You are on page 1of 11

116

BAB 7
FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)
A. Anggaran Fleksibel (Flexible budget)
Anggaran statis adalah suatu anggaran yang dibuat berdasarkan output produksi
yang tetap, Jika output dari masa ke masa relatif konstan, tidak berubah-ubah
besarnya, maka anggaran yang statis akan cocok sekali untuk dipakai. Namun
apabila suatu perusahaan mempunyai output yang berubah-ubah dari masa ke masa,
maka haruslah dibuat anggaran yang fleksibel (flexible budget).
Anggaran fleksibel adalah anggaran yang jumlah rupiahnya untuk suatu masa
didasarkan atas tingkat aktivitas produksi.Dengan demikian angggaran luwes adalah
anggaran yang dibuat sedemikian rupa,sehingga mudah disesuaikan dengan tingkat
produksi atau tingkat kapasitas yang berbeda-beda

B. Bentuk-bentuk anggaran Fleksibel


(i). Bentuk Formula
Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah rupiah pada anggaran
fleksibel untuk setiap tingkat aktivitas produksi adalah:
Y = a + bx, dimana Y = Anggaran fleksibel
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel per-unit
x = kuantitas

Contoh :
Relevan range : 10.000 - 15.000
Jenis Biaya Biaya tetap/Tahun Biaya Variabel/unit
Depresiasi aktiva tetap Rp 6.000.000 Rp 0
Pembangkit Listrik Rp 0 Rp 200
Bahan Tak langsung Rp 1.400.000 Rp 40
Pemeliharan Rp 1.000.000 Rp 60
Biaya lain-lain Rp 200.000 Rp 80
Jumlah Rp 8.600.000 Rp 380

Formula Anggaran Fleksibel: Y = a + bx


= Rp 8.600.000 + 380 (x)

(ii). Bentuk Tabel


Seringkali perusahaan menyusun tabel yang bisa dipakai untuk menghitung
biaya-biaya sejumlah tingkat produksi yang sudah direncanakan

Contoh :
PT Indo Global Mandiri akan memproduksi 1.000 unit setiap bulan Berdasarkan
perkiraan manajemen biaya overhead untuk memproduksi 1.000 unit adalah :
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 117

C. Alokasi Biaya Overhead keproduk.


(1) Biaya – biaya overhead pabrik dialokasikan keproduk untuk (i)
mengeliminasi masalah yang disebabkan oleh keterlambatan dalam
mendapatkan biaya aktual (ii) membuat proses alokasi biaya overhead lebih
efektif (iii) mengalokasikan sejumlah biaya overhead yang seragam
kebarang atau jasaberdasarkan jasa produksi yang berhubungan serta (iv)
memungkinkan manajer untuk lebih waspada pada produk individual
profitabilitas lini produk juga profitabilitas dalam menjalankan bisnis
dengan pelanggan atau penjual tertentu.
(2) FOH yang kurang dibebankan (underapplied) berarti FOH yang dibebankan
ke persedian WIP lebih kecil dari FOH aktual sedangkan FOH yang lebih
dibebankan (overapplied) berarti FOH yang dibebankan ke persedian WIP
lebih besar dari FOH aktual yang terjadi disebabkan: (i) Perbedaan antara
FOH aktual dan anggaran FOH atau perbedaan antara aktivitas aktual dan
anggaran FOH yang dijadikan dasar perhitungan FOH yang telah ditetapkan
(ii) Penutupan akhir priode dimana untuk;
(a) HPP jika total FOH kurang akan mengakbatkan HPP ketinggian atau
bila FOH lebih dibebankan akan mengakibatkan HPP kerendahan.
(b) Persedian WIP,Barang jadi dan HPP sesuai proforsi saldo) baik untuk
FOH yang ketinggian atau kerendahan dibebankan.
(3) Ukuran kapasitas mempengaruhi penetapan tarif FOH yang telah ditetapkan
karena penggunaan dari : (a) kapasitas yang diperkirakan untuk tahun yang
akan datang akan menghasilakan penetapan tarif FOH kemungkinan akan
mendekati tarif aktualm FOH. ( b ) Kapasitas praktis (kapasitas yang
memungkinkan untuk gangguan operasi normal ) menghasilkan tarif FOH
yang ditentukan lebih rendah dari FOH aktual ( c ) kapasitas normal
(kapasitas yang merefleksikan rata2 jangka panjang ) dapat menghasilkan
tarif FOH yang lebih tinggi atau lebih rendah dari tarif FOH aktual
tergantung pada lamanya penggunaan kapasitas.
(4) Ikhtisar
a) Bila FOH aktual > FOH yang diekspektasikan = FOH kurang dibebankan
b) Bila FOH aktual < FOH yang diekspektasikan = FOH lebih dibebankan
c) Pemakain aktual > Pemakain diekspektasikan = FOH lebih dibebankan
d) Pemakain aktual < Pemakain diekspektasikan = FOH kurang dibebankan
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 118
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 119

D. TABEL RELEVAN BERBAGAI TINGKAT PRODUKSI (RELEVANT


RANGE TABLE)
Dengan kapsitas terpasang pabrik yang telah ada terutama yang masih diatas
permintaaan (demand) seringkali perusahaan memproyeksikan tingkat produksi
sesuai dengan perkembangan permintaan pasar dalam bentuk tabel yang bisa dipakai
untuk menghitung biaya-biaya sejumlah tingkat produksi yang sudah direncanakan.

ILUSTRASI-1
Biaya overhead pabrik yang berikut ini didasarkan atas perkiraan manajemen, semua
biaya dan pengeluaran dihitung berpedoman tingkat produksi kapasitas terpasang
sebesar 1.000 unit. Berdasarkan pengalaman Pabrik lain mesin yang sama dapat
berproduksi pada tingkat 20% diatas kapasitas terpasang. Adapun taksiran biaya
overhead pada 1000 unit produksi (kapasitas terpasang ). Rencana produksi januari:
800 unit. Februari 1000 unit Dan bulan Maret 1.200 unit

Biaya overhead untuk memproduksi 1.000 unit


Komponen Jumlah
Bahan tidak langsung (variabel) Rp 4.000.000
Tenaga kerja tidak langsung (variabel) Rp 5.000.000
Peralatan dan Perlengkapan (variabel) Rp 2.000.000
Reparasi (variabel) Rp 3.000.000
Energi ( Gas ,fuel,listrik) Rp 1.500.000 tetap) Rp 4.500.000
Inspeksi (tetap ) Rp 4.000.000
Depresiasi (tetap) Rp 3.500.000
Sewa Alat Berat (tetap) Rp 1.500.000
Jumlah Overhead Rp 16.500.000
Biaya Overhead Per-unit (Rp 16.500.000:1000) Rp 16.500

Pemecahan biaya overhead


Dalam komponen variabel dan komponen tetap
Biaya
Komponen variabel per Biaya tetap
Unit
Bahan Tidak Langsung (Rp 4000.000:1000) Rp 4.000 -
Tenaga Kerja tdk langsung
(Rp 5.000.000:1000) Rp 5.000
Peralatan dan Perlengkapan
(Rp 2.000.000 :1.000) Rp 2.000
Reparasi (Rp 3.000.000 :1000) Rp 3.000
Energi (Gas, fuel, listrik)
= (Rp 4.500.000 - Rp 1.500.000); 1.000 Rp 3.000 Rp 1.500.000
Inspeksi Rp 4.000.000 :1.000 unit Rp 4.000.000
Depresiasi Rp 3.500.000 : 1.000 unit Rp 3.500.000
Sewa Alat Berat Rp 1.500.000 : 1.000 unit Rp 1.500.000
RP 17.000 Rp10.500.000
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 120

Tabel Biaya yang relavan


Untuk berbagai tingkat produksi
Komponen Biaya Unit 800–Unit 1.000-Unit 1.200-Unit
RP 000 RP 000 RP 000 RP 000
I.VARIABEL
Bahan tidak langsung Rp 4.000 Rp 3.200 Rp 4.000 Rp 4.800
Tenaga kerja tidak Rp 5.000 Rp 4.000 Rp 5.000 Rp 6.000
langsung
Peralatan dan Rp 2.000 Rp 1.600 Rp 2.000 Rp 2.400
Perlengkapan
Reparas Rp 3.000 Rp 2.400 Rp 3.000 Rp 3.600
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 3.000 Rp 2.400 Rp 3.000 Rp 3.600
Sub –Total Rp 17.000 Rp13.600 Rp 17.000 Rp 20.400
II.BIAYATETAP
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 1.500 Rp 1.500 Rp 1.500
Inspeksi Rp 4.000 Rp 4.000 Rp 4.000
Depresiasi Rp 3.500 Rp 3.500 Rp 3.500
Sewa Alat Berat Rp 1.500 Rp 1.500 Rp 1.500
Sub- otal Rp 10.500 Rp 10.500 Rp 10.500
TOTAL Rp 24.100 Rp 27.500 Rp 30.900
Per-Unit
Variabel Rp 17.000 Rp 17.000 Rp 17.000
Tetap Rp 13.125 Rp 10.500 Rp 8.750
Jumlah Rp 30.125 Rp 27.500 Rp 25.750

E. TINGKAT KAPASITAS
Anggaran Fleksibel bisa dibuat berdasarkan salah-satu dari sejumlah tingkat
produksi atau volume produksi. Ada empat macam dasar pengukuran tingkat
kapasitas produksi yang lazim.
(1) Kapasitas Teoretis atau Kapasitas yang Ideal. Yakni kemampuan berproduksi
maksimum yang bisa dicapai oleh sesuatu bagian atau pabrik dalam kondisi
yang sempurna.
(2) Kapasitas Praktis atau Kapasitas yang Realistis Yakni kemampuan teoretis
dikurangi hambatan-hambatan yang bisa terjadi, seperti kerusakan mesin yang
bisa diperkirakan,adannya permogokan, dan penanggulangan atau
keterlambatan.
(3) Kapasitatas Normal atau Kapasitas Jangka-Panjang Yakni pemanfaatan mesin
dan tenaga kerja pada tingkat rata-rata yang konstan selama jangka waktu yang
panjang, sehingga cukup untuk dapat menetralisasi gejolak naik-turunnya
produksi.
(4) Kapasitas Nyata yang Diperkirakan atau Kapasitas Jangka-Panjang Yakni
kemampuan aktual yang bisa diharapkan untuk masa operasi yang akan datang.

Pihak manajemen harus memutuskan, yang manakah dari keempat dasar di atas yang
akan memberikan proyeksi terbaik terhadap produksi perusahaan di masa depan.
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 121

F. ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK BAGIAN PRODUKSI


Perhitungan anggaran untuk bagian produksi tergantung dari Biaya Variabel per
Unit x Kuantitas, ; besarnya jumlah rupiah di dalam anggaran itu akan berubah-ubah
secara langsung, tergantung dari tingkat volume produksi.

ILUSTRASI-2

Untuk menyusun anggaran Fleksibel tentang biaya overhead variabel di bagian


pengepakan perusahaan, kita asumsikan bahwa: (1) wilayah yang relevan adalah
antara 400, 500 dan 600 jam tenaga kerja langsung; (2) untuk penetapan biaya
produk digunakan biaya standar, yang didasarkan atas rencana produksi sebanyak
500 jam kerja langsung setiap bulan; dan (3) biaya overhead variabel per unit adalah
sebagai berikut :
Bagian pengepakan
Tarif per jam
Tenaga Kerja Langsung *

Biaya Overhead Variabel


Bahan tak langsung Rp 1.500
Tenaga kerja tak langsung 5.500
Perlengkapan 3.500
Resparasi 1.750
Gas,penerangan dan energi 2.000
Rp 14.250

Bagian Pengepakan
Anggaran Fleksibel per bulan
Tarif
Komponen Standar 400 jam 500 jam 600 jam
1.000 jam
(Rp 000) (Rp 000) (Rp 000) (Rp 000)
FOH VARIABEL
Bahan tidak langsung Rp 1.500 Rp 600 Rp 750 Rp 900
Tenaga kerja tidak langsung Rp 5.500 Rp 2.200 Rp 2.750 Rp 3.300
Peralatan dan Perlengkapan Rp 3.500 Rp 1.400 Rp 1.750 Rp 2.100
Reparasi Rp 1.750 Rp 700 Rp 875 Rp 1.050
Energi (Gas ,fuel, listrik ) Rp 2.000 Rp 800 Rp 1.000 Rp 1.200
Sub –Total Rp 14.250 Rp 5.700 Rp 7.125 Rp 8.550
*/ Berdasarkan Rencana Produksi dengan 500 jam tenaga kerja langsung perbulan

G. PENILAIAN KINERJA
Kinerja yang dicapai oleh Bagian Pengepakan itu dapat dinilai, dengan cara
membandingkan antara dua anggaran fleksibel – antara standar jam kerja langsung,
dan yang jumah jam kerja sebenarnya secara bersama-sama.Penyimpangan-
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 122

penyimpangannya (selisih antara biaya sebenarnya dengan biaya yang dianggarkan)


kemudian dihitung untuk keperluan laporan kinerja.

ILUSTRASI-3
Diumpamakan pada Bagian Pengepakan terdapat informasi tambahan dalam bulan
Januari, 2014 sebagai berikut:

Jam kerja langsung yang dianggarkan, 500


Untuk produksi yang telah dicapai
Jam kerja langsung yang terpakai, 525

Biaya Sebenarnya Yang terjadi

Bahan tak langsung Rp. 875.000


Tenaga kerja tak langsung 2.500.000
Peralatan /Peelengkapan 1.625.000
Reparasi 1.125.000
Gas, penerangan, dan energi 750.000
Jumlah Rp 6.875.000

Maka dapat disusun Perbandingan dua anggaran dan realisasi biaya Overhead
variabel secara fleksibel sebagai berikut :

Bagian pengepakan
Laporan anggaran dan Realisasi
Januari, 2014
Anggaran
Biaya Aktual Anggaran
sesuai aktual
Biaya Overhead (Fakta) jam sesuai Standar
525 jam
Variabel kerja 500 jam
kerja
langsung Kerja langsung
langsung
Bahan tidak langsung Rp. 875.000 Rp 750.000. Rp 787.500
Tenaga kerja tidak Rp 2.500.000 Rp 2.750.000 Rp 2.887.500
langsung
Peralatan dan Rp 1.625.000 Rp 1.750.000 Rp 1.837.500
Perlengkapan
Reparasi Rp 1.125.000 Rp 875.000 Rp 918.750
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 750.000 Rp 1.000.000 Rp 1.050.000
Sub –Total Rp 6.875.000 Rp 7.125.000 Rp 7.481.250

Keterangan :
RUMUS (Jam Kerja lgs (500 standar (525 aktual
aktual) X (tarif Jam kerja Lgs) Jam Kerja
aktual per-jam) X (Tarif standar Lgs) X (Tarif
Per-jam) Standar Per-
jam )
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 123

H. JENIS-JENIS PENYIMPANGAN
Penyimpangan-penyimpangan terdiri dari:
1. Penyimpangan Pengeluaran (spending variance)
Penyimpangan Pengeluaran adalah selisih antara biaya yang sesungguhnya
dengan anggaran berdasarkan jam kerja langsung yang aktual
2. Penyimpangan efisiensi (efficiency variance)..
Penyimpangan efisiensi adalah perbedaan antara anggaran yang sesuai jam
kerja langsung yang aktual, dengan anggaran yang memakai jam kerja
langsung yang standar.

ILUSTRASI : 4
Penyimpangan pengeluaran dan penyimpangan efisiensi pada Bagian Pengepakan
tersebut di atas dapat diperagakan sebagai berikut:

ANALISA PENYIMPANGAN PENGELUARAN


(SPENDING VARIANCE)

Anggaran
sesuai Jam
Biaya Overhead Biaya Aktual Penyimpangan
aktual 525
Variabel jam kerja lgs Pengeluaran
jam kerja
langsung

Bahan tidak langsung Rp 875.000 Rp 787.500 (Rp 87.500) = R


Tenaga kerja tidak Rp 2.500.000 Rp 2.887.500 Rp 387.500 = L
langsung
Peralatan dan Rp 1.625.000 Rp 1.837.500 Rp 212.500 = L
Perlengkapan
Reparasi Rp 1.125.000 Rp 918.750 (Rp 206.250) = R
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 750.000 Rp 1.050.000 Rp 300.000 = L
Sub –Total Rp 6.875.000 Rp 7.481.250 Rp 606.250 = L

Jika biaya aktual atau biaya yang sesungguhnya itu lebih kecil daripada anggaran
dengan dasar jam kerja aktual, maka penyimpangan itu menguntungkan. Jika biaya
aktual lebih besar daripada anggaran dengan jam kerja aktual, maka
penyimpangannya tersebut merugikan.

Ikhtisar:
(1) JIKA BIAYA AKTUAL < ANGGARAN JAM KERJA AKTUAL = LABA
(2) JIKA BIAYA AKTUAL > ANGGARAN JAM KERJA AKTUAL = RUGI
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 124

ILUSTRASI :5
ANALISA PENYIMPANGAN EFISIENSI
(EFICIENCY VARIANCE)
Anggaran Anggaran
sesuai aktual sesuai Standar
Biaya Overhead Penyimpangan
525 jam 500 jam
Variabel EFISIENSI
kerja Kerja
langsung langsung

Bahan tidak langsung Rp 787.500 Rp 750.000. (37.500) = R


Tenaga kerja tidak Rp 2.887.500 Rp 2.750.000 (137.500) = R
langsung
Peralatan dan Rp 1.837.500 Rp 1.750.000 (87.500) = R
Perlengkapan
Reparasi Rp 918.750 Rp 875.000 (43.750) = R
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 1.050.000 Rp 1.000.000 (50.000) = R
Sub –Total Rp 7.481.250 Rp 7.125.000 (356.250) = R

Jika anggaran dengan jam aktual terbukti lebih kecil daripada anggaran dengan jam
standar adalah penyimpangan yang menguntungkan; jika anggaran dengan jam
aktual lebih besar daripada anggaran dengan jam standar, maka penyimpangannya
merugikan.

Ikhtisar :
(1) JIKA ANGGARAN JAM AKTUAL < ANGGARAN DENGAN JAM
STANDAR = LABA
(2) JIKA ANGGARAN JAM AKTUAL > ANGGARAN DENGAN JAM
STANDAR = RUGI

I. TOTAL PENYIMPANGAN
Total Penyimpangan (Total variance) adalah selisih antara biaya aktual dengan
anggaran atas dasar jam standar. Jika dikehendaki penyimpangan yang
menguntungkan, maka biaya aktual lebih kecil dari anggarannya.

ILUSTRASI-6
TOTAL PENYMPANGAN(TOTAL VARIANCE)
Anggaran
Biaya
sesuai Standar Total
Biaya Overhead Variabel Aktual jam
500 jam Penyimpangan
kerja lgs
Kerja langsung
Bahan tidak langsung Rp 875.000 Rp 750.000 Rp 125.000 = R
Tenaga kerja tidak langsung Rp 2.500.000 Rp 2.750.000 Rp 250.000 = L
Peralatan dan Perlengkapan Rp 1.625.000 Rp 1.750.000 Rp 125.000 = L
Reparasi Rp 1.125.000 Rp 875.000 Rp 250.000 = R
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 750.000 Rp 1.000.000 Rp 250.000 = L
Sub –Total Rp 6.875.000 Rp 7.125.000 Rp 250.000 = L
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 125

Besarnya total penyimpangan bisa juga dihitung dengan menggabungkan


penyimpangan pengeluaran (spending variance) dengan penyimpangan efisiensi
(efficiency variance), sebagaimana disajikan dibawah ini:

ILUUSTRASI-7
TOTAL PENYMPANGAN(TOTAL VARIANCE)
(JUMLAH TOTAL PENYIMPANGAN )
Penyimpangan
Pengeluaran Penyimpangan Total
Biaya Overhead Variabel
(Spending Efisiensi Penyimpangan
Variance)
Bahan tidak langsung (Rp 87.500) = R (37.500) = R Rp 125.000 = R
Tenaga kerja tidak langsung Rp 387.500 = L (137.500) = R Rp 250.000 = L
Peralatan dan Perlengkapan Rp 212.500 = L (87.500) = R Rp 125.000 = L
Reparasi (Rp 206.250) = R (43.750) = R Rp 250.000 = R
Energi (Gas, fuel, listrik) Rp 300.000 = L (50.000) = R Rp 250.000 = L
Sub –Total Rp 606.250 = L (356.250) = R Rp 250.000 = L

J. ANGGARAN FLEKSIBEL BAGIAN PEMASARAN


Anggaran Fleksibel Bagian Pemasaran biasanya didasarkan atas jangkauan jumlah
yang relavan, dari jumlah penjualan bersih.

ILUSTRASI -8
Bagian Pemasaran
Anggaran Fleksibel Perbulan
Tarif
Biaya Penjualan Bersih
%
Rp 5 milyar Rp 7,5 Milyar Rp.10 Milyar
I.Biaya Variabel
Gaji Tenaga Penjual 5 Rp 250 juta Rp 375 juta Rp 500 juta
Tarif
Biaya Penjualan Bersih
%
Promosi 1,5 Rp 75 juta Rp 112,5 juta Rp 150 juta
Biaya Penjualan 1,0 Rp 50 juta Rp 75 juta Rp 100 juta
II.Biaya Tetap
Depresiasi Rp 12,5 juta Rp 12,5juta Rp 12,5juta
Jumlah Biaya Perbln Rp 387,5 juta Rp 575 juta Rp 762,5 juta
% dari Penjualan 7,75 % 7,67 % 7,63 %
Flexible Budget (Anggaran Luwes) 126

LATIHAN MANDIRI
1. Teori
1. Anggaran merupakan rencana tertulis tentang aktivitas yang akan
dilaksanakan oleh suatu organisasi selama periode tertentu yang dinyatakan
dalam satuan uang .................................................................= B/S
2. Anggaran Luwes/Flexible Budget angaran yang disusun jumlah rupiahnya
untuk suatu masa didasarkan produksi yang tetap untuk satu tingkat
kegiatan ................................................................................. = B/S
3. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah rupiah pada Anggaran
Luwes untuk setiap tingkat aktivitas produksi adalah
dimana Y = Anggaran fleksibel
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel per-unit
x = kuantitas
4. PT X melaporkan FOH tetap Rp 100 juta/tahun dan FOH variable perunit
Rp 250.000 maka formula anggaran luwes PT X adalah :
Y = Rp. 100.000.000 + Rp 250.000 (X).......................................... = B/S
5 . Dalam mengukur overstated dan understated pembebanan maka :
a. Bila FOH aktual > FOH yang diekspektasikan = FOH
b. Bila FOH aktual < FOH yang diekspektasikan = FOH
c. Pemakain aktual > Pemakain diekspektasikan = FOH
d. Pemakain aktual < Pemakain diekspektasikan = FOH
6. Anggaran merupakan rencana tertulis tentang aktivitas yang akan
dilaksanakan oleh suatu organisasi selama periode tertentu yang dinyatakan
dalam satuan uang ........................ B/S.
7. Anggaran Luwes/Flexible Budget angaran yang disusun jumlah rupiahnya
untuk suatu masa didasarkan produksi yang tetap untuk satu tingkat
kegiatan ............................................ B/S.
8. PT X melaporkan FOH tetap Rp 100 juta/tahun dan FOH variable perunit
Rp 250.000 maka formula anggaran luwes PT X adalah: Y =
Rp.100.000.000 + Rp 250.000 (X)... B/S.
9. Biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara
ilmiah (scientificallyn predetermined costs). ....................................... B/S.
10. Material Price Variance sering disebut juga spending variance adalah
Selisih antara harga yang sesungguhnya dengan harga standar dikalikan
kuantitas sesungguhnya (Actual Quantity) ..................................B/S.
11. Penyimpangan efesiensi bahan disebut juga penyimpangan kuantitas bahan
Yang sesungguhnya dengan kuantitas standar dikalikan standar harga
............................... B/S.

You might also like