You are on page 1of 23

Eritroderma

Disusun oleh:
Fathina Nisa Rabbani

Pembimbing:
dr. Retno Satuti, SpKK

Kepaniteraan Ilmu Penyakit


Kulit dan Kelamin
RSUD Gunung Jati Cirebon
DEFINISI ERITRODERMA
• Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya
eritema universalis (90-100%)
• biasanya disertai skuama  tidak mutlak
harus ada

Bila eritemanya antara 50-90% dinamakan pre-


eritroderma.
EPIDEMIOLOGI
• Insidens eritroderma sangat bervariasi.
• Sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 :
1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun
• Insiden eritroderma makin bertambah seiring
dengan meningkatnya insiden psoriasis
PATOFISIOLOGI

• Masih belum jelas


• Kemungkinan berbagai sitokin berperan
ETIOLOGI

GOLONGAN I:
Eritroderma akibat alergi obat biasanya secara sistemik

GOLONGAN II:
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit

GOLONGAN III:
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan
GOLONGAN I
Eritroderma akibat alergi obat
biasanya secara sistemik
• Onset timbulnya penyakit bervariasi segera s/d 2 mgg
• Bila ada obat lebih daripada satu:
 tersangka penyebabnya obat yang paling sering
menyebabkan alergi
• Gambaran klinis:
– Eritema universal
– Akut: tidak terdapat skuama
Stadium penyembuhan: timbul skuama.
GOLONGAN II
Eritroderma akibat perluasan
penyakit kulit Disebabkan oleh
penyakitnya
sendiri

Pengobatan yang
Psoriasis terlalu kuat
Yang
sering (co: topikal ter
terjadi dengan
Penyakit Leiner konsentrasi
terlalu tinggi)
Psoriasis Eritrodermik
• menahun dan residif
• kelainan kulit berupa:
– skuama berlapis-lapis dan kasar
di atas kulit yang eritematosa dan
sirkumskrip.
– umumnya eritema yang tidak
merata.
– Pada tempat predileksi psoriasis
kelainan lebih eritematosa dan Psoriasis Eritrodermik
agak meninggi daripada
sekitarnya, skuama >> tebal.
• Kuku dicari apakah
ada pitting nail berupa
lekukan miliar
(tidak patognomonis
untuk psoriasis)
Pitting nail pada psoriasis

• Untuk yang hanya terlihat eritema universal dan


skuama (tanda-tanda psoriasis tidak tampak)
pemberian kortikosteroid  eritroderma
berkurang  tanda-tanda psoriasis tampak
Penyakit Leiner
• Sinonim: Eritroderma Deskuamativum
• Etiologi:
– belum diketahui pasti
– Umumnya disebabkan oleh dermatitis seboroik yang
meluas karena pada pasien hampir selalu terdapat
kelainan yang khas untuk dermatitis seboroik.
• Usia penderita: antara 4 s/d 20 minggu.
• Keadaan umum: baik, biasanya tanpa keluhan.
• Kelainan kulit: eritema universal disertai skuama
yang kasar.
Penyakit Leiner
GOLONGAN III
Eritroderma akibat penyakit sistemik
termasuk keganasan

• Termasuk di dalam golongan ini Sindrom


Sezary
Sindrom Sezary
• Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang
berpendapat merupakan stadium dini mikosis
fungoides.
• Penyebab:
– belum diketahui
– diduga berhubungan dengan infeksi virus HTLV-V
dan dimasukkan ke dalam CTCL (Cutaneus T-Cell
Lymphoma).
• Yang diserang: orang dewasa (mulainya
penyakit pada pria rata-rata umur 64 tahun,
pada wanita 53 tahun)
• Ditandai dengan:
– eritema berwarna merah
membara yang universal
disertai skuama dan rasa
sangat gatal
– infiltrat pada kulit
– edema Sindrom Sezary

• Pada sepertiga s/d setengah pasien didapati:


splenomegali, limfadenopati superficial,
alopesia, hiperpigmentasi, hiperkeratosis
palmaris dan plantaris, kuku-kuku yang distrofik.
• Pemeriksaan laboratorium:
– sebagian besar kasus menunjukkan leukositosis (rata-
rata 20.000/mm)
– terdapat limfosit atipik  disebut sel Sezary. Sel ini
besarnya 10-20 mikro, mempunyai sifat yang khas
diantaranya intinya homogen, lobular, dan tak teratur.
terdapat dalam darah, KGB, dan kulit.
• Biopsi pada kulit  terdapat infiltrat pada dermis bagian
atas dan terdapatnya sel Sezary.
• Disebut sindrom Sezary jika jumlah sel Sezary yang beredar
≥1000/mm3 atau >10% sel-sel yang beredar.
• Bila jumlah sel tersebut <1000/mm3 dinamai Sindrom Pre-
Sezary.
PENGOBATAN
GOLONGAN I
• Obat tersangka sebagai kausanya segera
dihentikan.
• Kortikosteroid: Prednison 4x10 mg

Penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam


beberapa hari-beberapa minggu.
GOLONGAN II
• Kortikosteroid:
– Dosis mula: Prednisone 4x10 mg – 4x15 mg sehari
– Penyakit Leiner: Prednison 3x1-2 mg sehari.
• Jika eritroderma terjadi akibat pengobatan dengan ter
pada psoriasis obat tersebut harus dihentikan.
• Eritroderma karena psoriasis  Etretinat 1mg/kgBB
• Lama penyembuhan golongan II bervariasi beberapa
minggu s/d beberapa bulan tidak secepat golongan I
• Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (>1
bulan)  lebih baik digunakan metilprednisolon
daripada prednison dengan dosis ekuivalen  efeknya
lebih sedikit
GOLONGAN III
• Sindrom Sezary:
Kortikosteroid:
• Prednisone 30 mg/hari, atau
• Metilprednisolon dengan dosis ekuivalen (24
mg/hari)
Sitostatik: biasanya digunakan klorambusil dengan
dosis 2-6 mg sehari
• Eritroderma kronis: ditambah diet tinggi
protein
• Emolien: untuk mengurangi radiasi akibat
vasodilatasi oleh eritema, misalnya dengan
salep lanolin 10% atau krim urea 10%
PROGNOSIS
• Golongan I
 Baik, penyembuhan cepat
• Etiologi tidak diketahui
 Pengobatan kortikosteroid hanya mengurangi
gejala  pasien bisa jadi ketergantungan
kortikosteroid
• Sindrom Sezary
 Buruk. Pasien meninggal biasanya disebabkan
infeksi atau penyakit berkembang jadi mikosis
fungoides

You might also like