You are on page 1of 13

Rangkuman Pertemuan 9 & 10

Final Work

Mata Kuliah:
Pengauditan 2

Dosen:
Aria Kanaka S.E., M.Ak../
Yanto S.E.,M.Ak.

Oleh :
Suryo Pujo Nagoro/1506720034
Gilbert Julio Wijaya/1506749716
Irfan Dwiramadhan Pebrianto/1506750320

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
9.1 Pre Final Work

Pada saat penyelesaian periode interim, auditor awas terhadap masalah utama
yang dihadapi oleh entitas dan akan mengadaptasi rencana audit dalam menghadapi risiko
yang tidak diantisipasi saat perencanaan sebelumnya.

Auditor melakukan diskusi dan memberikan saran kepada manajemen, agenda yang akan
didiskusikan:

1. Masalah yang muncul dari pemeriksaan interim


2. Persiapan oleh manajemen dalam instruksi perhitungan persediaan
3. Tabel waktu untuk mempersiapkan laporan keuangan akhir
4. Standar akuntansi dan pelaporan yang akan
5. Aturan perpajakan baru dan persyaratan pasar modal
6. Standar akuntansi, jika memliki dampak yang signifikan maka akan didiskusikan
dengan manajemen

9.2 Balance Sheet Date Work

Beberapa kelas dari pekerjaan audit yang hanya dilakukan pada akhir tahun:

a) Konfirmasi bank
b) Observasi penghitungan persediaan
c) Kontrak jangka panjang – tahapan penyelesaian
d) Sirkularisasi dari konsumen dan pemasok
e) Surat dari profesional lainnya (seperti pengacara, penaksir, geologis)

9.3 Bridging Work Between Conclusion of Interim Work and The Balance Sheet
Date

Auditor menggunakan penilaian dari interim untuk mendukung kesimpulan pada


pemeriksaan akhir. Terdapat jarak waktu antara interim dan pemeriksaan akhir, disini
auditor harus yakin kesimpulan sebelumnya masih valid. Dengan demikian pada rentang
waktu ini auditor melakukan penilaian kembali mengenai strengths and weakness pada
sistem akuntansi dan kontrol internal serta melakukan ‘bridging work’. Hal ini untuk
memastikan sistem telah berjalan sepanjang tahun, bukan hanya sebagian waktu. Auditor
juga harus melihat apakah sudah ada rekomendasi mereka yang telah dijalankan
perusahaan. Jika sudah, maka auditor dapat melakukan test of control dan substantive
procedures pada periode intervensi, contohnya seperti:

- Mereviu pencatatan penjualan untuk memastikan tidak ada penyimpangan


signifikan dari ekspektasi. Misalnya terjadi retur dalam jumlah signifikan
diantara periode interim dan akhir tahun sehingga menimbulkan pertanyaan:
Apakah terdapat kerusakan pada prosedur inspeksi? Apa ada masalah pada
pembelian barang dengan kualitas yang sesuai persyaratan?
- Mereviu pembelian aset tidak lancar pada periode intervensi dan
membandingkannya dengan budget untuk melihat kontrol perusahaan sudah
mencukupi menyangkut hal tersebut

9.4 Related Party

IAS 24 memastikan bahwa laporan keuangan telah memuat pengungkapan yang


diperlukan untuk melihat apakah posisi keuangan dan hasil yang dilaporkan dipengaruhi
oleh keberadaan related party beserta transaksi dan saldonya.

9.5 Analytical Procedure

Evaluasi informasi keuangan dengan menganalisis hubungan logis antara data


keuangan dan non-keuangan. Prosedur analitis juga mencakup penyelidikan terhadap
fluktuasi yang teridentifikasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi
relevan lainnya atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan dengan jumlah yang
signifikan.

Prosedur analitis digunakan auditor pada tahap berikut:

1. Tahap perencanaan untuk menunjukan critical area dimana risiko audit tinggi
2. Digunakan untuk prosedur substantif saat merespon atas risiko salah saji material
pada tingkat asersi
3. Saat sebelum audit selesai untuk mebantu auditor saat membuat konklusi terhadap
laporan finansial apakash sesuai dengan pengertian auditor terhadap entitas.

Pendekatan audit terhadap analytical review


Tujuan dari analytical review pada tahap manapun saat auditor sedang mencari
bukti adalah untuk mengarahkan upaya audit terhadap bukti yang diperlukan untuk
membentuk kesimpulan audit.

Auditor harus menentukan apakah perubahan yang terungkap dari hasil prosedur
analitik adalah hasil dari:

a) Eror
b) Perubahan praktik akuntansi
c) Perubahan kebijakan manajemen
d) Perubahan pada faktor komersial secara general
e) Perubahan pada faktor komersial secara general yang hanya memperngaruhi klien
f) Fraud

Pendekatan terhadap analytical review

Hanya hitung rasio yang berguna. Pendekatan terbaik adalah:

1. Lihat angka secara luas sebelum mengitung rasio apa pun.


2. Kemudian hitung rasio yang dipilih untuk melihat apakah impresi awal valid.
3. Tafsirkan rasio likuiditas sehubungan dengan inventory turnover, trade
receivables collectability, dan trade payables payment period.
4. Analisis laporan keuangan dirancang untuk mengarahkan upaya audit dan untuk
membuktikan bahwa laporan keuangan benar-benar menunjukkan pandangan
yang benar dan adil tentang apa mereka dimaksudkan untuk ditampilkan.
10.1 Detailed Final Audit Work: General Matters

Auditor diperbolehkan untuk berpaling dari standar akuntasi pada situasi tertentu,
biasanya dalam rangka untuk mencapai gambaran yang benar dan wajar. Auditor wajib
melaporkan kepada badan yang berwenang atas hal tersebut jika auditor tidak punya
justifikasi untuk melakukannya.

Audit akan lebih efisien dan efektif dengan cara pertama mengidentifikasi asersi
manajemen dan memperhitungkan risiko inheren dan risiko kontrol. Beberapa asersi
terkait sistem akuntansi dan kontrol internal, beberapa lainnya terkait dengan asersi
laporan keuangan. Pendekatan yang dilakukan auditor dalam menilai angka pada laporan
keuangan adalah untuk memastikan bahwa angka tersebut genuine, accurate, complete.

Genuine dapat bermakna berbeda tergantung jenis aset atau liabilitas atau
pendapatan/beban, namun pada dasarnya memiliki arti bahwa angka pada laporan
keuangan telah didukung oleh transaksi nyata serta aset dan liabilitas yang nyata.
Contohnya pada piutang penjualan, genuine berarti jumlahnya benar-benar menjadi hak
perusahaan dan sebuah jasa/barang telah diberikan pada pelanggan.

Accurate berarti angka pada laporan keuangan telah dihitung dengan benar dan
memperhitungkan faktor-faktor yang relevan. Misal pada piutang penjualan, angka
valuasi telah merefleksikan harga yang wajar, perhitungan tagihan, dan perubahan nilai
tukar. Valuasi juga harus dilakukan menggunakan prinsip akuntansi yang relevan.
Akurasi juga berarti jumlah piutang benar-benar dapat ditagih dan provisi untuk estimasi
piutang tidak tertagih telah sesuai. Estimasi tersebut juga didasarkan pada kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi.

Complete bermakna bahwa angka pada laporan keuangan telah mencakup seluruh saldo
yang relevan. Misal pada piutang penjualan, complete berarti semua piutang telah dicatat
dan telah disiapkan dengan baik untuk disajikan dalam laporan keuangan. Untuk provisi
berarti semua provisi telah tercatat dan semua informasi terkait untuk memahami sifat
dan jumlah serta kemungkinan hasil telah diungkap.

10.2 Tangible Non-Current Assets and Depreciation


Definisi dari Tangible Non-Current Assets yang terdapat pada IAS 16 – Property,
plant and equipment adalah:

“Tangible items that (a) are held for use in the production or supply of goods or services,
for rental to others, or for administrative purposes; and (b) are expected to be used during
more than one period.”

Risiko inheren yang mempengaruhi asset tetap berwujud

a) Perubahan teknologi yang mempengaruhi industri


b) Penutupan sebgaian dari bisnis
c) Kesulitan dalam mebuat estimasi waktu manfaat
d) Revaluasi asset tetap berwujud
e) Aset tetap berwujud yang tidak aktif
f) Aset tetap yang dalam proses konstruksi.
g) Entitas telah mengkapitalisasi sebagian dari biaya untuk pembangunan asset tetap
h) Keberadaan aset-aset bernilai tinggi yang dapat dipindahkan.

Kontrol untuk mengurangi dampak risiko inheren yang mempengaruhi asset tetap

Selain dari lingkungan kontrol yang memuaskan secara umum, terdapat kontrol di
bidang-bidang berikut, jika risiko kontrol ingin diminalkan:

a) Akuisisi, revaluasi dan penurunan nilai dari aset tetap


b) Menjaga aset tetap yang dimiliki
c) Pembuangan aset tetap.
d) Pemeliharaan dan asuransi asset tetap
e) Otorisasi biaya depresiasi dan akumulasi

Akuisisi dan pengamanan aset tidak lancar

Dua dokumen kontrol yang penting:

1. Anggaran asset tetap


2. Daftar asset tetap

Asersi manajemen terhadap asset tetap


Asersi manajemen yang terklasifikasi dibawah genuine, accurate, dan complete dapat
diidentifikasi di beberapa area:

1. Akuisisi aset tetap


2. Pembuangan aset tetap
3. Balances aset tetap
4. Depresiasi aset tetap

10.3 Trade Receivable and Sales

Piutang penjualan normalnya diklasifikasikan sebagai aset lancar. Terdapat beberapa


risiko inheren yang dapat berdampak pada piutang penjualan:

1. Jumlah pelanggan baru yang banyak

2. Perubahan kolektabilitas yang signifikan

3. Tidak diketahui potensi klaim terhadap produk baru yang kualitasnya jelek

4. Kompetitor mengenalkan lini produk baru

5. Sulit menentukan kapan perpindahan titel karena penjualan berbasis ‘sale or


return’

6. Perusahaan biasanya memilki retur barang di atas rata-rata, jadi piutang penjualan
dan penjualan mungkin overstated

7. Staff baru pada bagian sales, sales accounting, dan credit control

8. Sistem akuntansi terkomputerisasi yang rumit

Selain kontrol lingkungan secara general dibutuhkan kontrol pada penulisan dan
penghapusan saldo piutang penjualan, contohnya kebijakan mengenai perpindahan
barang/jasa kepada pihak ketiga, terms of trade, kewajiban konsumen mengenai
pengiriman barang. Selain itu kontrol untuk melindungi aset - piutang penjualan, seperti
penagihan terus-menerus, pernyataan dan surat pengingat berkala, diskon untuk
mempercepat pembayaran, pengurangan jumlah piutang, ageing statement, limit kredit.

Piutang penjualan berkaitan dengan akun-akun lain, auditor menganalisisi hubungan pada
laporan keuangan dan melihat apakah ada yang tidak masuk akal (analytical procedure).
Pada contoh kali ini dibahas mengenai analisis pada Sterndale plc. Analisis tersebut
menggunakan data penjualan pada tahun 2014 dan 2015. Dilihat hubungan dan proporsi
antara penjualan kas dan kredit, lalu dilihat kenaikan dan penurunannya serta kontribusi
grup produk.

Dari data tersebut diperlukan informasi yang lebih mendalam seperti contohnya mengenai
penyebab naiknya penjualan semua produk, penyebab penjualan kas meningkat
(disengaja/tidak), perubahan bauran produk, perlakuan terhadap saldo piutang setiap
periode, naiknya saldo kredit, waktu saat piutang menjadi wewenang bagian penagihan,
pelunasan piutang lebih lama dari tahun sebelumnya.

Dari reviu yang telah dilakukan auditor memunculkan beberapa isu yang harus dievaluasi
seperti memperhatikan pengendalian kas akibat naiknya penjualan kas, melihat
profitabilitas akibat perubahan bauran pemasaran, kemungkinan adanya akun dengan
saldo nol yang merupakan akun dorman, penurunan piutang penjualan pada bagian
penagihan, naiknya saldo kredit yang substansial, cut-off penjualan.

Terdapat beberapa pendekatan substantif untuk membuktikan bahwa angka genuine,


accurate, complete:

1. Pembuatan saldo piutang penjualan

2. Membuktikan bahwa piutang penjualan dinyatakan dengan wajar

3. Hubungan antara piutang penjualan/penjualan dengan akun lainnya

4. Akurasi cut-off

5. Clearing entries: Klaim diskon kas

6. Clearing entries: Nota kredit untuk retur barang yang diklaim oleh konsumen

7. Clearing entries: Penghapusan saldo piutang penjualan

8. Konsistensi penggunaan metode akuntansi atas penjualan dan piutang penjualan

9. Apakah piutang penjualan berasal dari konsumen yang nyata dan jumlahnya
benar-benar terutang?

10. Apakah jumlah piutang merupakan jumlah yang dapat ditagih?

11. Pengujian audit untuk kolektabilitas


12. Apakah pengungkapan piutang penjualan jangka pendek, menengah, panjang
serta piutang yang harus dilunasi sudah tepat?

10.4 Acquisition and Payment Cycles

Akun-akun pada siklus akuisisi dan pembayaran

Audit atas property, plant, and equipment

Dalam mengaudit PPE, akan sangat membantu untuk memisahkan tes ke dalam
kategori berikut:

1. Melakukan prosedur analitik


2. Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
3. Memverifikasi pembuangan tahun berjalan
4. Memverifikasi ending balance pada akun aset
5. Memverifikasi beban depresiasi
6. Memverifikasi ending balance pada akumulasi depresiasi

Tujuan audit atas PPE adalah:

a) Completeness: akuisisi yang ada telah dicatat


b) Accuracy: akuisisi tahun berjalan telah terdaftar secara akurat
c) Classification: akuisisi tahun berjalan telah diklasifikasi secara benar
Audit atas beban dibayar dimuka

Tes audit terhadap asuransi dibayar dimuka:

1. Bandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
2. Hitung rasio asuransi dibayar dimuka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
3. Bandingkan cakupan polis asuransi individu dengan schedule asuransi yang
diperoleh dengan schedule tahun sebelumnya.
4. Bandingkan saldo asuransi dibayar dimuka untuk tahun berjalan berdasarkan
kebijakan per kebijakan dengan tahun sebelumnya.
5. Tinjau cakupan asuransi yang tercantum pada schedule asuransi dibayar dimuka
dengan klien resmi atau broker asuransi yang tepat.

Tujuan audit atas asuransi dibayar dimuka adalah:

a) Existence and completeness: Polis asuransi dalam schedule asuransi dibayar


dimuka ada dan polis yang ada dicantumkan.
b) Rights: Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam schedule asuransi
dibayar dimuka.
c) Accuracy and detail tie-in: Jumlah dibayar dimuka akurat dan totalnya
ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan buku besar umum.
d) Classification: Beban asuransi telah diklasifikasi dengan benar
e) Cutoff: Transaksi asuransi dicatat pada periode yang benar
f) Presentation and disclosure: Asuransi dibayar dimuka telah disajikan dan
diungkapkan dengan benar

Audit atas liabilitas yang masih harus dibayar

Tujuan atas accrued property taxes adalah:

a) Completeness: Properti-properti yang ada dimana akrual pajak telah tepat terdapat
pada jadwal akrual. Kegagalan memasukkan properti yang pajaknya harus akrual
akan mengecilkan kewajiban pajak properti
b) Accuracy: Pajak properti yang masih harus dibayar dicatat secara akurat.
Perhatian auditor adalah perlakuan konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun

Audit atas akun pendapatan dan beban

Pendekatan untuk mengaudit akun pendapatan dan beban:

1. Prosedur analitik
2. Test of control dan substantive test atas transaksi
3. Test of detail atas saldo akun:
 analisis beban
 analisis alokasi

10.5. Capital Acquisition and Payment Cycles

Terdapat empat karakteristik dari akusisi modal dan siklus pembayaran kembali yang
mempengaruhi akun-akun tersebut:

1. Beberapa transaksi mempengaruhi saldo akun, tapi masing-masing transaksi


tersebut sering bersifat material.
2. Sebuah transaksi yang tidak dimasukkan atau salah saji dapat menjadi material.
3. Hubungan antara entitas klien dengan para pemegang saham, utang, atau
dokumen kepemilikan yang sejenis.
4. Hubungan langsung antara akun bunga dan akun dividend dan utang dan ekuitas.

Audit atas utang

Tujuan dari audit utang adalah menentukan apakah:

1. Pengendalian internal telah sesuai


2. Transaksi untuk pokok utang dan bunga telah diotorisasi dan dicatat sesuai dengan
enam objektif audit yang berkaitan dengan transaksi.
3. Kewajiban untuk utang dan beban bunga terkait telah dinyatakan dengan benar
sesuai objektif audit yang berkaitan dengan transaksi
Terdapat empat pengendalian penting terhadap utang:

1. Otorisasi yang benar atas utang


2. Pengendalian yang benar atas pembayaran kembali dari pokok utang dan bunga
3. Dokumentasi dan pencatatan yang benar
4. Verifikasi independent secara periodik

Audit atas ekuitas

Tujuan dari audit ekuitas adalah untuk menentukan apakah:

1. Pengendalian internal terhadap modal dan dividen terkait telah sesuai


2. Transaksi dari ekuitas telah dicatat dengan benar sesuai dengan enam objektif
audit yang berkaitan dengan transaksi
3. Saldo ekuitas telah dicatat dengan benar, sesuai dengan delapan objektif audit
yang berkaitan dengan transaksi

Auditor memiliki empat perhatian utama atas modal saham dan agio saham:

1. Pencatatan atas transaksi saham yang ada


2. Transaksi atas saham modal benar terjadi dan dicatat secara akurat
3. Modal saham telah dicatat secara akurat
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan

Auditor memiliki enam perhatian utama atas utang dividen:

1. Pencatatan atas dividen telah terjadi (occurrence)


2. Dividen yang ada telah dicatat (completeness)
3. Dividen telah dicatat secara akurat (accuracy)
4. Dividen telah dibayar ke pemegang saham (occurrence)
5. Utang dividen telah dicatat (compeleteness)
6. Utang dividen telah dicatat secara akurat (accuracy)

10.6. Cash and Financial Instrument

Dua metode utama menilai instrument keuangan:


1. Metode nilai wajar dimana perubahan nilai wajar terrefklesikan dalam akun laba
rugi, dan nilai wajar yang baru muncul di laporan neraca.
2. Metode biaya amortisasi dimana bunga yang diterima, dimasukkan dalam akun
laba rugi dan nilai dari aset keuangan tersebut diukur berdasarkan arus kas di masa
depan yang didiskonto dengan tingkat suku bunga efektif.

Genuine Accurate Complete


Aset keuangan Aset keuangan Aset keuangan Seluruh aset
merepresentasikan merefleksikan keuangan telah
nilai yang semua yang dicatat. Seluruh
sebenarnya dimiliki mempengaruhi nilai pengungkapan
oleh perusahaan valuasi baik itu mengenai aset
menggunakan nilai keuangan telah
wajar maupun biaya dibuat dalam
amortisasi laporan keuangan.
Piutang bunga dan Piutang bunga dalam Piutang bunga telah Seluruh piutang
perubahan nilai akun laba rugi telah dihitung bunga dan
wajar dari aset merepresentasikan berdasarkan perubahan dalam
keuangan nilai sesuai dengan ketentuan aset nilai wajar dalam
ketentuan aset keuangan. aset keuangan telah
keuangan. Perubahan dalam dicatat.
Perubahan dalam nilai wajar telah Seluruh
nilai wajar yang dihitung dengan pengungkapan
muncul dalam akun benar. terkait bunga pada
laba rugi telah Piutang bunga dan laporan keuangan
mewakilkan perubahan nilai dan perubahan pada
perubahan nilai yang wajar telah dicatat nilai wajar di dalam
sesungguhnya. dalam periode yang laporan keuangan
benar. telah diungkap
dengan benar.

You might also like