You are on page 1of 18

A.

Pengambilan Darah Vena (Makrosampling)


 Tujuan: Untuk mengetahui cara dan teknik pengambilan darah
dalam skala besar (> 1 mL) melalui pembuluh darah vena dengan
baik dan benar.
 Prinsip: Darah diambil pada pembuluh darah vena dengan cara
menusuk pembuluh darah dengan disposable syringe (spuit). Pada
penusukan yang tepat darah akan keluar, maka disposable syringe
(spuit) ditarik secara perlahan untuk mendapatkan volume yang
diinginkan.
 Alat: disposable syringe (spuit), tabung vakum, kapas alkohol
70%, tourniquet, plester.
 Bahan: Darah
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan pendekatan pada pasien dengan tenang dan ramah
serta membuat pasien senyaman mungkin.
3. Menanyakan nama, usia, alamat kepada pasien dan
mencocokkan data sesuai dengan lembar permintaan (Blanko).
4. Memverifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi
obat. Mencatat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa,
dan lain-lain.
5. Meminta pasien untuk meluruskan lengan dan mengepalkan
tangan.
6. Memasang tourniquet ± 3 jari diatas vena pasien.
7. Memilih daerah tusukan yang tepat dengan meraba (palpasi)
tangan pasien untuk memastikan letak vena.
8. Mengusap daerah tusukan dengan kapas alkohol dan
menunggu kering.
9. Menusuk daerah tusukan dengan posisi lubang jarum
menghadap ke atas.
10. Jika darah terlihat keluar pada pangkal jarum, maka tarik pada
penarik disposable syringe (spuit) secara perlahan hingga
didapatkan volume darah sesuai dengan kebutuhan.
11. Melepaskan tourniquet dan meletakkan kapas alkohol diatas
daerah tusukan, lalu menarik disposable syringe (spuit) secara
perlahan dan menekan pada daerah tusukan. Kemudian
menutup daerah tusukan dengan plester.
12. Meletakkan darah pada tabung vakum dan membuang spuit
yang telah digunakan pada sampah medis.

B. Pengambilan Darah Kapiler (Mikrosampling)


 Tujuan: Untuk mengetahui teknik pengambilan darah dalam skala
kecil (> 1 mL) melalui pembuluh darah kapiler dengan baik dan
benar.
 Prinsip: Darah dari pembuluh darah kapiler difiksasi dengan kapas
alkohol, lalu ditusuk dengan autoclick dan darah boleh digunakan
untuk melakukan pemeriksaan.
 Alat: Autoclick, lancet, kapas alkohol, kapas kering.
 Bahan: Darah.
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengusahakan agar pasien dalam posisi yang nyaman.
3. Memfiksasi jari manis pasien dengan kapas alkohol dan
sekali usapan dari dalam keluar. Lalu menunggu fiksasi
hingga kering.
4. Memegan bagian tersebut supaya tidak bergerak dan
menekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
5. Menempalkan autoclick ke jari manis pasien yang sudah
difiksasi.
6. Menekan penekan autoclick dan mengusap darah pertama
yang keluar dengan kapas kering. Untuk tetes berikutnya
boleh dipakai untuk pemeriksaan.
7. Menutup daerah luka pasien, dimana pasien diminta
menekan dengan ibu jari daerah luka tersebut dengan kapas
alkohol.

C. Penggolongan Spesimen Darah


Pengumpulan sampel darah dilakukan dengan cara mengambil pada
pembuluh darah vena atau arteri. Tergantung pemeriksaan yang akan
dilakukan. Misalnya pemeriksaan Gas darah (BGA) membutuhkan darah
yang diambil dari pembuluh darah arteri. Pemeriksaan kimia klinik
membutuhkan darah yang diambil dari pembuluh darah vena dll. Darah
vena diambil dengan cara makrosampling. Kemudian darah yang
didapatkan dimasukkan dalam tabung vakum dengan penggolongannya
sebagai berikut :
1. Tabung bertutup biru merupakan tabung yag berisi antikoagulan

Na.Citrat 3,8 % . dan digunakan untu pemeriksaan faal hemostatik

seperti PPT, APTT.


2. Tabung bertutup merah merupakan tabung plain atau tidak berisi anti

koagulan dan digunakan dalam pemeriksaan kimia klinik.


3. Tabung bertutup ungu. Merupakan tabung yang berisi antikoagulan

EDTA dan digunakan dalam pemeriksaan darah lengkap dan HbA1C.

D. Pengumpulan spesimen
I. Sampel Urine
Urine pasien ditampung pada pot sampel yang bersih, bermulut lebar,

dan bertutup. Pada pot ditulis nama pasien dan jenis pemeriksaan

yanga akan dilakukan agar tidak tertukar.


Macam-Macam Urine:
a. Urine Pagi
Yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan dan ditampung pada

pagi hari setelah bangun tidur.


b. Urine Sewaktu
Yaitu urien yang dikeluarkan dan ditampung pada satu waktu

kapan saja yang tidak ada waktu penentuan khusus.


c. Urine PP (Post Prandial)
Yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan kurang lebih 2 jam

setelah makan.
d. Urine 24 Jam
Yaitu urine yang ditampung dengan cara seperti contoh: jam 7

pagi pasien mengeluarkan urine pertama yang dibuang hingga

kandung kemih kosong, lalu urine berikutnya hingga jam 7

pagi esok harinya ditampung dan dicampur dalam satu wadah

besar.
e. Urine Kateter
Yaitu urine yang diambil dnengan menggunakan selang.
f. Urine Suprapubik
Yaitu urine yang diambil dengan punksi suprapubik. langsung

ke kandung kemih.
g. Urine Timed Spesimen
Yaitu urine yang diambil dan ditampung pada waktu yang

ditentukan.
II. Sampel Feses

Syarat Umum :

1. Hindari kontak faeces dengan urine atau air.


2. Beritahu pasien cara pengambilan sampel feses yang meliputu :
a. Hindari kontaminasi pot tinja.
b. Isi pot tinja maksimum setengahnya.
c. Sampel feses harus cukup jumlahnya (±1 ruas jari tangan/1

sendok makan) agar tidak cepat kering dan cukup untuk

dilakukan pemeriksaan ulangan.


3. Pot tinja sebaiknya terbuat dari plasrik, bermulut lebar dan

berulir.

Cara Pengumpulan:

1. Beri label pada pot.


2. Feses tidak boleh tercampur air,urine atau tanah.
3. Feses sebaiknya dikeluarkan di pispot. Bila di kloset, maka

diinstruksikan pasien untuk keluarkan feses di bagian leher

kloset yang datar, alasi dengan selembar tisu terlebih dahulu.


4. Ambil feses di bagian atas dan 3 lokasi berbeda. Ambillah

bagian yang mengandung darah, lendir dan bagian yang

normal.
5. Masukkan dalam plastik.
6. Sampel harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa

(30 menit setelah pengambilan sampel). Jika sampel tidak

segera dikirim ke laboratorium simpan tidak segera dikirim ke

laboratorium simpan pada suhu 2-80 C.

III. Sampel Sputum


Pasien diberi tiga pot sampel yang bersih, bermulut lebar, dan bertutup

rapat. Pot sampel diberi kode berdasarkan waktu pengambilan yaitu

Sewaktu 1, pagi, dan sewaktu 2.


Penjelasan:
a. Sewaktu 1 (S1): yaitu dahak sewaktu yang dikeluarkan pada hari

itu juga. Jika pasien ingin mengeluarkan dahak atau sputum,

maka diatmpung pada pot sampel yang berkode S1 atau sewaktu

1.
b. Pagi (P): yaitu dahak pagi yang dikeluarkan oleh pasien ketika

pasien bangun tidur pada pagi hari dan ingin mengeluarkan dahak

atau sputum. Tanpa adanya dipicu dengan makan atau minum

terlebih dahulu. Dahak atau sputum ditampung pada pot sampel

yang berkode P atau pagi.


c. Sewaktu 2 (S2): yaitu dahak yang dikeluarkan pada saat siang

hari dimana sampel tersebut mau dikirim ke laboratorium, pasien

mengeluarkan dahak terlebih dahulu dan ditampung pada pot

sampel yang berkode S2 atau sewaktu 2.

E. Pemeriksaan Bleeding Time (BT)


 Metode: Duke
 Tujuan: Untuk mengetahui waktu yang diperlukan pada perdarahan
yang dibuat hingga tidak terjadi lagi perdarahan.
 Prinsip: Mengukur masa perdarahan pada cuping telinga lalu
tetesan darah diserap kertas saring setiap 30 detik dan dihitung
waktu hingga perdarahan berhenti.
 Alat: kertas saring atau hypavix, kapas alkohol, lancet, autoclick,
stopwatch atau jam.
 Bahan: Darah
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membersihkan bagian cuping telinga dengan kapas alkohol
dan membiarkan kering.
3. Menusuk bagian cuping telinga dengan autoclick yang
sudah diisi dengan lancet.
4. Menjalankan stopwatch ketika darah sudah mulai keluar.
5. Menghapus tetesan darah pertama dengan kertas saring dan
menghapus tetesan darah selanjutnya setiap 30 detik.
6. Menghentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar lagi.
 Nilai Normal: 1-3 menit.

F. Pemeriksaan Clothing Time (CT)


 Metode: Lee dan White
 Tujuan: Untuk mengetahui waktu pembekuan darah dengan
metode Lee dan White.
 Prinsip: waktu pembekuan darah diukur sejk darah keluar dari
pembuluh darah hingga terjadi bekuan dalam suatu kondisi
spesifik.
 Alat: Tabung reaksi sebanyak 3 buah, stopwatch, disposable
syringe (spuit) 3 mL, kapas alkohol, tourniquet.
 Bahan: Darah
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meminta pasien untuk meluruskan lengan dan mengepalkan
tangan.
3. Memasang tourniquet ± 3 jari diatas vena pasien.
4. Memilih daerah tusukan yang tepat dengan meraba
(palpasi) tangan pasien untuk memastikan letak vena.
5. Mengusap daerah tusukan dengan kapas alkohol dan
menunggu kering.
6. Menusuk daerah tusukan dengan posisi lubang jarum
menghadap ke atas.
7. Jika darah terlihat keluar pada pangkal jarum, maka
nyalakan stopwatch dan tourniquet dilonggarkan. Lalu
menghisap darah secara perlahan hingga 3 mL
8. Mencabut disposable syringe (spuit) lalu melepaskan jarum
(Needle) dari disposable syringe (spuit). Kemudian
memasukkan secara perlahan darah ke dalam tiga tabung
melewati dinding tabung masing-masing 1 mL.
9. Tepat 5 menit, mengangkat tabung pertama dan
dimiringkan 45. Mengulangi tindakan serupa selang setiap
30 detik hingga terjadi bekuan yang sempurna dimana
dimiringkan 90 tanpa ada tumpahan darah. Lalu mencatat
hasil waktunya.
10. Pada 30 detik berikutnya mengangkat tabung kedua dan
dimiringkan 45. Mengulangi tindakan serupa selang setiap
30 detik hingga terjadi bekuan yang sempurna dimana
dimiringkan 90 tanpa ada tumpahan darah. Lalu mencatat
hasil waktunya.
11. Selang 30 detik berikutnya mengangkat tabung ketiga dan
dimiringkan 45. Mengulangi tindakan serupa selang setiap
30 detik hingga terjadi bekuan yang sempurna dimana
dimiringkan 90 tanpa ada tumpahan darah. Lalu mencatat
hasil waktunya.
12. Melaporkan waktu pembekuan pada tabung ketiga sebagai
hasil pemeriksaan.
 Nilai Normal: 9-15 menit

G. Pemeriksaan Prothrombin Time (PTT)


 Tujuan: Untuk mengetahui nialai atau waktu koagulasi dari faktor
intrinsik.
 Prinsip: Jaringan thromboplastin pada kalsium mangaktifkan jalur
ekstrinsik pada mekanisme pambekuan darah manusia. Ketika
reagen UNIPLASTIN® System Pack ditambahkan pada plasma
antikoagulan yang normal, mekanisme pembekuan darah akan
tercipta, membentuk gas padat yang memiliki periode waktu
tertentu atau spesifik. Waktu pembekuan yang panjang
menandakan adanya kekurangan faktor pembekuan pada
mekanisme pembekuan darah manusia.
 Penyimpanan Reagen dan stabilitasnya:
1. Reagen disimpan pada suhu 2-8 C. Jangan samapai beku.
2. reagen mempunyai masa kadaluwarsa yang sudah
disebutkan pada label botol
3. Reagen yang tidak terkontaminasi bisa stabil pada suhu 2-
8 C, 1 minggu pada suhu 18-25 C, 2 hari pada suhu 37 C
dan tetap terjaga ketika tidak digunakan.
4. Ketika dibuka stabilitas reagen Uniplastin System Pack
adalah dua hari pada suhu 18-25 C.
 Kontrol Kualitas: Kemampuan kerja UNIPLASTIN System Pack
harus divalidasi menggunakan kontrol Plasmatrol HI/HII/HIII.
 Alat: Mikropipet, Yellow tip, Stirrer, Pinset, tisu, kuvet, alat PTT.
 Bahan: Plasma Citrat, reagen PTT kit (Uniplastin System Pack).
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menambahkan 1 stirrer pada kuvet untuk
menghomogenkan.
3. Memasukkan sampel plasma citrat ke dalam kuvet
sebanyak 50 µL.
4. Mengatur parameter PPT pada nomor 1 dan menekan
“ENTER”.
5. Lalu muncul “CUV IN” , memasukkan kuvet yang berisi
sampel ke dalam tempat kuvet. Pemasangan kuvet pada
tempatnya harus pas atau sesuai hingga terdengar bunyi
“klik”.
6. Menginkubasi sampel selama 60 detik.
7. Memipet reagen PPT (Uniplastin Sytem Pack) sebanyak
100 µL lalu mengusap bagian luar yellow tip dengan tisu.
8. Memasukkan reagen PPT (Uniplastin System Pack) yang
telah dipipet ke dalam tempat kuvet yang terdapat lubang
untuk memasukkan reagen.
9. Setelah 60 detik, akan muncul tulisan “ADJ-S” pada layar
monitor dan muncul perintah “GO-S”.
10. Saat muncul perintah “GO-S”, maka mikropipet ditekan
untuk mengeluarkan reagen.
11. Mengeluarkan mikropipet dengan posisi tangan masih
menekan tombol mikropipet.
12. Menunggu sebentar, kemudian hasil akan muncul dan
mencata hasilnya. Lalu muncul perintah “CUV-OUT” pada
layar monitor, maka kuvet dikeluarkan.
13. Menekan tombol “RESET” dan “ESC” untuk kembali ke
menu awal.

 Nilai normal: 10 -14 detik


H. Pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
 Tujuan: Untuk mengetahui nilai atau waktu Partial Thromboplastin
yang di aktivasi.
 Prinsip: APTT digunakan untuk mengevaluasi jalur intrinsik dan
untuk mengetahui faktor pembekuan VII, IX, XI, dan XII yang
merupakan faktor yang digunakan untuk terapi antikoagulan
heparin atau metode pembekuan yang lain dimana reagen tersedia.
Reagen APTT terdiri dari fosfolipid dan silica untuk memastikan
kestabilan produk. Teagen APTT adalah antikoagulan lupus.
Antikoagulan lupus banyak ditemui, yang dipercaya sebagai faktor
hasil pemeriksaan dari pada reagen, salah satunya inhibitor lupus.
Perpanjangan waktu kemungkinan karena adanya kekurangan
faktor pembekuan intrinsik, adanya kelainan hati, defisiensi
vitamin K atau faktor pembekuan lainnya yang berakibat pada jalur
intrinsik.
 Kontrol Kualitas (QC): TEControl atau plasma kontrol komersil
ang lain harus digunakan pada kualitas kontrol yang handal saat
dijalankan pada frekuensi yang sesuai dengan Good Laboratory
Practice (GLP). TEControl bisa beku pada suatu waktu setelah
direkontruksi. 120-150 µL tersimpan pada tabung polipropilene
yang tertutup pada suhu -20 C dan stabil selama 30 hari.
 Alat: Kuvet, mikropipet, yellow tip, alat APTT, stirrer, pinset, tisu.
 Bahan: Plasma Citrat, reagen APTT kit (APTT-cloth, Kalsiun
Klorida).
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menambahkan satu stirrer pada kuvet untuk
menghomogenkan.
3. Memasukkan 50 µL sampel plasma citrat dan
menghomogenkannya.
4. Menambah reagen APTT sebanyak 50 µL ke dalam kuvet
yang berisi sampel dan menghomogenkannya.
5. Mengatur parameter APTT pada alat. Lalu menekan
“ENTER”.
6. Muncul “CUV-IN”, maka memasukkan sampel ke dalam
tempat kuvet, pemasangan harus pas hingga bunyi “klik”.
7. Menginkubasi sampel selama 120 detik.
8. Memipet 50 µL kalsium klorida lalu mengusap dengan tisu
pada yellow tip.
9. Setelah 120 detik, akan muncul “ADJ-S” tunggu hingga
muncul “GO-S” maka memasukkan Kalsium Klorida pada
tempat memasukkan reagen dengan mengeluarkan reagen
secara langsung.
10. Mengeluarkan mikropipet dengan posisi tangan masih
menekan tombol mikropipet.
11. Menunggu hasil keluar dan mencatat hasilnya.

 Nilai normal : 27.0 - 43.0 detik

I. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)


 Metode: Westergreen
 Tujuan: Untuk mengetahui laju endap darah pada pasien.
 Prinsip: Darah dengan antikoagulan EDTA ditambah dengan PZ
dalam perbandingan 4 : 1. Dihomogenkan dan dimasukkan ke
dalam pipet westrgreen 1 mL. Didiamkan tegsk lurus pada rak
khusus westergreen, menunggu selama 1 jam darah akan
mengendap. Membaca pada miniskus dan satuan LED dinyatakan
dalam mm/jam.
 Alat: Pipet Westergreen, Rak pipet Westergreen.
 Bahan: Darah EDTA, PZ.
 Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memipet larutan PZ dengan pipet Westergreen hingga tanda
0.
3. Mengambil tabung reaksi kecil, kemudian menurunkan PZ
hingga tanda 50 dan mengembalikan sisa PZ ke tempat
semula.
4. Memipet darah EDTA hingga tanda 0, lalu membersihkan
bagian luar pipet menggunakan tisu.
5. Menuangkan darah EDTA ke dalam tabung reaksi kecil
yang berisi PZ melalui dinding agar tidak menimbulkan
gelembung.
6. Menghomogenkan dengan menghisap dan mengeluarkan
kedua campuran hingga homogen (beberapa kali).
7. Memipet larutan yang sudah homogen hingga tanda 0.
(Jangan sampai ada gelembung).
8. Membersihkan bagian luar pipet menggunakan tisu.
9. Meletakkan pipet Westergreen pada rak pipet Westergreen
dalam posisi tegak lurus. Mengusahakan larutan tidak turun
10. Mendiamkan darah selama 1 jam, lalu mencatat hasil LED
pada miniskus di pipet Westergreen.
 Nilai Normal:
 Laki-laki: 0-10 mm/jam
 Perempuan: 0-15 mm/jam

J. Pemeriksaan Blood Gas Analyse (BGA)

 Tujuan: Catridge EDAN il5 dirancang untuk oemeriksaan secara


kuantitatif gas darah, kimia darah, dan hematokrit pada sampel darah
utuh.

 Prinsip : EDAN il5 Gas darah and Sistem analisis kimia menggunakan
potensiometri dan amperometri untuk menentukan konsentrasi dari gas
darah dan kimia darah dan menggunakan konduktivitas untuk
menentukan konsentrasi dari hematokrit
 Kontrol Kualitas (QC):

Ikuti prosedur dibawah ini untuk menjalankan tes kontrol:

1. Memeriksa label paket pada kontrol untuk memastikan tidak


kadaluwarsa.

2. Membuka satu ampul dari kotak kontrol dan seimbang pada


suhu ruang. Jika oksigen diukur, maka ampul perlu didiamkan
pada suhu ruang setidaknya 4 jam. Jika tidak, ampul didiamkan
pada suhu ruang selama 30 menit.

3. Tekan tombol ON/OFF pada sisi kiri alat analisa untuk


dinyalakan.

4. Masukkan nama pengguna dan manual password (atau


masukkan nama pengguna dengan scan barcode) dan kemudian
tekan LOGIN.

5. Pada “Main Screen” tekan SETUP.

6. Pilih jenis kontrol yang diinginkan:

 Tekan BG untuk menjalankan tes kontrol pada gas


darah dan kimia darah.

 Tekan HET untuk menjalankan tes kontrol pada het.

7. Tekan SCAN BARCODE dan scan barcode pada cartridge


baru.

8. Buka pembungkus Cartridge dan ambil cartridge di dalamnya.

9. Tekan SCAN BARCODE dan scan barcode pada “Controls


user Manual”.

10. Campur kontrol secara lengkap dengan mengocok ampul


dengan lembut, dan kemudian tekan ujung ampul secara hati-
hati dengan jari kuku untuk mengurangi larutan.
11. Buka ampul dengan mengambil dari atas dan langsung
pindahkan larutan kontrol dengan perlahan dimana
mengambarkan jumlah larutan yang tepat dengan spuit atau
tabung kapiler dari bawah ampul.

12. Masukkan spuit atau tabung kapiler ke dalam jarum atau


fillport di cartridge.

13. Masukkan secara halus cartidge ke dalam tempat cartridge, dan


tekan ke bawah secara hati-hati untuk memastikan bahwa
sudah pas pada tempatnya. Jika sudah benar-benar masuk,
maka sistem akan memulai kalibrasi.

14. Sistem akan secara otomatis memulai kalibrasi, menjalankan


kalibrasi, memulai sampel, menjalankan tes kontrol dan
memperlihatkan hasil tes.

15. Melihat hasilnya.

 Alat : catridge EDAN il5, alat EDAN il5, spuit, tisu.

 Bahan: Darah Arteri

 Prosedur Kerja:

1. Menginkubasi cartridge yang akan digunakan pada suhu kamar


selama 30-60 menit.

2. Menekan tombol On/Off disebelah kiri alat.

3. Menunggu proses alat menyala atau siap untuk digunakan.

4. Akan muncul tampilan untuk “Log In”,memasukkan:

 User: admin

 Password: 123456

Kemudian tekan “OK”


5. Akan muncul tampilan SCAN CARTRIDGE BARCODE
memilih “arteri” untuk jenis sampel yang akan digunakan
untuk diperiksa dan kemudian memilih “Scan Barcode”.

6. Sinar laser merah akan menyala pada sebelah kanan alat untuk
meminta san barcode pada cartridge yang akan digunakan
untuk memeriksa. Mendekatkan barcode pada sinar merah
untuk discan oleh alat.

7. Kode barcode sudah masuk ke dalam alat, kemudian membuka


bungkus cartridge.

8. Muncul tampilan MIX SAMPLE AND INSERT CASET.


Menghomogenkan sampel yang akan diperiksa yang terdapat
pada spuit.

9. Melepas jarum pada spuit dan mengeluarkan gelembung


udarapada ujung spuit dengan menggunakan tisu.

10. Memasang spuit pada tempat cartridge yang sudah tersedia


dengan “RAPAT DAN TEPAT”.

11. Memasukkan cartridge pada tempat yang telah disediakan oleh


alat dengan “TEPAT”.

12. Proses analyser terjadi, memasukkan:

 ID Pasien, Pilih “OK”.

 Hb Pasien, Pilih “OK”.

 Suhu tubuh pasien pada saat itu, Pilih “OK”.

 Perhtungan FIO2, Pilih “OK”.

13. Alat melakukan proses kalibrasi.

14. Menunggu alat menganalisa sampel.

15. Hasil keluar pada “Sampel Result” dan hasil BGA akan
otomatis tercetak.
16. Melepaskan Cartridge dari alat.

17. Mematikan alat BGA:

 Memilih “HOME”.

 Memilih tombol “TURN ON/OFF”.

 Alat akan amti dengan sendirinya.

 Nilai normal

 pH = 6.5 - 8.0

 pO2 = 10 - 700 mmHg

 pCO2 = 10 - 150 mmHg

 Na+ = 100 -180 mmol/l

 K+ = 2.0 - 9.0 mmol/l

 Cl- = 65 - 140 mmol/l

 Ca++ = 0.25 - 2.50 mmol/l

 Hct = 10 - 75 %

K. Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) BM HEM 3


 Tujuan: Untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit.
 Prinsip: Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter
dengan memakai tegangan listrik atau impedansi listrik untuk sekali
pembacaan bisa diperiksa sekaligus. Jumlah sel ditentukan berdasarkan
diameternya. RBC digunakan untuk menentukan Hb (berasal dari sel
berinti yang dilisiskan, bereaksi dengan reagen dan diukur dengan
photometer), HCT, PLT, MCV, MCH, MCHC, RDW, MPV, dan PDW
ditentukan berdasarkan perhitungan otomatis. WBC digunakan untuk
penentuan jumlah sel leukosit, hitung jenis leukosit (Differential
Counting) meliputi Limfosit, Monosit, dan Granulosit.
 Alat: Autoanalyzer (Biomaxma BM HEM 3), roller.
 Bahan: Darah antikoagulan EDTA
 Prosedur Kerja:
1. Menghomogenkan darah antikoagulan EDTA di dalam Roller.
2. Mengklik “NEW” pada alat Autoanalyzer (Biomaxma BM
HEM 3) untuk memulai pemeriksaan darah lengkap.
3. Mengklik “PATIENT ID” untuk mengisi data pasien.
4. Mengklik “NAME” untuk menulis nama lalu menekan
“ENTER”.
5. Mengklik “SEX” untuk memilih jenis kelamin pasien.
6. Meletakan tabung yang berisi darah antikoagulan EDTA dan
dibuka tutupnya ke dalam tempatnya, guna untuk diperiksa
darah lengkap.
7. Menekan tombol “START”, maka alat secara otomatis akan
bekerja.
8. Meletakkan kertas ke dalam printer.
9. Hasil akan keluar pada layar dan secara otomatis akan tercetak
dalam printer.
 Proses Menjalankan Kontrol Kualitas (QC)
1. Menggunakan bahan kontrol yang ada.
2. Menunggu hingga bahan stabil pada suhu ruang.
3. Menghomogenkan serum kontrol pada roller.
4. Memilih menu “MAINTANANCE” pada “HOME
SCREEN”.
5. Memilih “QUALITY CONTROL”.
6. Memilih bahan kontrol yang akan digunakan.
7. Memilih “MEASUREMENT”.
8. Meletakkan vial kontrol pada tempatnya.
9. Menekan tombol “START”.
 Gunakan adaptor untuk vial kontrol.
 Proses Menyalakan dan Mematikan Alat Autoanalyzer (Biomaxma
BM HEM 3)
1. Menekan tombol ON/OFF pada bagian belakang alat.
2. Menunggu proses inisialisasi hingga alat menampilkan
menu “HOME SCREEN”.
 Tunggu kurang lebih 5 menit sebelum melakukan
segala proses pengukuran, tujuannya agar alat dapat
mencapai suhu kerja optimal.
3. Untuk mematiakan alat, amaka memilih tombol “EXIT”
pada layar.
4. Memilih “SHUT DOWN”.
5. Menunggu ingga proses selesai dan alat akan berbunyi.
6. Menekan tombol ON/OFF pada bagian belakang alat.
 Troubleshooting BM HEM 3
1. Problem: ada peringatan Waste Full Or Reagent Empty.
Solusi: Klik Maintenance – Klik Reagen Status
Check apakah Indikator Diluent, Cleaner, lyse apakah ada
yang habis, jika ada yang habis, tolong klik reset pada
bagian yang habis. Khusus untuk BM LIZAT untuk mereset
menggunakan CHIP.

2. Problem: Hasil Blank PLT > 25.


Solusi: Maintenance – Cleaning.

3. Problem: Hasil WBC –E-.


Solusi: Bersihkan Chamber. Buka pintu samping
instrument. Pilih Menu Maintenance – Cleaning – drain
Chamber. Pipetkan external Cleaner 2 mL pada masing-
masing Chamber. Biarkan Proses perendaman dan tunggu
sekitar 30 menit. Lakukan Drain Chamber lagi.

 Nilai Normal:
1. WBC: 5.00-10.00 109/L
2. LYM: 1.30-4.00 109/L
3. MID: 0.15-0.70 109/L
4. GRA: 2.50-7.50 109/L
5. LYM%: 25.0-40.0 %
6. MID%: 3.0-7.0 %
7. GRA%: 50.0-75.0 %
8. RBC: 4.00-5.50 1012/L
9. HGB:12.0-17.4 g/dL
10. HCT: 26.00-52.00 %
11. MCV: 76-96 fl
12. MCH: 27.0-32.0 pg
13. MCHC: 30.0-35.0 g/dL
14. RDWs: 20.0-42.0 fl
15. PLT: 150-400 109/L
16. MPV: 8.0-15.0 fl

CKMB

You might also like