Professional Documents
Culture Documents
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam penilaian Tenaga Kesehatan Teladan
Tingkat Kabupaten Kuningan Tahun 2018
Disusun Oleh :
YUSUP FIRMAWAN, AMG
NIP. 19730729 199503 1 001
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ....................………………...………………………
KATA PENGANTAR ......................…………………………………….. i
DAFTAR ISI …..................…………………………………………….... ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. iv
iv
BAB I PENDAHULUAN .....................…………………………...............
A. Latar Belakang ........………………………………………....... 1
B. Masalah.................……….........………………….................... 1
C. Tujuan ………............………………………………............... 2
1. Tujuan Umum. ……..........………….…………………… 2
2. Tujuan Khusus ................................................................... 2
BAB II KERANGKA BERPIKIR ………………………………………. 2
3
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………...
5
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………… 8
B. Saran ……………………………………………………...... 8
DAFTAR PUSTAKA 8
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……………………………....................... 4
Gambar 3.1 Visualisasi Buku Saku …………………………………......... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan
modal pembangunan, dimana jumlahnya sepertiga dari jumlah penduduk
Indonesia, mudah dijangkau, terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah,
dan merupakan kelompok yang mudah di motivasi. Kelompok ini merupakan
sasaran strategis dalam pembinaan kesehatan sehingga tingkat kesehatannya
perlu dibina dan ditingkatkan. (Depkes RI, 2011).
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak
yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan
banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak
dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,
gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian
prestasi pada peserta didik disekolah (Dermawan, 2012).
Masalah kesehatan pada anak usia sekolah berbeda-beda menurut
kelompok umurnya, pada anak usia sekolah dasar masalah kesehatan yang ada
disebabkan oleh prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang rendah, sedangkan
pada anak usia sekolah menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA)
lebih disebabkan karena prilaku yang beresiko (Kemenkes, 2011). Menurut data
dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk
terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan
berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap
tahunnya ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare. (Depkes RI,
2007).
Pembinaan kesehatan anak usia sekolah yang dilakukan melalui jalur
sekolah dilaksanakan dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), salah
satu pendekatannya adalah melibatkan peserta didik sebagai penggerak prilaku
1
2
hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui edukasi kesehatan, penerapan edukasi
kesehatan pada anak usia sekolah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan
media yang disesuaikan dengan umur sasaran, salah satu cara efektif dalam
pendekatan kelompok adalah dengan buku saku. Pada metode edukasi
kesehatan dengan media visual poster dapat terjadi proses perubahan perilaku
kearah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar
pengalaman sesama sasaran (Notoatmodjo, 2005).
Hasil penelitian Lytle, et al., (2000); Levinger (2005) menyimpulkan
bahwa keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap
pengetahuan, keterampilan dan sikap anak, sehingga sangat dibutuhkan dalam
rangka mempromosikan pola hidup bersih dan sehat.
Buku saku adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Hasil
penelitian Kartini dkk., (2001) menunjukkan ada kecenderungan peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktek pada anak sekolah yang mendapatkan model
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dengan pemberian buku tentang
anemia.
B. Masalah
1. Prilaku Hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar yang masih
rendah
2. Proses pembinaan kesehatan anak usia sekolah dasar yang masih belum
efektif.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Midia Buku saku dokter kecil merupakan alat edukasi dalam pendidikan
kesehatan dan gizi pada anak usia sekolah dasar
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi tentang Anak Usia sekolah dasar
b. Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan dan gizi yang
tepat dan efektif
c. Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan dan gizi melalui
media buku saku dokcil
BAB II
KERANGKA BERPIKIR
3
4
ANAK SEKOLAH
DASAR
MASALAH :
Pengetahuan tentang PHBS
Pengetahuan tentang Gizi
Cara Mengatasi :
Pendidikan Kesehatan dan Gizi
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia antara 6-12 tahun. Menurut Brown
J (2008), anak usia sekolah dapat dibagi menjadi dua golongan usia yaitu anak usia
pertengahan (middle childhood) yang berusia antara 5-10 tahun dan pra remaja
(preadolescence) yang berusia antara 9-11 tahun untuk perempuan serta 10-12
tahun untuk laki-laki.
Pada usia anak sekolah, perkembangan yang paling menonjol adalah adanya
peningkatan keyakinan diri (self efficacy) untuk melakukan sesuatu (Brown J,
2008). Selain itu, setelah memasuki tingkat sekolah dasar, tuntutan untuk
bersosialisasi dengan teman sebaya tentu sangat tinggi. Menurut Gunarsa (2008),
masa ini disebut juga masa berkelompok (gang age). Dukungan orang tua juga
masih sangat diperlukan untuk membentuk perilaku anak karena pada masa ini
anak-anak cenderung mencontoh kebiasaan orang tuanya dan menganggap bahwa
orang tua adalah orang dewasa yang mengetahui segalanya (Graha, 2007).
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah. Kelompok ini merupakan sasaran
yang strategis dalam pembinaan kesehatan. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah
dilakukan melalui jalur Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melibatkan peran
serta dan partisipasi peserta didik sebagai penggerak perilaku hidup bersih dan sehat
serta gizi melalui pendidikan kesehatan dan gizi (Kemenkes, 2011)
Pendidikan kesehatan dan gizi merupakan pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan
pengetahuan dan perubahan perilaku kesehatan dan gizi tetap baik. Pendidikan
kesehatan dan gizi pada anak sekolah harus diberikan dengan cara dan media yang
sesuai agar dapat menarik perhatian anak dan juga dapat memudahkan anak dalam
menerima informasi mengenai kesehatan dan gizi (Demitri dkk., 2015).
Media pendidikan gizi dan kesehatan tidak kalah pentingnya dalam proses
penyampaian informasi kesehatan. Media ini berfungsi sebagai alat bantu
5
6
Proses pembuatan buku saku diawali dengan mencari informasi bahan yang
tepat untuk buku saku. Informasi yang dibutuhkan antara lain ketersediaan materi,
bahan baku, harga bahan baku, ketahanan bahan baku dan harga cetak buku saku.
Buku saku akan dibuat dengan bahan yang tepat, yaitu bahan baku mudah didapat,
harga bahan baku murah, dan bahan baku tahan lama (awet). Sebelum buku saku
dicetak, bahasa dan tata letak materi buku saku dikonsultasikan kepada tim. Proses
ini bertujuan untuk mengetahui bahasa dan tata letak yang mudah dipahami oleh
pembaca, khususnya anak sekolah dasar. Pencetakan buku saku dilakukan setelah
bahasa dan tata letak dianggap mudah dipahami oleh pembacanya. Hasil cetakan
dikonsultasikan lagi kepada tim.
Isi buku saku dokter kecil (Dokcil) berpedoman kepada buku pedoman
pelatihan dokter kecil yang diterbitkan oleh Kemenkes RI tahun 2011, yaitu :
- Program UKS
- Kesehatan lingkungan
- Pencegahan Penyakit Menulah
- Kesehatan Gigi dan Mulut
- Kesehatan indera pengelihatan dan pendengaran
- Imunisasi
- Gizi
- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
- Pemeriksaan Kesehatan siswa sekolah dasar.
Adapun visual dari buku saku yang penulis susun seperti pada gambar di bawah
ini, dan isi dapat dilihat pada lampiran. :
A. Kesimpulan
1. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah. Kelompok ini merupakan
sasaran yang strategis dalam pembinaan kesehatan. Pembinaan kesehatan
anak usia sekolah dilakukan melalui jalur Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melibatkan peran serta dan partisipasi peserta didik sebagai penggerak
perilaku hidup bersih dan sehat serta gizi melalui pendidikan kesehatan dan
gizi
2. Pendidikan kesehatan dan gizi merupakan pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam
peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku kesehatan dan gizi tetap
baik
3. Buku saku sebagai media pendidikan kesehatan dan gizi dapat
meningkatkan motivasi anak untuk menerima pesan.
B. Saran
1. Pendidikan kesehatan dan gizi pada anak sekolah harus diberikan dengan
cara dan media yang sesuai agar dapat menarik perhatian anak.
2. Pendidikan kesehatan dan gizi secara umum dan khusus seharusnya sejak dini
diberikan pada anak usia Sekolah Dasar, agar dapat dijadikan salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat serta gizi
anak s-kolah, karena anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap
penyakit dan merupakan kelompok yang strategi dalam upaya perubahan perilaku
terhadap gizi dan kesehatan di masa depan.
3. Penggunakan media dapat menjadi masukan bagi para guru dan Sekolah dalam
meningkatkan pengetahuan gizi pada anak Sekolah.
8
DAFTAR PUSTAKA