You are on page 1of 7

Transformator Tegangan (PT)

Pengertian Trafo Tegangan


Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke
suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan indikator, alat ukur / meter dan
relai. Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan
Trafo tegangan berbeda yaitu :

- Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur, relai dan
peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
- Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
- Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Fungsi Trafo Tegangan


Fungsi dari trafo tegangan yaitu :

- Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran tegangan listrik
yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan proteksi dan pengukuran yang
lebih aman, akurat dan teliti.
- Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder yang
tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan pengukuran peralatan
dibagian primer.
- Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk
keperluan peralatan sisi sekunder.
- Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;1;3)
Jenis Trafo Tegangan

Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu

· Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)

Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada inti besi
yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.

· Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai
pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan
pada satu kapasitor ditransformasikan mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar
diperoleh tegangan sekunder.
http://erwansyah19.blogspot.com/2013/09/transformator-tegangan-pt.html
TRAFO TEGANGAN (PT)
AUDHIE RESTU MUHARRAM TRAFO TEGANGAN NO COMMENTS

Trafo tegangan atau Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang mentransformasi tegangan
sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan
indikator, alat ukur/meter dan relai.

Prinsip kerja trafo tegangan adalah sebagai berikut:

Rangkaian Trafo Tegangan

Dimana:

a : Ratio transformasi
N1 > N2
N1 : Jumlah belitan primer
N2 : Jumlah belitan sekunder
E1 : Tegangan primer
E2 : Tegangan sekunder
Rangkaian Ekuivalen Trafo Tegangan

Dimana:

Im : Arus eksitasi / magnetisasi


Ie : Arus karna rugi besi

Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan trafo
tegangan berbeda yaitu:

o Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukurrelai dan
peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
o Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
o Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Fungsi Trafo Tegangan


o Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran tegangan listrik yang
lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih
aman, akurat dan teliti.
o Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder yang
tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistem proteksi dan pengukuran peralatan
dibagian primer.
o Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk
keperluan peralatan sisi sekunder.
o Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5; 1;3).

Jenis Trafo Tegangan


Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)
o Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada inti besi yang
prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.
Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

o Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider (CVD) dan inductive
Intermediate Voltage Transformer (IVT). CVD merupakan rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau
lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada
primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan oleh IVT menjadi
teganggan sekunder.
http://www.bloglistrik.com/2016/09/trafo-tegangan-pt.html

Jenis INDUKTIF (PT)


Terdiri dari belitan Primer dan belitan sekunder, Belitan primer akan menginduksikannya ke
belitan sekunder melalui core

Keterangan gambar:
1. Kertas/Isolasi Minyak Mineral/Quartz filling.
2. Belitan Primer: vernis ganda-isolasi kawat tembaga, tahan pada suhu tinggi.
3. Inti: bukan orientasi listrik baja memperkecil resiko resonansi besi
4. Belitan Sekunder
5. Isolator Keramik
6. Dehydrating Breather
7. Terminal Primer
8. Terminal Sekunder

Jenis KAPASITIF (CVT)


Terdiri dari rangkaian kondensor yang berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi dari trafo
pada tegangan menengah yang menginduksikan tegangan ke belitan sekunder melalui media
capasitor.

Keterangan gambar:
1. HV.T adalah terminal tegangan tinggi
2. kapasitor C1 & C2 pembagi tegangan (capacitive voltage divider) yang berfungsi sebagai
pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo tegangan menjadi tegangan pengukuran
yang lebih rendah
3. L0 adalah induktor penyesuai tegangan (medium voltage choke) yang berfungsi untuk
mengatur/menyesuaikan supaya tidak terjadi pergeseran fasa antara tegangan masukan (vi)
dengan tegangan keluaran (vo) pada frekuensi dasar.
4. Belitan primer
5. Isolator keramik
6. Terminal sekunder
https://dayat-akmal.blogspot.com/2017/05/transformator-tegangan-diklasifikasikan.html

Potential Transformer ( Trafo Tegangan)

Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan tegangan sistem dengan perbandingan transformasi tertentu.

Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah trafo instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi

menjadi tegangan rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter.


Prinsip kerja Trafo tegangan, kumparan primernya dihubungkan parallel dengan jaringan yang akan diukur

tegangannya. Voltmeter atau kumparan tegangan wattmeter langsung dihubungkan pada sekundernya. Jadi

rangkaian sekunder hampir pada kondisi open circuit. Besar arus primernya tergantung pada beban disisi sekunder.

Rancangan trafo tegangan ini sama dengan trafo daya step-down tetapi dengan beban yang sangat ringan.

Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya, meskipun demikian rancangannya berbeda
dalam beberapa hal, yaitu :
a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan untuk daya yang kecil.

b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan primer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi
kesalahan pengukuran.

c. Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/ ditanahkan.

d. Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 100√3 V

Ada dua macam trafo tegangan yaitu :

a. Transformator tegangan magnetik.

Transformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10 – 150 VA. Faktor ratio dan
sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder dirancang sedemian rupa supaya faktor
kesalahan menjadi kecil. Salah satu ujung kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan. Trafo
tegangan kutub tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan pengukuran, biasanya
dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk mendeteksi arus gangguan tanah.
Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan secara seri

b. Trafo Tegangan Kapasitip

Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk keperluan pengukuran tegangan tinggi, sebagai
pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak jauh. Pada tegangan pengenal yang lebih besar dari 110
kV, karena alasan ekonomis maka trafo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan
menggunakan kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan kapasitif dapat
digambarkan seperti gambar dibawah ini. Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan
primer trafo penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian
oleh trafo magnetik tegangan primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 100√3
Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan
dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan tersebut dipasang
sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung seri dengan resistor R untuk membatasai arus saat sela
pelindung bekerja untuk mencecah efek feroresonansi.
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya induktansi pada trafo
magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan tegangan
tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan
sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan tegangan. Diperlukan elemen
peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut
hanya sesaat.

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skundertransformator
tegangan ada dua jenis yaitu:

Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah


menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada
jumlah lilitan primer (Ns > Np).

Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada
jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan
sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp)
tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns)

Menurut kutubnya trafo tegangan dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan
untuk tegangan diatas 30 kV

2) Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan
untuk tegangan dibawah 30 kV

Berdasarkan jenis tegangan, trafo tegangan dibedakan menjadi 2, yaitu :

• Transformator satu fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga listrik satu fasa.

• Transformator tiga fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga listrik tiga fasa.

http://primalistrik.blogspot.com/2010/06/potential-transformer-trafo-tegangan_2251.html

You might also like