You are on page 1of 2

RUMAH SAKIT STANDAR PELAYANAN MEDIS

KETUBAN PECAH PREMATUR (PRETERM


PRELABOUR RUPTUR OF MEMBRAN/PPROM)
NO.DOKUMEN NO.REVISI: Halaman
PROF. Dr. MARGONO ……………. REVISI DARI: 1/2
SOEKARJO ………………………..

Tanggal terbit Disetujui Ditetapkan


……………… Direktur
DIREKTUR
Berlaku s.d. tgl
Dr. Hendro Boedhi,SpOG Dr.Chaeruddin Nur
..................... (NIP 19540225 198103 1 002) (NIP19570430 198503 1 010 )
PENGERTIAN
Ketuban Pecah Premature atau PPROM (Preterm Prelabour Rupture of Membranes)
adalah kejadian pecahnya ketuban sebelum persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 20 - 36
minggu. PPROM terjadi pada 2% kasus kehamilan dan 40% nya berhubungan dengan persalinan
preterm serta dapat menyebabkan morbiditas maupun mortalitas neonatus yang sangat signifikan.
3 penyebab kematian neonatal karena PPROM karena prematuritas, sepsis dan pulmonary
hypoplasia.
Secara epidemologi pada PPROM menunjukkan keterlibatan infeksi pada saluran kemih
bagian bawah. 1/3 kehamilan dengan PPROM didapatkan bakteriuria pada kultur cairan amnion
yang mempunyai kemampuan menembus membran yang utuh.

TUJUAN
1. Menegakkan diagnosis PPROM
2. Penanganan PPROM

PETUGAS PELAKSANA
1. Dokter di bagian Obstetri Ginekologi RS. Prof. Dr. Margono Soekarjo
2. Bidan
3. Perawat

KEBIJAKAN
Penanganan PPROM dilakukan di bagian rawat inap untuk dilakukan proses pematangan paru dan
selanjutnya dapat dilakukan rawat jalan.

KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis PPROM didasarkan pada anamnesis adanya keluhan pengeluaran cairan ketuban melalui
jalan lahir diikuti dengan pemeriksaan inspekulo genetalia didapatkan cairan amnion yang keluar
melalui OUI dan dapat dikonfirmasi dengan Nitrazine test menggunakan kertas lakmus merah.
Pemeriksaan ultrasonografi juga sangat membantu untuk penegakkan diagnosis PPROM.

Kriteria chorioamnionitis :
- suhu badan > 38 oC
- Maternal takikardi
- Leukositosis > 15.000
- Cairon amnion yang keruh dan berbau
- Uterus tegang
RUMAH SAKIT STANDAR PELAYANAN MEDIS
KETUBAN PECAH PREMATUR (PRETERM
PRELABOUR RUPTUR OF MEMBRAN/PPROM)
NO.DOKUMEN NO.REVISI: Halaman
PROF. Dr. MARGONO ……………. REVISI DARI: 2/2
SOEKARJO ………………………..

Tanggal terbit Disetujui Ditetapkan


……………… Direktur
DIREKTUR
Berlaku s.d. tgl
Dr. Hendro Boedhi,SpOG Dr.Chaeruddin Nur
..................... (NIP 19540225 198103 1 002) (NIP19570430 198503 1 010 )

DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
- Inkontinensia urin pada kehamilan
- Vulvovaginitis pada kehamilan

PENGOBATAN
Dilakukan rawat inap untuk dilakukan proses pematangan paru selama 2 hari dengan corticosteroid
(bila usia kehamilan 24-34 minggu) dan pemberian antibiotika.
- Dexamethasone 5 mg/ 12 jam diberikan 4x, atau
- Betamethasone 12 mg/ 24 jam diberikan 2x
Antibiotik yang digunakan :
- Ampicillin, 2 gram IV initial dose dilanjutkan 1 gram IV tiap 6 jam

Setelah 2 hari dapat dilakukan rawat jalan, dengan diberikan antibiotik erythromycin 4x500 mg per
oral selama 10 hari. Dipantau di poli rawat jalan tiap minggu untuk mengantisipasi adanya
chorioamnionitis.
Pertimbangan mengakhiri kehamilan apabila terjadi chorioamnionitis atau usia kehamilan telah
mencapai 34 minggu setelah pematangan paru ataupun >35 minggu tanpa pematangan paru.

UNIT TERKAIT
 Poliklinik Obstetri RS. Prof. Dr. Margono Soekarjo
 Bangsal Obstetri

SASARAN
Pasien di instalasi rawat jalan poliklinik Obstetri RS. Prof. Dr. Margono Soekarjo

DOKUMEN TERKAIT
Rekam medis pasien

You might also like