You are on page 1of 16

PENGARUH LATIHAN SQUAT DAN LEG PRESS TERHADAP

STRENGTH DAN HYPERTROPHY OTOT TUNGKAI

Aryadi Rachman

Ahmad Yani Km. 32 Rt. 13 Loktabat Utara Kota Banjarbaru


Email: aryadi7240@ymail.com

Abstract: Strength is one of the basic components biomotor that is needed in every sport
field. In order to achieve optimal performance achievement, then the power should be
increased as the underlying basis of the formation of other biomotor components.
Exercise increases muscle strength to cope with the load during exercise and the affects
muscle hypertrophy. Exercise powers properly implemented will affect the quality and
quantity improvement in print sportsmen. The exercise that is used to improve strength and
hypertrophy leg muscle is by using weight training method exercise.
This study aim to investigate the differences squat exercise and leg press in order to
improve strength and hypertrophy leg muscle for student JPOK FKIP UNLAM
Banjarbaru class 2011/2012.
This type of quantitative research with quasi-experimental methods. The study design
using a matching-only design. The population in this study was student JPOK FKIP
UNLAM Banjarbaru class 2011/2012 which totaled 40 people, under the provisions of the
study sample was 36 people, samples were divided into 3 groups, each group sharing is
done through the match subject design. The division is based on the results of the
experimental group pretest limb muscle strength using a back and leg dynamometer. Each
group numbered 12 people for group I (squats), 12 to group II (leg press exercises) and 12
for the control group.
Results of the research: methods squats and leg press exercises significant increase in
limb muscle strength and hypertrophy (sig. 0.000 <α = 0.05). Group I, II and III had
significant differences (sig. 0.000 <α = 0.05). The average increase in strength for the I =
36.16 kg = 26.83 kg II, and III = 3.83 kg. The average increase in muscle hypertrophy for
group I = 0.66 cm, II = 0:41 cm, and III = 0:08 cm.
Conclusion: there is a significant effect of exercise squats and leg press to increase in leg
muscle strength and hypertrophy. Squat exercise greater influence than the leg press and a
control group to increase in leg muscle strength and hypertrophy

Key words: Squat, leg press, strength and hypertrophy of leg muscle.

Abstrak: Pengaruh Latihan Squat Dan Leg Press Terhadap Strength Dan Hypertrophy
Otot Tungkai. Kekuatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan
dalam setiap cabang olahraga. Untuk dapat mencapai penampilan prestasi yang optimal,
maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang mendasari dalam pembentukkan
komponen biomotor lainnya. Latihan kekuatan meningkatkan daya otot untuk mengatasi
beban selama beraktivitas dan berpengaruh terhadap hypertrophy otot. Latihan kekuatan
yang dilaksanakan dengan sistematis akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan
kuantitasnya dalam mencetak olahragawan. Latihan yang digunakan untuk meningkatkan
strength dan hypertrophy otot tungkai adalah dengan metode latihan weight training.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan latihan squat dan leg press dalam
upaya meningkatkan strength dan hypertrophy otot tungkai pada Mahasiswa JPOK FKIP
Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
Penelitian ini jenis kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Rancangan penelitian
menggunakan matching-only design. Populasi dalam penelitian adalah ini mahasiswa
JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012 yang berjumlah
40 orang, berdasarkan ketentuan dalam penelitian maka sampel berjumlah 36 orang,

88
Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, pembagian masing-masing kelompok dilakukan
melalui match subject design. Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil
pretest strength otot tungkai menggunakan back & leg dynamometer. Setiap kelompok
berjumlah 12 orang untuk kelompok I (latihan squat), 12 orang untuk kelompok II
(latihan leg press) dan 12 orang untuk kelompok kontrol.
Hasil penelitian: metode latihan squat dan leg press signifikan terhadap peningkatan
strength dan hypertrophy otot tungkai (sig. 0.000 < α=0,05). Kelompok I, II dan III
memiliki perbedaan yang signifikan (sig. 0.000 < α=0,05). Rata-rata peningkatan strength
untuk kelompok I = 36.16 kg, II = 26.83 kg, dan III = 3.83 kg. Rata-rata peningkatan
hypertrophy otot untuk kelompok I = 0.66 cm, II = 0.41 cm, dan III = 0.08 cm.
Simpulan: terdapat pengaruh yang signifikan latihan squat dan leg press terhadap
peningkatan strength dan hypertrophy otot tungkai. Latihan squat lebih besar
pengaruhnya daripada leg press dan kelompok kontrol terhadap peningkatan strength dan
hypertrophy otot tungkai.

Kata Kunci : Squat, leg press, strength dan hypertrophy otot tungkai.
PENDAHULUAN
Kondisi fisik merupakan syarat 1995:59). Kekuatan merupakan basis dari
mutlak yang diperlukan dalam pencapaian semua komponen kondisi fisik, karena
prestasi olahraga, karena setiap atlet harus kekuatan merupakan daya penggerak dari
memiliki fisik yang prima untuk dapat setiap aktivitas fisik (Harsono, 1988:
berprestasi. Unsur kondisi fisik yang 177).
diperlukan dalam setiap cabang olahraga Kekuatan (strength) merupakan
berbeda-beda. Oleh karena itu kondisi salah satu komponen dasar biomotor yang
fisik seorang atlet perlu ditingkatkan diperlukan dalam setiap cabang olahraga.
melalui latihan yang dilakukan secara Untuk dapat mencapai penampilan
sistematis dan kontinyu. Melalui latihan prestasi yang optimal, maka kekuatan harus
fisik, kesegaran jasmani atlet akan ditingkatkan sebagai landasan yang
meningkat sehingga dapat menunjang mendasari dalam pembentukkan
tercapainya prestasi yang optimal. komponen biomotor lainnya. Sasaran
Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang latihan kekuatan adalah untuk
utuh dari komponen-komponen yang meningkatkan daya otot dalam mengatasi
tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik beban selama aktivitas olahraga
peningkatan maupun pemeliharaannya berlangsung (Sukadiyanto, 2011:90). Oleh
(Sajoto, 1995:8). Artinya di dalam usaha karena itu, latihan kekuatan yang
peningkatan kondisi fisik maka seluruh dilaksanakan secara baik dan tepat akan
komponen tersebut harus dikembangkan, berpengaruh terhadap peningkatan
meskipun pengembangannya dilakukan kualitas dan kuantitasnya dalam proses
dengan skala prioritas sesuai dengan mencetak olahragawan. Manfaat dari
kebutuhan. latihan kekuatan bagi olahragawan,
Unsur-unsur atau komponen diantaranya untuk: (1) meningkatkan
kondisi fisik tersebut meliputi: kekuatan kemampuan otot dan jaringan, (2)
(strength), daya tahan, daya ledak, mengurangi dan menghindari terjadinya
kecepatan, daya lentur, kelincahan, cedera pada olahragawan, (3)
koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan meningkatkan prestasi, (4) terapi dan
reaksi. Salah satu komponen kondisi fisik rehabilitasi cedera pada otot, dan (5)
yang penting guna mendukung membantu mempelajari atau penguasaan
komponen-komponen lainnya adalah teknik (Sukadiyanto, 2011:90).
komponen kekuatan otot (Sajoto, Latihan kekuatan berpengaruh terhadap:
hypertrophy (pembesaran) otot,

89
9090 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

perubahan secara biokimia, perubahan fisik, kesehatan, kekuatan atau prestasi


komposisi otot, dan perubahan kelentukan dalam suatu cabang olahraga tertentu.
(Sukadiyanto, 2011:100). Salah satu Bentuk latihan untuk mendapatkan
tujuan dari latihan kekuatan untuk kekuatan otot tungkai dalam latihan beban
meningkatkan ukuran besarnya serabut adalah dengan latihan squat dan leg press.
otot atau yang disebut dengan Latihan squat adalah jenis latihan beban
hypertrophy otot (Sukadiyanto, untuk meningkatkan mengembangkan
2011:101). Terjadinya hypertrophy otot kekuatan terutama pada otot-otot kaki,
sebagai akibat dari: bertambahnya jumlah dan beban adalah sebagai dasar pokok
myofibril pada setiap serabut otot, latihan. Latihan squat ini dilakukan
meningkatnya densitas (kepadatan) dengan cara membebani organ tubuh
kapiler pada setiap serabut otot, dengan suatu barbel dengan intensitas,
meningkatnya jumlah protein, dan set, frekuensi dan lama latihannya dapat
bertambahnya jumlah serabut otot. menimbulkan suatu efek latihan yaitu
Kekuatan (strength) sebagai berupa peningkatan kekuatan (strength),
landasan yang mendasari dalam daya ledak serta daya tahan otot. Dengan
pembentukkan komponen biomotor, meningkatkan kekuatan (strength), daya
diperlukan komponen fisik yang penting ledak dan daya tahan otot, kemampuan
agar tercapainya prestasi optimal salah fisik akan bertambah secara umum. Latihan
satunya yaitu kekuatan otot tungkai, squat dapat dilakukan dengan dua macam
karena sebagian besar cabang olahraga yakni dengan smith machine dan beban
memerlukan otot tungkai dalam bebas (free weight), smith machine sangat
gerakannya, sebagai contoh untuk cabang membantu menyeimbangkan beban
atletik nomor lari dan lompat, bola voli, dengan baik juga bagi si pemula sehingga
bola basket, sepak bola dan sebagainya, dapat berkonsentrasi dengan otot yang
otot tungkai memegang peranan utama sedang dilatih (Riadi, 2010:146).
keberhasilan dalam berbagai cabang Latihan leg press perlu dipelajari
olahraga. Untuk meningkatkan dan mulai dari yang paling sederhana sampai
mengembangkan kondisi fisik seorang yang paling rumit serta penambahan beban-
atlet, dibutuhkan sebuah latihan, latihan beban yang diperlukan dalam latihan dari
yang secara terus-menerus agar yang paling ringan ditingkatkan secara
menghasilkan gerakan yang maksimal. bertahap ke program yang lebih berat. Pada
Jenis latihan yang dapat digunakan saat belajar dan kemudian beban yang
untuk meningkatkan kekuatan otot makin berat untuk
memperoleh hasil yang memuaskan,
tungkai diantaranya adalah latihan
mengatur pelatihan beban juga
berbeban (weight training). Program memberikan kesempatan yang terbaik
latihan yang menggunakan beban untuk belajar secara tepat tanpa takut
pemberat di luar tubuh (weight training) cedera (Baechle, 2000:13). Latihan leg
akan mempercepat proses terjadinya press menurut Baechle dan Groves
hypertrophy pada otot (Sukadiyanto, (2003:144) latihan ini menyangkut
2011:101). Menurut Harsono (1988) penggunaan mesin leg press jenis puli,
weight training adalah latihan-latihan pivot atau cam. Pelatihan leg press sangat
yang sistematis dimana beban hanya baik untuk pembentukan kekuatan otot
dipakai sebagai alat untuk menambah kaki, membantu stabilitas persendian lutut
tahanan terhadap kontraksi otot guna dan panggul serta memadatkan otot
mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti (Baechle, 1997:137).
untuk meningkatkan dan menjaga kondisi
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 91

Dari uraian di atas, peneliti 4. Tidak melakukan aktivitas atau


mengedepankan masalah yang nantinya latihan fisik lain yang terprogram.
untuk dijawab dalam sebuah penelitian Dari hasil ketentuan tersebut
dan pengukuran. Fokus dari penelitian ini didapat sebanyak 36 orang sampel yang
adalah “Pengaruh Latihan Squat dan Leg digunakan sebagai sampel penelitian.
Press terhadap Strength dan Hypertrophy Sampel dibagi menjadi 3 kelompok,
Otot Tungkai” (Studi eksperimen pada pembagian masing-masing kelompok
mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dilakukan melalui match subject design.
dan Kesehatan FKIP Unlam Banjarbaru). Pembagian kelompok eksperimen
didasarkan pada hasil pretest strength otot
tungkai menggunakan back & leg
METODE
dynamometer. Setiap kelompok berjumlah
Penelitian ini jenis kuantitatif
12 orang untuk kelompok I (latihan
dengan metode quasi eksperimen
squat), 12 orang untuk kelompok II (latihan
(ekspermen semu). Rancangan penelitian
leg press) dan 12 orang untuk kelompok
menggunakan matching-only design
kontrol.
(Maksum, 2012: 100).
Penelitian ini dilaksanakan di
T11 X1 T21
Jurusan Pendidikan Olahraga dan
M T12 X2 T22
T13 - T23 Kesehatan (JPOK) Fakultas Keguruan dan
(Maksum, 2012:100) Ilmu Pendidikan (FKIP), selama 8
minggu dari tanggal Pebruari – Maret
Keterangan: 2014, dengan rincian 8 minggu untuk
M : Matching perlakuan (treatment) dengan frekuensi
T11 : Pretest Kelompok Eksperimen 1 24 kali pertemuan yang dilaksanakan 3
T12 : Pretest Kelompok Eksperimen 2 kali dalam seminggu.
T13 : Pretest Kelompok Kontrol 1. Pengukuran strength otot tungkai
X1 : Latihan Squat menggunakan back & leg
X2 : Latihan Leg Press dynamometer (Ambarukmi, dkk.,
T21 : Posttest Kelompok Eksperimen 1 2005:23)
T22 : Posttest Kelompok Eksperimen 2 2. Pengukuran hypertrophy otot tungkai
T23 : Posttest Kelompok Kontrol menggunakan pita ukur (Johnson &
Nelson, 1988:189)
Populasi dalam penelitian adalah
ini mahasiswa Jurusan Pendidikan Sesuai dengan hipotesis dan jenis
Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas penelitian yang digunakan dalam
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) penelitian ini, maka analisis statistik yang
Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) digunakan adalah uji-t paired sample test
Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun dan Analisis of Varians (Anova) dengan
2011/2012 yang berjumlah 40 orang. taraf signifikansi 5 % menggunakan
Untuk menjadi sampel harus memenuhi program Statistical Product and Service
ketentuan-ketentuan sesuai dengan tujuan Solution (SPSS) 20.0. untuk mengetahui
penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut
pengaruh latihan squat dan leg press
adalah:
1. Berjenis kelamin laki-laki. terhadap strength dan hypertrophy otot
2. Bersedia menjadi sampel penelitian. tungkai pada mahasiswa JPOK FKIP
3. Berminat untuk mengikuti latihan Unlam Banjarbaru kelas Mandiri
beban. angkatan tahun 2011/2012.
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 92
9292 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

HASIL PENELITIAN dilakukan pada masing-masing kelompok


Pada deskripsi hasil penelitian ini dihitung berdasarkan kelompok dan jenis
membahas tentang rerata dan standar latihan yang diterapkan.
deviasi yang diperoleh dari hasil tes yang

Data hasil Squat


250

200

150

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pretest Strenght Postest Strenght


Pretest Hypertrophy Postest Hypertrophy

Berdasarkan hasil pengukuran tinggi dibanding dengan hasil


dalam tabel di atas pada kelompok I pengukuran pretest (166.58) dan
(squat) dapat dilihat bahwa terdapat hypertrophy otot tungkai dari hasil
sebuah peningkatan nilai rerata pengukuran posttest (54.5), ini
antara pretest dan posttest pada terlihat lebih tinggi dibanding
variabel dependent. Hal ini terbukti dengan hasil pengukuran pretest
dari nilai rerata posttest dan nilai sebesar (53.83). Dalam pemberian
rerata pretest. Dimana dapat di lihat treatment pada kelompok I (squat)
bahwa nilai rerata untuk strength dapat meningkatkan strength dan
otot tungkai hasil pengukuran hypertrophy otot tungkai.
posttest (202.75), ini terlihat lebih

Data hasil Leg Press


250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

pretest Strenght Postest Strenght


Pretest Hypertrophyi Postest Hypertrophy
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 93
9393 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

Berdasarkan hasil pengukuran press) dapat meningkatkan strength


dalam tabel di atas pada kelompok dan hypertrophy otot tungkai.
II (leg press) dapat dilihat bahwa
terdapat sebuah peningkatan nilai Pengujian Hipotesis
rerata antara pretest dan posttest Untuk menjawab hipotesis yang
pada variabel dependent. Dimana telah diajukan, maka uji analisis yang
dapat di lihat bahwa nilai rerata untuk dipergunakan dalam penelitian ini adalah
strength hasil pengukuran posttest uji beda rerata (uji beda mean) dengan
(193.33), ini terlihat lebih tinggi menggunakan analisis uji-t paired t-test.
dibanding dengan hasil pengukuran Nilai yang digunakan dalam penghitungan
pretest (166.5) dan hypertrophy otot uji-t paired t-test adalah nilai pretest dan
tungkai dari hasil pengukuran posttest dari masing-masing kelompok
posttest (54.08), ini terlihat lebih (kelompok I, kelompok II, dan kelompok
tinggi dibanding dengan hasil III), dengan penyajian datanya hasil
pengukuran pretest sebesar (53.66). perhitungan uji-t paired t-test adalah
Dalam pemberian treatment pada sebagai berikut:
kelompok II (leg

Strength Otot Tungkai Mean Sig. (2-tailed) Keterangan


pre-test 166.58
Kelompok I 0,000 Signifikan
post-test 202.75
pre-test 166.50
Kelompok II 0,000 Signifikan
post-test 193.33
pre-test 168.00
Kelompok III 0.020 Signifikan
post-test 171.83

Hypertrophy Otot Tungkai Mean Sig. (2-tailed) Keterangan


pre-test 53.83
Kelompok I 0,001 Signifikan
post-test 54.50
pre-test 53.66
Kelompok II 0,017 Signifikan
post-test 54.08
pre-test 53.75
Kelompok III 0.339 Tidak Signifikan
post-test 53.83

Berdasarkan tabel di atas hasil 0,017 untuk leg press terhadap


perhitungan uji beda rerata sampel hypertrophy otot tungkai, Maka dapat
berpasangan menggunakan uji-t paired t- disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
test sebagai berikut: diterima karena nilai Sig. < nilai α = 0,05.
Kelompok I (Squat) dan Kelompok II Dengan kata lain terdapat pengaruh yang
(Leg Press) signifikan dari pemberian latihan squat
Hasil perhitungan uji-t paired t-test pada dan leg press terhadap strength dan
pemberian latihan squat dan leg press hypertrophy otot tungkai pada mahasiswa
dengan melihat nilai Sig. (2-tailed) 0,000 JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas
terhadap strength dan nilai Sig. (2-tailed) Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
0,001 untuk squat dan nilai Sig. (2-tailed)
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 94
9494 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

Uji Beda Rerata antar Kelompok (Anova) yang digunakan untuk menguji perbedaan
Pengujian beda rerata antar kelompok antara tiga atau lebih kelompok data.
secara serempak dilakukan dengan Tabel hasil perhitungan uji beda antar
menggunakan analisis varian (Anova). kelompok strength dan hypertrophy otot
Menurut Maksum (2012:182) one way tungkai sebagai berikut:
anova adalah teknik statistik parametrik

Sumber Variasi Df F hitung F hitung Sig. Sig. Keterangan


Antar
2
Kelompok
Dalam 90.641 5.218 0,000 0,011 Signifikan
33
Kelompok
Total 35

Berdasarkan tabel di atas hasil nilai α = 0,05, maka dapat dikatakan


perhitungan uji beda antar kelompok bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
menggunakan one way anova dapat kata lain bahwa terdapat perbedaan yang
disimpulkan bahwa terdapat hasil rerata signifikan antara hasil latihan kelompok
yang beda antar kelompok, karena hasil squat, kelompok leg press, dan kelompok
perhitungan menunjukkan nilai Sig. 0,000 kontrol terhadap strength dan hypertrophy
< nilai α = 0,05 dan nilai Sig. 0,011 < otot tungkai.

Perhitungan Post Hoc Test

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Strength Otot Tungkai
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference Std. Error Sig.
Latihan Latihan
(I-J)
LSD Leg Press 9.33333 2.36237 0,000
Squat Kontrol 31.00000 2.36237 0,000
Squat -9.33333 2.36237 0,000
Leg Press
Kontrol 21.66667 2.36237 0,000
Squat -31.00000 2.36237 0,000
Kontrol
Leg Press -21.66667 2.36237 0,000

1) Kelompok squat dan leg press dan H1 diterima berarti ada


mempunyai nilai sig. 0,000 < perbedaan yang signifikan yaitu
nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak sebesar 31.00000.
dan H1 diterima berarti ada 3) Kelompok leg press dan kontrol
perbedaan yang signifikan antara mempunyai nilai sig. 0,000 <
kedua kelompok yaitu sebesar nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak
9.33333. dan H1 diterima berarti ada
2) Kelompok squat dan kontrol perbedaan yang signifikan yaitu
mempunyai nilai sig. 0,000 < sebesar 21.66667.
nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 95
9595 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

Berdasarkan uraian di atas mempunyai pengaruh yang lebih baik


menunjukan bahwa hasil latihan dari pada latihan leg press dan
squat, leg press dan kontrol ternyata kelompok kontrol terhadap strength
berbeda secara signifikan. Nilai otot tungkai pada mahasiswa JPOK
perbedaan rerata yang dihasilkan FKIP Unlam Banjarbaru kelas
menunjukkan bahwa latihan squat Mandiri angkatan tahun 2011/2012.

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hypertrophy Otot Tungkai
Mean
(I) Kelompok (J) Kelompok
Difference Std. Error Sig.
Latihan Latihan
(I-J)
LSD Leg Press .25000 0.18119 0,177
Squat Kontrol .58333 0.18119 0,003
Squat -25000 0.18119 0,177
Leg Press
Kontrol .33333 0.18119 0,075
Squat -.58333 0.18119 0,003
Kontrol
Leg Press -.33333 0.18119 0,075

1) Kelompok squat dan leg press kontrol terhadap hypertrophy otot tungkai
mempunyai nilai sig. 0,177 > nilai α pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam
0,05 berarti H0 diterima dan H1 Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun
ditolak berarti tidak ada perbedaan 2011/2012. Dengan hasil deskriptif di atas
yang signifikan antara kedua menyatakan bahwa pemberian latihan
kelompok yaitu sebesar 0.25000. pada kelompok I dan II dapat
2) Kelompok squat dan kontrol meningkatkan hypertrophy otot tungkai
mempunyai nilai sig. 0,003 < nilai α pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam
= 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun
diterima berarti ada perbedaan yang 2011/2012
signifikan yaitu sebesar 0.58333.
3) Kelompok leg press dan kontrol PEMBAHASAN
mempunyai nilai sig. 0,075 > nilai α
= 0,05 berarti H0 diterima dan H1 Pengaruh Pelatihan terhadap
ditolak berarti tidak ada perbedaan Peningkatan Strength Otot Tungkai
yang signifikan yaitu sebesar Berdasarkan hasil pengujian
0.33333. hipótesis, ternyata latihan squat dan leg
Berdasarkan uraian di atas press memiliki pengaruh yang signifikan
menunjukan bahwa hasil latihan squat, terhadap peningkatan strength otot
leg press dan kontrol ternyata bervariasi. tungkai. Pengaruh latihan squat lebih
Nilai besar dibandingkan latihan leg press dan
rerata yang dihasilkan menunjukkan kontrol.
bahwa latihan squat mempunyai pengaruh Latihan squat mempunyai
yang berbeda secara signifikan dari peningkatan yang lebih besar
kelompok kontrol tetapi tidak berbeda dibandingkan dengan latihan leg press.
secara signifikan dari latihan leg press Hal ini disebabkan terdapatnya perbedaan
begitu juga dengan latihan leg press tidak karakteristik antara latihan squat dan leg
berbeda secara signifikan dari kelompok press dimana pada latihan squat beban
tersebut berada pada pundak sehingga
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 96
9696 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

saat melakukan gerakan naik dan turun latihan yang dilakukan secara bagian-
kompleksitas otot yang terlibat lebih bagian dari masing-masing kelompok
banyak, dibandingkan dengan latihan leg otot.
press. Latihan leg press pemusatan Pelatihan beban dengan metode
bebannya terletak pada telapak kaki yang salah dapat mengakibatkan gerakan
sehingga saat melakukan gerakan yang kaku dan lamban serta dapat
mendorong komponen otot yang terlibat menimbulkan cedera dan menurunkan
hanyalah komponen otot kaki. prestasi atlet (Fox & Mathews, 1981).
Squat dan leg press merupakan jenis Metode pelatihan sangat penting dalam
latihan yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil pelatihan (Bompa,
meningkatkan kekuatan khususnya pada 2009).
otot tungkai. Kekuatan (strength) sebagai Kekuatan maksimal sangat
landasan yang mendasari dalam dipengaruhi oleh tujuh faktor, yakni: (1)
pembentukkan komponen biomotor, Jumlah motor unit yang terlibat
diperlukan komponen fisik yang penting (reqruitment). (2) Jumlah motor unit yang
agar tercapainya prestasi optimal. terstimulasi (rate coding). (3) Jumlah
Ambarukmi, dkk., (2008:69) motor unit yang singkronisasi. (4) Siklus
menjelaskan tujuan dari latihan adalah pemendekan pada peregangan otot. (5)
untuk membantu atlet meningkatkan Derajat inhibisi saraf otot. (6) Jenis
keterampilan dan prestasinya semaksimal serabut otot. (7) Derajat hypertrophy otot
mungkin. Latihan squat dan leg press (Bompa & Haff, 2009:Hoeger, 2009).
merupakan metode pelatihan Dari penjelasan di atas dapat
menggunakan beban. Pelatihan beban disimpulkan bahwa dengan latihan beban
adalah suatu penekanan terhadap fisik squat dan leg press dapat meningkatkan
menggunakan beban luar berupa beban strength otot tungkai. Hasil penelitian
mesin dan beban bebas (seperti barbell menunjukkan bahwa latihan squat dan leg
dan dumbel) secara dominan untuk press memiliki pengaruh yang signifikan
meningkatkan kinerja maupun prestasi terhadap peningkatan strength otot
olahraga (Bompa & Haff, 2009; Baechle tungkai
& Grove, 2003).
Latihan beban apabila dilaksanakan Pengaruh Pelatihan terhadap
dengan benar, selain dapat memperbaiki Peningkatan Hypertrophy Otot Tungkai
kesehatan fisik secara keseluruhan, juga Berdasarkan hasil pengujian
dapat mengembangkan kekuatan hipótesis dapat dijelaskan bahwa
(strength), kecepatan, power, dan daya pengaruh latihan squat dan leg press
tahan (Harsono, 1988:186). Menurut memiliki pengaruh yang signifikan
Sajoto (1988:114) program latihan terhadap peningkatan hypertrophy otot
peningkatan kekuatan otot yang paling tungkai. Seperti dijelaskan sebelumnya
efektif adalah latihan dengan bahwa latihan squat dan leg press
menggunakan beban atau “weight training merupakan jenis latihan beban.
program”. Dipertegas pula oleh Nala Tujuan khusus pelatihan beban yang
(1998:53) “agar proses latihan dapat paling popular, adalah: kekuatan
berjalan dan berhasil dengan baik dalam maksimal, daya ledak otot, daya tahan
meningkatkan kekuatan ototnya, maka otot, hypertrophy otot, dan komposisi
latihan harus menggunakan beban”. tubuh (Chandler & Brown, 2008;ASCA,
Sedangkan menurut Riadi (2010) latihan 2010;ACSM, 2002;Bompa & Haff,
beban adalah latihan yang bersifat 2009;Ratames, dkk., 2009;Bird, dkk.,
kekhususan atau spesifik dalam artian 2005).
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 97
9797 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

Latihan beban merupakan aktivitas Fox & Mathews, 1981; Loenneke, 2012;
olahraga menggunakan barbell, dumbell, Willoughby & Pelsue, 2000; Hikida, dkk.,
peralatan mekanis, dan lain sebagainya 1998). Pemulihan antara sesi pelatihan,
dengan tujuan untuk meningkatkan tubuh akan mengisi ulang protein dalam
kesehatan dan memperbaiki penampilan otot melebihi tingkat awal, hingga
fisik (Baechle, 2000:1). Latihan beban meningkatkan ukuran serat otot (NSCA,
merupakan suatu bentuk latihan yang 2007).
menggunakan media alat beban untuk Dari uraian di atas jelaslah bahwa
menunjang proses latihan dengan tujuan metode latihan beban dengan squat dan
untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan leg press dapat meningkatkan
otot, kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot tungkai. Hal ini juga
hypertrophy otot, rehabilitasi, maupun diperkuat hasil dengan penelitian bahwa
penambahan dan pengurangan berat latihan squat dan leg press memiliki
badan (Irianto, 2000:59). pengaruh yang signifikan terhadap
Dengan latihan squat dan leg press peningkatan hypertrophy otot tungkai.
yang dilaksanakan secara sistematis akan
berpengaruh terhadap peningkatan Perbedaan Pengaruh Pelatihan
hypertrophy otot tungkai. Program latihan Pengaruh latihan squat, leg press
yang menggunakan beban pemberat di dan kontrol memiliki perbedaan pengaruh
luar tubuh (weight training) akan yang signifikan terhadap peningkatan
mempercepat proses terjadinya strength dan hypertrophy otot tungkai.
hypertrophy pada otot (Sukadiyanto, Pengaruh latihan squat memiliki pengaruh
2011:101). Pelatihan beban meningkatkan yang lebih besar secara signifikan
kekuatan dan volumen otot paha yang dibandingkan latihan leg press dan
signifikan (Willoughby & Pelsue, 2000). kontrol. Semakin banyak serat otot yang
Hypertrophy otot terjadi akibat tiga bekerja, semakin banyak pula sistem
rangsangan yang variatif (ketegangan syaraf dan biokimia tubuh yang
mekanik, kerusakan otot, dan tekanan berkembang, sehingga semakin besar
metabolic) (Schoenfeld, 2010). Seseorang tenaga otot yang dikerahkan, akibatnya
yang memiliki lebih banyak serat otot semakin baik peningkatan unsur-unsur
cenderung lebih besar dan lebih kuat fisik (Baechle & Grove, 2003;NSCA,
dibanding yang memiliki serat otot lebih 2007).
sedikit (Fox & Mathews, 1981). Metode Gerakan squat akan menyebabkan
pelatihan yang tepat dapat meningkatkan beban yang lebih berat karena adanya
kemajuan fisiologis (Kavanaugh, 2007). beban luar dan berat badan sendiri sehingga
Hypertrophy serat otot rangka latihan squat lebih sukar atau sulit akibat
ditandai satu atau lebih perubahan adanya proses jongkok sedangkan latihan
berikut: (a) peningkatan jumlah dan leg press gerakan terfokus terhadap pusat
ukuran myofibril per-serat otot; (b) pembebanan yang diberikan. Dapat
peningkatan jumlah protein kontraktil, dijelaskan bahwa latihan dengan
partikel dalam filament myosin; (c) penggunaan beban bebas memungkinkan
peningkatan densitas kapiler per-fiber; (d) bentuk latihan yang lebih efektif dari pada
peningkatan jumlah dan kekuatan menggunakan beban mesin. Nala (1998:40)
connective, tendon, dan ligament; dan (e) menjelaskan berlatih meningkatkan
peningkatan jumlah serat otot (Fox & kekuatan otot tungkai dengan cara
Mathews, 1981; Bompa, 1999). mengangkat halter jongkok-berdiri (squat)
Peningkatan ukuran serat otot dan jumlah berulang-ulang hasilnya akan lebih tinggi
filament myosin (seperti: Elizabeth, 2008; dibandingkan
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 98
9898 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

dengan cara (leg press) kedua telapak KESIMPULAN


kaki mendorong beban berulang-ulang
Dari penelitian yang
kedepan.
dilakaukan, maka dapat ditarik
Squat dan leg press merupakan jenis
beberapa kesimpulan sebagai berikut;
latihan beban yang bertujuan
untuk meningkatkan kekuatan khususnya 1. Program latihan squat dapat
pada otot tungkai. Kekuatan (strength) meningkatkan strength dan
sebagai landasan yang mendasari dalam hypertrophy otot tungkai. Latihan
pembentukkan komponen biomotor, squat menghasilkan peningkatan
diperlukan komponen fisik yang penting strength sebesar 21.70%, dan
agar tercapainya prestasi optimal. peningkatan hypertrophy otot
Program latihan yang menggunakan tungkai sebesar 1.22%.
beban pemberat di luar tubuh (weight 2. Program latihan leg press dapat
training) akan mempercepat proses meningkatkan strength dan
terjadinya hypertrophy pada otot hypertrophy otot tungkai. Latihan
(Sukadiyanto, 2011:101). leg press menghasilkan peningkatan
Dengan hasil penelitian ini dapat strength sebesar 16.11%, dan
disimpulkan latihan squat lebih baik peningkatan hypertrophy otot
dalam meningkatkan strength dan tungkai sebesar 0.76%.
hypertrophy otot tungkai pada mahasiswa 3. Terdapat perbedaan pengaruh antara
JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas squat dan leg press terhadap
Mandiri angkatan tahun 2011/2012. strength dan hypertrophy otot
Gerakan squat akan menyebabkan tungkai. Latihan squat lebih besar
beban yang lebih berat karena adanya pengaruhnya dibandingkan dengan
beban luar dan berat badan sendiri sehingga latihan leg press terhadap
latihan squat lebih sukar atau sulit akibat peningkatkan strength dan
adanya proses jongkok sedangkan latihan hypertrophy otot tungkai.
leg press gerakan terfokus terhadap pusat
pembebanan yang diberikan. Dapat DAFTAR PUSTAKA
dijelaskan bahwa latihan dengan ACSM (American College of Sport
penggunaan beban bebas memungkinkan Medicine). 2002. “Position Stand:
bentuk latihan yang lebih efektif dari pada Progression Models in Resistance
menggunakan beban mesin. Nala Training for Healty Adults”.
(1998:40) menjelaskan berlatih Medicine & Science in Sports &
meningkatkan kekuatan otot tungkai Exercise. 34; 364-380.
dengan cara mengangkat halter jongkok- ACSM (American College of Sport
berdiri (squat) berulang-ulang hasilnya Medicine). 2012. Foundation of
akan lebih tinggi dibandingkan dengan Strength Training and
cara (leg press) kedua telapak kaki Conditioning. USA: American
mendorong beban berulang-ulang kedepan. College of Sport Medicine.
Dengan hasil penelitian ini latihan Anderson, D., Tharp, T., Elsberry, C.,
squat lebih baik dalam meningkatkan Beste, A., Barr, R., & Legg, B.
strength dan hypertrophy otot tungkai 2011. “High Schoal Strength
pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam Training”. IOA High School
Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun Athletic Association (IHSAA).
2011/2012. (515) 432.
Ambarukmi, dkk. 2005. Penetapan
Parameter Tes Pada Pusat
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 99
9999 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014 hlm. 88-
102

Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar Dan Bompa, T.O. and Haff, G.G. 2009.
Sekolah Khusus Olahragawan. Periodezation Theory and
Jakarta: Kemenegpora. Methodology of Training. United
Ambarukmi, dkk. 2007. Pelatihan Pelatih States. Human Kinetics.
Fisik Level 1. Jakarta: Brown, L.E. 2007. Strength Training:
Kemenegpora. National Strength and
Ambarukmi, dkk. 2008. Pedoman dan Conditioning Association
Materi Pelatihan Pelatih Tingkat (NSCA). United States. Human
Dasar. Jakarta: Kemenegpora. Kinetics.
Arief, N. A. 2012. Pengaruh Latihan Campos, G.E.R., Luecke, T.J., Wendeln,
Power Lengan dan Kekuatan Otot H.K., Toma, K., Hagerman, F.C.,
Tungkai Terhadap Ketepatan Murray, T.F., Ragg, K.E.,
Pukulan Jumping Smash Ratamess, N.A., Kraemer, W.J., &
Bulutangkis. Tesis. Surabaya: Staron, R.S. 2002. “Muscular
Universitas Negeri Surabaya. Adaptations in Response to Three
ASCA (Australian Strength & Different Resistance-Training
Conditioning Association). 2010. Regimens: Specificity of
International Conference on Repetition Maximum Training
Applied Strength and Zones”. European Journal of
Conditioning. Australia: ASCA. Applied Physiology. 88. 50-60.
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 1997. Chandler, T.J., & Brown, L.E. 2008.
Weight Training Step to Success. Condotioning for Strength and
Razi Siregar, Penerjemah Jakarta: Human Performeance. Wolter
PT. Raja Grafindo Persada. Kluwer. Lipincott Williams &
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 2000. Wilkins.
Latihan Beban. Jakarta: PT. Raja Dudley, G.A., Tesch, P.A., Miller, B.J., &
Grafindo Persada. Buchanan, P. 1991. “Importance
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 2002.
of Eccentric Actions in
Bugar Dengan Latihan Beban.
Performance Adaptations to
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Resistane Training”. Aviat Space
Persada.
Environ Med. 62: 543-550.
Baechle, T.R, dan Groves, B.R. 2003.
Elizabeth, Q. 2008. Muscle Hipertrofi
Latihan Beban, Jakarta: PT Raja
Definition.
Grafindo Persada, h. XVII.
http://sportsmedicine.about.
Bird, S.P., Tarpenning, K.M., & Marino,
com/od/glossary/g/Hpertrophy-
F.E. 2005. “Designing Resistance
Def.htm di unduh 10/3/2014.
Training Programmes to Enhance Fox, E.L., & Mathews, D.K. 1981. The
Muscular Fitness a Review of the Physiological Basic of Physical
Acute Programme Variables”. Education and Athletics. Thirtd
Sports Medicine. 35 (10): 841-851. Edition. New York: ABS Collage
Blumenstein, B.L.R. and Tenenbaum, G. Publishing.
2007. Psychology of Sport Furqan, H, M. 1995. Teori Umum
Training. United Kingdom: Meyer Latihan. Terjemahan: Josef
and Meyer Sport. Nossek. General Theory of
Bompa, T.O. 1999. Periodezation Training. Surakarta
Training for Sport. York Glenn, L. 2007. Best Leg Exercise.
University: Human Kinetics. California.
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 100
100100100 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014
hlm. 88-102

http://www.musclemagfitness.com/ Kavanaugh, A. 2007. “The Role of


bodybuilding/exercises/best-leg- Progressive Overload in Sports
exercise.html Diunduh tanggal Conditioning. Conditioning
5September 2013. Foundamentals”. NSCA’s
Hadiwijaya, Satimin. 2002. Ekstrimitas Performance Training Journal.
Inferior. Surakarta: Sebelas Maret Vol. 6 No. 1.
University Press. Kemmler, W.K., Lauber, D., Engelke, K.,
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek- & Weineck, J. 2004. “Effects of
Aspek Psikologis dalam Coaching. Single vs. Multiple Set Resistance
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Training on Maximum Strength
PPLTK. and Body Composition in Trained
Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Postmenopausal Women”. J.
Bandung: Pusat Ilmu Olahraga. Strength Cond. Res. 18 (4):
Hather, B.M., Tesch, P.A., Buchanan, P., 000±000.
& Dudley, G.A. 1991. “Influence Kraemer, W.J., & Ratamess, N.A. 2000.
of Eccentric Action on Skeletal “Physiology of Resistance
Muscle Adatations to Resistance Training: Current Issues”.
Training”. Acta Physiological Orthopedics & Physical Therapy
Scandinavica. 143, 177-185. Clinics in North America:
Hewitt, M.J. 2003. “Growing Older. Exercise & Technology
Staying Strong Preventing Philadelphia, P.A: W.B. Saunders,
Sarcopenia through Strength 9: 4, Pp. 467-513.
Training”. International Longevity Kraemer, W.J., & Knuttgen, H.G. (Eds.).
Center-USA. www.ilcusa.org. 2003. “Strength Training Basics
Hikida, R.S., Walsh, S., Barylski, N., Designing Workouts to Meet
Campos, G., Hagerman, F.C., & Patients’ Goal. Exercise
Staron, R.S. 1998. “Is Hipertrofi Physiology Series Editor”. The
Limited in Elderly Muscle Fiber? Physician and Sportsmedicine.
A Comparison of Elderly and Vol. 31, No. 8.
Young Strength-Trained Men”. Krieger, J.W. 2010. “Single vs. Multiple
Basic Appl. Myol. 8 (6): 419-427. Sets of Resistance Exercise for
Hoeger, W.W.K. & Hoeger, S.A. 2009. Muscle Hipertrofi: A Meta-
Lifetime Physical Fitness and Analysis”. J. Strength Cond Res.
Wellness: A Personalized 24 (4): 1150-1159.
Program, Tenth Edition. USA; Loenneke, J.P. 2012. “Skeletal Muscle
Wadswoeth, Cengage Learning. Hipertrofi: How Important is
Irianto, D.P. 2000. Panduan Latihan Exercise Intensity”. Journal of
Kebugaran (yang efektif dan Trainology. 2: 28-31.
aman). Yogyakarta: Lukman Maksum, Ali. 2012. Metodologi
Offset. Penelitian Dalam Olahraga.
Irianto, D.P. 2004. Pedoman Praktis Surabaya: Unesa University Press
Berolahraga. Yogyakarta: Andi Muliarta, Wayan, I. 2010. Pengaruh
Offset. Latihan Interval Anaerob Dan
Johnson, L.B and Nelson, K.J. 1988. Power Otot Tungkai Terhadap
Practical Measurements For Kecepatan Renang Gaya Dada 50
Evaluation In Physical Education. Meter. Tesis. Surakarta: Program
Fourth Edition. Pascasarjana Studi Ilmu
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 101
101101101 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014
hlm. 88-102

Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Riyadi, Slamet. 2008. Pengaruh Metode


Surakarta Latihan dan Kekuatan Terhadap
Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Power Otot Tungkai. Tesis.
Fisik Olahraga. Denpasar: Surakarta: Universitas Sebelas
Program Pascasarjana Studi Maret.
Fisiologi Olahraga Universitas Sajoto. 1995. Peningkatan dan
Udayana Denpasar Pembinaan Kekuatan Kondisi
NSCA (National Strength and Fisik dalamOlahraga. Semarang:
Conditioning Association). 2007. Dahara Prize
Plyometrics. Performance Sandler, D. 2005. Sports Power. United
Training Journal. Volume 6. No. States. Human Kinetics
5. www.nsca-life.org. Schoenfeld, B.J. 2010. “The Mechanisms
Phillips, W.T., Benton, M.J., Wagner, C.L., of Muscle Hipertrofi and Their
& Riley, C. 2006. “The Effect of Application to Resistance
Single Set Resistance Training on Training”. Journal of Strength and
Strength and Functional Fitness in Conditioning Research. 24 (10),
Pulmonary Rehabilitation 2857-2875.
Patients”. Journal of Sudarsono, Slamet. 2011. Penyusunan
Cardiopulmonary Program Pelatihan Berbeban
Rehabilitation. 26: 330-337. Untuk Meningkatkan Kekuatan,
Program Pascasarjana. 2012. Pedoman Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN;
Penulisan Tesis dan Disertasi. 1411-8319 Vol. 11 No. 3
Surabaya:Unesa. Sugiono. 2005. Statistik Non Parametik.
Rahimi, R. 2005. “Effect of Different Bandung: Al Fabeta
Rest Intervals on the Exercise Suharjana. 2007. Latihan Beban: Sebuah
Volume Completed during Squat Metode Latihan Kekuatan. Jurnal
Bouts”. Journal of Sport Science Ilmiah Kesehatan Olahraga,
and Medicine. 4. 361-366. MEDIKORA, Vol. III, No.1, 80-
Ratamess, N.A., Alvar, B.A., Evetoch, 101.
T.K., Housh, T.J., Kibler, W.B., Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan
Kraemer, W.J., & Triplett, N.T. Metodologi Melatih Fisik.
2009. “American College of Yogyakarta: CV. Lubuk Agung.
Sports Medicine Position Stand: Sumosardjuno, Sadoso. 1996.
Progression Models in Resistance Pengetahuan Praktis Kesehatan
Training for Healthy Adults”. dan Olahraga. Jakarta: PT
Medicine and Science in Sport and Gramedia
Exercise. 41. 678-708. Sri Widhari. Y.P. 2011.Perbedaan
Rhea, M.R., Alvar, B.A., Ball, S.D., & Pengaruh Metode Latihan Beban
Burket, L.N. 2002. “Three Sets of Leg Press Dan Squat Terhadap
Weight Training Superior to 1 Set Peningkatan Prestasi Lari 100
with Equal Intensity for Eliciting Meter Ditinjau Dari Waktu
Strength”. J. Strength Cond. Res. Reaksi. Tesis. Surakarta: Program
16 (4): 525-529. Studi Ilmu Keolahragaan Program
Riadi, Mastur. 2010. Raih Kebugaran Pascasarjana Universitas Sebelas
Jasmani Melalui Latihan Beban Maret
(Weight Training). Mataram: Uchida, M.C., Aoki, M.S., Navarro, F.,
Insitut Keguruan Ilmu Pendidikan Tessutti, V.D., & Bacurau, R.F.P.
Mataram. 2006. “Effects of different
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 102
102102102 Jurnal Multilateral, Volume 13, No. 2 Desember 2014
hlm. 88-102

Resistance Training Protocols over MRNA Expression”. Journal of


the Morphofunctional, Hormonal Exercise Physiology (JEPon). 3
and Immunological Parameters”. (4): 13-25.
Rev Bras Med Esporte. Vol. 12, Wilmore. Jack H., Costil. David. L. 1988.
No. 1. 18-22. Training for Sport and Activity
Willoughby, D.S., & Pelsue, S. 2000. The Physiological Basis of The
“Effects of High-Intensity Conditioning Process. Dubuque.
Strength Training on Steady State IOWA: Wm C. Brown Publishers.
Myosin Heavy Chain Isoform

You might also like