You are on page 1of 24

MAKALAH

FISIKA LINGKUNGAN
PENCAHAYAAN

1. ABEL HARAPAN (1701050055)


2. ALBERTO DIMU HAU (1701050011)
3. FEBRONIA HERLINDA LALUS (1701050045)
4. MARIA ALACQUE AZI NUWA (1701050029)
5. MEDIANA LODA LENDE (1701050058)
6. NURHUDA TULIT MASAN (1701050015)
7. YOHANA APRILIA RIRIN SARENG (1701050009)
8. YONRIT GABRIEL TANESIB (1701050050)
9. YOSEFINA MERLINA NARSIA (1701050027)

LUMINOUS INTENSITY

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


Page | 1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan baik walaupun jauh dari kesempurnaan, dimana tugas ini disusun dan dipresentasikan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan.

Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah memberikan bantuan dalam proses pencariaan bahan untuk pembuatan
makalah yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia biasa yang mempunyai kekurangan dan
kelebihan dari berbagai hal. Kami merasa masih banyak kekurangan dari makalah ini. Karena
tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami telah
melakukannya dengan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.

Mungkin ini ini yang dapat kami sampaikan . apabila ada kritik dan saran dari pembaca,
kami bersedia menerima semua kritik dan saran tersebut. Karena kritik dan saran ini sebagai
batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di lain waktu. Sehingga kami akan
berusaha untuk menyelesaikan makalah dengan lebih baik lagi.

Kupang, 10 Juni 2018

Penyusun

Page | 2
Daftar isi

Kata pengantar ……………………………………………………………………… 1

Daftar isi ……………………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang …….………………………..…...…………………….……… 4

Rumusan Masalah .....…………………………………………………...……… 5

Tujuan ………………………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

Cahaya ………………………………………………………………………… 6

Intensitas Cahaya ……………………………………………………………... 7

Sifat Perambatan Cahaya …………………………………………………….. 8

Cara Pengukuran Cahaya ……………………………………………………... 13

Ukuran Cahaya Untuk Ruangan ………………………………………………. 13

Standar Cahaya Bagi Kesehatan ……………………………………………… 15

Besaran Dalam Cahaya ………………………………………………………. 16

Pengaruh Proyektor Pada Pembelajaran ……………………………………… 18

Pengaruh Lampu Mercusuar Bagi Penerbangan ……………………………… 20

BAB III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………………… 22

Daftar Pustaka …………………………………………………………………… 24

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cahaya merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk berupa gelombang


elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang tersebut sekitar 380–750 nm.
Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang
gelombang yang kasat mata maupun tidak. Selain itu, cahaya ialah suatu paket partikel yang
disebut foton. Kedua pengertian tersebut adalah sifat yang ditunjukkan dari cahaya secara
bersamaan sehingga dapat disebut "dualisme gelombang-partikel". Suatu paket cahaya
disebut spektrum yang kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan (mata)
sebagai sebuah warna. Bidang studi yang mempelajari cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan suatu area riset yang sangat penting pada fisika modern.

Intensitnsitas cahaya istilah asingnya adalah luminous intensity / candle power.


intensitas cahaya sebagaian besar diberi symbol ( I ) dan dinyatakan satuan candela ( cd ).
intensitas cahaya fluk cahaya persatuan sudut arah tertentu. Pencahayaan kelas yang
memadai, anak membaca buku dengan jarak yang terlalu dekat, dan sarana prasarana sekolah
yang tidak ergonomis saat proses belajar mengajar (Wati, 2008). Keterlambatan melakukan
koreksi refraksi terutama pada anak usia sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan
menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan kecerdasan
karena 30 % informasi diserap dengan melihat dan mendengar (Direktorat PLB, 2004).
Intensitas cahaya yang berlebih dan kurang dapat menjadi masalah dalam proses
belajar mengajar. Dalam makalah ini dibahas tentang permasalahan yang dihadapi, analisis
secara fisika, pendidikan, serta tingkat pengukuran ideal intensitas cahaya pada suatu
ruangan, sertasolusi yang berkaitan dengan analisis guna dapat dikembangkan untuk menjadi
lebih baik.

Page | 4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan cahaya ?


2. Apa yang dimaksud dengan Intensitas Cahaya?
3. Bagaimana sifat dan perambatan cahaya dalam medium?
4. Bagaimana cara pengukuran cahaya?
5. Bagaimana ukuran cahaya untuk ruangan?
6. Bagaimana standar cahaya bagi kesehaan manusia?
7. Apa saja besaran-besaran yang ada dalam cahaya?
8. Apa pengaruh intensitas cahaya proyektor pada proses pembelajaran?
9. Bagaimana pengaruh lampu sonar bagi keselamatan penerbangan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu cahaya


2. Untuk mengetahui apa itu Intensitas Cahaya
3. Untuk mengetahui sifat dan perambatan cahaya dalam medium
4. Untuk mengetahui cara pengukuran cahaya
5. Untuk mengetahui ukuran cahaya dalam ruangan
6. Untuk mengetahui standar cahaya bagi kesehatan manusia
7. Untuk mengetahui besaran-besaran dalam cahaya
8. Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya proyektor pada proses pembelajaran
9. Untuk mengetahui pengaruh lampu sonar bagi keselamatan penerbangan

Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk berupa gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang tersebut sekitar 380–750 nm.
Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang
gelombang yang kasat mata maupun tidak. Selain itu, cahaya ialah suatu paket partikel yang
disebut foton. Kedua pengertian tersebut adalah sifat yang ditunjukkan dari cahaya secara
bersamaan sehingga dapat disebut "dualisme gelombang-partikel". Suatu paket cahaya
disebut spektrum yang kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan (mata)
sebagai sebuah warna. Bidang studi yang mempelajari cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan suatu area riset yang sangat penting pada fisika modern.
Studi yang mempelajari tentang cahaya dimulai sejak munculnya era optika klasik yang
mempelajari tentang besaran optik seperti: intensitas, frekuensi, polarisasi, serta fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan juga interaksinya terhadap sekitar dilakukan secara pendekatan
paraksial geometris seperti refleksi serta refraksi. Sedangkan pendekatan sifat optik fisisnya
yaitu : dispersi, polarisasi, interferensi, difraksi. Masing-masing studi optika klasik itu
disebut dengan optika geometris dan optika fisis.

Pada puncak optika klasik, pengertian cahaya dapat didefinisikan sebagai sebuah
gelombang elektromagnetik serta dapat memicu serangkaian penemuan, dan pemikiran. Pada
tahun 1838 oleh Michael Faraday menemukan sinar katode. Pada tahun 1859 Gustav
Kirchhoff menemukan teori radiasi massa hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat
suatu percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang mnyinari atom mengeksitasi elektron untk
melejit keluar dari orbitnya. Pada tahun 1924 sebuah percobaan dilakukan oleh Louis de

Page | 6
Broglie yang menunjukkan bahwa elektron memiliki sifat dualitas partikel-gelombang,
sehingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang tersebut.

Pada tahun 1926, Albert Einstein kemudian membuat postulat yang berdasarkan efek
fotolistrik, cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton serta memiliki sifat dualitas yang
sama. Karya dari Albert Einstein dan Max Planck tersebut kemudian mendapatkan
penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 serta 1918 dan juga menjadi sebuah
dasar teori kuantum mekanik yang kemudian dikembangkan oleh banyak ilmuwan, antara
lain : Werner Heisenberg, David Hilbert, Max Born, John von Neumann, Niels Bohr, Erwin
Schrödinger, Wolfgang Pauli, Roy J. Glauber, Paul Dirac dan lain-lain. Era tersebut
kemudian disebut sebagai era optika modern. Pengembangan yang lebih lanjut terjadi tahun
1953 dengan ditemukannya sinar maser, serta sinar laser yang ditemukan pada tahun 1960.
Era optika modern tidak mengakhiri era optika klasik, namun era tersebut memperkenalkan
adanya sifat cahaya yang lain, difusi dan hamburan.

B. Intensitas Cahaya
Intensitnsitas cahaya istilah asingnya adalah luminous intensity / candle power. intensitas
cahaya sebagaian besar diberi symbol ( I ) dan dinyatakan satuan candela ( cd ). intensitas
cahaya fluk cahaya persatuan sudut arah tertentu.

1. Intensitas Cahaya Sebagai Besaran Penerangan


Intensiatas cahaya sebagai satuan penerangan sudah di bahas pada pelajaran
terdahulu yaitu 1/60 x jumlah energi radiasi setiap cm2. yang mana ini didapat dari
sebuah titik badan hitam. Ruang kosong ini berada dalam pelatina cair yang mempunyai
suhu 2043 derajat R .Badan hitam ini ternyata banyak memancarkan energy dari pada
pemancar – pemancar suhu lainnya. Oleh sebab itu intensitas cahaya ini dibuat sebagai
besaran dari penerangan.
Persamaan – persamaan yang ada pada intensitas cahaya ini diantara lainnya :

I=F/W

F=W.T

Keterangan :
 I = Intensitas Cahaya (Candela)
 F = Fluks Cahaya (Lumen)
 W = Sudut Ruang

Page | 7
2. Satuan dan Notasi Cahaya
Satuan – satuan dan notasi cahaya dari intensitas cahaya ini disebut dengan candela
(cd) dan diberi symbol huruf (I). yang asal katanya dari intensitas.
Untuk F = flux diukur dalam lumen dan W (omega) dalam steradian, seperti table di
bawah ini :

NAMA BESARAN SIMBOL SATUAN


intensitas cahaya I Candela (cd)
Flux cahaya F Lumen /lm 4 pi
Sudut ruang W Steradian

C. Sifat Perambatan Cahaya


Cahaya merupakan gelombang yang mempunyai sifat elektromagnetik, sehingga cahaya
mempunyai beberapa sifat-sifat tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Berikut sifat-sifat cahaya, antara lain:

1. Cahaya Merambat Lurus

Cahaya mempunyai sifat yang merambat lurus dan dapat dibuktikan dengan
meninjau yang berdasarkan dapat atau tidaknya benda untuk meneruskan cahaya. Benda
yang memiliki sifat tidak tembus cahaya tidak bisa meneruskan cahaya yang mengenai
benda tersebut. Apabila dikenai cahaya dan benda tersebut membentuk bayangan. Benda
yang seperti itu digolongkan sebagai benda gelap, yang memiliki arti bahwa benda-benda
tersebut tidak bisa menghasilkan cahaya sendiri. Contohnya antara lain: kayu, tembok,
batu, dan sebagainya. Sedangkan itu, benda yang dapat tembus cahaya dapat meneruskan

Page | 8
cahaya yang mengenai benda tersebut. Benda yang seperti itu dikenal sebagai jenis
golongan benda sumber cahaya. Contohnya seperti kaca.

2. Cahaya Dapat Dipantulkan

Cahaya juga dapat dipantulkan, pemantulan cahaya terdiri atas pemantulan baur
(pemantulan difus) serta pemantulan teratur. Pemantulan baur atau pemantulan difus
dapat terjadi apabila cahaya yang mengenai permukaan tidak rata dan arah sinar
pantulnya menjadi tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur dapat terjadi jika
cahaya yang dapat mengenai permukaan yang rata seperti cermin datar maka sinar hasil
pantulannya mempunyai arah yang teratur. Adapun benda-benda yang mempunyai sifat
cahaya tersebut adalah cermin. Berdasarkan dari bentuk permukaannya, cermin
dibedakan menjadi cermin lengkung serta cermin datar. Cermin lengkung dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu cermin cembung serta cermin cekung. Berikut sedikit penjelasan
tentang cermin tersebut.

a. Cermin Datar

Cermin datar adalah jenis cermin yang mempunyai permukaan tidak melengkung.
Cermin datar adalah cermin yang sering digunakan untuk berias. Sifat cermin datar
antara lain :

 Memiliki ukuran bayangan yang sama dengan dengan ukuran bendanya.


 Jarak antara bayangan yang dihasilkan sama dengan jarak benda ke cermin
tersebut.
 Bayangan yang terbentuk dari cermin datar bersifat semu atau maya (bayangan
dapat di lihat, namun tidak dapat ditangkap layar).
 Bayangan pada cermin datar adalah tegak.

b. Cermin Cembung

Cermin cembung ialah salah satu jenis cermin yang permukaannya melengkung ke
arah luar. Bayangan yang terbentuk memiliki sifat semu atau maya.

c. Cermin Cekung

Cermin cekung mempunyai permukaan yang melengkung ke dalam. Bayangan yang


terbentuk pada cermin cekung bersifat tegak, diperbesar, serta semu. Apabila terdapat

Page | 9
sebuah benda yang letaknya jauh dari cermin cekung tersebut, maka bayangan yang
dihasilkan bersifat nyata dan terbalik. Dalam kegunaan cermin tersebut, cermin
cekung biasanya dipakai sebagai reflektor pada lampu.

3. Cahaya dapat Dibiaskan

Pembiasan adalah sebuah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya, cahaya


merambat dengan melalui 2 zat yang mempunyai kerapatan yang berbeda. Apabila
terdapat cahaya datang yang berasal dari zat yang mempunyai kerapatan yang kurang
menuju ke zat yang mempunyai kerapatan yang lebih, maka cahaya itu akan dibiaskan
mendekati garis normal. Contoh peristiwa pembiasan cahaya adalah: Sedotan yang
dimasukkan ke dalam air dalam gelas, maka sedotan tersebut akan terlihat membengkok,
Kolam yang mempunyai air yang jernih terlihat seperti dangkal, dan Melihat bintang
dengan menggunakan teleskop.

4. Cahaya Dapat Diuraikan

Penguraian cahaya mempunyai istilah lain, yaitu dispersi. Prinsip penguraian cahaya
(dispersi) adalah penguraian cahaya putih menjadi cahaya yang memiliki warna yang
bervariasi. Berikut contoh yang menggambarkan bahwa suatu cahaya dapat diuraikan:
Terjadinya pelangi, hal ini karena munculnya pelangi disebabkan adanya cahaya matahari
yang tampaknya memiliki warna putih dan sebenarnya cahaya matahari tersusun atas
berbagai variasi warna yang diuraikan oleh titik-titik air di awan, Cakram yang berwarna
yang ketika diputar dapat menjadi warna putih, dan Terjadinya fenomena halo yang
seakan-akan mengelilingi matahari atau bulan.

5. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening

Sifat cahaya yang dapat menembus benda bening dapat dibuktikan dengan contoh :
Cahaya matahari dapat masuk ke rumah dengan menembus jendela yang mempunyai
kaca bening. Apabila kaca jendela tersebut kemudian ditutupi dengan sebuah kain
berwarna hitam maka cahaya matahari tidak dapat menembus kaca tersebut. Dan ketika
sedang berjalan di siang hari akan nampak terlihat bayangan tubuh, hal ini dapat
menjelaskan bahwa cahaya tersebut tidak dapat menembus tubuh karena bukan suatu
benda bening, pada akhirnya yang terbentuk hanyalah sebuah bayangan.

Sifat-sifat cahaya diatas dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam alat, seperti periskop,
teleskop, lup serta kaleidoskop.

Page | 10
 Periskop

Awak kapal selam yang sedang berada pada kedalaman laut dapat untuk melihat atau
mengamati permukaan laut dengan menggunakan suatu alat, yaitu periskop. Alat
periskop menerapkan sifat cahaya yaitu berupa pemantulan. Cahaya yang ada di atas
permukaan laut kemudian ditangkap oleh suatu cermin, lalu dipantulkan menuju kepada
mata pengamat.

 Teleskop

Teleskop mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan alat diatas, yaitu periskop.
Teleskop mempunyai 2 buah lensa yang dapat membiaskan cahaya. Adanya pembiasan
tersebut dapat membuat objek yang letaknya jauh dapat terlihat sangat dekat. Teleskop
pertama kali dibuat pada tahun 1608 oleh Hans Lippershey seorang warga negara
Belanda. Setahun kemudian, Galileo Galilei dapat menyempurnakan teleskop yang dibuat
oleh Hans Lippershey. Setelah teleskop tersebut disempurnakan, teleskop dapat
digunakan untuk mengamati bintang di langit.

Page | 11
 Kaleidoskop

Kaleidoskop merupakan sebuah mainan yang dibuat dengan menggunakan cermin.


Dengan menggunakan kaleidoskop, Anda dapat membuat berbagai macam pola yang
bervariasi. Pola-pola tersebut diperoleh karena adanya bayangan benda-benda dalam
kaleidoskop akan mengalami pemantulan secara berkali-kali. Dengan demikian, jumlah
benda yang terlihat akan lebih banyak daripada benda asli.

 Lup

Lup adalah sebuah alat optik yang sangat sederhana. Lup berupa lensa cembung serta
berfungsi untuk membantu mata guna melihat berbagai benda-benda yang berukuran
kecil supaya tampak lebih besar dan jelas.

Page | 12
D. Cara Pengukuran Cahaya
Cara pengukuran cahaya dapat mengunakan alat yang dinamakan Lux Meter. Lux Meter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya atau tingkat pencahayaan di
suatu tempat. Lux Meter ini bekerja secara otomatis untuk menghitung dan mengukur
intensitas cahaya dan menyesuiakannya dengan cahaya yang dibutuhkan. Sensor pada Lux
Meter cukup peka dan linear terhadap cahaya, sehingga cahay yang diterima oleh sensor
dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital ataupun non digital.
Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat
ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor pada alat ini
diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya akan menyinari sel
foto sebagai energy yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Pada prinsipnya,
makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun sekian besar. Sensor
yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor
cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah
tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar
panel. Cahaya alami ataupun buatan yang masuk pada Lux Meter ini akan mendapatkan
respon yang berbeda dari sensor. Beragam warna yang diukur dengan lux meter ini akan
menghasilkan suhu warna yang berbeda pula, dan panjang gelombang yang berbeda juga.

E. Standar Ukuran Cahaya Untuk Ruangan


Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang. Maka diperlukan
system pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. System pencahayaan di
ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu :

1. Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting)

Page | 13
Pada system ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. System ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik
karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yag optimal,
disarankan langit-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi
warna cerah agar tampak menyegarkan.
2. Pencahayaan Semi Langsung (Semi Direct Lighting)
Pada system ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan system ini
kelemahan system pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit
dan dinding yang diplester putih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila
dicat putih efisiensi pemantulan antara 5-90%.
3. Sistem Pencahayaan Difus (General Diffus Lighting)
Pada system ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan
system system ini termasuk system direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya
ke bawah dan sisanya ke atas. Pada system ini masalah bayangan dan kesilauan masih
ditemui.
4. System Pencahayaan Semi Tidak Langsung (Semi Indirect lighting)
Pada system ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan
langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada site mini masalah
bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5. System Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect Lighting)
Pada system ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit
dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.
Keuntungan system ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja


NO Jenis Kegiatan Tingkat Keterangan
Pencahayaan
Minimal (LUX)
1. Pekerjaan kasar dan tidak 100 Ruang penyimpanan dan ruang
terus menerus peralatan atau instalasi yang
memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
2. Pekerjaan kasar dan terus 200 Pekerjaan dengan mesin dan
menerus perakitan kasar
3. Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
control, pekerjaan mesin dan

Page | 14
penyusun
4. Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesi kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
5. Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
teksti, pekerjaan mesin halus
dan perakitan kasar
6. Pekerjaan amat halus 1500 Mengukir dengan tangan,
Tidak pemeriksaan pekerjaan mesin
menimbulkan dan perakitan yang sangat halus
bayangan
7. Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan,
Tidak perakitan sangat halus
menimbulkan
bayangan

F. Standar Cahaya Bagi Kesehatan Manusia


Menurut Helen Walls dari Australia National University, terkena sinar lampu sebanyak
45 jam dalam seminggu bisa membawa efek negative. Terkena sinar lampu neon
meningkatkan resiko terkena katarak 2-12% saat usia 50 tahun. Hal ini tentu harus menjadi
perhatian bagi kita yang biasa terkena sinar lampu dalam waktu panjang.
Bagaimana jika sering bekerja dan sering menatap layar computer? Bila menggunakan
computer, jika lampu yang digunakan tepat, bisa membantu mengurangi gangguan kesehatan
mata, ahli kesehatan mata (Ophthalmology) dari Harvard Medical School, Laura C. Fine,
dalam bukunya The Aging Eye mengatakan, saat menyalakan computer sebaiknya hindari
lampu yang menyorot langsung atau menimbulkan refleksi ke layar lonitor. Dia juga
menyarankan agar mengistirahatkan mata setiap satu jam sekali ketika bekerja menggunakan
computer. Melepaskan pandangan sebentar ke objek selain computer akan membantu
mengurangi kelelahan pada mata. Memang, ada aturan dalam memilih lampu agar mata kita
nyaman dan tidak mudah lelah. Lampu yang baik akan membuat mata tidak cepat lelah dan
kita bisa bekerja lebih produktif, sayangnya, tidak ada lampu yang bisa menyamai cahaya
alami. Menurut Terry Mcgowan, Direktur Teknologi American Lighting Association tidak
ada lampu yang bisa memenuhi kebutuhan semua orang. Berbeda usia biasanya memerlukan
jenis dan kekuatan lampu yang berbeda.
Namun, McGowan memberikan tips untuk pemilihan lampu yang nyaman bagi mata
secara umum, pilihlah lampu jenis Compact Flurorescent lights (CFL) dan LED dengan
tingkat temperature cahaya 2700-3000 Kelvin. CFL adalah lampu hemat energy model
generasi pertama. Bentuknya ada yang memanjang dan ada yang berulir. Sementara LED
adalah lampu hemat energy generasi terbaru dengan bentuk miri bohlam.

Page | 15
G. Besaran-Besaran Dalam Cahaya
Untuk mengetahui besarnya cahaya yang dibutuhkan oleh mata maka diperlukan suatu
besaran. Besaran-besaran yang diperukann dalam pencahayaan buatan diantaranya yaitu :

1. Intensitas Cahaya
Dalam fotometri, intensitas cahaya adalah ukuran kekuatan panjang gelombang
tertimbang yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam arah tertentu per sudut kesatuan
yang solid, berdasarkan fungsi luminositas, model standar dari sensitivitas mata manusia.
Satuan SI dari Intensitas Cahaya adalah candela (cd). Fotometri berkaitan dengan
pengukuran cahaya tampak seperti yang dirasakan oleh mata manusia. Mata manusia
hanya dapat melihat cahaya dalam spectrum terlihat dan memiliki kepekaan yang berbeda
terhadap cahaya, panjang gelombang yang berbeda dalam spectrum ketika diadaptasi
untuk kondisi terang (visi photopic), mata yang paling sensitive terhadap cahaya kuning
kehijauan pada 555 nm. Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang λ
adalah sebagai berikut :

IV = 638Iӯ(λ)

Keterangan :
 IV = Intensitas cahaya (cd)
 I = Intensitas radian (W/sr)
 ӯλ = fungsi intensitas standar

2. Sudut Ruang
Sudut ruang merupakan besaran tambahan dalam system internasional (SI).
Dalam system internasional sudut ruang memiliki symbol sr dengan satuan steradian.
Dalam pencahayaan buatan sudut ruang memiliki symbol Δω. Sudut ruang dan fluks
cahaya memiliki hubungan yaitu sudut ruang berbanding lurus dengan intensitas cahaya
dan fluks cahaya

ΔF = IΔω

3. Energi Cahaya
Dalam fotometri, energi cahaya adalah energy dirasakan cahaya. Ini kadang-
kadang juga disebut kuantitas cahaya. Cahaya energy tidak sama dengan energy radiasi,
kuantitas fisik yang sesuai tujuan. Hal ini karena mata manusia hanya dapat melihat
cahaya dalam spektrum terlihat dan memiliki kepekaan yang berbeda terhadap cahaya
panjang gelombang yang berbeda dalam spektrum, ketika diadaptasi untuk kondisi terang
(visi photopic), mata yang paling sensitive terhadap cahaya pada panjang gelombang 555
nm. Cahaya dengan kekuatan yang sama pada panjang gelombang lebih panjang atau

Page | 16
lebih pendek memiliki energy lebih rendah bercahaya. Dalam satuan internasional (SI)
energy cahaya memiliki symbol QV dan memiliki satuan lumen second (lms).

4. Arah Cahaya atau Fluks Cahaya


Fluks cahaya, besaran fluks cahaya dinotasikan dengan symbol (ɸ). Adalah
kelompok berkas cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya setiap satu detik. Fluks
cahaya diukur dalam satuan lumen. Sebagai contoh lampu halogen 500 watt/220 volt
mengeluarkan fluks cahaya sebanyak 5800 lumen. Umumnya lampu-lampu listrik dengan
ukuran watt tertentu, menghasilakan jumlah fluks cahaya tertentu. Perbandingan antara
jumlah fluks cahaya yang dihasilkan dan jumlah watt yang diserap rangkaian lampu
disebut efficiency cahaya lampu tersebut. Sebagai contoh lampu fluorescent dengan
nomor kode warna 54 memiliki efficiency 69 (lumen/watt), lampu fluorescent dengan
nomor kode warna 83 memiliki efficiency 96 (lumen/watt)

5. Kuat Penerangan
Kuat penerangan merupakan banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas
permukaan. Jika fluks sebesar ΔF tiba pada permukaan ΔA, maka intensitas penerangan
di tempat itu adalah:

E = (ΔF)/(ΔA)

Kalau permukaan A diterangi fluks F secara merata, intensitas penerangan E = F/A.


satuan E adalah lm/m² atau luks (lx), atau lm/ft² (1 lm/ft² = 1 ft candle = 10,76 lx).

Kekuatan penerangan sebesar-besarnya suatu permukaan akan terjadi bila fluks


cahaya jatuh secara tegak lurus permukaan. Jika permukaan tidak tegak lurus fluks, tetapi
normal permukaan membentuk sudut ɵ dengan arah fluks, maka tidak semua fluks akan
menerangi permukaan itu.

6. Iluminasi
Iluminasi adalah ukuran fotometrik dari intensitas cahaya per satuan luas
perjalanan cahaya dalam arah tertentu. Ini menggambarkan jumlah cahaya yang melewati
atau dipancarkan dari wilayah tertentu, dan jatuh dalam sudut yang solid yang diberikan.
Satuan SI untuk pencahayaan adalah candela per meter persegi (cd/m²). sebuah istilah
non-SI untuk unit yang sama adalah “nit”. Unit CGS luminance adalah stilb, yang sama
dengan satu sentimeter per candela persegi atau 10 kcd/m². luminance sering digunakan
untuk menggambarkan emisi atau refleksi dari datar, permukaan difus. Luminance
menunjukan berapa banyak daya bercahaya akan dirasakan oleh mata melihat permukaan

Page | 17
dari sudut pandang tertentu. Luminance demikian merupakan indicator seberapa terang
permukaan akan muncul.

H. Pengaruh Intensitas Cahaya Proyektor Dalam Pembelajaran


Salah satu jenis proyektor yang banyak digunakan adalah Liquid Crystal Display
(LCD). Secara Sederhana LCD terdiri dari dua bagian utama. yaitu Backlight dan kristal cair.
Backlight sendiri adalah sumber cahaya LCD yang biasanya terdiri dari 1 sampai 4 buah
(berteknologi seperti) lampu neon. Lampu Backlight ini berwarna putih.Kristal cair akan
menyaring cahaya backlight. Cahaya putih merupakan susunan dari beberapa ratus cahaya
dengan warna yang berbeda. Beberapa ratus cahaya tersebut akan terlihat jika cahaya putih
mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Warna yang akan dihasilkan tergantung pada
sudut refleksi. Jadi jika beda sudut refleksi maka beda pula warna yang dihasilkan.
Dengan memberikan tegangan listrik dengan nilai tertentu. Kristal cair dapat berubah
sudutnya. Dan karena tugas kristal cair adalah untuk merefleksikan cahaya dari backlight
maka cahaya backlight yang sebelumnya putih bisa berubah menjadi banyak warna. Kristal
cair bekerja seperti tirai jendela. Jika ingin menampilkan warna putih kristal cair akan
membuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih akan tampil di
layar. Namun Jika ingin menampilkan warna hitam. Kristal Cair akan menutup serapat-
rapatnya sehingga tidak ada cahaya backlight yang yang menembus (sehingga di layar akan
tampil warna hitam). Jika ingin menampilkan warna lainnya tinggal atur sudut refleksi kristal
cair.
Contrast ratio Contrast Ratio adalah perbandingan tingkat terang (brightness) pada posisi
paling putih dan paling hitam. Pada waktu kristal cair menutup serapat-rapatnya untuk
menghasilkan warna hitam seharusnya tidak ada cahaya backlight yang menembusnya.
Namun kenyataannya masih ada cahaya backlight yang bisa menembus kristal cair sehingga
tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik. Inilah salah satu kekurangan LCD. Jadi
semakin besar Contrast Ratio maka semakin bagus pula LCD dalam menampilkan warna.
Cara paling mudah untuk mengetahui seberapa bagus Contrast Ratio LCD adalah dengan
menampilkan warna hitam di layar. Jika warna hitam tersebut cenderung abu-abu maka
masih ada sedikit cahaya backlight yang berhasil menembus kristal cair.
Response Time Kristal cair pada LCD bekerja dengan cara membuka dan menutup
layaknya tirai. Proses buka tutup ini berlangsung sangat cepat (mengikuti pergerakan gambar
di layar). Karena itulah ada istilah Response Time di LCD. Response Time adalah waktu
yang diperlukan untuk berubah dari posisi kristal cair tertutup rapat (waktu menampilkan
warna hitam) ke posisi kristal cair terbuka lebar (waktu menampilkan warna putih). Jadi
semakin cepat response time maka semakin baik. Response Time yang lambat akan
menimbulkan cacat gambar yang disebut ghosting atau jejak gambar. Biasanya pada objek
yang bergerak cepat dan menimbulkan jejak gambar seperti beberapa bujur sangkar yang
terlihat seperti persegi.Bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, diperbesar.

Page | 18
1. Efek intensitas cahaya pada gangguan mata
Intensitas cahaya pada proyektor yang berlebih/ kurang dapat berefek buruk bagi
kesehatan mata jika terjadi secara berlanjut dan dalam waktu yang lama. Salah satu cacat
mata yang dapat terjadi adalah rabun jauh(miopi). Berikut ini ciri – ciri Miopi:
 Daya akomodasi mata sudah kurang berfungsi dengan baik, lensa mata terbiasa
menebal sehingga kurang bisa menipis dengan baik.
 Tidak dapat melihat benda yang jaraknya jauh dengan jelas/ titik jauhnya terbatas.
 Titik dekat (PP) berharga kurang dari ± 25 cm dan Titik jauh (PR) kurang dari tidak
terbatas.
 Bayangan benda jatuh di depan retina.
Agar mampu melihat seperti mata normal dibantu dengan kaca mata berlensa
cekung (negatif).

2. Analisis Secara Pendidikan


Adapun analisis pendidikan terhadap permasalahan yang terjadi, diambil
berdasarkan studi pendidikan yang relevan, antara lain :

 Kendala menggunakan media proyektor


a. Pemateri merasa malas
Banyak pemateri yang merasa malas membuat presentasi yang menarik,
padahal presentasi yang menarik menunjukan kesungguhan kerja yang bisa
membuat kesalahan presentasi menjadi minim bahkan nihil. Namun sifat yang
malas akan dapat membuat prentasi monoton bahkan bisa mengalami kesalahan
contoh pemilihan background dan warna yang tidak tepat.
b. Tidak Bisa
Banyak pemateri yang tidak bisa menggunakan media proyektor. Padahal
media pembelajaran proyektor harus didukung kemampuan pemateri untuk
menyusun lembar presentasi antara lain menggunakan Ms. Powerpoint.Solusinya
adalah jangan takut untuk belajar dan tidak ada kata terlambat untuk memulai.
c. Kurang Penghargaan
Jerih payah dan kerja keras pemateri kadang-kadang tidak mendapatkan
perhatian. Pengorbanan dari pemateri yang telah membuat presentasi yang bagus
terkadang sering disamakan dengan yang kurang pengorbanannya.

 Kualitas pencahayaan menurut pendidikan


a. Brightness Distribution
Brightness Distribution menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah
penglihatan. Suatu ratio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil,

Page | 19
tetapi variasi yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya
masalah. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang sehingga mata
menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat obyek-obyek yang lebih gelap
dalam suatu daerah yang terang. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kelas
utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu
memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya
sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.

b. Glare
Cahaya yang menyilaukan ini terjadi jika cahaya yang berlebihan mencapai
mata. Hal ini akan dibagi menjadi dua kategori:
 Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discomfort Glare). Cahaya
ini mengganggu tetapi tidak seberapa mengganggu kegiatan visual. Akan
tetapi, cahaya ini dapat meningkatkan kelelahan dan menyebabkan sakit
kepala.
 Cahaya meyilaukan yang mengganggu (Disability Glare). Cahaya ini secara
berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam
lensa mata. Orang-orang yang lanjut usia kurang dapat menerima cahaya ini.

Sumber-sumber glare antara lain yaitu:


o Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.
o Jendela-jendela besar pada permukaan tepat pada mata.
o Lampu atau cahaya dengan terang yang berlebihan.
o Pantulan dari permukaan terang suatu dinding.

Discomfort Glare dapat dideteksi dengan membayangi mata dari sumber yang
terang yang ada di daerah periphery. Standart Australia AS 1680 memberikan
tingkat-tingkat maksimum luminansi untuk berbagai sudut yang berbeda dari
garis vertikal yang sangat rapat dibawah luminare. Biasanya tingkat luminare
harus dibatasi dalam daerah 45 -90 . Permukaan kerja yang mengkilap dan lantai
0 0

mengkilap juga perlu untuk menghindari adanya glare.

I. Pengaruh Lampu Mercusuar Pada Pantai Untuk Keselamatan Penerbangan

Dalam istilah penerbangan gangguan sinar laser atau sinar dari pancaran mercusuar di
tepi pantai disebut dengan istilah laser strike. Secara teknis hal tersebut tidak mengganggu
atau merusak system pesawat terbang, namun sinar laser akan sangat berbahaya dan

Page | 20
berpotansi menaakibatkan keelakaan apabila langsung mengenai kea rah mata pilot.
Intensitas cahaya laser yang langsung mengenai mata dapat mengakibatkan kebutaan
sementara dan berakibat fatal terhadap keselamatan awak pesawat, penumpang dan orang
lain di daratan.
Hal ini dinilai sangat berbahaya bagi penerbangan, terlebih pesawat-pesawat yang akan
melaksanakan take off (lepas landas) atau landing (pendaratan). Hampir tidak ada lagi
toleransi bagi pilot untuk melakukan kesalahan pada saat terbang mendekati lampu
mercusuar, katrena gangguan laser dari lampu mercusuar termasuk factor paling berbahaya
bagi pilot dalam mengendalikan pesawatnya.

Page | 21
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Cahaya merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk berupa gelombang


elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang tersebut sekitar 380–750 nm.
Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang
gelombang yang kasat mata maupun tidak. Selain itu, cahaya ialah suatu paket partikel yang
disebut foton. Kedua pengertian tersebut adalah sifat yang ditunjukkan dari cahaya secara
bersamaan sehingga dapat disebut "dualisme gelombang-partikel".
Intensitnsitas cahaya istilah asingnya adalah luminous intensity / candle power. intensitas
cahaya sebagaian besar diberi symbol ( I ) dan dinyatakan satuan candela ( cd ). intensitas
cahaya fluk cahaya persatuan sudut arah tertentu.
Adapun beberapa sifat perambatan cahaya yaitu : cahaya merambat lurus, cahaya dapat
dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan dan cahaya dapat menembus
benda bening
Cara pengukuran cahaya dapat mengunakan alat yang dinamakan Lux Meter. Lux Meter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya atau tingkat pencahayaan di
suatu tempat. Lux Meter ini bekerja secara otomatis untuk menghitung dan mengukur
intensitas cahaya dan menyesuiakannya dengan cahaya yang dibutuhkan. Sensor pada Lux
Meter cukup peka dan linear terhadap cahaya, sehingga cahay yang diterima oleh sensor
dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital ataupun non digital.
Standar cahaya untuk ruangan meliputi : standar pencahayaan langsung, standar
pencahayaan semi langsung, standar pencahayaan difus, standar pencahayaan semi tidak
langsung dan standar pencahayaan tidak langsung.
Namun, McGowan memberikan tips untuk pemilihan lampu yang nyaman bagi mata
secara umum, pilihlah lampu jenis Compact Flurorescent lights (CFL) dan LED dengan
tingkat temperature cahaya 2700-3000 Kelvin. CFL adalah lampu hemat energy model
generasi pertama. Bentuknya ada yang memanjang dan ada yang berulir. Sementara LED
adalah lampu hemat energy generasi terbaru dengan bentuk miri bohlam.
Besaran-besaran yang terdapat dalam cahaya yaitu: Intensitas cahaya, Sudut ruang,
energy cahaya, arah cahaya atau fluks cahaya, kuat penerangan cahaya dan juga iluminasi.
Intensitas cahaya pada proyektor yang berlebih/ kurang dapat berefek buruk bagi
kesehatan mata jika terjadi secara berlanjut dan dalam waktu yang lama. Salah satu cacat
mata yang dapat terjadi adalah rabun jauh(miopi).
Dalam istilah penerbangan gangguan sinar laser atau sinar dari pancaran mercusuar di
tepi pantai disebut dengan istilah laser strike. Secara teknis hal tersebut tidak mengganggu
atau merusak system pesawat terbang, namun sinar laser akan sangat berbahaya dan
berpotansi menaakibatkan keelakaan apabila langsung mengenai kea rah mata pilot.

Page | 22
Intensitas cahaya laser yang langsung mengenai mata dapat mengakibatkan kebutaan
sementara dan berakibat fatal terhadap keselamatan awak pesawat, penumpang dan orang
lain di daratan.

Page | 23
DAFTAR PUSTAKA

Bayong, Tjasyono. 1999. Sifat-Sifat Cahaya. Bandung: FMIPA - ITB.

Daldjoeni, N. 1986. Cahaya dan pengaruhnya bagi kehidupan. Bandung: Alumni.

http://woocara.blogspot.com/2015/12/pengertian-cahaya-dan-sifat-sifat-
cahaya.html#ixzz5Fm7cV0Es Diakses pada 7 juni 2018

Suryatna, Rafi’i. 1990. Dualisme Sifat Cahaya. Bandung: Angkasa.

Page | 24

You might also like