Professional Documents
Culture Documents
Email : rsdjunaid@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT H.A. DJUNAID
NOMOR : ……………………….
TENTANG
.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Pekalongan
NIK. 0116145
Tembusan :
1. Kabag Pelayanan
2. Kabag Umum dan SDM
3. Kabid Keperawatan
4. Arsip.
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan terima kasih pada seluruh staf radiologi yang telah
melangkan waktu untuk menyusun Pedoman Pelayanan Radiologi ini , dan
semoga buku ini bermanfaat manjadi Pedoman Pelayanan Radiologi.
DAFTAR ISI
Pengertian …………………………………………………….
Tujuan …………………………………………………
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi sebagai acuan yang terintegrasi dari
pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat
Undang-Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental
setiap rakyat dari amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan
radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas.
C. Batasan Operasional
Dalam meningkatkan pelayanan radiologi pada pemeriksaan
rontgen dilakukan oleh Radiographer, sedangkan pada pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) dilakukan oleh Radiolog
D. LANDASAN HUKUM
1. Permenkes No. 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Regristrasi dan Ijin
Kerja Radiografer.
2. PP No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
3. PP No.29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber
Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir.
4. Permenkes No. 780/Menkes/Per/V/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saranan Pelayanan
Kesehatan.
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 410/
MENKES/ SK/ III/ 2010Perubahan atas keputusan tentang Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1014/ MENKES/ SK/ XI/ 2008
tentang Standar Pelayanan Radiodiagnostik;
7. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir Nomor 01-P /
Ka-BAPETEN / I-03, tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Rumah Sakit H.A Djunaid merupakan jenis rumah sakit kelas D. Standar
ketenagaannya meliputi :
Jenis Tenaga Persyaratan Jumlah
1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 1 Orang
2. Radiografer Minimal D III 2 orang
Radiografer
3. Petugas Proteksi Medik tingkat II 1 Orang
Radiasi Memiliki SIB
Adapun jenis ketenagaan yang ada di Unit Radiologi RS. H.A. Djunaid
adalah sebagai berikut :
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan yang ada di instalasi Radiologi RS. H.A Djunaid
disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing pekerja.
2. Radiografer
a. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan untuk
pemeriksaan dan pembuatan foto radiologi
b. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan
c. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SOP. Khusus
untuk pemeriksaan dengan kontras dan fluoroskopi pemeriksaan
dikerjakan bersama dokter spesialis radiologi
d. Melakukan kegiatan processing film (kamar gelap dan work
station)
e. Melakukan penjaminan dan kendali mutu
f. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan
masyarakat di sekitar ruang pesawat sinar-X
g. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan
paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan
h. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara rutin
3. Tenaga PPR
a. Membuat program Proteksi dan Keselamatan Radiasi
b. Memantau aspek operasional program Proteksi dan Keselamatan
Radiasi
c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi
Radiasi, dan memantau pemakaiannya
d. Meninjau secara sistematik dan periodic, program pemantauan di
semua tempat di mana pesawat sinar-x digunakan
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan Proteksi dan
Keselamatan radiasi
f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas Radiologi
g. Memelihara Rekaman
h. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan
pelatihan
i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian keterangan
dalam hal kedaruratan
j. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian kegagalan
operasi yang berpotensi kecelakaan radiasi
k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program
Proteksi dan Keselamatan Radiasi, dan verivikasi keselamatan
yang diketahui oleh Pemegang Izin untuk dilaporkan kepada
kepala BAPETEN
l. Melakukan inventarisasi zat radioaktif
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT H.A. DJUNAID
Ka.Bag Pelayanan
Ka.Inst. Radiologi
Direktur
C. Pengaturan Jaga
Pelayanan di Instalasi Radiologi RS.
Ka.Sie Jangmed H.A Djunaid terbagi menjadi 2 sift
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
Persyaratan lokasi ruang radiologi antara lainmudah
dicapai, berdekatan dengan instalasi gawat darurat, laboratorium, ICU,
dan instalasi bedah sentral.
B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas ruang radiologi disesuaikan denganjenis kelas
rumah sakit. Untuk RS. H.A Djunaid fasilitas disesuaikan dengan tipe
kelas D, kelengkapan alat dan jumlah standarnya.
A. Pendaftaran pemeriksaan
Pendaftaran pemeriksaan radiologi dilakukan di loket pendaftaran
sesuai dengan protap-protap alur pemeriksaan pasien yang meliputi :
1. alur pelayanan radiodiagnostik pasien rawat jalan yang terdiri dari :
a. pasien umum
b. pasien JKN
2. alur pelayanan radiodiagnostik untuk pasien rawat inap
3. alur pelayanan radiodiagnostik untuk pasien unit pelayanan gawat
darurat
B. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan pemeriksaan di radiologi meliputi persiapan pasien dan
persiapan peralatan. Radiologi RS. H.A. Djunaidbelum
memberikan pelayanan pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan
radiografi kontras dan MRI hanya USG saja. Untuk pemeriksaan
USG perlu dilakukan persiapan pasien seperti contoh berikut :
Persiapan Pemeriksaan USG
Untuk USG Abdomen pasien sebaiknya puasa makan 4-6 jam
sebelum pemeriksaan. Untuk USG Renal dan vesika urinaria satu
jam sebelum pemeriksaan USG, pasien perbanyak minum air
putih dan tidak boleh buang air kecil ( tahan kencing ) sampai
dengan pemeriksaan USG selesai
C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Surat permintaan radiologi diterima radiographer. Kemudian
meyakinkan bahwa pasien yang akan difoto adalah sesuai dengan
surat permintaan foto. Sebelum dilaksanakan pemeriksaan, dicatat
terlebih dahulu pada buku register . Setelah itu menyiapkan kaset dan
asesoris yang sesuai dengan jenis pemeriksaan. Kemudian
menyiapkan pasien dengan baju pemeriksaan. Bila pemeriksaaan
mengharuskan pasien berganti baju. Melepas perhiasan atau benda
yang dapat mengganggu foto dan memberitahu kepada pasien apa
yang akan difoto. Setelah selesai dengan persiapan-persiapan itu
kemudian melakukan posisioning sesuai dengan jenis pemeriksaan
foto. Kemudian mengatur factor eksposi ( kV, mA, S ) dan siap
diekspose. Setelah selesai ekspose, pemeriksaan selesai, pasien
dipersilahkan menunggu diruang tunggu untuk pasien yang dari
poliklinik dan untuk pasien rawat inap kembali ke ruangan. Selama
pemeriksaan petugas memperhatikan aspek proteksi radiasi, sebagai
perlindungan keselamatan radiasi bagi pasien dan petugas pekerja
radiasi
D. Pencucian film
Pemrosesan film dilakukan dengan manal processing di kamar
gelap .
Langkah- langkah pemrosesan film roentgen manual :
1. Ambil kaset yang sudah diekspose
2. Tutup pintu dan matikan lampu penerangan kamar gelap
3. Buka kaset dan film diambil
4. Pasang film pada hanger
5. Masukkan film ke dalam cairan developer
6. Masukan film ke air untuk proses rinsing
7. Masukan film ke cairan fixer untuk proses penetapan
8. Nyalakan lampu penerangan kamar gelap
9. Washing film kemudian keringkan
10. Ambil film yang sudah kering
E. Pemberian expertise
Pemberian expertise atau bacaan roentgen dilakukan oleh dokter
spesialis radiology untuk pasien yang segera membutuhkan hasil
radiograf ( cito ), seperti pasien dari ruangan, IGD. Foto dapat dikirim
melalui mobile teleradiologi.
F. Penyerahan hasil
Setelah pemeriksaan roentgen selesai, pasien dipersilahkan
meninggalkan ruangan untuk pasien yang dari poliklinik dan untuk
pasien rawat inap kembali ke ruangan. Selanjutnya foto roentgen
dikumpulkan dengan foto lain yang belum dibacakan untuk diberikan
bacaan / expertise oleh Radiolog. Foto-foto roentgen yang sudah
diexpertise dipisahkan dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan.
Kemudian dipisahkan jawaban yang asli dan jawaban dalam bentuk
kopiannya, yang asli dimasukan kedalam amplop film bersama
dengan film untuk diberikan kepada pasien saat pengambilan hasil
pemeriksaan radiologi, sedangkan kopiannya disimpan secara teratur
menurut nomor registrasi hal ini untuk memudahkan apabila pasen
ingin mengambil hasil pemeriksaannya akibat kehilangan atau rusak
dan atau sebab lainnya yang menyebabkan hasil ekspertisenya
diperlukan kembali
G. Trouble Shooting
Dosis yang diterima oleh pekerja radiasi dapat dilihat dari film
badge sebagai monitoring radiasi yang setiap bulan dikirim dan
diproses oleh BPFK dan hasilnya dapat diketahuai setiap bulannya.
Hasil pengukuran ini sebagai acuan apakah pekerja radiasi menerima
dosis radiasi yang diijinkan yaitu sebesar 20 mSv pertahun dan
apabila mendapat dosis yang melebihi dicurigai adanya kebocoran
radiasi. PPR akan segera melaporkan kepada kepala ruang untuk
diteruskan ke Direktur melalui kabid pelayanan untuk segera
dilakukan perbaikan dan pencegahan. Dan kepada pekerja radiasi
yang bersangkutan dilakukan rolling tempat kerja atau member cuti
sesuai perhitungan dosis.
Petugas radiologi harus melakukan cek kesehatan menimal 1 tahun
sekali dan juga digunakan untuk persyaratan ijin.
BAB V
LOGISTIK
C. Gudang Radiologi
Bahan Medis Habis Pakai yang didisimpan di gudang ruang radiologi.
No Nama Reagen Jenis
1 Film 35 x 35 cm Padat
2 Film 30 x 40 cm Padat
3 Film 24 x 30 cm Padat
4 Larutan Developer Cair
5 Larutan Fixer Cair
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Pengertian Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah system
(tatanan) pelayanan dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan
asuhan pasien agar pasien menjadi lebih aman. Termasuk di
dalamnya: mengukur risiko; identifikasi dan pengolahan risiko
terhadap pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan untuk
belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mencegah, mengurangi serta meminimalkan risiko. (Rochmanadji
Widayat, 2009,hal:80).
B. Tujuan
Tujuan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, Menurunnya Kejadian
Tidak diharapkan di rumah sakit, terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD).
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan, untuk
menjaga keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari dampak radiasi.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
BAB X
PENUTUP
Pada tanggal :
KOTA PEKALONGAN
NIK. 0116145