You are on page 1of 17

KARYA ILMIAH

MEDIA BUKU SAKU DOKTER KECIL


PADA PENDIDIKAN KESEHATAN DAN GIZI SISWA DAN
SISWI SEKOLAH DASAR DALAM MEWUJUDKAN
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam penilaian Tenaga Kesehatan Teladan
Tingkat Kabupaten Kuningan Tahun 2018

Disusun Oleh :
YUSUP FIRMAWAN, AMG
NIP. 19730729 199503 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN


DINAS KESEHATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mengikuti Seleksi Tenaga
Kesehatan Teladan Tingkat Kabupaten Kuningan Tahun 2018.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah tidak mudah bagi
saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini, saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Kusdi, SKM,MM.Kes selaku Kepala UPTD Puskesmas
Kalimanggis yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing dan membantu mengarahkan dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
2. Rekan-rekan Pegawai UPTD Puskesmas Kalimanggis yang telah memberikan
motivasi dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis
Ilmiah ini
3. Istri dan kedua putra dan putri kami yang telah mendukung dan memotivasi
penulis
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas semua
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
bisa membawa manfaat khususnya bagi pembaca dan masyarakat pada
umumnya guna pengembangan ilmu.
Kuningan, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ....................………………...………………………
KATA PENGANTAR ......................…………………………………….. i
DAFTAR ISI …..................…………………………………………….... ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. iv
iv
BAB I PENDAHULUAN .....................…………………………...............
A. Latar Belakang ........………………………………………....... 1
B. Masalah.................……….........………………….................... 1
C. Tujuan ………............………………………………............... 2
1. Tujuan Umum. ……..........………….…………………… 2
2. Tujuan Khusus ................................................................... 2
BAB II KERANGKA BERPIKIR ………………………………………. 2
3
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………...
5
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………… 8
B. Saran ……………………………………………………...... 8
DAFTAR PUSTAKA 8
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……………………………....................... 4
Gambar 3.1 Visualisasi Buku Saku …………………………………......... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan
modal pembangunan, dimana jumlahnya sepertiga dari jumlah penduduk
Indonesia, mudah dijangkau, terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah,
dan merupakan kelompok yang mudah di motivasi. Kelompok ini merupakan
sasaran strategis dalam pembinaan kesehatan sehingga tingkat kesehatannya
perlu dibina dan ditingkatkan. (Depkes RI, 2011).
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak
yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan
banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak
dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,
gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian
prestasi pada peserta didik disekolah (Dermawan, 2012).
Masalah kesehatan pada anak usia sekolah berbeda-beda menurut
kelompok umurnya, pada anak usia sekolah dasar masalah kesehatan yang ada
disebabkan oleh prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang rendah, sedangkan
pada anak usia sekolah menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA)
lebih disebabkan karena prilaku yang beresiko (Kemenkes, 2011). Menurut data
dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk
terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun dan
berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap
tahunnya ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare. (Depkes RI,
2007).
Pembinaan kesehatan anak usia sekolah yang dilakukan melalui jalur
sekolah dilaksanakan dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), salah
satu pendekatannya adalah melibatkan peserta didik sebagai penggerak prilaku

1
2

hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui edukasi kesehatan, penerapan edukasi
kesehatan pada anak usia sekolah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan
media yang disesuaikan dengan umur sasaran, salah satu cara efektif dalam
pendekatan kelompok adalah dengan buku saku. Pada metode edukasi
kesehatan dengan media visual poster dapat terjadi proses perubahan perilaku
kearah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar
pengalaman sesama sasaran (Notoatmodjo, 2005).
Hasil penelitian Lytle, et al., (2000); Levinger (2005) menyimpulkan
bahwa keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap
pengetahuan, keterampilan dan sikap anak, sehingga sangat dibutuhkan dalam
rangka mempromosikan pola hidup bersih dan sehat.
Buku saku adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Hasil
penelitian Kartini dkk., (2001) menunjukkan ada kecenderungan peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktek pada anak sekolah yang mendapatkan model
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dengan pemberian buku tentang
anemia.
B. Masalah
1. Prilaku Hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar yang masih
rendah
2. Proses pembinaan kesehatan anak usia sekolah dasar yang masih belum
efektif.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Midia Buku saku dokter kecil merupakan alat edukasi dalam pendidikan
kesehatan dan gizi pada anak usia sekolah dasar
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi tentang Anak Usia sekolah dasar
b. Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan dan gizi yang
tepat dan efektif
c. Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan dan gizi melalui
media buku saku dokcil
BAB II
KERANGKA BERPIKIR

Pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dari pendidik kepada peserta


didik. Dalam proses pendidikan masalah komunikasi merupakan persoalan yang
sangat penting. Komunikasi adalah transfer ide atau informasi dari satu orang ke
orang lain. Dalam komunikasi terhadap tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu:
sumber pesan source of the message), pesan (message), penerima (recipient).
Unsur-unsur yang terlibat didalam proses tersebut adalah pendidik sebagai sumber
informasi, media sebagai sarana penyajian ide dan gagasan, serta peserta didik
sebagai sasaran atau target pembelajaran (Suharjo, 2007).
Penggunaan alat peraga (media) dapat meningkatkan daya serap penerimanya
seperti buku cerita bergambar, leaflet, poster, booklet dan sebagainya merupakan
contoh media yang efektif dalam melakukan peningkatan pengetahuan hidup sehat
dan bersih serta gizi..
Buku saku sebagai media kesehatan dan gizi dapat meningkatkan motivasi
anak untuk menerima pesan. Hal ini digambarkan dari tingkat penerimaan anak
terhadap media. Peran media membantu proses pengiriman informasi kesehatan
dan gizi dari pendidik sebagai pemberi pesan ke sasaran. Artinya, pesan atau
informasi dari materi pendidikan yang diberikan dapat diterima baik oleh sasaran.
Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan kesehatan dan gizi pada anak
usia sekolah dasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoadmojo (2005) antara lain sosial ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman.
Akan tetapi, saat ini saya ber fokus kepada media buku saku dokter kecil dan dalam
pendidikan kesehatan dan gizi pada anak Sekolah Dasar. Lebih lanjut kerangka
berpikir dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

3
4

ANAK SEKOLAH
DASAR

MASALAH :
Pengetahuan tentang PHBS
Pengetahuan tentang Gizi

Cara Mengatasi :
Pendidikan Kesehatan dan Gizi

Buku Saku: media untuk


Penyampaian informasi
tentang Kesehatan dan Gizi
Faktor Lain :
 Karakteristik siswa
 keluarga Hasil :
 fasilitas belajar, Pengetahuan anak sekolah
 pengajar, dasar meningkat
 lingkungan belajar
 Pendidikan Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir
 Pengalaman
BAB III
PEMBAHASAN

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia antara 6-12 tahun. Menurut Brown
J (2008), anak usia sekolah dapat dibagi menjadi dua golongan usia yaitu anak usia
pertengahan (middle childhood) yang berusia antara 5-10 tahun dan pra remaja
(preadolescence) yang berusia antara 9-11 tahun untuk perempuan serta 10-12
tahun untuk laki-laki.
Pada usia anak sekolah, perkembangan yang paling menonjol adalah adanya
peningkatan keyakinan diri (self efficacy) untuk melakukan sesuatu (Brown J,
2008). Selain itu, setelah memasuki tingkat sekolah dasar, tuntutan untuk
bersosialisasi dengan teman sebaya tentu sangat tinggi. Menurut Gunarsa (2008),
masa ini disebut juga masa berkelompok (gang age). Dukungan orang tua juga
masih sangat diperlukan untuk membentuk perilaku anak karena pada masa ini
anak-anak cenderung mencontoh kebiasaan orang tuanya dan menganggap bahwa
orang tua adalah orang dewasa yang mengetahui segalanya (Graha, 2007).
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah. Kelompok ini merupakan sasaran
yang strategis dalam pembinaan kesehatan. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah
dilakukan melalui jalur Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melibatkan peran
serta dan partisipasi peserta didik sebagai penggerak perilaku hidup bersih dan sehat
serta gizi melalui pendidikan kesehatan dan gizi (Kemenkes, 2011)
Pendidikan kesehatan dan gizi merupakan pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan
pengetahuan dan perubahan perilaku kesehatan dan gizi tetap baik. Pendidikan
kesehatan dan gizi pada anak sekolah harus diberikan dengan cara dan media yang
sesuai agar dapat menarik perhatian anak dan juga dapat memudahkan anak dalam
menerima informasi mengenai kesehatan dan gizi (Demitri dkk., 2015).
Media pendidikan gizi dan kesehatan tidak kalah pentingnya dalam proses
penyampaian informasi kesehatan. Media ini berfungsi sebagai alat bantu

5
6

penyuluhan. Berdasarkan fungsinya, media dibagi menjadi 3, yaitu (Notoatmodjo,


2006):
a. Media cetak, terdiri dari :
1) Buku saku : media untuk menyampaikan informasi dalam bentuk buku.
2) Leaflet : seperti flyer tetapi dalam bentuk lipatan
3) Flyer : media untuk menyampaikan informasi dalam bentuk lembaran
4) Flip chart/ lembar balik : media untuk menyampaikan informasi dalam
bentuk lembaran besar yang disatukan. Halaman depan bersisi materi yang
dilihat peserta, bagian belakang berisi materi yang sama tetapi dilihat oleh
penyuluh.
5) Rubrik/ tulisan pada surat kabar/ majalah mengenai suatu masalah
kesehatan.
6) Poster : bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi kesehatan, yang
biasanya ditempel pada tempat-tempat umum.
b. Media elektronik
Media penyampaian informasi kesehatan melalui instrumen seperti radio,
video, atau slide.
c. Media papan (bill board)
Papan (bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai sebagai
media untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.
Buku saku sebagai media pendidikan kesehatan dan gizi dapat meningkatkan
motivasi anak untuk menerima pesan. Hal ini digambarkan dari tingkat penerimaan
anak terhadap media. Peran media membantu proses pengiriman informasi
kesehatan dan gizi dari pendidik sebagai pemberi pesan ke sasaran. Artinya, pesan
atau informasi dari materi pendidikan yang diberikan dapat diterima baik oleh
sasaran.
Pada awal tahun 2017 penulis membuat suatu inovasi pengembangan program
dengan membuat buku saku dokter kecil, yang diawali dengan permaslahan-
permasalahan kesehatan dan gizi yang ada pada anak sekolah dasar di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kalimanggis, yang bertujuan agar proses pembinaan kesehatan
dan gizi pada anak sekolah lebih efektif.
7

Proses pembuatan buku saku diawali dengan mencari informasi bahan yang
tepat untuk buku saku. Informasi yang dibutuhkan antara lain ketersediaan materi,
bahan baku, harga bahan baku, ketahanan bahan baku dan harga cetak buku saku.
Buku saku akan dibuat dengan bahan yang tepat, yaitu bahan baku mudah didapat,
harga bahan baku murah, dan bahan baku tahan lama (awet). Sebelum buku saku
dicetak, bahasa dan tata letak materi buku saku dikonsultasikan kepada tim. Proses
ini bertujuan untuk mengetahui bahasa dan tata letak yang mudah dipahami oleh
pembaca, khususnya anak sekolah dasar. Pencetakan buku saku dilakukan setelah
bahasa dan tata letak dianggap mudah dipahami oleh pembacanya. Hasil cetakan
dikonsultasikan lagi kepada tim.
Isi buku saku dokter kecil (Dokcil) berpedoman kepada buku pedoman
pelatihan dokter kecil yang diterbitkan oleh Kemenkes RI tahun 2011, yaitu :
- Program UKS
- Kesehatan lingkungan
- Pencegahan Penyakit Menulah
- Kesehatan Gigi dan Mulut
- Kesehatan indera pengelihatan dan pendengaran
- Imunisasi
- Gizi
- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
- Pemeriksaan Kesehatan siswa sekolah dasar.
Adapun visual dari buku saku yang penulis susun seperti pada gambar di bawah
ini, dan isi dapat dilihat pada lampiran. :

Gambar 3.1 : Visualisai Buku saku


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah. Kelompok ini merupakan
sasaran yang strategis dalam pembinaan kesehatan. Pembinaan kesehatan
anak usia sekolah dilakukan melalui jalur Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melibatkan peran serta dan partisipasi peserta didik sebagai penggerak
perilaku hidup bersih dan sehat serta gizi melalui pendidikan kesehatan dan
gizi
2. Pendidikan kesehatan dan gizi merupakan pendekatan edukatif untuk
menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam
peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku kesehatan dan gizi tetap
baik
3. Buku saku sebagai media pendidikan kesehatan dan gizi dapat
meningkatkan motivasi anak untuk menerima pesan.
B. Saran
1. Pendidikan kesehatan dan gizi pada anak sekolah harus diberikan dengan
cara dan media yang sesuai agar dapat menarik perhatian anak.
2. Pendidikan kesehatan dan gizi secara umum dan khusus seharusnya sejak dini
diberikan pada anak usia Sekolah Dasar, agar dapat dijadikan salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat serta gizi
anak s-kolah, karena anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap
penyakit dan merupakan kelompok yang strategi dalam upaya perubahan perilaku
terhadap gizi dan kesehatan di masa depan.
3. Penggunakan media dapat menjadi masukan bagi para guru dan Sekolah dalam
meningkatkan pengetahuan gizi pada anak Sekolah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Edisi 1. Yogyakarta.


Gosyen Publishing
Departemen Kesehatan RI, 2007. Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta
Depkes RI
Kartini, A., dkk. 2001. Uji Coba Model KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
dalam Upaya Penanggulangan Anemia Anak Sekolah. Laporan Akhir.
Bappeda Kota Semarang Kerjasama dengan Pusat penelitian Kesehatan.
Lembaga Penelitian Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang
Kemenkes, RI. 2011. Buku Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta. Kemenkes
RI
Levinger, B. 2005. School Feeding, School Reform, and Food Security: Connecting
The Dots. Food and Nutrition Bulletin. 26(2): S171-S178
Lytle, L.A., et al. 2000. How do Children’s Eating Patterns, and Food Choices
Change Over Time? Results from A Cohort Study. Am J. Health Promot.
14(4): 222-8
Notoatmodjo. S.. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Suhardjo, 2003, Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Jakarta. Bumi Aksara
LAMPIRAN

You might also like