarun, Firaun, Haman,
dan Ubay bin Khalaf.‖ (HR. Ahmad, no. 6540, Ad-Darimi, no. 2721, Sahih Ibnu Hibban, no.
1476. Syu‘aib al-Arna‘uth mengatakan ‗Isnadnya sahih.‘ Didhaifkan oleh al-Albani di dalam
Dhaif al-Jami no. 2851).

Jama‘ah Jum'at hafzhakumullah


Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan salat?
Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan salat karena mengingkari
kewajibannya adalah akfir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat tentang orang yang
meninggalkan salat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara mereka ada yang berpendapat
bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara yang lain menyatakan bahwa hukumnya
masih berada di bawah kesyirikan dan kekafiran.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang meninggalkan
salat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah didera dan dipenjara, sedangkan
yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh sebagai hukum had baginya, bukan karena
murtad.
Akan tetapi jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang hukum dan
hukuman bagi orang yang meninggalkan salat dengan sengaja, hendaknya seorang muslim
merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama dengan sebab meninggalkan
salat. Meski seharusnya sudah cukup bagi kita untuk merasa takut jikalau meninggalkan salat
dikarenakan ancaman yang begitu keras dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala maupun dari
Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam. Sehingga Ibnu Qayyim berkata, ―Orang yang
meninggakan salat telah berbuat dosa besar daripada berzina, mencuri, dan minum khamar.
Orang yang meninggalkan salat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan
di Akhirat.‖ (Kitab Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, Hal. 9).
Salat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai kebutuhan
lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa lemas dan tidak berdaya.
Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan badannya. Kebutuhan jasmani terhadap
makanan harus dipenuhi, sebagaimana kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati ktia
harus dipenuhi dengan banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, dan di antaranya
adalah dengna mengerjakan salat.
Hadirin rahimakumullah
Perhatikanlah orang-orang yang tidak salat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan, meskipun
secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah, namun mereka sama
sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan. Berbeda dengan orang yang
salat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan salat dapat menenangkan hati, karena di
dalam salat mengandung dzikrullah (mengingat Allah) dan itu mebawa kepada ketenangan batin,
sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala,

38 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِ ِ ِ ِ ِ ‫ين اَ َاَُِ ا َسََّْْ َمِ نن‬ ِ َّ


ُ ُ ُِ ِْ‫ُػ ُ ػُ ُه َِ ْك ِن ا ََََِ ْك ِن ا ََّْْ َم نن ا‬
‫ب‬ َ َ ِ‫ا‬
―Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.‖ (QS. Ar-Ra‘d: 28)
Jiwa orang yang melakukan salat akan mengalami ketenangan dan akan mendapatkan
thuma‟ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan salat. Hidupnya mengalami was-
was, tidak tentang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh setan.
Tunaikanlah salat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal masih
dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba yang taat demi
meraih surga-Nya yang penuh dengan nikmat.

‫ َُػ ْ ُؿ‬. ِ ُْ‫اْلَ ِك‬ ِ ‫ ستَػَُ ِِن سإِيَُّ ُك ِِبَُ فُِ َِ ِِن ْاآلي‬،‫ُف اِْ َك ِنِْْي‬
ْ ‫ُت َساَِ ْك ِن‬ ِ ‫ُوَؾ ا ِِل سَِ ُك ِٓت اِْ ُِن‬
َ َ ْ ْ ََْ َ ْ ْ َْ ََ
ِ ِ ْ ‫َػ ِِل يَا سَ ْػ‬
ْ ‫ِل َسَِ ُك‬
ْ َ ‫ا‬ ‫ن‬َ
ُ َْ َ ْ ْ
KHUTBAH KEDUA

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َِ ِ َْْم ُ َ ستَعَُُِْػََُ ستَعَْػ ْ َِنَ ستَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َّ َ َ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ ْ َْ ‫إ ّف‬
ِ
ِ ‫ضَِّ فَالَ ي‬ ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
َُ ُ ْ‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إََِِ إَِّ ا ُ َسَ ْف َه ُ َ ّف َُ ّم ا َْع‬
َ َُ َ ْ ‫ي‬ ‫ن‬
ْ ُ ْ ََ ّ ُ ُ ِ ‫س‬ َ
ُ ِ
َ َّ ‫ض‬ َْ
‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثُِْػنا‬ َ ‫َسَو ُ ْ َُُِ َس‬
Ma‟asyiral muslimin a‟azzanallah waiyyakum
Jika meninggalkan salat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir, niscaya orang
yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya. Logika manakah yang
mebenarkan diperbolehkannya meninggalkan salat bagi orang yang sehat, sementara orang yang
sakit saja diwajibkan untuk mengerjakannya? Ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan
salat cenderung menuruti hawa nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan
yang lurus dan sesuai dengan logika akal manusia.
Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka salat wajib kita lakukan. Baik ketika sehat
ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim. Salat wajib yang lima waktu
harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.
Oleh sebab itu hadirin sekalian, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati khatib
pribadi dan jamaah sekalian janganlah sekali-kali kita meremehkan salat apalagi
meninggalkannya. Jadilah kita termasuk hamba-hamba Alah yang selalu menjaga salat, karena
kita tidak tahu berapa umur kita yang tersisa. Berapa pun panjangnya usia kita, namun kita
meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan setiap orang yang
mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal. Sementara perjalanan yang satu ini adalah
perjalanan yang sangat panjang dan tidak akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam perjalanan

39 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah menderita kerugian yang tak akan tergantikan
dan tidak ada bandingannya. Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu
bagaikan awan yang berarak di angkasa. Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang
tidak dapat ditunda-tunda (kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja yang ia
dapati cuma tanah yang menghimpitnya, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat
menyelematkannya atau menolongya, wal‟iyadzu billah.
Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan salat yang lima waktu
dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari
kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di
dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan
kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan
orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur,
dan para syuhada, serta orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat.

َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫اََِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِاي‬
ُْ‫َح‬ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫س ُ ِوْؾ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ ُوْكت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِاي‬. ُ‫ََِم‬
ُْ‫َح‬ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ ْ
َ َّ‫ إِت‬،‫ات‬ ِ َِ ْ‫ُت اْ َحُ ُِا َِِْػه سا‬ ِ ََِِ‫ ساِْمؤَِِِْي ساِْمؤ‬،‫ُت‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ ْ َ ْ ُ َْ ْ ُ َ َ ْ ْ ُ َ ‫ْي َساِْ ُم ْع َم‬ َ ْ ‫اََِّ ُه َّ ا ْغَْن ِ ْ ُم ْع م‬. ُْ‫ََم‬
‫ َوػَََُّ َََُُِّ ِٓت‬. ََُ ََُِْ‫اج‬ ِ ِ
ْ ََُ‫ َسَ ِوتَُ اَُِْط ََّ َُطال َس ْاوُزْػ‬،َُ‫ُْع‬ ْ َُ‫اََِّ ُه َّ َ ِوت‬. ‫ََِسُْ َ ِنيْب‬
َ َ‫اْلَ َّ َح اُِ َس ْاوُزْػََُ اَّػ‬
ٍ ُ ‫ب َََُِ ِِ ْن َ َْزس ِاجََُ سُِويََََُُِّّ ُػَّنَة َ َْْع‬
‫ْي‬ ِ ِ
َ ََ ‫اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
ْ ‫ َوػَََُّ َي‬. ‫اب اََُِّ ِو‬
َ َ
َِ َِِّ ُ ‫اْلَ ْم‬ْ ‫ْي َس‬ ِ ِ ِ
َ ْ َ ‫ َس َ الَـ َْعَل اِْ ُمْن‬،‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّْزةِ َْع َّمُ يَص َُ ْ َف‬. َُُِِ ِ‫ْي إ‬
ِ ِ
َ َِّْ‫اج َُ ََُْ ِ ْ ُم‬
ْ ‫َس‬
. ‫ْي‬ ِ
َ ْ ‫َوب اِْ ََُُِم‬
َّ ِ َِ‫ َس‬. َ َّ َ ‫ل ْحِ َِ َس‬
َ‫اِصالَة‬ ِِ ٍ
َ ‫لَّل ا ُ َْعَل َُ َّم َس َْعَل َُِ َس‬ َ ‫َس‬

Sumber: Kumpulan Khutbah Jum'at Pilihan Setahun, Jilid 2, Darul Haq dengan beberapa
penyuntingan seperlunya oleh redaksi www.khotbahjumat.com
Artikel www.khotbahjumat.com

40 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Pentingnya Shalat Berjamaah

ََ َُ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح‬،‫ضل‬ َ ‫ب َوػنََُ َسيَػْن‬‫ا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ ََحْ ا َكثِِا طَُ ُ َُِ َُوكُ فُِْ َِ َك َمُ ُُِي ن‬
‫ل ْحِ َِ َسَِ ْن‬ ِِ ِ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ََُِ َ ‫َف ِني‬
َ ‫ات َوِّب َس َ الَ َُُِ َْعََُْ َس َْعَل َُِ َس‬ ُ َ َ‫ل‬ َ ،َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ ي ِن‬
ٍ ‫ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan sebenar-benar
takwa. Dan marilah kita selalu menjalankan dan menjaga kewajiban-Nya yang paling besar
setelah dua kalimat syahadat, yaitu kewajiban shalat. Karena agung serta butuhnya seseorang
terhadap kewajiban ini, Allah Subhanahu wa Ta‟ala memerintahkan untuk mengerjakannya
tidak hanya sekali dalam sehari. Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah mewajibkan kepada kita
untuk menjalankannya lima waktu dalam sehari semalam, pada waktu-waktu yang tidak
merugikan sedikit pun bagi aktivitas kita. Bahkan, sangat membantu dan menguntungkan
kegiatan kita sehari-hari.

Hadirin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah menyebutkan ancaman yang sangat keras bagi orang-orang
yang meremehkan kewajiban shalat. Tentu saja ini menunjukkan betapa besarnya kewajiban ini
di sisi Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,

‫} إَ ِن‬55{ ُ‫ؼ يَػ ْ َِ ْ َف َغُا‬ ِ ‫اِصالََة ساَّػ ػُ ا اِشَّه‬


َ ْ ‫ات فَ َع‬ ِ ِ ِ َ‫فَخ‬
ََ ُ َ َ َّ ‫َضُْعُ ا‬ َ َ ‫ف ِن َػ ُْ ي ْ َخ ْف‬
َ َ
}66{ ُ ُ‫َُّب سااِن سْعمَّ لُْلُ فأسَئ ي خ ف اجلَة سَي م ف ف‬
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui siksa yang sangat keras dan
berlipat-lipat. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan
masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun. (Maryam: 59-60)

Di antara hal yang juga menunjukkan betapa agungnya keutamaan shalat, adalah apa yang
disebutkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dalam Shahih keduanya,
yaitu bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menyerupakan shalat lima waktu dengan
sungai yang mengalir di depan pintu seorang muslim dan digunakan untuk mandi sebanyak lima
kali dalam sehari, sehingga akan menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat di badannya.
Begitu pula shalat lima waktu, akan menghapus dosa-dosa seorang muslim yang selalu
menjalankan dan menjaganya. Hanya saja dosa-dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil.

41 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Adapun dosa-dosa besar seperti durhaka kepada orangtua, mencuri, riba, memakan harta anak
yatim, berdusta, menipu dalam jual beli dan semisalnya, maka tidak akan terhapus kecuali
dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Maka, sungguh merupakan kenyataan yang sangat mengherankan dan menyedihkan, ketika kita
dapatkan sebagian kaum muslimin tidak memerhatikan, bahkan seolah-olah tidak tahu kewajiban
shalat lima waktu ini. Sehingga di mata mereka, shalat lima waktu seperti amalan yang tidak ada
nilainya. Padahal, Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya telah menjelaskan bahwa orang
yang tidak mengerjakan shalat adalah bukan saudara kita seiman. Begitupula shalat adalah
perkara yang membedakan antara seorang muslim dengan orang kafir. Hal ini disebutkan di
dalam firman-Nya,

‫ُت َِِِ ٍْـ يَػ َُْ ُم َف‬


ِ ‫اِزَكُ َة فَِإخ اتُ ُك ِٓت اِ ين ستػَُصَّ اْ َي‬
َ ُ ََ ْ َْ َّ ‫فَِإف ََُّ ُ ا َسََ ُُِ ا‬
َّ ‫اِصالََة َساَاََّػ ْا‬
“Dan jika mereka mau bertobat dan menegakkan shalat, serta menunaikan zakat, maka mereka
adalah saudara kalian seagama.” (At-Taubah: 11)

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya (yang membedakan) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah
meninggalkan shalat.” (H.R. Muslim)

Bahkan, Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ‖Sungguh, Al-Kitab dan As-
Sunnah, serta ijma‟ sahabat telah menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat.‖

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,

Oleh karena itu, orang yang sama sekali tidak mau mengerjakan shalat dan tidak mau diingatkan
untuk menjalankannya dihukumi sebagai orang kafir yang keluar dari Islam. Sehingga sebagai
akibat dari hukum tersebut, kita tidak boleh lagi memakan daging hewan sembelihannya. Tidak
boleh pula kita menikahkan anak-anak perempuan kita dengannya, serta tidak berhak baginya
untuk menerima harta warisan, serta konsekuensi-konsekuensi lainnya. Begitu pula, sudah
seharusnya kita membencinya dan meninggalkannya serta menjauhinya, selama dia tidak mau
menerima nasihat dan terus-menerus dalam keadaan demikian. Apabila dia mati dan belum juga
bertobat, maka mayatnya tidak perlu dimandikan, dikafani, dan dishalati, serta tidak dikubur di
pemakaman kaum muslimin.

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah memerintahkan kepada kita shalat
lima waktu juga mewajibkan bagi kita untuk menjalankannya secara berjamaah. Hal ini
sebagaimana disebutkan di dalam ayat-ayat-Nya dan hadits-hadits Rasul shallallahu „alaihi wa
sallam. Bahkan, dalil-dalil yang ada menunjukkan bahwa meninggalkan kewajiban ini tanpa ada
sebab yang syar‟i adalah dosa besar. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

42 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِ ِ َّ ِ ‫اِزَكُ َة ساوَكُ ا‬ ِ
‫ْي‬
َ ُ‫اِناك‬ َ َ ُ ْ َ َّ ‫اِصالََة َساَاَُّ ا‬ ُ َ‫َس‬
َّ ‫ُم ا‬
“Dan tegakkanlan shalat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama-sama orang yang
rukuk.” (Al-Baqarah: 43)

Maka, tentu saja merupakan kenyataan yang memprihatinkan, ketika kita dapatkan banyak di
antara kaum muslimin yang meremehkan kewajiban ini. Mereka mendengar azan
dikumandangkan, namun tidak mau memenuhi panggilan azan tersebut untuk segera menuju ke
masjid. Padahal dia dalam keadaan sehat dan kuat. Seakan-akan dia mengatakan, ―Aku
mendengar panggilan untuk menghadap-Mu ya Allah, namun aku tidak akan memenuhinya.‖
Bahkan, hal ini terjadi pada sebagian orang yang bertempat tinggal di sekitar masjid. Rumah
mereka di dekat masjid, namun hatinya jauh dari masjid. Wal „iyadzubillah (Kita berlindung
kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala).

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah

Sebagian yang lain dari kaum muslimin ada yang berangkat ke masjid, namun diiringi rasa
malas. Mereka tidak segera mempersiapkan diri untuk pergi ke masjid, namun menundanya
sampai menjelang atau saat iqamah dikumandangkan. Sehingga, mereka terburu-buru ketika
menuju masjid. Hal ini tentu menyelisihi aturan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dalam
adab berjalan ke masjid. Yaitu, berjalan dengan tenang tanpa melakukan gerakan yang tidak
diperlukan, ataupun melihat ke kanan dan kiri tanpa ada keperluan, dan menghadirkan hati untuk
menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Maka, terluput pula dari mereka keutamaan
yang besar bagi orang-orang yang menunggu shalat di masjid. Yaitu malaikat akan memintakan
ampun dan rahmat kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala untuknya selama dia (tidak) terkena
hadats. Hal ini sebagaimana tersebut di dalam hadits Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim.

Padahal, kami yakin bahwa apabila mereka dipanggil untuk mendapatkan dunia, tentu mereka
akan segera mendatanginya kapan saja tanpa ada rasa malas. Begitu pula, mereka akan mau
menunggunya tanpa rasa bosan, meskipun harus antri dan memakan waktu berjam-jam. Yang
demikian ini tentu menunjukkan lemahnya iman, dan menunjukkan bahwa dunia lebih mereka
utamakan daripada akhirat.

Hadirin rahimakumullah,

Selanjutnya, ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam di dalam hadits-


haditsnya telah menjelaskan kepada kita tentang aturan-aturan yang berkaitan dengan shalat
berjamaah. Di antaranya adalah kewajiban meluruskan dan merapatkan shaf. Banyak hadits-
hadits yang menunjukkan kewajiban ini. Di antaranya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda,

―Sungguh luruskanlah shaf-shaf kalian, atau kalau tidak demikian sungguh Allah akan
menjadikan wajah-wajah kalian saling berpaling.‖ (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

43 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Maka, sudah semestinya bagi imam dengan dibantu oleh para makmum untuk memerhatikan
kewajiban ini.

Hadirin rahimakumullah

Di antara aturan yang juga harus diperhatikan dalam shalat berjamaah adalah tidak
diperbolehkannya bagi seseorang untuk berdiri sendiri di belakang shaf ketika sedang
menjalankan shalat berjamaah. Hal ini sebagaimana tersebut di dalam hadits Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam,

―Bahwasanya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki shalat sendirian di
belakang shaf, maka beliau shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkannya untuk
mengulanginya.” (H.R. Abu Dawud dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-
Albani rahimahullah)

Dan di antara kewajiban yang juga harus diperhatikan berkaitan dengan shalat berjamaah adalah
kewajiban bagi makmum untuk mengikuti gerakan imam. Sehingga tidak boleh baginya untuk
mendahului imam ketika rukuk, sujud, dan gerakan lainnya. Begitu pula tidak mendahuluinya
ketika mengucapkan takbir dan tidak terburu-buru mengucapkan ‗amin‘ sebelum imam
menyempurnakan bacaan Al-Fatihah.

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

―Tidakkah salah seorang dari kalian takut apabila mengangkat kepalanya mendahului imam,
sehingga Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau Allah akan mengubah
tubuhnya menjadi tubuh keledai?” (Muttafaqun 'alaih)

Hadirin rahimakumullah

Akhirnya, marilah kita berusaha untuk menjaga kewajiban shalat lima waktu secara berjamaah di
masjid. Karena shalat merupakan penghubung antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Sehingga
shalat adalah tolok ukur yang menunjukkan tingkatan keislaman seseorang. Janganlah kita
menjadi orang-orang yang tertipu oleh godaan setan, sehingga melupakan kita dari menjalankan
dan menjaga kewajiban-kewajiban-Nya. Allah berfirman,

‫ي‬ ‫ُف‬ ِ ََُّْ‫ا َْح َِ ْعَُ ِه اِشََُُّْ ُف فَأَتعُي ِِ ْكن ا ِ َُسَِِ َ ِحزب اِش‬
ِ ََُّْ‫ُف ََآل إِ َّف ِحزب اِش‬
ُ ُ ْ َ ْ ْ ُْ ْ َ ُْ َ ْ ُ ْ َ َْ ْ
‫اخلَُ ِ ُنس َف‬
ْ
―Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah, mereka
itulah golongan yang mengikuti setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah
golongan yang merugi.‖ (Al-Mujadilah: 19).

44 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

KHUTBAH KEDUA

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, sebagai bekal yang akan
kita bawa untuk kehidupan yang sesungguhnya nanti di akhirat. Kehidupan yang Allah
Subhanahu wa Ta‟ala telah janjikan bagi orang-orang yang bertakwa dengan kenikmatan surga
di sana. Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala sediakan neraka sebagai tempat untuk mengazab
hamba-hamba-Nya yang bermaksiat kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫اِز ِاَ اَِّْػ ِْ َى‬


َّ ‫َسََّػَزَّسَُسا فَِإ َّف َخُْػَن‬
―Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (Al-Baqarah: 197)

Hadirin rahimakumullah

Sesungguhnya, keutamaan yang besar yang telah Allah Subhanahu wa Ta‟ala janjikan bagi
orang-orang yang menjalankan kewajiban shalat akan diperoleh apabila shalat tersebut dilakukan
dengan mencontoh tata cara shalat Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Yaitu dengan
memerhatikan syarat-syarat, rukun-rukun dan kewajiban yang berkaitan dengan shalat, serta
sunnah-sunnahnya. Begitu pula dilakukan dengan penuh khusyuk yang di antara tandanya adalah
tenangnya anggota badan, hadirnya hati, dan memerhatikan, serta merasa nikmat ketika
membaca ayat-ayat dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Bahkan, khusyuk adalah ruh
shalat. Sehingga, Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengaitkan keberuntungan bagi orang-orang yang
shalat apabila dilakukan dengan khusyuk, sehingga orang yang melakukan shalat tanpa khusyuk
tidak termasuk orang-orang yang dijanjikan akan mendapatkan keberuntungan. Allah Subhanahu
wa Ta‟ala berfirman,

ِ ‫} اَِّ َِين ي ِٓت لالَِتِِ خ‬1{ ‫َ ْ َفْػَْ اِْم ْؤَُِِ َف‬


}2{ ‫ُفُُ َف‬ َ ْ َ ُْ َ ُ َ
―Sungguh, beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyuk di dalam
shalatnya.” (Al-Mu`minun: 1-2)

Hadirin rahimakumullah,

Sungguh, berbahagialah orang-orang yang mencintai shalat. Yaitu orang-orang yang merasakan
shalat itu sebagai penyejuk matanya. Dan menjadikannya seakan-akan kenikmatan surga bagi
hatinya. Sehingga ketika menjalankannya, dia merasa berat untuk keluar darinya. Karena ketika
menjalankannya, dia menjadikan shalat sebagai saat beristirahat dari capainya urusan dunia. Dia
merasa telah keluar dari kesempitan kehidupan dunia yang seakan-akan merupakan penjara bagi
dirinya.

Dan sebaliknya, sungguh celakalah orang-orang yang tidak mencintai dengan sebenar-benarnya
kewajiban yang besar ini. Yaitu orang-orang yang merasa sangat berat untuk menjalankannya.

45 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Sehingga dia pun selalu menjalankannya di akhir waktunya, bahkan mungkin di luar waktu.
Ketika menjalankannya pun tidak memerhatikan rukun-rukunnya dan ingin segera selesai, serta
keluar darinya. Itupun ketika dia mengerjakannya dengan tidak menghadirkan hatinya. Bahkan,
yang hadir saat itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan dunianya.

َِ َ َّ‫اَِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ إِت‬
ُ‫َح‬ َ َْ َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
َ ‫ت َْعَل إِْػَنايُ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُ َ ِٓت اِْ ََُُِم‬
‫ْي‬ َ ‫ َسَُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬، ُ‫ََم‬
. ُ‫َحُ ََِم‬ َِ َ َّ‫إِت‬

َّ‫مْي ِٓت ُك‬ ِ ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫اإل الَـ ساِْمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْم ْش ِنكِْي‬ ِ ِ َ َّ ‫اَِّه‬
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُم ْع‬ ْ َ ْْ ‫َل‬ ْ ُ َْ ُ َ ْ َ َ ْ ُْ َ َ ْ ْ ‫ز‬َّ ‫َْع‬ ُ
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ٍ
.‫ْي‬َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ ْ ‫اج َُ َّْ َي ََا اَِْػَ َ َُُِ ُِْْ َم َاُ َس َ ُئَن ِالََ اِْ ُم ْع م‬
َّ ‫ يَُ َو‬،‫ْي َْع َُِّة‬ ْ َّ ‫ اَِّ ُه‬.‫َِ َكُف‬
ِ ِ َ‫ س‬،ََُِ‫اَِّه َّ ََُُِِّ ِٓت ََسطَُت‬
َ َ‫ُؾ َساَّػ‬
َ َِ ‫ٓت َِ ْن َخُفَ َ َساَّػ‬ ِ ْ ‫ َس‬،َُ‫َل ْْ ََئ َّمَْػََُ َسُسََةَ َ ُُِ ْ ِوت‬
ْ ََُ‫اج َُ َّْ ِسََيَػَْػ‬ ْ َ ْ ْ ُ
َِ ِِ ُ ‫اْلَ ْم‬
ْ ‫ْي َس‬ ِ ِ ِ
َ َ ‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّْزةِ َْع َّمُ يَص َُ َف َس َ َالـ َْعَل اِْ ُمْن‬.‫ْي‬
ِ َّ ‫ُؾ يُ و‬
َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ َ َ‫ض‬ َ ‫ِو‬
.‫ْي‬ ِ
َ ‫َوب اِْ ََُُِم‬
Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.
Disalin dari kumpulan Khutbah Jumat Majalah Asy-Syariah Edisi 33 disertai penyuntingan
bahasa oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

46 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Manfaatkan Nikmat Kehidupan

.ََُُِِ‫ُت َ َْْع َم‬


ِ ُ ‫ س‬,ََُ‫ ستَػُ ُِ َُِِّ َِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِع‬,َ‫ ستَعَْػ ْ َِن‬,َََُُُِْ‫ ستَع‬,َ ُ ‫ َْْم‬, َِ َِِّ َ ‫اْلم‬
َََ ُ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ َ ُ َ ِ
ْ َْ ‫إ َّف‬

ََ َُ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ اََُِّ َس ْح‬,ََُِ ُ ِ ِ ْ ‫ سِن ي‬,ََِ ََّّ ‫ض‬ ِ ِ َ‫ِن يػه َِِ اََِّ فَال‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َْ ْ َ
َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬,ََُِ َ ْ‫َف ِني‬
. َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬

. ‫ين ََُُِ ا اَّػ ُِ ا اَََِّ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسَتْػُْ ْ ُِ ْعِ ُم َف‬
َ َِ َِّ‫يُ َيػنهُ ا‬
َ َ
َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬
َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬ ِ‫سس‬ ٍ َْ ‫ػ‬
َ‫ت‬ ‫ن‬ ِ ‫يُ َيػنهُ اََُِّس اَّػ ُِ ا وَّ ُك اَِّ َُِ خَ َِ ُك‬
ِ
َ ْ ْ َ ُ َ ُ َ َ
. ُ ُِ‫َكثِِا َستِ َعُا َساَّػ ُِ ا اَََِّ اَِّ َُِ ََّ َعُاَُِ َف َِِ َسا َْو َح َُـ إِ َّف اَََِّ َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬

‫صِ ْْ َِ ُك ْ َ َْْع َمَُِ ُك ْ َسيَػ ْ َِْن َِ ُك ْ ُِتُ َ ُك ْ َسَِ ْن‬ ِ


ْ ُ‫ين ََُُِ ا اَّػ ُِ ا اَََِّ َسُ ُِ ا َػ َْ َ ي ا ي‬
ِ َّ
َ َِ‫يَُ َيػن َهُ ا‬
. ُ‫يُ ِْ ِ اَََِّ َسَو ُ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُم‬

: ُ ُْ ‫َ ََُِّ َػ‬

‫ َسُك ََّّ ُْ َ ثٍَة‬,ُ‫ َس َفَّن ا ُُِ ِو ُْ َ ثََُُّػ َه‬,ٍ ‫ُ َُ َّم‬


ُ ْ ‫ي‬َ ِ
ُ ْ َ‫ْل‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ػ‬ُ
َ َْ ‫خ‬
َ ‫س‬ , َ ُ
ِ ِ ‫اْل‬
ِ َِّ‫يث كَُِْب ا‬ ِ
َْ ‫فَإ َّف َخُْػَن‬
.‫ضالََِ ٍة ِٓت اََُِّ ِو‬ ٍ
َ ‫ َسُك ََّّ ِ ْ َْعة‬,‫ِ ْ َْعة‬
َ َّ‫ َسُك ن‬, ‫ضالََِة‬

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita hidup di dunia ini, diwajibkan oleh Allah untuk beribadah hingga kematian
menjemput. Kita hidup diantara tiga masa. Yaitu, masa lalu yang telah lewat yang tidak mungkin
kembali lagi. Yang kedua, yaitu waktu yang akan datang. Dan merupakan sesuatu yang tidak kita
ketahui secara pasti. Kita tidak mengetahui kapan dan dimana ajal akan menjemput. Allah
berfirman,

‫ت‬ ٍ ‫َسَُِ ََّ ْ ِوُ تَػ َْس ِأَُ َ َْو‬


ُ َُ ‫ض‬
47 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dan tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana ia akan meninggal.

Dan setiap kita, pasti akan menghadapi maut.

ْ ََّ ‫ِح َْع ِن اََُِّ ِو َسَ َُْ ِخ‬


َ‫اجلَََّة‬ ‫ز‬‫ح‬ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ف‬
َ ِ ُُِِِ ِْ‫ت سإََِّّنَُ َُّػ فَّػ َف َُج وُك يػ ـ ا‬
‫ة‬ ِ ‫س َُِئَِِةُ اِْم‬ ٍ َْ ‫ُك نَّ تَػ‬
َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ
ْ ْ َ ُ ْ َ َ َْ
‫فَػ َِ ْ فَ َُز َسَُِ ا ْْلََُُةُ اِ ن تْػَُُ إََِّ ََُِْعُ اِْ ُُنسِو‬
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukakn
kedalamsurga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan. (Q.s. Ali Imran: 185)

Menghadapi kematian ini, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam telah memberikan


penjelasan dan nasihat. Oleh karena itu, hendaklah kita manfaatkan hidup ini sebaik-baiknya
sebelum datang kematian.

Dalam hadits shahih, diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Imam Abu Nu‘aim dalam Al-
Hilyah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menasihati seorang Arab gunung yang datang
kepadanya. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

ٍ َْ‫إِ ْغََِْ ْ َخَْعُ ػَّْ َخ‬


‫س‬ َ
Hendaklah engkau manfaatkan lima keadaan sebelum datangnya lima keadaan yang lain.

َ َِّ ْ َِ ََّ ْ‫َحَََُُّ َ َػ‬


Pertama. Kehidupanmu sebelum kematianmu.

Karena hidup ini merupakan modal kita, waktu kita, tempat menanam amal-amal kebaikan.

Kemudian Rasulullah menyatakan,

َ ِِ‫َس َفَُ َ َ َػْ ََّ َيَن‬

Kedua. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.

Karena pada masa muda, seseorang masih memiliki tubuh yang kuat, sehat. Bisa melangkah dan
melaksanakan apa yang diinginkan. Berbeda dengan orang yang sudah tua.

Kemudian Rasulullah menyatakan,

48 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

َ ‫َس ِل َّحَْ َ َػْ ََّ َ َِ ِم‬

Ketiga. Kesehatanmu sebelum sakitmu.

Sehat merupakan nikmat yang besar, kekayaan yang melimpah dan tidak ada yang bisa
mengetahui nilainya, kecuali orang–orang yang menderita sakit.

Kemudian Rasulullah menyatakan,


ِ
َ ْ ‫َسفَػَنا َغ َ َػْ ََّ ُف‬
Keempat. Masa luangmu sebelum masa sempitmu.

Kebanyakan orang menggunakan masa luangnya dengan kegiatan sia-sia. Sehingga dia rugi dan
tertipu. Ingatlah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan Imam Bukhari
dalam kitab Ar Riqaq,

ِ َِ‫ُف َِ ُْ ف فُِ ِه َمُ َكثِِ ِِ َن ا‬


ُ‫ اِص َّحةُ َساََِْناغ‬، ‫َُّس‬ ِ َْ‫تُِم‬
َْ
Dua kenikmatan, yang kebanyakan manusia mengalami kerugian dan tertipu (dengan) kedua
kenikmatan tersebut. Yaitu kesehatan dan waktu luang.

Kemudian Rasulullah memberikan nasihat lainnya,

َ ََ‫َس ِغ‬
‫ُؾ َػْ ََّ فَػ ِْ ِنَؾ‬
Kelima. Masa kayamu sebelum masa fakirmu.

Ketika seseorang kaya, maka dia bisa memanfaatkan harta yang diberikan oleh Allah untuk
kebaikan sebelum didatangi ajal, atau sebelum datang hari kiamat. Sehingga menyesali apa yang
telah dilalaikannya. Allah menyatakan di dalam firman-Nya,

ِِ ِ ِ ِ َّ
َ َ‫ين اَ َاَُِ ا ََتَ ُِ ا ِمَُّ َوَزْػََُ ُك ِن َػْ َِّ ََف يَأِِْتَ يَػ ْ ُـ ََّ َػُْ ُ فَُ َسََ ُخَّة َسََ َف‬
‫ُْعة‬ َ َِ‫يََُيػن َهُ ا‬
‫َساِْ َكُفُِنس َف ُي ُ اِ َُِِّ ُم َف‬
Hai, orang-orang yang beriman. Belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang hari; yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa‟at. Dan orang-orang kafir
itulah orang-orang yang zalim. (Q.s. Al Baqarah: 254).

49 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,

ٍ ‫َج ٍَّ َ ِن‬ ِ َّ َ ‫ت فَػُػ ُِ َؿ وب َِ آل‬ ِ ِ َ‫س‬


ِ ‫َتَ ُِ ا‬
‫يب‬ َ َ ‫َخْنََِِّن إ ََل‬ ْ َ َ ُ ‫م‬ِْ
َْ ُ ‫ا‬ ‫ك‬
ُ َ ‫َح‬
َ َ ‫ِت‬
َ ْ
‫أ‬ ‫ي‬
َ ‫َف‬
َ ِ
َّ ْ ‫ػ‬
َ ‫ن‬ ِ ‫ك‬
ُ َُ
َ ‫ػ‬ْ‫ز‬َ‫ُو‬
َ ِ
َّ ‫ن‬ ِ َ
‫اِصُْلِِْي‬
َّ ‫َّؽ َسَ ُكن ِ َن‬ َ ‫َل‬َّ ‫فَأ‬
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu dia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih‖. (Q.s. Al Munafiqun: 10).

Pada saat itu, penyesalan yang telah lewat masanya tidak lagi berguna. Mudah-mudahan
peringatan Allah tentang kematian dan penyesalan orang yang kedatangan kematian karena tidak
memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya ini, dapat mendorong dan selalu memacu kita untuk
menambah ketaatan kepada Allah, serta menghentikan diri dari berbagai kemaksiatan.

ُْ‫اِنِح‬ ‫و‬ َ
ُ َ ِ‫ا‬ ‫ي‬
ُ َ
ُ َّ
‫ت‬ ِ‫َُ ُؿ َػ ِِل َي ََا س إ ْ َْػ ْ َِن ا َ ِِل س َِ ُك إ‬
َ ُْ َ ْ َ ُ َ ْ

KHUTBAH KEDUA

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َ ِ َْْم ُ َ س تَعَُُِْػََُ س تَعَْػ ْ َِنَ س تػَُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َََ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ ْ َْ ‫إ َّف‬
ِ
‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َس‬ ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ س ِن ي‬ ِ ِ َ‫يػه ِ ا فَال‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ َْ َُ ُ ُ َْ
‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثُِْػنا‬ َّ َ ُ ‫َ ْف َه‬
َ َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َس َو‬

Jama‟ah Jum‟at rahimakumullah,

Telah kita ketahui, bagaimana kematian pasti akan mendatangi manusia. Haruslah
waspada. Hendaklah setiap orang menggunakan umur dan hidupnya dengan sebaik-baiknya.
Lihatlah teladan yang utama, yaitu para salafush shalih. Bagaimanakah cara mereka
memanfaatkan waktu hidupnya. Sungguh, kita akan takjub dan terkagum. Mereka sangat
memperhatikan masalah ini.

Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah dari seorang alim, yaitu Ibrahim bin Mihran.
Disebutkan, pekerjaan Ibrahim bin Mihran ialah sebagai tukang kayu. Apabila mendengar adzan
berkumandang, dan ia tengah menggunakan palunya, maka ia segera meletakkan palunya, segera
memenuhi panggilan Ilahi. Begitu cepatnya As-Salafush Shalih menyambut perintah Allah.

50 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Sedangkan saat ini, ketika kita mendegar adzan dikumandangkan menyeru shalat
berjamaah, menuju kebahagian dan kesuksesan, kita tetap bersantai-santai. Atau terus disibukkan
dengan pekerjaan. Atau bahkan melakukan sesuatu yang tidak berfaidah dan melalaikan waktu
shalat, sehingga tidak mendapatkan keutamaan shalat berjamaah. Padahal, kalau jika mengetahui
keutamaan shalat berjamaah, niscaya kita akan mendatanginya meskipun dengan merangkak,
sebagimana sabda Rasulullah dalam hadist shahih tentang itu, “Seandainya manusia mengetahui
apa yang mereka dapati di dalam shalat Isya dan Shubuh tentang kebaikannya, tentulah mereka
akan mendatangi shalat tersebut, walaupun merangkak”.

Rasulullah sendiri menyatakan, shalat berjamaah di masjid kebaikan dan derajatnya


duapuluh tujuh kali lipat dibandingkan dengan shalat sendirian.
Maka, apabila kita selalu melaksanakan shalat di rumah sendirian dalam waktu dua puluh tujuh
tahun, akan kalah dengan shalat berjamaah di masjid selama dua tahun, umpamanya.

Juga keutaman lain yang berkaitan dengan shalat berjamaah, yaitu bisa berkenalan
dengan sesama saudara kita. Bisa mengetahui keadaan kita dan bisa memberikan pertolongan,
dan lain sebagainya.

Jama‟ah Jum‟at rahimakumullah,

Kisah mengenai As-Salafush Shalih menggunakan waktunya, sangatlah banyak


disebutkan oleh para ulama.

Misalnya, tentang Imam Abdullah bin Imam Ahmad. Dia selalu dalam keadaan
tersenyum atau berdzikir, atau dalam keadaan menelaah kitab. Dia senantiasa menggunakan
setiap waktu yang bergulir dengan sebaik-baik amal.

Begitu juga para ulama lainnya. Di antara para ulama Ahlusunnah wal Jama‟ah, yaitu
dikisahkan ada seorang ulama, bila diajak berbincang suatu perkara yang tidak penting, ia
berkata, ―Cobalah lihat matahari. Dia terus bergulir tidak pernah lelah. Akupun perlu
menambah amal kebaikanku untuk bekal menuju Allah. Sedangkan jika aku berbicara denganmu
lama-lama dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, (maka) akan habis modalku. Cobalah
hentikan matahari dan aku akan berbicara denganmu‖.

Banyak kisah masyhur lainnya yang menunjukkan betapa mereka sangat memperhatikan
kehidupannya. Karena kehidupannya akan ditanya oleh Allah di akhirat kelak. Dalam hadits
shahih diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya, Rasulullah menyatakan,

"Tidak akan bergeser kaki seorang hamba, sampai dia ditanya tentang empat perkara. Tentang
hidupnya, apa yang dia gunakan dengan hidupnya tersebut. Tentang masa mudanya, apa yang
digunakan dengan masa mudanya tersebut. Dan tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan
kemana diinfaqkan. Dan tentang ilmunya, apa yang diamalkan dengan ilmunya tersebut."

Demikianlah, mudah-mudahan sedikit yang kami sampaikan ini, bisa menggugah


kesadaran kita. Sehingga akan selalu mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya sebelum
datangnya kematian. Allah berfirman,

51 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫ين اَ َاَُِ ا اَّػ ُِ ا ا َ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬
َ
ِ َِّ‫يَُينهَُ ا‬
َ َ
Wahai, orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa,
dan janganlah kalian mati kecuali kalian berserah diri kepada Allah. (Q.s Ali Imran: 102).

َِ ِ ِ ٍ ‫اََِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم‬


ُْ‫َح‬ َ َّ‫ت َْعَل إِْػَنايُْ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُْ َ إِت‬
َ َُّْ‫ل‬ ُ
َ َ َ‫م‬ ‫ك‬َ ََ َ َ َ ُ
َِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
ُْ‫َح‬ َ َّ‫ت َْعَل إِْػَنايُْ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُْ َ إِت‬
َ ‫ََمُْ س ُوؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬
ُْ‫ََِم‬
ِ َ‫ساَِّ َِين جآاس ِِن ػُ ِ ِي يػ ُِ ُِ َف وػَََُّ ا ْغ َِن َََُِ س ِإلخ اتََُِ اَِّ َِين ػ ُِ تَُ ُِْ ِإلّي‬
‫ُف َسََ ََْت َُ َّْ ِٓت‬ ََ َ َْ َ ْ َ َ ْ َْ ُ َ َ َ
ُ‫ين اَ َاَُِ ا َوػَََّآ إِتَّ َ َواُسؼ َّوِح‬ ِ َِّ ‫ُػ ُ َُِ غِالا‬
َ
َ َ
‫ين‬‫ن‬ِ ِ ُ‫اخل‬
ْ ‫ن‬ ِ ‫وػَََُّ ظََمََُ ََت َُعََُ سإِف ََّل ََّػ ْ َِن َََُِ سََّػن ََحََُ َََِ ُك تَ َّن‬
ِ
َ َ َ ْ َْ ْ ْ َ َ ْ َ
ِ ِ ِ
َ ََ ‫َوػَََّآ اَاَََُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اْ َخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
‫اب اََُِّ ِو‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ
‫ْي‬ ُ َ‫لَّل ا ُ َس َ َّ َ َْع‬
َ ْ ‫ىم َح َّم ََّ ْع ُْمُ َكثُْػنا َس ُخُن ََ ْْع َاتَُ ا ْْلَ ْم ُ َوب اِْ ََُُِم‬ َ ‫َس‬

Diangkat dari Khutbah Jum‘at Ustadz Muslim Al-Atsari (www.ustadzmuslim.com), di Masjid


Ma‘had Imam Bukhari, tanggal 3 Rabi‘utsani 1423H/14 Juni 2002M, ditulis kembali oleh Fawaz
Abdul Malik.
Dipublikasikan oleh www.KhotbahJumat.com dengan sedikit penyuntingan bahasa dari
Kumpulan Naskah Khutbah Jumat Majalah As-Sunnah

52 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Menjauhi Perbuatan Dosa

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َ ِ َْْم ُ َ س تَعَُُِْػََُ س تَعَْػ ْ َِنَ س تَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َََ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ
ِ
ْ َْ ‫إ َّف‬
‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َس‬ ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ س ِن ي‬
ِ ِ َ‫يػه ِ ا فَال‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ َْ َُ ُ ُ َْ
َّ َ ُ ‫َ ْف َه‬
َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َس َو‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬
ٍ ‫ْعَل َُ َّم ٍ س ْع ل اََِِِ س ََلحَُِِ س ِن ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ‫لَّ َس‬ َ َّ ‫اََِّ ُه‬
‫ين ََُُِ ا اَّػ ُِ ا اَََِّ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسَتْػُْ ْ ُِ ْعِ ُم َف‬ َ
ِ َِّ‫يُ َيػنهُ ا‬
َ َ َ
‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َ َّ َ َس َفَّن اْ ُُِ ْ ِو‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ْ ‫فَِإ َّف ََل َ َؽ‬
َ ‫ُ َُ َّم‬ ُ ْ ‫ُب ا َس َخُْػَن ا ْْلَْ ُِ َي‬ ُ َْ‫اْلَ يْث ك‬ ْ
‫ضالٍََِة ِٓت اََُِّ ِو‬
َ ََّّ ‫ضالََِة َسُك‬
ٍ ٍ
َ ‫ُْ َ ثََُُّػ َهُ َسُك ََّّ ُْ َ ثَة ِ ْ َْعة س ُك ََّّ ِ ْ َْعة‬
Jamaah Jumat arsyadanillah wa iyyakum jami‟an,

Melalui majelis yang mulia ini, kami mengajak diri pribadi dan juga jamaah Jumat sekalian,
marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Yaitu dengan selalu
menjaga diri kita agar terjauh dari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang mungkin tanpa sadar
kita lakukan. Dan meninggalkannya merupakan tanda bagi seseorang mendapatkan kebaikan dan
kabar gembira. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

―Jauhilah dosa-dosa besar dan berilah kabar gembira (orang yang meninggalkannya)." (HR.
Ahmad. Lihat Silsilah Ash-Shahihah, no. 887)

Jamaah Jumat arsyadanillah wa iyyakum jami‟an,

Di antara dosa-dosa yang harus kita jauhi ialah:

Syirik kepada Allah

Syirik merupakan dosa besar yang paling membahayakan. Dosa ini menyebabkan pelakunya
kekal di neraka. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

53 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫يَّ ْاْعُ ُ سا ا َ َوِّب‬ ِ ‫ُؿ اِْم ِعُْ يُ ِن إِ ن‬


‫اا‬ َ َ ‫س‬ ‫ْي‬‫ن‬ ِ ‫ن‬ ‫ا‬ ُْ ِ ‫ََِِ ْ َكَن اَِّ َِين َُُِ ا إِ َّف ا ي اِْم‬
‫ع‬
ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ََ ْ َ ُ ْ ُ َ َُ َ َ َ
‫َتصُ ٍو‬ ِ ‫سوَّ ُك إِتََّ ِن ي ْش ِنْؾ ُِ ِ فَػ َِ ْ حَّنـ ا ْعَُ َِ ا ْجلََّةَ سِأْساَ اََُِّو سُِِِ َُِِّ ِم‬
َ َ ‫ْي ِ ْن‬ َ ََ ُ ُ َ ََ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ ُ ْ ََ
―Orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, sungguh Allah mengharamkan
kepadanya surga, dari tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu
seorang penolongpun.‖ (QS. Al-Maidah: 72)

ُ‫َُس َف َِِِ َ ِِ َمن يَ َشآاُ َسَِن يُ ْش ِنْؾ ُِ ِ فَػ َِ ِ افْػَْػَنى إِْث‬ ِ ِ ِ


ُ َِ ‫إِ َّف ا َ ََيَػ َُْن ََف يُ ْشَنَؾ َِ َسيَػ َُْن‬
ُ‫َْع ِ ُم‬
―Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia akan mengampuni segala
dosa selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.‖ (QS. An-Nisa: 48)

Di antara yang termasuk perbuatan syirik, misalnya memakai benang, kalung dengan tujuan
untuk menolak bahaya, seperti memakai jimat karena takut sihir dan lainnya. Atau jimat dalam
bentuk benda lainnya, dengan keyakinan bahwa memakai benda-benda ini menjadi sebab
terhindar dari bahaya. Padahal, yang memiliki kekuatan untuk menghindarkan seseorang dari
segala mara bahaya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tiada kekuatan kecuali dengan izin
Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Juga ada syirik yang tersembunyi, yang terletak pada niat, kehendak, riya‟ (ingin dilihat) dan
sum‟ah (ingin didengar). Misalnya, seseorang membaguskan shalatnya atau bersedekah supaya
dipuji manusia. Inilah yang ditakutkan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, sebagaimana
sabda Beliau shallallahu „alaihi wa sallam,

ُ‫ُؿ اِنيَُا‬
َ َ ‫َل َُن؟‬
ْ ‫َل َُن َُُِ ا يَُ َو ُ َؿ ا َسَُِ اِشْنُؾ ا‬
ْ ‫ُؼ َْعَُْ ُك ْ اِشْنُؾ ا‬
ُ ‫َخ‬
َ َ َُِ ‫ؼ‬ ْ َ ‫إِ َّف‬
َ َ ‫َخ‬
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ―Sesungguhnya yang paling aku takutkan
terjadi pada diri kalian adalah syirik kecil.‖ Para sahabat bertanya, ―Apakah syirik kecil itu,
wahai Rasulullah?‖ Rasulullah menjawab, ―Riya‘.‖.
Oleh karena itu, waspadalah terhadap segala jenis syirik, karena ia akan menyebabkan amalan
kita gugur.

Tiga Hal yang Membinasakan

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
―Ada tiga hal yang menyelamatkan. Yaitu takut kepada Allah, baik pada waktu sepi maupun
ramai, adil di kala sedang ridha maupun marah, dan bersikap tengah-tengah baik dalam
keadaan fakir maupun kaya. Dan ada tiga hal yang membinasakan Yaitu hawa nafsu yang

54 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

diikuti, bakhil yang dituruti, dan seseorang berbangga diri.‖ (Hadis hasan riwayat Ath Thayalisi,
Jami‟ush Shaghir 1:583 no. 3039).

Dalam hadis ini, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menyebutkan tiga hal yang
membinasakan. Di antaranya ialah hawa nafsu. Apabila hawa nafsu telah menguasai hati, maka
akan melahirkan kelalaian dan memalingkan dari perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
Dalam Alquran, Allah Subhanahu wa Ta‟ala memperingatkan,

ُ‫َسَََُّ ِْ ْ َِ ْن َ ْغَ ََُْ َػ ََُْ َْع ْن ِِ ْك ِنتَُ َساَّػَ َ َي َاَُ َسَكُ َف َ َُِْنَُ فُػُنط‬
―Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaan melampaui batasan.‖ (QS. Al-Kahfi: 28)

Adapun bakhil, adalah rakus terhadap dunia, yang akan membawa seseorang untuk berbuat apa
saja memuaskan diri sendiri, tidak merasa cukup dengan nikmat yang telah Allah Subhanahu wa
Ta‟ala berikan kepadanya. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
―Takutlah akan kebakhilan, karena ia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan bisa
membawa kepada pembunuhan dan menjatuhkan harga diri.‖ (HR. Muslim)

Dari Ibnu Ka‘ab bin Malik Al Anshari dari bapaknya, berkata, Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda, ―Tidaklah dua serigala lapar yang dikirim kepada satu kambing itu lebih
merusak dibandingkan kerusakan pada agama akibat kerakusan seseorang kepada harta dan
kemuliaan.‖ (HR. Ahmad dan At Tirmidzi).
Adapun berbangga kepada diri sendiri, akan menjerumuskan seseorang kepada kesombongan,
sehingga ia merendahkan orang lain. Ini semua akan menyebabkan kehancuran dan kehinaan.

Tujuh Hal yang Membinasakan

‫س اَِِِّت‬ِ َْ ‫ُؿ اِشْنُؾ َُِِّ َِ َساِع ْحُن َسَػَّْ اََِّػ‬


َ َ ‫َُّ يَُ َو ُ َؿ اَِّ َِ َسَُِ ُي َّن‬ِ ِ ِ َّ ‫اجََُِْ ا‬
ُ َ ‫اِعْ َ اِْ ُم َُِت‬ ْ
ِ ََ‫ص‬ ِ ‫ؼ اِْمح‬ ِ َّ ‫ُْل سَ ْكَّ ِ ُِؿ اُُِِْْ ِ سَ ْكَّ اِن ُ ساَِّْػ ِل يػ ـ‬
‫ُت‬ ْ ُ ُ َْ َ‫اِز ْحف َس‬ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َْ ِ ََِّ‫َحَّنَـ اََُِّ إ‬
ِ ِ
ِ ََِِ‫ت اِْمؤ‬
‫ُت‬ ْ ُ ‫اِْ َُف َال‬
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ―Jauhilah tujuh
hal yang membinasakan. (Yaitu) syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan
membunuhnya kecuali dengan haknya, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari
medan perang dan menuduh zina kepada perempuan baik-baik yang beriman.‖ (HR. An-Nasa‘i)
Sekalipun manusia menjauhi perbuatan membunuh jiwa (yang diharamkan untuk dibunuh),
tetapi banyak juga yang terjerumus kepada riba, karena bentuk dan cabangnya banyak, yang

55 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

mengharuskan kita berhati-hati dan bertanya kepada ahlul ilmi sebelum melakukan muamalah.
Di dalam hadis disebutkan,
Dari Ibnu Mas‘ud, dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ―Tidak ada seorangpun
yang lebih banyak makan riba, kecuali akhir urusannya adalah sedikit.‖ (HR. Ibnu Majah)

Terang-terangan Berbuat Maksiat

Sabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam,


ِ ‫ُك نَّ ََُِّ ِِت َُِْت إََِّ املج‬
ِ َ ‫ُي ِنيْن سإِ َّف ِِن امل َج‬
ْ ُ‫اِن ُج َُّ ِ َُّْ َِّ َْع َمال ُّتَّ ي‬
ْ َ‫صِ ُْ َس‬ َ ََّ ‫ُيَنة َ ْف يَػ ُْ َم‬ ُ َ َ َ َُ ُ
ِ ِ ِ
ُ ‫صِ ُْ يَ ْكش‬
‫ف‬ ْ ُ‫ُت يَ ْعُْػُنَُ َوََُّ َسي‬َ َ ْ َ‫ َس‬،‫ت اَُِ ِو َحةَ َك ََا َسَك ََا‬
ُ ‫َ َْػَنةُ ا ُ َْعََُْ فَػَُػ ُِ ْ َؿ يَُفَُال ُف َْع ْم‬
ِ ِ
ََُْ‫ْػَن ا َْع‬
―Semua umatku dimaafkan (kesalahannya pen.), kecuali orang-orang yang terang-terangan
(dalam berbuat maksiat). Yaitu seseorang yang bermaksiat di malam hari kemudian Allah tutupi
kesalahannya di pagi hari (orang lain tidak ada yang tahu pen.). Akan tetapi ia mengatakan,
“Wahai fulan, semalam aku telah melakukan ini dan ini.” Allah telah tutupi kesalahan itu di
malam hari, akan tetapi di pagi hari ia bongkar kesalahan yang Allah telah tutupi.‖ (HR.
Muslim)
Banyak manusia berperangai yang membinasakan ini. mereka tidak mengetahui, bahwa dosa
yang disebabkan terang-terangan berbuat maksiat lebih besar daripada karena semata-mata dosa.
Karena pada sikap terang-terangan ini, terdapat sikap memperturutkan hawa nafsu dalam
beragama, melakukan penentangan, dan tidak merasa takut kepada Allah.

Ayyuhal muslimun a‟azzaniyallahu wa iyyakum


Di antara dosa-dosa yang harus kita jauhi jua ialah:

Menyakiti Orang Muslim

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫س ِِ ْن َ َُِّ ِِت يَأِِْت‬ َِْ ‫ إِ َّف اِْم‬:‫ َُؿ‬،‫ امل َِْس ِن َ َِوي ََِ سَ ُِْع‬:‫َََّ ْ وس َف ِ ِن امل َِْس؟ َُُِ ا‬
َ ُ ْ ََ ُ َ َ ْ َْ ُ ُ ْ ُ َ ُ
َ ََ َ‫ص َالةٍ َس ِلَُ ٍُـ َسَزَكُةٍ َسيَأِِْت َ ْ َفَْ َ َي ََا َس‬ ِ ِ
‫ُؿ َي ََا َس َ َ َ ََ َـ َي ََا‬ َ َِ ََّ ‫ؼ َي ََا َسَ َك‬ َ ِ ‫يَػ ْ َـ اَُِِْ َُِة‬
ِ ِِ ِ ِِ ِ
‫ضل‬ َ ِْ ُ‫ت َح َعََََُُُّ َػْ ََّ َ ْف يػ‬ ْ َََُ‫ فَِإ ْف ف‬،ََََُّ‫ َسَي ََا ِ ْن َح َع‬،ََََُّ‫ب َي ََا فَػُُػ َُْْل َي ََا ِ ْن َح َع‬ َ ‫ضَن‬َ ‫َس‬
‫ِح ِٓت اََُِّ ِو‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ت َْعََُْ ُّتَّ طُن‬ ْ ‫ فَُِْن َح‬، ْ ‫ُي‬
ُ َ‫َُِ َْعََُْ َُخ ََ ِ ْن َخَُْي‬
56 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

―Tahuah kamu oran gyang bangkrut itu?‖ Para sahabat menjawab, ―Orang yang bangkrut di
antara kami ialah yang tidak memiliki dirham dan tidak pula kesenangan. ―Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam kemudian bersabda, ―Orang yang bangkrut ialah, orang yang pada
hari kiamat datang dengan membawa shalat, puasa dan zakat, tetapi ia mencaci ini, menuduh
ini, makan harta ini, menumpahkan darah ini dan memukul ini, sehingga kebaikan yang ia
lakukan diberikan kepada oran gyang dizhalimi. Kemudian, apabila kebaikannya habis padahal
belum cukup, (maka) diambilkan kejelekan mereka yang dizhalimi, lalu diberikan kepadanya,
kemudian ia dilemparkan ke neraka.‖ (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa meremehkan perbuatan yang menyakiti orang lain dapat
membinasakan pelakunya pada hari kiamat. Sekiranya seorang muslim memikirkan hal yang
berbahaya ini, niscaya ia akan mencegah diri dari menzhalimi dan menyakiti manusia, sehingga
ia akan menghiasi dirinya dengan akhlak mulia.

Meremehkan Dosa-dosa Kecil

Apabila seseorang meremehkan dosa-dosa kecil tidak menghitungnya sebagai hal berbahaya, dan
tidak timbul keinginannya untuk bertaubat dan lepas darinya, niscaya dosa-dosanya yang
dianggap kecil ini akan terkumpul kian menggunung. Sikap meremehkan ini dapat menyebabkan
kehancuran bagi pelakunya. Dalam sebuah hadis disebutkan,
―Jauhilah oleh kalian sikap meremehkan dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil akan
terkumpul pada seseorang hingga ia membinasakannya...‖ (HR. Ahmad dengan yang
semisalnya).

Melampaui Batas dalam Beragama

Sebagaimana halnya meremehkan maksiat sehingga menyebabkan kebinasaan, maka berlebih-


lebihan dalam beragama juga menyebabkan kebinasaan. Ketahuilah amal yang paling baik ialah
yang dilakukan secara kontinyu walaupun sedikit.
―Waspadalah dari sifat berlebih-lebihan, karena umat-umat terdahulu telah binasa karena sikap
berlebih-lebihan dalam agama.‖ (HR. Ahmad)

Dengki

Dari Abu Hurairah, ia berkata Rasulullah bersabda, ―Waspadalah terhadap sifat dengki, karena
ia akan memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar atau rumput.‖ (HR. Abu
Dawud)

Dengki merupakan perangai buruk yang dapat menghapus kebaikan. Tidak menutup
kemungkinan, sifat dengki ini hinggap pada seseorang. Seorang muslim yang cerdik, ia akan
berjuang keras mengubur sifat dengki dalam dirinya. Ibnu Taimiyyah menyatakan, tidak ada satu

57 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

jasad pun yang terlepas dan sifat dengki, akan tetapi Allah yang Maha Bijaksana menutupinya
dan menutupi kekejian yang dilakukan. Arti menutupi yaitu menolak dari dirinya dan meminta
perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟la dari kejahatannya, dan bermuamalah dengan
saudaranya secara baik tanpa kezhaliman dan dengki.

َّ ‫ فَُ ْ َْػ ْ َُِنْسَُ َتََُّ ُي َ اِْ َ َُ ْ ُو‬,‫ْي‬


ُْ‫اِنِح‬ ِِ
َ ْ ‫اِْ ُم ْع م‬ ِ ُْ‫َُػ ْ ُؿ َػ ِِْل َي ََا َسَ ْ َْػ ْ َُِن ا ِِل َس َِ ُك ْ َس ِجلَ ِم‬

KHUTBAH KEDUA

َّ َ ُ ‫ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َس َ ْف َه‬،‫ْي‬ ِ ِِ


‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َس‬ َ ‫ا ْْلَ ْم ُ ََِّ َوب اِْ ََُُِم‬
َُُِ ْ ُ ‫َو‬
Hadirin arsyadanillah wa iyyakum jami‟an, Ayyuhal muslimun a‟azzaniyallahu wa iyyakum ma
rahimani wa rahimakum,

Pada khutbah pertama, telah kami sampaikan beberapa perbuatan dosa yang harus kita hindari.
Untuk itu, kita semestinya selalu memohon perlindungan kepada Allah, agar kita dijauhkan dari
perbuatan dosa yang dapat menghapus ataupun mengurangi kadar amal kebaikan yang telah kita
lakukan.

َِ َ َّ‫اَِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ إِت‬
ُ‫َح‬ َ َْ َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
َ ‫ت َْعَل إِْػَنايُ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُ َ ِٓت اِْ ََُُِم‬
‫ْي‬ َ ‫ َسَُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬، ُ‫ََم‬
. ُ‫َحُ ََِم‬ َِ َ َّ‫إِت‬

َّ‫مْي ِٓت ُك‬ِ ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫اإل الَـ ساِْمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْم ْش ِنكِْي‬ ِ
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُم ْع‬
ْ َ ْْ ‫َل‬
ْ ُ َْ ُ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ِْ ‫اَِّ ُه َّ ََْعَّز‬
ٍ ‫ِ َك‬
.‫ُف‬ َ
ََُُِِّ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َّ ‫ اَِّ ُه‬.‫ْي‬
َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ ْ ‫اج َُ َّْ َي ََا اَِْػَ َ َُُِ ُِْْ َم َاُ َس َ ُئَن ِالََ اِْ ُم ْع م‬
َّ ‫ يَُ َو‬،‫ْي َْع َُِّة‬ ْ َّ ‫اَِّ ُه‬
ِ ِ َ‫ س‬،ََُِ‫ِٓت ََسطَُت‬
َُ‫ُؾ ي‬
َ‫ض‬ َ ‫ُؾ َساَّػَ َ ِو‬َ َِ ‫ٓت َِ ْن َخُفَ َ َساَّػ‬ ِ ْ ‫ َس‬،َُ‫َل ْْ ََئ َّمَْػََُ َسُسََةَ َ ُُِ ْ ِوت‬
ْ ََُ‫اج َُ َّْ ِسََيَػَْػ‬ ْ َ ْ ْ

58 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫ْي َسا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ َوب‬ِ ِ ِ


َ َ ‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّْزةِ َْع َّمُ يَص َُ َف َس َ َالـ َْعَل اِْ ُمْن‬.‫ْي‬
ِ
َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬َّ ‫َو‬
.‫اِْ ََُُِ ِم َْي‬
Sumber: Majalah As-Sunnah, Edisi 4 Tahun IX, 1426 H / 2005 M dengan penyuntingan
seperlunya oleh redaksi www.KhotbahJumat.com

Artikel www.Khotbahjumat.com

59 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Meneladani Sahabat Nabi

‫ُت َ ْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َِ ِ َْْم ُ َ ستَعَُُِْػََُ ستَعَْػ ْ َِنَ ستَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َّ َ َ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ
ِ
ْ َْ ‫إ ّف‬
ِ ‫ضَِّ فَالَ ي‬ ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
َُ ُ ْ‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إََِِ إَِّ ا ُ َسَ ْف َه ُ َ ّف َُ ّم ا َْع‬
َ َُ َ ْ ْ ‫ي‬
ُ ‫ن‬
ْ ِ
َ ‫س‬
َ َُِ
َ َّ‫ض‬
ّ ُ ُ َْ
َُُِ ْ ُ ‫َسَو‬
‫يََُيػّ َهُ اِّ ََيْ َن ََُُِػ ْا اَّّػ ُِ ا ا َ َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُْ َُّ ّن إَِّ َسَتْػُْ ْ ُِ ْعِ ُم ْ َف‬
َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬ ِ‫سس‬ ِ ِ َّ
َ ٍ َْ ‫ُس اَّّػ ُِ ْا َوّ ُك ُ اَُِ َخَ َِ ُك ْ ِ ْن تَػ‬ ُ ََِ‫يَآَيػّ َهُ ا‬
ُ ُِْ‫َكثُِْػنا َستِ َعُا َساَّّػ ُِ ا ا َ اَِ َُِ ََّ َعُاَُِْ َف َِِ َساْ َْو َحُـَ إِ ّف ا َ َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬
‫صِ ْْ َِ ُك ْ َ َْْع َمَُِ ُك ْ َسيَػ ْ َِْنَِ ُك ْ ُِتػُ ْ َ ُك ْ َسَِ ْن‬ ِ ِ
ْ ُ‫يََُيػّ َهُ اَِّيْ َن ََُُِػ ْا اَّّػ ُِ ا ا َ َسػُ ْ ُِْا َػ َْ َ يْ ا ي‬
ُ ُْ ‫ َ َُِّ َػ‬،ُ‫يُ ِْ ِ ا َ َسَو ُ ْ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُْم‬
Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah

Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam dengan
risalah tauhid dan agama yang benar. Risalah dan agama yang dibawa oleh Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam bersifat universal, artinya ia beraku untuk seluruh umat manusia di dunia tanpa
tersekat oleh tampat dan waktu, dan ini merupakan salah satu ciri khas risalah Muhammad
shallallahu „alaihi wa sallam. Di samping hal ini telah dinyatakan oleh Allah dan Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam sendiri, hal ini juga dibuktikan oleh kenyataan bahwa tidak ada
wilayah di bumi ini, kecuali telah terjangkau oleh Islam, agama Muhammad shallallahu „alaihi
wa sallam. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

―Dan aku diuus kepada manusia seluruhnya.‖ (HR. al-Bukhari dari Jabir bin Abdullah, no. 335)

Meskipun risalah Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam bersifat universal, tidak berarti dan
tidak harus Nabi shallallahu „alaihi wa sallam sendiri yang membawa dan menyampaikannya
dengan berkeliling dunia dari satu daerah ke daerah lainnya, tanpa beliau berkeliling ke penjuru
dunia, Islam telah benar-benar memayungi seluruh wilayah bumi. Hal ini karena Islam memiliki
orang-orang yang bersemangat sangat tinggi dalam menyampaikan (risalah) dan berdakwah, dan
di barisan terdepan orang-orang tersebut adalah sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam. Mereka inilah pertama kali Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menanamkan

60 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

semangat untuk menyampaikan (risalah). Di haji wada‘ di hari penyembelihan (hewan kurban),
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menegaskan kembali dorongannya kepada para sahabat
untuk menyampaikan (risalah), Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫ب‬ ِ ‫فَػ ُْ ػ ْغ اِش‬


ِ‫ُي ُ اِ َُئ‬
َ َ َُ
―Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir.‖ (HR. al-Bukhari
dari Abu Bakrah, no. 67)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Para sahabat inilah yang menjadi perantara antara Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dengan
umat, tanpa perantaraan mereka (dengan izin Allah), umat tidak akan mengetahui ajaran dan
tuntunan Nabi-Nya shallallahu „alaihi wa sallam. Sebuah jasa besar yang tidak akan tertandingi
oleh generasi apa pun dan kapan pun dari umat ini. Seandainya hal tersebut merupakan jasa
mereka satu-satunya, maka ia lebih dari cukup untuk dijadikan alasan bagi umat ini untuk
menghormati, menghargai, memuliakan, dan mendoakan, ―Semoga Allah meridhai mereka,‖.
Sekaligus menjadi alasan bagi umat ini untuk tidak mencela, mencaci, dan menjelek-jelekkan
mereka, sebab sikap ini merupakan bukti tidak adanya rasa berterima kasih kepada mereka dan
kejahilan terhadap kebaikan-kebaikan mereka. Tidak sedikit ayat-ayat Alquran di mana di dalam
surat tersebut Allah Subhanahu wa Ta‟ala menyanjung mereka, salah satunya adalah Firman
Allah Subhanahu wa Ta‟ala,

ٍ ‫ُج ِنين ساْ َتصُ ِو ساَِّ َِين اػَّ ػُ ي ِِإحع‬


ُ ‫ُف َو ِض َي ا ُ َْعَْػ ُه ْ َسَو‬
‫ضا‬ ِ ِ ِ َّ ‫س‬
َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ‫اِعُ ُِ َف اْ ََّسُِ َف ِ َن اِْ ُم َه‬ َ
ُ ِ ُِْ‫َُّت ََْت ِنُ ََْتَْػهُ اْ َتْػهُو خُِِ ِين فُِهآ َ ا َِِِ َ اَِْ ز ا‬
ٍ َ‫ْعََْ سََْع َّ َْل ج‬
ُ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُْ َ َ ُ َ
―Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin
dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka
dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir- sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar.‖ (QS. At-Taubah: 100)

Di samping itu, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam telah mewasiatkan kepada umat Islam agar
menghargai jasa mereka dengan tidak mencela mereka. Sabda beliau shallallahu „alaihi wa
sallam,

ََ‫َح ِ ِي ْ َس‬ ٍ َ َّْ‫ََ ََّعنػ ا ََلح ُِِّب ساَِّ َُِ تَػ َْ ِعي ُِ َِِ َِ َتْػَ ََح ُ ُك ِِث‬
َ َ َّ ُِ ‫ُح َِ َي ُ َُِ َػَ َغ‬
ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َْ َْ ُْ
ِ
ََُ‫تَصُْػ‬
61 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

―Janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku, seandainya salah seorang dari kalian


menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka (infaknya tersebut) tidak menandingi satu mud
atau setengah mud (infak) salah seorang dari mereka.‖ (Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al-
Bukhari no. 1755, Mukhtashar Shahih Muslim no. 1746)

Emas sebesar Uhud dari kita tidak menandingi satu bahkan setengah mud salah seorang dari
mereka. Sebuah perbandingan yang boleh dikatakan antara langit dan bumi. Hal itu tidaklah aneh
dan bukanlah sesuatu yang mengherankan, karena mereka adalah generasi terbaik umat ini
dengan eksaksian Nabinya shallallahu „alaihi wa sallam,

ِ َّ ِ َّ ِ ِ
ْ ‫ين يَػ ُ تػَ ُه‬
َ َِ‫ين يَػ ُ تػَ ُه ْ ُّتَّ ا‬
َ َِ‫َخُْػُن اِْ ُُِنسف َػْنِّن ُّتَّ ا‬
―Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian
orang-orang setelah mereka.‖ (HR. al-Bukhari dari Ibnu Mas‘ud dan Muslim dari Imran bin
Hushain. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1118; dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1743)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Benar, para sahabat adalah orang-orang terbaik umat ini, era mereka adalah era emas dan zaman
mereka adalah zaman paling gemilang dari umat ini. Pada masa mereka, Islam mencapai puncak
kemuliaan dan kehormatan tertinggi yang tidak tertandingi. Cukuplah kesaksian Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam sebagai bukti yang tidak terbantahkan. Mereka adalah orang-orang
hasil polesan tangan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang
menyertai dan mengiringi Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, mereka menyaksikan ayat-
ayat diturunkan, mereka menghadiri hadis-hadis disabdakan, keutamaan-keutamaan yang tidak
akan pernah diraih oleh seorang pun dari umat ini selain mereka.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam adalah nabi dan rasul terbaik, maka orang-orang yang
mendampingi adalah orang-orang terbaik. Masyarakat era sahabat adalah masyarakat terbaik.
Masyarakat dengan hukum Allah dan RasulNya yang diterapkan di semua lini. Generasi terbaik
dan predikat emas yang diwujudkan oleh para sahabat, tidak mereka wujudkan begitu saja seperti
membalik telapak tangan, bukan. Akan tetapi mereka mewujudkannya dengan sebab-sebab dan
usaha-usaha yang telah mereka berikan dan buktikan, di mana sebab dan usaha utama dari
mereka adalah iman kepada Allah dan Rasul-Nya dengna iman yang sebenar-benarnya.

Karena iman mereka kepada Allah dan Rasul-Nya-lah, maka mereka berpegang kepada Firman
Allah dan sabda Rasul-Nya. Mereka membenarkan berita-berita Allah dan Rasul-Nya, ketika
Allah memberitakan tentang diri-Nya bahwa Dia bersemayam di atas Arasy, bahwa Dia bersama
mereka, bahwa Dia memiliki wajah dan tangan, bahwa Dia memiliki sifat-sifat dzatiyah dan
fi‟liyah lainnya, maka mereka semua menerima dan beriman. Tidak seorang pun dari mereka

62 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

yang membantahnya atau membelokkannya atau menafsirkannya dengan akal atau bertanya
bagimana atau mengapa. Sikap yang sama mereka tunjukakn pada saat mereka mendengar Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah tertawa dan berbahagia, bahwa Allah
memiliki kaki, bahwa Allah turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir.
Iman membuat mereka meyakini bahwa berita Allah dan rasul-Nya hanyalah kebenaran yang
harus diterima.

Karena iman, mereka menaati Allah dan Rasul-Nya tanpa bantahan dan penundaan, perintah
Allah dan Rasul-Nya mereka laksanakan, dan larangan Allah dan RasulNya mereka tinggalkan
pada saat itu juga. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Bara bin Azib, pada saat perintah
menghadap Ka‘bah (telah datang pen.), selesai shalat, laki-laki ini melewati sekelompok orang-
orang Anshar yang sedang shalat asar dan dia memberitahu mereka bahwa dia telah shalat
bersama Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dengan menghadap Ka‘bah, maka orang-orang
Anshar tersebut berbalik pada saat itu juga sehingga mereka menghadap Ka‘bah. (Mukhtashar
shahih al-Bukhari, no. 252). Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa di perang Khaibar,
para sahabat memasak daging keledai lalu seorang penyeru Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam berseru, ―Ketahuilah, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian darinya, ia
kotor termasuk perbuatan setan.‖ Anas berkata, ―Bejana-bejana yang berisi daging keledai yang
sudah mendidih tersebut langsung ditumpahkan.‖ (Mukhtashar Shalih Muslim, no. 1330).

Iman yang membuat mereka demikian patuh dan taat, mereka meresapi Firman Allah Subhanahu
wa Ta‟ala,

‫اِن ُ ُؿ فَ ُخ َُسَُ َسَُِتَػ َهُ ُك ْ َْعََُْ فَُتَْػ ُه ا‬


َّ ُ ‫َسَِآاَاََُّ ُك‬
―Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimua,
maka tinggalkanlah.‖ (QS. Al-Hasyr: 7)

Mereka menyadari sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam

ََّ ‫ُْع ِ ِْن ََ َخ‬ َ َ ‫ يَُ َو ُ ْ َؿ ا ِ َسَِ ْن يَأْ ََب؟‬:‫ َُُِْا‬،‫ُك نَّ َ َُِّ ِ ِْت يَ ْ ُخ ُ ْ َف اجلَََّةَ إََِّ َِ ْن َ َََب‬
َ َ‫ُؿ َِ ْن َط‬
ِ َ ‫ َسَِ ْن َْع‬،َ‫اجلَََّة‬
‫ُِّن فَػ َِ ْ َ َََب‬
ْ ‫ص‬
―Seluruh umatku masuk surga kecuali orang yang enggan.‖ Mereka bertanya, ―Ya rasulullah,
siapa yang enggan?‖ Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menjawab, ―Barangsiapa
menaatiku, maka dia masuk surga dan barangsiapa mendurhakaiku, maak dia telah enggan.‖
(HR. al-Bukhari, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no 2117).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

63 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala membimbing kita untuk meneladani mereka sehingga kita
sanggup menyikapi perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan ketaatan.

‫ي‬ َ َّ
‫ت‬ ِ ‫َُػ ُؿ َػ ِِل ي ََا َ َْػ ْ َِن ا ِِل س َِ ُك سِِعُئِِن اِْمعِ ِمْي س اِْمعِم‬
ِ‫ُت فَُ ْ َْػ ْ َِنسَُ إ‬
َ ُ ُ ُْ َ ْ ُ َ َْ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْْ ْ
ِ ُْ‫اِنِح‬
َّ ‫اِْ َ َُ ْ ُو‬
KHUTBAH KEDUA

ِ ِ ِ
َ ‫َُّس َ ْف ََْت ُك ُم ا ُِِْ َُ ْ ؿ إِ َّف ا‬ َ ْ َ‫إِ َّف ا َ يَأْ ُُِنُك ْ ََف َُّػ َؤنَسا اْ ََُِتَُت إِ ََل َ َْي َهُ َسإِ َِا َح َك ْمُْ ْ ػ‬
ِ َِ‫ْي ا‬
‫صِا‬ ِ ُُُ‫تُِِ َّمُ يُِ ُ ُك َِِ إِ َّف ا َكُ َف ََِس‬
َ َ ْ َ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Iman membuat para sahabat bersikap demikian patuh dan taat, berita dari Allah dan Rasul-Nya
mereka benarkan, perintah mereka laksanakan, dan larangan mereka tinggalkan tanpa tarik ulur,
tanpa menentangnya dengan alasan tidak nalar, tanpa menolaknya dengan alasan tidak
berperasaan. Dari sini kita melihat bahwa mereka adalah orang-orang yang bersatu di atas
kebenaran mereka tidak tersusupi oleh perpecahan meskipun terjadi di akhir era mereka, akan
tetapi tidak seorang pun dari mereka yang menajdi biang keladi perpecahan atau pemimpin
firqah-firqah bid‘ah dan sesat. Oleh karena itu, jika mereka bersepakat, maka ia merupakan
kesepakatan umat sebagaimana para ulama menyatakan bahwa pemahaman mereka wajib
dikedepankan dari pemahaman selain mereka, karena mereka adalah orang-orang yang paling
tulus, paling bersungguh-sungguh, dan paling ikhlas dalam mencari kebenaran.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Iman membuat mereka mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala perkara, melebihi harta,
orang tua, keluarga bahkan diri mereka sendiri. Mereka mengerti benar Firman Allah Subhanahu
wa Ta‟ala,

‫اج ُك ْ َس َْع ِش ََُِّ ُك ْ َسَ َِْ َاؿ ا ْػَْػَنفْػُْ ُم َيُ َسَِتَ َُوة ََتْ َش ْ َف‬ ِ ِ
ُ ‫ُ َّْ إف َكُ َف اَا َآ ُؤُك ْ َسَْػََآ ُؤُك ْ َسإ ْخ َاتُ ُك ْ َسَ َْزَس‬
‫ِت‬ ِْ‫ص ا َح ََّّت يَأ‬ ‫ن‬ ‫ػ‬ْ ‫ػ‬‫ف‬ ِ ُِِ ‫ب إَُِِ ُك ِن ا ِ سو َِِِ سِجه ٍَُ ِٓت‬
َ ِ
َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ُ ََ َ ْ َّ ‫َح‬ َ َ ‫ض ْ تَػ َهآ‬
َ ‫َك َع ََُ َيُ َسَِ َعُك ُن ََّػْن‬
ِِ ِ
َ ِ َُِْ‫ا ُ ِأ َِْ ِنَِ َسا ُ ََيػَ ْه ُ اِْ َِ ْ َـ ا‬
‫ْي‬
―Katakanlah, „Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kemu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan

64 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allahd an RasulNya dan dari
berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.‟ Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.‖ (QS. At-Taubah: 24)

Mereka memahami sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam,

َِ ‫ب ََِِػ َْ ِع‬
‫َخُْ َِ َُِ ُُِي ن‬
ِ ِ‫ب‬
َّ ‫َح ُ ُك ْ َح ََّّت ُُِي‬ ِ
َ َ ‫ََ يػُ ْؤِ ُن‬
―Salah seorang dari kalian tidaklah beriman sehingga aku lebih dia cintai daripada orang
tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.‖ (HR. al-Bukhari dari Anas, Mukhtashar Shahih al-
Bukhari, no. 15)

Kecintaan mendorong mereka memberikan dan mengorbankan segala apa yang mereka miliki
demi membela Allah, rasul, dan agama-Nya. Tidak ajrang kita membaca dalam perbincangan
mereka, ―Aku rela menjadikan bapak dan ibuku sebagai tebusanmu ya Rasulullah.‖ Tidak
sebatas perbincangan, hal itu terealisasikan dan terbuktikan dalam perbuatan nyata. Ketika
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mendorong bersedekah, maka tidak heran jika di anara
mereka yakni Abu Bakar hadir membawa seluruh hartanya kepada Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam dengna hanya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya bagi keluarganya. (Abu Dawud, no.
1678; at-Tirmidzi, no. 3684; dan at-Tirmidzi berkata, ―Hasan shahih.‖ ). Penulis Ar-Rahiq al-
Makhtum menyebutkan bahwa demi mempersiapkan pasukan perang Tabuk, Utsman merogoh
koceknya sebesar seribu dinar ditambah sembilan ratus unta dan seratus kuda, sehingga
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ―Tidak ada yang memudharatkan Utsman
apa yang dia lakukan setelah hari ini.‖ (HR. at-Tirmidzi, no. 3100, dia berkata, ―Hadits hasan
gharib‖). Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa ketika Firman Allah turun,

ُِ‫َِن َّّػََُُِ ا اِِِْبَّ َح ََّّت َُّ ََِ ُِ ا ِِمَُّ َُِتن َف َسَُِ َُّ ََِ ُِ ا ِِن َف ْل ٍا فَِإ َّف ا َ َِِ َْع‬
―Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya.‖ (QS. Ali Imran: 92)

Abu Thalhah datang kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam untuk menyerahkan harta
yang paling dia cintai yaitu sebuah kebun kurma Bairuha‘. Abu Thalhah berkata, ―Ia adalah
sedekah untuk Allah, aku berharap kebaikan dan pahalanya di sisi Allah, letakkanlah ya
Rasulullah di bidang yang Allah tunjukkan kepadamu.‖ (Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 700,
Mukhtashar Shahih Muslim. No. 529).

Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah

65 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Iman membuat mereka tidak sekedar mengorbankan harta, lebih dari itu yaitu jiwa raga. Kita
bisa membaca hal itu dari ucapan Al-Miqdad bin Al-Aswad, ―Kami tidak berkata seperti kaum
Musa, Pergilah kamu dan Tuhanmu, berperanglah.‘ Akan tetapi kami berperang di sebelah
kanan, kiri, depan, dan belakangmu.‖ (Mukhtashar Shahih al_bukharo, no. 1525). Kita bisa
melihatnya pada tujuh orang Anshar di perang Uhud, pada saat kaum muslimin tercerai-berai dan
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dalam situasi kritis karena musuh yang terus mendesak,
bagaimana tujuh orang tersebut gugur syahid satu per satu demi melindungi Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam. (Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1160). Ini hanyalah sedikit dari
banyak pengorbanan para sahabat, hal itu bisa dibaca di buku-buku sunah dan sirah.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Mampukah kita menandingi dan menyusul mereka? Tidak bisa, walaupun demikian kita tetap
bisa bersama mereka, bukankah Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah berfirman,

‫نه َ ُِا‬
َ ‫ْي َساِش‬
ِ
َ ََُِِّ‫ين َتْػ َُ َ ا ُ َْعَُْ ِه ِ َن ا‬
َ ِ‫ْي َساِص ي‬
ِ َّ ِ
َ َِ‫اِن ُ َؿ فَأ ُْسََئ َ َِ َ ا‬َّ ‫َسَِن يُ ِْ ِ ا َ َس‬
ُُِِ‫ْي َس َح ُع َن َ ُْسََئِ َ َوف‬ِِ َّ ِ‫سا‬
َ ‫صُْل‬ َ
―Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul(Nya), mereka tiu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang
yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.‖ (QS.
An-Nisa: 69)

Bukankah Nabi shallallahu „alaihi wa sallam telah bersabda, ―Kamu bersama orang yang kamu
cintai.‖ Dengan berpijak kepada hadis ini, Anas berkata, ―Aku mencintai Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar, aku berharap bersama mereka dengan cintaku kepada
mereka meskipun aku tidak beramal seperti amal mereka.‖ (Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no.
1459).

َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫اََِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِاي‬
ُْ‫َح‬ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫ س ُ ِوْؾ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ ُوْكت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِاي‬. ُ‫ََِم‬
ُْ‫َح‬ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ ْ
َ َّ‫ إِت‬،‫ات‬ ِ َِ ْ‫ُت اْ َحُ ُِا َِِْػه سا‬ ِ ََِِ‫ ساِْمؤَِِِْي ساِْمؤ‬،‫ُت‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ ْ َ ْ ُ َْ ْ ُ َ َ ْ ْ ُ َ ‫ْي َساِْ ُم ْع َم‬ َ ْ ‫ اََِّ ُه َّ ا ْغَْن ِ ْ ُم ْع م‬. ُْ‫ََم‬
‫ َوػَََُّ َََُُِّ ِٓت‬.ََُ ََُِْ‫اج‬ ِ ِ
ْ ََُ‫ َسَ ِوتَُ اَُِْط ََّ َُطال َس ْاوُزْػ‬،َُ‫ُْع‬ ْ َُ‫ اََِّ ُه َّ َ ِوت‬.‫ََِسُْ َ ِنيْب‬
َ َ‫اْلَ َّ َح اُِ َس ْاوُزْػََُ اَّػ‬
ٍ ُ ‫ب َََُِ ِِ ْن َ َْزس ِاجََُ سُِويََََُُِّّ ُػَّنَة َ َْْع‬
‫ْي‬ ِ ِ
َ ََ ‫اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
ْ ‫ َوػَََُّ َي‬.‫اب اََُِّ ِو‬
َ َ

66 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

َِ َِِّ ُ ‫اْلَ ْم‬


ْ ‫ْي َس‬ ِ ِ ِ
َ ْ َ ‫ َس َ الَـ َْعَل اِْ ُمْن‬،‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّْزةِ َْع َّمُ يَص َُ ْ َف‬.َُُِِ ِ‫ْي إ‬
ِ ِ
َ َِّْ‫اج َُ ََُْ ِ ْ ُم‬
ْ ‫َس‬
.‫ْي‬ ِ
َ ْ ‫َوب اِْ ََُُِم‬
َّ ِ َِ‫ َس‬.َ َّ َ ‫ل ْحِ َِ َس‬
َ‫اِصالَة‬ ِِ ٍ
َ ‫لَّل ا ُ َْعَل َُ َّم َس َْعَل َُِ َس‬ َ ‫َس‬
Penulis: Ustadz Izzudin Karimi, Lc.

Sumber: Khutbah Jumat Pilihan Setahun, Jilid 2, Pustaka Darul Haq dengan penyuntingan
seperlunya oleh redaksi www.khotbahjumat.com

Artikel www.khotbahjumat.com

67 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dua Hujan Sumber Kehidupan

ََ َُ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح‬،‫ضل‬ َ ‫ب َوػنََُ َسيَػْن‬‫ا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ ََحْ ا َكثِِا طَُ ُ َُِ َُوكُ فُِْ َِ َك َمُ ُُِي ن‬
‫ل ْحِ َِ َسَِ ْن‬ ِِ ِ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ََُِ َ ‫َف ِني‬
َ ‫ات َوِّب َس َ الَ َُُِ َْعََُْ َس َْعَل َُِ َس‬ ُ َ َ‫ل‬ َ ،َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ ي ِن‬
ٍ ‫ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ
Amma ba‟du,

Wahai umat Islam yang ada di tanah suci! Wahai umat Islam yang ada di belahan bumi bagian
timur dan bagian barat! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata‟ala, taat kepada-Nya,
bertaubatlah kepada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Karena takwa adalah pakaian
terbaik.

‫ُس اَِّْػ ِْ َى َِِِ َ َخُْػن‬ ِ


ُ َِ‫َس‬
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. (Q.s. Al-A‘raf: 26)

Dan orang yang bertakwa adalah orang yang paling baik.

ِ ِ ِ
ْ ‫إ َّف َ ْكَنَِ ُك ْ ْعَ َ ا ََّْػ َُِ ُك‬
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. (Q.s. Al-Hujurat: 13)

Barangsiapa yang menginginkan kejayaan dan keberuntungan, menghendaki kebaikan dan


keshalihan, dan mengharapkan bimbingan dan kesuksesan, ia harus bertakwa kepada Allah
Subhanahu Wata‟ala. Takwa kepada Allah adalah jalan keluar dari segala kesulitan dan celah
keselamatan dari segala himpitan. Takwa kepada Allah adalah pengaman dari bencana dan
penyelamat dari petaka. Takwa kepada Allah Subhanahu Wata‟ala adalah pelindung dari fitnah
dan pembebas dari musibah.

Ingat, sesungguhnya takwa adalah kejayaan dan kemuliaan


Dan cinta Anda pada dunia adalah kekalahan dan penderitaan
Seorang hamba yang bertakwa tidak punya satu pun kekurangan
Jika ia bisa benar-benar bertakwa, meskipun ia berprofesi sebagai tukang jahit atau tukang
bekam

68 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Ayyuhal muslimun! Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata‟ala menciptakan anda untuk tujuan
sangat penting dan perkara yang sangat besar, yaitu mengabdi kepada-Nya. Allah berfirman,

ِ ُ ُ‫اجلِ َّن ساْ ِإلتس إََُِِِّػ‬


‫سف‬ ُْ َ َ َ ْ ‫ت‬ ُ ِْ َ‫ُخ‬
َ َِ‫َس‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Q.s.
Adz-Dzariat: 56)

Siapakah yang menciptakan anda selain Allah ? Siapakah yang menjamin rezeki Anda selain
Allah? Siapakah yang memelihara sepanjang malam dan siang hari selain Allah?

Sungguh aneh, bagaimana mungkin Tuhan didurhakai


Atau bagaimana mungkin Dia diingkari oleh seseorang
Padahal dalam setiap gerakan dan diam
Selalu ada saksi yang bersaksi untuk Allah
Dan pada segala sesuatu ada tanda-tanda bagi-Nya
Yang menunjukkan bahwa Dia Mahaesa

Ibadallah! Jangan sekali-kali anda lalai pada rahasia ciptaan Allah di dalam hidup ini. Allah
Subhanahu Wata‟ala berfirman,

ِ ِ
ُ ‫فَالَ ََّػ َُّنتَّ ُك ُ ا ْْلََُُةُ اِ ن تْػَُُ َسََيَػ َُّنتَّ ُك ْ ُ اِْ ُُن‬
‫سو‬
Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah
syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Q.s. Fathir: 5)

Sungguh, demi Allah, jika manusia mengetahui untuk apa mereka diciptakan
Niscaya mereka tidak bisa berbaring dan tidur dengan nyenyak
Sungguh mereka diciptakan untuk suatu urusan
Jika mata hati mereka melihatnya
Niscaya mereka akan bingung dan linglung
Kematian, kuburan, lalu berkumpul di padang mahsyar
Lalu teguran dan huru-hara yang maha dahsyat
Manusia telah berbuat untuk mengantisipasi Hari Kiamat
Mereka menunaikan shalat dan puasa karena takut padanya
Sementara jika kita diperintah atau dicegah
Kita seperti Ashabul Kahfi terjaga tapi tidur

Wahai hamba-hamba Allah, Ibadallah! Sesungguhnya Allah melimpahkan nikmat-Nya kepada


hamba-hamba-Nya agar dapat membantu mereka dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada-
Nya. Tapi jika mereka menggunakannya untuk durhaka kepada-Nya, mengabaikan hak-hak-Nya,
melalaikan perintah-perintah-Nya, dan meremehkan larangan-larangan-Nya, Allah akan
mengubah keadaan mereka, sebagai balasan yang setimpal. Dan Allah tidak pernah berlaku
zalim kepada hamba-hamba-Nya.

69 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫إِ َّف ا َ ََيػُ َُػُن ََُِِِ ٍْـ َح ََّّت يػُ َُػُنسا َُِِأَت َُ ِع ِه ْ َسإَُِِ َ ََو َاَ ا ُ َِِ ٍْـ ُ اا فَالَ ََِنََّ ََُِ َسَُِ َْلُ ِن‬
‫َُستَِِ ِِ ْن َس ٍاؿ‬
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia. (Q.s. Ar-Ra‘du: 11)

َّ َ‫َف ا َ ََلْ يَ ُ ُِ َُػنا تػ ُْ َمة َتْػ َُ َم َهُ َْعَل َػ ٍْـ َح ََّّت يػُ َُػُنسا َُِِأَت َُ ِع ِه ْ َس‬
ُِ‫َف ا َ ََِسُ َْع‬ َّ ‫َِِِ َ ِأ‬
Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah
suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, pada diri mereka sendiri,
dan sesungguhnya Allah Maha Pendengar lagi Maha Pengetahui. (Q.s. Al-Anfal: 53)

Jika manusia merubah ketaatan dengan kemaksiatan, kebenaran dengan kebatilan, kebaikan
dengan kemungkaran maka Allah akan merubah kekayaan mereka dengan kemiskinan,
kemuliaan dengan kehinaan, kekuatan dengan kelemahan dan kekalahan, ilmu pengetahuan
dengan kebodohan, keamanan dengan ketakutan, kebahagiaan dengan kegelisahan dan kerisauan,
kenikmatan dengan hukuman, hujan dengan kekeringan, kemudahan dengan kesulitan.

Setiap bencana yang turun dari Allah tentu akibat perbuatan dosa, kelalaian dalam menjalankan
kewajiban, kedurhakaan kepada Allah, dan memperturutkan hawa nafsu. Allah Subhanahu
Wata‟ala berfirman,

ٍِ ِ‫ت َيْ ِي ُك ْ َسيَػ ُْ َُ ا َْعن َكث‬ ٍ ِ


ْ َ‫َلُ َ ُك ِن نِصَُة فَِ َمُ َك َع‬
َ َ‫َسَِآ‬
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Q.s. Asy-Syuraa:
30)

‫ََّن َي ََا ُ َّْ ُي َ ِِ ْن ِْعَ ِ ََت َُ ِع ُك ْ إِ َّف ا َ َْعَل‬


َّ َ ْ ُْْ ‫َلُْْ ِثْػَُْػ َهُ ُػ‬ ِ
َ َ ْ َ ُ‫َلُ َػْ ُك نِصَُة‬ َ َ‫َ ََسَِ َّمآ‬
‫ُكَّ َف ْي ٍا َ ِ ُين‬
Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah
menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu
berkata, "Dari mana datangnya (kekalahan) ini" Katakanlah, "Itu dari (kesalahan) dirimu
sendiri". Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.s. Ali-Imran: 165)

70 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Kurangnya hujan, keringnya sumber air, maraknya kekeringan, kelaparan dan kemiskinan yang
menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia tidak lain disebabkan karena dosa-dosa mereka,
maraknya kemaksiatan di antara mereka, dan banyaknya kemungkaran di dalam masyarakat.
Maka kesulitan, bencana, kekeringan, dan kelaparan yang menimpa mereka tidak bisa
dihilangkan kecuali dengan membimbing mereka ke jalan Tuhan, mengajak mereka kembali
kepada agama, bertaubat dan memperbanyak istigfar untuk memohon ampun atas kelalaian
mereka.

Wahai umat Islam! Allah Subhanahu Wata‟ala telah menurunkan dua macam hujan kepada
manusia.

Hujan yang pertama adalah hujan hati dan ruhani. Yaitu dengan menurunkan wahyu kepada
Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam. Hujan ini adalah sumber kehidupan hati dan
kejernihan ruhani, di samping menjadi penentu kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.
Hujan inilah yang sejatinya dari diri manusia sekarang. Bahkan kebutuhan mereka akan hujan ini
jauh lebih penting dan lebih besar dibanding hujan jenis kedua, yaitu hujan air ke bumi.

Ayyuhal muslimun! Anda semua keluar dari rumah untuk meminta hujan kepada Tuhan.
Sesungguhnya sudah sepatutnya kita lebih memperhatikan hujan hati dan ruhani. Karena hujan
jenis inilah yang menentukan kebahagiaan hidup kita di dunia dan di akhirat, serta keberhasilan
kita mendapatkan hujan yang lain. Allah Subhanahu Wata‟ala berfirman,

ِ ‫اِعم‬
ِ ‫آا َساْ َْو‬ ٍ ِ َّ َ ْ َِ‫َس‬
‫ض‬ َ َّ ‫َف َ َْي ََّ اِْ َُِنى اَ َاَُِ ا َساَّػ َِ ْا َََِْ ْحََُ َْعَُْه ػََنَكُت ِ َن‬
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (Q.s. Al-A‘raf: 96)

Ibadallah! Terhentinya kuncuran air dari langit antara lain disebabkan karena kelalaian manusia
dalam menjalankan ketaatan kepada Tuhan, kekerasan hati mereka akibat tumpukan noda-noda
dosa dan maksiat, ketidak seriusan mereka dalam menunaikan iman dan takwa, serta kealpaan
mereka dalam menunaikan shalat dan zakat.

Hal ini yang menghambat turunnya hujan adalah keengganan banyak orang untuk bertobat dan
memohon ampun kepada Allah. Dan kedua hal ini merupakan faktor terpenting yang
memudahkan turunnya hujan. Allah Subhanahu Wata‟ala berfirman melalui Nuh „Alaihissalam.

ِ ِ َّ َِّ ِ‫ت ا ْ َْػ ْ َُِنسا َوَّ ُك ْ إِتََُّ َكُ َف َغ ََُّوا يػُْن‬


َ ََ‫اِع َمآاَ َْعَُْ ُك ِ ْ َواوا َسّيُْ َْ ُك ِأ َِْ َ ٍاؿ َس‬
ََُّ ‫ْي َسََْي‬ ُ ْ ُِ ‫فَػ‬
ٍ َ‫َِّ ُك ج‬
‫َُّت َسََْي ََُّ َِّ ُك ْ َتْػ َهُوا‬ َ ْ
Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.s. Nuh: 12)

71 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dan Allah berfirman melalui Hud ‗Alaihissalam,

ِ ِ َّ َِّ ِ‫َسيَُ َػ ِْـ ا ْ َْػ ْ َُِنسا َوَّ ُك ْ ُّتَّ َُّ ُ ا إَُِِْ َِ يػُْن‬
ْ ‫اِع َمآاَ َْعَُْ ُك ِ ْ َواوا َسيَِزَْ ُك ْ ُػ َّة إ ََل ُػ ََّّ ُك‬
ِ
َ ِ‫َسََََّػَْػ َِن ا َُْم ِن‬
‫ْي‬
Dan (dia berkata), "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu, lalu tobatlah kepada-Nya,
niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan
kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". (Q.s. Hud:
52)

Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata‟ala. Ketahuilah bahwa minta hujan tidak
bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan hati yang lalai dan akal yang alpa. Upaya ini
menuntut adanya pembaharuan kontrak dengan Allah, pembukaan lembaran kehidupan yang
baru yang dipenuhi ketaatan dan jauh dari kemaksiatan, serta perbaikan menyeluruh dalam
segala aspek kehidupan. Karena kebutuhan umat untuk meminta pertolongan melalui perbuatan
dan karya nyata tidak lebih kecil dari pada kebutuhannya untuk meminta pertolongan melalui
ucapan dan doa.

Tetapi meskipun ada banyak kecerobohan yang dilakukan, ampunan Allah sangatlah luas.
Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan ampunannya meliputi semua orang yang bertobat.
Setiap ada perkara yang sempit, Allah selalu menyediakan jalan keluar darinya. Dan setiap ada
masalah yang berat, Allah selalu menyediakan peluang untuk meringankannya. Allah selalu
mengundang Anda untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Dan dia selalu meminta
Anda untuk memanjatkan doa dan memohon ampun.

Allah Subhanahu Wata‟ala berfirman,

ِ ُ‫ُْع َُُِ اَِّ َِين َ نفُ ا ْعَل ََت َُ ِع ِه ََََّػ ََُِْْ ا ِِن َّو َْح ِة ا ِ إِ َّف ا يػ ْ َِن اِ نَت‬ ِ
ََُّ‫ب ََجُُُ إِت‬ َ ُ ََ َ ْ َ َْ َ َ َ‫ُ َّْ ي‬
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ي اِْ َ َُ و‬
‫َصُنس َف‬ ُ ََ َُ ِْ‫اِنحُ ُ َسََتُُ ا إِ ََل َو ُك ْ َسَ ْ ُم ا ََُِ ِن َػْ َِّ ََف يَأََُّْ ُك ُ ا‬
َ َََُّ َّ‫اب ُّت‬ ُ َُ
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (Q.s. Az-Zumar: 54)

ِ ‫سإِِّن َِ َ ََُّو ِمن ََُّب سااِن سْع ِمَّ ل‬


‫ُْلُ ُّتَّ ْايَْ َ ى‬ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh,
kemudian tetap di jalan yang benar. (Q.s. Thahaa: 82)

72 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫ض َ َِاََِ َِّ َ ا ِ َُِال‬


ِ ‫اِع اَ َسََْي َُ ُ ُك ْ ُخََآاَ اْ َْو‬
َّ ‫ف‬ ِ
ُ ‫ضََّْن إِ َِا ََ َْعَُُ َسيَ ْكش‬
ْ ‫ُب اِْ ُم‬ ِ
ُ ‫َ ََِّن َُي‬
‫َََُِّّ ََ َّكُنس َف‬
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai
khalifah di bumi?Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)? Amat sedikitlah kamu
mengingati(Nya). (Q.s. An-Naml: 62)

ِ
ْ ‫ُؿ َون ُك ُ ْاَْعُ ِِّن َ ْ َْج‬
ْ ‫ب َِ ُك‬ َ َ‫َس‬
Dan Rabb-mu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. (Q.s.
Al-Mu‘min: 60)

‫ُف فَػ َُْ ْعَْ ِجُُ ا ِِل َسُُِْػ ْؤَُِِ ا ِِّب‬


ِ ‫َّاع إَِِا َْع‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫َسإَِا َ أََِ َ ْعََُُ َْعِن فَإِّن َ ِنيب َُج‬
َ َ ِ ِ‫ُب ََ ْْع َةَ ا‬ ِ
‫َِ ََُّ ُه ْ يَػْن ُف ُ س َف‬
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.s. Al-Baqarah: 186)

ِ ِ‫ض ػُ َ إ‬ ِ ِ ‫ضنْعُ َس ُخ ََُْة إِتََُّ ََ ُُِي ن‬


ْ ْ َ ِ ‫ين َسَََُّػ َْع ُ سا ِٓت اْ َْو‬
َُ ُ‫لالَح َهُ َس ْاَْع‬ َ َُْْ ‫ب اِْ ُم‬ َ ََّ ْ ‫ْاَْعُ ا َوَّ ُك‬
ِِ ِ ‫خ فُ سطَمُُ إِ َّف و َْح‬
َ َ‫ت ا َ ِنيب ِ َن اِْ ُم ْحع‬
‫ْي‬ َََ َ َ َْ
Berdoalah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.s. Al-A‘raf: 55-56)

ِ ِ
ُ ُ‫اْلَ ِم‬
ْ ‫ِل‬ ُ َ‫ث ِِن َػ ُْ َُِ َػََُْ ا َسي‬
‫َشُن َو َْحَََُْ َسُي َ اِْ َِ ن‬ َ َُْ ِْ‫َسُي َاََُِّ يػََُػزُؿ ا‬
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-
Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. (Q.s. Asy-Syura: 28)

73 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِ ِ ِ
َ َ ْ ُْ‫َفَػَناَيْػُْ ُ اِْ َمآاَ اََُِّ ََّ ْشَنُ ف اَََت‬
َ َ َََُُْ َُ ‫َتزُِْْ ُم َُ ِ َن اِْ ُمْزف َ َْـ َْْ ُن اِْ ُمَ ِزُِ َف َِْ تَ َشآاُ َج‬
ُ‫ُجُج‬
‫فَػَ ََْ ََّ ْش ُكُنس َف‬
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya
dari awan ataukah Kami yang menurunkan, Kalau kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia
asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur (Q.s. Al-Waqi‘ah: 70)

ٍ ‫َُّ ََوايػْ إِ ْف ََل ْ ِآ ُؤُك غَ وا فَمن يأَُِّْ ُك ِِب‬


ٍ َُِِّ ‫آا‬
‫ْي‬ َ َ َ ْ ْ َ َ َْ ْ َُْ َ ْ
Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah
yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?". (Q.s. Al-Mulk: 30)

ٍ ِ
ِ َّ‫ُت َّْلُ طَْ ت‬
ُ‫ض‬ ِ ِ َّ ‫َُّت سح‬ ٍ ِِ ِ َّ ‫ستَػَّزَُِْ ِِن‬
َ َِ َُ ََّ ‫َّخ‬
ْ َِ‫ب ا ْْلَصُ َسا‬ َ َ َ‫اِع َمآا َِآا َُِ َُوكُ فَأَتَْػََُ َ َج‬ َ َ َ
‫سج‬ ْ َ ََِِ ‫َحَُػُْػََُ َِِ َػ ْ َ ة َُُِّْْ َك‬
ُ ‫اخلُُن‬
ِ ِِ
ْ َ‫ِوْز ُ ِ ََُُْ َس‬
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manf'atnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang
mempunyai mayang yang bersusun-susun, Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan
Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.
(Q.s. Qaaf: 9-11)

ِ ِ ِ َّ ‫سََو َُْ اِنيُح َِ ا ِْ فَأَتزَُِْ ِِن‬


َ ‫اِع َمآا َِآا فَأَ ْ َُِْػََُ ُك ُم َُ َسَِآََتُْ ْ ََُِ ِبَُ ِزت‬
‫ْي‬ َ ََ َ َ َ َ َ َ ْ َ
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan
hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu,dan sekali-kali bukanlah kamu
yang menyimpannya. (Q.s. Al-Hijr: 22)

َُُِّْْ ‫ِي َِِ َػ ْ َ ة‬ِ‫آا َِآا طَ ُه وا َُِ ْح‬ ِ ‫اِعم‬ َّ ‫ن‬ ِِ ََُِْ‫سي اَِّ َُِ ََو َّ اِنيُح ْشنا ػْي ي َ ُ و َْحِْ َِ سََتز‬
َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ََْ ُ َ َ َ َ ْ ََُ
‫ُس إََِّ َك َُ وا‬ ِ َِ‫لَّنفْػَََُُ َػُْػََػ ُه ْ َُِِ ََّ َّكُنسا فَأ َََب َ ْكثَػُن ا‬ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ََِِ‫َستُ ْعََُُِ ِمَُّ َخَ ََِْآ َتْػ َُُُِ َسَتَُ َّي َكثِا َس‬
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan
air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka
mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali
mengingkari (nikmat). (Q.s. Al-Furqan: 50)

74 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Ayyuhal ikhwah fillah ! Setiap kali Allah Subhanahu Wata‟ala menimpakan musibah atau
cobaan kepada penduduk bumi, sesungguhnya Dia ingin mengetahui siapakah orang-orang yang
jujur dan siapakah orang-orang yang dusta. Dan Allah Subhanahu Wata‟ala juga hendak melihat
siapa di antara mereka yang mau bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

‫ َُػ ْ ُؿ‬. ِ ُْ‫اْلَ ِك‬


ْ ‫ُت َساَِ ْك ِن‬ ِ ‫ ستَػَُ ِِن سإِيَُّ ُك ِِبَُ فُِ َِ ِِن ْاآلي‬،‫ُف اِْ َك ِنِْْي‬
ِ ‫ُوَؾ ا ِِل سَِ ُك ِٓت اِْ ُِن‬
َ َ ْ ْ ََْ َ ْ ْ َْ َ
‫ فَُ ْ َْػ ْ َُِنْسَُ إِتََُّ ُي َ اِْ َ َُ ْ ُو‬،‫ب‬ٍ ْ‫ْي ِِ ْن ُكَّ َِت‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ْ ‫ِل َسَِ ُك ْ َسِ َعُئ ِن اِْ ُم ْع م‬
ْ ِ َ ‫ِل يَا َسَ ْ َْػ َُْن ا‬
ْ ِْ ‫َػ‬
ُ ِ‫اِن‬
‫ح‬
ُ َّ
ْ
KHUTBAH KEDUA

ََ َُ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح‬،‫ضل‬ َ ‫ب َوػنََُ َسيَػْن‬‫ا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ ََحْ ا َكثِِا طَُ ُ َُِ َُوكُ فُِْ َِ َك َمُ ُُِي ن‬
‫ل ْحِ َِ َسَِ ْن‬ ِِ ِ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ََُِ َ ‫َف ِني‬
َ ‫ات َوِّب َس َ الَ َُُِ َْعََُْ َس َْعَل َُِ َس‬ ُ َ َ‫ل‬ َ ،َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ ي ِن‬
ٍ ‫ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ
Amma ba’du:

Ibadallah! Sunnah Nabi Shallallahu „Alaihi Wasallam mengajarkan bahwa sesudah meminta
hujan kepada Tuhan, Nabi membalik jubahnya. Maka, baliklah jubah Anda dalam rangka
meneladani Sunnah Nabi Shallallahu „Alaihi Wasallam. Mudah-mudahan Allah Subhanahu
Wata‟ala berkenan membalik keadaan Anda; dari sulit menjadi mudah, kekeringan menjadi
hujan. Dan semoga hal itu juga menjadi lambang dan janji pada diri sendiri untuk merubah
pakaian batin anda menjadi pakaian iman dan takwa untuk menggantikan pakaian dosa dan
maksiat.

ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ َّ‫ إِت‬،َ ُْ‫ َس َْعَل ُِؿ إِْػَناي‬،َ ُْ‫ت َْعَل إِْػَناي‬ َ َُّْ‫ل‬ َ ُ‫ َك َم‬، ‫ َس َْعَل ُؿ َُ َّم‬، ‫لَّ َْعَل َُ َّم‬ َ ‫اِ ه‬
‫ َس َْعَل ُِؿ‬،َ ُْ‫ت َْعَل إِْػَن ِاي‬ ٍ ٍ
َ ‫ َك َمُ َ َُوْك‬، ‫ َس َْعَل ُِؿ َُ َّم‬، ‫ اِ ه َُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم‬. ُْ‫ََحُْ ََم‬
ِ ِ
َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫إِ ػن ِاي‬
. ُْ‫َحُْ ََِم‬ َ ْ َْ
‫ َوػَََُّ ظََ ْمََُ َتْػ َُ َعََُ َسإِ ْف ََلْ ََّػ ْ ِػَ ْػن َََُِ َسََّػْن ََحََُْ َََِ ُك تَ َّن ِِ َن‬،‫ُت‬
ِ ‫اِ ه ا ْغ ِػَػن ِِْمعِ ِمْي ساِْمعِم‬
َ ْ ُ َ َْ ْ ُ ْ
ِ ِ ِ ِ ْ
َ َُِ‫ اِ ه إِتَُّ تَ ْعأ‬.‫اب اََُِّ ِو‬ َ ََ ‫ َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت ْاآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬،‫اخلَُ ِنيْ َن‬
ِ‫ اِ ه إِتَُّ تػَُ ُِ ِ ِِن زس ِاؿ تُِمِْ سََت ن ِؿ ْعُفُِِْ سفُجُاة‬.‫ُؼ ساِْ ِن‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ََ ْ َ ُْ َ َ َ ََُ ِْ‫ا ْْلَُ ى َساِْنػ َِل َسا‬

75 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ٍ ‫ سل ل ا ْعَل تَُِػَُ ُ َّم‬.‫وب اَُُِِْ ِمْي‬ ِ ‫ س‬. َ ِْ ‫َجُ ِ خ‬


ُ ‫ُخُن ََ ْْع َاتَُ َ َِف ا ْْلَ ْم‬ ِ ِ ِ
َ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ َ ْ َ ‫ت ِْ َمْ َ َس‬
َّ َ ‫ل ْحِ َِ َس‬‫س‬ ُِِِ ‫سْعَل‬
َ
َ ََ ََ

Dikutip dari buku Kumpulan Khutbah Jum‟at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah,
Surabaya. Disalin dari alsofwah.or.id dengan beberapa penyuntingan oleh redaksi
www.khotbahjumat.com
Artikel www.khotbahjumat.com

76 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Takwa dan Keutamaannya

ََ َُ َ ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح‬،‫ضل‬ َ ‫ب َوػنََُ َسيَػْن‬‫ا ْْلَ ْم ُ ِِ َِ ََحْ ا َكثِِا طَُ ُ َُِ َُوكُ فُِْ َِ َك َمُ ُُِي ن‬
‫ل ْحِ َِ َسَِ ْن‬ ِِ ِ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ََُِ َ ‫َف ِني‬
َ ‫ات َوِّب َس َ الَ َُُِ َْعََُْ َس َْعَل َُِ َس‬ ُ َ َ‫ل‬ َ ،َُُِ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ ي ِن‬
ٍ ‫ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah memerintahkan hamba-hamba-
Nya untuk bertakwa kepada-Nya dan menjanjikan berbagai keutamaan bagi siapa saja yang
menjalankannya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada yang diibadahi dengan benar selain
Allah Subhanahu wa Ta‟ala, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa
sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya, serta seluruh kaum muslimin yang
senantiasa mengikuti petunjuknya.

Hadirin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan sebenar-
benar takwa. Takwa adalah sebab yang akan membuat seseorang memperoleh kebaikan di dunia
dan akhirat. Sebaliknya, tidak bertakwa akan mendatangkan kesulitan dan bencana. Oleh karena
itu, kita semuanya dan seluruh muslimin sesungguhnya sangat butuh akan takwa. Allah
Subhanahu wa Ta‟ala telah menyebutkan di dalam Alquran, ayat-ayat yang berkaitan dengan
takwa dan keutamaannya, begitu pula Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam di dalam hadits-
haditsnya. Maka, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya yang
harus dipahami maksudnya dan senantiasa dijaga, serta dijalankan oleh setiap muslim. Bukan
sekadar kalimat yang selalu didengar atau diucapkan, namun tidak diperhatikan dan tidak ada
wujudnya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Para ulama telah menjelaskan definisi takwa dengan berbagai ungkapan yang berbeda-
beda, namun semuanya kembali pada maksud yang sama. Yaitu agar seseorang membuat
penghalang yang membentengi dan menjaga dirinya dari terkena kemarahan dan azab Allah
Subhanahu wa Ta‟ala. Sesuatu yang akan menjadi penghalang, serta menjaga seseorang dari
terkena azab Allah Subhanahu wa Ta‟ala, tidak lain adalah dengan menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

77 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwasanya pondasi dari ketakwaan seseorang kepada Allah Subhanahu wa


Ta‟ala adalah persaksiannya terhadap dua kalimat syahadat. Persaksian terhadap dua kalimat
syahadat ini bukanlah sekadar diucapkan dengan lisan. Namun juga harus dipahami maknanya,
serta diamalkan kandungannya. Sehingga, siapa saja yang telah bersaksi dengan dua kalimat
syahadat ini, dia harus meninggalkan dan berlepas diri, serta meyakini batilnya segala bentuk
peribadatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan mengarahkan segala bentuk
ibadahnya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala saja. Begitu pula dia harus mengimani
bahwa Muhammad bin ‗Abdillah ibn ‗Abdul Muththalib shallallahu „alaihi wa sallam adalah
hamba Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan utusan-Nya. Yaitu dia meyakini bahwa beliau adalah
seorang hamba yang tidak boleh diibadahi, sekaligus beliau seorang Rasul yang tidak boleh
didustai. Di samping itu, dia juga harus meyakini bahwa Nabi Muhammad shalallahu „alaihi wa
sallam adalah penutup para nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala untuk seluruh
manusia dan jin. Sehingga, tidak ada satu pun yang hidup setelah diutusnya beliau shallallahu
„alaihi wa sallam, kecuali harus membenarkan seluruh ajarannya dan mengikuti agamanya.
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

ُ ُ‫ ُّتَّ َّي‬،ٌّ‫صَنِاِّن‬
ْ‫ت َسََل‬ ٌّ َِ ‫ يػَ ُه‬،‫َح ِِ ْن َي ََِِ اْ َُِّ ِة‬
ْ َ‫ُ َسََ ت‬
ِِ ِ ٍ
َ َ ‫ ََ يَ ْع َم ُ ِِّب‬،َ َُ ‫س َُ َّم‬ُ َْ ‫ػ‬
َ‫ت‬ ُ ِ َِّ‫سا‬
َ َ
ِ ‫َلح‬
‫ُب اََُِّ ِو‬ ِ ِ ِِ ُ ْ ِ‫يػ ْؤِِن َُِِّ َُِ َُو‬
َ ْ َ ‫ت َ إََّ َكُ َف ِ ْن‬ ْ ْ ُ
“Demi yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya –yakni demi Allah– tidaklah satu pun yang
telah mendengar tentang aku dari umat ini baik dari kalangan Yahudi dan tidak pula dari
kalangan Nasrani, kemudian dia meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan agama yang
aku diutus dengannya, kecuali (dia) termasuk dari penghuni neraka.” (H.R. Muslim)

Hadirin rahimakumullah,

Termasuk konsekuensi dari dua kalimat syahadat adalah harus mencintai Allah Subhanahu wa
Ta‟ala dan Rasul-Nya lebih dari cintanya kepada selain keduanya. Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam bersabda,

‫ْي‬
َ َُ‫ََج‬ ِ َِ‫ب إَُِِْ َِ ِِ ْن َسَِ َِِ َسَساِِ َِِ َسا‬
ِ ْ َ ‫َُّس‬
َ َ ‫َح ُ ُك ْ َح ََّّت َ ُك َف‬
َّ ‫َح‬ ِ
َ َ ‫ََ يػُ ْؤِ ُن‬
“Tidaklah sempurna iman salah seseorang di antara kalian hingga aku lebih dia cintai daripada
(cintanya kepada) anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya.” (H.R. Muslim).

Di samping itu, dua kalimat syahadat juga mengharuskan orang yang mengucapkannya untuk
mencintai saudaranya sesama muslim yang tidaklah dia mencintainya, kecuali karena
Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

78 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‫ َسَ ْف‬،َُ‫ب إَُِِْ َِ ِِمَُّ ِ َ ُاه‬


َّ ‫َح‬
َ َ َُُِ ُ ‫ َِ ْن َكُ َف ا ُ َسَو‬،‫اإلّْيَُف‬
ِ ِْ ‫ثَالَث ِن ُك َّن فِ َُِ سج َ ِبِِ َّن حالَسَة‬
َ َ ََ َْ
‫ َسَ ْف يَ ْكَنََ َ ْف يَػُُ ََ ِٓت اِْ ُك َْ ِن َػ ُْ َ َ ْف َتْػ َِ َََُ ا ُ ََُِِْ َك َمُ يَ ْكَنَُ َ ْف‬،َِ ِِ ََِّ‫ب اِْ َمْناَ ََ ُُِينَُ إ‬َّ ‫ُُِي‬
‫ؼ ِٓت اََُِّ ِو‬
َ ََ ِْ ُ‫يػ‬
“Tiga perkara, yang apabila seseorang itu memilikinya, maka dia dengan sebab tiga perkara
tersebut akan mendapatkan manisnya iman, (yaitu) seorang yang menjadikan Allah dan Rasul-
Nya lebih dia cintai dari selain keduanya; dan dia mencintai saudaranya yang tidaklah dia
mencintainya kecuali karena Allah; serta dia membenci untuk kembali terjatuh kepada kekafiran
setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana dia tidak ingin dirinya dilempar ke api.” (H.R.
Muslim)

Seseorang yang masih mendahulukan keinginan dirinya dengan mengikuti hawa nafsunya
daripada kecintaannya, serta ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya,
maka hal itu menunjukkan kelemahan imannya dan kurang sempurnanya dirinya dalam
melaksanakan dua kalimat syahadat.

Hadirin rahimakumullah,

Di samping itu, ketakwaan seseorang juga tidak akan terwujud kecuali dia harus menjalankan
kewajiban yang paling besar setelah menjalankan dua kalimat syahadat yaitu menegakkan shalat
lima waktu. Amalan ini merupakan tiang Islam, dan merupakan barometer untuk menimbang
baik atau tidaknya amalan seseorang, serta sebagai pembeda yang membedakan antara seorang
muslim dengan orang kafir.

Hal ini disebutkan di dalam firman-Nya,

ِ ِ َّ ‫اِصالََة سااََّػ ا‬ ِ
‫ين‬
َ ِ‫اِزَكُ َة فَإ ْخ َاتُ ُك ْ ٓت ا‬ ْ َ َ َّ ‫فَإف ََُّ ُ ا َسََ ُُِ ا‬
“Dan jika mereka mau bertobat dan menegakkan shalat, serta menunaikan zakat, maka mereka
adalah saudara kalian seagama.” (At-Taubah: 11)

Ayat ini menunjukkan, bahwa orang yang tidak mau menjalankan kewajiban shalat lima waktu
bukanlah saudara kita seiman.

Hadirin rahimakumullah,

Namun, perlu diketahui pula bahwasanya wajib bagi kaum laki-laki untuk menjalankan
kewajiban shalat lima waktu ini secara berjamaah. Yaitu dengan menjalankannya di masjid,
bukan di rumah. Adapun apa yang dipahami oleh sebagian kaum muslimin, bahwa apabila di
rumahnya ada satu orang laki-laki atau lebih bersamanya berarti dia bisa mengerjakan shalat
berjamaah di rumahnya adalah pemahaman yang salah. Kewajiban shalat berjamaah di masjid ini
merupakan paling besarnya syiar Islam yang harus nampak. Oleh karena itu, marilah kita

79 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

senantiasa menjaga kewajiban yang sangat besar ini yaitu shalat berjamaah di masjid sebagai
bukti ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Marilah kita senantiasa berhati-hati
dari segala hal yang akan menghalangi atau melalaikan kita dari shalat berjamaah, seperti
mendatangi acara-acara hiburan yang diwarnai kemaksiatan atau menyaksikannya melalui layar
televisi, serta berbicara atau ngobrol yang tidak menentu, dan yang semisalnya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Seseorang yang ingin bertakwa, dia harus mewujudkan persaksiannya terhadap dua kalimat
syahadat. Yaitu dengan menjadikan Allah Subhanahu wa Ta‟ala sebagai satu-satunya yang
diibadahi dan meninggalkan seluruh jenis perbuatan syirik, serta membencinya sebagaimana
bencinya dirinya terkena api. Oleh karena itu, seseorang tidak bisa disebut sebagai orang yang
bertakwa apabila dia masih membenarkan atau membolehkan diarahkannya salah satu bentuk
ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta‟ala, meskipun dia menjalankan shalat, puasa, dan
ibadah lainnya. Maka untuk mewujudkan takwa, seseorang harus membangun ibadahnya di atas
pondasi ini, serta harus menegakkan shalat lima waktu yang akan menjadi tiang dari
ketakwaannya. Selanjutnya sebagai bentuk ketakwaan yang sebenar-benarnya, dia pun harus
menjalankan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala lainnya, serta meninggalkan
larangan-larangan-Nya. Oleh karena itu, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta‟ala atas diri kita dengan tidak melakukan kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
Di samping itu juga atas keluarga kita dengan menjalankan tanggung jawab kepada mereka dan
tidak menyia-nyiakannya. Begitu pula, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta‟ala terhadap kerabat kita dengan menjaga silaturahim dan tidak memutusnya, serta terhadap
saudara-saudara kita seiman dengan tetap menjaga kehormatan mereka. Yang tidak kalah
pentingnya, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala terhadap dakwah kita
yaitu dengan senantiasa di atas hikmah dalam menjalankannya.

Hadirin rahimakumullah,

Termasuk bagian yang paling penting dari bentuk ketakwaan seseorang adalah at-
tafaqquh fiddin, yaitu bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama Allah Subhanahu wa
Ta‟ala. Kewajiban menuntut ilmu ini sangat erat kaitannya dengan takwa. Dengan bersemangat
dalam menuntut ilmu, seseorang akan mengetahui perintah-perintah Allah Subhanahu wa
Ta‟ala dan larangan-larangan-Nya. Sehingga dengan demikian, dia akan benar-benar tepat dalam
menjalankan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan menjauhi larangan-larangan-
Nya. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk menuntut ilmu dan bertanya kepada ahli ilmu tentang
agama kita, agar kita bisa benar-benar mewujudkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa
Ta‟ala. Akhirnya, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala melalui nama-nama-Nya
yang husna, agar kita semuanya diberi pertolongan dan kemudahan untuk mewujudkan takwa
dan istiqamah di atasnya sampai ajal mendatangi kita. Walhamdulillahi Rabbil 'alamin.

80 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

KHUTBAH KEDUA

َُِِِ ‫ تَُِػََُ َُ َّم ٍ َس َْعَل‬،‫ْي‬ِ ِ ِِ ‫اِع َال ُـ َْعَل َخ‬


َ َ ‫ُُت اْ َتَُُِْا َساِْ ُمْن‬ َّ ‫اِص َالةُ َس‬
َّ ‫ َس‬،‫ْي‬ ِ ِِ
َ ‫ا ْْلَ ْم ُ ِ َ َوب اِْ ََُُِم‬
: ُ ُْ ‫ َ ََُِّ َػ‬،‫ْي‬ِ ْ َ َُِِ‫سََلح‬
َ َُ‫ََج‬ َْ َ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa mewujudkan takwa di dalam kehidupan kita dan marilah kita
senantiasa mengingat, bahwa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala adalah sumber
segala kebaikan dan kunci untuk memperoleh kebahagiaan, serta bekal yang sangat berguna
untuk kehidupan dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ َِْ ْ‫اِز ِاَ اَِّْػ ِْ ى ساَّػ ُِ ِف يَُُسِِل ا‬


‫ُب‬ َّ ‫َسََّػَزَّسَُسا فَِإ َّف َخُْػَن‬
َ َْ َ َ
“Maka berbekallah kalian dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah: 197)

Allah Subhanahu wa Ta‟ala juga menyebutkan dalam firman-Nya,

ِ َ‫إِ َّف ِِْمْ َِِّْي ْعَِ َ وِبِ ج‬


ِ ََُُِِّ‫َُّت ا‬ َ ْ َ َ ُ
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa di sisi Rabb mereka (disediakan) surga yang
penuh dengan kenikmatan.” (Al-Qalam: 34)

Hadirin rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah menyebutkan di dalam ayat-ayat-Nya perihal keutamaan atau
buah yang akan dipetik oleh orang yang bertakwa. Di antaranya adalah bahwa orang-orang yang
bertakwa akan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫ْي‬ ِ ‫إِ َّف ا ُُِي ن‬


َ َِّْ‫ب اِْ ُم‬ َ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah: 4)

Disamping itu, orang yang bertakwa juga akan dikaruniai rasa aman dan kebahagiaan di saat
sebagian orang ditimpa rasa takut dan kesedihan. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

81 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِ َّ ِ ِ ِ ِ
َ َِ‫} ا‬62{ ‫ََآل إ َّف َ َْسَُِآاَ ا ََ َخ ْ ؼ َْعَُْه ْ َسََ ُي ْ َُْيَزتُ َف‬
ُ ُ‫} َْل‬63{ ‫ين اَ َاَُِ ا َسَكُتُ ا يَػَّْػ ُِ َف‬
}64{… ِ‫َخَنة‬ ِ ْ‫اِْ ْشنى ِٓت ا ْْلُُةِ اِ ن تْػُُ سِٓت ا‬
َ َ ََ َ ُ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. (Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi
mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di
akhirat.” (Yunus: 62-64)

Termasuk buah dari bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala adalah bahwa orang-orang
yang bertakwa akan dikaruniai furqan, yaitu pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala baik
berupa ilmu atau yang lainnya, sehingga dengannya seseorang akan mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah, serta mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya bagi dirinya.
Disamping itu juga akan dibersihkan jiwanya dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya
dengan diberi kemudahan untuk beramal shalih sehingga akan menghapus kesalahan-
kesalahannya. Begitu pula akan diampuni dosa-dosanya dengan diberi taufiq untuk senantiasa
beristighfar dan bertobat dari dosa yang dilakukannya.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

‫ين اَ َاَُِ ا إِف ََّػَّْػ ُِ ا ا َ ََْي ََُّ َِّ ُك ْ فُػْنَُتُ َسيُ َكَْن َْعَ ُك ْ َ ََُُِّ ُك ْ َسيِ ْ َِْن َِ ُك ْ َسا ُ ُِس‬ ِ َّ
َ َِ‫يََُيػن َهُ ا‬
ِ ُ ِ َُ ِْ‫ض َِّ ا‬
ْ َِْ‫ا‬
“Wahai orang-orang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan
kepada kalian furqan dan Allah akan menghilangkan diri-diri kalian dari kesalahan-kesalahan
kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-
Anfal: 29)

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Orang yang bertakwa juga akan diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala dari berbagai
bahaya dan akan diberi jalan keluar dari setiap kesempitan yang menimpanya. Disamping itu
juga akan dimudahkan berbagai urusannya serta diberi rezeki di luar dugaannya dari arah yang
dia tidak sangka-sangka.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala,

‫ب‬ ِ ُ ُْ‫} َسيَػْنُزَُْ ِِ ْن َح‬2{ ُ‫َسَِن يَػَّْ ِ ا َ ََْي ََُّ ََُِّ َمََْنج‬
ُ ‫ث ََ َُْيَْع‬
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar
dan akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (Ath-Thalaq: 2-3)

82 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Begitu pula dalam firman-Nya,

ِ
َُُ‫َسَِن يَػَْػ ََّك َّْ َْعَل ا فَػ ُه َ َح ْع‬
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan
dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4)

Hadirin rahimakumullah,

Dari ayat-ayat tersebut, kita mengetahui betapa butuhnya kita akan takwa. Karena setiap orang
tentu menginginkan jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapinya. Terlebih
permasalahannya menyangkut agama atau akhiratnya, karena masalah ini akan berkaitan dengan
selamat dan tidaknya seseorang dari siksa kubur serta kejadian berikutnya saat berada di padang
mahsyar sampai kemudian berujung pada selamat dan tidaknya dirinya dari terkena pedihnya
siksa api neraka. Maka, setiap orang tentu membutuhkan ilmu untuk mengetahui mana yang haq
dan mana yang batil, serta mana yang baik akibatnya dan mana yang berbahaya. Begitu pula
yang berkaitan dengan urusan dunia, setiap orang tentu membutuhkan rezeki dan kemudahan
dalam urusan-urusan yang dihadapinya. Baik yang berkaitan dengan istri, anak, dan keluarga
maupun dengan masyarakat di sekitarnya. Semua ini akan bisa diselesaikan dan menjadi baik
hasilnya apabila dihadapi dengan takwa. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa
Ta‟ala menjadikan kita semua menjadi orang yang bertakwa dengan sebenar-benarnya.

َِ َ َّ‫اَِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ إِت‬
ُ‫َح‬ َ َْ َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
َ ‫ت َْعَل إِْػَنايُ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُ َ ِٓت اِْ ََُُِم‬
‫ْي‬ َ ‫ َسَُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬، ُ‫ََم‬
. ُ‫َحُ ََِم‬ َِ َ َّ‫إِت‬

َّ‫مْي ِٓت ُك‬ ِ ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫اإل الَـ ساِْمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْم ْش ِنكِْي‬ ِ
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُم ْع‬ ْ َ ْْ ‫َل‬ ْ ُ َْ ُ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ِْ ‫اَِّ ُه َّ ََْعَّز‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ٍ
.‫ْي‬َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ ْ ‫اج َُ َّْ َي ََا اَِْػَ َ َُُِ ُِْْ َم َاُ َس َ ُئَن ِالََ اِْ ُم ْع م‬
َّ ‫ يَُ َو‬،‫ْي َْع َُِّة‬ ْ َّ ‫ اَِّ ُه‬.‫َِ َكُف‬
ِ ِ َ‫ س‬،ََُِ‫اَِّه َّ ََُُِِّ ِٓت ََسطَُت‬
َ َ‫ُؾ َساَّػ‬
َ َِ ‫ٓت َِ ْن َخُفَ َ َساَّػ‬ ِ ْ ‫ َس‬،َُ‫َل ْْ ََئ َّمَْػََُ َسُسََةَ َ ُُِ ْ ِوت‬
ْ ََُ‫اج َُ َّْ ِسََيَػَْػ‬ ْ َ ْ ْ ُ
َِ ِِ ُ ‫اْلَ ْم‬
ْ ‫ْي َس‬ ِ ِ ِ
َ َ ‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّْزةِ َْع َّمُ يَص َُ َف َس َ َالـ َْعَل اِْ ُمْن‬.‫ْي‬
ِ َّ ‫ُؾ يُ و‬
َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ َ َ‫ض‬ َ ‫ِو‬
.‫ْي‬ ِ
َ ‫َوب اِْ ََُُِم‬
Disalin dari kumpulan Khutbah Jumat Majalah Asy-Syariah disertai penyuntingan bahasa dan
tambahan teks ayat oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

83 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫إِ َّف ا ْْلم َ ِِ َِ َْْم ُ َ ستَعَُُِْػََُ ستَعَْػ ْ َِنَ ستَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ سِِن‬
ََ ْ َ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
،ََُِ َ ْ‫ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬،ََُِ ُ ِ ‫ضَِّ فَالَ ي‬
َُ ْ ‫ي‬ ‫ن‬ ِ‫س‬ َ ِ
َ َّ
َّ ‫ض‬ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ ُ َْ
َّ ٍ ِِ ِ ِِ َ‫سَ ْفه ُ َ َّف ُ َّم ا ْع ُ َ سو َُِ لَّل ا ْعَُ َِ سْعَل َُِِِ س‬
َ َ ‫َل َحُ َ َسَِ ْن ََّ َُ ُه ْ إ ْح َعُف َس‬ ْ َ ََ َْ ُ َ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َ َ
: ُ ُْ ‫ َ ََُِّ َػ‬،‫ََّ ْعُِْمُ َكثُِْػنا‬
ََُِِ ‫َُل سػُ ِ ا ِِبَُ ََسجب ا ْعَُ ُك ِِن حِ َِ سح ُِ ِؽ ِْع‬
َ ْ ُ َ َ ْ ْ ْ َ ُ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َُ ‫ اَّػ ُِ ْا ا َ ََّػ‬،‫َُّس‬
ُ َِ‫َيػن َهُ ا‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Segala puji hanyalah untuk Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang memiliki kesempurnaan pada
seluruh nama dan sifat-Nya. Kita memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya, serta memohon
ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya atas kesalahan diri-diri kita dan kejelekan amalan-
amalan kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah Subhanahu wa Ta‟ala curahkan
kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya, serta kepada seluruh kaum
muslimin yang benar-benar mengikuti petunjuknya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada yang
berhak untuk diibadahi, kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta‟ala semata dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Hadirin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan menjalankan
kewajiban-kewajiban kita kepada-Nya dan kewajiban yang harus ditunaikan terhadap hamba-
hamba-Nya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa kewajiban paling besar yang harus ditunaikan oleh seorang hamba setelah
kewajibannya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya adalah kewajiban dalam
memenuhi hak orangtua. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,

ُ‫َس ْاْعُ ُ سا ا َ َسَََُّ ْش ِنُك ا َِِ َفُْ ُ َسُِِْ َاِِ َ يْ ِن إِ ْح َعُت‬


“Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun dan berbuat baiklah kalian kepada kedua orangtua.” (An-Nisa’: 36)

84 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ ِ
َ ‫تعُ َف َِاِ َ يَْ إِ ْح َعُتُ ََحَََُْ َُنَُِ ُكْنيُ َسَس‬
ُ‫ض ََُُْ ُكْني‬ ِ َّ ‫َسَس‬
َ ‫لُْػََُ اْإل‬
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya
telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah-payah
(pula).” (Al-Ahqaf: 15)

Semakna dengan ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ ْ َُِ ‫صَُُُِ ِٓت َْع‬ ِ


‫ْي‬ َ ‫ََحَََُْ َُنَُِ َسْيَُ َْعَل َسْي ٍن َسف‬
“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam dua tahun.” (Luqman: 14)

Pada dua ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjelaskan betapa pentingnya kewajiban
berbakti kepada orangtua dengan menggambarkan betapa besarnya pengorbanan dan jasa
orangtua terutama ibu kepada anaknya. Maka, sudah semestinya bagi seorang anak untuk berbuat
baik kepada orangtuanya, karena orang yang berakal tentu tidak akan melupakan kebaikan orang
lain terhadapnya apalagi membalas kebaikannya dengan menyakitinya. Maka, apakah layak bagi
seorang anak untuk melupakan kebaikan orangtuanya sehingga tidak berbuat baik kepadanya?
Begitu pula, tentu lebih tidak pantas lagi bagi seorang anak untuk menyakiti orangtuanya yang
telah terus-menerus berbuat baik kepadanya dengan mengeluarkan pengorbanan yang sangat
besar bahkan hingga mempertaruhkan nyawanya.

Hadirin rahimakumullah,

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam juga telah menyebutkan besarnya keutamaan berbakti kepada
orangtua. Bahkan, lebih besar dari jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shahihain, dari sahabat Abdullah ibnu Mas‘ud radhiallahu
„anhu, beliau berkata,

َ َ .ُ‫اِصالَةُ َْعَل َسِْْ َه‬


َّ‫ ُّت‬:‫ُؿ‬ َ َ ‫ب إِ ََل ا ِ؟‬
َّ :‫ُؿ‬ ‫َح ن‬ ‫ َ ن‬:َ َّ َ ‫لَّل ا ُ َْعُّْ َِ َس‬
َ َ َِّ ‫ُ اِْ َُ َم‬ َ ‫َِّب‬ َّ َِِ‫ت ا‬ُ َِْ‫َ أ‬
ِ ‫ ا ْجلِهَُ ِٓت ِ َُِّ ا‬:‫ُؿ‬ َ َ ‫؟‬َُ
ٌّ َ ‫ّت‬
َُّ :‫ُؿ‬
َ َ . ِ
‫ن‬ ‫ي‬ َ ِِ‫ ُّتَّ ِن اِْ ا‬:‫ُؿ‬ َ َ ‫َُ؟‬ ٌّ َ
َ ُ َ ْ َ
Aku bertanya kepada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai
oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala?” Beliau shallallahu „alaihi wa sallam menjawab, “Shalat
pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Nabi shallallahu „alaihi wa sallam menjawab,
“Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau shallallahu „alaihi wa
sallam menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

85 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dari ayat-ayat dan hadits di atas serta yang lainnya, seseorang akan memahami dengan jelas
betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti kepada orangtua.

Hadirin rahimakumullah,

Kewajiban berbuat baik kepada orangtua semasa hidup mereka tidaklah melihat kepada siapa
dan bagaimana keadaan orangtua. Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta‟ala memerintahkan kepada
hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orangtuanya meskipun seandainya keduanya
dalam keadaan kafir sekalipun. Sebagaimana dalam berfirman-Nya,

ِ ‫سإِف جُي َ َاؾ ْعَل ََف َُّ ْش ِنَؾ ِِّب َُُِِس َِ َ َِِ ِْع ْ فَالَ َُّ ُِْهمُ سل‬
ُ‫ُحْػ ُه َمُ ِٓت اِ ن تْػَُُ َِ ُُْنسف‬ َ َ َ ُْ َ ْ َ َ ََ َ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, namun pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 15)

Di dalam ayat tersebut kita memahami bahwa berbuat baik kepada orangtua tidaklah gugur,
karena keduanya dalam keadaan kafir, serta memerintahkan untuk berbuat syirik atau melakukan
kekafiran, meskipun perintah keduanya yang berupa kemungkaran tetap tidak boleh ditaati.

Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Berbuat baik kepada orangtua sangat banyak caranya dan sangat luas cakupannya. Bisa
dilakukan dengan ucapan, perbuatan, maupun dengan harta.

Berbuat baik dengan ucapan, maka bisa dilakukan dengan menjaga tutur kata yang baik dan
tidak menyakitkan serta dengan berlemah-lembut ketika berbicara kepadanya. Sedangkan
berbuat baik dengan perbuatan, bisa dilakukan dengan membantu menyiapkan keperluan-
keperluannya atau melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya untuk meringankan bebannya serta
memenuhi perintah-perintah-Nya, selama bukan dalam bentuk berbuat maksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta‟ala. Sedangkan berbuat baik dengan harta, bisa dilakukan dengan
menginfakkan sebagian dari hartanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Hadirin rahimakumullah,

Berbuat baik kepada orangtua juga tidaklah terbatas pada saat keduanya masih hidup. Bahkan, di
saat keduanya sudah meninggal dunia pun, berbuat baik kepadanya masih bisa dilakukan. Asy-
Syaikh Abdul 'Aziz ibnu Abdullah ibnu Baz rahimahullah, salah seorang ulama terkemuka di
Saudi Arabia mengatakan, ―Disyariatkan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala untuk yang
telah meninggal dunia, begitu pula bersedekah atas namanya dengan berbuat baik berupa
memberikan bantuan kepada fakir miskin, (yaitu) seseorang mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta‟ala dengan perbuatan tersebut dan kemudian berdoa kepada Allah Subhanahu
wa Ta‟ala agar menjadikan pahala dari sedekah tersebut untuk ayah dan ibunya atau selain
keduanya, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Hal ini karena Nabi
bersabda (yang artinya), 'Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya

86 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa
untuknya.' Disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, bahwa ada seseorang
bertanya kepada beliau shallallahu „alaihi wa sallam,

ِ
َ ََّ ‫َجن إِ ْف‬
ُ ْ َّ ‫ص‬
‫ت‬ ْ َ ُ‫ َفَػَ َه‬،‫ت‬
ْ َ َّ ‫ص‬ ْ ‫نهُ َِ ْ ََّ َكَّ َم‬
َ ََِْ ‫ت‬ َ ‫ص َسَظَُػ‬ ْ َََُِّ ‫ إِ َّف َُِي‬، ‫يَُ َو ُ ْ َؿ ا‬
ِ ْ ‫ت َسََلْ َُّػ‬
ْ َُ ‫ تَػ‬:‫ُؿ‬
َ َ ‫َْعَْػ َهُ؟‬
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia dan beliau belum sempat
berwasiat namun aku yakin kalau beliau sempat berbicara tentu beliau ingin bersedekah,
apakah beliau (ibuku) akan mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas namanya?” Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam menjawab, “Benar.” (Muttafaqun 'alaih)

Begitu pula (akan bermanfaat untuk orang yang telah meninggal dunia) amalan ibadah haji atas
nama si mayit, demikian pula ibadah umrah, serta membayarkan utang-utangnya. Semua itu akan
bermanfaat untuk yang meninggal sebagaimana telah datang dalil-dalil yang syar‟i menunjukkan
hal tersebut.‖ (Majmu’ Fatawa wa Maqalat, 4/342)

Termasuk amalan berbakti kepada orangtua yang bisa dilakukan sepeninggal mereka adalah
menghubungi kerabat dan teman-teman mereka. Bahkan juga dengan menghubungi atau berbuat
baik kepada keluarga dari teman-teman orang tua kita. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya dari sahabat Abdullah ibnu
‗Umar ibn Al-Khaththab radhiallahu „anhuma, bahwa beliau berjalan menuju kota Makkah dan
mengendarai keledai yang ditungganginya untuk beristirahat di saat lelah. Ketika beliau sudah
bosan duduk di atas kendaraannya, lewatlah di depan beliau seorang badui dan berkatalah beliau
(kepada badui tersebut), ―Apakah engkau Fulan ibnu Fulan?‖ Orang badui tersebut menjawab,
―Benar.‖ Maka, beliau (sahabat Abdullah ibn ‗Umar radhiallahu „anhuma) memberikan
keledainya kepada badui tersebut seraya mengatakan, ―Naikilah kendaraan ini.‖ Kemudian
beliau juga memberikan kain surbannya yang sedang dipakai seraya mengatakan, ―Pakailah kain
ini untuk diikatkan sebagai penutup kepalamu.‖ Maka, berkatalah orang-orang kepada sahabat
Abdullah ibn ‗Umar radhiallahu „anhuma, ―Mudah-mudahan Allah mengampunimu. Engkau
berikan kepadanya keledai yang engkau tunggangi di saat ingin beristirahat dari kelelahan dan
engkau berikan imamah yang sedang engkau ikatkan di kepalamu." Maka, ‗Abdullah ibn ‗Umar
mengatakan, ―Sesungguhnya dia adalah teman (orangtua saya) ‗Umar ibn Al-Khaththab‘, dan
sungguh saya mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

َُِ َِ َ‫اِن ُج َِّ َ َْي ََّ ُس‬


َّ َ‫إِ َّف ِِ ْن ََػن اِِِْب ِلَة‬
“Sesungguhnya, termasuk dari perbuatan paling baik dalam berbakti kepada orang tua adalah
seseorang berbuat baik kepada keluarga orang yang dicintai (teman) ayahnya.” (H.R. Muslim)

Lihatlah hadirin rahimakumullah, betapa luasnya kesempatan untuk berbakti kepada orangtua.
Apakah kita akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalankan kewajiban yang mulia ini?
Lihatlah pula betapa besarnya semangat para sahabat dalam menjalankan kewajiban berbakti

87 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

kepada orang tua. Maka bagaimanakah dengan kita? Sudahkah kita mengikuti jalan
salafush shalih dalam amalan ini?

Hadirin rahimakumullah,

Seseorang yang berbuat baik kepada orangtuanya maka dia akan mendapatkan balasan yang
sangat besar dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala bukan hanya di akhirat kelak, namun juga di
dunia. Di antaranya adalah bahwa orang-orang yang berbuat baik kepada orang tuanya, maka
akan berbuat baik pula anak-anaknya kepadanya. Karena sebagaimana yang ditunjukkan oleh
dalil-dalil yang syar‟i bahwa balasan seseorang adalah sesuai dengan perbuatan yang
dilakukannya. Di samping itu, seseorang yang berbuat baik kepada orang tua juga akan diberi
jalan keluar dari kesulitan yang menimpanya. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits yang
dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya yang menceritakan
tentang kisah tiga orang yang ketika masuk untuk beristirahat di dalam gua. Tiba-tiba ada batu
besar yang jatuh menutup pintu gua. Maka dalam kesulitan tersebut, ketiga orang tadi
bertawassul memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan menyebutkan
amalan shalih yang pernah mereka lakukan. Pada akhirnya batu yang menutup pintu goa pun
terbuka sehingga mereka bisa keluar dari gua tersebut. Di antara amal shalih yang disebutkan
oleh salah satu dari mereka adalah perbuatan baiknya kepada orangtuanya.

Maka, di antara sebab yang akan menjadikan seseorang memperoleh jalan keluar dari kesulitan-
kesulitannya adalah dengan menjalankan amalan yang mulia ini. Begitu pula di antara balasan
bagi seseorang yang berbuat baik kepada orangtuanya adalah akan dimudahkannya dirinya
dalam mencari rezeki dan dipanjangkan umurnya. Sebagaimana tersebut dalam sabda Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam,

ِ ِ ِ َ ‫ِن َّنَ َ ْف يػ ع‬
ََُ‫ط َْعََُْ ِوْزَُُ َ َْس يػَُْ َعأَ ِٓت َثَِنَِ فَػ َُْص َّْ َوَح‬ َ ُْ ُ َ ْ َ
“Barang siapa senang untuk diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah
rahimnya.” (H.R. Muslim)

Berbakti kepada orang tua masuk ke dalam keumuman hadits ini karena termasuk penunaian
silaturahim, dan bahkan silaturahim yang paling tinggi adalah menghubungi orang tua.
Akhirnya, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta‟ala selalu memberikan taufiq-Nya kepada
kita semua untuk bisa berbakti kepada orangtua. Walhamdulillahi Rabbil 'alamin.

KHUTBAH KEDUA

ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ا ْْلم ُ ِِ َِ و‬
ُ ‫ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا‬،‫ْي‬
َ ْ ‫ْي َسََ ْعُ ْ َسا َف إََِّ َْعَل اِ َُِّم‬ َ ْ َِّْ‫ْي َساِْ َُُ َةُ ِ ْ ُم‬
َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ َْ
َُِِِ ‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َْعَل‬ َ ،‫ْي‬
ِ ِ َّ َُِ ‫َف ُ َّم ا ْع ُ َ سو‬
ُ ْ َِ ْ‫اِصَُ ُؽ ا‬ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َّ َ ُ ‫َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َسَ ْف َه‬
: ُ ُْ ‫ َ ََُِّ َػ‬،‫ُف إِ ََل يػَ ِْـ اِ يْ ِن‬
ٍ ‫سََلحَُِِ ساَُُِِِّْْي َْل ِِإحع‬
َ ْ ُْ َ ْ َْ َ
88 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan menjalankan
kewajiban yang telah diperintahkan oleh-Nya. Sesungguhnya dengan bertakwalah seseorang
akan mendapatkan akibat yang baik dan hasil akhir yang membahagiakan.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Setelah kita mengetahui betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti kepada orang tua, maka
tentu saja tidak semestinya bagi kita untuk menganggap remeh amalan ini. Apalagi
Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk
menjalankan kewajiban ini di saat yang sangat sulit untuk dijalankan. Yaitu di saat orang tua
telah berusia lanjut, yang dalam usia tersebut tentunya orang tua dalam keadaan semakin lemah
badan dan cara berpikirnya, sehingga bisa membuat seorang anak akan merasa capai dalam
mengurusinya. Dalam keadaan demikian, seorang anak bisa terkena rasa bosan dan bahkan
jengkel dengan perkataan maupun perbuatan yang dilakukan oleh orangtua. Namun, dalam
keadaan yang demikian pun seorang anak harus bersabar dan tidak menyakiti orangtuanya dalam
bentuk apapun. Hal ini tentu menunjukkan betapa ditekankannya kewajiban ini.
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ُ‫َح ُ ُهَُ َ َْس كِالَ ُهَُ فَالَ ََّػ َُِّ َّْلَُمُ َُؼ َسََََّػَْػ َهْنُهَُ َسَُّ َّْلَُمُ َػ َْ َك ِنّي‬ ِ ِ ِ
َ َ ‫إ َُِّ يَػْػ ُ َ َّن ْعَ َ َؾ اِْكَػَن‬
}24{ ‫ل ِِا‬ ِ َّ ‫} ساخ َِض َْلمُ جََُح اِ نَؿ ِِن‬23{
َ ‫اِن َْحَة َسَُّ َّوب ْاو ََحْ ُه َمُ َك َمُ َوػََُّ ُِِّن‬ َ َ َ َُ ْ ْ َ
Jika salah seorang di antara kedua orang tua atau kedua-duanya telah berumur lanjut (dan
mereka) dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah, "Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah memelihara aku sewaktu kecil.” (Al-Isra’: 23-24)

Di dalam ayat tersebut pula Allah Subhanahu wa Ta‟ala melarang hamba-hamba-Nya menyakiti
orang tua, meskipun dengan ucapan yang hanya menunjukkan kekesalan. Maka perbuatan
menyakiti yang lebih dari itu lebih besar dosanya. Di dalam ayat tersebut, Allah Subhanahu wa
Ta‟ala juga memerintahkan agar seorang anak berbuat baik kepada orangtuanya. Yaitu dengan
mengucapkan tutur kata yang sopan dengan merendahkan diri di hadapannya serta mendoakan
kebaikan untuk keduanya.

Hadirin rahimakumullah,

Akhirnya, marilah kita berupaya untuk memperbaiki diri dalam menjalankan kewajiban kita
kepada orang tua. Marilah kita senantiasa mengingat betapa tingginya amalan ini di sisi Allah
Subhanahu wa Ta‟ala dan betapa besarnya pengorbanan orang tua kepada kita terlebih di saat
masih dalam kandungan dan saat persalinan, serta setelah dilahirkan sebagai seorang bayi. Kedua
orang tua telah mengerahkan tenaga dan pikirannya, serta hartanya untuk merawat kita. Oleh

89 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

karena itu, sudah sepantasnya bagi kita untuk berbakti kepadanya. Siapapun orang tua kita dan
bagaimanapun keadaan orang tua kita. Apakah mereka orang yang miskin, cacat dan tidak
berpangkat atau bahkan seandainya keduanya belum mendapatkan hidayah sehingga masih
dalam keadaan kafir, berbuat bid‘ah, atau terjatuh pada kemaksiatan lainnya. Hal tersebut
tidaklah membuat gugurnya kewajiban kita dalam berbakti kepada orangtuanya. Bahkan,
seseorang harus tetap berkata yang baik dan tidak menyombongkan dirinya, baik dengan harta
dan kedudukannya, serta ilmunya di hadapan orang tuanya. Namun, dia harus berusaha
membantu keperluan keduanya selama tidak melanggar syariat dan berusaha untuk menjadi
sebab turunnya hidayah Allah Subhanahu wa Ta‟ala kepada keduanya.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta‟ala memberikan kemudahan kepada kita untuk


berbakti kepada orang tua, serta memberikan kepada kita kemudahan untuk senantiasa ikhlas
dalam menjalankannya.

َِ َ َّ‫اَِّه َّ لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل ُِؿ ُ َّم ٍ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِايُ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِايُ إِت‬
ُ‫َح‬ َ َْ َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
َ ‫ت َْعَل إِْػَنايُ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُ َ ِٓت اِْ ََُُِم‬
‫ْي‬ َ ‫ َسَُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬، ُ‫ََم‬
. ُ‫َحُ ََِم‬ َِ َ َّ‫إِت‬

َّ‫مْي ِٓت ُك‬ ِ ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫اإل الَـ ساِْمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْم ْش ِنكِْي‬ ِ ِ َ َّ ‫اَِّه‬
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُم ْع‬ ْ َ ْْ ‫َل‬ ْ ُ َْ ُ َ ْ َ َ ْ ُْ َ َ ْ ْ ‫ز‬َّ ‫َْع‬ ُ
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ٍ
.‫ْي‬َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ ْ ‫اج َُ َّْ َي ََا اَِْػَ َ َُُِ ُِْْ َم َاُ َس َ ُئَن ِالََ اِْ ُم ْع م‬
َّ ‫ يَُ َو‬،‫ْي َْع َُِّة‬ ْ َّ ‫ اَِّ ُه‬.‫َِ َكُف‬
َ َ‫ُؾ َساَّػ‬
َ َِ ‫ٓت َِ ْن َخُفَ َ َساَّػ‬ ِ ََُ‫اج ََُّ ِسََيَػَْػ‬
ْ ‫س‬ ،ُ‫ت‬
َِ ْ ُُِ َ َ‫َلِ ْْ ََئِ َّمَْػََُ سسََة‬
‫و‬ ْ َ
‫س‬ ،ُ َ
َِ‫اَِّه َّ ََُُِِّ ِٓت ََسطَُت‬
ْ ْ ُ
ْ ْ َ َُ َ
َِ ِِ ُ ‫اْلَ ْم‬
ْ ‫ْي َس‬ ِ ِ ِ
َ َ ‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّْزةِ َْع َّمُ يَص َُ َف َس َ َالـ َْعَل اِْ ُمْن‬.‫ْي‬
ِ َّ ‫ُؾ يُ و‬
َ ْ ‫ب اِْ ََُُِم‬ َ َ َ‫ض‬ َ ‫ِو‬
.‫ْي‬ ِ
َ ‫َوب اِْ ََُُِم‬
Disalin dari kumpulan Khutbah Jumat Majalah Asy-Syariah disertai penyuntingan bahasa dan
tambahan teks ayat oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com

Artikel www.KhotbahJumat.com

90 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Mengikuti Sunnah Rasulullah


dan Menjauhi Bid'ah

ِ ُ ‫اِ َّف ا ْْلم َ ِِ َِ َْْم ُ َ ستَعَُُِْػََُ ستَعَْػ ْ َِنَ ستَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ سِِن‬
‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬ ََ ْ َ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
ِ ‫ضَِّ فَالَ ي‬ ِ ِ َ‫يػه َِِ ا فَال‬
ََُِ َ ْ‫ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬،ََُِ ُ َ َُ َ ْ ْ ‫ي‬
ُ ‫ن‬ْ ِ
َ‫س‬َ َُِ
َ َّ
َّ ‫ض‬ ُ ُ َْ
َُِِِ ‫لَّ َس َ ْ َْعَل َْعْ ِ َؾ َسَو ُ ْ ِِ َ َُ َّم ٍ َس َْعَل‬ َ َّ ‫ اَِّ ُه‬.َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
َّ َ ُ ‫َسَ ْف َه‬
َّ َ ،‫ُف إِ ََل يػَ ِْـ اِ يْ ِن‬
: ُ ُْ ‫َُِ َػ‬ ٍ ‫سََلحَُِِ سِن ََُِّه ِإِحع‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ َ ْ َ
Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa
Ta‟ala. Yaitu dengan mempelajari dan mengamalkan, serta berpegang teguh di atas syariat-Nya.
Karena di dalamnya ada cahaya dan petunjuk yang demikian mencukupi untuk membimbing dan
mengatur seluruh sisi kehidupan kita. Mulai dari urusan rumah tangga hingga ketatanegaraan.
Sehingga, selama seseorang itu mengikuti petunjuk dan aturan-Nya pasti dia akan selamat di
dunia dan akhirat. Karena, Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah berjanji bagi orang yang mengikuti
petunjuk-Nya di dalam firman-Nya,

ِ ‫ض ْع ُ ٌّس فَِإ َُِّ يأَُِّْػََّ ُك ِِن ي ى فَم ِن اَّػ ي َ اُ فَالَ ي‬ ِ َِ ُ‫ُؿ ايَُِْ َِِْػه‬
َّ‫ض ن‬ َ َ ُ ََ َ ُ ََ َ ٍ ُْ ‫ض ُك ْ َِػ‬
ُ ُْ ‫َجُُُ َػ‬ َ ْ ََ
‫َسََيَ ْش َِل‬
“Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya ia tidak akan tersesat dan tidak akan
celaka.” (Thaha: 123)

Maka, barang siapa yang tidak merasa cukup dengan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta‟ala
sehingga menyelisihinya, pasti dia akan rugi dan celaka. Meskipun orang melihatnya hidup
dengan penuh kemewahan dan serba ada. Namun, sesungguhnya dia tidak merasakan kelapangan
dan ketenangan di dalam jiwanya. Karena, Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah mengancam bagi
orang-orang yang menyelisihi petunjuk-Nya di dalam firman-Nya,

‫ضَكُ َسَْْ ُشُنَُ يَػ ْ َـ اِْ َُِِ َُِ ِة َ َْْع َمل‬ ِ


َ َُِِ ََُِ ‫ض َْعن ِ ْك ِنى فَِإ َّف‬
َ ‫ُشة‬ َ ‫َسَِ ْن َ َْْعَن‬
―Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.‖ (Thaha:
124)

91 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Hadirin rahimakumullah

Seorang muslim yang hakiki tidak akan ridha untuk meninggalkan petunjuk Allah Subhanahu wa
Ta‟ala. Meskipun ditawarkan kepadanya dunia seisinya. Dia akan tetap berpegang teguh di atas
syariat-Nya, meskipun cobaan dan ujian menimpa dirinya. Karena dia mengetahui, bahwa
kehidupan yang sesungguhnya bukanlah di dunia dan apa yang dimilikinya berupa kenikmatan
dunia, baik berupa harta, kedudukan, dan yang semisalnya, pasti akan sirna. Sehingga, yang
senantiasa diinginkan oleh dirinya adalah meraih kecintaan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan
diampuni seluruh dosanya, serta mendapatkan hidayah dan curahan rahmat-Nya. Oleh karena itu,
dia berusaha untuk mengikuti jalan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, yaitu dengan
menaatinya dan tidak menyelisihinya. Karena itulah satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar
dirinya dicintai dan dirahmati, serta diberi hidayah oleh Yang Maha Kuasa. Hal ini sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya,

}31{ ُُ ُ ُ‫ُ َّْ إِف ُكَُْ ْ َُِتن َف ا َ فََُُُِّ ِِّن ُُْيِْ ُك ُ ا ُ َسيَػ ْ َِْن َِ ُك ْ ُِتُ َ ُك ْ َسا ُ َغ َُ ُو ُُ َّوِح‬
}32{ ‫ين‬ ِ
‫ن‬ ِ‫ب اِْ َكُف‬
‫ن‬ ُِ ََ ‫اِن َؿ فَِإف ََّػ َِّ ا فَِإ َّف ا‬
‫ُي‬ َّ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ُُ ِ َ َُّ
‫َط‬
َ َ ْ َ ُ َ َ ُ ْ
―Katakanlah (wahai Muhammad), „Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah
aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.‟ Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Katakanlah, „Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang kafir.‟‖ (Ali ‗Imran: 31-32)

Maka di dalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta‟ala menjelaskan bahwa menaati Rasul-Nya
adalah konsekuensi dan bukti dari cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, sementara
menyelisihinya adalah tanda kekufuran dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala juga memberitakan di dalam Alquran, bahwa barang siapa
menaati Rasul-Nya akan memperoleh hidayah-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya,

‫َسإِف َُّ ُُُِْ َُ ََّػ ْهَْ ُ سا‬


“Dan jika kalian menaatinya, niscaya kalian akan mendapat hidayah/petunjuk.” (An-Nur: 54)

Begitupula Allah Subhanahu wa Ta‟ala beritakan, bahwa taat kepada Rasul adalah sebab yang
akan mengantarkan kita untuk mendapatkan rahmat-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya,

‫اِن ُ َؿ َِ ََُّ ُك ْ َُّػْن ََحُ َف‬ ِ َ‫س‬


َّ ‫َطُُُ ا ا َ َس‬ َ
―Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kalian diberi rahmat.‖ (Ali ‗Imran: 132)

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah,

92 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Oleh karena itu, seorang muslim akan mengikuti jalan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
dan akan meninggalkan seluruh ajaran yang menyimpang dari ajarannya shallallahu „alaihi wa
sallam. Dia tidak akan terburu-buru dalam meyakini dan mengamalkan suatu ajaran dalam
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, baik yang berupa ucapan maupun amalan
anggota badan. Akan tetapi, dia akan menimbang terlebih dahulu seluruh ucapan dan amalan
ibadahnya dengan amalan dan ucapan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Apabila sesuai
maka diterima, namun apabila bertentangan maka dia akan menolak, dari manapun datangnya.
Karena beliau shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

ٌَّ‫س َْعَُْ َِ َ َُِْنتَُ فَػ ُه َ َو‬ ِ


َ َُِْ ‫َِ ْن َْعم ََّ َْع َمال‬
“Barang siapa yang mengamalkan amalan yang tidak ada syariatnya dari kami, maka amalan
tersebut ditolak.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Al-Imam Asy-Syafi‘i rahimahullah mengatakan,

ُ‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َ َّ َ ََ ََيُ ْ ُز ََُِ َ ْف يَ َ َْع َه‬ ِ ِ


َ ‫ْي ََُِ ُ ََّةُ َو ُ ْ ؿ ا‬ َّ َ ‫َُّس َْعَل‬
َ َّ ‫َف َِ ْن ََّػَػ‬ ُ َِ‫ََجَ َ ا‬
ْ َ ْ ََِِ
ٍ ‫َِِِ ِؿ ََح‬
َ ْ
―Para ulama telah sepakat, bahwasanya barang siapa yang telah jelas baginya jalan Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam, tidak boleh baginya untuk meninggalkannya karena ucapan
siapapun.‖

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar
jangan sampai terjatuh pada perbuatan bid‘ah, yaitu mengada-adakan amalan ibadah baru yang
tidak ada syariatnya. Hal ini sebagaimana tersebut di dalam sabdanya shallallahu „alaihi wa
sallam,

ٍ ٍ ِ
َ ‫َسإِيَُّ ُك ْ َسُْ َ ثَُت اْ ُُِ ْ ِو فَِإ َّف ُك ََّّ ُْ َ ثَة ِ ْ َْعة َسُك ََّّ ِ ْ َْعة‬
‫ضالََِة‬
“Hati-hatilah kalian dari terjatuh kepada amalan-amalan ibadah baru yang diada-adakan,
karena setiap amalan tersebut adalah bid‟ah dan setiap bid‟ah adalah sesat.” (H.R. Ahmad dan
yang lainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah)

Bahkan, beliau shallallahu „alaihi wa sallam menyebutkan bahwa perbuatan mengada-adakan


amalan ibadah baru yang tidak ada syariatnya adalah sejelek-jelek amalan. Sebagaimana tersebut
dalam haditsnya,

93 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ُ‫َس َفَّن اْ ُُِ ْ ِو ُْ َ ثََُّػُ َه‬


―Dan sejelek-jelek amalan adalah amalan ibadah yang diada-adakan (yang tidak ada
tuntunannya dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dan Al-Khulafa` Ar-Rasyidin).‖ (H.R.
Muslim)

Ma‟asyiral muslimin rahimakumullah,

Para ulama telah menjelaskan di dalam kitab-kitab mereka tentang maksud dari amalan bid‘ah.
Di antaranya disebutkan bahwa bid‘ah adalah aturan yang diada-adakan dalam beragama yang
menandingi syariat dan dimaksudkan dengan mengikuti aturan tersebut untuk beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Dan bid‘ah itu bermacam-macam jenisnya. Ada yang berupa
amalan ibadah baru yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam dan Al-Khulafa` Ar-Rasyidin. Seperti mengadakan acara perayaaan dan
peringatan hari kelahiran atau hari kematian seseorang. Ataupun dengan mengubah tata cara
ibadah yang telah disyariatkan. Seperti berzikir secara berjamaah dengan dipimpin oleh seorang
imam setelah selesai dari shalat berjamaah.

Hadirin rahimakumullah,
Seluruh jenis bid‘ah dengan berbagai macamnya adalah sesat, sebagaimana tersebut dalam sabda
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam,

ٍ
َ ‫َسُك ََّّ ِ ْ َْعة‬
‫ضالََِة‬
―Dan setiap bid‟ah adalah sesat.‖ (HR. Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan Al-Albani
rahimahullah)

Begitu pula dikatakan oleh Abdullah ibnu ‗Umar radhiyallahu „anhuma,

‫َُّس َح َعََة‬
َ ِ‫ا‬ ُ‫ُي‬ ‫و‬ ‫ف‬
ْ ِ‫ضالََِة سإ‬ ٍ ‫ُك نَّ ِ ْ ْع‬
‫ة‬
ُ َ َ َ َ َ
―Setiap bid‟ah adalah sesat meskipun orang-orang menganggapnya baik.‖

Maka, tidak benar kalau dikatakan ada bid‘ah yang baik atau hasanah. Akan tetapi, yang ada
adalah sunnah yang hasanah, bukan bid‘ah hasanah. Yaitu melakukan amal ibadah yang
disyariatkan dan kemudian dicontoh, serta diikuti oleh yang lainnya. Adapun mendekatkan diri
kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan amal ibadah yang dibuat sendiri atau dibuat oleh
gurunya, hal tersebut adalah amalan bid‘ah dan tidak ada baiknya sama sekali. Karena seluruh
amalan bid‘ah adalah keluar dari petunjuk Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Meskipun
kadar kesesatannya dan kejelekannya berbeda-beda.

Akhirnya, marilah kita senantiasa mengikuti wasiat Nabi shallallahu „alaihi wa sallam untuk
berpegang teguh di atas jalannya. Begitupula wasiat beliau shallallahu „alaihi wa sallam untuk

94 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

berhati-hati terhadap kerusakan yang sangat berbahaya, yaitu bid‘ah serta orang-orang yang
mengajaknya. Karena hal itu akan menjauhkan kita dari agama yang mulia.

‫ َُػ ْ ُؿ‬. ِ ُْ‫اْلَ ِك‬ ِ ‫ ستَػَُ ِِن سإِيَُّ ُك ِِبَُ فُِ َِ ِِن ْاآلي‬، ِ ُ ِ ُِْ‫ُف ا‬ ِ
ْ ‫ُت َساَِ ْك ِن‬ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ‫ِل َسَِ ُك ْ ِٓت اِْ ُِْن‬ ْ ِ ُ ‫َ َُوَؾ ا‬
‫ فَُ ْ َْػ ْ َُِنْسَُ إِتََُّ ُي َ اِْ َ َُ ْ ُو‬،‫ب‬ٍ ْ‫ْي ِِ ْن ُكَّ َِت‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ْ ‫ِل َسَِ ُك ْ َسِ َعُئ ِن اِْ ُػم ْع م‬
ْ ِ َ ‫َُِ ََّ ْع َمُُ ْ َف َسَ ْ َْػ َُْن ا‬
.ُ ُْ‫اِنِح‬َّ
KHUTBAH KEDUA

ِ ُْ‫ػج ِح‬ ِ ْ َ َِّ ‫اط َِ اِْػمعَْ ُِِْ ِ ستػَهُتَُ َْع ِن اَّػ ُِع‬ ِ ِ ِ ِِ
َ ِْ‫َل َحُب ا‬ ُُ َ َ َ ْ ُ ‫ْي َ َََِنتَُ َُِّػَ ُِع لَن‬ َ ْ ‫ا ْْلَ ْم ُ ِ َ َوب اِْ ََُُِػم‬
َُ ُ ْ‫َف َُ َّم ا َْع‬ َّ ‫ اِْ َػمِ ُ اَِْػن‬،ََُِ َ ْ‫َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬
َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ُ ُْ‫اِنِح‬
‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َْعَل‬ ِ ِ َّ ‫ ْعَُ ُك ِعَ َِِّت س َ َِّة اِْػخََ ُِا‬:‫ُؿ‬
َ ‫اِناف يْ َن‬ ُ ُ َ ُ ْ ْ َ َ َ‫ َس‬،‫ْي‬ َ ْ ِ‫َسَو ُ ْ َُُِ َػَّ َغ اَِْالَغَ اِْ ُػم‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬ٍ ‫َُِِِ سََلحَُِِ اَِّ َِين ََّػَ َِّ ا ْعََْ اِ ين س ػَّ ُ َ ِِْمعِ ِمْي سِن ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ ُ َ ْ ََ َ ْ ْ ُ ُْ ََ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َْ َ
: ُ ُْ ‫ َ ََُِّ َػ‬،‫َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثُِْػنا‬
Ma‟asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita berusaha untuk selalu menjaga diri-diri kita dari azab Allah Subhanahu wa Ta‟ala
dengan bertakwa kepada-Nya. Yaitu dengan senantiasa mengikuti ajaran yang dibawa oleh
Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam dan tidak menyelisihinya. , Allah Subhanahu wa Ta‟ala
telah mengancam orang-orang yang menyelisihi jalan rasul-Nya dengan ancaman yang keras.
Sebagaimana hal ini tersebut di dalam firman-Nya (yang artinya),

―Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah atau
ditimpa adzab yang pedih.‖ (An-Nur: 50)

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa bid‘ah adalah bentuk penyelisihan paling besar dari jalan Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam setelah perbuatan syirik. Hal ini karena perbuatan bid‘ah akan
memecah-belah kaum muslimin, serta menyeret pelakunya pada kerusakan agama dan hatinya.
Perbuatan bid‘ah akan menjadikan hati pelakunya menjadi benci kepada As-Sunnah. Karena, hati
tidak akan menerima Sunnah Rasul jika sudah ditempati oleh bid‘ah. Oleh karena itu, kita dapati
orang yang melakukan atau bergelut dengan bid‘ah serta menghidupkannya adalah orang yang
jauh dari Sunnah Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Setan akan menghiasi amalan bid‘ah
sehingga akan menjadi sangat mudah bagi orang yang tertipu untuk mengamalkannya, meskipun
harus mengeluarkan banyak biaya dan menyita sebagian besar waktunya. Dan bid‘ah akan

95 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

menyeret pelakunya menjadi orang yang sombong untuk menerima kebenaran. Hal itu karena
setiap pelaku bid‘ah akan membanggakan dirinya dan menganggap cara serta amalannya adalah
yang paling baik.

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa termasuk dari amalan bid‘ah yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin
adalah mengkhususkan pertengahan bulan Sya‘ban atau yang dikenal dengan istilah Nishfu
Sya‟ban dengan shalat malam secara berjamaah.

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Majmu‟, ―Shalat yang dikenal
dengan istilah shalat Ar-Ragha`ib yaitu shalat 12 rakaat yang dilakukan antara Maghrib dan ‗Isya
pada malam Jum‘at pertama di bulan Rajab dan shalat pada malam Nishfu Sya‟ban sebanyak
seratus rakaat, keduanya adalah amalan bid‘ah dan mungkar. Janganlah tertipu karena
disebutkannya dua jenis shalat ini dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya` „Ulumuddin. Dan jangan
pula tertipu dengan hadits-hadits yang tersebut di dalam dua kitab tadi. Karena sesungguhnya
semua itu batil.‖

Berkata pula Asy-Syaikh Abdul ‗Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, ―Hadits-hadits yang
menyebutkan keutamaan malam Nishfu Sya‟ban adalah hadits-hadits yang dha’if. Tidak boleh
dijadikan sebagai pegangan. Sementara hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan
shalat pada malam Nishfu Sya‟ban semuanya adalah hadits palsu, sebagaimana telah diingatkan
oleh banyak ulama.‖

Maka, tidak boleh bagi kaum muslimin untuk mengkhususkan, serta mengistimewakan
pertengahan bulan ini daripada hari-hari lainnya di bulan tersebut. Karena Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam dan Al-Khulafa` Ar-Rasyidin tidak pernah melakukannya. Begitu pula tidak
boleh bagi kaum muslimin untuk mendukung dan membantu pelaksanaannya. Karena hal itu
sama saja dengan menghancurkan agama saudaranya. Bukan berarti tidak diperbolehkan bagi
seseorang untuk shalat malam pada hari tersebut. Akan tetapi mengistimewakan hari dan malam
tersebut dari hari-hari lainnya di bulan Sya‘ban untuk shalat atau ibadah lainnya bukanlah ajaran
yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.

Akhirnya, marilah kita senantiasa berhati-hati dari jalan-jalan yang menyimpang dari jalan
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam. Karena jalan yang ditempuh oleh Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam dan orang-orang yang terbaik di umat ini baik dari kalangan
sahabat, tabi'in, dan yang mengikuti mereka adalah satu-satunya jalan yang benar.

ِ َ َّ ‫ اَِّه‬.‫ََجُِْي‬ ِ ِِ ٍ ِ ِ
‫َْعَّز اْ ِإل ْ الَ َـ‬ ُ َ ْ َ ْ َ َُِ‫َل َح‬ ْ َ ‫لَّ َس َ ْ َْعَل َْعْ َؾ َسَو ُ ْ ِ َ َُ َّم َس َْعَل َُِ َس‬ َ َّ ‫اَِّ ُه‬
َّ ‫ اَِّ ُه‬.‫ين‬ ِ ِ ْ‫ سات‬،‫ سَِن َ َْْع َ اا اِ ي ِن‬.‫ساِْػمعِ ِمْي سَ َِِ َّؿ اِشنَؾ ساِْػم ْش ِنكِْي‬
َ ‫صْن ْعَ ََُ َؾ اِْ ُػم َح‬ ُ َ َ ْ ََ َْ ُ َ ْ َ َْ ْ ُ َ
ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ٍ ِ ِ َ
‫ْي‬
َ ْ َِ‫ َساِْ ُػم ْؤ‬،‫ْي ساِْ ُػم ْع َمُت‬َ ْ ‫ اَِّ ُه َّ ا ْغَْن ِ ْ ُم ْع م‬.‫مْي ٓت ُك َِّ َِ َكُف‬
َ ‫َح َ َاؿ اِْ ُػم ْع‬
ْ َ ْْ ‫َل‬
ْ
‫ َوػَََُّ َََُُِّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت‬.‫ات‬ِ ‫ إِتََّ ََِسُ َُِمُب اِ َّْع‬،‫ات‬ ِ َِ ْ‫ُت اْ َحُ ُِا َِِْػه سا‬ ِ ََِِ‫ساِْػمؤ‬
ََ ُ ْ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َْ ُْ َ
96 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ‫ ُ ْ َحُ َف َو َ َوب اَُِّزةِ َْع َّمُ يَص َُ ْ َف َس َ َالـ َْعَل اِْ ُػمْن‬.‫اب اََُِّ ِو‬
‫ْي‬ َ ََ ‫اْآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
.‫ْي‬ ِ ِِ
َ ‫ػح ْم ُ ِ َ وب اِْ ََُُِػم‬ َ ِْ‫َسا‬
Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.
Disalin dari kumpulan Khutbah Jumat Majalah Asy-Syariah Edisi 34 disertai penyuntingan
bahasa oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

97 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Bertamasya ke Negeri Surga

،ََُُِِ‫ُت َ َْْع َم‬


ِ ُ
ََ ‫ َستَػُُ ْ ُِ َ ِِ ْن ُفُنْسِو َتْػ َُ ِعََُ َسِِ ْن‬،َُ‫اْلَ ْم َ َْْ َم ُ َُ َستَ ْعَُُِْْػََُُ َستَ ْعَْػ ْ َُِن‬ ْ ‫إِ َّف‬
ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ سِن ي‬ ِ ِ ‫ِن يػه َِِ ا فَ َال‬
َ ْ‫َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬ ‫ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَِ إَ ا‬،ََُِ ُ َ َُ‫ض َّْ فَ َال َي‬ ُ ْ ََ ُ ُ َْ ْ َ
.َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬،ََُِ

‫ين اَ َاَُِ ا اَّػ ُِ ا ا َح َّ َُّػ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َِ‫يََُينهَُ ا‬
َّ َ‫اح َ ةٍ َس َخَ َ َِِْػ َهُ َزْس َج َهُ َس‬
َُ‫ث َِِْػ ُه َمُ ِو َج‬ ِ‫سس‬ ِ َّ
َ ٍ َْ ‫َُّس اَّػ ُِ ا َوَّ ُك ُ اَُِ َخَ َِ ُك ِ ْن تَػ‬ ُ َِ‫يََُيػن َهُ ا‬
ُ ُِ‫َكثِِا َستِ َعآا َساَّػ ُِ ا ا َ اَِّ َُِ ََّ َعآاَُِ َف َِِ َساْ َْو َح َُـ إِ َّف ا َكُ َف َْعَُْ ُك ْ َو‬
ِ ِ ‫ ي‬. ‫يَُيػنهُ اَِّ َِين ااَِ ا اَّػ ُِ ا ا سُ ُِ ا َػ َ ِي ا‬
ْ ‫ص ْْ َِ ُك ْ َ َْْع َمَُِ ُك ْ َسيػَ َْْن َِ ُك ْ ُِتُ َ ُك‬ُْ َ ْ َ َُ َ َ َ َ
ُ‫َسَِن يُ ِْ ِ ا َ َسَو ُ ََُِ فَػ َِ ْ فَ َُز فَػ ْزا َْع ِ ُم‬

‫ُ َُ َّم ل ل ا ْع َُ س ٍ َس َفَّن‬ ْ ‫ي‬ ِ


ُ ْ ‫ْل‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ػ‬ُ ‫خ‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ُب‬ ْ
َ ِ‫ث ك‬ِ ‫ فَِإ َّف ََل َ َؽ ا ْْل ِي‬: ُ ُ‫َ ََُِّ ػ‬
ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َْ ْ َْ
ٍ ٍ ٍ
َ ‫ اِ ه‬.‫ض َالَِة ِٓت اََُِّ ِو‬
‫لَّ َْعَل‬ َ ‫ َسُك ََّّ ِ ْ َْعة‬،‫ َسُك ََّّ ُْ َ ثَة ِ ْ َْعة‬،ُ‫اْ ُُِ ْ ِو ُْ َ ثََُُّػ َه‬
َ ََّّ ‫ َسُك‬،‫ض َالَِة‬
. ْ َ ‫حِ َِ َس‬ ِِ ٍ
ْ‫ل‬ َ ‫ َس َْعَل َُِ َس‬، ‫َُم‬
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah, atas nikmat iman dan takwa dengan syukur
yang sesungguhnya, sehingga Allah benar-benar berkenan menambahkan anugrah nikmat
teragung itu, berupa keteguhan iman dan ketinggian takwa sebagai balasan bagi hamba-hamba-
Nya yang pandai bersyukur, Amin. Allahumma Amin!

Termasuk dalam anugerah keimanan yang agung yang harus senantiasa kita syukuri adalah
keimanan dan keyakinan yang di-berikan oleh Allah ke dalam hati sanubari kita sekalian, berupa
percaya akan wujudnya surga dengan segala kenikmatannya, dan percaya adanya neraka dengan
segala penderitaan yang paling pedih dan memilukan.

98 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Dengan keimanan pada nikmat-nikmat surga, kita akan menjadi semakin terdorong untuk
beramal shalih, dan mempertebal ketakwaan kita, begitu juga dengan rasa takut pada ancaman
siksaan neraka, akan semakin menambah rasa takut kita dari berbuat maksiat yang dapat
melunturkan busana takwa dari diri kita. (Fana‟udzubillah).

Hadirin Rahimakumullah wa A‟azzakumullah!

Sesungguhnya, Allah menjanjikan surga dengan segala puncak kenikmatannya demi


kebahagiaan para hadirin dan segenap orang-orang mukmin di dunia dan di akhirat. Sejak di
dunia orang-orang beriman mendapatkan kebahagiaan, karena selalu beramal shalih demi cita-
cita yang mulia di akhirat. Dari iman dan amal shalih yang mereka laksanakan, Allah membalas
kebaikan mereka di dunia sebelum nanti di akhirat juga akan diberi balasan kebaikan,

ِ ِ َّ‫ِن ْع ِم‬
ْ ‫َجَنُي ْ ِأ‬
‫َح َع ِن‬ ُ ‫لُْلُ ِن َِ َك ٍن َ َْس َُتثَل َسُي َ ُِ ْؤِن فَػََُ ْحَُُِػَََُّ َحَُُة طََُة َسَََِ ْج ِزيػََػ‬
ْ َ ْ ‫َّه‬ َ َ َ َْ
‫َُِ َكُتُ ا يَػ ُْ َم ُ َف‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).

Sedangkan di akhirat kelak Allah menyediakan surga bagi mereka dengan segala puncak
kenikmatan-kenikmatan di dalam-nya, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah
menjelaskannya di dalam firman-Nya di atas.

Di sini, khatib mencoba untuk memaparkan gambaran surga, sebagaimana yang telah
diterangkan oleh Allah di dalam Alquran, oleh Rasulullah di dalam hadits-hadits beliau, dan
beberapa keterangan dari para salafush shalih:

1. Pintu-pintu yang bermacam-macam; ada pintu shalat, pintu jihad, sedekah, pintu ar-
Rayyan yang dikhususkan bagi ahli puasa dan pintu-pintu yang lainnya.

Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam pernah menjelaskan bahwa,

َّ َ ‫َح ٍ يَػَْػ‬
ُ َ ِْ‫ضأُ فَػُُ ْعِ ُغ ا‬
:‫ض ْاَ ُّتَّ يَػ ُِ ْ ُؿ‬ ِ ِ
َ َ ‫َُِ َِْ ُك ْ ِ ْن‬
―Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian
mengucapkan,

َّ َ‫َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَِ إََِّ ا َس‬


َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ ا َسَو‬

99 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

‗Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya‗,

ِ ِ ِ ْ ‫إََِّ فُِْحت ََِ َ ػ اب‬


َ‫اجلَََّة اِث ََّمُتَُةُ يَ ْ ُخ َُّ ِ ْن َيػ َهُ َفُا‬ ُ َْ ُ ْ َ
―melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dia (dipersilahkan) masuk dari pintu
mana saja yang dia kehendaki.‖ (H.R. Muslim, no. 234).

Hadirin Rahimakumullah!

2. Tingkatan-tingkatan surga.

Tingkatan tertinggi adalah surga yang khusus untuk nabi kita Muhammad Shallallahu „alahi wa
Sallam di tempat yang paling tinggi di Surga Firdaus.

Kemudian surga para Nabi, surga para mukminin yang beriman kepada segenap Rasulullah,
kamar-kamar mereka berada tinggi di atas, mereka menyaksikannya bagaikan menyaksikan
bintang ― ُ
ٌّ ‫ ‖ َك ْ َكب َُو‬yang melintas di atas, jauh di ufuk langit di sebelah timur atau barat,
yang mana antara satu dengan yang lainnya tidak sama.

Tingkatan surga itu lebih dari seratus dan bagi pembaca dan penghafal al-Qur`an dipersilakan
naik ke derajat-derajat berikutnya sesuai jumlah bacaan mereka.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ ‫ي َوجُتُ ِْعَ َ ا ِ سا‬


‫صُِ ِِبَُ يَػ ُْ َم ُ َف‬َُ َ ُ ُ َ ََ ْ ُ
―(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang
mereka kerjakan.‖ (Ali Imran: 163).

Bahkan bagi para syuhada`, mereka mendapatkan surga bertingkat seratus, antara tingkat yang
satu dengan berikutnya setinggi antara langit dan bumi.

Hadirin Rahimakumullah!

3. Tanah di surga adalah Misk (kasturi).

Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam menceritakan tentang mi‟raj beliau Shallallahu „alahi
wa Sallam,

.ُ ‫اجلَََّةَ فَِإ َِا فُِْػ َهُ َجََُِ َُ اِن ْؤُِ ِؤ َسإِ َِا َُّػَنا ػُ َهُ اِْ ِم ْع‬
ْ ‫ت‬ ِ
ُ ْ ‫َ َُْخ‬
100 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

―Saya dimasukkan ke surga, ternyata di dalamnya ada kubah-kubah dari mutiara dan tanahnya
dari misk (kasturi).‖ (H.R. al-Bukhari).

Ibnu Shayyad pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu „alahi wa Sallam tentang tanah di surga,
maka beliau menjawab, ―Pasir lembut yang putih, misk yang murni,‖ (H.R. Muslim: 2928).

4. Istana-istana megah dan indah.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ٍ َ‫يػ ْ َِن َِ ُك ُِتُ ُك سي ْ ِخ ْ ُك ج‬


ِ َ‫َُّت ََْت ِنُ ِِن ََْتِْهُ اْ َتْػهُو سِعُكِن طَُ ة ِٓت ج‬
‫َُّت َْع ْ ٍف‬ َ َ َ َ ََ ُ َ َ ْ َ ْ َُ ْ َ ْ ْ َ
ُ ِ ُِْ‫َِِِ َ اَِْ ز ا‬
ُ َ ُْ
―Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke istana-istana yang baik di
surga „Adn. Itulah keberuntungan yang besar.‖ (Ash-Shaff: 12).

Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam bercerita,

ٍ ْ‫ َِِن ُج ٍَّ ِِ ْن ُػَني‬:‫ ِِ َم ْن يَا؟ فَػ َُُِِْا‬:‫ت‬


‫ فَ َمُ َََِػ َُ ِ ِْن‬.‫ش‬ ُ ْ ُِ ‫ فَػ‬،‫ب‬ٍ ‫ص ٍن ِِ ْن َِ َي‬ ْ َِِ َُ‫اجلَََّةَ فَِإ َِا َت‬
ْ ‫ت‬ ُ ْ ‫ََ َخ‬
‫ َس َْعَُْ َ َ َغ ُُو يَُ َو ُ ْ َؿ ا ؟‬: ‫ُؿ‬ َ َ . َ َِّ‫ُب إََِّ َُِ َ َْْعَ ُ ِِ ْن َغُْػَن‬
ِ ََّْ‫اخل‬
ْ ‫َ ْف َ ََْ ُخََُ يَُ ا ْ َن‬
―Saya pernah masuk surga, tiba-tiba saya berada dalam sebuah istana emas, saya bertanya,
„Milik siapa istana ini?‟ Mereka menjawab, „Milik seseorang dari Quraisy (Umar bin al-
Khaththab)‟.” “Tidak ada yang menghalangiku untuk memasukinya wahai Ibnu al-Khaththab,
kecuali karena apa yang saya ketahui dari kecemburuanmu.” Umar mengatakan, “Apakah
kepadamu aku cemburu wahai Rasulullah?” (H.R. al-Bukhari, no. 7024 dan Muslim, no. 2394).

Sebuah contoh lain yang menceritakan kondisi istana di surga; malaikat Jibril ‗alaihissalam
pernah mendatangi Nabi Shallallahu „alahi wa Sallam dan berkata kepada beliau,

―Khadijah akan datang kepadamu membawa bejana berisi lauk pauk, makanan, dan minuman.
Apabila dia datang, maka sampaikanlah salam dari Rabbnya dan dariku, lalu berilah kabar
gembira kepada-nya dengan sebuah istana di surga dari mutiara berongga, tiada hiruk pikuk
maupun keletihan di dalamnya.‖ (H.R. al-Bukhari, no. 3821 dan Muslim, no. 2432).

5. Kamar-kamar di surga;

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

101 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ََ ِ ‫ين اَّػ َِ ْا َوػَّ ُه ْ َْلُ ْ غَُنؼ ِن فَػ ْ ِ َهُ غَُنؼ َََُِِّّْة ََْت ِنُ ِِن ََْتِْ َهُ اْ َتْػ َه ُُو َس ْْع َ ا‬ ِ َّ ِ
َ َِ‫َِك ِن ا‬
ََُ َُُ ‫ف ا ُ اِْ ِم‬ ِ
ُ ْ‫ُِي‬
―Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya mereka mendapat kamar-kamar (di
surga), di atasnya dibangun pula kamar-kamar yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.‖ (Az-
Zumar: 20).

Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam bersabda,

―Sesungguhnya di dalam surga ada kamar-kamar, luarnya terlihat dari dalamnya, ruang
dalamnya tampak dari luarnya.” Seorang badui bertanya, “Untuk siapa itu?” Beliau
Shallallahu „alahi wa Sallam menjawab, “Untuk orang yang indah tutur katanya, suka memberi
makan, selalu ber-puasa, serta melaksanakan shalat malam di saat orang-orang sedang tidur.‖
(H.R. at-Titmidzi, no. 1984, dn Ahmad, no. 1340 dan di-hasankan oleh al-Albani).

6. Kemah-kemah di surga.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫اخلَُِ ُِـ‬
ْ ‫ص َوات ِٓت‬
ُ ِْ َِّ ‫ُح و‬
―Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah-kemah.‖ (Ar-Rahman: 72).

Dan nabi kita Shallallahu „alahi wa Sallam bersabda,

‫ ِِْ ُم ْؤِِ ِن فُِْػ َهُ َ َْي ُ ْ َف‬،‫ طُْ ُْلَُ ِ ْنػ ْ َف ُِِْال‬،‫اح َ ةٍ َُمَ َّفٍَة‬
ِ ‫اجلَ َِّة َخلُمة ِِن ُِْؤُِؤةٍ س‬
َ َ ْ َ َْ َ ْ ‫ٓت‬ِ ِ
‫ن‬ ِ ِ‫إِ َّف ِِْم ْؤ‬
ُ
ِ
.ُ‫ض ُه ْ َػ ُْض‬ ُ ُْ ‫ فَ َال يَػَنى َػ‬،‫ؼ َْعَُْ ِه ُ اِْ ُم ْؤِ ُن‬ ُ َُْْ‫ي‬
―Sesungguhnya orang Mukmin di surga memiliki sebuah tenda dari mutiara berongga,
panjangnya enam puluh mil. Di dalamnya dia memiliki istri-istri yang dia gilir, sebagian mereka
tidak melihat sebagian yang lain.‖ (HR. Muslim, no. 2838).

7. Peraduan di dalam surga. Para penghuni surga berada di atas peraduan-peraduan yang
indah lagi nyaman, Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ٍ ِ‫ُي ِِبُ ٍو ْع‬


‫ْي‬ ٍ َِّ ‫َّكِْي ْعَل نٍو‬
ُ ََ‫ص َُ فَة َسَزَّس ْج‬
ِ
ْ ُ ُ َ َ ُِْ

102 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

―Mereka bertelekan di atas peraduan-peraduan yang berderetan dan Kami kawinkan mereka
dengan bidadari-bidadari yang cantik ber-mata jeli.‖ (Ath-Thur: 20).

8. Tahta di dalam surga yang sangat indah dengan sandaran yang sangat nikmat: Allah
Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ُ َُُِ‫ب َسيػََْ ُع َف ث‬ٍ ‫َُّت َْع ْ ٍف ََْت ِنُ ِِن ََْتِْ ِه اْ َهنَُو ُُيََّ َف فِ َُهُ ِِ ْن َ َ ُ ِسو ِِن َِ َي‬ ِ
ُ َ‫َ ُْسَِ َ َْلُ ْ َج‬
َ ْ ُ ُ
ِ ِ ِِ ِ ِ‫َّك‬ِ ٍ
ُْ ‫ت ُِْنََّػَُِ َ ُْسَِ َ َْل‬
ْ ََ‫اب َس َح ُع‬ُ َ َّ‫ْي ف َُهُ َْعَل اْ ََوائ ت ُْ َ اِثػ‬ َ ِْ‫ضنا ِن ُ َْ ُ ٍس َسإِ ْ َْْػَنؽ ن‬ ْ ‫ُخ‬
‫ضنا ِن‬ ْ ‫ب َسيػََْ ُع َف ثَُُِ ُ ُخ‬ ٍ ‫َُّت َْع ْ ٍف ََْت ِنُ ِِن ََْتِْ ِه اْ َهنَُو ُُيََّ َف فِ َُهُ ِِ ْن َ َ ُ ِسو ِِن َِ َي‬
ُ َ‫َج‬
َ ْ ُ ُ
ِ ِِ ِ ِ‫َّك‬ ِ ٍ
َُِ‫ت ُِْنََّػ‬ْ ََ‫اب َس َح ُع‬ُ َ ‫ْي ف َُهُ َْعَل اْ ََوائ ت ُْ َ اِثَّػ‬ َ ِْ‫ُ َْ ُ ٍس َسإِ ْ َْْػَنؽ ن‬
―Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka Surga „Adn, mengalir sungai-sungai di
bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian
hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas tahta
yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.‖ (Al-Kahfi:
31).

Hadirin Rahimakumullah!

9. Busana di surga adalah busana yang terbuat dari sutera, di mana ketika kita berada di
dunia, memakai sutera adalah larangan keras dari Rasulullah bagi kaum laki-laki dan
diperbolehkan bagi kaum wanita, tetapi di surga nanti, keharaman memakai sutera ter-hapus, dan
penghuni surga akan mengenakannya kelak, dan baju-baju tersebut tidak akan usang selamanya.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ ٍ ِ
َ َُِِ ‫يَػ َْ ُع َف ِن ُ َ ُ ٍس َسإِ ْ َْْػَنؽ نَِْػ‬
‫ْي‬
―Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan.‖ (Ad-
Dukhan: 53).

Dan baju-baju itu indah menawan, sapu tangannya pun jika dibandingkan dengan pakaian
terindah di dunia, maka sama dengan busana-busana para raja, sebagaimana disebutkan dalam
hadits riwayat al-Bukhari, bahwa sapu tangan di surga itu lebih indah daripada busana raja-raja.

10. Buah-buahan di surga.

Buah-buahan segar yang sangat amat nikmat, kelezatannya tiada tara dan terus berbuah tiada
pernah habis sepanjang masa, merendah dekat sekali, mudah untuk dipetik oleh penduduk surga
yang berjalan-jalan berkeliling surga sambil memetik buah-buahan yang mereka lewati di tepi-

103 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

tepi jalan-jalan surga. Satu biji anggurnya saja andaikan dimakan oleh penduduk bumi dan
langit, tetap tidak akan habis.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫ين اَّػ َِ ْا‬َِ َِّ‫َُ ُك ُهُ َائِ س ِظنهُ َِّْ ْع َِْب ا‬


َ َُ َ َ َ َ َ
―Buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi
orang-orang yang bertakwa.‖ (Ar-Ra‘d: 35).

11. Pohon-pohon di surga.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman, yang artinya,

―Kedua surga itu mempunyai pepohonan dan buah-buahan.‖ (Ar-Rahman ; 48)

Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman (yang artinya),

―Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun
(buahnya), dan naungan yang terbentang luas.‖ (Al-Waqi‘ah: 28-30).

Imam al-Bukhari dan Muslim mengeluarkan sebuah hadits dari Rasulullah Shallallahu „alahi wa
Sallam, bahwa beliau bersabda,

―Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, bila seorang pengendara menempuh
perjalanan di bawah teduhannya selama seratus tahun, ia masih belum melewatinya, bacalah
ayatnya jika kalian mau, (dan naungan yang terbentang luas).‖ (H.R. al-Bukhari 3252, Muslim
2826).

Di dalam Sunan at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam bersabda,

―Dan pangkal-pangkal batangnya dari emas.‖ (H.R. at-Tirmidzi 2525)

12. Sungai-sungai di surga.

Sungai-sungai itu mengalir di bawah istana-istana, kamar-kamar dan taman-taman. Mengalir dari
atasnya yaitu Arasy Allah Yang Maha Pengasih, mata air dan air mancur yang memancar.

Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam bersabda,

.‫اجلََ َِّة‬
ْ ‫ات َساَِػُْ َُّ ُكٌَّّ ِِ ْن َتْػ َهُ ِو‬
ُ ‫َ ُْ َحُ ُف َس َجُْ َحُ ُف َساِْ ََُن‬
―Saihan, Jaihan, Eufrat, dan Nil, semuanya dari sungai-sungai surga.‖ (HR. Muslim 2839).

104 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

13. Istri-istri di surga.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫اج َُِْ َّهَنةُ َسُي ْ فِ َُهُ َخُِِ ُ س َف‬ ِ


ُ ‫َسَْلُ ْ ف َُهُ َ َْزَس‬
―Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.‖ (Al-
Baqarah: 25).

Sedang istri-istrinya yang Mukminah, yang shalihah, yang berasal dari dunia akan menjadi
paling jelita, paling anggun lagi mempesona di antara para bidadari di atas, sebagaimana hadits
dari Ummu Salamah radiyallahu „anha, yang diriwayatkan oleh Muslim.

ِ ِ ِ ِ
ْ َ ‫ِل َسَِ ُك ْ ِٓت اِْ ُِْنُف اِْ َك ِنِْْي َس َج ََََُُ ا ُ ِ َن اََِّيْ َن يَ ْعَْمُُ ْ َف اِْ َِ ْ َؿ فَػََُُُِّْ ْ َف‬
.َََُ‫َح َع‬ ْ ِ ‫َ َُوَؾ ا‬
ِ
. ْ ‫ِل َسَِ ُك‬ ْ ِ ‫ِل يَا َسَ ْ َْػ َْ ُػن ا‬ ْ ِْ ‫َُػ ْ ُؿ َػ‬
KHUTBAH KEDUA

،‫اْلَػ ُُِِ ْ ِهَنَُ َْعَل اِ يْ ِن ُك َِ َسَِ ْ َك ِنََ اِْ ُم ْش ِنُك ْ َف‬ْ ‫اَ ْْلَ ْم ُ اَِّ َِ ُْ َ َْو َ ََّ َو ُ ْ ََُِ ُِ ْْلَُ ى َسَِيْ ِن‬
َّ َ ُ ‫َ ْف َه ُ َ ْف ََ إََِ إََِّ ا َسَ ْف َه‬
َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬
‫ين اَ َاَُِ ا اَّػ ُِ ا ا َح َّ َّػُ َََُِِِّ َسََ َُ َُّ َّن إََِّ َسََتُْ نِ ْعِ ُم َف‬ ِ َّ
َ َِ‫ يََُينهَُ ا‬:‫َُل‬
َ َُ ‫ُؿ ا ََّػ‬
ََ

ُ ُْ ‫ َ ََُِّ َػ‬.‫ْي‬ ِ ْ َ َُِِ‫اِ ه لَّ ْعَل ُ َّم ٍ سْعَل َُِِِ سََلح‬


َ ْ َُ‫ََج‬ َْ َ ََ َ َ َ
Hadirin jamaah Jumat Rahimakumullah

Gambaran surga yang selanjutnya yaitu:

14. Kendaraan di surga.

Abdullah bin Umar radiyallahu „anhuma menerangkan,

―Kuda-kuda dari Yaqut merah yang bisa terbang ke mana saja dan setiap kendaraan atau
hewan-hewan pilihan yang mengagumkan.‖

15. Pasar di surga.

105 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Rasulullah Shallallahu „alahi wa Sallam bersabda,

―Di surga ada pasar, mereka mengunjunginya setiap Jumat, kemudian angin utara bertiup
menerpa wajah dan busana mereka, maka menambah kegagahan dan ketampanan mereka,
mereka pulang, dengan kondisi yang semakin tampan dan rupawan, keluarga mereka
menyambut mereka dan berkata, „Demi Allah, betapa bertambah tampan dan rupawan Anda!‟
Mereka pun membalas, „Demi Allah, kini kalian pun bertambah cantik dan rupawan‟.‖ (H.R.
Muslim 2833 dari Anas radiyallahu „anhu).

Itulah sekelumit gambaran surga yang sangat indah nan mempesona, yang tidak pernah terlihat
oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, tidak teraba oleh indra kita yang lemah ini dan tidak pula
pernah terbetik di hati seorang hamba sekalipun. Masih banyak sekali keindahan-keindahan
surga yang tidak dapat disampaikan oleh khatib pada kesempatan ini, semoga saja dengan
gambaran-gambaran yang telah disampaikan tadi dapat memberikan motifasi kepada kita semua
untuk selalu berlomba-lomba mendapatkannya.

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah, semoga kita sekalian, bersama anggota keluarga
kita, masyarakat Muslimin dan para pemimpin kaum Mukminin dicatat oleh Allah Subhanahu
wa Ta‟ala sebagai calon penghuni surga, yang merupakan cita-cita akhir tempat kembali kita.
Amin, ya Rabbal Alamin, kenikmatan puncak yang tiada terbayangkan.

ُ‫لن ا َْعَُْ َِ َس َ ُم ا ََّ ْعُِم‬ َ ‫ين اَ َاَُِ ا‬


ِ َّ ِ
َ ُ‫إِ َّف ا َ َسَِالَئ َكََُْ ي‬
َ َِ‫صن َف َْعَل اََِِِّب يَآَيػن َهُ ا‬
ُْ‫َحُْ ََِم‬ َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِاي‬، ُ‫ َكمُ لَُّت ْعَل إِ ػن ِاي‬،ٍ ‫ سْعَل ُِؿ ُ َّم‬،ٍ ‫اِ ه لَّ ْعَل ُ َّم‬
َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ
ُْ‫َحُْ ََِم‬ َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫ سْعَل ُِؿ إِ ػن ِاي‬، ُ‫ َكمُ ُوْكت ْعَل إِ ػن ِاي‬،ٍ ‫ سْعَل ُِؿ ُ َّم‬،ٍ ‫اِ ه ُ ِوْؾ ْعَل ُ َّم‬
َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ
‫اخلَُ ِ ِنيْ َن‬ ْ ‫ َوػَََُّ ظََ ْمََُ َتْػ َُ َعََُ َسإِ ْف ََلْ ََّػ ْ ِػَ ْػن َََُِ َسََّػ ْنَحَََُْ َََِ ُك تَ َّن ِِ َن‬،‫ُت‬
ِ ‫اِ ه ا ْغ ِػَػن ِِْمعِ ِمْي ساِْمعِم‬
َ ْ ُ َ َْ ْ ُ ْ
َ ََُ ِْ‫ اِ ه إِتَُّ تَ ْعأَُِ َ ا ْْلَُ ى َساِْنػ َِل َسا‬.‫اب اََُِّ ِو‬ ِ ِ ِ
‫ُؼ‬ َ ََ ‫َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت ْاآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
‫َساِْ ِ َن‬
ِ ‫ س‬. َ ِْ ‫َجُ ِ خ‬ ِ ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
َُ‫ُخ ُن ََ ْْع َات‬ َ َ َ ْ َ ‫اِ ه إِتَُّ تَػُُ ْ ُِ ِ َ ِ ْن َزَساؿ ت ُْ َمْ َ َسََتَ نؿ َْعُفَُْ َ َسفُ َجُاَة ت ِْ َمْ َ َس‬
َّ ِ ِ َ ‫ل ل ا َْعَل تَُِػََُ َُ َّم ٍ َس َْعَل َُِِِ َس‬ ِ ْ ‫َ َِف‬
َ َ ‫ل ْح َ َس‬ َ ‫ َس‬.‫ْي‬
َ ْ ‫َوب اِْ ََُُِم‬ ُ ‫اْلَ ْم‬
Penulis: Ustadz Waznin Mahfud
Disalin dari buku Kumpulan Khutbah Jum‟at Pilihan Setahun Edisi Kedua, Darul Haq, Jakarta
dengan penyuntingan bahasa oleh Tim Redaksi KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

106 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Angan-angan Orang yang Sudah


atau Akan Meninggal Dunia

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َ ِ َْْم ُ َ س تَعَُُِْػََُ س تَعَْػ ْ َِنَ س تَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َََ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ ْ َْ ‫إ َّف‬
ِ
‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َس‬ ِ ِ ْ ‫ض ََّّ ََِ س ِن ي‬ ِ ِ َ‫يػه ِ ا فَال‬
َ َُ‫ض َّْ فَالَ َي‬ ُ َْ َُ ُ ُ َْ
‫َل َحَُِِ َس َِ ْن‬ ِِ ٍ
ْ َ ‫لَّ َس َ ْ َْعَل َُ َّم َس َْع َل اََِ َس‬ َ َّ ‫ اََِّ ُه‬.َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َس َو‬
َّ َ ُ ‫َ ْف َه‬
‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن‬
ٍ ‫ََُِّه ِِإحع‬
َ ْ ْ َُ
: ُ َُِ
Pertama-tama, khatib mengajak semua jamaah, hendaklah kita senantiasa berusaha
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allâh Subhanahu wa Ta‟ala disetiap waktu yang masih
Allâh Subhanahu wa Ta‟ala berikan kepada kita semua. Karena taqwa merupakan bekal terbaik
kita menghadap Allâh Subhanahu wa Ta‟ala dan tidak ada seorang pun di antara kita yang tahu,
kapan dia dipanggil menghadap Allâh Subhanahu wa Ta‟ala. Maka marilah kesempatan yang
masih diberikan ini kita manfaat sebaik mungkin untuk mempersiapkan bekal terbaik demi
meraih kebahagian abadi di akhirat.

Jamaah shalat Jumat yang di muliakan Allâh Subhanahu wa Ta‟ala.

Setiap manusia di dunia ini memiliki angan-angan yang ingin direalisasikan menjadi sebuah
kenyataan. Kebanyakan angan-angan itu tertuju pada meraih jabatan tinggi, harta berlimpah, istri
cantik jelita nan mempesona, rumah luas dengan fasilitas lengkap nan mewah dan berbagai
kenikmatan dunia lainnya yang diimpikan banyak orang.

Di sisi lain, ada si miskin yang ingin menjadi kaya raya; Ada si sakit yang ingin segera sembuh
dari sakitnya dan bisa kembali menikmati dunia; Dan ada si kaya yang sangat benci kemiskinan
tapi terus merasa dirinya miskin, sehingga semangatnya untuk menambah kekayaan tidak pernah
rapuh.

Memang benar apa yang di sabdakan Rasûlullâh shallallahu „alaihi wa sallam bahwa angan-
angan manusia di dunia tidak akan pernah habis sampai mereka masuk ke dalam kubur,

ِ ِ ٍ ‫َُ َـ س ِاَيُ ِِ ْن َِ َي‬ ِ ‫َف‬


ََُِّ‫ب ا‬ ُ ‫ب َ ْف يَ ُك َف ََُِ َساَيَُف َسَِ ْن ّيَََْلَ فََُُ إََِّ اِْػَنن‬
ُ ُْ‫اب َسيَػ‬ َّ ‫َح‬
ََ‫ب‬ َ َ ِ
‫ن‬ ْ َ َّ َ ْ َِ
‫ُب‬
َ ََّ ‫َْعَل َِ ْن‬
Seandainya seseorang memiliki satu lembah emas, niscaya dia ingin memiliki dua lembah emas
lagi, dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali debu (tidak ada yang bias

107 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

menghentikan keinginannya kecuali kematian) dan Allâh menerima taubat orang yang
bertaubat.1

Namun bagaimanapun angan-angan di dunia ini selama masih ada kesempatan, maka
masih bisa di usahakan dan masih ada kemungkinan menjadi sebuah kenyataan. Yakni dengan
melakukan sebab sebab yang sudah di tetapkan oleh Allâh Subhanahu wa Ta‟ala.

Pada kesempatan ini, khatib tak hendak mengajak jamaah sekalian untuk memiliki angan-
angan dunia yang muluk-muluk, tapi khatib hendak mengajak agar kita merenungi angan-angan
sebagian orang yang sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk merealisasikannya. Angan-
angan mereka sudah terputuskan dari sebab. Mereka adalah orang orang yang sudah meninggal
dunia.

Mungkin ada yang bertanya, apa yang menjadi angan-angan mereka ? Setelah melihat
kenikmatan atau siksaan Allâh k terpampang di mata mereka ? Masihkan mereka menginginkan
kenikmatan dunia yang telah banyak menyita perhatian manusia ?

Kaum Muslimin, rahimakumullâh.

Orang-orang yang sudah meninggal dunia itu bermacam-macam, ada yang baik dan ada
pula yang buruk; Ada yang shalih dan adapula sebaliknya; Ada yang ditangisi kematian oleh
manusia dan ada pula yang diharapkan kematiannya. Masing-masing orang ini memiliki angan-
angan yang berbeda. Angan-angan mereka ini telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam juga oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala, misalnya:

Pertama; Orang-orang shalih ingin segera di bawa ke kuburannya setelah meninggalnya:

Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dari hadits Abi Sa'îd al-Khudri radhiallahu „anhu,

‫ت َ ُِ ِِّن َ ُِ ِِّن َسإِ ْف‬ ِ ‫ُؿ ْعَل ََْعَُ ِ ِه فَِإ ْف َكُتَت‬ ِْ ‫إِ َِا س ِضُت‬
ْ ََُِ ‫لُْلَة‬َ ْ ْ َ ْ َ ُ ‫ُحَْ َمَ َهُ اِن َج‬ ْ َ‫اجلََ َُزةُ ف‬ َْ ُ
ِْ ََِّ‫ل ْ ََّػ َهُ ُك نَّ َفي ٍا إ‬
ْ َِ‫اإلتْ َعُ َف َس‬ َ ُ ‫م‬
َ ‫ع‬
ْ ‫ي‬
َ ُ‫ِب‬
َ
ِ ‫ُْل ٍة ََُِت يُ سيػَهُ ََين ي َْي َف‬
ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
ِ ‫َكُتَت َغُػن ل‬
َ َْ ْ
ْ
ِ َِ ‫اإلتْعُ ُف‬ ِ
َ ُ‫ص‬َ َ ِْ ُ‫ََس َُ َه‬
Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para laki-laki di atas pundak mereka, maka jika
jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka dia berkata, "Bersegeralah
kalian (membawa aku)!" Jika ia bukan orang shalih, dia akan berkata, "Celaka, kemana mereka
hendak membawanya ?" Jeritan jenazah itu akan didengar oleh setiap makhluk kecuali manusia.
Seandainya manusia bisa mendengarnya, tentu mereka akan pingsan.2

Kedua; Orang-orang berdoa agar kiamat di percepat

1
H.R. al-Bukhâri:11/253 (Fathul Bâri, ta'liq Syaikh Bin Bâz) dan Imam Muslim (3/99) dan lafadz ini berasal dari Shahîh al-Bukhâri
2
H.R. al-Bukhâri, no. 1380 (Fathul Bâri, ta'liq Syaikh Bin Bâz)

108 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Disebutkan dalam hadits yang panjang yang dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnad-
nya bahwa ketika seorang di dalam kubur bisa menjawab pertanyaan dua malaikat kemudian
datang kabar gembira dari Allâh Subhanahu wa Ta‟ala bahwa dia termasuk penghuni surga,
maka hamba tersebut memohon agar hari kiamat dipercepat kedatangannya.3

Ini adalah angan-angan orang shalih setelah melihat tempatnya di surga, padahal hari
kiamat adalah hari yang tersulit dan terberat bagi manusia. Ini sangat berbeda dengan kaum
munafik dan orang orang kafir. Mereka memohon kepada Allâh Subhanahu wa Ta‟ala agar hari
kiamat tidak datang, padahal di dalam kubur mereka mendapatkan siksa yang sangat pedih.
Namun karena mereka tahu bahwa siksa di neraka itu jauh lebih menyakitkan dan lebih pedih, 4
sehingga mereka lebih memilih tetap disiksa di dalam kuburnya.

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Ketiga; Angan-angan orang yang mati syahid

Shahabat Anas bin Mâlik radhiallahu „anhu meriwayatkan dari Rasûlullâh shallallahu „alaihi
wa sallam sabda beliau yang berbunyi,

َّ ََِّ‫ض ِِ ْن َف ْي ٍا إ‬
‫اِش ِهُ ُ يَػَْ َم َّن‬ ِ ‫ب َ ْف يَػْنِج َ إِ ََل اِ ن تْػَُُ َسََُِ َُِ َْعَل اْ َْو‬
‫اجلَََّةَ ُُِي ن‬
ْ َُّ ‫َح يَ ْ ُخ‬ َ َ َُِ
‫ات ِِ َمُ يَػَنى ِِ َن اِْ َكَن َاِ ِة‬
ٍ ‫َ ْف يػنِج إِ ََل اِ ن تْػُُ فَػُػ ََِّْْ ْع ْشن َِّن‬
ََ َ َ ُ َ َ َْ
Tidak ada seorangpun yang masuk surga kemudian ingin kembali kedunia kecuali orang yang
mati syahid, dan dia tidak menginginkan apapun di dunia kecuali mati syahid. Dia berangan-
angan untuk kembali ke dunia kemudian terbunuh sebanyak sepuluh kali, ini di sebabkan oleh
kemuliaan (keutamaan mati syahid) yang dia saksikan.5

Inilah sebagian dari angan-angan orang yang telah melihat kemuliannya di sisi Allâh
Subhanahu wa Ta‟ala. Meski ingin kembali ke dunia, namun angan-angan mereka tidak ada
hubungannya dengan dunia dan kenikmatannya sedikitpun. Mereka ingin kembali untuk
menambah amalan agar kemuliaan mereka bertambah di sisi Allâh Subhanahu wa Ta‟ala.

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Demikianlah beberapa angan-angan orang-orang shalih yang sudah meninggal dunia, lalu
bagaimana angan-angan orang yang lalai semasa hidup mereka di dunia? Di antara angan-angan
mereka adalah:

Pertama, Shalat dua rakaat

3
Lihat Shahîhul Jâmi' no. 1676
4
Musnad Imam Ahmad (30/501)
5
H.R. al-Bukhâri, Bâbu Tamanniy al-Mujâhid… 6/35 (Fathul Bâri, ta'liq Syaikh Bin Bâz) dan Muslim, (6/35).

109 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Mereka ingin kembali hidup di dunia kemudian melaksanakan shalat sunat dua rakaat
adalah di antara angan-angan orang yang sudah meninggal dunia yang dahulunya sering di
sibukkan oleh dunia, sehingga sering meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah
radhiallahu „anhu,

ِ ِ ‫ ِن‬: ‫ُؿ‬ ِ
‫ب إِ ََل‬
َّ ‫َح‬ َ َِ ‫ فَػ‬،‫ فُالَ ُف‬:‫ب َي ََا اِْ َِ ِِْب؟ فَػ َُُِِْا‬
َ َ ‫ َوْك ََُُْف‬: ‫ُؿ‬ َ ْ َ َ َِ ‫َف َو ُ ْ َؿ ا ََِّن َِِ ٍِْب فَػ‬
َ ‫لُح‬ َّ َ
ِِ ِ
ْ ‫َي ََا ِ ْن ََُِّة َُتْػَُُ ُك‬
Rasûlullâh melewati sebuah kuburan, kemudian bertanya, "Siapa penghuni kuburan ini ?"
Mereka menjawab, "Ini kuburan si Fulan", lantas Rasûlullâh shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, "Dua rakaat lebih dia cintai daripada dunia kalian."6

Dalam riwayat lain di sebutkan,

‫ك‬ ُُ ‫ػ‬‫ت‬ َ ِ َُِِّ ‫ب إَُِِ َِ ِِن‬


‫ة‬ ‫َح‬
َ ِ ِ‫ ي ِزي ُ ُهُ ي ََا ِٓت ْعم‬،‫ُف ِِمَُّ ََْت ِِنس َف سَََّ ف‬
َ ِ ََْ‫ُف خ َُِػ‬
ِ
ُ
ْ َ ْ ُ َ ْ ْ َ ََ َّ َ َ َْ َ ُْ ْ َ ََُْ ‫َوْك‬
Shalat sunnah dua rakaat yang ringan yang kalian remehkan, kemudian ditambahkan pada
amalan orang ini lebih dia cintai dari pada dunia kalian.7

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Kedua, yaitu mengeluarkan sedekah.

Seorang yang sudah meninggal dunia berangan-angan untuk hidup kembali dan mengeluarkan
sedekah dan menjadi orang shaleh, sebagaimana di ceritakan oleh Allâh dalam Alquran (yang
artinya), Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, "Ya Rabb-ku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku
dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang shaleh ?" (QS. Al-Munafiqun/63: 10)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, "Setiap orang yang lalai (di masa hidupnya) pasti akan
menyesal di saat nyawanya akan dicabut. Ia memohon agar umurnya di perpanjang walau hanya
sesaat untuk melaksakan amal shaleh yang selama ini ia tinggalkan."8

Ketiga, melaksakan amal shaleh:

Angan-angan terbesar orang yang sudah meninggal dunia adalah bisa hidup kembali dan
melaksakan amal shaleh,
‫ت‬ ِ ِ َّ‫ َُِ ي ََْعم‬. ‫ُؿ وب اوِجُ ِف‬ ِ
ُ ‫ُمُ ََّػَنْك‬
َ ‫لُْلُ ف‬
َ ُ َْ َ ُ ْ َ ََ‫ت‬ َ ْ ‫َح َ ُي ُ اِْ َم‬
َ َ َ‫َح ََّّت إ َِا َجآا‬
6
Shahîhut Targhîb Wat Tarhîb, no. 391
7
Shahîhul Jâmi', no. 3518
8
Tafsîr Ibnu Katsir (8/133).

110 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat
amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. (QS. al-Mukminun/23: 99-100)

ُ ِ‫اِن‬
‫ح‬َّ ‫و‬ َ
ُ َ ِ
ْ ‫ا‬ ‫ي‬ َ َّ
‫ت‬ ِ‫ْي فَُ ْ َْػ ْ َِنسَُ إ‬ ِ ِ‫َُػ ُؿ ُِ ََّعمُ َف سَ َْػ ْ َِن ا ِِل سَِ ُك سِِعُئِِن اِْمع‬
‫م‬
ُ ْ ُ ْ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُْ َ ْ َ ْ

KHUTBAH KEDUA

ََ َُ َ ‫ِ َْعَل إِ ْح َعُتَِِ َس اِ نش ْكُن ََُِ َْعَل ََّػ ْ فُِْ ِِ َِ َس ْاََُِِْتَِِ َس َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح‬ ُ ‫ا ْْلَ ْم‬
ِ ْ َ َِ ِ‫َف ُ َّم ا ْع ُ َ س و َُِ لَّل ا ْعَُ َِ س ْعَل َُِِِ سلح‬ َ ْ‫َف ِني‬
‫ْي‬
َ ْ َُ‫ََج‬ ََْ َ َ ْ َ ُ َ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َّ َ ُ ‫ََُِ َس َ ْف َه‬
: ُ َُِ
Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Inilah keadaan yang di alami oleh orang orang kuffar dan orang yang lalai dari perintah-perintah
Allâh Subhanahu wa Ta‟ala sewaktu masih hidup di dunia. Saat kematian menjemput barulah ia
sadar dan memohon kepada Allâh k untuk di tangguhkan kematiannya walaupun hanya sesaat
agar ada kesempatan untuk beramal.

Tapi tentu, angan-angan ini tetap hanya sebatas angan-angan yang tidak akan mungkin di
wujudkan, karena Allâh Subhanahu wa Ta‟ala telah menetapkan orang yang sudah meninggal
tidak akan di kembalikan lagi ke dunia.

Maka sudah sepantasnya bagi kita yang masih berada di negeri angan-angan untuk melaksanakan
angan-angan yang berupa keinginan untuk menambah dan memperbaiki amal, sebagai bekal
untuk bertemu dengan Allâh Subhanahu wa Ta‟ala.

Ibrahim bin Yazid al-Abdi rahimahullah mengatakan, "Saya di datangi Riyah al-Qaisi, kemudian
mengatakan, 'Wahai Abu Ishaq, mari kita menengok para penghuni akhirat, dan memperbaharui
janji kita di dekat mereka!' Kemudian kami berangkat. Lalu dia mendatangi kuburan dan kami
duduk di dekat sebagian dari kubur itu. Dia berkata, 'Wahai Abu Ishaq, kira-kira apa yang
menjadi angan-angan mereka seandainya di katakan kepada mereka, berangan-anganlah ?'
Aku menjawab, "Demi Allâh mereka akan berharap di kembalikan ke dunia kemudian
menikmati bahagianya taat kepada Allâh dan berusaha memperbaiki diri."
Dia mengatakan, 'Inilah kita (masih hidup), kemudian dia bangkit dan setelah itu dia semakin
semangat beribadah, kemudian tidak beberapa lama dia meninggal dunia."9

Berkata Muhammad bin Umairah rahimahullah, "Seandainya seorang hamba sujud kepada Allâh
dari semenjak di lahirkan sampai tua sebagai bentuk ketaatannya kepada Allâh, niscaya di hari

9
Iqazdu Ulil Himam al Aliyah (357).

111 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

kiamat dia akan mengganggap amalan itu sangat sedikit, dia berangan-angan untuk di
kembalikan ke dunia dan bisa menambah pahala dan ganjarannya dari Allâh."10

Semoga kita termasuk orang orang yang bisa memamfa'atkan waktu hidup di dunia ini untuk
melaksakan amal shaleh.

َِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
ُْ‫َح‬ َ َّ‫ت َْعَل إِْػَنايُْ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُْ َ إِت‬
َ َُّْ‫ل‬َ ُ‫لَّ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُؿ َُ َّم َك َم‬ َ َّ ‫اََِّ ُه‬
َِ ِ ِ ٍ ٍ ِ
ُْ‫َح‬ َ َّ‫ت َْعَل إِْػَنايُْ َ َس َْعَل ُِؿ إِْػَنايُْ َ إِت‬
َ ‫ََمُْ س ُوؾ َْعَل َُ َّم َس َْعَل ُِؿ َُ َّم َك َمُ َ َُوْك‬
ُْ‫ََِم‬
ِ َ‫ساَِّ َِين جآاس ِِن ػُ ِ ِي يػ ُِ ُِ َف وػَََُّ ا ْغ َِن َََُِ س ِإلخ اتََُِ اَِّ َِين ػ ُِ تَُ ُِْ ِإلّي‬
‫ُف َسََ ََْت َُ َّْ ِٓت‬ ََ َ َْ َ ْ َ َ ْ َْ ُ َ َ َ
ُ‫ين اَ َاَُِ ا َوػَََّآ إِتَّ َ َواُسؼ َّوِح‬ ِ ِ
َ ََِّ ‫ُػ ُ ََُِ غالا‬
ِ ْ ‫وػَََُّ ظََمََُ ََت َُعََُ سإِف ََّل ََّػ ْ َِن َََُِ سََّػن ََحََُ َََِ ُك تَ َّن ِِن‬
َ ‫اخلَُ ِن‬
‫ين‬ َ ْ َْ ْ ْ َ َ ْ َ
ِ ِ ِ
َ ََ ‫َوػَََّآ اَاَََُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت اْ َخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬
‫اب اََُِّ ِو‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ
‫ْي‬ ُ َ‫لَّل ا ُ َس َ َّ َ َْع‬
َ ْ ‫ىم َح َّم ََّ ْع ُْمُ َكثُْػنا َس ُخُن ََ ْْع َاتَُ ا ْْلَ ْم ُ َوب اِْ ََُُِم‬ َ ‫َس‬

Disalin dari naskah Khutbah Jumat Majalah As-Sunnah Edisi 06/Thn XV/Dzulqa‘dah
1432H/Oktober 2011 dengan penyuntingan bahasa oleh Tim Redaksi www.KhotbahJumat.com
Artikel www.khotbahjumat.com

10
Musnad Imam Ahmad (29/197).

112 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Tanggung Jawab Setiap Orang

ِ ِ ْ‫ا ْْلم ُ َِِّ َِ اَِّ َُِ ي َ اتَُ ِْل ََا سُِ ُكََُّ َِِػه‬
ْ َ‫ُ َََِْ َ ْف َي َ اتَُ اََُِّ ََِِ ْ َجُا‬
َ‫ت ُو ُ َُّ َو ػََُ ُ ْْل‬ َ َْ َ ََ َ َ َْ
ْ ُ ‫َستُ َُسا َ ْف َِّْ ُك‬
‫اجلَََّةُ َُسِوثْػُْ ُم َيُ ِِبَُ ُكَُْْ ْ ََّػ ُْ َم ُ َف‬
Amma ba‟du ….

Wahai para hamba Allah, bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta‟ala. Ketahuilah bahwa
kemaksiatan dapat merusak negara, membutakan mata hati, menyiksa badan, menistakan umat,
merusak jiwa, dan mengahancurkan masyarakat.

Wahai Saudara seiman dan seakidah, sesungguhnya, tanggung jawab untuk mencegah bencana
dan dampak buruk perbuatan dosa terhadap individu dan masyarakat berada di pundak setiap
muslim, karena Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Setiap kamu adalah
pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya.‖ (H.r. Al-Bukhari, no. 2554;
Muslim, no. 1829 )

Setiap muslim harus meluruskan dirinya sendiri, memelihara keluarganya, mendidik anak-
anaknya untuk mencintai kebajikan dan menjauhi kemungkaran, serta berusaha menurut kadar
kemampuannya untuk membersihkan masyarakat dan lingkungan sekitarnya dari noda-noda dosa
dan maksiat. Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apakah ia memenuhi
kewajibannya ataukah menyia-nyiakannya? Limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami, ya Allah!

ََّ ََِّ ‫اْلَ ِكُْ ِ َسََّػ‬ ِ ‫ُف اِْ َك ِنِْْي س تَػَُ ِِن سإِيَُّ ُك ِِبَُ فُِ َِ ِِن اْ َي‬
ْ ‫ُت َس ِِ ْك ِن‬ ِ ‫ُوَؾ ا ِِل سَِ ُك ِٓت اِْ ُِن‬
َ َ ْ ْ ََْ َ ْ ْ َ ْ ُ ََ
ُُِِْ‫اِع ِمُ ا‬ َّ ‫ي‬ َ َّ
‫ت‬ ِ‫ِِِن سَِِْ ُك َِّالَسَََُّ إ‬
ْ
ُ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ

KHUTBAH KEDUA

‫ُت َ َْْع َمََُُِِ َِ ْن‬


ِ ُ ‫اْلم َ ِ َْْم ُ َ س تَعَُُِْػََُ س تَعَْػ ْ َِنَ س تَػُ ُِ ُِ ِ ِِن ُفنسِو َتْػ َُ ِعََُ س‬
َََ ُْ ْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ ْ َْ ‫إ َّف‬
ِ
‫ُ ََُِ َ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِنيْ َ ََُِ َس‬ ِ ‫ضَِّ فَالَ ي‬
َُ ْ ‫ي‬ ‫ن‬ ِ ‫س‬ ََِ َّ
َّ ‫ض‬ِ ِ َ‫يػه ِ ا فَال‬
َ َ ْ ُ َْ َ ُ ُ ُ َْ
‫لَّل ا ُ َْعَُْ َِ َس َ َّ َ ََّ ْعُِْمُ َكثُِْػنا‬ َّ َ ُ ‫َ ْف َه‬
َ َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َس َو‬
Saudara-saudara sekalian, ketahuilah bahwa bencana tidak akan turun kecuali karena perbuatan
dosa dan tidak akan hilang kecuali dengan tobat. Karenanya, gemuruhkanlah lidah dengan

113 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

istigfar, bertobatlah secara terus-menerus dengan tobat nasuha yang memenuhi syarat-syaratnya
serta bebas dari penghalang keabsahannya. Mudah-mudahan, Allah berkenan memberikan
ampunan, menerima tobat, dan memaafkan kesalahan. Allah telah menjanjikan hal itu kepada
hamba-hamba-Nya dalam firman-Nya,

ِ ُ‫ُْع َُُِ اَِّ َِين َ نفُ ا ْعَل ََت َُ ِع ِه ََََّػ ََُِْْ ا ِِن َّو َْح ِة ا ِ إِ َّف ا يػ ْ َِن اِ نَت‬
ِ ‫َُّ ي‬
ََُّ‫ب ََجُُُ إِت‬
َ ُ َ َ َ ْ َ ْ
َ َ َ َْ
ِ َّ ‫ي اِْ َ َُ و‬
ُ ُ‫اِنح‬ ُ َُ
―Katakanlah,'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa-dosa,
seluruhnya. Sesungguhnya, Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.‖ (Q.s. Az-
Zumar:53)

ُ‫لن ا َْعَُْ َِ َس َ ُم ا ََّ ْعُِم‬ ِ َّ ِ


َ ُ‫إِ َّف ا َ َسَِالَئ َكََُْ ي‬
َ َِ‫صن َف َْعَل اََِِِّب يَآَيػن َهُ ا‬
َ ‫ين اَ َاَُِ ا‬
―Sesungguhnya, Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang
yang beriman, bersalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.‖
(Q.s. Al-Ahzab:56)

ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ َّ‫ إِت‬،َ ُْ‫ َس َْعَل ُِؿ إِْػَناي‬،َ ُْ‫ت َْعَل إِْػَناي‬ َ َُّْ‫ل‬ َ ُ‫ َك َم‬، ‫ َس َْعَل ُؿ َُ َّم‬، ‫لَّ َْعَل َُ َّم‬ َ ‫اِ ه‬
‫ َس َْعَل ُِؿ‬،َ ُْ‫ت َْعَل إِْػَن ِاي‬ ٍ ٍ
َ ‫ َك َمُ َ َُوْك‬، ‫ َس َْعَل ُِؿ َُ َّم‬، ‫ اِ ه َُ ِوْؾ َْعَل َُ َّم‬. ُْ‫ََحُْ ََم‬
ِ ِ
َِ َ َّ‫ إِت‬، ُ‫إِ ػن ِاي‬
. ُْ‫َحُْ ََِم‬ َ ْ َْ
‫ َوػَََُّ ظََ ْمََُ َتْػ َُ َعََُ َسإِ ْف ََلْ ََّػ ْ ِػَ ْػن َََُِ َسََّػْن ََحََُْ َََِ ُك تَ َّن ِِ َن‬،‫ُت‬
ِ ‫اِ ه ا ْغ ِػَػن ِِْمعِ ِمْي ساِْمعِم‬
َ ْ ُ َ َْ ْ ُ ْ
ِ ِ ِ ِ ْ
َ َُِ‫ اِ ه إِتَُّ تَ ْعأ‬.‫اب اََُِّ ِو‬ َ ََ ‫ َوػَََُّ َََُُّ ِٓت اِ ن تْػَُُ َح َعََة َسِٓت ْاآلخَنةِ َح َعََة َس ََُ َْع‬،‫اخلَُ ِنيْ َن‬
ِ‫ اِ ه إِتَُّ تَػُ ُِ ِ ِِن زس ِاؿ تُِمِْ سََت ن ِؿ ْعُفُِِْ سفُجُاة‬.‫ُؼ ساِْ ِن‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ََ ْ َ ُْ َ َ َ ََُ ِْ‫ا ْْلَُ ى َساِْنػ َِل َسا‬
.‫ْي‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ‫ َسُخُن ََ ْْع َاتَُ ََف ا ْْلَ ْم ُ َوب اِْ ََُُِم‬. َ ْ‫ت ِْ َمْ َ َس ََجُْ ِ َ َخ‬
―Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau melimpahkan salawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya, Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Ya Allah, limpahkanlah berkah kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau limpahkan berkah kepada
Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya, Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.
Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat. Wahai Rabb kami, kami telah bersikap zalim
terhadap diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihi kami, betapa
kami sungguh akan merugi. Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu, karuniakanlah
petunjuk, ketakwaan, keselamatan, dan kekayaan (lahir dan batin) kepada kami. Ya Allah,

114 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

sungguh kami berlindung dengan-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari berbaliknya keselamatan
di kehidupan kami, dari sergapaan siksaan-Mu yang menyerang tiba-tiba, dan dari seluruh
murka-Mu. Akhir doa kami adalah segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam.”

Dikutip dari buku Kumpulan Khutbah Jum‟at Pilihan Setahun, edisi pertama, penerbit: ElBA
Al-Fitrah, Surabaya.
Sumber: www.alsofwah.or.id; pemberian judul dan penyuntingan oleh redaksi
www.KhotbahJumat.com.

115 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Hakikat Iman dan Tanda-Tandanya

‫ يػُ َِ ُو اْ ُُِ ْ َو‬، ٍ ُِِْ َْ‫اط ُِ ْع‬ ٍ ‫ُْل ساُِْ ْ ِؿ سيػه ُِ ِن ي َشُا إِ ََل ِلن‬
َ
ِ ِ
ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َْ ‫ا ْْلَ ْم ُِ اَِ ُْ يَػ ِْض ْي‬
ِ َّ ِ
‫ َسَتْػَزَؿ‬،‫ َ َْو َ ََّ اِن ُ ََّ َُِش ِنيْ َن َسَُِْ َِ ِويْ َن‬، ُ َُُِِْ ْ‫اْلَ ِكُْ ُ ا‬
ْ َ ‫ َسَُْي ُك ُ ُِِشََّنائِ ِ ْلِِ ْك َم ٍة َسُي‬، ‫ِِِب ْك َم ٍة‬
‫َُّس ُِِْ ِِ ْع ِط َسيػُ ْؤَّػُ ْا ُك ََّّ ِِ ُْ َح‬ ِ ِِ ِ ِ َِ‫ِكُْب ُِِح ُك ػْي ا‬ ِ
ُ َِ‫ َسَُِػ ُِ ْ َـ ا‬، َُْ‫ُاخَْػَ َُ ْاف‬
ْ ‫َُّس فُْ َم‬ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ‫َِ َُ ُه ُ ا‬
ْ ََُِ‫ ََُِ اِْ ُم ْ ُ َس‬،ََُِ َ ْ‫ َسَ ْف َه ُ َ ْف ََ إَََِِ إََِّ ا ُ َس ْح َ َُ ََ َف ِني‬،ٍِْ ‫ص‬
ُ ‫اْلَ ْم‬ ِ ِْ ‫ح ََِّ ِِن َغ ِِغُُ سََََّػ‬
َ ْ ْ ُ َ
‫ْي‬ ِ ِِ ِ
َ ْ َُُِِّْ‫لَّل ا ُ َْعََُْ َس َْعَل َََِ َسا‬ َ َُُِ ْ ُ ‫َف َُ َّم ا َْعْ ُ َُ َسَو‬ َّ َ ُ ‫ َسَ ْف َه‬، ‫َسُي َ َْعَل ُكَّ َف ْي ٍا َ ِيْػن‬
ُ‫ُف إِ ََل يَػ ِْـ اِ يْ ِن َس َ َ َ ََّ ْع ُم‬ٍ ‫َْل ِِإحع‬
َ ْ ُْ
Amma ba`du,

Wahai kaum Muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala,
menolong agama-Nya dan selalu berbuat taat kepada-Nya agar Dia memberikan pertolongan dan
pahala-Nya kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِ َّ
َّ ‫ض ََ ُُِ ا‬
‫اِصالَةَ َساَاََّػ ُا‬ ُ َ‫ين إِف َِّ َّك‬
ِ ‫َُّي ْ ِٓت اْ َْو‬ َ َِ‫ ا‬. ‫ُ َْع ِزيز‬ ٌّ ِ ََِِ َ ‫َصُنَُ إِ َّف ا‬
ُ َ‫َصَن َّف ا ُ َِن ي‬
ُ ََُِ‫َس‬
‫سؼ َستَػ َه ْا َْع ِن اِْ ُمَ َك ِن َسَِِّ َِ َْعُ َِةُ اْ ُُِ ِو‬
ِ ‫اِزَكُ َة سََِنسا ُِِْمُن‬
ُ ْ َ ُ َ َ َّ
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan. (Qs al-Hajj/22:41-42)

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya iman itu tidak diperoleh hanya dengan berangan-
angan, tidak pula dengan berhias secara fisik, akan tetapi iman adalah apa yang terukir dan
tertanam di dalam hati. Dan bukti kejujuran iman itu adalah dengan mengerjakan berbagai
ketaatan dan menjauhi berbagai maksiat. Setiap orang bisa mengaku seorang Muslim, bahkan
lebih dari itu yaitu mengaku Mukmin. Setiap orang bisa mengucapkan asyhadu allâ ilâha illallâh
wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh. Orang-orang munafik juga menyebut Allah
Subhanahu wa Ta‟ala , padahal mereka berada di neraka yang paling dasar. Mereka datang

116 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

kepada Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam dan mengucapkan, ―Kami bersaksi
bahwa engkau adalah utusan Allah.‖ Mereka bersumpah kepada Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam dan para Sahabatnya bahwa mereka beriman kepada beliau, padahal sebenarnya mereka
tidaklah demikian. Akan tetapi syahadat dan iman mereka tidaklah bermanfaat bagi mereka dan
mereka berada di neraka yang paling bawah, di bawah orang-orang Musyrik, Atheis, Yahudi dan
Nasrani. Karena syahadat dan iman mereka tidak bersumber dari keyakinan dan keimanan, tidak
pula karena sikap menerima dan tunduk. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

ِِ ِ ِ ِ ِ ِ َِ‫َسِِ َن ا‬
َ َِ‫َُّس َِ ْن يَػ ُِ ُؿ اَ َاََُِّ ََُِِّ َساَُِػ ْ ـ ا َخ ِن َسَُِ ُي ِبُْؤ‬
‫ْي‬
Di antara manusia ada yang mengatakan, "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian"
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Qs al-Baqarah/2:8)

Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu. Iman itu membuahkan perkataan
yang baik dan amal shaleh. Iman juga menghasilkan kecintaan kepada Allah Subhanahu wa
Ta‟ala dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan
mengikuti Rasul-Nya. Iman adalah kesungguhan, amalan, ketekunan, kesabaran, menahan dan
mencegah diri dari sesuatu disukai maupun yang tidak disukai semata-mata karena Allah
Subhanahu wa Ta‟ala. Sesungguhnya iman memiliki tanda-tanda yang banyak. Allah Subhanahu
wa Ta‟ala banyak menyebutkannya dalam al-Qur`ân dan Rasulullâh shallallahu „alaihi wa
sallam banyak menyebutkannya dalam haditsnya. Di antara contohnya adalah firman Allah
Subhanahu wa Ta‟ala yang artinya,

‫اَايَََُُُّ َز َاََّْػ ُه ْ إِّيَُتُ َس َْعَل‬ ِ ْ ََُُِّ ‫ت ُػ ُ ػُ ُه سإِ َِا‬ ِ ‫ين إِ َِا ُِكَِن‬ ِ َّ ِ ِ
ْ ‫ت َْعَُْه‬ َ ْ ْ َ‫ُ َسج‬ ‫ا‬ َ َِ‫إََّّنَُ اِْ ُم ْؤَُِ َف ا‬
ِ َِِ‫ َُس‬. ‫اِصالََة سِِمَُّ وزْػََُي ي ََِ ُِ َف‬ ِ َِ َِّ‫ ا‬. ‫وِبِ يػْػ َّك ُ َف‬
ْ ُ‫َ ُي ُ اِْ ُم ْؤَُِ َف َح اُِ َّْل‬ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َّ ‫ُم َف‬ُ ُِ‫ين ي‬َ َ ََ ْ َ
‫ََ َو َجُت ِْعَ َ َوِبِ ْ َسَِ ْ ََِنة َسِوْزؽ َك ِنْي‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal. (yaitu) Orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-nya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”
(Qs al-Anfâl/8:2-4)

Allah Subhanahu wa Ta‟ala juga berfirman yang artinya,

117 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

ِ ِ َّ ِ ِِ ِ
ْ ‫ين اَ َاَُِ ا فَػَز َاََّْػ ُه ْ إّيَُتُ َسُي‬َ َِ‫ت ُ َوة فَمَْػ ُه َِّن يَػ ُِ ُؿ َين ُك ْ َز َاَََُّْ َيََ إّيَُتُ فَأ ََُِّ ا‬ ْ َِ‫َسإِ َِا َِآَُت ِز‬
ََ‫ َ ََس‬. ‫ين ِٓت ُػ ُ ِبِِ ََِّنض فَػَز َاََّْػ ُه ْ ِو ْجعُ إِ ََل ِو ْج ِع ِه ْ َسََُُِّ ا َسُي ْ َكُفُِنس َف‬ ِ َّ ِ
َ َِ‫ َسَ ََُِّ ا‬. ‫يَ ْعَْْشُنس َف‬
ِ ْ ‫يَػنْس َف َتػَّ ُه يػُ ََْْػَُ َف ِٓت ُكَّ َْع ٍُـ ََِّّنة َ َْس ََِّنََّػ‬
‫ْي ُّتَّ ََيَػُْ ُ َف َسََ ُي ْ يَ ََّ َّكُنس َف‬ ْ َ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada
yang berkata, "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?"
adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa
gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat
itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati
dalam keadaan kafir. Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa
mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak
(pula) mengambil pelajaran? (Qs at-Taubah/9:124-126)

Wahai kaum Muslimin, demi Allah Subhanahu wa Ta‟ala, adakah di antara kita yang
menyandang kedudukan ini? Adakah dari kita, ketika nama Allah Subhanahu wa Ta‟ala disebut,
hatinya menjadi takut kemudian mengagungkan-Nya. Adakah dari kita, ketika ayat-ayat Allah
Subhanahu wa Ta‟ala dibacakan, imannya menjadi bertambah dan mereka merasa gembira
karena telah merasakan manisnya bisa membenarkan dan mengamalkan hukum-hukumnya?
Adakah dari kita yang mewujudkan tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala? hanya
bersandar kepada-Nya serta tidak menggantungkan diri kepada selain-Nya? Adakah dari kita
yang mengerjakan shalat sesuai yang tuntutan agama, dengan cara menjaga shalat itu dan
menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya? Adakah dari kita yang menginfakkan
sebagian rezekinya yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala dengan cara
membayar zakat dan menutup kekurangan kaum kerabat dan orang-orang fakir miskin?

Wahai kaum Muslimin, marilah sejenak kita memikirkan keadaan saudara kita sesama
Muslim. Jika kita perhatikan keadaan mereka saat ini - tidak hanya di negeri ini saja- akan tetapi
di seluruh negara Islam, kita akan dapati mereka bukanlah Muslim dan Mukmin sejati, kecuali
orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Mulai yang kaya hingga yang
miskin, mereka meremehkan (agama) dan tidak menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa
Ta‟ala yang menjadi kewajiban mereka sebagai hamba-Nya. Penyepelean dalam perkara
keimanan maupun keyakinan dan penyepelean dalam akhlak dan pemeliharaanya. banyak umat
Islam yang meremehkan masalah keimanan dan keyakinan sebagaimana mereka juga
meremehkan masalah akhlak dan penjagaannya serta meremehkan amalan. Mereka
menyepelekan keimanan dan keyakinan karena sebagian umat Islam, terlebih bagi orang yang
pernah tinggal beberapa waktu di negeri kafir dan meneguk pemikiran mereka yang telah
terkontaminasi dan peradaban mereka yang palsu; kita dapati dalam hati mereka ada keraguan
terhadap berita dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya berupa perkara-perkara ghaib.

118 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Mereka ragu-ragu dengan keberadaan malaikat, keberadaan jin, dan kebenaran risalah
Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. Bahkan sebagian mereka ragu dengan keberadaan
Allah Subhanahu wa Ta‟ala, keberadaan penciptanya sendiri. Subhânallâh, mereka ragu dengan
keberadaan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan tidak merasa ragu dengan keberadaan diri mereka.
Padahal, orang yang ragu dengan keberadaan Allah Subhanahu wa Ta‟ala, seharusnya dia ragu
dengan keberadaan dirinya dengan alasan karena tidak satu pencipta pun selain Allah Subhanahu
wa Ta‟ala. Sebagian kaum Muslimin sekarang ini jika nama Allah Subhanahu wa Ta‟ala disebut
di sisinya, hatinya tidak bergetar sedikit pun, seolah-olah sesuatu yang disebut di sisinya itu tidak
lebih hanya sesuatu yang membuat hati mereka takut. Apabila ayat-ayat Allah Subhanahu wa
Ta‟ala dibacakan kepada mereka, iman mereka tidak bertambah, bahkan hatinya bertambah
semakin kotor. Mereka mengolok-olok ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan bersikap
sombong terhadap hukum-hukumnya. Sebagian kaum Muslimin saat ini, tidak bertawakal
kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala, bahkan sebaliknya, mereka bersandar pada sebab-sebab
yang bersifat serba materi secara utuh. Karena itulah, kita dapati mereka tidak mengikuti syariat
Islam dalam mencari rezeki. Mereka beranggapan bahwa cara-cara syar`i hanya akan
mempersempit pintu rezeki. Sehingga, mereka mencari rezeki dengan cara apapun, tidak peduli
itu halal atau haram. Sebagian umat Islam ada juga mencari keamanan dan keselamatan dari
musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta‟ala, hingga hal itu mengakibatkan mereka loyal kepada
mereka pada sebagian perkara yang menyelisihi syariat. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman
yang artinya,

ِ ِ ِ ِ َّ ِ
َ َِِ . ْ ُ‫ْي َْلُ ُ ا ْْلَُ ى اِشََُُّْْ ُف َ َّ َؿ َْلُ ْ َسَ ََِْل َْل‬ َ َّ ‫ين ْاوََّ ن سا َْعَل َ ََْ َُ ِوي ِن َػ ُْ َََُِّػَػ‬ َ َِ‫إ َّف ا‬
‫ف إِ َِا‬ ِ ُْ ‫ين َك ِنُي ا َُِتَػَّزَؿ ا ُ َ َُ ُُُِْ ُك ْ ِٓت َػ‬ ِ َِِّ ‫ِأَتػَّه َُُِ ا‬
َ ُْ‫ فَ َك‬. ْ ‫ض اْ َِْ ِن َسا ُ يَػ َُْ ُ إِ ْ َن َاوُي‬ َ َ ُْ
ََُ‫ض َات‬ ْ ‫ط ا َ َسَك ِنُي ا ِو‬ َ ‫ َِِِ َ ِأَتػَّ ُه ُ اَّػَػُُ ا َِآَ ْ َخ‬. ْ ‫ض ِنُ َف ُس ُج َي ُه ْ َسَ ََْ َ َُوُي‬
ْ َ‫ََّػ َفَّػْػ ُه ُ اِْ َمالَئِ َكةُ ي‬
ْ ُ‫ط َ َْْع َمُ َْل‬
َ َ‫َح‬
ْ ‫فَأ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk
itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan
angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik)
itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang
Yahudi), „Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan‟, sedang Allah mengetahui
rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka
seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka
membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (Qs
Muhammad/25-28)

119 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

Mereka adalah orang-orang yang berloyal kepada musuh-musuh Islam pada sebagian perkara
yang menyelisihi syariat. Mereka menempuh jalan yang menyimpang ini tiada lain karena
lemahnya tawakal mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan kuatnya tawakal mereka
kepada selain-Nya. Mereka membela musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta‟ala habis-habisan
karena mereka kuat dalam hal materi. Mereka mengira segala sesuatu bisa mereka raih. Mereka
lupa bahwa yang menciptakan mereka lebih dahsyat kekuatannya dari pada orang-orang yang
mereka bela. Sesungguhnya kekuatan yang mereka kagumi dari musuh-musuh Allah Subhanahu
wa Ta‟ala tersebut bisa mereka dapatkan jika mereka mau bertawakal kepada Allah Subhanahu
wa Ta‟ala dan mengerjakan sebab-sebab yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah
Subhanahu wa Ta‟ala dengan cara menegakkan agama-Nya dan menerapkan syariat itu pada
diri-diri mereka dan orang-orang yang loyal kepada mereka. Karena, jika mereka mengerjakan
yang demikian, maka Allah k akan bersama mereka. Dan siapa yang bersama Allah Subhanahu
wa Ta‟ala, maka dia akan menang. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,

‫ض إِتََُّ َكُ َف َْعُِمُ َ ِينا‬ ِ ‫اِعمُس‬


ِ ‫ات َسََِٓت اْ َْو‬ ٍ ِ ِ ِ
َ َ َّ ‫َسَُِ َكُ َف ا ُ ُُِػ ُْجَزَُ ِن َف ْلا ِٓت‬
Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (Qs Fâthir/35:44)

Saat ini ada sebagian kaum Muslimin yang tidak menegakkan shalat dan tidak pula
menjaganya. Mereka tidak menunaikannya secara berjamaah, tidak menyempurnakan syarat-
syarat dan rukun-rukunnya serta kewajiban-kewajibannya. Mereka tidak memperhatikan masalah
thaharah, sudahkah mereka telah menyempurnakan thaharah itu ataukah belum. Mereka tidak
mengerjakan shalat tepat waktu, tidak pula menunaikannya dengan tuma`ninah, baik ketika
duduk, ruku`, maupun sujudnya. Bahkan sebagian mereka yang mengaku Muslim, ada yang
tidak melaksanakan shalat sama sekali, bahkan lebih dari itu, mereka mengolok-olok orang-
orang yang mengerjakan shalat. Ada juga sebagian kaum Muslimin mereka yang pekerjaannya
hanya mengumpulkan harta benda saja dan menahan diri mereka untuk berinfak. Mereka tidak
menunaikan zakat, sedekah maupun infak sama sekali kepada orang-orang yang berhak. Mereka
membelanjakan sebagian besar hartanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Bahkan terkadang
untuk sesuatu yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

‫ َُػ ْ ُؿ‬, ِ ُْ‫اْلَ ِك‬ْ ‫ُت َساَِ ْك ِن‬ ِ ‫ ستَػَُ ِِن سإِيَُّ ُك ِِبَُ فُِ َِ ِِن اْ َي‬, ِ ُ ِ ُِْ‫ُوَؾ ا ِِل سَِ ُك ِٓت اِْ ُِن ِاف ا‬
َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ ْ َ ْ ُ ََ
‫ فَُ ْ َْػ ْ َُِنْسَُ إِتََُّ ُي َ اِْ َ َُ ْ ُو‬, ‫ب‬ٍ ْ‫ْي ِِ ْن ُكَّ َِت‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫َػ ِِل ي ََا سَ ْػ‬
َ ْ ‫ِل َسَِ ُك ْ َسِ َكُفَة اِْ ُم ْع م‬ْ َ ‫ا‬ ‫ن‬َ
ُ َْ َ َ ْ ْ
ِ َّ
ُ ُْ‫اِنح‬

120 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Kumpulan Khutbah Jumat Terbaik - Volume 1

KHUTBAH KEDUA

Kaum Muslimin rahimakumullâh,

Sesungguhnya kaum Muslimin saat ini berada dalam keadaan yang memprihatinkan. Dan
hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala -lah kita mengadu. Mereka menyia-nyiakan
kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan melampaui batas
terhadap hukum-hukum-Nya. Mereka juga menyepelekan syariat Allah Subhanahu wa Ta‟ala,
melupakan dzikir kepada-Nya serta merasa aman dari siksa-Nya. Mereka menyibukkan diri
dengan urusan duniawi dan melalaikan tujuan hidupnya. Karena itulah musuh-musuh Allah
Subhanahu wa Ta‟ala dikuasakan atas mereka. Musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta‟ala
menganggap mereka rendah dan hina serta mempermainkan mereka, baik secara politik maupun
ekonomi, hingga keadaan mereka menjadi seperti penggembala yang meneriaki binatang yang
tidak bisa mendengar kecuali panggilan dan teriakan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka
mereka tidak mengerti. Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râjiûn.

ََُ‫ت َِْن ِض َهُ َْعَُْػ‬ ِ َّ‫ض َ ا‬ ِ ِ‫ض ٍة ِِن فَػنائ‬ ِ َ‫ٓت اتِْْ َُ ِوف‬ ِ‫اَِّ ُه َّ إِتَُّ تَعأَُِ َ ِٓت َِ َِ ََُُِِ َي ََا َس‬
َ َْ‫ِِت َََِػ‬
ْ َ ْ َ ‫ي‬
ْ‫ن‬ ْ ْ ْ
‫اِص َم ُ اَِّ َِ ُْ ََلْ يَِ ْ َسََلْ يػُ ْ َِ ْ َسََلْ يَ ُك ْن‬َّ ُ ‫َح‬ َ ْ‫ت ا‬ َ ْ‫ت ا ُ ََ إَََِِ إََِّ َت‬ َ ْ‫تَ ْعأَُِ َ ِأَ ْف تَ ْش َه َ َتَّ َ َت‬
,‫ يَُ َح ني يَُ َػُنػ ْ ُـ‬, ‫ااجلَالَِؿ َساْ ِإل ْكَنِاـ‬ ْ َِ َُ‫ ي‬,‫ض‬ ِ ‫ات َساْ َْو‬ ِ ‫اِعم‬ َّ ‫ي‬ ِ َُ‫ يُ ََُِّ ُف ي‬, ‫ََِ ُك َُ ا ََح‬
ََ ُ ْ َ َ َ َ ُ
‫ٓت ُػ ُ ْ ََُِ َسَُّػَن ْخَُ فُِْػ َهُ َسَ ْف َُّ ْك ِنَْ إَُِِْػََُ اِْ ُك ََْن َساِْ َُ ُع ْ َؽ‬ ِ ِ َ‫تَعأَُِ َ َ ْف َُت‬
ْ ََُْ‫ب إَُِْػََُ اْ ِإلّْيَُ َف َسَُّػَزيػ‬
ْ ْ
‫ض ْ َف‬ ِِ ‫ساُِِْصُُ َف سَُّػ ُْعِ ْ يُ ْعََُّ سَ ْف َّػُهُئ ِؿُ ََِّ ِة اْ ِإل الََُِِّ ِة ِِن ََِ ِنيُ و ْف ا سََة‬
ُ ِْ ‫ْي يَػ‬
َ ْ ‫لُْل‬ َ ُ ُ َْ ْ ْ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َْ َ
‫ظ‬َ َ‫ َسَ ْف ََْت‬, َََِِّّ ُِِِ ُ‫ٓت ا ِ َِ ْ َِةَ ََئِ ٍ ََ ُُيَُ ػن ْ َف َ ِنيْػ ُ ُِِِْنَِِ َسََ َ ِيا‬ ِ ِ ِ ِْ
ْ ‫ُْلَ َسَِ يَػ ُْ ُِْ َف ََ َِيَُفُػ ْ َف‬
‫ُت إِتَّ َ َج َاَ َك ِنْْي‬ ِ ‫ْعَُػََُ َِيػََػََُ سَُّػثَِْْػََُ ْعَُ َِ إِ ََل اِْمم‬
ََ َْ َ ْ َْ

Dikutip dari Adl-Dhiyâul Lâmi` Minal Khuthâbil Jawâmi``, karya Syaikh Muhammad bin Shâlih
al-Utsaimîn, 1 6/262-267. Disalin dari naskah khutbah Jumat Majalah As-Sunnah dengan
beberapa penyuntingan bahasa oleh redaksi www.KhotbahJumat.com

Artikel www.KhotbahJumat.com

121 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Aplikasi Yufid:

Sahih al-Bukhari book is the most authentic book after


the Quran.

Sahih Bukhari is a collection of sayings and deeds of


Prophet Muhammad. Bukhari’s collection is recognized
by the overwhelming majority of the Muslim world to be
one of the most authentic collections of the Sunnah of
the Prophet.

Please recommend this app to your friends & family…

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org


Yufid Network:

DOWNLOAD
Mp3 Ceramah Islam GRATIS

Developed by: Lihat website lainnya di www.yufid.com


Aplikasi Yufid:

Kumpulan Tanya Jawab Pendidikan Islam dan Keluarga

Telah tersedia aplikasi Tanya Ustadz


untuk iPhone!

Developed by: Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

You might also like