You are on page 1of 3

Deklamasi Puisi

Deklamasi membawa makna membaca sesuatu hasil sastra yang berbentuk puisi
dengan lagu atau gerak tubuh sebagai alat bantu. Gerak yang dimaksudkan ialah gerak alat
bantu yang puitis, yang seirama dengan isi bacaan. Tentukan apakah puisi yang dipilih
berunsur kepahlawanan, keberanian, kesedihan, kemarahan, kesenangan, pujian dan lain-lain.
Sebelum mendeklamasikan puisi, maka terlebih dahulu harus dipahami isi dari puisi
yang dipilih. Cara mengucapkan puisi itu tidak boleh seenaknya saja, tapi harus tunduk
kepada aturan-aturannya: di mana harus ditekankan atau dipercepatkan, di mana harus
dikeraskan, harus berhenti, di mana harus dilambatkan atau dilunakkan, di mana harus
diucapkan biasa, dan sebagainya. Jadi, bila kita mendeklamasikan puisi itu harus supaya
menarik, maka harus dipakai tanda-tanda tersendiri:
—— Diucapkan biasa saja
/ Berhenti sebentar untuk bernafas/biasanya pada koma atau di tengah baris
// Berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih berhubungan artinya dengan
baris berikutnya
/// Berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada penghabisan puisi
^ Suara perlahan sekali seperti berbisik
^^ Suara perlahan sahaja
^^^ Suara keras sekali seperti berteriak
V Tekanan kata pendek sekali
VV Tekanan kata agak pendek
VVV Tekan kata agak panjang
VVVV Tekan kata agak panjang sekali
____/ Tekanan suara meninggi
____ Tekanan suara agak merendah
Cara meletakkan tanda-tanda tersebut pada setiap kata masing-masing orang berbeda
tergantung kepada kemahuannya sendiri-sendiri. Demikianlah, setelah tanda-tanda itu kita
letakkan dengan baik dan dalam meletakkannya jangan asal meletakkan saja, tapi harus
memakai perasaan dan pertimbangan, seperti halnya kalau kita membaca berita: ada koma,
ada titik, tanda-tandanya, titik koma dan lain-lain. Kalau tanda-tanda itu sudah diletakkan
dengan baik, barulah kita baca puisi tersebut berulang-ulang sesuai dengan irama dan aturan
tanda itu. Dengan sendirinya kalau kita sudah lancar benar, tekanan-tekanan, irama-irama dan
gayanya takkan terlupa lagi selama kita berdeklamasi.
Mendeklamasi itu ialah membawakan puisi yang dihafal. Memang ada juga orang
berdeklamasi puisi di atas kertas saja. Tetapi deklamasi itu selalu saja didengar dan ditonton
orang. Cara menghafal tentu saja dengan cara mengingatnya sebaris demi sebaris dan
kemudian serangkap demi serangkap disamping berusaha untuk mengerti setiap kata yang
dicatatkan karena hal itu menjadi jelasnya maksud dan tujuan isi puisi itu.
Deklamasi bukan ucapan semata. Deklamasi harus disertai gerak-gerak muka, kalau
perlu dengan gerak seluruh anggota badan atau seluruh tubuh, tetapi yang paling penting
sekali ialah gerak-gerak muka. Dengan ucapan-ucapan yang baik dan teratur, diserta dengan
gerak gerik muka Dari gerak geri muka itu penonton dapat merasakan dan menyaksikan
mengertikan puisi yang dideklamasikan itu. Apakah puisi itu mengandung kesedihan,
kemarahan, kegembiraan dan lain-lain. Hanya saja dalam melakukan gerak geri itu jangan
sampai berlebih-lebihan seperti wayang orang yang bergerak ke sana ke mari, sehingga
mengelikan sekali. Berdeklamasi secara wajar, tertib dan mengesankan.
Aspek yang harus diperhatikan dalam mendeklamasikan adalah intonasi, pelafalan,
dan ekspresi. Intonasi pada aris demi baris dalam puisi, sudah tentu tidak sama cara
memberikan tekanannya. Ini bergantung kepada kesanggupan pembaca puisi dan menafsirkan
tiap-tiap kata dalam hubungannya dengan kata lainnya. Sehingga menimbulkan suatu
pengungkapan isi kalimat yang tepat. Kesanggupan pembaca puisi memberikan tekanan-
tekanan yang sesuai pada tiap kata yang menciptakan lagi kalimat pada baris-baris puisi, akan
memudahkan mencapai angka tertinggi dalam segi intonasi.
Kemampuan pembaca puisi dalam menemukan arti dan tafsiran yang tepat dari kata
demi kata pada tiap baris kemudian pada kelompok bait demi bait puisi akan terlihat pada
kesan air muka atau wajahnya sendiri. Ada kalanya seorang pembawa puisi tidak menghayati
isi dan jiwa tiap baris puisi dalam sebuah bait, sehingga antara kalimat yang diucapkan dan
airmuka yang diperlihatkan tampak saling bertentangan. Jadi, penghayatan itu sangat penting
dan ia harus dipancarkan pada sinar wajah si pembawa puisi.
Mimik dalam sebuah deklamasi puisi sangat besar pengaruhnya terhadap
pembentukan suasana pembacaan puisi. Seorang pembawa puisi yang berhasil ia akan
mengemukan sesuatu action atau mimik itu sesuai dengan perkembangan kata demi kata
dalam tiap baris dan tidak bertentangan dengan jiwa dan isi kata-kata kalimat dalam puisi.
Terjadinya kontradiksi antara apresiasi dan action menimbulkan kesan yang mungkin bisa
menjadi bahan tertawaan penonton.
KARYA SENI MOZAIK

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan
kepingan bahan keras berwarna yang disususn dan ditempelkan dengan perakekat (Depdiknas
2001). Pengertian Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang
menggunakan material atau bahan dari kepingan – kepingan yang sengaja dibuat dengan cara
dipotong- potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan , ditempelkan pada
bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda- benda itu , antara lain : kepingan pecahan
keramik, potongan kaca, potongan kertas , potongan daun, potongan kayu. Untuk membuat
garis kontur yang membatasi ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang
dioleskan, tetapi menggunakan tempelan- tempelan yang berbeda warna. Mozaik pada
umumnya masih dianggap seni lukis karna disamping sifaynya yang dua dimensi, masih
dibantu dengan gambar pada proses pembuatan polanya walaupun bahannya digunakan
kertas, daun, biji- bijian , kepingan kaca, pecahan keramik dll. Mozaik dibuat dari bahan-
bahan yang sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar
sehingga menjadi sebuah gambar. Mozaik dapat diwakili ide dahulu, setelah ditentukan
idenya kemudian cari bahannya baru menentukan idena karna harus berfikir bagaimana
caranya memadukan bahan- bahan yang bermacam- macam menjadi karya.
Langkah-langkah pembuatan
Siapkan alat dan alat yang akan kita gunakan dalam membuat mozaik.
Buatlah pola atau gambar pada buku gambar sesuai dengan keinginan.
Kemudian tempelkan kepingan yang sudah dibentuk pada gambar yang telah dibuat, pada
saat menempel bisa menggunakan alat bantu agar lebih memudahkan.
Tutupi pola secara menyeluruh dengan kepingan mozaik (warna yang digunakan sesuai
dengan keinginan )

You might also like