You are on page 1of 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Dari kegiatan pengambilan sampel yang dilakukan, diperoleh beberapa
hasil pengamatan secara in-situ berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan in-situ

Hasil Pengamatan Gambar Keterangan


Suhu sampel 280C

Gambar 4.1. Pengukuran


Suhu
Warna sungai Hitam

Gambar 4.2. Kondisi


Sungai

Dari pengamatan yang dilakukan secara ex-situ, diperoleh hasil berikut ini.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan ex-situ

Hasil Pengamatan Gambar Keterangan


pH - 7.31
Gambar 4.3. pH Awal Sampel

4.2. Perhitungan
4.2.1. Menghitung Minyak dan Lemak
Diketahui: A (berat labu destilasi + residu) = 106,2091 gram
B (berat labu destilasi kosong) = 106,2011 gram
Volume sampel = 100 mL
Ditanya: Berat minyak dan lemak (mg/L) ...?
Berat minyak dan lemak (mg/L):
1000
= (A - B) x
V sampel
1000
= (106,2091 – 106,2011) x
0,1
= 80 mg/L
4.3. Pembahasan
Sampling dilakukan di sungai dekat halte busway Grogol, Jakarta Barat.
Sungai tersebut merupakan sungai yang mendapat masukkan limbah dari berbagai
macam aktivitas, misalnya kegiatan usaha dan perkantoran. Berdasarkan
KEPGUB No. 582 Tahun 1995, sungai diperuntukkan untuk kegiatan perkotaan
sehingga rentan terjadinya perncemaran terhadap sungai tersebut. Adapun
parameter yang akan dianalisis dari sungai dekat halte busway Grogol adalah
kadar minyak dan lemak yang terkandung di dalam sungai tersebut.
Penentuan minyak dan lemak dalam air dilakukan dengan penntuan hasil
yang terekstrak dalam fasa organik, meliputi senyawa-senyawa hidrokarbon, asam
lemak, sabun, lemak, minyak, dan lain-lain. Penentuan minyak dan lemak
memanfaatkan pelarut organik (seperti freon, eter, atau n-heksana) sebagai
pengekstrak. Minyak dan lemak terekstrak dalam suasana asam dan mempunyai
titik didih yang lebih tinggi dari titik didih pelarut pengekstraknya. Karena
mempunyai titik didih yang tinggi sehingga minyak dan lemak baru akan
mendidih pada suhu yang tinggi.
Dalam perairan, keberadaan minyak dan lemak diusahakan tidak ada. Hal
ini terjadi karena keberadaan minyak dan lemak dapat mempengaruhi konsentrasi
oksigen terlarut dalam air. Minyak dan lemak akan membentuk film di permukaan
air sehingga menghalangi masuknya oksigen dari atmosfir ke dalam air. Akibat
dari terhalangnya oksigen yang masuk, maka menurunkan kadar DO sebagai
akibat dari tercemarnya air oleh minyak dan lemak.
Dalam penentuan minyak dan lemak, umumnya digunakan tiga jenis
metode, yaitu metode partisi-gravimetri (didasarkan pada ekstraksi minyak dan
lemak yang larut atau teremulsi dalam air menggunakan pelarut organik seperti
freon, eter, atau n-heksana), metode inframerah (digunakan pada sampel yang
kadar minyak dan lemaknya kurang dari 10 mg/L), dan metode sokslet (digunakan
apabila lemak relatif non polar atau terbatas kelarutannya dalam pelarut freon).
Dalam praktikum yang dilakukan, metode yang digunakan adalah metode partisi-
gravimetri dengan memanfaatkan pelarut organik sebagai pengekstrak. Metode ini
digunakan karena diperkirakan sampel yang akan dianalisis mengandung kadar
minyak dan lemak yang cukup tinggi. Sehingga apabila digunakan metode
lainnya, misalnya inframerah, maka hasil yang diperoleh tidak akan akurat karena
metode inframerah hanya untuk sampel yang kandungan minyak dan lemaknya
sedikit atau kurang dari 10 mg/L. Begitu juga dengan metode sokslet yang hanya
bisa digunakan apabila kelarutannya minyak dan lemaknya terbatas. Namun
demikian, metode yang digunakan memiliki beberapa kelemahan, seperti tidak
spesifiknya kemampuan pelarut organik dalam melarutkan minyak dan lemak.
Dalam percobaan awal yang dilakukan, sampel dengan volume tertentu
harus berada pada pH=2. Untuk itu, digunakan senyawa asam klorida (HCl) untuk
membuat sampel berada pada suasana asam dengan pH sekitar 2. Selain pada
pengaturan pH sampel, perlakuan yang diberikan terhadap sampel adalah dengan
menguapkan sampel menggunakan labu destilasi. Penguapan yang dilakukan
tersebut adalah untuk memisahkan pelarut organik yang digunakan saat mencuci
kertas saring (yang sebelumnya telah digunakan untuk menyaring sampel).
Penguapan dilakukan selama kurang lebih 1-2 menit (menurut teori). Saat proses
penguapan (yaitu terpisahnya pelarut organik) telah selesai, labu destilasi
didinginkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penimbangan terhadap labu yang
berisi residu.
Setelah dilakukan penimbangan dan didapatkan data berat labu destilasi
kosong (sebelum dimasukkan sampel) dan labu destilasi + residu (setelah proses
destilasi), dilakukan perhitungan terhadap berat minyak dan lemak. Hasilnya,
diperoleh kadar minyak dan lemak sebesar 80 mg/L. Hasil ini sesuai, sebagaimana
perkiraan kadar minyak dan lemak untuk menentukan metode apa yang akan
digunakan. Berdasarkan KEPGUB No. 582 Tahun 1995, dalam air baku air
minum (baku mutu golongan B) tidak boleh mengandung minyak dan lemak, atau
dengan kata lain konsentrasi minyak dan lemak dalam air tersebut = 0 mg/L.
Sementara, untuk baku mutu golongan C (perikanan dan peternakan), konsentrasi
maksimum minyak dan lemak yang diperbolehkan sebesar 0,5 mg/L. Apabila
dibandingkan dengan konsentrasi minyak dan lemak sampel air, maka terlihat
jelas bahwa sampel tersebut sangat tercemar oleh minyak dan lemak.
BAB V
SIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan berikut.

5.1. Penentuan Minyak dan Lemak


1. Konsentrasi minyak dan lemak yang ada dalam sampel air adalah sebesar 80
mg/L. Artinya, konsentrasi minyak dan lemak yang ada di sungai halte
grogol sangat melampaui dari baku mutu yang ditetapkan pemerintah
provinsi DKI Jakarta dalam KEPGUB No. 582 Tahun 1995.
2. Pada dasarnya, keberadaan minyak dan lemak dalam air tidak dianjurkan
karena dapat membentuk film di permukaan air yang dapat menghalangi
masuknya oksigen dari atmosfir ke dalam air.
3. Penentuan menggunakan metode partisi-gravimetri karena perkiraan
kandungan minyak dan lemak dalam sampel cukup tinggi.
4. Penggunaan pelarut organik dalam metode yang dipilih adalah untuk
melarutkan ekstraksi minyak dan lemak dalam air.
5. Penambahana pelarut organik ke dalam sampel akan menciptakan larutan
yang memiliki dua fasa.
6. Pemanasan sampel yang telah ditambahkan pelarut organik di dalamnya
adalah untuk menguapkan pelarut organik sehingga pelarut tersebut dapat
terpisah dari sampel.
DAFTAR PUSTAKA

KEPGUB No. 582 Tahun 1995 Tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu
Air Sungai / Badan Air Serta Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.

Lindu, Muhammad dkk. 2014. Penuntun Praktikum Laboratorium Lingkungan I.


Jakarta: Universitas Trisakti.

You might also like