Professional Documents
Culture Documents
Materi II Perkuliahan MANDIRI Mhs BIOLOGI III (angk.2011) tahun akademik 2012/2013 :
ALKANA, ALKENA, ALKUNA
Dari berbagai unsur-unsur kimia yang kita kenal, ada satu unsur yang cakupannya sangat luas
dan pembahasannya sangat mendalam yakni KARBON. Karbon mempunyai nomor atom 6
sehingga jumlah elektronnya juga 6, dengan konfigurasi 6C = 2, 4. Dari konfigurasi elektron ini
terlihat atom C mempunyai 4 elektron valensi (elektron pada kulit terluar).Untuk memperoleh 8
elektron (oktet) pada kulit terluarnya (elektron valensi) dibutuhkan 4 elektron sehingga masing-
masing elektron valensi mencari pasangan elektron dengan atom-atom lainnya. Kekhasan atom
karbon adalah kemampuannya untuk berikatan dengan atom karbon yang lain membentuk rantai
karbon. Bentuk rantai-rantai karbon yang paling sederhana adalah Hidrokarbon. Hidrokarbon
hanya tersusun dari dua unsur yaitu Hidrogen dan Karbon.
Berdasarkan jumlah atom C lain yang terikat pada satu atom C dalam rantai karbon, maka atom
C dibedakan menjadi :
a. Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat satu atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat dua atom C yang lain.
c. Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat tiga atom C yang lain.
d. Atom C kwarterner, yaitu atom C yang mengikat empat atom C yang lain.
• Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus/terbuka yang jenuh (ikatan
tunggal/alkana) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap/alkena atau alkuna).
• Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).
• Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang
mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian
(konjugasi)
Berdasarkan ikatan yang ada dalam rantai C-nya, senyawa hidrokarbon alifatik dibedakan atas :
1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)
Keterangan : n = 1, 2, 3, 4, .......dst
ALKANA (Parafin)
adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja. sering
disebut sebagai hidrokarbon jenuh....karena jumlah atom Hidrogen dalam tiap2 molekulnya
maksimal. Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena menjadi dasar penamaan senyawa2
karbon lainnya.
Sifat-sifat Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu
adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah...dan bila jumlah atom C sama maka yang
bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Rumus umumnya CnH2n+2
Sifat kimia
Alkana merupakan senyawa nonpolar yang tidak bereaksi dengan sebagian besar pereaksi. Hal
ini disebabkan alkana memiliki ikatan sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu
alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan unsur-unsur halogen.
Apabila jumlah oksigen tersedia cukup memadai alkana akan teroksidasi sempurna menjadi
karbon dioksida dan uap air serta pelepasan sejumlah energi panas. Apabila jumlah oksigen yang
tersedia tidak mencukupi, hasil reaksi yang diperoleh berupa karbon monooksida dan uap air.
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dikatalisis oleh panas atau sinar ultraviolet. Dari reaksi
tersebut terjadi pergantian 1 atom H dari alkana terkait. Namun apabila halogen yang tersedia
cukup memadai atau berlebih, maka terjadi pergantian lebih dari satu atom bahkan semua atom
H digantikan oleh halogen. Berdasarkan penelitian laju pergantian atom H sebagai berikut H3 >
H2 > H1. Reaksi pergantian atom dalam suatu senyawa disebut reaksi subtitusi.
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang
sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2
atau dengan kata lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor
cabangnya sama.
n Rumus Nama
1. CH4 = metana
2 . C2H6 = etana
3 . C3H8 = propana
4. C4H10 = butana
5. C5H12 = pentana
6. C6H14 = heksana
7. C7H16 = heptana
8. C8H18 = oktana
9. C9H20 = nonana
10. C10H22 = dekana
11. C11H24 = undekana
12. C12H26 = dodekana
1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada dua atau
lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya ditulis
nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran
ana dengan akhiran il (alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya sama
disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah seluruh cabang
tersebut. Nomor atom C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada
(jumlah nomor yang dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta =
5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil lebih
dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang. Apabila letak
cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :
• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
• Bahan bakar
• Pelarut
• Sumber hidrogen
• Pelumas
• Bahan baku untuk senyawa organik lain
• Bahan baku industri
Alkana-alkana penting sebagai bahan bakar dan sebagai bahan mentah untuk mensintesis
senyawa-senyawa karbon lainnya. Alkana banyak terdapat dalam minyak bumi, dan dapat
dipisahkan menjadi bagian-bagiannya dengan distilasi bertingkat. Suku pertama sampai dengan
keempat senyawa alkana berwujud gas pada temperatur kamar. Metana biasa disebut juga gas
alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga/industri. Gas propana, dapat
dicairkan pada tekanan tinggi dan digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG
(liquified petroleum gas). LPG dijual dalam tangki-tangki baja dan diedarkan ke rumah-rumah.
Gas butana lebih mudah mencair daripada propana dan digunakan sebagai “geretan” rokok.
Oktana mempunyai titik didih yang tempatnya berada dalam lingkungan bahan bakar motor.
Alkana-alkana yang bersuhu tinggi terdapat dalam kerosin (minyak tanah), bahan bakar diesel,
bahan pelumas, dan parafin yang banyak digunakan untuk membuat lilin.
ALKENA (Olefin)
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-)
Sifat-sifat Alkena
• Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
• Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
• Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur --> 2-metil-2-butena)
• Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
• Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %)
• Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
Rumus umumnya CnH2n
Sifat Fisika
Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa jenis
lebih kecil dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol.
Pada temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas.
Sedangkan Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada
suhu kamar.
Sifat kimia
Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus fungsi.
Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan
rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai dengan
putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus
tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah,
apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.
ALKUNA
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3 (–C≡C–). Sifat-nya
sama dengan Alkena namun lebih reaktif.
Tata namanya juga sama dengan Alkena. namun akhiran -ena diganti -una
Kegunaan Alkuna sebagai :
• etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
• untuk penerangan
• Sintesis senyawa lain.
* Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung lima
atau lebih atom karbon berwujud gas.
* Memiliki massa jenis lebih kecil dari air.
* Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang non polar seperti eter,
benzena, dan karbon tetraklorida.
* Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom karbon, tetapi makin rendah
apabila terdapat rantai samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna sedikit lebih
tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir sama.
Sifat kimia
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran
Kegunaan Alkuna
* etuna (asetilena) Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja atau untuk memotong
logam. Reaksi pembentukan etuna (asetilena) :
Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu
unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)