You are on page 1of 15

PRAKTIKUM PROSES ENERGI

GASIFIKASI
LAPORAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses Energi II

Tanggal Praktikum : 17 April 2018


Tanggal Laporan : 04 Mei 2018
Dosen Pembimbing : Annisa Syafitiri, S.ST, M.K.

Kelompok :5
Anggota Praktikan : Beta Salsabila A. H (151734004)
Cipta Tri Satria B (151734005)
Putri Hanifah S (151734021)

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK KONSERVASI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang jumlahnya
melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau diubah ke dalam
bentuk cair atau gas. Potensi bioenergi yang berasal dari limbah biomassa di
Indonesia diperkirakan mencapai 49,810 MW. Berdasarkan data yang ada,
pemanfaatan biomassa hingga saat ini baru mencapai 1,618 MW atau sekitar
3,25% dari potensi yang ada.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin
tingginya akan kebutuhan konsumsi energi. Saat ini konsumsi energi terbesar
masih menggunakan bahan bakar fosil. Indonesia merupakan negara agraris
yang memiliki lahan pertanian yang luas dan ditanami produk-produk pertanian
yang beragam. Produk pertanian tersebut meninggalkan limbah, limbah
pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi diantaranya adalah
bonggol jagung. Data Badan Pusat Statistik No. 20/03/Th. XVI, 1 Maret 2013
menyebutkan, produksi jagung Indonesia pada tahun 2012 mencapai 19,38 juta
ton pipilan kering. Untuk memaksimalkan manfaat kandungan energi dari
limbah bonggol jagung, maka diperlukan suatu penelitian dan percobaan untuk
dapat mengkonversi menjadi sebuah energi yang lebih besar. Teknik
memanfaatkan energi biomassa dari bonggol jagung adalah dengan gasifikasi.

1.2. Tujuan
1. Menjelaskan prinsip kerja gasifikasi.
2. Mengidentifikasi parameter yang terlibat dalam proses gasifikasi.
3. Menentukan kinerja proses gasifikasi dengan equivalence ratio (ER)
tertentu:
temperatur maksimum yang dicapai
waktu untuk mencapai temperatur maksimum
kandungan syngas
intensitas energi dan/atau efisiensi termal
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Biomassa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis,


baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain tanaman,
pepohonan, rumput, umbi limbah pertanian, dan limbah hutan. Selain
digunakan untuk tujuan primer seperti serat, bahan pangan, pakan ternak,
minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan
sebagai bahan energi (bahan bakar). Salah satu biomassa yang dapat
dimanfaatkan dalam proses gasifikasi adalah limbah bonggol jagung. Pada
proses gasifikasi limbah bonggol jagung dibakar didalam gasifier dan
menghasilkan produk syngas dan gas panas dengan nilai kalori 4000-4500
Kcal/kg. Produk syngas tersebut adalah H₂, CO, dan CH₄, yang dapat
dimanfaatkan menjadi gas bakar. Proses pembentukan gas pada sistem ini
merupakan kelanjutan dari proses pirolisa dimana reaksi yang terjadi adalah
(Higman and Burgt, 2003):

C + CO₂ → 2CO

C + H₂O → H₂ + CO

C + 2H₂ → CH₄

Pada fase gas beberapa reaksi tambahan dapat terjadi :

CO + H₂O → CO₂ + H₂

CO + 3H₂ → CH₄+H₂O

2.2. Konsep Dasar Gasifikasi

Secara umum, terdapat 3 (tiga) rute konversi termal biomassa yaitu melalui
pembakaran menggunakan udara berlebih, gasifikasi menggunakan udara
parsial, serta pirolisis dan hidrotermal. Dari ketiga rute tersebut, rute yang
dapat digunakan untuk menghasilkan gas produser (syngas) dengan kandungan
utama CO dan H2 adalah rute gasifikasi. Kedua jenis bahan bakar tersebut
kemudian dapat digunakan untuk dikonversi menjadi bahan kimia lainnya.
Proses konversi biomassa menjadi gas umpan dengan kandungan utama gas
H2 dan CO terjadi di dalam reaktor gasifikasi. Karakteristik yang membedakan
berbagai jenis biomassa dinyatakan dalam bentuk analisis proksimat dan
elemental. Selain analisis proksimat dan elemental, kandungan energi dalam
biomassa merupakan karakteristik yang penting dalam penentuan umpan
gasifikasi. Kandungan energi dapat dinyatakan sebagai Higher Heating Values
(HHV), mencakup panas kondensasi air yang terbentuk pada pembakaran
biomassa. Semakin tinggi nilai HHV, biomassa tersebut akan lebih disukai
sebagai umpan gasifikasi. Apabila tidak diperoleh informasi mengenai
kandungan energi biomassa, nilai HHV dapat dihitung menggunakan korelasi
yang diberikan oleh Channiwala dan Parikh (2001). Korelasi tersebut
memberikan hubungan antara HHV dengan komposisi atom-atom C, H, O, N,
S, dan Ash yang terdapat dalam hasil analisis ultimat biomassa. Korelasi
tersebut dinyatakan dalam Persamaan (1). Hasil perhitungan HHV memiliki
satuan MJ/kg.

𝐻𝐻𝑉 = 0,3491𝐶 + 1,1783𝐻 + 0,1005𝑆 – 0,1034𝑂 – 0,0151𝑁 – 0,0211𝐴 ...(1)

C : komposisi karbon (% berat)

H : komposisi hidrogen (% berat)

O : komposisi oksigen (% berat)

N : komposisi nitrogen (% berat)

A : komposisi abu (% berat)


Parameter lain yang dapat digunakan sebagai perbandingan adalah kandungan
air dalam biomassa. Biomassa dengan kandungan air di bawah 15% lebih
disukai karena pengoperasian gasifier menjadi lebih ekonomis. Hamelinck dkk
(2003) menyatakan bahwa efisiensi gasifikasi berbanding terbalik dengan
kandungan air biomassa. Kandungan energi ketiga jenis biomassa yang dihitung
menggunakan data pada Tabel dan persamaan (1) adalah sebagai berikut:
Tandan kosong kelapa sawit = 17,75 MJ/kg;
Janggel jagung = 16,97 MJ/kg;
Sekam padi = 14,91 MJ/kg.

2.3. Zona Proses Gasifikasi


Terdapat empat bagian tempat pada proses gasifikasi dalam pembuatan gas
bahan bakar, yaitu (Rinovianto, 2012):
1. Proses Pengeringan Bahan Bakar (Driying of Fuel Process), Pada reaksi ini,
bahan bakar yang mengandung air akan dihilangkan dengan cara diuapkan
dan dibutuhkan energi yang besar untuk melakukan proses tersebut sehingga
cukup menyita waktu operasi.
2. Proses Pirolisis (Pyrolisis Process),Pada Pirolisis, pemisahan volatile
matters (uap air, cairan organik, dan gas yang tidak terkondensasi) dari
padatan karbon bahan bakar menggunakan panas yang diserap dari proses
oksidasi sehingga pirolisis disebut juga gasifikasi parsial.
3. Proses Pembakaran (Combustion Process), Proses Pembakaran adalah
mengoksidasi kandungan karbon dan hidrogen yang terdapat dalam bahan
bakar dengan reaksi endotermik, sedangkan gasifikasi mereduksi hasil
pembakaran menjadi gas bakar dengan reaksi endotermik.
4. Proses Reduksi (Reduction Process), Reaksi reduksi suatu rangkaian reaksi
endotermik yang panasnya diproduksi dari proses pembakaran. Pada reaksi
ini, arang yang dihasilkan melalui reaksi pirolisis tidak sepenuhnya karbon
tetapi juga mengandung hidrokarbon yang terdiri dari hidrogen dan oksigen.
Untuk itu, agar dihasilkan gas mampu bakar seperti hidrogen dan karbon
monoksida, maka arang tersebut harus direaksikan dengan air dan karbon
dioksida.
Menurut van der Drift A., Boerrigter H., Coda B., Cieplik M.K., dan Hemmes
K. (2004), gasifikasi biomassa dengan bantuan udara secara teoritis berjalan
melalui 3 tahapan sebagai berikut:
Tahap I: Oksidasi
𝐶 + 𝑂2 = 𝐶𝑂2 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 (2)
𝐻 + 𝑂2 = 𝐻2𝑂 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 (3)
Tahap II: Pirolisis
𝐶6𝐻10𝑂5 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐶x𝐻z + 𝐶𝑂 (4)
𝐶6𝐻10𝑂5 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐶n𝐻m𝑂y (5)
Tahap III: Reduksi dan Gasifikasi
𝐶𝑂2 + 𝐶 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 2𝐶𝑂 (6)
𝐻2𝑂 + 𝐶 + 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐻2 + 𝐶𝑂 (7)
Hasil gas yang diperoleh dapat bervariasi bergantung pada equivalence ratio
(ER). ER diperoleh dari pembagian rasio molar Oksigen (atau udara) aktual
terhadap biomassa, dibandingkan dengan rasio molar Oksigen (atau udara)
stoikiometrik terhadap biomassa.
Gasifikasi terhadap biomassa akan dapat menghasilkan panas, dengan efisiensi
termal:
BAB III
METODA PENGUJIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilaksanakan pada :
Waktu : 13.00 – 17.00 WIB
Tanggal : Selasa, 17 April 2018
Tempat : Lab Tegangan Tinggi Energi Terbarukan, Jurusan Teknik
Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung

3.2. Alat dan Bahan


NO NAMA ALAT DAN BAHAN GAMBAR ALAT

Seperangkat Alat Reaktor


1.
Gasifikasi

2. Thermocouple

3. Sarung Tangan Anti Panas


4. Anemometer

5. Pematik Api

6. Masker

7. Spirtus

8. Bonggol Jagung

9. Air
10. Arang

11. Stopwatch

3.3. Prosedur Percobaan


1) Buat rangkaian sistem gasifikasi dari komponen pendukungnya. Pastikan
katup masukan udara dan keluaran gas buang terbuka.
2) Timbanglah 1 kg bahan bakar biomassa, bisa berupa tongkol/janggel jagung,
serphan kayu, batok kelapa, dll
3) Masukkan bahan bakar biomassa ke dalam reaktor gasifikasi
4) Inisiasi pembakaran dengan menyalakan arang hingga menjadi bara dengan
bantuan awal methanol dan aliran udara pelan untuk pembakaran awal.
5) Setelah bara terbentuk, tutuplah reaktor gasifikasi dengan rapat, dan mulai
atur laju alir udara yang dialirkan kompresor melalui pengaturan rpm, sesuai
dengan ER yang diinginkan.
6) Amati dan identifikasi kenaikan Temperatur dalam reaktor gasifikasi, hingga
temperatur maksimum. Posisi katup outlet gas buang pastikan terbuka.
7) Catat waktu yang diperlukan untuk mencapai T maksimum gasifikasi.
8) Setelah T maksimum tercapai, segera tutup katup masukan udara dan katup
keluaran gas buang.
9) Tunggu beberapa saat hingga indikator menunjukkan gas terkumpul, yaitu air
di bagian bawah reaktor bergelegak (menandakan gas menekan air). Lalu
buka katup keluaran, hingga gas dialirkan ke container penampung (ban
bekas).
10) Setelah tekanan tidak dirasakan lagi, tutup kembali hingga terjadi hal di no.
9 (bila masih terdapat potensi gas yang diproduksi). Lakukan hal yang sama.
11) Lakukan hingga gas habis terbentuk. Pastikan tutup rapat container
pengumpul syngas.
12) Tunggu hingga dingin, dan timbang kembali sisa bahan bakar tersisa dan
abu yang terbentuk. 13) Lakukan pengukuran kandungan synthetic gas yang
terkumpul. 14) Lakukan prosedur yang sama untuk variasi ER yang lain.
Gambar rangkaian peralatan

3.4. Pertanyaan
1) Buatlah profil Temperatur gasifikasi terhadap waktu dengan interpretasinya!
2) Tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur maksimum!
3) Tentukan volume produk yang dihasilkan dan konsentrasinya!
BAB IV
DATA PERCOBAAN

4.1. Data Pengamatan


Profile Visual Asap
T (°C) Waktu
Waktu Waktu
Flow Massa Munculnya
Munculnya
Udara Biomass Tar
Asap Putih Keterangan
(m/s) Menit Tdalam 1 Tdalam 2 Tluar (gram) Pertama
Jam Pertama
ke- (menit ke-)
(menit ke-)
14:34 1 49 - 27.8
14:35 2 147 - 29.5
14:36 3 380.2 - 34.2
14:37 4 495.9 - 41.2
14:38 5 655 - 49.4
14:39 6 979.2 - 57.8 Abu muda
2.5 14:40 7 695.4 - 45.1 290 4 dan sedikit 6
14:41 8 626.3 - 41.5 pudar
14:42 9 543.9 - 39.1
14:43 10 491 - 38.2
14:44 11 444.8 - 35.6
14:45 12 410.9 - 34.8
14:46 13 382,2 - 34.6

Keterangan :
T dalam 1 : Temperature dalam gasifier
T dalam 2 : Temperature yang terlihat pada thermometer yang berada di luar
T luar : Temperature yang mengukur suhu cerobong asap keluaran

Grafik Temperature Terhadap Waktu


1200 70
Temperature T dalam (°C)

Temperature T luar (°C)

1000 60
50
800
40
600
30
400
20
200 10
0 0
0 2 4 6 8 10 12 14
Menit ke-

T Dalam T Luar
LAMPIRAN

Praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2008. Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi dengan Bahan
Bakar Biomassa (Bonggol Jagung).http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/618/
jbptitbpp-gdl-rizaazhari-30855-3-2008ta-2.pdf (02 Mei 2018)

Arsia, Tiin. 2011. Tungku Biomassa Berbasis Gasifikasi.


http://ansablo.blogspot.co.id/2011/11/tungku-biomassa-berbasis-gasifikasi
.html (02 Mei 2018)

Bassu, P., Biomass Gasification and pyrolisis : Practical Design. UK : Elsevier,


2010.

Higman, C.; Burgt, M., Gasification. Publishing: Gulf Profesional., 2003.

You might also like