Professional Documents
Culture Documents
NAMA KELOMPOK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Kekurangan Volume Cairan Dengan Masalah
Gatroenteritis Akut “ .
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang bagaimana cara melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Kekurangan Volume Cairan Dengan Masalah Gatroenteritis Akut. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
2.4 ..................................................................................................................... 5
2.5 ..................................................................................................................... 8
2.6 ..................................................................................................................... 9
2.7 ..................................................................................................................... 9
2.8 ..................................................................................................................... 9
2.9 ..................................................................................................................... 10
2.10 ................................................................................................................... 10
iii
2.11 ................................................................................................................... 11
2.12 ................................................................................................................... 11
2.13 ................................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
penelitian ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada An. A
dengan gangguan sistem pencernaan: gastroenteritis dehidrasi sedang,
meliputi tahap pengkajian hingga evaluasi keperawatan.
2
Upaya mengatasi diare dengan masalah kekurangan volume cairan
dapat dilakukan melalui beberapa intervensi keperawatan yang bertujuan
mempertahankan keseimbangan asupan dan haluaran cairan, mengoreksi
defisit volume cairan dan elektrolit, mengurangi overload, mempertahankan
berat jenis urine dalam batas normal menunjukkan perilaku yang dapat
meningkatkan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basah, serta
mencegah komplikasi akibat pemberian terapi ( Mubarak,dkk., 2015).
Intervensi guna menjaga agar tidak menjadi kekurangan volume cairan dapat
dilakukan dengan mengkaji status hidrasi (ubun-ubun, mata, turgor kulit dan
membran mukosa), mengkaji pengeluaran urine, gravitasi urine atau berat
jenis urine (1.005-1.020) atau sesuai usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg per
jam. Mengkaji pemasukan pengeluaran cairan, memonitor tanda-tanda vital,
pemeriksaan laboratorium program elektrolit, Ht, Ph dan serum albiumin,
pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol ( dengan oralit dan cairan
parenteral bila indikasi), pemberian obat anti diare dan anti biotik sesuai
program, dan anak di istirahatkan (Suriadi dan Yuliani, 2010).
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada : “Asuhan Keperawatan Pada
Anak X dan Y yang mengalami diare akut dengan masalah kekurangan
volume cairan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam studi kasus ini
dirumuskan sebagai: “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Anak yang
mengalami Diare Akut dengan Masalah Kekurangan volume cairan.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
3
1) Melakukan Pengkajian keperawatan pada anak yang mengalami
diare akut dengan masalah kekurangan volume cairan
2) Menetapkan diagnosa keperawatan pada anak yang mengalami
diare akut dengan masalah kekurangan volume cairan
3) Menyususn perencanaan keperawatan pada anak yang mengalami
diare akut dengan masalah kekurangan volume cairan
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak yang mengalami
diare akut dengan masalah kekurangan volume cairan
5) Melakukan evaluasi pada anak yang mengalami diare akut dengan
masalah kekurangan volume cairan
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat teoritis
1. Ilmu keperawatan
Diharapkan KTI dengan studi kasus diare akut dengan masalah
kekurangan volume cairan dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu keperawatan berdasarkan hasil dan analisis
atas hasil yang ditemukan dilapangan.
4
dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan sebaik-
baiknya.
3. Klien
Diharapakan usai menjalani asuahan keperawatan, ibu klien
dapat mengalami peningkatan pemahaman mengenai penyakit
anaknya dan dapat melakukan pencegahan atas timbulnya
penyakit berulang.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya diare. Berikut
beberapa diantaranya:
a. Infeksi internal
Menurut Ardiansyah (2012) infeksi internal ini disebabkan oleh bakteri,
antara lain: Stigella, Salmonella, Escherichia coli, Campylobacter,
Yersinia enterecolitik, Infeksi oleh virus dll.
b. Faktor malabsorbsi
Menurut Ngastiyah (2005) faktor malabsorbsi antara lain: Malabsorbsi
karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering adalah (intoleransi laktosa).
Malabsorbsi lemak, Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (Ngastiyah, 2005).
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar (Ngastiyah, 2005).
6
Manifestasi klinis yang dapat muncul pada anak yang mengalami
gastroenteritis yaitu :
a. Mula-mula anak tampak cengeng dan gelisah serta malaise
b. Suhu badan dapat meningkat atau tidak (demam merupakan reaksi
dari kompensasi tubuh terdapat adanya suatu infeksi).
c. Gejala muial dan muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah
terjadinya diare (mual dan muntah merupakan mekanisme pertahanan
tubuh untuk mencoba menyingkirkan agen virus maupun bakteri yang
sedang menyerang tubuh).
d. Nafsu makan dapat berkurang atau tidak ada (hal ini dapat terjadi
karena adanya inflamasi pada saluran gastrointestinal).
e. Diare (usus besar yang terinfeksi akan kehilangan kemampuan untuk
menahan cairan. Diare dapat berlangsung selama 24 jam atau selama
7-10 hari tergantung dari penyebab yang mendasari).
f. Membran mukosa kering.
g. Feses cair atau dengan tanpa darah dan lender (darah dapat
mendukung secara makroskopik penyebab kumannya).
h. Warna feses dapat berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
oleh empedu.
i. Anus dan sekitarnya dapat menjadi lecet karena feses menjadi asam
akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
diabsorbsi oleh usus selama diare.
j. Berat badan anak dapat menurun.
k. Kram abdomen, tenesmus.
l. Dehidrasi yaitu bila banyak cairan yang keluar dan mempunyai
tanda-tanda ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit menurun,
selaput lender mulut dan bibir kering. Dehidrasi terjadi karena diare
yang memanjang, peningkatamn suhu tubuh, mual, muntah.
7
2.1.4 Patofisiologi
c. Hipoglikemia
Dari fakta dan teori tidak terjadi kesenjangan karena dalam teori
menyebutkan bahwa salah satu penyebab diare adalah mengkonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, sehingga rencana
8
selanjutnya adalah menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan
dikonsumsi oleh anak.
9
2.1.5 Pathway
Berkembang di usus
Tek. Osmotik me
3
Isi usus meningkat DIARE
Frekuensi BAB
Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Dehidrasi
10
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat gastroenteritis antara lain:
1. Renjatan hipovolemik (terjadi akibat berkurangnya volume darah
yang intravaskuler. Kehilangan cairan yang cepat dan banyak
menurunkan preload ventrikel sehingga menurunkan isi
sekuncup dan menurunkan hantaran oksigen ke jaringan tubuh).
2. Dehidrasi baik itu dehidrasi ringan, sedang, berat, hipotonik atau
hipertonik.
3. Hipoglikemia
4. Hipokalemia dengan gejala meteorismus, hipotoni otot , lemah,
bradikardia, perubahan elektro kardiogram.
5. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik. Kejang terjadi karena
gangguan metabolic atau gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
6. Malnutrisi energy protein, akibat muntah dan diare jika lama atau
kronik.
7. Intorelansi laktosa sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus
dan defisiensi enzim laktosa. (Rudi Haryono, 2012).
11
pasien dengan kondisi imun yang rendah ( pasien dengan
penggunaan obat kemoterapi).
12
kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi
lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang
air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.
Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc
segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada
balita:
1. Umur < 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari.
2. Umur > 6 bulan: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
d) Antibiotik Selektif
13
hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar
karena shigellosis), dan suspek kolera.
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
Muntah berulang
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
14
2.2 KONSEP DASAR DEHIDRASI
2.2.1 Definisi Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa
hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik),
atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak
daripada air (dehidrasi hipotonik) (Aru dkk, 2009 dalam
Nurarif dan Kusuma, 2015).
2.2.2 Klasifikasi Dehidrasi
15
Tabel 2 0 1 2
Klasifikasi
Dehidrasi
Menurut
Maurice King
Score Bagian
yang diperiksa
Keadaan umum Sehat Rewel, gelisah, apatis, Ngigau/koma/syo
mengantuk k
Kekenyalan Normal Sedikit Kurang Sangat Kurang
Kulit
Mata Normal Sedikit Kurang Sangat Kurang
Ubun - ubun Normal Sedikit Cekung Sangat Cekung
Mulut Normal Kering Kering biru
Nadi Normal 120 – 140 >140
2.2.3 Etiologi
Bermacam – macam penyebab dehidrasi dalam menentukan tipe / jenis –
jenis dehidrasi
a. Dehidrasi Isotonik: Perdarahan, muntah, diare, hipersalivasi, fistula,
ileustomy (pemotongan usus), diaphoresis (keringat berlebihan), luka
bakar, puasa, terapi hipotonik, suction gastrointestinal (cuci lambung).
b. Dehidrasi hipotonik: Penyakit diabetes mellitus, rehidrasi cairan berlebih,
mal nutrisi berat dan kronis.
c. Dehidrasi hipertonik: Hiperventilasi, diare air, diabetes insipedus (hormone
ADH menurun), rehidrasi cairan berlebihan, disfagia, gangguan rasa haus,
kesadaran, infeksi sistemik dan suhu tubuh meningkat.
16
2.2.4 Patofisiologi
Penyebab kekurangan volume cairan yang paling umum adalah
hilangnya cairan gastrointestinal yang berlebihan akibat dari muntah,
gastroenteritis yang disertai diare, pengisapan gastrointestinal, fistula
usus, dan drainase usus. penyebab kehilangan lainnya meliputi diuretic,
gangguan ginjal, gangguan endokrin, kelebihan latihan fisik dan
penyalahgunaan kronis pada laksatif dan atau enema. Faktor yang lain
meliputi asupan cairan yang tidak adekuat termasuk ketidakmampuan
untuk mendapatkan akses cairan, ketidakmampuan untuk miminta
minum dan cairan. Elektrolit sering hilang bersamaan dengan cairan
sehingga terjadi cairan isotonik. Ketika cairan dan elektrolit hilang
kadar natrium serum tetap normal meskipuun kadar elektrolit lainnya
menurun. Cairan ditarik ke dalam kompartemen vascular dari ruang
ruang interstisial karena tubuh berupaya mempertahankan perfusi
jaringan. Kondisi ini pada akhirnya juga mengosongkan cairan di dalam
kompartemen intraseluler. (Priscilla Le Mone, dkk, 2016).
2.2.5 Penatalaksanaan Cairan
Banyak cara yang dilakukan untukmengatasi kekuranganvolume cairan
daqn rehidrasi oral merupakan terapi untuk kekurangan volume cairan
yang teraman dan terevektiv bagi pasien sadar yang mampu minum per
oral. Orang dewasa memerlukan minimal 1500 ml cairan perhari atau
hamper 30 ml per kg berat badan (berat badan ideal digunakan untuk
menghitung kebutuhan cairan bagi pasien obesitas).( Priscilla Le Mone,
dkk, 2016).
17
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah
meningkatnya mutilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang
berlebihan, cairan sodium, potasium, dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit dan dapat terjadi asidosis metalbolik.
Diare yang terjadi nerupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan
toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus, sel dalam mukosa,
intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan
terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan
kemampuan intestinal untuk mengabsorbsikan cairan dan elektrolit dan
bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan
motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi.
18
PATHWAY
Berkembang di usus
Tek. Osmotik me
Frekuensi BAB
Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
19
Dehidrasi
Pengkajian
20
makanan yang banyak mengandung, sorbitol dan fruktosa( misalnya jus
apel).
Diagnosa Keperawatan
21
Intervensi keperawatan
Intervensi:
4. Anjurkan memberikan cairan seperti air putih dan air susu ibu
22
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan
kekurangan volume cairan teratasi dan keseimbangan elektrolit, asam
basa dapat tercapai dengan kriteria hasil: keseimbangan cairan, hidrasi
yang adekuat, status nutrisi yang adekuat asupan makanan dan cairan,
keseimbangan elektrolit dan asam basa, frekuensi dan irama nafas
dalam rentang yang diharapkan.
Intervensi:
elektrolit (diare)
23
pernafasan dalam rentang yang diharapkan, perubahan warna kulit
tidak ada. Intervensi:
4. kebutuhan
6. Berikan kompres air hangat pada dahi, ketiak dan lipat paha
Intervensi :
24
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan keluarga
mengerti tentang kondisi penyakit dan perawatan anak sakit di
rumah dengan kriteria hasil: keluarga pasien mengerti tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari gastroenteritis akut, cara
pencegahan dan perawatan anak dengan gastroenteritis akut serta
dapat mendemonstrasikan cara membuat oralit dan larutan gula
garam dengan baik dan benar.
Intervensi :
Intervensi :
25
1. Bersihkan daerah bokong secara perlahan dengan air
26
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28