Professional Documents
Culture Documents
Aryadi Rachman
Abstract: Strength is one of the basic components biomotor that is needed in every sport
field. In order to achieve optimal performance achievement, then the power should be
increased as the underlying basis of the formation of other biomotor components.
Exercise increases muscle strength to cope with the load during exercise and the affects
muscle hypertrophy. Exercise powers properly implemented will affect the quality and
quantity improvement in print sportsmen. The exercise that is used to improve strength and
hypertrophy leg muscle is by using weight training method exercise.
This study aim to investigate the differences squat exercise and leg press in order to
improve strength and hypertrophy leg muscle for student JPOK FKIP UNLAM
Banjarbaru class 2011/2012.
This type of quantitative research with quasi-experimental methods. The study design
using a matching-only design. The population in this study was student JPOK FKIP
UNLAM Banjarbaru class 2011/2012 which totaled 40 people, under the provisions of the
study sample was 36 people, samples were divided into 3 groups, each group sharing is
done through the match subject design. The division is based on the results of the
experimental group pretest limb muscle strength using a back and leg dynamometer. Each
group numbered 12 people for group I (squats), 12 to group II (leg press exercises) and 12
for the control group.
Results of the research: methods squats and leg press exercises significant increase in
limb muscle strength and hypertrophy (sig. 0.000 <α = 0.05). Group I, II and III had
significant differences (sig. 0.000 <α = 0.05). The average increase in strength for the I =
36.16 kg = 26.83 kg II, and III = 3.83 kg. The average increase in muscle hypertrophy for
group I = 0.66 cm, II = 0:41 cm, and III = 0:08 cm.
Conclusion: there is a significant effect of exercise squats and leg press to increase in leg
muscle strength and hypertrophy. Squat exercise greater influence than the leg press and a
control group to increase in leg muscle strength and hypertrophy
Key words: Squat, leg press, strength and hypertrophy of leg muscle.
Abstrak: Pengaruh Latihan Squat Dan Leg Press Terhadap Strength Dan Hypertrophy
Otot Tungkai. Kekuatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan
dalam setiap cabang olahraga. Untuk dapat mencapai penampilan prestasi yang optimal,
maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang mendasari dalam pembentukkan
komponen biomotor lainnya. Latihan kekuatan meningkatkan daya otot untuk mengatasi
beban selama beraktivitas dan berpengaruh terhadap hypertrophy otot. Latihan kekuatan
yang dilaksanakan dengan sistematis akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan
kuantitasnya dalam mencetak olahragawan. Latihan yang digunakan untuk meningkatkan
strength dan hypertrophy otot tungkai adalah dengan metode latihan weight training.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan latihan squat dan leg press dalam
upaya meningkatkan strength dan hypertrophy otot tungkai pada Mahasiswa JPOK FKIP
Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
Penelitian ini jenis kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Rancangan penelitian
menggunakan matching-only design. Populasi dalam penelitian adalah ini mahasiswa
JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012 yang berjumlah
40 orang, berdasarkan ketentuan dalam penelitian maka sampel berjumlah 36 orang,
88
Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, pembagian masing-masing kelompok dilakukan
melalui match subject design. Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil
pretest strength otot tungkai menggunakan back & leg dynamometer. Setiap kelompok
berjumlah 12 orang untuk kelompok I (latihan squat), 12 orang untuk kelompok II
(latihan leg press) dan 12 orang untuk kelompok kontrol.
Hasil penelitian: metode latihan squat dan leg press signifikan terhadap peningkatan
strength dan hypertrophy otot tungkai (sig. 0.000 < α=0,05). Kelompok I, II dan III
memiliki perbedaan yang signifikan (sig. 0.000 < α=0,05). Rata-rata peningkatan strength
untuk kelompok I = 36.16 kg, II = 26.83 kg, dan III = 3.83 kg. Rata-rata peningkatan
hypertrophy otot untuk kelompok I = 0.66 cm, II = 0.41 cm, dan III = 0.08 cm.
Simpulan: terdapat pengaruh yang signifikan latihan squat dan leg press terhadap
peningkatan strength dan hypertrophy otot tungkai. Latihan squat lebih besar
pengaruhnya daripada leg press dan kelompok kontrol terhadap peningkatan strength dan
hypertrophy otot tungkai.
Kata Kunci : Squat, leg press, strength dan hypertrophy otot tungkai.
PENDAHULUAN
Kondisi fisik merupakan syarat 1995:59). Kekuatan merupakan basis dari
mutlak yang diperlukan dalam pencapaian semua komponen kondisi fisik, karena
prestasi olahraga, karena setiap atlet harus kekuatan merupakan daya penggerak dari
memiliki fisik yang prima untuk dapat setiap aktivitas fisik (Harsono, 1988:
berprestasi. Unsur kondisi fisik yang 177).
diperlukan dalam setiap cabang olahraga Kekuatan (strength) merupakan
berbeda-beda. Oleh karena itu kondisi salah satu komponen dasar biomotor yang
fisik seorang atlet perlu ditingkatkan diperlukan dalam setiap cabang olahraga.
melalui latihan yang dilakukan secara Untuk dapat mencapai penampilan
sistematis dan kontinyu. Melalui latihan prestasi yang optimal, maka kekuatan harus
fisik, kesegaran jasmani atlet akan ditingkatkan sebagai landasan yang
meningkat sehingga dapat menunjang mendasari dalam pembentukkan
tercapainya prestasi yang optimal. komponen biomotor lainnya. Sasaran
Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang latihan kekuatan adalah untuk
utuh dari komponen-komponen yang meningkatkan daya otot dalam mengatasi
tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik beban selama aktivitas olahraga
peningkatan maupun pemeliharaannya berlangsung (Sukadiyanto, 2011:90). Oleh
(Sajoto, 1995:8). Artinya di dalam usaha karena itu, latihan kekuatan yang
peningkatan kondisi fisik maka seluruh dilaksanakan secara baik dan tepat akan
komponen tersebut harus dikembangkan, berpengaruh terhadap peningkatan
meskipun pengembangannya dilakukan kualitas dan kuantitasnya dalam proses
dengan skala prioritas sesuai dengan mencetak olahragawan. Manfaat dari
kebutuhan. latihan kekuatan bagi olahragawan,
Unsur-unsur atau komponen diantaranya untuk: (1) meningkatkan
kondisi fisik tersebut meliputi: kekuatan kemampuan otot dan jaringan, (2)
(strength), daya tahan, daya ledak, mengurangi dan menghindari terjadinya
kecepatan, daya lentur, kelincahan, cedera pada olahragawan, (3)
koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan meningkatkan prestasi, (4) terapi dan
reaksi. Salah satu komponen kondisi fisik rehabilitasi cedera pada otot, dan (5)
yang penting guna mendukung membantu mempelajari atau penguasaan
komponen-komponen lainnya adalah teknik (Sukadiyanto, 2011:90).
komponen kekuatan otot (Sajoto, Latihan kekuatan berpengaruh terhadap:
hypertrophy (pembesaran) otot,
89
9090 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Uji Beda Rerata antar Kelompok (Anova) yang digunakan untuk menguji perbedaan
Pengujian beda rerata antar kelompok antara tiga atau lebih kelompok data.
secara serempak dilakukan dengan Tabel hasil perhitungan uji beda antar
menggunakan analisis varian (Anova). kelompok strength dan hypertrophy otot
Menurut Maksum (2012:182) one way tungkai sebagai berikut:
anova adalah teknik statistik parametrik
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Strength Otot Tungkai
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference Std. Error Sig.
Latihan Latihan
(I-J)
LSD Leg Press 9.33333 2.36237 0,000
Squat Kontrol 31.00000 2.36237 0,000
Squat -9.33333 2.36237 0,000
Leg Press
Kontrol 21.66667 2.36237 0,000
Squat -31.00000 2.36237 0,000
Kontrol
Leg Press -21.66667 2.36237 0,000
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hypertrophy Otot Tungkai
Mean
(I) Kelompok (J) Kelompok
Difference Std. Error Sig.
Latihan Latihan
(I-J)
LSD Leg Press .25000 0.18119 0,177
Squat Kontrol .58333 0.18119 0,003
Squat -25000 0.18119 0,177
Leg Press
Kontrol .33333 0.18119 0,075
Squat -.58333 0.18119 0,003
Kontrol
Leg Press -.33333 0.18119 0,075
1) Kelompok squat dan leg press kontrol terhadap hypertrophy otot tungkai
mempunyai nilai sig. 0,177 > nilai α pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam
0,05 berarti H0 diterima dan H1 Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun
ditolak berarti tidak ada perbedaan 2011/2012. Dengan hasil deskriptif di atas
yang signifikan antara kedua menyatakan bahwa pemberian latihan
kelompok yaitu sebesar 0.25000. pada kelompok I dan II dapat
2) Kelompok squat dan kontrol meningkatkan hypertrophy otot tungkai
mempunyai nilai sig. 0,003 < nilai α pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam
= 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun
diterima berarti ada perbedaan yang 2011/2012
signifikan yaitu sebesar 0.58333.
3) Kelompok leg press dan kontrol PEMBAHASAN
mempunyai nilai sig. 0,075 > nilai α
= 0,05 berarti H0 diterima dan H1 Pengaruh Pelatihan terhadap
ditolak berarti tidak ada perbedaan Peningkatan Strength Otot Tungkai
yang signifikan yaitu sebesar Berdasarkan hasil pengujian
0.33333. hipótesis, ternyata latihan squat dan leg
Berdasarkan uraian di atas press memiliki pengaruh yang signifikan
menunjukan bahwa hasil latihan squat, terhadap peningkatan strength otot
leg press dan kontrol ternyata bervariasi. tungkai. Pengaruh latihan squat lebih
Nilai besar dibandingkan latihan leg press dan
rerata yang dihasilkan menunjukkan kontrol.
bahwa latihan squat mempunyai pengaruh Latihan squat mempunyai
yang berbeda secara signifikan dari peningkatan yang lebih besar
kelompok kontrol tetapi tidak berbeda dibandingkan dengan latihan leg press.
secara signifikan dari latihan leg press Hal ini disebabkan terdapatnya perbedaan
begitu juga dengan latihan leg press tidak karakteristik antara latihan squat dan leg
berbeda secara signifikan dari kelompok press dimana pada latihan squat beban
tersebut berada pada pundak sehingga
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 96
9696 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102
saat melakukan gerakan naik dan turun latihan yang dilakukan secara bagian-
kompleksitas otot yang terlibat lebih bagian dari masing-masing kelompok
banyak, dibandingkan dengan latihan leg otot.
press. Latihan leg press pemusatan Pelatihan beban dengan metode
bebannya terletak pada telapak kaki yang salah dapat mengakibatkan gerakan
sehingga saat melakukan gerakan yang kaku dan lamban serta dapat
mendorong komponen otot yang terlibat menimbulkan cedera dan menurunkan
hanyalah komponen otot kaki. prestasi atlet (Fox & Mathews, 1981).
Squat dan leg press merupakan jenis Metode pelatihan sangat penting dalam
latihan yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil pelatihan (Bompa,
meningkatkan kekuatan khususnya pada 2009).
otot tungkai. Kekuatan (strength) sebagai Kekuatan maksimal sangat
landasan yang mendasari dalam dipengaruhi oleh tujuh faktor, yakni: (1)
pembentukkan komponen biomotor, Jumlah motor unit yang terlibat
diperlukan komponen fisik yang penting (reqruitment). (2) Jumlah motor unit yang
agar tercapainya prestasi optimal. terstimulasi (rate coding). (3) Jumlah
Ambarukmi, dkk., (2008:69) motor unit yang singkronisasi. (4) Siklus
menjelaskan tujuan dari latihan adalah pemendekan pada peregangan otot. (5)
untuk membantu atlet meningkatkan Derajat inhibisi saraf otot. (6) Jenis
keterampilan dan prestasinya semaksimal serabut otot. (7) Derajat hypertrophy otot
mungkin. Latihan squat dan leg press (Bompa & Haff, 2009:Hoeger, 2009).
merupakan metode pelatihan Dari penjelasan di atas dapat
menggunakan beban. Pelatihan beban disimpulkan bahwa dengan latihan beban
adalah suatu penekanan terhadap fisik squat dan leg press dapat meningkatkan
menggunakan beban luar berupa beban strength otot tungkai. Hasil penelitian
mesin dan beban bebas (seperti barbell menunjukkan bahwa latihan squat dan leg
dan dumbel) secara dominan untuk press memiliki pengaruh yang signifikan
meningkatkan kinerja maupun prestasi terhadap peningkatan strength otot
olahraga (Bompa & Haff, 2009; Baechle tungkai
& Grove, 2003).
Latihan beban apabila dilaksanakan Pengaruh Pelatihan terhadap
dengan benar, selain dapat memperbaiki Peningkatan Hypertrophy Otot Tungkai
kesehatan fisik secara keseluruhan, juga Berdasarkan hasil pengujian
dapat mengembangkan kekuatan hipótesis dapat dijelaskan bahwa
(strength), kecepatan, power, dan daya pengaruh latihan squat dan leg press
tahan (Harsono, 1988:186). Menurut memiliki pengaruh yang signifikan
Sajoto (1988:114) program latihan terhadap peningkatan hypertrophy otot
peningkatan kekuatan otot yang paling tungkai. Seperti dijelaskan sebelumnya
efektif adalah latihan dengan bahwa latihan squat dan leg press
menggunakan beban atau “weight training merupakan jenis latihan beban.
program”. Dipertegas pula oleh Nala Tujuan khusus pelatihan beban yang
(1998:53) “agar proses latihan dapat paling popular, adalah: kekuatan
berjalan dan berhasil dengan baik dalam maksimal, daya ledak otot, daya tahan
meningkatkan kekuatan ototnya, maka otot, hypertrophy otot, dan komposisi
latihan harus menggunakan beban”. tubuh (Chandler & Brown, 2008;ASCA,
Sedangkan menurut Riadi (2010) latihan 2010;ACSM, 2002;Bompa & Haff,
beban adalah latihan yang bersifat 2009;Ratames, dkk., 2009;Bird, dkk.,
kekhususan atau spesifik dalam artian 2005).
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 97
9797 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102
Latihan beban merupakan aktivitas Fox & Mathews, 1981; Loenneke, 2012;
olahraga menggunakan barbell, dumbell, Willoughby & Pelsue, 2000; Hikida, dkk.,
peralatan mekanis, dan lain sebagainya 1998). Pemulihan antara sesi pelatihan,
dengan tujuan untuk meningkatkan tubuh akan mengisi ulang protein dalam
kesehatan dan memperbaiki penampilan otot melebihi tingkat awal, hingga
fisik (Baechle, 2000:1). Latihan beban meningkatkan ukuran serat otot (NSCA,
merupakan suatu bentuk latihan yang 2007).
menggunakan media alat beban untuk Dari uraian di atas jelaslah bahwa
menunjang proses latihan dengan tujuan metode latihan beban dengan squat dan
untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan leg press dapat meningkatkan
otot, kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot tungkai. Hal ini juga
hypertrophy otot, rehabilitasi, maupun diperkuat hasil dengan penelitian bahwa
penambahan dan pengurangan berat latihan squat dan leg press memiliki
badan (Irianto, 2000:59). pengaruh yang signifikan terhadap
Dengan latihan squat dan leg press peningkatan hypertrophy otot tungkai.
yang dilaksanakan secara sistematis akan
berpengaruh terhadap peningkatan Perbedaan Pengaruh Pelatihan
hypertrophy otot tungkai. Program latihan Pengaruh latihan squat, leg press
yang menggunakan beban pemberat di dan kontrol memiliki perbedaan pengaruh
luar tubuh (weight training) akan yang signifikan terhadap peningkatan
mempercepat proses terjadinya strength dan hypertrophy otot tungkai.
hypertrophy pada otot (Sukadiyanto, Pengaruh latihan squat memiliki pengaruh
2011:101). Pelatihan beban meningkatkan yang lebih besar secara signifikan
kekuatan dan volumen otot paha yang dibandingkan latihan leg press dan
signifikan (Willoughby & Pelsue, 2000). kontrol. Semakin banyak serat otot yang
Hypertrophy otot terjadi akibat tiga bekerja, semakin banyak pula sistem
rangsangan yang variatif (ketegangan syaraf dan biokimia tubuh yang
mekanik, kerusakan otot, dan tekanan berkembang, sehingga semakin besar
metabolic) (Schoenfeld, 2010). Seseorang tenaga otot yang dikerahkan, akibatnya
yang memiliki lebih banyak serat otot semakin baik peningkatan unsur-unsur
cenderung lebih besar dan lebih kuat fisik (Baechle & Grove, 2003;NSCA,
dibanding yang memiliki serat otot lebih 2007).
sedikit (Fox & Mathews, 1981). Metode Gerakan squat akan menyebabkan
pelatihan yang tepat dapat meningkatkan beban yang lebih berat karena adanya
kemajuan fisiologis (Kavanaugh, 2007). beban luar dan berat badan sendiri sehingga
Hypertrophy serat otot rangka latihan squat lebih sukar atau sulit akibat
ditandai satu atau lebih perubahan adanya proses jongkok sedangkan latihan
berikut: (a) peningkatan jumlah dan leg press gerakan terfokus terhadap pusat
ukuran myofibril per-serat otot; (b) pembebanan yang diberikan. Dapat
peningkatan jumlah protein kontraktil, dijelaskan bahwa latihan dengan
partikel dalam filament myosin; (c) penggunaan beban bebas memungkinkan
peningkatan densitas kapiler per-fiber; (d) bentuk latihan yang lebih efektif dari pada
peningkatan jumlah dan kekuatan menggunakan beban mesin. Nala (1998:40)
connective, tendon, dan ligament; dan (e) menjelaskan berlatih meningkatkan
peningkatan jumlah serat otot (Fox & kekuatan otot tungkai dengan cara
Mathews, 1981; Bompa, 1999). mengangkat halter jongkok-berdiri (squat)
Peningkatan ukuran serat otot dan jumlah berulang-ulang hasilnya akan lebih tinggi
filament myosin (seperti: Elizabeth, 2008; dibandingkan
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 98
9898 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102
Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar Dan Bompa, T.O. and Haff, G.G. 2009.
Sekolah Khusus Olahragawan. Periodezation Theory and
Jakarta: Kemenegpora. Methodology of Training. United
Ambarukmi, dkk. 2007. Pelatihan Pelatih States. Human Kinetics.
Fisik Level 1. Jakarta: Brown, L.E. 2007. Strength Training:
Kemenegpora. National Strength and
Ambarukmi, dkk. 2008. Pedoman dan Conditioning Association
Materi Pelatihan Pelatih Tingkat (NSCA). United States. Human
Dasar. Jakarta: Kemenegpora. Kinetics.
Arief, N. A. 2012. Pengaruh Latihan Campos, G.E.R., Luecke, T.J., Wendeln,
Power Lengan dan Kekuatan Otot H.K., Toma, K., Hagerman, F.C.,
Tungkai Terhadap Ketepatan Murray, T.F., Ragg, K.E.,
Pukulan Jumping Smash Ratamess, N.A., Kraemer, W.J., &
Bulutangkis. Tesis. Surabaya: Staron, R.S. 2002. “Muscular
Universitas Negeri Surabaya. Adaptations in Response to Three
ASCA (Australian Strength & Different Resistance-Training
Conditioning Association). 2010. Regimens: Specificity of
International Conference on Repetition Maximum Training
Applied Strength and Zones”. European Journal of
Conditioning. Australia: ASCA. Applied Physiology. 88. 50-60.
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 1997. Chandler, T.J., & Brown, L.E. 2008.
Weight Training Step to Success. Condotioning for Strength and
Razi Siregar, Penerjemah Jakarta: Human Performeance. Wolter
PT. Raja Grafindo Persada. Kluwer. Lipincott Williams &
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 2000. Wilkins.
Latihan Beban. Jakarta: PT. Raja Dudley, G.A., Tesch, P.A., Miller, B.J., &
Grafindo Persada. Buchanan, P. 1991. “Importance
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 2002.
of Eccentric Actions in
Bugar Dengan Latihan Beban.
Performance Adaptations to
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Resistane Training”. Aviat Space
Persada.
Environ Med. 62: 543-550.
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 2003.
Elizabeth, Q. 2008. Muscle Hipertrofi
Latihan Beban, Jakarta: PT Raja
Definition.
Grafindo Persada, h. XVII.
http://sportsmedicine.about.
Bird, S.P., Tarpenning, K.M., & Marino,
com/od/glossary/g/Hpertrophy-
F.E. 2005. “Designing Resistance
Def.htm di unduh 10/3/2014.
Training Programmes to Enhance Fox, E.L., & Mathews, D.K. 1981. The
Muscular Fitness a Review of the Physiological Basic of Physical
Acute Programme Variables”. Education and Athletics. Thirtd
Sports Medicine. 35 (10): 841-851. Edition. New York: ABS Collage
Blumenstein, B.L.R. and Tenenbaum, G. Publishing.
2007. Psychology of Sport Furqan, H, M. 1995. Teori Umum
Training. United Kingdom: Meyer Latihan. Terjemahan: Josef
and Meyer Sport. Nossek. General Theory of
Bompa, T.O. 1999. Periodezation Training. Surakarta
Training for Sport. York Glenn, L. 2007. Best Leg Exercise.
University: Human Kinetics. California.
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 100
100100100 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014
hlm. 88-102