Professional Documents
Culture Documents
PEMERINTAH
ABSTRAK
Dalam kajian Kerangka Teknologi Informasi Nasional (National IT Framework) yang disusun oleh BAPPENAS,
salah satu pilar yang perlu dibentuk adalah Electronic Government (E-Government) for Good Governance
dengan tujuan dapat mempercepat terbentuknya suatu pelaksanaan pemerintahan yang baik, efisien, dan efektif.
Badan Koordinasi Teknologi Informasi Nasional (BKTIN) juga telah membentuk bidang kelompok kerja
pengembangan E-Government yang memiliki tugas dan fungsi untuk mengkoordinasikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan E-Government. Dalam proses implementasi E-Government, Indonesia masih menghadapi
kendala-kendala seperti eksisnya pulau-pulau informasi, sistem keamanan tidak memadai dan tidak ada audit,
inkonsistensi data dan informasi, serta infrastruktur yang tidak memadai, sehingga diperlukan strategi untuk
mengatasinya, yaitu standardisasi E-Government. Makalah ini membahas pengetian E-Government, kondisi
pengembangan E-Government di Indonesia, serta strategi standardisasi aplikasi E-Government.
Kata kunci: E-Goverment, standardisasi, change management
Dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Keempat, infrastruktur yang tidak memadai. Hal ini
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan dapat menghambat implementasi sistem informasi
Strategi Nasional Pengembangan E-Government bila minim upaya-upaya untuk mensiasati kendala
disebutkan tentang hal-hal yang menjadi tersebut.
pertimbangan diimplementasikannya E-
Government di Indonesia, diantaranya adalah [6]: Kemajuan teknologi informasi yang demikian besar
1. Bahwa kemajuan teknologi komunikasi serta potensi pemanfaatannya secara luas,
dan informasi yang pesat serta potensi membuka peluang bagi pengumpulan, pengelolaan,
pemanfaatannya secara luas, membuka pengaksesan, dan pendayagunaan informasi dalam
peluang bagi pengaksesan, pengelolaan volume yang besar serta tepat dan akurat.
dan pendayagunaan informasi dalam Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan
volume yang besar secara cepat dan akurat. kecenderungan global tersebut akan membawa
2. Bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi bangsa Indonesia ke dalam jurang digital divide,
dan informasi dalam proses pemerintahan yaitu keterisolasian dari perkembangan global
(E-Government) akan meningkatkan karena tidak mampu memanfaatkan informasi.
efisiensi, efektifitas, transparansi, dan Pemerintah harus mampu memenuhi dua modalitas
akuntabilitas penyelenggaraan tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan
pemerintahan. erat, yaitu [6]:
3. Bahwa untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang baik (good 1. Masyarakat menuntut pelayanan publik
governance) dan meningkatkan layanan yang memenuhi kepentingan luas di
publik yang efektif dan efisien diperlukan seluruh wilayah negara, dapat diandalkan
adanya kebijakan dan strategi dan terpercaya, serta mudah dijangkau
pengembangan E-Government. secara interaktif.
2. Masyarakat menginginkan agar aspirasi
2. KONDISI PELAKSANAAN E- mereka didengar, dengan demikian
GOVERNMENT DALAM NEGERI pemerintah harus memfasilitasi partisipasi
dan dialog publik di dalam perumusan
2.1. Kondisi Pelaksanaan E-Government secara kebijakan negara.
Umum
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah
Pelaksanaan E-Government di Indonesia telah berinisiatif untuk mewujudkan dibangunnya
tergambarkan pada Sistem Informasi Nasional suatu sistem informasi pemerintah yang terintegrasi
(Sisfonas). Dalam dokumen Sisfonas disebutkan mulai dari tingkat pemerintahan daerah hingga ke
bahwa kondisi sistem informasi kita saat ini, antara pusat, dengan maksud membangun suatu
lain [9]: infrastruktur sistem informasi yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh instansi dan lembaga
Pertama, eksisnya pulau-pulau informasi. Hal ini baik di pusat maupun di daerah untuk saling
disebabkan karena masing-masing institusi berinteraksi dan menjadi sumber daya informasi
pemerintahan memiliki kerangka sistem informasi utama bagi pemerintah dalam rangka penyediaan
yang berdiri sendiri. informasi yang bersifat strategis. Ada beberapa
kebutuhan yang mendorong inisiatif pemerintah
Kedua, sistem keamanan tidak memadai dan tidak dalam hal ini, yaitu [7]:
ada audit. Sistem keamanan yang tidak memadai 1. Adanya kebutuhan pemerintah untuk
memungkinkan data-data penting atau rahasia mengkoordinasikan dan
diperoleh oleh pihak-pihak yang tidak berwenang mengintegrasikan seluruh sumber daya
dan dapat mengakibatkan hilangnya rahasia negara. sistem informasi yang dimiliki, baik di
Sedangkan tidak adanya audit berarti tidak ada tingkat pusat maupun daerah.
mekanisme penjaminan kualitas pengembangan 2. Adanya tuntutan dari masyarakat bagi
dan pengimplementasian sistem informasi di terwujudnya pemerintahan yang bersih.
instansi pemerintah. 3. Adanya syarat dari lembaga dunia bagi
bantuan yang akan diberikan dalam
TABEL 1. JUMLAH SITUS WEB PEMERINTAH Tentunya tanpa adanya format penulisan alamat
situs web pemerintah daerah, pengguna Internet
Situs Bisa Tdk dalam hal ini masyarakat Indonesia khususnya
Jml Web % Dibuka Bisa akan mengalami kesulitan untuk mengakses situs
Dept./Kem./Lemba 37
ga Tinggi
37 37 100
(100%)
0 (0%) web pemerintah daerah.
Lembaga Pem. 28
32 28 88 0 (0%)
Non Departemen (100%) 2.3. Perkembangan Pelaksanaan E-Government
Pemprov./Pemkab./ 201 23 di Indonesia
470 224 48
Pemkot. (90%) (10%)
Dalam beberapa kurun waktu terakhir ini,
( Sumber: [11] )
pemerintah telah mengambil langkah-langkah
pengembangan sistem informasi sebagai bentuk
Permasalahan yang cukup banyak ditemukan pada
inisiatif pemerintah, yaitu [7]:
situs web pemerintah adalah nama alamat atau
1. Pengembangan Sistem Informasi
URL situs web pemerintah daerah, dalam hal ini
Manajemen Nasional (SIMNas) di akhir
memang belum ada suatu aturan baku yang
tahun 80’an yang dimotori oleh Lembaga
dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan
Pertahanan Nasional dalam konsep high
Informasi (sebagai tindak lanjut INPRES No. 3
level menyangkut pengembangan sistem
Tahun 2003).
informasi pemerintahan yang berskala
Nama alamat situs web pemerintah daerah sangat
nasional.
bervariasi, mulai yang mudah diingat sampai yang
Pengelolaan Sistem Informasi E-GOVERNMENT Berdasarkan prinsip-prinsip di atas saat ini Fakultas
di seluruh tingkatan Penyelenggaraan
pemerintahan secara sistematis pemerintahan berbasis
Ilmu Komputer Universitas Indonesia telah
dalam rangka elektronik (teknologi memiliki template untuk standardisasi E-
penyelenggaranaan pelayanan informasi) untuk
kepada masyarakat meningkatkan kinerja Government yang dapat memudahkan pengembang
pemerintah dalam
hubungannya dengan
(developer) E-Government membangun sistem E-
masyarakat, komunitas Government yang sesuai untuk daerahnya.
bisnis dan kelompok
terkait lainnya menuju
Good Governance
(world bank, 2001)
3.2 Kebutuhan Fungsional
SISTEM INFORMASI
Pemerintah telah menyelesaikan cetak biru aplikasi
Pengelolaan informasi TI bagi pemerintah daerah yang diharapkan
berdasarkan alur kerja/proses
bisnis yang sesuai dengan azas
memberikan petunjuk kepada pemda dalam
efisiensi dan efektifitas dalam menerapkan pelayanan berbasis teknologi
rangka mencapai tujuan
organisasi informasi atau electronic government. [4]
( Sumber: [9] )
Aplikasi E-Government untuk layanan publik yang
3. STRATEGI STANDARDISASI APLIKASI dimaksud dalam cetak biru aplikasi TI pemda
E-GOVERNMENT tersebut antara lain: proses pembuatan kartu
kependudukan (KTP) dan pembayaran pajak
Pada kerangka konseptual Sisfonas [9], disebutkan dengan Internet yang diwujudkan dalam single
bahwa output yang ingin diperoleh dari identity number.
implementasi E-Government ini antara lain: sistem