You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan

mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan untuk

mengatasi suatu masalah. Gangguan fisiologis dan psikologis akan

menyebabkan jatung berdetak dengan cepat, rasa sesak nafas, berkeringat

secara berlebihan, dan gangguan tidur (Rochman, 2010).

Kecemasan merupakan suatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan

gelisah dan tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui

oleh seseorang. Tindakan pemasangan infus merupakan prosedur yang

menimbulkan kecemasan dan ketakutan serta rasa tidak nyaman bagi anak

akibat nyeri yang dirasakan saat prosedur tersebut dilaksanakan (Melinda

Agnesha, 2011)

Tingkatan kecemasan menurut Stuart (2016) dibagi menjadi empat

tingkatan yaitu, ringan, sedang, berat, dan panik. Bagi orang yang kopingnya

baik, maka kecemasan dapat diatasi. Sebaliknya jika kecemasan tersebut

menghambat kegiatan sehari-hari, maka koping orang tersebut dapat dikatakan

tidak baik.

Respon kecemasan merupakan perasaan yang paling sering dialami oleh

orang tua ketika ada masalah kesehatan pada anaknya. Kondisi yang

menegangkan bagi orang tua dapat dilihat dari respon fisik dan psikologis yang
terlihat pada orang tua. Respon fisik dan psikologis yang muncul merupakan

tanda dan gejala adanya kecemasan orang tua terhadap anaknya yang sedang

dirawat di rumah sakit (Sukoco, 2002). Kecemasan yang bervariasi dari ringan

sampai panik, ekspresi cemas orang tua berupa berjalan mondar-mandir, sering

bertanya pada petugas kesehatan, bicara cepat, gelisah, ekspresi wajah sedih,

murung, dan lain-lain. Pada kondisi ini, perawat atau petugas kesehatan harus

bersikap bijaksana pada anak dan orang tuanya (Supartini, 2004).

Orang tua juga akan merasa begitu cemas dan takut terhadap kondisi

anaknya dan jenis prosedur medis yang dilakukan. Kecemasan adalah suatu

keadaan perasaan kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut dari

kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau

dikenal (Laraia, 2008). Sering kali kecemasan orang tua yang paling besar

berkaitan dengan trauma dan nyeri yang terjadi pada anak. Perasaan tersebut

muncul pada saat orang tua melihat anaknya mendapat prosedur tindakan yang

menyakitkan seperti injeksi, pemasangn infus, dilakukan fungsi lumbal dan

prosedur invasif lainnya. Seringkali pada saat anak harus dilakukan prosedur

tersebut, orang tua bahkan menangis karena tidak tega melihat anaknya

kesakitan. (Supartini, 2004).

Menurut hasil data penelitian yang dilakukan oleh (Melinda Agnesha,

2011) di ruang III RSUD dr. Pirngadi Medan, tentang tingkat kecemasan orang

tua terhadap pemasangan infus pada anak usia prasekolah di ruang III RSUD

dr. Pirngadi Medan, menunjukkan bahwa orang tua yang merawat anaknya di
rumah sakit dengan anak berusia 3-6 tahun (prasekolah) yang dipasang infus

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Responden dalam penelitian

ini berjumlah 46 orang. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian

kecil (15,2%) responden mengalami cemas ringan, sebagian besar (28,3%)

responden mengalami cemas sedang, hampir setengahnya (39,1%) responden

mengalami cemas berat dan sebagian kecil (17,4%) responden mengalami

panik (Melinda Agnesha, 2011).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Christine, 2010) di Rumah

Sakit Advent Medan, tentang hubungan dukungan keluarga dengan respon

cemas anak usia prasekolah terhadap pemasangan intravena (pemasangan

infus), menunjukkan bahwasannya ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan respon cemas anak usia prasekolah terhadap pemasangan intravena

(pemasangan infus) di Rumah Sakit Advent Medan. Penelitian ini

membuktikan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga/orang tua yang

diberikan maka semakin rendah respon cemas anak usia prasekolah terhadap

pemasangan intravena (pemasangan infus) dan sebaliknya semakin rendah

dukungan yang diberikan keluarga/orang tua maka semakin tinggi respon

cemas anak usia prasekolah terhadap pemasangan intravena (pemasangan

infus). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari responden anak yang

mendapat terapi pemasangan intravena ( pemasangan infus) di Rumah Sakit

Advent Medan didapat 18 orang (56,3%) berada pada tingkat respon cemas

ringan, 12 orang ( 37,5%) pada tingkat respon cemas sedang, dan 2 orang

(6,3%) berada pada tingkat respon cemas berat. Berdasarkan penjelasan di atas,
hampir semua orang tua yang merawat anaknya di rumah sakit mengalami

kecemasan ketika melihat anaknya mendapatkan tindakan terapi infus

intravena, namun kecemasan yang dirasakan setiap orang tua tersebut berbeda-

beda tingkatannya (Christine, 2010).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

RSUD Cibabat Cimahi pada tanggal 01 November 2016 – 01 Januari 2017

sebanyak 279 anak yang didampingi oleh orang tuanya, dengan rata-rata 90

orang mengalami cemas ringan. Sedangkan hasil wawancara terhadap 20 orang

tua anak usia prasekolah yang dirawat di RSUD Cibabat Cimahi yang akan

dilakukan pemasangan infus, mengatakan bahwa orang tua merasakan takut,

cemas, gelisah dan merasa kasihan karena melihat anaknya yang akan

dilakukan prosedur pemasangan infus.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kecemasan yang dialami orang tua terhadap anak yang akan dilakukan tindakan

pemasangan infus pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit Cibabat Cimahi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah

pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran tingkat kecemasan orang tua

pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan pemasangan infus di RSUD

Cibabat Cimah?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tigkat kecemasan orang tua pada anak usia prasekolah yang

akan dilakukan pemasangan infus di RSUD Cibabat Cimahi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kecemasan pada orang tua anak dengan kategori

tingkat kecemasan ringan.

b. Mengidentifikasi kecemasan pada orangtua anak dengan kategori

tingkat kecemasan sedang.

c. Mengidentifikasi kecemasan pada orangtua anak dengan kategori

tingkat kecemasan berat.

d. Mengidentifikasi kecemasan pada orangtua anak dengan kategori

tingkat kecemasan panik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Cibabat Cimahi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan sebagai bahan

masukan atau pertimbangan bagi perawat dalam hal menerapkan asuhan

keperawatan tentang tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan

kecemasan pada orang tua, bersikap empati dalam menghadapi orang tua

yang mengalami kecemasan serta perawat juga diharapkan lebih terampil


ketika melakukan tindakan keperawatan, sehingga dapat meminimalkan

tingkat kecemasan orang tua dalam menghadapi anaknya yang akan

dilakukan pemasangan infus.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang berguna

bagi para peneliti selanjutnya untuk menambah wawasan, pengetahuan,

dan juga sebagai acuan pembelajaran tentang penerapan asuhan

keperawatan terkait dengan kecemasan, khususnya kecemasan orang tua

dalam menghadapi anaknya yang akan dilakukan pemasangan infus.

You might also like