You are on page 1of 5

Nama : Novita Aulia Candrayani

NIM : A. 510090203
Kelas : 3D

Produk-Produk Hasil Bioteknologi

Definisi bioteknologi adalah penggunaan terpadu dari disiplin biokimia, mikrobiologi, dan ilmu
keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba, atau sel dan jaringan organisme dalam
penerapannya secara teknologis dan industri ( European Federation Of Biotech. 1983 ). Sesuai definisi
tersebut, dalam proses bioteknologis terkandung tiga hal pokok, yaitu agen biologis seperti mikroba,
enzim, sel tanaman/hewan; pendayagunaan secara teknologis dan industrial, serta adanya produk atau jasa
yang dihasilkan.
Berdasar pengertian bioteknologi di atas, maka kegiatan atau sektor industri / jasa yang dapat
dimasuki oleh bioteknologi menjadi sangat banyak jenis dan ragamnya, seperti kedokteran, farmasi,
pertanian, industri pangan, kimia, energi, dan lingkungan.
1. Bioteknologi Bidang Kedokteran
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam
pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon.
1) Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:
a. untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil;
b. mengikat racun dan menonaktifkannya;
c. mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
2) Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut.
3) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi
secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.

4) Pembuatan hormon
`Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosteron.

2. Industri Farmasi

a. Pembuatan Hormon
Pada tahun 1949, penderita arthritis berhasil disembuhkan dengan hormone steroid
kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti
rheumatic, leukemia, anemia, hemafotik, dan beberapa penyakit lain. Pada tahun 1952,
ditemukan kapang Rhizopus arrhizus yang dapat mengubah steroid yang berasal dari sel hewan
ataupun tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis Aspergillus ternyata juga dapat mengubah
progesterone (steroid yang berasal dari hewan) menjadi senyawa kortison.
Hormon lain yang sangat dibutuhkan bagi penderita kencing manis (diabetes) adalah
hormone insulin. Melalui bioteknologi insulin dapat diproduksi melalui E. coli. Gen manusia
yang mengendalikan pembentukan hormone insulin disisipkan ke dalam E. coli. Dengan
demikian bakteri ini akan menghasilkan insulin sebanyak yang anda kehendaki.

b. Pembuatan Antibiotik

Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari Anti (lawan),Bios (hidup).
Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang berkhasiat
obat apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusia. Sampai saat ini sudah
didapatkan kurang lebih sekitar seratus juta antibiotic. Contoh antibiotik yaitu sebagai berikut :

1) Penisilin : Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum.


2) Sefalosporin : Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium.

3) Aminoglikosida : Dihasilkan oleh fungi Streptomyces dan micromonospora.

4) Tetrasiklin : Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens dan Streptomyces rimosus

5) Sulfonamida : Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan
negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis asam folat dalam
bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri.

c. Pembuatan Vitamin dan Asam Amin

Dua jenis senyawa ini dibutuhkan oleh tubuh untuk melangsungkan metabolisme secara
normal. Biasanya manusia mendapatkannya dari bahan makanan yang masuk kedalam tubuh.
Beberapa jenis mikroba dapat menghasilkan vitamin dan asam amino tertentu. Dengan mengultur
dan memelihara jenis mikroba tertentu kemudian mengekstraknya, maka dapat diperoleh asam
amino yang dimaksud. Berikut jenis mikroba yang dapat menghasilkan Vitamin atau Asam
Amino :
1. Glucanobacteria suboxydans : Sorbose
2. Streptomyces oliveus : Kobalamin
3. Propionobacterium freudenreichii : Kobalamin
4. Ashbya gossipi : Riboflavin
5. Pseudomonas sp : Vitamin B-12
6. Propionobacterium sp : Vitamin B-12
7. Brevibacterium sp : Glutamate
8. Micrococcus glutamicus : Lisin
9. Corybacterium glutamicum : Lisin
3. Industri Fermentasi
Teknologi fermentasi merupakan proses produksi suatu bahan dengan bantuan mikroba
dengan cara konversi biologis. Produk yang dihasilkan dari industri fermentasi antara lain :

a. Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit gandum terlebih
dahulu. jamur Aspregillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. setelah proses permantasi
karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
b. Tempe
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpuan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. dalam proses pembuatan
tempe paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang dari genus Rhyzopus,yaitu Rhyzopus oligosporus,
Rhyzopus sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut
akan mengikat keping-keping baji kedelai mempermentasikan menjadi produk tempe. proses
permentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
c. Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi
menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan
alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.

d. Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar
lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu
dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya di simpan selama ± 5 jam pada temperatur 45 oC.
Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri
asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
e. Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam
laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 oC atau
dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan
dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang
terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian
ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas
lalu digunakan untuk makanan sapi.

4. Industri pangan dan Pakan


a. Industri Pangan
1) Yoghurt
 Bahan dasar : susu
 Melalui proses fermentasi
 Mikroorganisme yang berperan: campuran Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus, berperan memfermentasi laktosa menjadi asam laktat
serta menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan Lactobacillus
bulgaricus.
2) Keju
 Bahan dasar : susu
 Mikroorganisme yang berperan : Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei,
Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus brevis.
3) Mentega
 Bahan dasar : susu
 Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris.

4) Tempe
 Bahan dasar : kedelai

 Proses : fermentasi non alkoholik

 Mikroorganisme yang berperan : Rhizopus oligosporus (menyintesis enzim


pemecah protein), Rhizopus oryzae (menyintesis enzim pemecah pati/amilase),
Rhizopus stolonifer dan Rhizopus arrhizus.

5) Tapai ketan

 Bahan dasar : ketan

 Mikroorganisme yang berperan : Mucor clamydosporus dan Endomycopsis


fibuligera (membantu memecah pati menjadi gula), Saccharomyces cerevisiae
(mengubah fruktosa dan glukosa menjadi alkohol dan CO2).

b. Pakan Ternak

Contoh bioteknologi di bidang pakan salah satunya adalah pemanfaatan jerami padi
sebagai pakan ternak ruminansia melalui fermentasi, sebab pemanfaatan jerami secara langsung
sebagai pakan tunggal tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada ternak. Melalui pengolahan
secara fermentasi ini akan dihasilkan bahan pakan yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi,
meningkatkan protein dan menurunkan serat kasar serta memiliki bau harum, asam sehingga
lebih disukai ternak.

5. Industri Kimia
Bioteknologi dapat juga dimanfaatkan dalam pengawetan makanan. Secara biologi dan
kimia dapat ditempuh dengan penambahan senyawa pengawet, seperti:
• penambahan enzim, seperti papain dan bromelin
• penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat, garam, gula.
• pengasinan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan
• pemanisan, menaruh dalam larutan dengan kadar gula yang cukup tinggi untuk mencengah
kerusakan makanan
Pemberian bahan pengawet, biasanya diterapkan pada bahan yang cair atau mengandung
minyak. Bahan pengawet makanan ada yang bersifat racun dan karsinogenik. Bahan pengawet
tradisional yang tidak berbahaya adalah garam seperti pada ikan asin dan telur asin, dan sirup karena
larutan gula kental dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Kalsium propionat atau natrium propionat
digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang, asam sorbat menghambat pertumbuhan kapang
dalam keju, sirup dan buah kering.
6. Bidang Lingkungan dan Energi
a. Lingkungan
Bioteknologi kaitannya dengan lingkungan hidup antara lain dalam adalah dalam hal
penanganan air, penanganan limbah, pendayagunaan limbah, dll.
Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah, misalnya menguraikan
minyak, air limbah, dan plastik. Cara lain dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan
menggunakan pengemulsi yang menyebabkan minyak bercampur dengan air sehingga dapat
dipecah oleh mikroba. Salah satu zat pengemulsi, yaitu polisakarida yang disebut emulsan,
diproduksi oleh bakteri Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi, pengolahan limbah
menjadi terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara bioteknologi melibatkan kerja bakteri-
bakteri aerob dan anaerob.
Selain itu terdapat juga pemanfaatan mikroorganisme untuk mengatasi pencemaran
lingkungan :
 Pseudomonas putida dapat mencerna minyak bumi pada kasus pencemaran air laut oleh
pengeboran minyay lepas pantai.
 Bacillus subtilis dapat mengimobilisasi logam berat pada limbah industri yang banyak
mengandung logam berat.
b. Contoh bioteknologi kaitannya dengan Energi
Biogas merupakan gas yang berasal dari hasil fermentasi senyawa organik oleh bakteri.
Bahan-bahan organik seperti limbah dapur, kotoran hewan dan sisa-sisa pertanian dapat
dimanfaatkan untuk produksi biogas melalui proses fermentasi menggunakan mikroorganisme
tertentu dalam keadaan anaerob.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas

http://www.crayonpedia.org/mw/BIOTEKNOLOGI.Sukis_Wariyono

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_makanan

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2010/11/23/perkembangan-bioteknologi-dan-aplikasinya/

yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009
USU Repository © 2008

You might also like