Professional Documents
Culture Documents
KONSEP PERANCANGAN
A. Acuan Dasar
129
1) Alternatif 1, Kecamatan Kadia.
130
2) Alternatif 2, Kecamatan Mandonga.
131
Gambar V.3.Alternatif Terpilih “Kecamatan Mandonga”.
(Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Kendari).
Sirkulasi transportasi di wilayah ini juga aksesnya sangat lancar karena jalan
yang ada menghubungkan beberapa Kecamatan, yaitu Kecamatan Puuwatu,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Kadia dan Kecamatan Kambu.
132
2. Konsep Pemilihan Site/Tapak.
1) Alternatif Tapak 1.
133
Gambar V.4.Alternatif Tapak I di Jl. Saranani
(Sumber : Google maps)
134
2) Alternatif Tapak 2.
135
3) Tapak terpilih.
Berdasarkan penjabaran mengenai kriteria penentuan tapak/site
maka tapak yang akan digunakan sebagai lokasi perencanaan
Perencanaan Pusat Pameran Produk Usaha Jasa Konstruksi di
Kendari adalah Alternatif I yaitu Kecamatan Mandonga, dengan
lokasi tapak/site berada pada Jalan Saranani.
a. Eksisting Condition.
136
b. Orientasi Tapak terhadap Lintasan Matahari
Suhu udara yang menigkat
pada Jam 09.00- 15.00
137
c. Noise/Kebisingan.
Kebisingan Cukup tinggi dari
sisi selatan, utara dan barat,
disebabkan site berada dekat
jalan yang sangat padat akan
kendaraan roda Dua Maupun
roda empat.
138
d. Pencapaian ke Site/Tapak.
Pencapaian ke tapak dapat
Pencapaian ke tapak dapat melalui melalui Jl. Made Sabara,
Jl. Saranani berhadapan langsung merupakan jalan 2 arah,
dengan tapak, merupakan jalan 2 terpisah dengan lebar ±10 m.
arah, dengan lebar ±6 m.
139
e. Sirkulasi pada Site/Tapak
140
f. Penzoningan
141
g. View Tapak.
142
h. Jaringan Utilitas.
Jaringan Listrik
Jaringan Telepon
Jaringan PDAM
Sistem Komunikasi
berupa telepon, berasal
dari PT. TELKOM
143
4. Konsep Tata Ruang Luar
Konsep vegetasi dan lansekap dikaji dari aspek arsitektural dan aspek
fungsional dari tanaman itu sendiri. Aspek arsitektural mengarahkan tanaman
sebagai pengarah sirkulasi, pembentuk ruang-ruang luar. Sedangkan dari aspek
fungsional perancangan dan perencanaan vegetasi sebagai pembentuk iklim
mikro, pengurang polusi dan filter kebisingan, debu, dan bau.
1) Soft Material
Jenis soft material yang digunakan, yaitu:
a) Pohon Palm difungsikan sebagai pengarah alur pergerakan atau sirkulasi.
Baik itu sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi manusia
b) Pohon mahoni difungsikan sebagai filter dari debu sehingga diletakkan
di bagian terluar kawasan dan sebagai peneduh kendaraan di area parkir
c) Rumput jepang di gunakan sebagai groundcover atau penutup tanah.
2) Hard Material
Jenis hard material yang digunakan, yaitu:
a) Paving Blok digunakan sebagai pedestrian dan sirkulasi pejalan kaki
masuk dan keluar tapak.
b) Aspal digunakan pada jalur kendaraan roda dua dan roda empat.
c) Lampu difungsikan sebagai pencahayaan ruang luar menggunakan
lampu mercuri, diletakkan sebagai pencahayaan vegetasi, area parkir
pedestrian dan sculpture.
d) Kursi Taman.
144
5. Konsep Sistem Sirkulasi
145
2) Sirkulasi Kendaraan.
a) Pemisahan main entrance dan side entrance sehingga tidak terjadi
crossing dan arus keluar masuk pun menjadi lancar.
b) Pemisahan sirkulasi kendaraan pengunjung dan kendaraan service baik
itu system keluar masuk / entrance maupun jalur jalan kendaraan.
3) Fasilitas Parkir.
Pola sirkulasi parkir yang digunakan adalah pola parkir menyebar
dengan pertimbangan:
a) Orientasi pemakai tidak hilang, memudahkan pemilik kendaraan
meninggalkan dan kembali ke kendaraan.
b) Terjadi pemisahan antara fasilitas parkir pengunjung dan fasilitas
pengelolah/servis.
Bentuk tempat parkir yang digunakan pada area parkir motor dan mobil
khusus pengelola adalah Bentuk parkir tegak lurus (perpendicular). Untuk
area parkir pengunjung, bentuk parkir yang digunakan adalah parkir sudut
450, untuk memudahkan sirkulasi keluar-masuknya kendaraan pada arean
parkir.
146
b. Sirkulasi Dalam Bangunan.
147
mengambil prinsip Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah
bentuk Yang mengikuti Fungsi. Sehingga bentukan yang yang tercipta
dalam sebuah desain perancangan adalah bentukan-bentukan yang tercipta
dari fungsi utama ataupun fungsi-fungsi lain yang ada didalamnya.
Output dari bentuk dasar ini akan menjadi acuan penulis dalam
membuat perencanaan dan perancangan denah bangunan pusat pameran
produk usaha jasa konstruksi di kendari.
148
Gambar V.25. Transformasi rencana bentuk dasar bangunan.
Sumber : Sketsa & Analisa Penulis
b) Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan merupakan pengembangan dari bentuk dasar yang
terbentuk dari fungsi-fungsi yang ada di dalam nya,sesuai dengan prinsip
form follow function, kemudian di kembangkan menjadi sekumpulan massa
atau ruang-ruang yang terbentuk dari bentuk dasar tersebut, dimana masing-
masing karakter ruang mencerminkan fungsi yan ada di dalam nya dengan
tetap menjaga kesan yang ingin di capai, yaitu tetap menunjukan kesan
menarik,rekreatif dan fleksibel, sehingga dapat memberikan ciri sebagai
gedung pameran Konstruksi .
149
C. Konsep Perancangan Mikro.
1) Pengunjung
Pengunjung merupakan pihak yang datang berkunjung ke Pusat Pameran
Produk Usaha Jasa Konstruksi dengan tujuan untuk melihat produk-produk
perusahaan jasa konstruksi yang ada di Kendari,serta mencari informasi
tentang perusahaan-perusahaan tersebut.
2) Pengelola
a) Ketua/Kepala,
merupakan pimpinan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab
mengelola jalannya kegiatan pada Pusat Pameran Produk Usaha Jasa
Konstruksi. Aktivitas utama Ketua adalah berkantor, memantau kinerja
bawahannya dan menerima tamu yang memiliki kepentingan terhadap
bangunan tersebut.
b) Wakil Ketua
merupakan pihak pekerja dibawah kendali Ketua yang mempunyai
tugas memantau jalannya kegiatan, memberi informasi kepada
pengunjung dan menyelesaikan permasalahan yang bersifat keluhan
yang berasal dari customer
c) Sekertaris
merupakan pihak pekerja dibawah kendali Wakil Ketua yang
mempunyai tugas menyelesaikan permasalahan Administrasi.
d) Kepala Bagian Program
merupakan pihak pekerja dibawah kendali Wakil Ketua yang
mempunyai tugas menyelesaikan permasalahan perencanaan,
penyuluhan,pelayanan,dan bina usaha.
150
e) Kepala Bagian Keuangan
merupakan pihak pekerja dibawah kendali Wakil Ketua yang
mempunyai tugas menyelesaikan permasalahan Anggaran atau
keuangan.
f) Kepala Bagian Teknik
merupakan pihak pekerja dibawah kendali Wakil Ketua yang
mempunyai tugas menyelesaikan permasalahan teknis, perencanaan,
pengawasan,kelengkapan dan dalam bangunan.
g) Kepala Bagian Keamanan
merupakan pihak yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keamanan bangunan Pusat Pameran Produk Usaha Jasa Konstruksi baik
di dalam maupun di luar bangunan.
151
b. Kebutuhan Ruang
1) Fasilitas Utama.
a) Hall/lobby
b) Ruang Informasi
c) Ruang Tunggu
d) Ruang Penitipan Barang
e) Area Pameran
f) Panggung
g) Ruang Seminar
h) Ruang Kontrol Keamanan
2) Fasilitas Pengelola.
a) Ruang Ketua/Pimpinan
b) Ruang Wakil Ketua
c) Ruang Sekertaris
1) Staf Penerima Peserta
2) Staf HUMAS
3) Staf Personalia
4) Staf Administrasi
5) Staf Transportasi
d) Ruang Kepala Bagian Program
1) Staf Perencana Pameran
2) Staf Penyuluhan
3) Staf Pelayanan
4) Staf Bina Usaha
e) Ruang Kepala Bagian Keuangan
1) Staf Bagian Anggaran
2) Bagian Kasir
3) Bagian Pembukuan
4) Bagian Logistik
f) Kepala Bagian Teknik
1) Staf Perencana Dan Pengawasan
152
2) Staf Pelaksana
3) Staf Bagian mekanikal Dan Elektrikal
4) Staf Bagian Kebersihan
5) Staf Bagian Gudang
g) Kepala Bagian Keamanan
1) Staf Bagian Umum
2) Bagian Operasi
3) Bagian Penertiban
h) Ruang Rapat/Meeting
i) Toilet Pengelola
3) Fasilitas Servis.
a) Loker & Ruang Istrahat Karyawan
b) Mushollah.
c) Ruang Wudhu
d) Ruang Keamanan
e) Toilet Pengunjung
f) Gudang Perlengkapan
g) Gudang Penyimpanan
h) Ruang Pompa & Tangki Air
i) Tempat Sampah
4) Fasilitas Mekanikal Elektrikal.
a) Gardu Listrik
b) Ruang Panel Listrik
c) Ruang AHU.
d) Ruang Genset..
e) Ruang Travo.
f) Ruang Kontrol Lighting
g) Ruang Operator CCTV
5) Fasilitas Parkir.
a) Area Parkir Motor Pengelola.
b) Area Parkir Mobil Pengelola.
153
c) Area Parkir Motor Pengunjung.
d) Area Parkir Mobil Pengunjung.
e) Area Parkir Mobil Barang
2. Konsep Besaran Ruang
a. Kapasitas Pemakai.
1) Fasilitas Utama (Area Pamer untuk Penyewa Jasa atau Badan Usaha)
Untuk menentukan luasan ruang pameran,di ambil 5℅ dari Jumlah
Perusahan Konstruksi yang ada di kendari dan terdaftar di LPJKD Provinsi
Sulawesi Tenggara. Dimana 5% diambil dari Jumlah sub-bidang yang ada
di sektor konstruksi yaitu : Bidang Arsitektur, sipil ,mekanikal, elektrikal,
dan tata lingkungan. Jadi, setiap pameran yang akan diselenggarakan akan
memiliki Tema dari salah satu bidang di sektor konstruksi tersebut,
Sehingga Badan usaha yang ikut serta dalam kegitan pameran
menyesuaikan dengan tema pameran yang akan di selenggarakan pada
pusat pameran konstruksi tersebut.
Dengan analisa diatas,maka perhitungan untuk jumlah dan kapasitas badan
usaha yang dapat ditampung dalam pusat pameran konstruksi ini adalah
sebagai berikut:
Jumlah Perusahaan : 824 Badan Usaha x 5℅ = 40 Badan usaha
dengan kebutuhan luas ruang nya :
Untuk stand pameran terkecil mempunyai luasan bersih ± 9 M2 / stand
sedangkan untuk stand pameran yang terbesar mempunyai luasan bersih ±
20 M2 / stand (Fred Lawson, Conference,convention,& Exhibition
Facilities, Hal.77 ). Maka untuk mendapatkan ruang yang maksimal di
ambil luas pameran terbesar yaitu , ± 20 M2 / stand . Sedangkan untuk
perbandingan area pameran dan sirkulasinya = 50℅ : 50℅ (Haryantho,
Bagian Perencanaan gedung pameran Pekan Raya Jakarta).
Dari uraian diatas maka kebutuhan luas area pameran yang di butuhkan
pada pusat pameran konstruksi adalah:
40 x 20 M2 = 800 M2 + sirkulasi ( 800 M2 ) = 1600 M2 .
154
2) Pengunjung Pameran
Untuk Menentukan Banyaknya Pengunjung pada suatu penyelenggaraan
suatu pameran, tidaklah dapat ditentukan berdasarkan data kwantitas
pengunjung dari Pameran-pameran yang telah dilaksanakan, karena hal
tersebut disebabkan oleh :
a) Data kwantitas jumlah Pengunjung yang hadir pada suatu Pameran yang
pernah di adakan di Kota Kendari Tidak di data dengan benar.
(Berdasarkan Pengamatan Pameran Tahunan dalam rangka Ulang Tahun
kota Kendari ke-185 di area Eks MTQ Kota Kendari, hanya sebagian
kecil pengunjung yg mempunyai kesadaran untuk mengisi daftar
pengunjung pada setiap Stand pameran. Sehingga sulit untuk
menganalisa secara pasti jumlah pengunjung yang datang).
b) Banyak Sedikitnya pengunjung tergantung dar tema , judul, dan materi
yang di pamerkan. ( Hasil pengamatan dari beberapa jenis pameran yang
di adakan di kota kendari, misalnya pameran budaya, pameran instansi
pemerintah, pameran pendidikan, dan lain-lain.)
Kesimpulan :
Untuk menentukan jumlah kwantitas pengunjung pada gedung
pameran yang direncanakan ini diambil dengan cara membandingkan
kebutuhan luasan ruang untuk sirkulasi pada area pameran dengan
persyaratan : kebutuhan ruang gerak perorang = ± 1,5 M2 (Fred
Lawson, Conference,convention,& Exhibition Facilities, Hal.79 ).
Banyaknya Pengunjung : 50℅ x 1200 M2
1,5
: 400 orang
3) Kapasitas Parkir
Karena sampai saat ini bangunan pameran belum ada data otentik mengenai
standar kebutuhan parkir, Maka untuk menghitung kebutuhan parkir adalah
sebagai berikut, :
a) Untuk area kendaraan pribadi pengunjung bertitik tolak kepada :
Jumlah Pengunjung = 400 Orang
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
155
Perencanaan :
Untuk kendaran mobil pengunjung, dengan dasar pertimbangan
bahwa setiap mobil berkapasitas 2 0rang, maka di ambil 60% dari
jumlah pengunjung dan peserta, dengan pertimbangan 60%
pengunjung pameran konstruksi ialah dari kalangan menengah ke
atas 40% sisanya Masyarakat menengah , sehinga :
50% X 400 = 200 Mobil
Untuk kendaraan motor pengunjung, bahwa setiap motor
berkapasitas 1 Orang, maka di ambil 40% dari jumlah pengunjung
dan sehingga :
40% X 400 : = 160 motor
b) Untuk area Parkir Peserta Pameran bertitik tolak kepada :
Jumlah Peserta /badan Usaha = 40 Badan Usaha
Jumlah penjaga stand, yang setiap stand dijaga oleh 2 orang maka
40 x 2 = 80 Orang
Untuk kendaraan mobil Peserta dengan dasar pertimbangan Tiap
Badan Usaha memiliki Mobil masing-masing. Jadi, kebutuhan parkir
untuk peserta adalah sebanyak peserta pada setiap pelaksanaan
pameran konstruksi yaitu harus dapat menampung 40 unit Mobil
156
Untuk parkir mobil barang dapat diparkir di area parkir pengunjung di
karenakan pada saat persiapan pengunjung tidak di perbolehan masuk
ke dalam area gedung pameran sampai kegiatan pameran di
laksanakan.
b) Besaran Ruang.
157
Ruang R.Istrahat Karyawan 1,5 m2/org NAD 20 30% 39 m2
Servis Mushollah 0,85 m2/org NAD 20 0% 17 m2
R.Wudhu 0,9 m2 / Org NAD 2 30% 2,34 m2
R.Keamanan 4 m2/ Org CCE 2 30% 10,4m2
Toilet Pengunjung Pria 2 m2/ Org NAD 4 30% 10,4 m2
Toilet Pengunjung Wanita 2 m2/ Org NAD 4 30% 10,4 m2
Gudang Perlengkapan 28 m2 CCE 1 30% 36,4 m2
Gudang Penyimpanan 28 m2 CCE 1 30% 36,4 m2
Tempat Sampah 4 m2 CCE 1 30% 5,2 m2
Total 148,04 m2
Ruang Ruang Gardu Listrik 12 m2 CCE 1 30% 15,6 m2
Mekanikal Ruang Genset 6 m2 CCE 1 30% 7,8 m2
Elektrikal Ruang AHU + R. Pompa 6 m2 CCE 1 30% 7,8m2
R.Kontrol Panel kontrol ME 6 m2 CCE 1 30% 7,8 m2
R.Kontrol Cahaya 6 m2 CCE 1 30% 7,8 m2
Ruang Opt. CCTV 6 m2 CCE 1 30% 7,8 m2
Total 54,6 m2
Area Parkir Motor Pengelola 1,08 m2/ uni NAD 16 Unit 100% 34,56 m2
Mobil Pengelola 15 m2/ unit NAD 7 Unit 100% 210 m2
Motor Pengunjung 1, 8 m2/unit NAD 160 Unit 100% 576 m2
Mobil Pengunjung 15 m2/ unit NAD 200 unit 100% 6000 m2
Mobil Tamu 15 m2/ unit NAD 5 unit 100% 150 m2
Mobil Barang 17,5/ unit NAD 8 unit 100% 280 m2
Total 7250,5 m2
Tabel V.2. Rekapitulasi Besaran ruang gedung Pameran Poduk Usaha Jasa Konstruksi
158
c) Luas Lahan.
BC : OS = 40 : 60
60
OS = /40 X total luas ruang
60
OS = /40 X 2331,65 m2
= 3.497,475 m2
a. Organisasi Ruang.
1) Aktivitas pengunjung
Datang
Parkir
Fasilitas
Penunjang
Parkir - Pulang
Gambar V.29. Alur Aktivitas .Pengunjung
Sumber : Analisis Penulis
Datang
Parkir
Ruang Pamer
Parkir - Pulang
160
3) Aktivitas Pengelola ( Ketua /pimpinan)
Datang
Parkir
Istirahat
Parkir - Pulang
Gambar V.30. Alur Aktivitas .Pimpinan
Sumber : Analisis Penulis
Datang
Parkir
Istirahat
Parkir - Pulang
Gambar V.31. Alur Aktivitas .wakil pimpinan
Sumber : Analisis Penulis
161
5) Aktivitas pengelola ( Sekertaris)
Datang
Parkir
Istirahat
Parkir - Pulang
Datang
Parkir
Istirahat
Parkir - Pulang
162
7) Aktivitas staff Kepala Bagian
Datang
Parkir
Bekerja
Istirahat
Parkir - Pulang
Datang
Parkir
Ruang Kerja /
Lokasi Kerja
Parkir - Pulang
Gambar V.35. Alur Aktivitas .Karyawan Khusus
Sumber : Analisis Penulis
163
c. Hubungan Ruang.
164
3) Kelompok Ruang Servis.
5) Area Parkir.
165
4. Konsep Sistem sirkulasi Dalam Bangunan
Sistem sirkulasi yang akan di terapkan dalam bangunan pameran ini yaitu
system sirkulasi Melingkar dengan pengaturan secara linear, agar
memudahkan pengamat keseluruhan dari benda pamer dan memudahkan
pengamatan keseluruhan dari produk dan tidak membingungkan.
166
b. Sub Struktur
Sistem Sub Struktur (struktur bawah) pada gedung pameran ini di
gunakan 2 jenis sitem struktur, pondasi dalam yaitu Pondasi Tiang
Pancang dan pondasi dangkal yaitu Pondasi Garis.
c. Super Struktur.
Sistem super struktur yang di gunakan pada bangunan pameran ini adalah
sistem rigid frame atau sistem rangka kaku dengan material beton bertulang.
167
1) Dinding.
Super struktur berupa konstruksi dinding yang digunakan pada
bangunan Pameran ini antara lain sebagai berikut:
a) Dinding Bata dengan Plesteran.
Dinding bata, digunakan sebagai dinding utama bangunan
serta sebagian ruang dalam bangunan, seperti lavatori, ruang
pengolola dll.
d. Upper Struktur.
Sistem Upper Struktur yang akan di terapkan Pada pusat pameran ini
yaitu system struktur rangka batang yang di kombinasikan dengan system
plat datar, yang akan menyesuaikan dengan bentuk penutup bangunan.
168
Gambar V.42. Struktur Rangka Batang
(Sumber: Jimmy S. Juwana,2005).
e. Dilatasi.
Dilatasi atau sistem struktur pemisah yang di gunakan pada bangunan
pameran ini adalah sistim dilatasi dengan dua kolom.
169
Gambar V.45 .Delatasi dua kolom
(Sumber: Jimmy S. Juwana,2005).
a. Sistem Pencahayaan.
1) Pencahayaan Alami.
Pencahayaan alami di manfaatkan semaksimal mungkin ke dalam
ruangan melalui bukaan jendela dan penggunaan bahan kaca pada dinding.
Akan tetapi pencahayaan alami juga dapat memberikan nilai negatif
berupa efek silau oleh sinar matahari. Untuk menghindari efek tersebut,
dapat diatasi dengan cara:
a) Penggunaan overstage untuk menghindari penyinaran matahari secara
langsung
b) Penggunaan tanaman sebagai filter panas dan cahaya matahari.
2) Pencahayaan Buatan.
Standar pencahayaan ruang pamer adalah 500 Lux. (SNI 03-6575-
2001). Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dengan standar,
maka harus dihitung jumlah titik lampu dan daya lampu yang digunakan.
Jenis lampu yang di gunakan adalah Lampu Fluoresent (neon).
Pemilihan lampu neon ini didasarkan pada banyaknya lampu jenis ini yang
tersedia di pasaran. Lampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil
dan memiliki bentuk bulat atau segi empat. Produk di pasaran tersedia
dengan gir pengontrol yang sudah terpasang (GFG) atau terpisah (CFN).
Lampu Neon Standar ini digunkan dengan sistem downlight pada
plafondan boardlight (Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia).
170
Gambar V.46.Lampu Fluoresent / neon
(Sumber:Parmonangan Manurung, 2009).
Downlight
Gambar V.48. Contoh penggunaan Downlight.
(Sumber: goole image).
171
b. Sistem Penghawaan.
Penghawaan buatan menggunakan air condition dengan 2 sistem, yaitu:
1) AC Central/Central Station System.
Sistem AC ini digunakan pada ruang yang memiliki tingkat
pengkondisian ruang yang sama, seperti padaruang
karyawan/pengelola, hall/lobby, ruang pamer, dan sebagainya.
2) AC Unitary System.
Kapasitasnya yang secukupnya, pengoperasiannya yang relatif
mudah dan dapat diatur langsung oleh pemakai ruang, seperti ruang
Pimpinan, ruang meeting/rapat dan sebagainya.
172
7. Konsep Sistem Utilitas / Perlengkapan Bangunan.
Reservoir Atas WC
Pompa Wastafel
Sumur Hydrant
Pompa/Filter Bangunan
Dalam
Hydrant
173
WC
Bak Kontrol
Wastafel
Septicktank
Got Besar
Bak Peresapan
Unit-unit Waste
Ruang Shaft
Bak Penampungan
TPA
Sementara
Tong Cleaning
Sampah Service
174
PLN Gardu/Trafo Meteran
Genset ATS
175
c) Sprinkler.
Alat ini dapat bekerja secara otomatis bila suhu ruangan
mencapai titik tertentu. Luas area yang dilayani 25 m2. Jarak antara
splinkler 9 m. media pemadaman dapat berupa air, gas atau busa
khusus. Splinkler dipasang pada jarak tertentu dan dihubungkan
dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi (minimum 0,5 kg/cm2).
Gambar V.56.Sprinkler.
(Sumber: Jimmy S. Juwana, 2005).
176
Berikut ini adalah skema penanggulangan bahaya kebakaran:
Api Heat
Detector
System System Sprinkler
Alarm Start
Asap Smoke
Detector
Alat Tabung
Pemadam pemadam
Kebakaran
Manual
Hydrant
f. Sistem Komunikasi.
1) Jaringan Komunikasi Internal.
a) Komunikasi antar pengelola intern menggunakan jaringan intercom.
b) Komunikasi antar pengelola dan pengunjung ataupun antar
pengunjung, dalam bentuk pengumuman dan panggilan melalui
loudspeaker/pengeras suara.
177
h. Sistem Transportasi Dalam Bangunan.
Untuk sistem sirkulasi vertikal terdapat satu pelayanan yaitu manusia.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan sirkulasi vertikal
adalah:
1) Kapasitas pelayanan.
2) Ketinggian bangunan.
3) Kecepatan pelayanan.
4) Kenyamanan.
i. Sistem Keamanan.
Perencanaan pengamanan terhadap pencurian antara lain:
1) System CCTV (Central Circuit Television).
System CCTV (central Circuit television), untuk memonitor segala
penjuru areal yang diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya
kriminalitas, seperti pencurian dan sebagainya.
2) Satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas selama pelaksanaan
pameran di adakan.
178