You are on page 1of 3

1.

konflik antara perusahaan dengan karyawan karena pembagian bonus yang tidak adil

Liputan6.com, Jayapura - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Freeport


Indonesia(PT FI) menggelar unjuk rasa. Dalam unjuk rasa tersebut, SPSI Freeport meminta
adanya keadilan pembagian bonus bagi kurang lebih 800 karyawan yang bekerja di tambang
terbuka.

Sekretaris Hubungan Industrial Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Freeport Tri
Puspital menyebutkan, klimaks permasalahan pada pertemuan 19 September 2016 terjadi
ketimpangan pemberian bonus bagi pekerja tambang terbuka hanya 17 persen. Sementara
bagi pekerja Geotek mendapatkan bonus 45 persen dari total gaji karyawan.

"Para pekerja kecewa mendapatkan bonus kecil, apalagi selama ini karyawan telah membantu
perusahaan dalam operasional. Dengan adanya ketimpangan ini, maka sejak 28 September
karyawan memutuskan untuk mogok kerja, hingga ada kesepakatan antara perusahaan dan
karyawan," jelas Tri Puspital, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/10/2016).

Setiap harinya, tambang terbuka itu menghasilkan sekitar 200 ribu ton ore atau bijih mineral.
Sementara para pekerja di tambang terbuka itu membawa alatnya masing-masing berkisar 6-7
jam per hari.

"Sementara ini yang dituntut oleh teman-teman karyawan adalah meminta transparansi dari
perusahaan tentang pemberian bonus, misalnya bagaimana formula pemberian bonus,
bagaimana caranya dan baru dibandingkan dengan aktual pencapaian dengan kondisi real di
lapangan," urai dia.

Juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama membenarkan adanya mogok kerja sejak 28
September dari karyawan di tambang terbuka, karena masalah pemberian bonus.

"Kami sedang berupaya untuk mengatasi masalah ini dan mengembalikan operasi tambang
terbuka sesegera mungkin," jelasnya.

Mogok kerja yang dilakukan karyawan Freeport Indonesia tersebut tak berdampak pada
operasi tambang bawah tanah. "Operasi pabrik pengolahan juga masih beroperasi secara
terbatas,"ungkap dia. (Katharina Janur/Gdn

http://bisnis.liputan6.com/read/2616987/karyawan-pt-freeport-indonesia-mogok-kerja\

2. - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Freeport Indonesia(PT FI) menggelar unjuk
rasa. Dalam unjuk rasa tersebut, SPSI Freeport meminta adanya keadilan pembagian bonus
bagi kurang lebih 800 karyawan yang bekerja di tambang terbuka. klimaks permasalahan ada
pada ketimpangan pemberian bonus bagi pekerja tambang terbuka hanya 17 persen.
Sementara bagi pekerja Geotek mendapatkan bonus 45 persen dari total gaji karyawan.

Para pekerja kecewa mendapatkan bonus kecil, apalagi selama ini karyawan telah membantu
perusahaan dalam operasional. Dengan adanya ketimpangan ini, maka sejak 28 September
karyawan memutuskan untuk mogok kerja, hingga ada kesepakatan antara perusahaan dan
karyawan, tetapi Mogok kerja yang dilakukan karyawan Freeport Indonesia tersebut tak
berdampak pada operasi tambang bawah tanah.
3. Konflik merupakan salah satu pelanggaran terhadap etika bisnis. Di dalam suatu
perusahaan pasti saja ada ketidakcocokan antara sesama karyawan maupun para petinggi di
perusahaan tersebut, dari ketidakcocokan tersebut munculah yang namanya konflik.

Untuk meminimalisir konflik di dalam perusahaan karyawan mempunyai kewajiban seperti


kewajiban ketaatan, konfidensialitas, loyalitas dan melaporkan kesalahan. Untuk
menjalankan kewajibannya secara maksimal perusahaan juga harus ikut mendorong dan
mengadakan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan karyawan agar kinerja di
perusahaan dapat semaksimal mungkin. Tidak hanya kewajiban laryawan saja yang harus
dipenuhi, tetapi harus ada timpal balik dari perusahaan, yang harus dipenuhi salah satunya
kewajiban untuk memberikan gaji yang layak, dan tidak adanya diskriminasi anatara pekerja
yang satu dengan pekerja yang lainnya.

Jika salah satu kewajiban-kewajiban tersebut tidak dipenuhi maka tidak bisa dipungkiri akan
terjadinya ketimpangan, kecemburuan dan konflik kepentingan diantara pihak tersebut.
Seperti yang terjadi dengan PT Freeport, dimana dalam berita di Liputan 6 PT Freport
melanggar kewajiban yang seharusnya diberikan kepada karyawan, yaitu membedakan
pemberian bonus antara pekerja tambang dengan pekerja geotek, yang menyebabkan
terganggunya aktivitas perusahaan. Kewajiban karyawan terhadap perusahaan sudah
terpenuhi, apakah kewajiban perusahaan PT Freport terhadap para karyawannya sudah
dipenuhi? Saya rasa belum.

Dalam hubungan industrial antara pegawai dan perusahaan telah disebutkan bahwa pegawai
cenderung berada pada posisi yang lemah. Karena itu peraturan tentang ketenagakerjaan pada
umumnya menekankan pada penghargaan hak-hak asasi manusia di tempat kerja. Dari
kejadian yang dialami oleh karyawan PT Freeport tersebut karyawan dapat menggunakan
haknya, yaitu melakukan mogok kerja. Dimana Pemogokan berarti sebagai kebebasan
individu untuk menolak pekerjaan dalam kondisi tertentu yang tidak diinginkan. Para pekerja
pun mendapat perlindungan dari Undang-undang No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Dari beberapa kasus mogok kerja yang dilakukan oleh karyawan beberapa dari mogok kerja
tersebut tidak mendapat tanggapan dari perusahaan, karena perusahaan beralasan sudah
memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada para karyawan, dan banyak pula para karyawan
tidak puas dengan kebijakan yang diterapkan oleh suatu perusahaan tersebut. Dampak dari
tidak ditanggapi aspirasi-aspirasi dari karyawan oleh perusahaan, karyawan pun melakukan
mogok kerja yang anarkis akibat kekecewaan mereka terhadap perusahaan tersebut, seperti
ada yang memblokade, dan ada juga yang merusak fasilitas perusahaan. Selain karena
kurangnya tindakan cepat dari perusahaaan untuk menampung aspirasi dari karyawan hal ini
juga disebabkan oleh lemahnya pemahaman tentang apa itu yang disebut etika bisnis,
masalah etika, dan lingkup serta pendekatan pemecahannya.

Sebagai manusia yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan alangkah baiknya para karyawan
menghindarkan aksi mogok kerja yang anarkis. Sebaiknya para karyawan melakukan mogok
kerja yang beretika karena mogok kerja yang dilakukan dengan mengedepankan etika, tertib
dan damai dapat mempertahankan nama baik perusahaan tersebut apalagi disini berbicara
mengenai perusahaan PT Freeport yang terkenal dengan perusahaan yang sukses. Nah
bagaimana yang disebut mogok kerja yang beretika? Mogok kerja yang beretika berarti para
karyawan dapat mengedepankan sisi moral, berperilaku yang etis, harmonis, memenuhi
syarat-syarat dalam melakukan mogok kerja tersebut dan tidak merugikan masyarakat luas.

Etika dalam berbisnis tidak hanya mementingkan moral yang baik tetapi juga bagaimana
hubungan antara karyawan dengan perusahaan terjalin dengan harmonis sehingga bisa
memajukan perusahaan tersebut. Dari konflik antara karyawan dengan perusahaan PT
Freeport diakibatkan oleh kurangnya komunikasi diantara dua belah pihak. Perlu diketahui
gaji pegawai tambang PT Freeport 16-20 juta belum termasuk bonus, tunjungan hari tua, dll.
Tetapi gaji yang mereka dapatkan sebanding dengan resiko pekerjaan yang mereka terima.
Demikian pula dengan karyawan geoteknik, yang dianggap memiliki andil yang sangat besar
dalam perusahaan tambang dan identik dengan bayaran yang mahal. Dalam hal ini pekerja
tambang pun ingin diperlakukan secara adil karena resiko yang diterima dari pekerja tambang
tidaklah mudah. Dalam kejadian ini para pekerja tambang bisa saja kehilangan kepercayaan
terhadap perusahaan PT Freeport, yang dapat menyebabkan gangguang internal dari
perusahaan ini. Dari kasus PT Freeport ini sebaiknya perusahaan melakukan komunikasi
dengan karyawan secara intensif, sehingga dari terbangunnya komunikasi ini diharapkan
dapat meminimalisir konflik sehingga dapat membangun kualitas karyawan yang lebih baik,
dan membangun manajemen SDM yang lebih baik., jika manajemen SDM dalam perusahaan
tesebut dapat dibangun secara maksimal tidak dipungkiri PT Freeport bisa tumbuh menjadi
perusahaan yang disegani. Selain itu PT Freeport dapat membangun chemistry yang baik
antar karyawan dengan cara menyerap setiap aspirasi dari karyawan-karyawan sehingga
kejadian ini tidak terjadi lagi.

You might also like