Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Epidemiologi
29
atherosklerosis ini. Selain itu faktor lain seperti bertambahnya usia, merokok,
dislipidemia, dan hipertensi dapat meningkatkan risiko terjadinya PAD.
Selain itu, menariknya terdapat hubungan antara PAD dan ras. Penelitian
mengenai hubungan dua variabel ini masih minim. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa PAD lebih sering terjadi pada pasien kulit hitam. Salah satu
penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan CHS. Penelitian tersebut
menggunakan 5084 sampel yang bertempat tinggal di United States, ditemukan
ras kulit hitam berhubungan dengan PAD. Penelitian pada 933 wanita kulit hitam
dengan usia ≥65 tahun memiliki PAD (36,3%) dibanding non PAD (24,8%).
Sebuah studi di Honolulu, Hawai melaporkan bahwa ras Asia memiliki prevalensi
yang lebih rendah dibanding ras non-hispanic white. Penelitian yang dilakukan di
Jepang pada populasi berusia >40 tahun mendukung hal tersebut. Data lain
tentang PAD di Asia yang dilakukan terhadap 3280 populasi sampel ras Melayu di
Singapura berusia 40-80 tahun, menunjukkan bahwa prevalensi PAD adalah
10.4% (95% CI: 8.3%-13.0%) dengan faktor risiko di antaranya adalah usia tua
(OR 1.05; 95% CI: 1.01-1.09, per year increase), wanita (OR 4.18; 95% CI: 1.67-
10.43), perokok (OR 2.55; 95% CI: 1.05-6.20), tekanan darah tinggi (OR 1.28;
95% CI: 1.13-1.45), riwayat infark miokardium (OR 3.69; 95% CI: 1.79-7.61) dan
stroke (OR 3.06 95% CI: 1.25-7.50).
29
Nyeri yang dirasakan dikenal sebagai klaudikasi intermiten yaitu nyeri ketika
berjalan dan berkurang dengan istirahat.
29
Chronic Limb Ischemia (CLI) adalah nyeri pada ekstremitas bagian bawah
saat istirahat, sebagian dirasakan saat berbaring di tempat tidur pada malam hari
atau adanya ulcer disertai atau tanpa disertai nekrosis jaringan. Penanganan
agresif sering dilakukan seperti amputasi. Pasien dengan ABI < 0.5 sering
dilakukan tindakan amputasi. Pada pasien ulser dilakukan penanganan dengan
revaskularisasi, debridement, kontrol infeksi dan penyembuhan luka. Pasien
dengan ulser ditemukan dengan DM (70.4%).
29
dibandingkan dengan kanker payudara atau Hodgkin’s disease, serta angka
kematian 10 tahun pada pria sebesar 61,8% setelah 10 tahun pada pria dengan
PAD dibandingkan 16,9% pada pria normal, dan 33,3 % kematian setelah 10
tahun pada wanita PAD dibandingkan 11,6% pada wanita tanpa PAD..6
1.3 Patogenesis
29
pengerasan arteri. Sedangkan tipe VIII adalah lesi fibrotic yaitu lesi yang
predominan terdiri dari kolagen.
1.4 Diagnosis
Ankle Brachial Index (ABI) adalah tes skrining vaskular yang mudah
dilakukan. Tes ini non invasif dan dapat mengkonfirmasi adanya PAD. ABI
memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang sangat baik untuk mendeteksi PAD.
Selain itu, dapat digunakan untuk menentukan prognosisnya.
Pengukuran ABI ini dapat digunakan secara serial untuk memonitor
perjalanan penyakit. ABI memberikan informasi yang berguna untuk screening
awal sehingga dapat mengurangi keparahan penyakit. ABI merupakan
pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan oleh ACCF/AHA sebagai alat
diagnosis PAD.
Batas ABI yang digunakan untuk diagnosis PAD adalah ≤ 0,9. Batas ini
menurut penelitian memiliki sensitifitas dan spesifisitas >90% untuk
mendiagnosis PAP dibandingkan dengan angiografi. Sensitifitas dari ABI untuk
mendiagnosis PAP dengan >50% stenosis adalah 95%, dan spesifisitasnya 100%.
Pada penelitian meta analisis terbaru, sensitifitas dan spesifisitas pada ABI <0,90
untuk diagnosis PAP adalah 75% dan 86%. Pada pasien dengan DM, pasien
dengan lesi distal pada orang tua, dan pasien dengan stenosis ringan kurang dari
75%, diagnosis dengan nilai ABI menurun.
Walaupun sudah terdapat tes screening ABI yang non invasive dan simpel,
PAD tetap menjadi kasus yang terlambat ditemukan dan ditangani. Hal ini
disebabkan oleh gejala yang tidak segera dirasakan oleh pasien dan kurangnya
pemanfaatan alat screening.
Hasil screening dengan menggunakan ABI tidak jelas pada pasien dengan
PAD yang kurang berat atau kalsifikasi. ABI kurang dapat mengevaluasi PAD
pada orang tua dengan medial sclerosis. ABI dapat memberikan hasil negative
palsu pada pasien dengan stenosis aortailiaka moderate atau kolateral ekstensif.
1.5 Penanganan
29
Penangan pasien PAD memiliki tujuan sebagai berikut: 1) mengurangi
mortalitas kardiovaskular pada populasi berisiko tinggi, 2) meningkatkan kualitas
hidup pada klaudikatio berat, dan 3) menurunkan kemungkinan amputasi pada
pasien dengan CLI. Pengobatan PAD adalah: 1) untuk mengurangi gejala dan
meningkatkan kualitas hidup, dan 2) untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
kardiovaskular
29