You are on page 1of 8

Author :

Olva Irwana, S. Ked

Faculty of Medicine – University of Riau


Pekanbaru, Riau
2009

0
© Files of DrsMed – FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr
TINJAUAN PUSTAKA

1. Hematuria
1.1 Definisi
Hematuri adalah suatu gejala yang ditandai dengan adanya darah atau sel darah
merah dalam urin. Secara klinis, hematuri dapat dikelompokkan menjadi: Hematuri
makroskopis (gross hematuria) adalah suatu keadaan urin bercampur darah dan dapat
dilihat dengan mata telanjang. Keadaan ini dapat terjadi bila 1 liter urin bercampur dengan
1 ml darah. Hematuri mikroskopis yaitu hematuri yang hanya dapat diketahui secara
mikroskopis atau tes kimiawi.1,2

1.2 Etiologi

Gambar 1. Etiologi hematuria berdasarkan lokasi kelainan3

Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem


urogenitalia atau kelianan yang berada di luar urogenitalia. Kelainan yang berasal dari
sistem urogenitalia antara lain :4

1
• Infeksi/inflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan
uretritis
• Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum,
tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
• Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren mobilis
• Trauma yang mencederai sistem urogenitalia
• Batu saluran kemih

1.3 Diagnosis dan diferensial diagnosis


Hematuri merupakan gejala yang penting dan serius, serta dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit. Agar diagnosis penyebab hematuri dapat ditegakkan secara pasti,
diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah meliputi anamnesis, pemerikasaan
fisik, laboratorium dan pemeriksaan khsusus lainnya, dan menghindari pemeriksaan yang
tidak perlu.1 Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk
memperkirakan lokasi lokasi penyakit primernya, yaitu apakah terjadi pada awal miksi,
semua proses miksi, atau pada akhir miksi.4

Tabel 1.1 Porsi hematuri pada saat miksi4


Terjadi pada Inisial Total Terminal
Tempat kelainan uretra Buli-buli, ureter, Leher buli-buli
ginjal

2. Karsinoma Buli
2.1 Definisi dan Epidemiologi

Gambar 2. Karsinoma buli5


2
Karsinoma buli/kandung kemih merupakan suatu penyakit keganasan yang mana
sel-sel yang melapisi kandung kemih kehilangan kemampuan dalam mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan sel-selnya. Suatu pertumbuhan yang abnormal ini akan
menghasilkan suatu kelompok sel-sel yang kemudian membentuk tumor. Karsinoma buli
merupakan suatu keganasan di bidang urologi yang banyak ditemui.6 Berdasarkan
American Cancer Society (ACS) terdapat sekitar 63.210 kasus karsinoma buli di Amerika
serikat pada tahun 2005 dan 12.700 diantaranya meninggal akibat penyakit ini.6,7

2.2 Etiologi dan Faktor Risiko


Keganasan buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat di
sekitar kita.4 Beberapa factor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma
buli adalah :
• Merokok
Merokok merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya karsinoma buli.
Merokok mengakibatkan setengah dari kematian pada pria dengan karsinoma buli
dan lebih dari sepertiga pada wanita dengan karsinoma buli.7
• Pekerjaan
Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik karet,
tekstil, percetakan, dan pekerja pada salon sering terpapar bahan karsinogen berupa
senyawa amin aromatik.4,7
• Infeksi kandung kemih kronis dan batu buli7
• Umur (> 40 tahun)7
• Jenis kelamin (laki-laki 3-4x lebih banyak dibanding wanita)7
• Ras7
• Riwayat karsinoma buli7
• Riwayat keluarga7
• Infeksi parasit7

2.3 Jenis histopatologi


Ada beberapa jenis karsinoma buli, antara lain:7
• Karsinoma sel transisional (urothelial)
• Karsinoma sel skuamosa
• Adenokarsinoma
3
Sebagian besar (± 90%) karsinoma buli adalah karsinoma sel transisional. Jenis
ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel
transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. Sedangkan jenis karsinoma sel
skuamosa terjadi pada 10% kasus dan adenokarsinoma sekitar 2% kasus.4,7

2.4 Gejala klinis


Gajala klinis yang dapat ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain:7
• Darah pada urin (hematuria makroskopis atau hematuria mikroskopis)
• Nyeri saat proses mengeluarkan urin (disuria)
• Urgensi
• Frenkuensi
• Nyeri pada daerah pelvis atau pinggang
• Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
dengan meminta pertolongan karena tidak dapat miksi

2.5 Pemeriksaan
• Pemeriksaan per-rektal atau vaginal.
Hal ini berguna untuk memeriksa keberadaan tumor dengan ukuran yang cukup
besar. Pemeriksaan palpasi bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi.
Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot buli-buli relaks)
pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR Buli.4,7
• Sistoskopi (atau disebut juga sistouretroskopi)
Suatu pemeriksaan yang mana alat ini dimasukkan sepanjang uratra untuk
memeriksa kandung kemih dan traktus urinarius untuk melihat adanya suatu
abnormalitas struktural atau obstruksi , seperti tumor atau batu. Contoh jaringan
kandung kemih (biopsi) dapat diambil melalui sistoskop untuk kemudian diperiksa
dengan menggunakan mikroskop.7
• Intavenous pyelogram (IVP)
Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa ginjal, ureter, dan kandung kemih,
mendeteksi adanya tumor, abnormalitas, batu, dan mengetahui obstrusi janie
lainnya. Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor buli berupa filling
deffect. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah satu tanda
tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.7
4
Gambar 3. Gambaran IVP pada karsinoma buli8
• Laboratorium
Laboratorium yang dapat digunakan anatara lain darah rutin, kimia darah, urin
mikroskopis dan deteksi bakteri di dalam urin. Selain itu dapat pula dilakukan
pemeriksaan sitologi urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas
bersama urin.4,7

2.6 Derajat invasi (stadium)


Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem TNM atau berdasarkan
penentuan stadium dari Marshal adalah sebagai berikut :
Tabel 2. stadium karsinoma buli sesuai system TNM dan stadium menurut Marshal4
TNM Marshal Uraian
Tis 0 Karsinoma in situ
Ta 0 Tumor papilari non invasif
T1 A Invasi submukosa
T2 B1 Invasi otot superfisial
T3a B2 Invasi otot profunda
T3b C Invasi jaringan lemak prevesika
T4 D1 Invasi ke organ sekitar
N1-3 D1 Metastasis ke limfonoduli regional
M1 D2 Metastasis homogen

5
Berdasarkan American Joint Committee on Cancer (AJCC) stadium untuk
karsinoma buli terdiri dari Stage 0 – Stage IV, antara lain :7
• Stage 0 : kanker superfisial atau karsinoma in situ
• Stage I : sel kanker sudah masuk di bawah jaringan mukosa kandung kemih,
namun belum menginvasi otot kandung kemih
• Stage II : sel kanker sudah menginvasi jaringan otot kandung kemih
• Stage III : sel kanker sudah menyebar melewati lapisan otot menuju jaringan di
sekitar kandung kemih, seperti prostat (pada pria) atau uterus (pada wanita)
• Stage IV : sel kanker telah meluas hingga ke rongga abdomen, dan dapat
menyebar ke jaringan limph organ lainnya di dalam tubuh

2.7 Terapi dan Prognosis


Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli adalah reseksi
buli transuretra atau TUR Buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus ditentukan luas infiltrasi
tumor.7 Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya antara lain :

Tabel 3. tata laksana dan prognosis karsinoma buli9


Tingkat TNM Tata laksana 5-years survival rate
Tis TUR buli 90%
Ta
T1 TUR buli, kemoterapi intravesika 60-80%
T2 Sistektomi total dan limfadenektomi 50%
T3a Sistektomi total dan limfadenektomi 40%
T4 Sistektomi total dan limfadenektomi 30%
N+ Sistektomi radikal, terapi paliatif, 10%
kemoterapi sistemik
M+ Kemoterapi sistemik 0-2%

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarka N. Hematuria pada anak. Cermin Dunia Kedokteran no.134. 2002. 27-31
2. Digital Urology Channel. Hematuria. Http://www.duj.com. [diakses 30 Mei 2008]
3. Adler SN, Gasbara DB. Hematuria. Http://www.wrongdiagnosis.com. [diakses 30 Mei
2008]
4. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi edisi ke-2. Jakarta : Sagung Seto. 2007.170-175
5. eCureME. Bladder cancer. Http://www.ecureme.com. [diakses 30 Mei 2008]
6. Steinberg GD, et al. Bladder cancer. Http://emedicine.com. [diakses 30 Mei 2008]
7. UAB Health System. Bladder cancer. Http://www.uabheath.org. [diakses 30 Mei
2008]
8. John Hopkins Medicine. Bladder cancer. Http://urology.jhu.edu. [diakses 30 Mei
2008]
9. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Tumor kandung kemih. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke
2. Jakarta : EGC. 2004. 780-782

7
© Files of DrsMed – FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr

You might also like