Professional Documents
Culture Documents
tersebut dikembangkan kembali oleh Searle pada tahun 1969. Menurut Searle,
komunikasi bukan hanya sekedar lambang, kata atau kalimat, tetapi lebih
merupakan hasil dari perilaku tindak tutur ( Searle 1969 dalam Suwito 1983:33 ).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak tutur merupakan inti dari
komunikasi. Tindak tutur merupakan suatu analisis yang bersifat pokok dalam
dengan objek kajian pragmatik yang sebagian besar berupa tindak tutur dalam
sebagai peletak dasar teori tindak tutur mengungkapkan bahwa sebagian tuturan
Leech (1983) berpendapat bahwa tindak tutur terikat oleh situasi tutur yang
mencakup :
b. konteks tuturan,
13
si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat
words. Menurut Austin, tuturan pada dasarnya dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu tuturan bersifat performatif dan tuturan yang bersifat konstantif. Selanjutnya,
dinyatakan bahwa semua tuturan pada dasarnya bersifat performatif, yang berarti
bahwa dua hal terjadi secara bersamaan ketika orang mengucapkannya. Teori
14
bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat
diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak
ilokusi (ilocutionary act) dan tindak perlokusi (perlocutionary act) (Chaer dan
tutur. Ia mengatakan bahwa secara analitis dapat dijelaskan atas 3 macam tindak
bahasa yang terjadi secara serentak, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak
perlokusi.
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam
arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat
tindak bahasa preposisi (prepositional act) karena tindak tutur ini hanya berkaitan
dengan makna.
memberikan rumus tindak lokusi. Bahwa tindak tutur lokusi berarti penutur
menuturkan kepada mitra tutur bahwa kata-kata yang diucapkan dengan suatu
Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tindak lokusi hanya
berupa tindakan menyatakan sesuatu dalam arti yang sebenarnya tanpa disertai
15
a. naratif
adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa
yang terjadi dalam suatu keadaan waktu. Naratif adalah suatu bentuk wacana yang
tutur suatu peristiwa yang telah terjadi .naratif hanya berusaha menjawab suatu
b. Deskriptif
suatu bentuk wacana yang bertalian dengan usaha perincian dari obyek-obyeknya
pengamatan dan perasaan kepada mitra tutur, penutur menyampaian sifat dan
c. Informatif
sebagai bentuk wacana yang mengandung makna yang sedemikian rupa sehingga
makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar angkasa
(objek atau gagasan), dan yang dapat dijelaskan oleh analisis komponen
16
Tindak ilokusi adalah salah satu dari teori Austin.Tindak tutur ilokusi
Dengan kata lain ilokusi berati melakukan tindakan dalam mengatakan sesuatu
(Leech, 1993:316).
berfungsi dalam acara resmi.Disamping itu, ada juga kalimat performatif yang
yang mengacu pada pelaku seperti saya atau kami.Sedangkan kalimat performatif
17
balik kalimat-kalimat performatif yang implisit itu tentunya ada pihak yang
2005 :22) memberikan definisi lebih rinci dengan beberapa batasan mengenai
tindak ilokusi adalah tindak bahasa yang diidentifikasikan dengan kalimat pelaku
yang eksplisif. Tindak ilokusi merupakan tekanan atau kekuatan kehendak orang
この仕事、たいへんですね。
Teori tindak tutur Austin merupakan teori tindak tutur yang berdasarkan
Searle berusaha melihat bagaimana nilai ilokusi itu ditangkap dan dipahami
pendengar. Searle membuat klasifikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur
1. Tindak Representatif
18
via words. The speaker believe to be the case or not. Statements of fact, assertions,
penutur tentang ihwal realita eksternal.Tindak tutur ini berfungsi memberi tahu
penutur berupaya agar kata-kata atau tuturan yang dihasilkan sesuai dengan jenis
realita dunia.’
tindak tutur asertif, yang mengidentifikasikan dari segi semantik karena bersifat
kata-kata atau tuturan dengan fakta duniawi terletak pada pihak penutur.Yang
termasuk ke dalam jenis tindak tutur representatif ini, adalah tuturan-tuturan yang
2. Tindak Komisif
“Commisives are those kinds of speech acts that speakers use to commit
themselves to some future action. They express what the speaker intends. They are
19
tutur komisif, penutur bertanggung jawab atas kebenaran apa yang dituturkan.
Leech (1993) mengatakan jenis tindak tutur ini memiliki fungsi menyenangkan.
tidak mengacu kepada kepentingan penutur. Jenis tindak tutur yang termasuk ke
dalam jenis tindak tutur ini menurut Yule (2006:94) adalah perjanjian, ancaman,
a. I’ll be back.
3. Tindak Ekspresif
Expressives are those kinds of speech acts that state what the speaker feels.
They express psychological states and can be statements of pleasure, pain, likes,
dislike, joy, or sorrow. As illustrated in, they can be caused by something the
speaker does or the hearer does, but they are about the speaker’s experience.
pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan. Tindak tutur ini
20
suka.
b. Congratulations !
4. Tindak Deklaratif
Declarations are those kind of speech acts that changes the world via their
appropriately.
tutur deklaratif terdapat perubahan dunia sebagai akibat dari tuturan itu, misalnya
5. Tindak Direktif
21
else to do something. They express what the speaker wants. The are commands,
negative.
Dalam tindak tutur direktif mengandung hal yang bersifat keinginan pihak
penutur kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tindak
tutur direktif merupakan ekspresi dari apa yang penutur inginkan (Yule, 2006:93).
Jenis tindak tutur yang termasuk dalam tindak tutur jenis direktif adalah perintah,
permintaan, pemberian saran. Dalam hal ini pendengar bertanggung jawab untuk
kepada sang mitra tutur oleh penutur. Tindak tutur perlokusioner dapat dinyatakan
dalam bahasa Inggris, the act off affecting someone. (cf.Wijana,1996; Rahardi,
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya
ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguitik dari orang
lain itu. Misalnya, karena adanya ucapan dokter (kepada pasien) “mungkin ibu
22
yang diucapkan oleh seseorang penutur sering kali memiliki efek atau daya
pengaruh ini dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja oleh
mengenai tindak perlokusi, yaitu tindak bahasa yang dilkakukan sebagai akibat
penutur bukan hanya peristiwa ujar yang terjadi dengan sendirinya, tetapi
merupakan ujaran yang diujarkan mengandung maksud dan tujuan tertentu yang
mitra tutur atau penyimak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak tutur
23
berikut;
(1995:311”
oleh orang (penutur) ketika dia ingin mengekspresikan perasaan kecewa dan
berikut:
dilakukan petutur dan untuk meminta suatu tindakan perbaikan (Olshtain &
Weinbach).
24
Dalam Bahasa Jepang terdapat dua istilah yang digunakan untuk mengeluh,
yaitu monku dan kujou. Kedua kata tersebut secara garis besar bermakna keluhan,
keberatan. Arti dari monku dan kujou juga terdapat dalam kamus 広辞苑新村出
ぶんしょうちゅう
1. 文 章 中 の語句。文句。
‘keadaan sulit’
25
(1942:1101, 120 dalam Nurhasanah, 2010) ditegaskan bahwa monku dan kujou
Wijaya (2006) dalam bukunya yang berjudul dasar -dasar Pragmatik telah
menguraikan adanya dua macam jenis tidak tutur di dalam praktik berbahasa,
yakni (1) tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. (2) tindak tutur
Yang dimaksud dengan tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang
berita, atau bahkan mungkin mengunakan kalimat tanya. Adakalanya pula, sebuah
26
berita.Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa kalimat perintah mustahil dapat
digunakan secara tidak langsung untuk menyatakan maksud yang bukan perintah.
Jadi, hanya kalimat yang bermodus berita dan bermodus tanya sajalah yang bisa
Tindak tutur tidak langsung itu harus dimaknai dengan sesuatu yang
yang berbunyi ‘ Ruangannya gelap sekali.’ dari sisi modusnya adalah semata-mata
kalimat berita. Maka tindakan menyampaikan informasi bahwa ruangan itu gelap
sekali merupakan tindak tutur yang sifatnya langsung dan modusnya adalah
menyalakan lampu karena situasi ruangan yang sangat gelap itu, maka tindak tutur
yang demikian itu disebut sebagai tindak tutur yang tidak langsung.
Selanjutnya, tindak tutur literal dapat dimaknai sebagai tindak tutur yang
maksudnya sama persis dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur
nonliteral adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama atau bahkan berlawanan
dengan makna kata-kata yang menyusunnya itu. Sebagai contoh orang bisa
mengatakan, ‘Wah suaramu bagus sekali’. Jika maksud dari tuturan itu adalah
menyatakan pujian kepada sang mitra tutur maka jelas sekali bahwa tuturan itu
dengan wujud tuturannya itulah yang disebut dengan tindak tutur literal. Akan
tetapi, kalau yang dimaksud oleh sang penutur ketika menyampaikan tuturan tadi
adalah untuk menyindir atau untuk mengejek sang mitra tutur maka tindak tutur
27
bentuk tindak tutur keluhan ada dua, yaitu tuturan keluhan secara langsung dan
terhadap tindakan yang telah lalu atau yang sedang berlangsung sebagai reaksi
ditujukan kepada mitra tutur yang dianggap mitra tutur bertanggung jawab atas
keluhannya kepada mitra tutur yang tidak ada hubungannya dengan isi keluhan
sendiri, sesuatu atau seseorang yang tidak ada pada saat keluhan tersebut
itu terjadi, sedangkan secara tidak langsung ialah menyampaikan keluhan tidak
langsung kepada mitra tutur yang menyebabkan keluhan itu terjadi. Maksudnya,
menyampaikan keluhan kepada orang lain (orang ketiga) yang dirasakan oleh
penutur.
28
disapproval)
a. Annoyance
29
b. Ill consequences
ia terima sebagai akibat dari tindakan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab
mitra tutur.
berdasarkantingkat kelangsungannya.
a. Indirect Accusation
pertanyaan kepada mitra tutur terkait situasi atau menyatakan bahwa dia ada
menentukan mitra tutur sebagai agen potensial terhadap apa yang dikeluhkan.
b. Direct Accusation
30
a. Modified Blame
pihak yang bertanggung jawab atau dia menyatakan pilihan terhadap pendekatan
Contoh: It’s really too bad, you know, going round wrecking otherpeople’s cars.
31
Drama ini diambil dari kisah nyata berdasarkan buku harian Kifuji Aya
Aya ikeuchi adalah seorang gadis yang sempurna.Cantik, baik hati, lemah
lembut, ramah, pandai dan juga bintang basket di sekolahnya.Ia adalah kebanggan
Mizuo Ikeuchi, seorang pembuat tofu yang membuka toko tofu di rumah. Ibunya,
Shioka Ikeuchi seorang konsultan kesehatan yang bekerja di rumah sakit setempat.
Aya adalah anak tertua keluarga itu, dengan dua adik perempuan Ako dan Rika
luar biasa bagi keluarga Ikeuchi.Dua orang sahabat Aya juga diterimadi sekolah
32
masih sangat belia, dalam usia 15 tahun, Aya divonis menderita penyakit syaraf
tanpa obat yang tak dapat disembuhkan. Penderitanya akan mengalami penurunan
menulis dan bicara. Lebih parah lagi, kemampuan menelan makananpun akan
kepada dokter yang merawat Aya, karena dia orang yang memberikan vonis
Aya yang yang tidak tahu tentang penyakitnya tengah menikmati masa
penyendiri yang menyebalkan. Haruto tipikal cowok yang cuek dan masa bodoh
dengan segala hal yang terjadi di sekelilingnya. Yang jadi perhatiannya hanya
payung ketika di hujan deras saat Aya menunggu seniornya yang membatalkan
Apa jadinya keluarga Ikeuchi setelah tahu bahwa putri kebanggaan mereka
harus kehilangan masa depannya. ketabahan, cinta dan kehangatan keluarga itulah
33