Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
yang diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya.
(American Diabetes Association (ADA), 2004 dalam Smeltzer & Bare, 2008).
Data DM di Indonesia pada tahun 1995 terdapat 8,4 juta pasien yang menderita
DM. Tahun 2006 meningkat menjadi 14,7 juta. Diperkirakan akan terus
2008).
menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan
spinal. Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai adalah
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
1
polineuropati sensorik (perifer) dengan gejala permulaannya adalah parestesia
(rasa tertusuk-tusuk, kesemutan), rasa terbakar, kaki terasa baal (patirasa) dan
utama resiko terjadinya ulkus, tetapi terdapat beberapa faktor resiko lain yang
juga turut berperan yaitu Keadaan hiperglikemia yang tidak terkontrol, usia pasien
yang lebih dari 40 tahun, riwayat ulkus kaki atau amputasi, penurunan denyut nadi
perifer, riwayat merokok, deformitas anatomis atau bagian yang menonjol (seperti
melakukan pengontrolan kadar gula darah secara teratur dan mencegah terjadinya
luka pada kaki Karena adanya komplikasi yang disebut neuropati, pasien diabetes
Neuropati terjadi ketika suplai darah ke ujung saraf kecil di kaki dan tangan
sampai celah di antara jari-jari kaki menjadi basah. Inspeksi atau pemeriksaan
kaki harus dilakukan setiap hari untuk memeriksa apakah terdapat gejala
kemerahan, lepuh, fisura, kalus, atau ulserasi (Smeltzer & Bare, 2008).
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
2
Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (2009) bahwa
perawatan kaki secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar 50-
diabetik maka diabetisi harus mempunyai niat yang tinggi karena perawatan kaki
diabetik ini harus dilakukan secara teratur jika ingin benar-benar mendapatkan
kualitas hidup yang baik. Pemeriksaan dan perawatan kaki diabetes merupakan
semua aktivitas khusus (senam kaki, memeriksa dan merawat kaki) yang
ulkus diabetikum.
mengaku merasakan kesemutan, kram kaki seperti kesetrum namun tidak pernah
melakukan perawatan pada saat keluhan itu muncul dan membiarkannya hingga
keluhan hilang, Dua orang pasien yang merasakan pegal di kaki, kulit kaki terasa
dingin selalu melakukan perawatan kaki seperti memijat kaki, menggunakan alas
kaki, dan mencuci kaki dengan air hangat secara rutin, tiga orang pasien
merasakan kaki lemah sulit untuk berjalan, panas di kaki namun tidak melakukan
perawatan kaki secara rutin, dan dua orang pasien tidak merasakan keluhan pada
kaki tetapi selalu menggunakan alas kaki, rajin mencuci kaki, mengeringkan kaki
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
3
METODE PENELITIAN
mengetahui gambaran perawatan kaki dan sensasi sensorik kaki pada pasien
tingkat perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2, sedangkan subvariabel
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat ke Poli DM
RSUD yang berjumlah rata-rata setiap bulan 1.123 orang. Sampel dalam
responden penelitian.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien penderita diabetes
usia 35-70 tahun, dan pasien meltus tipe 2, bersedia menjadi responden, rentang
yang kooperatif.
kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, meliputi riwayat perawatan kaki, masalah pada kaki yang dialami
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
4
Analisis data menggunakan analisis univariat. Analisis univariat bertujuan
untuk menjelaskan karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, dan lama
terbanyak rata-rata adalah dibawah 55 tahun dengan lama menderita diabetes rata
rentang usia 55 tahun keatas. Selain itu dilihat dari faktor lamanya menderita
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
5
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Perawatan Kaki pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Bulan Mei 2012 di Poliklinik DM RSUD (n=
92)
Perawatan Kaki
Baik Buruk
Karakteristik Kategori
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
(n) (%) (n) (%)
Perempuan 59 64, 13 19 20, 65
Jenis Kelamin
Laki-Laki 7 07, 61 7 07, 61
35-55
34 36, 95 10 10, 86
Usia (Tahun) 55 Thn
32 34, 78 16 17, 39
keatas
dengan baik, dan kurang dari setengah melakukan perawatan kaki yang buruk.
kaki dengan baik dan perawatan kaki yang buruk memiliki frekuensi yang sama
besar.
besar responden yang melakukan perawatan kaki yang baik berusia rata-rata
dibawah usia 55 tahun. Sedangkan sebagian lainnya berada pada usia diatas 55
berdasarkan lama menderita diabetes. Bahwa perawatan kaki yang baik sebagian
besar dilakukan oleh responden yang telah menderita diabetes melitus rata-rata 1-
5 tahun. Dan ternyata tingkat perawatan kaki yang buruk ditemukan juga pada
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
6
sebagian besar responden yang telah menderita diabetes melitus rata-rata 1-5
tahun.
oleh pasien diabetes melitus tipe 2 yaitu sebagian besar dari responden sudah
melakukan perawatan kaki dengan baik, dan sebagian kecil dari responden masih
diketahui bahwa sebagian besar (71, 73%) responden sudah melakukan perawatan
kaki yang baik. Hal ini menggambarkan bahwa pasien telah melakukan perawatan
kaki dengan baik sehingga resiko terkena komplikasi pada kaki semakin kecil.
kaki yang baik pada responden sudah menunjukkan prosentase yang cukup besar.
Menurut Kerri Wright (2010) perawatan kaki yaitu memeriksa kaki setiap hari,
apakah ada perubahan warna, terjadi pembengkakan, nyeri atau mati rasa,
memeriksa alas kaki seperti sepatu atau kaus kaki yang digunakan untuk
memastikan bahwa alas kaki sesuai dan tidak menyebabkan lecet pada kaki,
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
7
mencuci kaki setiap hari menggunakan sabun dan air hangat, mengeringkan kaki
dengan hati-hati, khususnya diantara sela-sela jari kaki, serta menggunting kuku.
29 31, 52 23 25, 00
1-5
Lama Menderita 19 20, 65 7 07, 61
6-10
DM (Tahun)
11-15
8 08, 69 6 06, 52
pada pasien diabetes melitus tipe 2 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama
yang memiliki sensasi kaki yang normal sebagian besar merupakan perempuan,
dan responden yang hasil pemeriksaan sensorik kakinya ditemukan sensasi yang
normal sebagian besar responden berada pada usia diatas 55 tahun. Sedangkan
hasil pemeriksaan sensorik kaki dengan kategori sensasi tidak normal berada pada
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
8
Hasil pemeriksaan sensorik kaki berdasarkan lama menderita diabetes
melitus dengan kategori sensasi kaki normal didapatkan bahwa sebagian besar
responden telah menderita diabetes melitus rata-rata 1-5 tahun. Dan sebagian
besar responden yang hasil pemeriksaan sensorik kaki dengan kategori sensasi
kaki tidak normal juga telah menderita diabetes melitus rata-rata 1-5 tahun.
sebagian besar responden memiliki sensasi kaki yang normal, dan sebagian kecil
menetapkan ada atau tidaknya gangguan sensorik pada kaki yang mendasari
gangguan sensorik tersebut, dengan cara mengetahui sensasi yang dirasakan oleh
tipe 2, maka didapatkan hasil sebagian besar (60, 87%) responden memiliki
sensasi kaki normal. Hal ini menggambarkan bahwa pasien penderita diabetes
melitus yang memiliki sensasi kaki yang normal maka saraf sensorik pada kaki
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hasil pemeriksaan sensorik kaki
sangatlah penting. Karena dari hasil tersebut dapat diketahui resiko terjadinya
komplikasi pada kaki, untuk dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin. Sensasi
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
9
kaki normal dan sensasi kaki tidak normal kadang kala tidak diketahui oleh
penderita diabetes melitus sebagai salah satu faktor terjadinya ulkus kaki diabetik.
Oleh karena itu, tujuan dilakukannya pemeriksaan sensorik kaki adalah untuk
mengetahui berkurang atau tidaknya sensasi kaki sebagai tanda yang berpengaruh
Keluhan seperti ini merupakan tanda dan gejala terjadinya komplikasi neuropati.
(Heitzman, 2010).
Perawatan
16 17,39 26 28,26
Kaki Buruk
perawatan kaki berdasarkan pemeriksaan sensorik kaki pada pasien diabetes tipe 2
adalah sebagian besar responden sudah melakukan perawatan kaki dengan baik
dan dengan hasil pemeriksaan sensorik kaki yang normal, sedangkan ada
sebanyak 42 responden yang melakakun perawatan kaki yang kurang baik dengan
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
10
hampir setengah responden (43,47%) melakukan perawatan kaki yang baik dan
memiliki sensasi kaki yang normal. Hal ini menggambarkan perawatan kaki yang
baik ternyata dapat mengurangi resiko terjadinya gangguan pada sensorik kaki.
Upaya melakukan perawatan kaki dengan baik adalah suatu tindakan untuk
sensorik pada kaki juga membantu mengetahui secara dini sensorik kaki penderita
Spanyol oleh Calle dkk. pada 318 diabetisi dengan neuropati dilakukan edukasi
perawatan kaki kemudian diikuti selama 3-6 tahun dihasilkan pada kelompok I
kelompok yang tidak melakukan perawatan kaki 13 kali lebih besar risiko terjadi
teratur.
2008) kaki diabetik jika sudah terjadi memerlukan waktu yang lama untuk
pencegahan kaki diabetik terdiri dari mencari informasi tentang kaki diabetik,
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
11
perawatan diabetes melitus, dan penggunaan alas kaki yang semestinya, serta
Perawatan kaki seharusnya dilakukan oleh setiap orang, terutama juga harus
dilakukan oleh penderita diabetes melitus. Hal ini dikarenakan penderita diabetes
sangatlah rentan terkena luka pada kaki, dimana proses penyembuhan luka
tersebut juga membutuhkan waktu yang lama. Sehingga apabila setiap orang mau
untuk melakukan perawatan kaki dengan baik, akan mengurangi resiko terjadinya
Oleh karena itu perawatan kaki yang baik dapat mencegah terjadinya kaki
cepat untuk mencegah terjadinya masalah pada kaki yang dapat menyebabkan
ulkus kaki. Praktek yang lebih baik dalam melakukan perawatan kaki akan
SIMPULAN
perawatan kaki yang baik. Kedua, sebagian besar responden memiliki sensorik
kaki yang masih normal. Ketiga, Sebagian besar responden yang melakukan
SARAN
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
12
Saran bagi peneliti selanjutnya, diharapkan peneliti berikutnya dapat
perawatan kaki berdasarkan hasil pemeriksaan sensorik kaki serta cara perawatan
kaki untuk mencegah luka kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2. Bagi Pihak
tindakan secara dini terhadap pasien diabetes melitus. Tindakan tersebut bertujuan
1. Ibu Nursiswati, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp., KMB. selaku dosen pembimbing
utama.
pendamping.
DAFTAR PUSTAKA
Echeverry, Diana, Petra Duran, Curley Bonds, Martin Lee, Mayer B. Davidson.
2009. Effect Of Pharmacological Treatment Of Depression On A1C And
Quality Of Life In Low-Income Hispanics And African Americans With
Diabetes. Diabetes Care, Volume 32, Number 12, December 2009.
Mayfield JA, Reiber GE, Sanders LJ, Janisse D, Pogach LM, American
Diabetes Association. Preventive foot care in diabetes. Diabetes Care.
2004
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
13
Smeltzer, S. C. dan B. G. Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid I.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Wright K and Ojo O. 2010. Foot care for residents with type 2 diabetes Nursing
& Residential Care.
Dhora P J Sihombing
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung- Km. 21 Jatinangor -)
Email: rha.putri@yahoo.com, 081288569153
14