You are on page 1of 5

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/275958376

NERACA AIR PABRIK CPO DAN KERNEL PT.


PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI PAGAR

Conference Paper · October 2010


DOI: 10.13140/RG.2.1.2537.3926

CITATIONS READS

0 2,062

3 authors, including:

Zulfansyah Muchtar
Universitas Riau
49 PUBLICATIONS 3 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Zulfansyah Muchtar on 07 May 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


NERACA AIR PABRIK CPO DAN KERNEL
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI PAGAR

Valiant Holy1, Zulfansyah1, Muhammad Salman Hari Budiman2


1
Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau
2
PT. Perkebunan Nusantara V Pabrik CPO Sei Pagar, Riau
E-mail : zulfansyah@unri.ac.id

ABSTRAK

Industri Crude Palm Oil (CPO) Indonesia berkembang pesat sehingga


menempatkan Indonesia sebagai penghasil CPO terbesar di dunia. Tahun 2007
jumlah pabrik CPO di Riau ada 132 pabrik dengan kapasitas terpasang 29,70 juta
ton TBS per tahun. Proses pengolahan sawit menjadi CPO membutuhkan air
dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan besarnya produksi limbah cair.
Tujuan dari studi ini untuk mengetahui kebutuhan air dan produksi limbah cair
pada pabrik CPO, sebagai upaya kemungkinan pelaksanaan produksi bersih.
Kebutuhan air teoritis yang dihasilkan dari analisis neraca air akan dibandingkan
dengan kebutuhan aktual pabrik, sehingga upaya penghematan mungkin dapat
dilakukan. Data aktual pabrik yang dijadikan dasar perhitungan adalah laju air
dari fat pit ke kolam pengolahan limbah. Hasil analisis neraca air menunjukkan
bahwa kebutuhan air yang digunakan di Pabrik CPO PTPN V Sei Pagar tinggi.

Kata Kunci : CPO, Neraca Air

PENDAHULUAN
Perkembangan industri Crude Palm Oil (CPO) Indonesia begitu pesat
khususnya provinsi Riau. Peningkatan terjadi di semua aspek, mulai dari luas
perkebunan sawit sampai jumlah pabrik CPO. Luas kebun sawit di Riau pada
periode 2004-2007 meningkat sebesar 20,41% dari 1,34 juta hektar menjadi 1,61
juta hektar sehingga produksi CPO juga mengalami peningkatan sebesar 51,0%
dari 3,39 juta ton pada tahun 2004 menjadi 5,12 juta ton CPO di tahun 2007.
Sementara itu, untuk keperluan pengelolaan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
CPO sampai dengan tahun 2007 terdapat 132 pabrik CPO di Riau, jumlah
tersebut bertambah sebanyak 16 pabrik CPO dibandingkan dengan tahun 2004.
Kapasitas terpasang dari 132 pabrik mencapai 29,70 juta ton TBS per tahun
[Dinas Perkebunan Propinsi Riau, 2010].
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan sawit di Riau
adalah PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) V Sei Pagar. PTPN V Sei Pagar
merupakan Pabrik CPO dan kernel milik pemerintah (BUMN) yang dibangun pada

ISBN 978–979-8510-20-5
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III
Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III
“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“ PROSIDING III

tahun 1994, pada area seluas 65.022 m2 di Kecamatan Perhentian Raja,


Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan kapasitas terpasang 30 ton/jam.
Produksi CPO dan kernel dengan bahan baku sawit diperoleh dari kebun inti,
plasma dan masyarakat.
Sterilization, fruit stripping, digestion, screw pressing dan pemurnian
merupakan proses basah (wet process) yang ada pada pabrik CPO dan kernel. TBS
disterilisasi dengan uap panas. Selanjutnya buah dipipil mengunakan rotary
thresher dan dilanjutkan ke digester. Buah yang telah melalui proses digestion
akan di-press dengan twin screw press untuk mengekstraksi minyak dari TBS.
Partikel berukuran besar yang terdapat pada minyak dari screw press dipisahkan
menggunakan vibrating screen. Penambahan air pada digester, screw press dan
proses penyaringan berfungsi untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi CPO dari
buah sawit [Naibaho, 1998].
Untuk memenuhi kebutuhan air diperlukan peralatan seperti pompa untuk
mengalirkan air, pipa dan instrumennya. Penghematan pemakaian air pada
pabrik CPO dan kernel dapat mengurangi kebutuhan daya listrik untuk pompa
dan menurunkan produksi limbah cair. Berkurangnya kebutuhan air dan
menurunnya produsi limbah cair pada pabrik CPO dan kernel maka akan
meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu, kajian neraca air pada pabrik CPO
dan kernel PTPN V Sei Pagar perlu untuk dipelajari.

METODE
Limbah cair pabrik CPO dan kernel atau dikenal juga dengan Palm Oil Mill
Effluent (POME) merupakan penyumbang limbah terbesar pada pabrik CPO dan
kernel. POME dihitung pada aliran unit proses fat pit ke kolam limbah (over flow
fat pit) dan aliran limbah cair dari unit klarifikasi ke kolam limbah tanpa melewati
fat pit (by pass fat pit). Untuk mengetahui debit POME yang dialirkan ke kolam
perlu dihitung kecepatan dan luas penampang aliran. Kecepatan aliran didapat
dengan menghitung waktu yang diperlukan partikel pada aliran POME sepanjang
jarak yang ditentukan. Diasumsikan kecepatan aliran disetiap titik pada aliran
POME sama dan kapasitas produksi pabrik terjaga pada 30 ton TBS per jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara umum proses pada pabrik CPO ditunjukkan pada Gambar 1. TBS
direbus pada sterilizer dan dilanjutkan ke unit proses ekstraksi. Pada proses
perebusan dan ekstraksi membutuhkan air dan steam. Setelah melalui proses
ekstraksi dilanjutkan ke proses pemurnian. Keluaran dari proses permunian ada
dua yaitu produk CPO dan POME. Sebelum POME dialirkan ke kolam pengolahan
limbah, POME dilewatkan ke fat pit untuk menurunkan suhunya. Ada dua titik
aliran POME yang diukur, pertama aliran over flow dari fat pit dan kedua aliran
by pass fat pit.
Debit POME yang dialirkan ke kolam dihitung dengan mengetahui
kecepatan dan luas penampang aliran. Luas penampang dihitung berdasarkan
dimensi penampang yang berbentuk persegi panjang atau seperti ditampilkan
oleh persamaan (1). Sedangkan, kecepatan aliran diperoleh dengan menghitung

482 Seminar Nasional Sains & Teknologi – III


Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III
PROSIDING III “Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“

waktu yang diperlukan partikel di aliran POME sepanjang jarak tertentu seperti
pada persamaan (2). Variabel kecepatan pada kedua aliran yang
diukurdiasumsikan sama di setiap titik. Untuk perhitungan debit POME sendiri
sesuai dengan menggunakan persamaan (3).

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pabrik CPO

Gambar 2. Hasil Perhitungan Debit Aliran Over Flow dari Fat Pit

Gambar 3. Hasil Perhitungan Debit Aliran POME tanpa melewati Fat Pit dari
unit klarifikasi

Seminar Nasional Sains & Teknologi – III 483


Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III
“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“ PROSIDING III

Hasil perhitungan debit POME dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Rata-rata debit aliran over flow dari fat pit 0.00137m3 per detik atau 4.92 m3 per
jam. Sedangkan rata-rata aliran by pass fat pit yaitu 0.01054 m3 per detik atau
37.95 m3 per jam. Diasumsikan berat jenis POME sama dengan berat jenis air
yaitu 1 ton per m3. Jadi dari penjumlahan dua aliran rata-rata POME maka
diperoleh produksi POME per ton TBS pada pabrik CPO dan kernel PTPN V Sei
Pagar mencapai sebesar 1,43 ton per ton TBS. Hasil analisis neraca air
menunjukkan bahwa kebutuhan air yang digunakan di Pabrik CPO PTPN V Sei
Pagar masih memenuhi standar limbah industri nasional yaitu pada rentang nilai
1,2-1,5 ton per ton TBS. Namun, hasil analisa neraca air tersebut jika
dibandingkan dengan hasil analisa neraca air oleh Prasertsan dkk[2005] pada
Thaksin Palm Oil Mill di Thailand selatan, produksi POME dapat ditekan menjadi
0.285ton per ton TBS dengan menggunakan teknik mass flow network.

KESIMPULAN
Perhitungan neraca air pada pabrik CPO dan kernel PTPN V Sei Pagar
menunjukkan bahwa produksi POME masih memenuhi standar baku limbah
industri CPO nasional namun sangat tinggi dibandingkan dengan proses yang
telah berkembang di Malaysia dan Thailand. Sehingga mungkin untuk melakukan
penghematan air di pabrik.

DAFTAR PUSTAKA
Chavalparit, O., Rulkens, W.H., Mol, A.P.J., Khaodhair, S., 2006, Options for
Environmental Sustainability of the Crude Palmoil Industry in Thailand
Through Enhancement of Industrial Ecosystems, Environment,
Development and Sustainability, vol. 8, no. 2, pp. 271-287
Dinas Perkebunan Propinsi Riau, 2010, Statistik Perkebunan di Indonesia.
Naibaho, P., 1998, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan
Prasertsan, S., Bunyakan, C., Chungsiriporn , J., 2005, Cleaner Production of Palm
Oil Milling by Process Pptimization, PSU-UNS International Conference
on Engineering and Environment, no. T11-2.1, pp. 1-5
PT Perkebunan Nusantara, 2003, Profil Singkat PTP Nusantara V, Available from:
http://www.kpbptpn.co.id, [16 juli 2010]

484 Seminar Nasional Sains & Teknologi – III


Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010

View publication stats

You might also like