Professional Documents
Culture Documents
anus wanita. Infeksi terutama mengenai epitel kolumner atau transisionel saluran
kemih dan kelamin. Gonore bersama IMS lain memfasilitasi transmisi dari human
immunodeficiency virus (HIV) (Benson, 2008; Gross & Tyring, 2011)11,12. Gambaran
klinis pada wanita dapat asimptomatik, kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada
panggul bawah. Pada umumnya wanita datang berobat kalau sudah ada komplikasi
Gonore pada orang dewasa sebagian besar ditularkan melalui kontak seksual.
fimbriae dan protein opa (P.II). Bakteri melekat hanya pada mikrovili dari sel
epitel kolumnar yang tidak bersilia. Perlekatan pada sel epitel yang bersilia tidak
terjadi. Setelah itu bakteri dikelilingi oleh mikrovili yang akan menariknya ke
permukaan sel mukosa. Bakteri masuk ke sel epitel melalui proses yang
dirusak dalam vakuola endositik ini, tetapi tidak jelas apakah bakteri-bakteri ini
bereplikasi dalam vakuola sebagai parasit intraselular. Protein porin yang utama, P.I
Por. Nesseria gonorrhoeae dapat memproduksi satu atau beberapa protein lapisan
membran luar yang dinamakan Opa (P.II). Selama infeksi, peptidoglikan dan
bakteri ini akan mengaktivasi jalur alternatif komplemen dari hospes, sementara
mencerna bakteri. Dengan alasan yang tidak diketahui, beberapa gonokokus mampu
bertahan hidup dalam fagositosis, setidaknya sampai neutrofil mati dan melepaskan
dinding sel yang menyerupai bakteri gram negatif. Tanda-tanda dan gejala yang
saluran genital tanpa adanya invasi ke jaringan dalam. Pada wanita gejalanya
adalah terdapat duh dari vagina, disuria, perdarahan postcoital atau intermenstrual,
sakit pada abdomen bawah, atau simptom lain dari uretritis, servisitis, salpingitis,
II.1.3.3. Sifilis
penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi
di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan. Periode inkubasi
sifilis biasanya 3 minggu. Fase sifilis primer ditandai dengan munculnya tukak baik
tunggal maupun multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi,
teraba keras dan terdapat indurasi. Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi
ulserasi. Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dan keras. Infeksi juga dapat terjadi
tanpa ditemukannya chancer (ulkus durum) yang jelas, misalnya kalau infeksi
terjadi di rektum atau serviks. Tanpa diberi pengobatan, lesi primer akan sembuh
(sekunder). Timbul ruam makulo papuler bisanya pada telapak tangan dan telapak
kaki diikuti dengan limfadenopati. Erupsi sekunder ini merupakan gejala klasik dari
sifilis yang akan menghilang secara spontan dalam beberapa minggu atau sampai dua
belas bulan kemudian. Sifilis sekunder dapat timbul berupa ruam pada kulit, selaput
lendir dan organ tubuh dan dapat disertai demam dan malaise. Pada kulit
kepala dijumpai alopesia yang disebut moth-eaten alopecia yang dimulai di daerah
oksipital. Penularan dapat terjadi jika ada lesi mukokutaneus yang basah pada
penderita sifilis primer dan sekunder. Penderita stadium erupsi sekunder ini, sepertiga
dari mereka yang tidak diobati akan masuk kedalam fase laten.13
Fase laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis namun dengan
pemeriksaan serologis yang reaktif. Akan tetapi bukan berarti perjalanan penyakit
akan berhenti pada tingkat ini, sebab dapat terjadi sifilis stadium lanjut
berbentuk gumma, kelainan susunan syaraf pusat dan kardiovaskuler (Daili et al.,
2011).13
II.1.3.4 Kandidiasis
pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida Sp. Candida albicans
normal yang terdapat pada orang sehat sehingga sulit diketahui penyebarannya secara
yang luar biasa untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.Sifat unik ini
memungkinkan C. albicans untuk mempunyai dua peran yakni, yang baik sebagai
komensal dan juga sebagai patogen bagi manusia dan mamalia lainnya. Dualitas ini
perubahan morfogenetik dari round-ovoid typical yeast cell (Y) dengan miselium hifa
(H) Transisi ini adalah relevansi terbaik bagi patogenitas dari C. Albicans.17
sedangkan bentuk H ini selalu ditemukan dalam spesimen patologis yang diperoleh
dari jaringan yang terinfeksi, termasuk wanita dengan Kandidiasis Vulvovagina. Sel
Y ditoleransi oleh host dan dipertahankan pada angka rendah pada permukaan epitel
vagina dengan berbagai mekanisme yang menghambat transisi ke bentuk H. Hal ini
masih harus ditentukan apakah kehadiran C. albicans mempunyai manfaat bagi host
dalam hal komposisi mikrobiota yang seimbang dan pemeliharaan homeostasis imun
lokal. Namun, ketika mekanisme toleransi menjadi rusak, bentuk Y berubah menjadi
bentuk H. Hifa ini membentuk lapisan biofilm yang kuat dan kemudian menyerang
lapisan terluar epitel vagina. Pelepasan bentuk H dari epitel, dengan memicu sel-sel
inflamasi, puing-puing dari sel yang lisis dan cairan vagina membentuk discharge
vagina yang merupakan salah satu klinik tanda-tanda dan gejala yang khas
kandidiasis vulvovagina.17
Pasien mengeluhkan discharge vagina yang kental dan bersamaan dengan rasa
panas, gatal saat buang air kecil dan kadang disuria. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan vulva dan vagina yang eritem, edema, terdapat fisura dan discharge
Ulkus Mole atau yang sering disebut chancroid (chancre lunak) ,disebabkan
oleh kuman batang gram negatif Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis berupa
ulkus pada tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening
regional. Infeksi pada wanita dimulai dengan lesi papula atau vesikopustuler pada
perineum, serviks atau vagina 3-5 hari setelah terpapar. Lesi berkembang selama
48-72 jam menjadi ulkus dengan tepi tidak rata berbentuk piring cawan yang sangat
lunak. Beberapa ulkus dapat berkembang menjadi satu kelompok. Discharge kental
menghancurkan frenulum17
disebabkan oleh HPV. Angka kejadian KA semakin lama makin bertambah bahkan
bentuk akuminata, keratotik dan papul. Diagnosis ditegakkan cukup dengan melihat
atau curiga keganasan. Pearly penile papules merupakan variasi normal dari glan
penis yang memiliki gambaran mirip KA. Penatalaksanaan dapat dilakukan oles
tinktura podofilin 25%. TCA 80%-90% dapat diberikan untuk ibu hamil. Bedah
eksisi, bedah listrik, bedah beku merupakan penatalaksanaan yang memberikan hasil
Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes
simplex virus atau herpes virus hominis. Keluhan biasanya didahului rasa terbakar
dan gatal didaerah lesi beberapa jam sebelum timbulnya lesi setelah lesi muncul
dapat disertai gejala seperti malaise, demam dan nyeri otot. Lesi yang timbul
berbentuk vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem. Vesikel mudah pecah dan
menimbulkan erosi multipel. Bila ada infeksi sekunder akan terjadi penyembuhan
Herpetik Primer17
kekebalan tubuh oleh infeksi Human Immunodefiency Virus (HIV) baik tipe 1
semen dan sekret vagina baik melalui hubungan seksual atau cara transmisi yang
lainnya. Penyakit IMS lainnya dapat meningkatkan risiko transmisi HIV pada
menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit
folikuler pada kelnjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri
dan sel-sel mikroglia otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya
mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel
limfosit itu sendiri. Gen tat yang terdapat dalam HIV dapat menyebabkan
AIDS.6,9.
Pada fase akut terjadi penurunan limfosit T yang dramatis dan kemudian
terjadi kenaikan limfosit T karena mulai terjadi respons imun. Jumlah limfosit T pada
fase ini masih di atas 500sel/mm3 dan kemudian akan mengalami penurunan setelah
6 minggu terinfeksi HIV. Setelah terinfeksi HIV akan muncul gejala klinis yaitu
demam, banyak berkeringat pada malam hari, kehilangan berat badan kurng dari 10
%, diare, lesi pada mukosa dan penyakit infeksi kulit berulang. Gejala-gejala ini
merupakan tanda awal munculya infeksi oportunistik.20
k e lainan kulit yang menyertainya, karena sebagian besar pasien HIV dan AIDS
lebih dari satu kelainan. Kelainan yang paling sering muncul adalah kandidiais oral.
hal yang penting dan menentukan terapi kelainan kulit. Demikian juga pemeriksaan