Professional Documents
Culture Documents
Final Work
Mata Kuliah:
Pengauditan 2
Dosen:
Aria Kanaka S.E., M.Ak../
Yanto S.E.,M.Ak.
Oleh :
Suryo Pujo Nagoro/1506720034
Gilbert Julio Wijaya/1506749716
Irfan Dwiramadhan Pebrianto/1506750320
Pada saat penyelesaian periode interim, auditor awas terhadap masalah utama
yang dihadapi oleh entitas dan akan mengadaptasi rencana audit dalam menghadapi risiko
yang tidak diantisipasi saat perencanaan sebelumnya.
Auditor melakukan diskusi dan memberikan saran kepada manajemen, agenda yang akan
didiskusikan:
Beberapa kelas dari pekerjaan audit yang hanya dilakukan pada akhir tahun:
a) Konfirmasi bank
b) Observasi penghitungan persediaan
c) Kontrak jangka panjang – tahapan penyelesaian
d) Sirkularisasi dari konsumen dan pemasok
e) Surat dari profesional lainnya (seperti pengacara, penaksir, geologis)
9.3 Bridging Work Between Conclusion of Interim Work and The Balance Sheet
Date
1. Tahap perencanaan untuk menunjukan critical area dimana risiko audit tinggi
2. Digunakan untuk prosedur substantif saat merespon atas risiko salah saji material
pada tingkat asersi
3. Saat sebelum audit selesai untuk mebantu auditor saat membuat konklusi terhadap
laporan finansial apakash sesuai dengan pengertian auditor terhadap entitas.
Auditor harus menentukan apakah perubahan yang terungkap dari hasil prosedur
analitik adalah hasil dari:
a) Eror
b) Perubahan praktik akuntansi
c) Perubahan kebijakan manajemen
d) Perubahan pada faktor komersial secara general
e) Perubahan pada faktor komersial secara general yang hanya memperngaruhi klien
f) Fraud
Auditor diperbolehkan untuk berpaling dari standar akuntasi pada situasi tertentu,
biasanya dalam rangka untuk mencapai gambaran yang benar dan wajar. Auditor wajib
melaporkan kepada badan yang berwenang atas hal tersebut jika auditor tidak punya
justifikasi untuk melakukannya.
Audit akan lebih efisien dan efektif dengan cara pertama mengidentifikasi asersi
manajemen dan memperhitungkan risiko inheren dan risiko kontrol. Beberapa asersi
terkait sistem akuntansi dan kontrol internal, beberapa lainnya terkait dengan asersi
laporan keuangan. Pendekatan yang dilakukan auditor dalam menilai angka pada laporan
keuangan adalah untuk memastikan bahwa angka tersebut genuine, accurate, complete.
Genuine dapat bermakna berbeda tergantung jenis aset atau liabilitas atau
pendapatan/beban, namun pada dasarnya memiliki arti bahwa angka pada laporan
keuangan telah didukung oleh transaksi nyata serta aset dan liabilitas yang nyata.
Contohnya pada piutang penjualan, genuine berarti jumlahnya benar-benar menjadi hak
perusahaan dan sebuah jasa/barang telah diberikan pada pelanggan.
Accurate berarti angka pada laporan keuangan telah dihitung dengan benar dan
memperhitungkan faktor-faktor yang relevan. Misal pada piutang penjualan, angka
valuasi telah merefleksikan harga yang wajar, perhitungan tagihan, dan perubahan nilai
tukar. Valuasi juga harus dilakukan menggunakan prinsip akuntansi yang relevan.
Akurasi juga berarti jumlah piutang benar-benar dapat ditagih dan provisi untuk estimasi
piutang tidak tertagih telah sesuai. Estimasi tersebut juga didasarkan pada kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi.
Complete bermakna bahwa angka pada laporan keuangan telah mencakup seluruh saldo
yang relevan. Misal pada piutang penjualan, complete berarti semua piutang telah dicatat
dan telah disiapkan dengan baik untuk disajikan dalam laporan keuangan. Untuk provisi
berarti semua provisi telah tercatat dan semua informasi terkait untuk memahami sifat
dan jumlah serta kemungkinan hasil telah diungkap.
“Tangible items that (a) are held for use in the production or supply of goods or services,
for rental to others, or for administrative purposes; and (b) are expected to be used during
more than one period.”
Kontrol untuk mengurangi dampak risiko inheren yang mempengaruhi asset tetap
Selain dari lingkungan kontrol yang memuaskan secara umum, terdapat kontrol di
bidang-bidang berikut, jika risiko kontrol ingin diminalkan:
3. Tidak diketahui potensi klaim terhadap produk baru yang kualitasnya jelek
6. Perusahaan biasanya memilki retur barang di atas rata-rata, jadi piutang penjualan
dan penjualan mungkin overstated
7. Staff baru pada bagian sales, sales accounting, dan credit control
Selain kontrol lingkungan secara general dibutuhkan kontrol pada penulisan dan
penghapusan saldo piutang penjualan, contohnya kebijakan mengenai perpindahan
barang/jasa kepada pihak ketiga, terms of trade, kewajiban konsumen mengenai
pengiriman barang. Selain itu kontrol untuk melindungi aset - piutang penjualan, seperti
penagihan terus-menerus, pernyataan dan surat pengingat berkala, diskon untuk
mempercepat pembayaran, pengurangan jumlah piutang, ageing statement, limit kredit.
Piutang penjualan berkaitan dengan akun-akun lain, auditor menganalisisi hubungan pada
laporan keuangan dan melihat apakah ada yang tidak masuk akal (analytical procedure).
Pada contoh kali ini dibahas mengenai analisis pada Sterndale plc. Analisis tersebut
menggunakan data penjualan pada tahun 2014 dan 2015. Dilihat hubungan dan proporsi
antara penjualan kas dan kredit, lalu dilihat kenaikan dan penurunannya serta kontribusi
grup produk.
Dari data tersebut diperlukan informasi yang lebih mendalam seperti contohnya mengenai
penyebab naiknya penjualan semua produk, penyebab penjualan kas meningkat
(disengaja/tidak), perubahan bauran produk, perlakuan terhadap saldo piutang setiap
periode, naiknya saldo kredit, waktu saat piutang menjadi wewenang bagian penagihan,
pelunasan piutang lebih lama dari tahun sebelumnya.
Dari reviu yang telah dilakukan auditor memunculkan beberapa isu yang harus dievaluasi
seperti memperhatikan pengendalian kas akibat naiknya penjualan kas, melihat
profitabilitas akibat perubahan bauran pemasaran, kemungkinan adanya akun dengan
saldo nol yang merupakan akun dorman, penurunan piutang penjualan pada bagian
penagihan, naiknya saldo kredit yang substansial, cut-off penjualan.
4. Akurasi cut-off
6. Clearing entries: Nota kredit untuk retur barang yang diklaim oleh konsumen
9. Apakah piutang penjualan berasal dari konsumen yang nyata dan jumlahnya
benar-benar terutang?
Dalam mengaudit PPE, akan sangat membantu untuk memisahkan tes ke dalam
kategori berikut:
1. Bandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
2. Hitung rasio asuransi dibayar dimuka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
3. Bandingkan cakupan polis asuransi individu dengan schedule asuransi yang
diperoleh dengan schedule tahun sebelumnya.
4. Bandingkan saldo asuransi dibayar dimuka untuk tahun berjalan berdasarkan
kebijakan per kebijakan dengan tahun sebelumnya.
5. Tinjau cakupan asuransi yang tercantum pada schedule asuransi dibayar dimuka
dengan klien resmi atau broker asuransi yang tepat.
a) Completeness: Properti-properti yang ada dimana akrual pajak telah tepat terdapat
pada jadwal akrual. Kegagalan memasukkan properti yang pajaknya harus akrual
akan mengecilkan kewajiban pajak properti
b) Accuracy: Pajak properti yang masih harus dibayar dicatat secara akurat.
Perhatian auditor adalah perlakuan konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun
1. Prosedur analitik
2. Test of control dan substantive test atas transaksi
3. Test of detail atas saldo akun:
analisis beban
analisis alokasi
Terdapat empat karakteristik dari akusisi modal dan siklus pembayaran kembali yang
mempengaruhi akun-akun tersebut:
Auditor memiliki empat perhatian utama atas modal saham dan agio saham: