You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bauksit merupakan material dasar untuk memproduksi alumina, Bauksit
pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di Kijang, pulau Bintan, di provinsi
Kepulauan Riau Bauksit yang berasal dari Bintan telah ditambang dan diekspor
sejak tahun 1935. Kemudiandiambil alih oleh Jepang lewat perusahaan Furukawa
Co Ltd. Itupun tak lama, hanya sekitar tiga tahun, dari 1942 sampai 1945 saja
Setelah Indonesia merdeka barulah bauksit di kota penuh sejarah itu pindah
tangan ke Pemerintah Republik Indonesia mulai tahun1959 silam.
Saat itu yang mengelola PT Pertambangan Bauksit Indonesia (Perbaki),
Perbaki kemudian dilebur menjadi PN Pertambangan Bauksit Indonesia yang
berada dilingkungan BPU Pertambun, dan tahun 1968 namanya berubah menjadi
PN AnekaTambang (Persero) yang kemudian menjadi PT Aneka Tambang Unit
Kijang hingga saatini, Bauksit menjadi incaran semua pengusaha, karena nilainya
menggiurkan.
Dimanapun wilayah yang mengandung batuan alias emas kuning ini, pasti
terus diburu sekalipun berada nan jauh di sana, Oleh karena pemerintah
mengeluarkan undang-undang baru dengan dibangunnya smelter agar hasil
penambangan bisa menguntungkan semua pihak dan tidak merusak alam secara
berlebihan Maka dari itu kami menganalisis masalah-masalah dalam
penambangan bauksit beserta pemecahan masalahnya dengan dibangunnya
smelter.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini, ialah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pertambanagan
2. Untuk mengetahui penyelesain SWOT di mengenai industri bauksit dan
pembangunan smelter alumina.

1
1.3 Rumusan masalah

Dengan Kewajiban membangun smelter tertuang dalam Undang-Undang


No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara atau Minerba dalam
perusahaan pertambangan, perusahaan harus mengetahui keuntungan dan
kerugiannya dari pembangunan smelter tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masalah-masalah

Industri Bauksit makin hari makin lemah karena adanya peraturan


pemerintah melarang ekspor bahan mentah oleh karena setiap perusahaan yang
bergerak di pertambangan dan industri bauksit harus membangun smelter alumina
untuk membuat alumina yang merupakan hasil pemurnian bauksit.

Di lain sisi Perusahaan tambang dan industri bauksit banyak yang


mengalami kerugian karena pelarangan ekspor bahan mentah ini, pembangunan
smelter alumina juga memerlukan waktu yang lama dan dana yang banyak, untuk
itulah kami membuat anilisis SWOT ini, Jika analisis kami tidak sesuai dengan
pemikiran anda, kami mohon saran dan masukannya agar analisis kami agar bisa
mendekati kata sempurna.

2.2. Cara Pemecahan Masalah

Kami mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan metode


ANALISIS SWOT (STRENGHT (Kekuatan), WEAKNESS (Kelemahan),
OPPURTUNITY (Peluang), THREATS (Ancaman))

2.2.1 STRENGHT (KEKUATAN)

1. Jumlah Cadangan Bauksit di Indonesia yang Melimpah

Penjelasan : Pusat Sumber Daya Geologi pada tahun 2010 menyatakan


bahwa sumber daya bauksit yang dimiliki Indonesia mencapai kurang lebih 1
milyar ton dengan kadar Al2O3 mencapai 27-55% yang tersebar di pronvinsi
Riau, Kalimantan Barat, dan Bangka Belitung. Secara kuantitas, jumlah
sumber daya bauksit Indonesia terdiri dari sumber daya hipotetik 164,98 juta
ton, tereka 251,87 juta ton, terunjuk 38,59 juta ton dan sumber daya terukur
atau terbukti sbesar 529,26 juta ton. Selain itu memiliki cadangan terukur atau
terbukti 132.28 juta ton dan cadangan tereka 120,9 juta ton.

3
2. Harga Alumina yang sepuluh kali lipat dari harga bauksit

Penjelasan : Alumina adalah hasil pemurnian dari bauksit dimana


alumina mengandung Al2O3 sebesar 98.5 % sedangkan bauksit mengandung
27-55% Al2O3. Di pasaran sekarang harga jual bauksit adalah sekitar U$
60/ton sedangkan harga jual alumina sekitar U$600/ton.

Kita buat ilustrasi, dari 3 ton bauksit yang mengandung 33 % Al2O3


menghasilkan 1 ton bauksit alumina. Andai kita jual bauksit maka harga
jualnya adalah 3 X U$ 60 = U$ 180 dan jika kita menjual alumina maka harga
jualnya adalah 1 x U$ 600 = U$ 600. Disini kita bisa lihat berapa banyak
keuntungan yang diperoleh jika perusahaan menjual alumina.

2.2.2 WEAKNESS (KELEMAHAN)

1. Kerusakan Alam yang terjadi di lahan bekas tambang bauksit.

Penjelasan : Tak bisa dipungkiri ketika perusahaan membuka lahan


tambang berarti akan merusak alam karena yang ditambang atau yang dikeruk
adalah yang ada di bawah tanah sehingga tanah yang dahulunya subur akan
menjadi sangat gersang. Hal ini mengakibatkan pepohonan jarang atau bahkan
tidak ada yang tumbuh. Kemudian kerusakanyang ada di sekitar dan pinggiran
laut karena hasil pembuangan limbah hasil pemurnian. Limbah hasil pemurnian
dibuang ke laut akan merusak biota yang ada di laut. Tapi sampai sekarang
belum ada metode yang baru untuk mengelola limbah hasil pemurnian ini.

Walaupun ada perusahaan tambang dan industri bauksit yang concern


akan ini tetapi jumlahnya sangat sedikit dan selebihnya tidak peduli akan alam
ketika membuka atau bahkan menutup lahan tambang. Banyak perusahaan
tambang bauksit yang meninggalkan lahan bekas hasil galian mereka.

2. Biaya Pembangunan Smelter yang mahal

Penjelasan : Untuk membangun 1 buah SGA (SmelterGrade Alumina)


yang merupakan bahan untuk membuat aluminium membutuhkan dana
sebanyak U$ 1 Milyar. Hal ini dikarena selain membangun smelter, perusahaan

4
yang berada di daerah yang sumber daya listriknya kurang seperti Kalimantan
Barat harus membangun powerplant. Perusahaan harus membangun pelabuhan
dan jalan sebagai sarana transportasi bahan mentah maupun bahan hasil
pengolahan. Perusahaan juga harus membangun jalur pembuangan ke laut.

3. Utang Perusahaan tambang lokal yang masih banyak

Penjelasan : banyaknya perusahaan tambang lokal sebelum UU minerba


diberlakukan. Perusahaan-perusahaan ini meminjam modal untuk memulai
kegiatan penambangan mereka. Mereka belum memperoleh untung sama sekali
karena adanya UU minerba mengenai pelarangan ekspor dalam bentuk bahan
mentah. Banyak perusahaan tambang lokal yang masih memiliki utang
kemudian dibebankan lagi untuk membuat smelter alumina, sehingga banyak
perusahaan tambang bauksit yang gulung tikar.

2.2.3 OPPURTUNITY (PELUANG)

1. Pemanfaat Red Mud

Penjelasan : Red Mud adalah hasil sampingan pemurnian bauksit menjadi


alumina, selama ini red mud dianggap sebagai limbah padahal di dalam red
mud terkandung logam jarang yaitu Fe, Ti dan Ga yang bisa diolah atau dijual
kembali karena harga jual logam jarang di pasaran sangat mahal.

2. Menciptakan lapangan kerja

Penjelasan : Pembangunan Smelter Alumina akan meciptakan lapangan


kerja yang baru dimana semakin banyak smelter alumina dibangun maka
semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Hal ini akan mengurangi jumlah
pengangguran di negara Indonesia.

3. Kerja sama perusahaan asing dan perusahan tambang yang saling


menguntungkan

Penjelasan : Pembangunan Smelter Alumina membutuhkan dana yang


sangat banyak oleh karena itu banyak perusahaan tambang dalam negeri

5
berkerja sama dengan perusahaan asing. Hal ini perlu diawasi dengan ketat
karena yang kita tahu banyak kerja sama perusahaan asing dengan dalam
negeri membuat negara kita rugi dimana keuntungan yang diperoleh
perusahaan dalam negeri sangat sedikit sedangkan perusahaan luar negeri akan
mengekspor hasil olahan dari smelter alumina ke negaranya. Untuk mencegah
hal ini diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat dari pemerintah.

4. Menguasai Pasar Alumina

Penjelasan : Pembangunan smelter alumina akan menghasilkan jutaan


ton alumina yang siap diekspor sehingga menurut para ahli negara Indonesia
dapat menjadi negara kedua pengekspor alumina. Pemerintah juga harus bisa
memikirkan strategi dalam penjualan alumina sehingga diperoleh keuntungan
yang maksimal.

2.2.4 THREATS (ANCAMAN)

1. Peraturan Pemerintah

Penjelasan : Peraturan Pemerintah no 4 tahun 2009 dan Permendagno 29


Tahun 2012 yang melarang ekspor hasil tambang yang masih berupa bahan
mentah. Hal ini mengakibatkan banyak sekali kerugian yaitu banyaknya
perusahaan tambang bauksit yang gulung tikar, pendapatan negara dari hasil
ekspor bauksit dan devisa tidak ada lagi.

Walaupun banyak perusahaan tambang yang menyuarakan hal ini,


Pemerintah tidak mencabut UU ini dengan dalih perusahaan tambang bisa
fokus membangun smelter terdahulu jika perusahaan diberi izin maka kegiatan
penambangan akan terus berlangsung hingga pembangunan smelter alumina
molor kembali, dimana seharusnya 2012 smelter alumina di setiap perusahaan
tambang harus sudah ada, tetapi baru akhir-akhir ini perusahaan tambang
melakukan pembangunan smelter. Bahkan masih banyak perusahaan tambang
yang melakukan studi dalam membangun smelter alumina ini.

6
2. Mekanisme Pasar

Penjelasan : Pemerintah tidak tahu apa yang akan terjadi di pasar


internasional, semua ditentukan oleh Penawaran dan permintaan barang
dimana ketika penawaran barang banyak tapi permintaan barang sedikit akan
membuat harga barang tersebut jatuh oleh karena itu dari sekarang pemerintah
harus sudah merancang bagaimana mengontrol harga alumina nantinya
sehingga benar keuntungan banyak akan diperoleh dari pengeksporan alumina
ini.

3. Perusahaan Asing yang terlalu mendominasi Pembangunan Smelter

Penjelasan : Ketika perusahaan asing terlalu mendominasi pembangunan


smelter baik dari segi dana maupun teknologi akan membuat perusahaan
tambang bauksit lokal tidak berkutik dalam menghadapi perusahaan asing,
dimana ketika smelter alumina telah berproduksi maka hasil produksi tersebut
akan dikuasai oleh perusahaan asing.

4. Membutuhkan waktu yang lama untuk modal kembali

Penjelasan : Pembangunan smelter alumina yang membutuhkan dana


yang banyak ketika sudah berproduksi tidak serta merta langsung
menghasilkan keuntungan melainkan harus menunggu sekitar setidaknya lima
tahun dengan asumsi Smelter alumina tersebut memproduksi 1 juta ton per
tahunnya dengan untung bersih yaitu U$ 238.875 juta.

2.3. Solusi Permasalahan

Dari pemaparan di atas kita tahu bahwa sebenarnya pembangunan smelter


alumina akan memberikan keuntungan yang besar tergantung kerja sama
pemerintah dengan perusahaan tambang bauksit. Peran pemerintah sangat besar
dalam menyukseskan Indonesia sebagai negara kedua ekspor alumina terbanyak
di masa depan, oleh karena pemerintah perlu mengeluarkan UU yang mendukung
kinerja perusahaan tambang bauksit. Pemerintah perlu mengawasi dengan ketat
dan mengeluarkan UU mengenai kerja sama perusahaan tambang lokal dengan

7
perusahaan asing sehingga kasus seperti Inalum yang notabene setelah 39 tahun
dikuasai asing baru jatuh ke tangan negara kita.

Pemerintah juga perlu mengawasi lingkungan lokasi bekas tambang.


Pemerintah juga jangan hanya mengeluarkan Undang-undang tetapi membantu
perusahaan tambang dalam dana. Untuk perusahaan tambang bauksit sendiri harus
berusaha keras untuk membangun smelter aluminanya.

2.4 kesimpulan atau hasil analisa

Dengan dibangunnya smelter diharapkan red mud (senyawa alumina,besi


dan silka) hasil sampingan pemurnian bauksit menjadi alumina juga diolah
kembali untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dan tidak merusak alam
karena logam seperti Ti (timbal) ketika dibuang secara sembarangan akan
mengakibatkan pencemaran yang berat. diharapkan setelah pembangunan smelter
alumina selesai dan siap memproduksi alumina maka akan mendatang keuntungan
untuk semua pihak.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penyelesaian analisis swot mengenai industri bauksit dan pembangunan


smelter alumina tersebut ialah memberikan keuntungan yang besar tergantung
kerja sama pemerintah dengan perusahaan tambang bauksit, peran pemerintah
sangat besar dalam menyukseskan Indonesia sebagai negara kedua ekspor alumina
terbanyak di masa depan, oleh karena pemerintah perlu mengeluarkan UU yang
mendukung kinerja perusahaan tambang bauksit.

Pemerintah perlu mengawasi dengan ketat dan mengeluarkan UU mengenai


kerja sama perusahaan tambang lokal dengan perusahaan asing sehingga kasus
seperti Inalum yang notabene setelah 39 tahun dikuasai asing baru jatuh ke tangan
negara kita.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentu nya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya ,karena terbatasnya pengetahuan kami dan rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca tidak sungkan sungkan untuk memberi
kritik atau saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah dikesempatan kesempatan berikutnya.

3.2 Saran

Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya dan juga para
pembaca, serta membawa wawasan kita ke depan nya menjadi berguna bagi nusa
dan bangsa. Amin

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/174334155/bauksit (diakses tanggal ....., sumber :.... )


http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2013/11/22/259610/perusahaan-
tambang-wajib-membangun-smelter (diakses tanggal ....., sumber :.... )
http://kilaspangandaran.blogspot.co.id/2013/04/contoh-analisa-swot-
sederhana.html?m=1 (diakses tanggal ....., sumber :.... )

10

You might also like