You are on page 1of 5

PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA 1

SOLID-GAS FLUIDIZATION

DWI IRA PUSPITA SARI, IMAM MAHMUDDIN, NUR WIDYA

JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN


AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

1. Tujuan
Tujuan dari percobaan solid-gas fluidization adalah
- Mengamati dan mengukur fluidisasi tumpukan padatan (solid bed)
- Mengukur kehilangan tekanan pada tumpukan (the pressure loss across
the bed)

2. Dasar Teori
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida
baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Ketika laju alir dinaikkan,
akan sampai pada suatu keadaan di mana unggun padatan akan tersuspensi di
dalam aliran gas yang melaluinya. Pada keadaan ini masing-masing butiran akan
terpisahkan satu sama lain sehingga dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada
kondisi butiran yang dapat bergerak ini, sifat unggun akan menyerupai suatu
cairan dengan viskositas tinggi, misalnya adanya kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik dan sebagainya. fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor antara lain laju alir fluida, jenis fluida, ukuran partikel, bentuk
partikel, jenis dan densitas partikel, faktor interlock antar partikel, porositas
unggun, distribusi aliran, distribusi bentuk ukuran partikel serta diameter kolom
(Taghipour, 2005).

Reaktor unggun atau hamparan fluidisasi (fluidized bed) berfungsi


meningkatkan penyebaran umpan bahan bakar yang datang dengan pemanasan
yang cepat sampai temperatur pengapiannya (ignition) serta meningkatkan waktu
kontak yang cukup dan juga kondisi pencampuran yang hebat untuk pembakaran
sempurna. Pembakaran normalnya terjadi sendiri, sehingga bahan bakar hancur
dengan cepat, kering dan terbakar di dalam hamparan. Laju pembakaran akan
meningkat seiring dengan meningkatnya laju pirolisis dari bahan bakar padat
karena kontak langsung dengan partikel hamparan yang panas (Basu, 2006).
Ketinggian unggun berubah seiring dengan perubahan laju alir udara.
Semakin besar laju alir udara, maka akan semakin besar ketinggian unggun. Pada
laju alir udara yang rendah, perubahan ketinggian unggun tidak begitu berarti
bahan akan cenderung konstan meskipun laju alir udara bertambah. Konsep dasar
dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat diilustrasikan dengan fenomena
yang terjadi jika adanya perubahan laju alir gas seperti pada gambar dibawah ini
(Bird, 1995).

Gambar 2.1 fenomena fluidisasi dengan variasi laju alir gas

Pressure drop yang melalui fix bed pada ukuran partikel seragam dapat
dihubungkan dengan persamaan Ergun, Persamaan Ergun untuk penurunan
tekanan adalah:

(1)

Dimana:
P = penurunan tekanan pada bed
L = panjang bed
μ = viskositas
s = sphericity
VO = superficial velocity
Dp = diameter partikel
= porositas ( void fraction )
= densitas

(Geankoplis,2003).

Yang dimaksud dengan kecepatan minimum fluidisasi (dengan notasi Umf )


adalah kecepatan superfisial fluida minimum dimana fluidisasi mulai terjadi.
harganya diperoleh dengan mengombinasikan persaman Ergun dengan persamaan
neraca massa pada fluidized bed, menjadi:

150(1−𝜀𝑚𝑓 )𝑑𝑝. .𝜌𝑔 1,75 𝑑𝑝. 𝑃𝑔 𝑑𝑝 3 𝑃𝑔 (𝜌𝑠 −𝜌𝑔 )𝑔


𝑈𝑚𝑓 + 𝑈𝑚𝑓 2 = (2)
𝜀𝑚𝑓 3 𝜇 𝜀𝑚𝑓 3 𝜇 𝜇2

Untuk keadaan ekstrem, yaitu:


1. Aliran laminer (Re<20), kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:
2 (𝜌 −𝜌 )𝑔 𝜀
𝑑𝑝 3
𝑠 𝑔 𝑚𝑓
𝑈𝑚𝑓 = 150 (3)
𝜇 1−𝜀𝑚𝑓
2. Aliran turbulen (Re>1000), kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:
2
𝑑𝑝 (𝜌𝑠 −𝜌𝑔 )𝑔
𝑈𝑚𝑓 2 = . . 𝜀𝑚𝑓 (4)
150 𝜌𝑔

Bentuk Partikel (Spheresitas). Faktor bentuk atau derajat kebolaan suatu partikel
yang didefinisikan sebagai berikut :

𝐴𝑃 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑙𝑎


ɸ𝑆 = = 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑎
𝐴 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
(5)

Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara


matematik bisa ditulis sebagai berikut:

𝑉𝑈 −𝑉𝑃
𝜀= (6)
𝑉𝑈

Dimana:
e = porositas unggun
Vu = volume unggun
Vp = volume partikel
(Gidaspow, 1994).

3. Posedur Percobaan

A. Mempersiapkan
1. Periksa apakah valve kompresor udara tertutup.
2. Aktifkan peralatan unggun terfluidisasi.
3. Tutup valve V1 (yang mengendalikan laju alir).
4. Buka valve pada kompresor udara.
B. Eksperimen 1. Menghitung tekanan yang hilang
1. Geser sensor tekanan sampai ke bawah bed.
2. Sesuaikan laju alir sampai 10 L/menit menggunakan katup V1.
3. Mencatat laju alir dan tekanan.
4. Meningkatkan laju alir dengan langkah 2 L/menit.
5. Selanjutnya mencatat laju lair dan tekanan.
6. Begitu gerakan partikel pertama terlihat, kecepatan diturunkan. Perhatikan
laju alir pada saat ini.
7. Lanjutkan meningkatkan rasio aliran dengan langkah 5L/ min. Sampai
aliran 70 L / min tercapai.
8. Plot kehilangan tekanan versus kecepatan fluida.
C. Eksperimen 2. mengukur distribusi tekanan di fluid bed
1. Mengatur laju alir sampai 40 L / menit menggunakan katup V1.
2. Mencatat tekanan.
3. Mengangkat sensor tekanan 10 mm dan catat tekanannya.
4. Ulangi pengukuran sampai sensor tekanan mencapai permukaan.
5. Membuat grafik antara kehilangan tekanan versus ketinggian dan
hubungkan dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA

Basu, Prabir. 2006. “Combustion and Gasification in Fluidized Bed”. Taylor &
Francis Grup.
Bird. 1995. “Transport Phenomena 2nd Edition”. NewYork: McGraw Hill
Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Processes and Separation Process
Principles (Includes Unit Operations). 4th edition. New Jersey: Prentice Hall.

Gidaspow, D. 1994. “Multiphase Flow and Fluidization: Continuum and Kinetic


Theory Descriptions”, Academic Press, San Diego.

Taghipour F, Wong C. 2005. “Experimental and computational study of gas–solid


fluidized bed hydrodynamics” University of British Columbia, 2216 Main
Mall, Vancouver, BC, Canada.

You might also like