Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
7. Alat motivasi (motivation tool), memotivasi manajer dan stafnya agar
bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi.
3
menuntut pertanggung jawaban atas rencana atapun pelaksanaan anggaran
tersebut
2. Disiplin anggaran
Pendapatan merupakan perkiraan terukur secara rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatan.Sedangkan belanja yang
dianggarkan pada setiap pos/pasal yang merupakan batas tertinggi
pengeluaran belanja.Penganggaran pengeluaran harus didukung
dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang
cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan/proyek yang
belum/tidak tidak tersedianya anggaran.Dengan kata lain,bahwa
penggunaan setiap pos anggaran harus sesuai dengan kegiatan/proyek
yang diusulkan
3. Keadilan anggaran
Pemerintah pusat/daerah wajib mengalokasikan penggunaan
anggarannya secara adil tanpa diskriminasi agar dapat dinikmati oleh
seluruh kelompok masyarakat dalam pemberian pelayanan
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran
Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan azas
efisiensi,tepat guna,tepat waktu pelaksanaan,dan penggunaannya
dapat dipertanggung jawabkan.Dan yang tersedia harus dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan
kesejahtraan yang maksimal
5. Disusun dengan pendekatan kinerja
Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan
upaya pencapain hasil kerja(output/outcome)dari perencanaan alokasi
biaya atau input byang telah ditetapkan.Hasil kerjanya harus sepadan
atau lebih besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan selain itu
harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja disetiap organisai
kerja yang terkait.
4
2.5. Tiga Jenis Anggaran
Menurut Salomo (2005) terdapat tiga jenis anggaran yaitu :
1. Line item budgeting/traditional budgeting yaitu sistem penganggaran
yang disusun berdasarkan fungsi suatu organisasi. Bertujuan untuk
melakukan kontrol keuangan dan berorientasi pada input organisasi serta
pendekatannya melalui kenaikkan bertahap, dalam prakteknya indikator
keberhasilannya adalah kemampuan menyerap anggaran. Kelemahannya
adalah kontrol uang sebatas administrasinya, tidak menggambarkan
kinerja karena berorientasi pada input, hanya menetapkan rencana
anggaran berdasarkan kenaikkan secara bertahap yang berakibat tidak
tersedianya informasi yang logis dan rasional tentang anggaran tahun
yang akan datang. Indikator keberhasilannya adalah kemampuan
menghabiskan anggaran. Kelemahan ini mengakibatkan inefisiensi,
inefektivitas dan rendahnya akuntabilitas publik.
2. Planning programing budgeting system dan zero based budgeting yaitu
penyusunan anggaran yang berorientasikan pada rasionalitas dengan
menjabarkan anggaran dalam program-program, sub-program dan
proyek, dalam hal ini yang diukur adalah biaya dan manfaatnya.
Kelemahan sistem ini adalah memerlukan banyak kertas kerja, data dan
sistem manajemen informasi canggih sehingga sulit karena keterbatasan
sumber daya manusia, menghasilkan keputusan unit yang menghasilkan
paket alternatif anggaran dengan tujuan agar responsif terhadap
kebutuhan masyarakat.
3. Performance budgeting, anggaran yang berorientasi pada kinerja yaitu
sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan
berkaitan dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi.
5
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara
lain: Penerapan penganggaran berbasis kinerja dalam paket managing for results,
berkaitan dengan perencanaan stratejik dan target kinerja, serta pemberian reward
and punishment. Penganggaran berbasis kinerja adalah proses penyusunan
anggaran yang berkelanjutan, termasuk didalamnya proses umpan balik tentang
kinerja yang dicapai. Oleh karena itu, pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja
tidak dapat dilakukan dengan optimal tanpa ditunjang dengan penerapan insentif
atas kinerja yang dicapai. Untuk itu, diperlukan mekanisme penilaian, sistem
insentif dan rewards and punishments, yang diterapkan sebagai pengaruh/akibat
keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja atas penganggaran untuk tahun
berikutnya.
Penerapan insentif dilakukan antara lain dengan mengaitkan antara
keberhasilan pencapaian kinerja dengan perolehan atas prioritas anggaran disertai
kepastian atas pembiayaan suatu program dan kegiatan ke depan. Selain itu, perlu
pula didukung dengan mekanisme non keuangan, terutama keinginan dan
kebutuhan atas pencapaian kinerja, yaitu beberapa bentuk insentif lain yang secara
teori dapat dilakukan, seperti penerapan sistem pembayaran gaji berdasarkan
kinerja, koreksi perencanaan, mengurangi/ membatasi/ menahan pemberian dana,
memotong gaji pimpinan, memidahkan tanggung jawab organisasi dan
penggantian pimpinan unit yang bertanggungjawab.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
MAKALAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 7
Nama Dosen :
Ns.M.Dasril Samura, S.Kep, M.Kes
9
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
10i
DAFTAR ISI
Halaman
11ii