You are on page 1of 11

Model Pengembangan Pasar

Tradisional Menuju Pasar Sehat di Kota


Semarang
Heru Sulistyo
Budhi Cahyono
Fakultas Ekonmi Unissula Semarang
email: ricadona_6771@yahoo.com
budicahyono@yahoo.com

ABSTRACT

Global fenomena has condition a business activities must be manage more proffesional and
involve the stakeholders. The traditional market as a public service have many competitive
at the future, like mini market and modern market. This study was designed to investigate
possibility of traditional market management to be region company especially on market insti-
tution in Semarang municipality. The concept based on to revitalization of traditional market
management to be health market. The population on this study are the buyers, the sellers,
the communities, the assosiation of seller, and market coordinators. All of markets in Sema-
rang municipality as a object of study. The amount of markets are 47 units. The variables of
study are focus on organization and human resources management, stakeholders, law, and
benchmarking. The study use descriptive approach with quantitative and qualitative analysis.
The result show that organization structure and human resources capability of market institu-
tion in Semarang municipality is not relevan with current condition. The organizational cannot
create and support the competitiveness in industrial markets. Capability of human resources
in market institution is not relevant for answer the era competitiveness. The recommendation
of the study focus on reorganization of market institution and increase capability of human
resources management to increase market institution competitiveness.

Keywords : Organization and Management, Regulations, Benchmarking, Traditional Market.

PENDAHULUAN ini mencapai 26,3 persen, disisi lain jumlah


Makin maraknya perkembangan pa- toko tradisional mengalami penurunan se-
sar modern seperti minimarket, supermar- banyak 8,1 persen per tahun.
ket dan hipermarket akhir – akhir ini telah Penelitian yang dilakukan Indias-
menggeser per��������������������������
an pasar tradisional. May- tuti (2006) tentang respon konsumen ter-
oritas masyarakat saat ini telah memenu- hadap persaingan pasar tradisional dan
hi kebutuhan rumah tangganya dari pasar pasar modern, studi empiris di Kota Band-
modern, terutama masyarakat perkotaan. ung menunjukkan bahwa konsumen masih
Meski harganya sedikit mahal, namun kua- meyakini dapat memilih tingkat harga yang
litas barang lebih baik. Bahkan untuk be- dibeli untuk komoditas yang dipilih dengan
berapa jenis barang, harganya lebih murah alternatif memilih apakah berbelanja di
daripada pasar tradisional. Saat ini pasar pasar tradisional atau pasar modern. Hal
modern seperti swalayan sudah sangat ini mengindikasikan bahwa masih adanya
mudah dijangkau oleh masyarakat kelas peluang keberlanjutan pasar tradisional
bawah. Akhir-akhir ini minimarket juga telah asalkan pedagang mampu menyikapi pe-
merambah ke kompleks – kompleks perum- rubahan perilaku konsumen perkotaan.
ahan dan perkampungan. Praktek persaingan antar kedua jenis pasar
Berdasarkan riset yang dilakukan diharapkan akan berdampak terhadap pen-
AC Nielsen (2003), jumlah konsumen yang ingkatan efisiensi pada distribusi dan kon-
membelanjakan uangnya di pasar modern sumsi. Implikasinya bahwa pedagang di
kian meningkat. Pangsa pasar modern saat

516 EKOBIS Vol.11, No.2, Juli 2010 : 516 - 526


masing-masing pasar masih bisa mengam- penunjang yang mampu mendukung ke-
bil keuntungan sehingga tetap eksis asal- berlangsungan aktivitas perdagangan pa-
kan mengaplikasikan strategi berbasiskan sar, yang hal ini merupakan pertimbangan
cara penetapan harga, diferensiasi ko- agar wadah tersebut dapat dipergunakan
moditas, mutu, pengemasan, dan sistem senyaman mungkin bagi pemakainya.
pelayanan. Pasar tradisional biasanya terdiri dari
Berdasarkan persoalan tersebut dia- kios–kios yang dibuka oleh penjual dan
tas, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebanyakan menjual kebutuhan sehari-
peraturan presiden nomor 112 tahun 2007 hari seperti bahan-bahan makanan berupa
tentang penataan dan pembinaan pasar ikan, sayur-sayuran, telur, daging dan lain-
tradisional, pusat perbelanjaan dan toko lain. Fungsi dan peranan pasar tradisional
modern sebagai respon terhadap makin dalam memperdagangkan bahan makanan
berkembangnya usaha perdagangan ecer- di kota kecil atau daerah sangat besar. Ba-
an dalam skala kecil menengah usaha nyak pemerintah kota dan kabupaten be-
eceran modern dalam skala besar. Pasar rusaha mempertahankan eksistensi pasar
tradisional perlu diberdayakan agar dapat tradisional melalui upaya revitalisasi dan
tumbuh dan berkembang serasi, saling renovasi pasar. Menurut survei yang dila-
memerlukan serta saling menguntungkan. kukan Indiastuti (2006), sebagain besar pa-
Pasar tradisional merupakan pasar yang sar tradisional, pedagang atau pemilik toko
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pe- umumnya mengeluhkan terjadinya penuru-
merintah Daerah, Swasta, Badan usaha Mi- nan omzet penjualan walaupun bangunan
lik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, telah direnovasi menjadi cukup menarik.
termasuk kerjasama dengan swasta dengan Penentuan harga di pasar tradisional seja-
tempat usaha berupa toko, kios, los. Hal ini lan dengan bekerjanya prinsip price taker
terkait dengan upaya mengelola pasar- di pasar persaingan sempurna. Semakin
pasar tradisional agar dapat berkembang banyak jumlah pedagang yang menjual ba-
serta memiliki daya saing yang tinggi dalam rang sejenis maka harga yang ditawarkan
menghadapi pasar modern. Permasalahan semakin bersaing.
yang dihadapi saat ini adalah bagaimana Namun demikian terdapat beberapa
mengembangkan pasar tradisional menjadi kelemahan kegiatan perdagangan di pasar
pasar yang sehat, bersih, dikelola secara tradisional, yaitu lambatnya menyesuaian
profesional seperti pasar modern karena pada perubahan gaya hidup konsumen
selama ini pengelolaan pasar di kota Se- perkotaan, dimana sebagian pembeli wa-
marang, karen amasih lemah, khususnya nita telah mengalami perubahan perilaku
profesionalitas manajemen serta terbatas- berupa ketidaksukaan melakukan kegiatan
nya dana APBD untuk menunjang pemeli- tawar menawar harga. Kondisi ini berbeda
haraan pasar tradisional. Tujuan dari studi dengan kegiatan perdagangan di pasar
ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi modern. Konsep profesionalisme dan kua-
fisi pasar maupun manajemen pengelola- litas pelayanan adalah yang dikedepankan
an pasar, menentukan pasar yang layak oleh manajemen bisnis ritel untuk menarik
mendapat prioritas untuk dikembangkan konsumen sebanyak-banyaknya. Karena
serta kajian menuju pembentukan Perusda itu, desain tata bangunan sejak awal telah
pasar di kota Semarang. mempertimbangankan keterpaduan dan
kenyamanan; dengan penyediaan lahan
KAJIAN PUSTAKA parkir, ruangan yang nyaman, kemudahan
Pasar Tradisional akses dengan transportasi umum, pemila-
Dari definisi-definisi tersebut dapat han jenis barang, dan pelayanan dari pra-
disimpulkan bahwa pasar adalah salah muniaga yang sangat memanjakan konsu-
satu fasilitas kota yang berupa wadah un- men. Konsep tersebut berbeda bila kita ban-
tukmenampung orang (penjual, pembeli dingkan dengan manajemen pengelolaan
dan pengelola) dimana barang dagangan- pasar tradisional. Jujur harus diakui bahwa
nya sebagian besar merupakan kebutuhan manajemen pasar tradisional tidak berori-
sehari-hari. Oleh karena itu, dalam aktivi- entasi pada pelayanan, tetapi lebih menge-
tasnya diperlukan adanya fasilitas-fasilias depankan pendapatan. Karena itu, kondisi

Model Pengembangan ………. (Heru Sulistyo & Budhi Cahyono) 517


bangunan dan kenyamanan pembeli sering gunakan sebagai unit of analysis, artinya
terabaikan. Itu bisa dibuktikan dengan ke- semua pasar akan menjadi obyek peneli-
bersihan pasar yang kurang terjaga, kon- tian.
disi bangunan yang perlu perbaikan serta Adapun yang dijadikan responden
penataan ruang pasar yang kurang repre- dalam penelitian ini antara lain: pedagang
sentatif dan akomodatif. Maka, yang terjadi pasar berjumlah 94 orang pedagang, pem-
citra masyarakat terhadap pasar tradisional beli berjumlah 100 orang, koordinator pasar
adalah identik dengan kondisi yang kumuh berjumlah 47 orang, koordinator pedagang
dan jorok. Kondisi yang demikian tentu berjumlah 47 orang, pengelola pasar ber-
akan menimbulkan ketidaknyamanan para jumlah 5 orang dan m���������������������
asyarakat sekitar pa-
pembeli. Belum lagi dengan pelayanan dari sar berjumlah 100 orang.
para pedagang; yang sering memanipulasi
terhadap kualitas dan kuantitas barang. Metode Analisis
Namun demikian, bagi konsumen yang ma- Analisis yang digunakan dalam pe-
sih setia untuk berbelanja di pasar tradisio- nelitian ini adalah analisis deskriptif untuk
nal, daya tarik pasar tradisional dibanding mengkaji tanggapan responden tentang
pasar modern adalah harga yang lebih mu- kondisi pasar serta menentukan pasar yang
rah, harga bisa ditawar, lokasi biasanya de- diprioritaskan untuk direvitalisasi dan siap
kat dengan tempat tinggal, banyak pilihan untuk diperusdakan. Penentuan didasarkan
makanan dan produk segar serta menyedi- pada variabel jumlah pendapatan pasar
akan segala yang diperlukan konsumen. yang terdiri dari 5 interval, dari kurang dari
100 juta hingga lebih dari 400 juta (bobot
Kebutuhan Data
Data yang Diperlukan Sumber Data
Literatur tentang pasar tradisional, Jurnal, majalah ilmiah dan teks book, Dinas Pasar
pasar sehat, pengelolaan pasar. Kota Semarang
Organisasi/SDM a. Dinas Pasar
Kajian hukum, b. UU, Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah,
Peraturan daerah.
Kajian stakeholders c. Pedagang, pembeli, asosiasi pedagang,
pengelolan pasar, koordinator wilayah
Benchmarking d. PD Pasar Jaya & PD Pasar Surya

METODE PENELITIAN 40%), jumlah pedagang yang terdiri dari 5


Penelitian ini menggunakan pende- interval , dari kurang 200 pedagang hingga
katan deskriptif analitis, dengan memfo- diatas 800 (bobot 25%), luas pasar yang
kuskan pada kajian-kajian tentang yang terdiri dari 5 interval,dengan luas kurang
komprehensif dalam upaya mengembang- dari 1500m2 hingga diatas 6000 m2 (bo-
kan pasar tradisional menjadi pasar sehat. bot 20%) serta lokasi pasar dan potensi
Berbagai kajian difokuskan pada empat va- pengembangan yang terdiri dari 5 interval
riabel, yaitu variabel kajian organisasi dan , dari sangat strategis hingga tidak strate-
SDM, variabel kajian hukum, variabel kajian gis (bobot 15%). Masing-masing diinterval
stakeholders, dan variabel benchmarking. diberi skor 10 hingga 50. Selanjutnya hasil
skor masing-masing pasar dikategorikan
Populasi dan Sampel kedalam 3 interval yaitu rendah, sedang,
Populasi dalam penelitian ini ada- tinggi. Gabungan dari skor penilaian kri-
lah seluruh pasar yang dikelola oleh Dinas teria pasar selanjutnya juga dikategorikan
Pasar Kota Semarang yang berjumlah 47 kedalam 3 interval, yaitu prioritas tinggi (38
pasar (Dinas Pasar, 2008). Wilayah I Jo- – 51), prioritas sedang (24 – 37) dan priori-
har ada 6 pasar, Wilayah II Karimata ada 6 tas rendah (10 – 23).
pasar, Wilayah III Bulu ada 7 pasar,
Wilayah IV Karangayu ada 8 pasar, Wilayah HASIL DAN PEMBAHASAN
V Peterongan ada 10 pasar,Wilayah VI Mri- Kajian Stakeholder
can ada 10 pasar. Kajian stakeholders dimaksudkan un-
Dalam penelitian ini semua pasar di- tuk menganalisis data-data penelitian yang

518 EKOBIS Vol.11, No.2, Juli 2010 : 516 - 526


bersumber dari pedagang, pembeli, tokoh Jrakah, Bulu, Karimata, Wonodri, Karang-
masyarakat, pengurus asosiasi pedagang, ayu, langgar dan pedurungan tergolong cu-
dan koordinator pedagang. Deskripsi kup baik menurut persepsi responden. Se-
rata-rata jawaban responden terhadap kon- mentara hanya sedikit responden menyata-
disi pasar di kota Semarang ditunjukkan kan kondisi penanganan sampah tidak baik
pada tabel 4 berikut ini:t (3,2%). Kondisi penanganan sampah yang
Berdasarkan tabel 1, tanggapan cukup baik menurut pedagang disebabkan
pedagang hasilnya menunjukkan bahwa setiap pasar memiliki tempat pembuangan
persepsi pedagang terhadap kondisi ke- sampah. Pasar Karimata memiliki satu kon-
bersihan pasar secara umum menyatakan tainer / bak dengan frekuensi pengambilan
Tabel 1
Nilai Mean Jawaban Stakeholders Pasar
Variabel Responden
Pedagang Pembeli Masyarakat Koordinator Asosiasi
Pasar Pedagang
Kebersihan pasar 2,47 2,93 2,64 2,53 2,83
Kenyamanan 3,99 2,65 2,25 2,64 2,87
Penanganan 2,28 2,58 2,43 2,51 2,60
sampah
Saluran air 2,86 2,74 2,81 2,79 2,98
Keamanan 2,11 2,15 2,14 2,38 2,57
Ketersediaan 2,50 2,29 2,28 2,45 2,70
barang
Penataan parkir 2,37 2,57 2,57 2,60 2,96
Penerangan pasar 2,43 2,57 2,47 2,81 2,91
Pungutan liar 3,47 3,81 3,56 2 2,98
Sumber: Data primer diolah (2008)

pasar cukup bersih yang ditunjukkan oleh sampak sebanyak dua kali, Pasar Langgar
besarnya mean sebesar 2,47. Pasar Jat- memiliki satu kontainer dengan ukuran 37,5
ingaleh, Banyumanik, Jrakah, bulu, Ka- m2, Pasar Rejomulyo memiliki 3 kontainer
rimata, Wonodri, Karangayu, langgar dan / bak. Pasar Jatingaleh memiliki 2 jumlah
pedurungan tergolong cukup bersih menu- bak sampah, Pasar Peterongan memiliki
rut mayoritas persepsi responden. Tingkat 3 jumlah bak dengan frekuensi pengam-
kebersihan ini didukung dengan adanya bilan sampah 3 kali sehari. Pasar Wono-
tempat pembuangan sampah (jumlah kon- dri memiliki 2 jumlah bak dengan dua kali
tainer) serta adanya petugas kebersihan. pengambilan sampah. Pasar Pedurungan
Persepsi pedagang terhadap kondisi ke- memiliki 1 bak dan 1 depo dengan frekue-
nyamanan pasar secara umum menyata- nsi pengambilan sampah satu kali sehari.
kan pasar cukup nyaman yang ditunjukkan Pasar Bulu memiliki 4 buah jumlah bak dan
oleh besarnya mean sebesar 3,99. Pasar depo 1 buah dengan frekuensi pengam-
Jatingaleh, Banyumanik, Jrakah, Karimata, bilan sampah satu kali per hari. Demikian
Rejomulyo, Wonodri, Karangayu, Peteron- juga pasar-pasar lain juga dilengkapi den-
gan langgar dan pedurungan tergolong cu- gan bak sampah. Dengan demikian dapat
kup nyaman menurut persepsi responden. disimpulkan kondisi penanganan sampah
Kenyamanan ini didukung dengan keterse- cukup baik menurut pedagang karena ket-
diaan kios, los, dasaran terbuka, pancaan ersediaan bak sampak yang memadai serta
yang memadai serta ketersediaan fasilitas frekuensi pengambilan sampah yang rutin
umum yang memadai seperti MCK, parkir, tiap hari.
tempat pembuangan sampah. Persepsi Berdasarkan Tabel 4, persepsi peda-
pedagang terhadap kondisi penanganan gang terhadap kondisi saluran air di pasar
sampah dipasar secara umum menyatakan secara umum menyatakan cukup baik yang
pasar cukup baik yang ditunjukkan oleh be- ditunjukkan oleh besarnya rata-rata jawa-
sarnya rata-rata jawaban responden sebe- ban responden sebesar 2,86. Hal ini meng-
sar 2,28. indikasikan bahwa kondisi saluran air di
Pasar Jatingaleh, Banyumanik, masing-masing pasar cukup baik, namun

Model Pengembangan ………. (Heru Sulistyo & Budhi Cahyono) 519


demikian persepsi responden yang men- pedagang terhadap adanya pungutan tidak
jawab bahwa kondisi saluran air dipasar resmi di pasar secara umum mayoritas me-
tidak baik cukup besar, yaitu 36,2%. Melihat nyatakan tidak pernah ada pungutan tidak
distribusi jawaban responden, maka dapat resmi yang ditunjukkan oleh besarnya rata-
disimpulkan meskipun rata-rata saluran air rata jawaban responden sebesar 3,47. Hal
di seluruh pasar cukup baik, namun may- ini mengindikasikan bahwa masing-masing
oritas pasar dinilai kurang baik dalam men- pasar jarang adanya pungutan tidak resmi.
gelola saluran air, khususnya pasar Jatin- Namun demikian berdasarkan jawaban re-
galeh, Rejomulyo dan Peterongan. Persep- sponden tiap pasar, ternyata beberapa re-
si pedagang terhadap kondisi keamanan sponden mengungkapkan masih adanya
pasar secara umum menyatakan pasar (meskipun kadang-kadang) pungutan tidak
dalam kondisi aman yang ditunjukkan oleh resmi. Beberapa pasar yang masih terdap-
besarnya rata-rata jawaban responden at pungutan tidak resmi cukup tinggi antara
sebesar 2,11. Hal ini mengindikasikan bah- lain; pasar Jatingaleh, pasar Bulu, pasar
wa rata-rata kondisi keamanan di seluruh Rejomulyo, dan pasar Wonodri.
pasar baik, artinya cukup memberikan rasa
aman bagi para pedagang dalam berjualan Tanggapan Pembeli Pasar
tanpa adanya gangguan. Keamanan di sini Frekuensi pembeli berkunjung ke
terkait dengan keberadaan preman dalam pasar secara umum cukup sering yang di-
menganggu aktivitas pedagang seperti tunjukkan oleh besarnya rata-rata jawaban
melakukan pemerasan kepada pedagang. responden sebesar 2,23. Hal ini meng-
Persepsi pedagang terhadap ketersediaan indikasikan bahwa responden yang berbe-
barang dagangan di pasar secara umum lanja pada masing-masing pasar masih loy-
menyatakan lengkap yang ditunjukkan al, meskipun supermarket modern banyak
oleh besarnya mean sebesar 2,50. Hal berdiri di sekitar tempat tinggal responden.
ini mengindikasikan bahwa secara umum Hanya beberapa responden (pembeli) yang
ketersediaan barang dagangan di masing- jarang berbelanja di pasar Karimata dan
masing pasar lengkap. Persepsi pedagang Karangayu. Dapat disimpulkan keberadaan
terhadap kondisi penataan parkir secara pasar tradisional masih menarik konsumen
umum menyatakan rapi yang ditunjukkan untuk berbelanja.
oleh besarnya rata-rata jawaban responden Berdasarkan Tabel 4, persepsi pem-
sebesar 2,37. Hal ini mengindikasikan bah- beli terhadap kondisi kebersihan tiap pasar
wa secara umum kondisi parkir di masing- menunjukkan bahwa rata-rata menyata-
masing pasar cukup rapi. Beberapa pasar kan cukup bersih. Nilai rata-rata jawaban
masih kurang rapi dalam hal parkir menurut responden sebesar 2,93 dengan standar
responden yaitu pasar Jatingaleh, pasar deviasi 0,63. Beberapa pasar yang dinilai
Banyumanik, pasar Karangayu dan Pedu- kondisinya belum bersih antara lain pasar
rungan. Pasar Jatingaleh hanya memiliki Jatingaleh, Jrakah, Wonodri dan Peteron-
lahan parkir 675 m2, sementara letak pasar gan. Persepsi pembeli terhadap kondisi ke-
Jatingaleh berada pada jalur yang sangat nyamanan tiap pasar menunjukkan bahwa
padat, sehingga sangat sulit menata parkir rata-rata menyatakan cukup aman. Nilai
kendaraan pedagang maupun pembeli. rata-rata jawaban responden sebesar 2,65
Demikian halnya dengan pasar Pe- Beberapa pasar yang dinilai pembeli masih
durungan keterbatasan lahan parkir yang kurang aman yaitu pasar Peterongan. Se-
luasnya hanya 102,5m2, menjadikan daya mentara itu persepsi pembeli terhadap kon-
tampung kendaraan pembeli tidak cukup disi penanganan sampah di pasar menun-
dan banyak yang menggunakan badan jalan jukkan bahwa rata-rata menyatakan baik.
untuk parkir. Persepsi pedagang terhadap Beberapa pasar yang dinilai pembeli masih
kondisi sistem penerangan di pasar secara kurang dalam penanganan sampah antara
umum menyatakan baik yang ditunjukkan lain pasar Wonodri, pasar Peterongan dan
oleh besarnya rata-rata jawaban respon- Pasar langgar.
den sebesar 2,43. Hal ini mengindikasikan Pada Tabel 4, persepsi pembeli ter-
bahwa sistem penerangan telah tersedia hadap kondisi saluran air di pasar menun-
dengan baik di tiap-tiap pasar. Persepsi jukkan bahwa rata-rata menyatakan baik.

520 EKOBIS Vol.11, No.2, Juli 2010 : 516 - 526


Nilai rata-rata jawaban responden sebesar dalam kondisi tidak bersih antara lain pasar
2,74. Beberapa pasar yang dinilai pembeli jatingaleh, pasar Jrakah, pasar Rejomulyo,
masih kurang dalam penanganan salu- pasar Wonodri, pasar karangayu dan pasar
ran air antara lain pasar Jatingaleh, pasar Peterongan. Persepsi masyarakat seki-
Jrakah, pasar Wonodri dan pasar Peter- tar pasar akan kondisi kenyamanan pasar
ongan. Persepsi pembeli terhadap kondisi menunjukkan bahwa rata-rata menyatakan
keamanan di pasar menunjukkan bahwa nyaman. Nilai rata-rata jawaban responden
rata-rata menyatakan baik. Nilai rata-rata sebesar 2,25. Hal ini mengindikasikan bah-
jawaban responden sebesar 2,15. Hal ini wa masyarakat di sekitar pasar meman-
mengindikasikan bahwa pembeli merasa dang masing-masing pasar masih dalam
aman untuk berbelanja di pasar-pasar tra- kondisi yang nyaman. Persepsi masyarakat
disional. Selama ini pasar tradisional dinilai sekitar pasar akan penanganan sampah
kurang aman bagi pembeli untuk berbe- di pasar menunjukkan bahwa rata-rata
lanja, terutama adanya copet dan preman. menyatakan baik. Nilai rata-rata jawaban
Persepsi pembeli terhadap ketersediaan responden sebesar 2,43. Hal ini meng-
barang atau kelengkapan barang di pasar indikasikan bahwa masyarakat di sekitar
menunjukkan bahwa rata-rata menyatakan pasar memandang masing-masing pasar
lengkap. Nilai rata-rata jawaban respon- mampu mengelola sampah dengan baik.
den sebesar 2,29. Hal ini mengindikasikan Persepsi masyarakat sekitar pasar akan
bahwa pembeli merasa aman untuk berbe- penanganan saluran air di pasar menunjuk-
lanja di pasar-pasar tradisional. Keunggu- kan bahwa rata-rata menyatakan baik. Nilai
lan dari pasar tradisional terutama adalah rata-rata jawaban responden sebesar 2,81.
kelengkapan barang yang dibutuhkan oleh Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat
pembeli. Persepsi pembeli terhadap kon- di sekitar pasar memandang masing-mas-
disi penataan parkir di pasar menunjukkan ing pasar mampu mengelola saluran air
bahwa rata-rata menyatakan cukup rapi. dengan baik.
Nilai rata-rata jawaban responden sebe- Selanjutnya berdasarkan tabel 1,
sar 2,57. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi masyarakat sekitar pasar akan
pembeli merasa lahan parkir yang tersedia kondisi keamanan di pasar menunjukkan
masih memadai untuk menampung kend- bahwa rata-rata menyatakan baik. Nilai rata-
araan. Persepsi pembeli terhadap kondisi rata jawaban responden sebesar 2,14. Hal
sistem penerangan pasar menunjukkan ini mengindikasikan bahwa masyarakat di
bahwa rata-rata menyatakan cukup baik., sekitar pasar memandang kondisi keaman-
Nilai rata-rata jawaban responden sebe- an masing-masing pasar baik dan terkend-
sar 2,57. Hal ini mengindikasikan bahwa ali. Persepsi masyarakat sekitar pasar akan
pembeli merasa kondisi penerangan yang kelengkapan dan ketersediaan barang di
ada di tiap pasar masih memadai. Persepsi pasar menunjukkan bahwa rata-rata me-
pembeli terhadap pungutan tidak resmi di nyatakan lengkap. Nilai rata-rata jawaban
pasar menunjukkan bahwa rata-rata me- responden sebesar 2,28. Hal ini meng-
nyatakantidak pernah ada pungutan tidak indikasikan bahwa masyarakat di sekitar
resmi. Nilai rata-rata jawaban responden pasar memandang masing-masing pasar
sebesar 3.81. Hal ini mengindikasikan bah- menjual barang-barang yang cukup leng-
wa pembeli sama sekali tidak pernah meli- kap dalam memenuhi kebutuhan pembeli.
hat adanya pungutan tidak resmi. Persepsi masyarakat sekitar pasar akan
kondisi penataan parkir di pasar menunjuk-
Anggapan Masyarakat kan bahwa rata-rata menyatakan rapi. Nilai
Persepsi masyarakat sekitar pasar rata-rata jawaban responden sebesar 2,57.
akan kebersihan pasar menunjukkan bah- Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat
wa rata-rata menyatakan cukup bersih. Nilai di sekitar pasar memandang penataan
rata-rata jawaban responden sebesar 2,64. parkir cukup rapi. Namun demikian sebagai
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat responden menyatakan bahwa penataan
di sekitar pasar memandang kebersihan parkir masih kurang rapi, diantaranya pasar
tiap pasar masih baik, meskipun masih ter- Jrakah, pasar Bulu, pasar Karimata, pasar
dapat responden yang menyatakan pasar Wonodri, pasar karang ayu, pasar Peteron-

Model Pengembangan ………. (Heru Sulistyo & Budhi Cahyono) 521


gan, pasar Langgar dan pasar Pedurungan. saluran air baik sebesar 21,3% semen-
Persepsi masyarakat sekitar pasar akan tara yang menyatakan kondisi saluran air
sistem penerangan di pasar menunjukkan cukup baik sebanyak 78,7%. Tanggapan
bahwa rata-rata menyatakan baik. Nilai responden ini mengindikasikan bahwa
rata-rata jawaban responden sebesar 2,47. sebagian besar pasar di Kota Semarang
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat masih perlu ditingkatkan tentang penan-
di sekitar pasar memandang sistem pen- gangan kondisi saluran air atau drainase-
erangan pada masing-masing pasar su- nya. Persepsi responden terhadap kondisi
dah cukup memadai. Persepsi masyarakat keamanan pasar-pasar di Kota Semarang
sekitar pasar akan pungutan tidak resmi di dapat disimpulkan bahwa responden yang
pasar menunjukkan bahwa rata-rata me- mempersepsikan pasar sangat baik dalam
nyatakan tidak pernah ada pungutan tidak keamanan mencapai 40,4%. Sementara itu
resmi. Nilai rata-rata jawaban responden kondisi pasar yang dianggap cukup aman
sebesar 3,56. Hal ini mengindikasikan bah- mencapai 18%. Tanggapan responden ini
wa masyarakat di sekitar pasar meman- mengindikasikan bahwa sebagian besar
dang bahwa sistem pungutan tidak resmi di pasar di Kota Semarang dipersepsikan
masing-masing pasar tidak ada. sangat aman dan aman, walaupun masih
terdapat beberapa pasar yang keamanan-
Tanggapan Koordinator Pasar nya perlu ditingkatkan.
Berdasarkan pada Tabel 4, tentang Berdasarkan pada Tabel 1, tentang
persepsi responden terhadap kondisi keber- persepsi responden terhadap kondisi ket-
sihan pasar-pasar di Kota Semarang dapat ersediaan barang dagangan di pasar-pasar
disimpulkan bahwa responden yang mem- di Kota Semarang dapat disimpulkan bah-
persepsikan pasar cukup bersih sebanyak. wa responden yang mempersepsikan pasar
Tanggapan responden ini mengindikasikan menyediakan barang dagangan lengkap
bahwa sebagian besar pasar di Kota Se- mencapai lebih dari 50%. Artinya bahwa di
marang masih perlu ditingkatkan kondisi pasar tradisional menurut responsen sudah
kebersihan pasarnya. Persepsi responden menyediakan barang-barang dagangan
terhadap kondisi kenyamanan pasar-pasar dan kebutuhan sehari-hari yang lengkap.
di Kota Semarang dapat disimpulkan bah- Persepsi responden terhadap kondisi pena-
wa responden yang mempersepsikan pasar taan parkir pasar-pasar di Kota Semarang
cukup nyaman sebanyak 66% menya- dapat disimpulkan bahwa responden yang
takan cukup nyaman. Sementara persepsi mempersepsikan kondisi parkir di pasar
responden yang menyatakan nyaman se- rapi sebanyak 42,6%, sementara yang
banyak 31,9%. Tanggapan responden ini menyatakan cukup rapi sebanyak 55,3%.
mengindikasikan bahwa sebagian besar Tanggapan responden ini mengindikasi-
pasar di Kota Semarang masih perlu diting- kan bahwa masih perlu diperbaiki kondisi
katkan kondisi kenyamanannya, waluupun penataan parkir di beberapa pasar (Jrakah,
secara umum dapat dikatakan nyaman. Karimata, Rejomulyo, Peterongan, Langgar
Persepsi responden terhadap kondisi pen- dan Pedurungan). Persepsi responden ter-
anganan sampah pasar-pasar di Kota Se- hadap kondisi penerangan pasar-pasar di
marang dapat disimpulkan bahwa respon- Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa
den yang mempersepsikan pasar baik da- responden yang mempersepsikan pasar
lam penanganan sampah sebanyak 34%. cukup baik sebanyak 76,6%. Tanggapan
Kenyataan ini mengindikasikan bahwa da- responden ini mengindikasikan bahwa
lam masalah penanganan sampah pasar di sebagian besar pasar di Kota Semarang
kota Semarang baik, walaupun masih ada masih perlu ditingkatkan kondisi peneran-
penanganan sampah yang kurang baik, gan pasar. Persepsi responden terhadap
yaitu di Pasar Pedurungan. Sementara kondisi adanya pungutan tidak resmi di
yang menyatakan sangat baik sebanyak pasar-pasar di Kota Semarang dapat dis-
8,5%. Persepsi responden terhadap kondi- impulkan bahwa responden dalam hal ini
si saluran air atau drainase pasar-pasar di koordinator pasar, mempersepsikan tidak
Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa pernah terjadi pungutan tidak resmi seban-
responden yang mempersepsikan kondisi yak 100%. Tanggapan responden/koordi-

522 EKOBIS Vol.11, No.2, Juli 2010 : 516 - 526


nator pasar ini mengindikasikan bahwa se- kondisi keamanan sebagian besar pasar di
bagian besar pasar di Kota Semarang tidak Kota Semarang dipersepsikan baik.
terjadi pungutan tidak resmi kepada para Berdasarkan pada Tabel 4, tentang
pedagang di pasar. persepsi responden terhadap kondisi ket-
ersediaan barang-barang dagangan di
Tanggapan Pengurus Asosiasi Peda- pasar-pasar Kota Semarang dapat dis-
gang impulkan bahwa responden yang mem-
Berdasarkan pada Tabel 4, tentang persepsikan ketersediaan barang-ba-
persepsi responden terhadap kondisi ke- rang dagangan tersedia dengan lengkap
bersihan pasar-pasar di Kota Semarang (31,9%). Sementara yang menyatakan
dapat disimpulkan bahwa responden/ketua ketersediaan barang-barang di pasar cu-
asosiasi pasar yang mempersepsikan pasar kup lengkap sebanyak 46,8%. Tanggapan
cukup bersih sebanyak 66%. Sementara responden ini mengindikasikan bahwa se-
responden yang menyatakan kondisi pasar bagian besar pasar di Kota Semarang telah
dianggap bersih sebesar 19,1%. Tangga- menyediakan barang-barang kebutuhan
pan responden ini mengindikasikan bahwa konsumen secara lengkap. Persepsi re-
sebagian besar pasar di Kota Semarang sponden terhadap kondisi penataan parkir
terkait dengan kondisi kebersihan pasar di lingkungan pasar-pasar di Kota Sema-
masih perlu ditingkatkan. Persepsi respon- rang dapat disimpulkan bahwa responden
den terhadap kondisi kenyamanan pasar- yang mempersepsikan penataan parkir rapi
pasar di Kota Semarang dapat disimpulkan sebanyak 27,7%, sementara yang menya-
bahwa responden yang mempersepsikan takan cukup rapi sebanyak 48,9%. Tangga-
pasar nyaman sebanyak 21,3% dan kon- pan responden ini mengindikasikan bahwa
disi pasar cukup nyaman sebanyak 63,8%. sebenarnya penanganan perparkiran di
Tanggapan responden ini mengindikasikan lingkungan pasar sudah rapi, walaupun
bahwa sebagian besar pasar di Kota Se- masih ada beberapa pasar yang perlu
marang masih perlu ditingkatkan kondisi diperbaiki dalam sistem penanganan per-
kenyamanannya pasarnya. Persepsi re- parkirannya. Persepsi responden terhadap
sponden/pengurus asosiasi pedagang ter- kondisi sistem penerangan pasar-pasar di
hadap kondisi penanganan sampah pasar- Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa
pasar di Kota Semarang dapat disimpulkan responden yang mempersepsikan kondisi
bahwa responden yang mempersepsikan penerangan pasar baik sebanyak 12,8%,
pasar baik sebanyak 46,8%. Sementara sementara yang menyatakan cukup baik
yang menyatakan cukup baik sebanyak sebanyak 83%. Tanggapan responden ini
46,8%. Tanggapan responden ini meng- mengindikasikan bahwa kondisi peneran-
indikasikan bahwa sebagian besar pasar gan pasar di Kota Semarang baik, walau-
di Kota Semarang masih perlu ditingkat- pun masih ada beberapa pasar yang perlu
kan kaitannya dengan kondisi penanganan mendapatkan perhatian. Persepsi respon-
sampah. Persepsi responden terhadap kon- den terhadap kondisi adanya pungutan
disi penanganan saluran air pasar-pasar di tidak resmi di pasar-pasar di Kota Sema-
Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa rang dapat disimpulkan bahwa responden
responden yang mempersepsikan pen- dalam hal ini pengurus asosiasi pasar,
anganan saluran air tidak baik sebanyak mempersepsikan tidak pernah terjadi pun-
19,1%, cukup baik 59,6%, dan baik 21,3%. gutan tidak resmi sebanyak 31,9%. Tang-
Tanggapan responden ini mengindikasikan gapan responden/pengurus asosiasi pasar
bahwa penanganan kondisi saluran air di ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
pasar-pasar kota Semarang masih perlu pasar di Kota Semarang tidak terjadi pung-
ditingkatkan. Persepsi responden terhadap utan tidak resmi kepada para pedagang di
kondisi keamanan pasar-pasar di Kota Se- pasar.
marang dapat disimpulkan bahwa respon-
den yang mempersepsikan kondisi keaman- Kajian Pasar-pasar yang Diusulkan un-
an pasar baik sebanyak 40,4%. Sementara tuk Dikelola Perusda
yang cukup baik sebanyak 55,3%. Tangga- Berdasarkan analisis terhadap hasil
pan responden ini mengindikasikan bahwa perhitungan skor pendapatan pasar, luas

Model Pengembangan ………. (Heru Sulistyo & Budhi Cahyono) 523


pasar, jumlah pedagang dan lokasi serta dah untuk diperusdakan. Pasar-pasar yang
pengembangan pasar, maka masing-mas- masuk dalam kategori prioritas tinggi
ing skor dijumlahkan secara keseluruhan (high priority) untuk dikelola dibawah pe-
untuk masing-masing pasar. Pengelompo- rusda pasar antara lain pasar Gayamsari,
kan tersebut didasarkan pada perhitungan Peterongan, Karangayu, Bulu dan Rejo-
sebagai berikut: mulyo, Pasar wilayah I Johar yang ter-
Hasil perhitungan total skor masing- diri dari Pasar Johar Utara, Pasar Johar
masing pasar ditunjukkan pada tabel 5 ber- Tengah, Pasar Johar Selatan, Pasar Yaik
ikut ini: Baru,Pasar Yaik Permai, Pasar Kanjengan
SekorTertinggi − SkorTerendah 50 −10
= = 13,33  
3 3
Interval Kategori Pasar

Interval skor Kategori


€ 10 – 23 Prioritas rendah
24 – 37 Prioritas sedang
38 - 51 Prioritas tinggi

Berdasarkan perhitungan total skor, / Pungkuran juga termasuk pasar dengan


maka dapat ditentukan pasar-pasar yang kategori prioritas tinggi. Namun karena
memiliki prioritas tinggi, sedang dan ren- pasar Johar telah dikerjasamakan dengan
Tabel 5
Perhitungan Total Skor Pasar-Pasar Kota Semarang

Lokasi pasar
Cabang Pendapata Luas dan potensi Total
Dinas Nama Pasar n Pedagang pasar skor
pengemban
gan

Wilayah I 1. JoharUtara 20 12,5 10 7,5 50


Johar 2 Johar Tengah 20 12,5 8 7,5 48
3. Johar Selatan 16 10 8 7,5 41,5

4. SCJ. 4 - - 7,5 11,5

5. Yaik Baru 16 10 8 7,5 41,5


20 12,5 10 7,5 50
6. Yaik Permai
7. Pungkuran 12 12,5 10 7,5 42
Wilayah II 1. Karimata 8 5 4 6 23
Karimata 2. Langgar 8 5 4 6 23
3. Rejomulyo 20 12,5 10 7,5 50
4. Dargo 4 10 4 3 21
5. Waru Indah 4 2,5 2 3 11,5
6. Bubaan 4 7,5 2 4,5 18

Wilayah III 1. Bulu 16 12,5 10 7,5 46


Bulu 2. Randusari 4 2,5 2 4,5 13
3. Sampangan 4 7,5 2 6 19,5
4. Surtikanti 4 5 2 4,5 15,5
5. Tanah Mas 4 2,5 2 4,5 13

6. Purwogondo 4 2,5 2 4,5 13


7. Boomlama 4 5 2 4,5 15,5
Wilayah IV 1. Karangayu 20 12,5 10 7,5 50
Karangayu 2. Simongan 4 2,5 2 4,5 13
3. Manyaran 4 2,5 2 4,5 12
4. Ngaliyan 4 7,5 2 7,5 21
5. Jrakah 4 7,5 2 7,5 21
6. Mangkang 8 10 6 7,5 31,5
7. Mijen 4 5 2 4,5 15,5
8. Gunungpati 4 7,5 4 4,5 20
Sumber: Data primer yang diolah (2009)

524 EKOBIS Vol.11, No.2, Juli 2010 : 516 - 526


pihak ketiga, maka dalam analisis ini tidak merupakan faktor yang sangat penting da-
dimasukkan dalam kajian pasar-pasar yang lam meningkatkan daya saing pasa tradis-
siap diperusdakan. ional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pasar yang memiliki prioritas se- kondisi pasar tradisional baik dari aspek
dang (medium priority) antara lain pasar fisik maupun ketersediaan barang dagan-
pedurungan, Wonodri, Jatingaleh, mang- gan masih memerlukan perbaikan dan pen-
kang , sedangkan pasar yang lainnya ingkatan yang lebih baik. Eksistensi pasar
masuk dalam kategori prioritas rendah (low tradisional akan bertahan bila manajemen
priority). Tentunya kebijakan untuk memu- pengelolaan pasar dilakukan secara profe-
tuskan pasar-pasar yang perlu diperusda- sional. Manajemen yang profesional dapat
kan tidak hanya didasarkan pada indikator dilakukan apabila pengelolaan pasar dipi-
tersebut diatas. Beberapa hal yang perlu sahkan dengan dana APBD dan pengelo-
dipertimbangkan antara lain status aset laannya dipisahkan dari Dinas Pasar Kota
pasar, apakah sudah dikerjasamakan den- Semarang. Untuk itu diperlukan perusda
gan pihak ketiga atau belum. Apabila aset pasar yang akan mengelola pasar – pasar
pasar masih dibawah penguasaan Pemkot tradisional dengan manajemen modern.
Semarang, maka pengalihan aset akan mu- Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar-
dah dilakukan bila telah didirikan perusda pasar yang siap dan dapat dikembangkan
Pasar. Selain masalah kepemilikan aset. untuk dikelola dalam sebuah Perusahaan
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah daerah (Perusda Pasar antara lain, pasar
kesiapan SDM yang ada di tiap pasar ser- Gayamsari, Peterongan, Karangayu, Bulu
ta kesediaan para pedagang dan asosiasi dan Rejomulyo, Pasar wilayah I Johar yang
pedagang di tiap pasar untuk mendukung terdiri dari Pasar Johar Utara, Pasar Johar
pengelolaan pasar melalui perusda dalam Tengah, Pasar Johar Selatan, Pasar Yaik
rangka meningkatkan kinerja pasar yang Baru,Pasar Yaik Permai, Pasar Kanjengan
efisien, dan profesional. Sosialisasi kepa- / Pungkuran. Diharapkan langka selanjut-
da semua stakeholder di tiap pasar men- nya mempersiapkan instrumen pemben-
jadi faktor yang penting dalam mewujudkan tukan Perusda Pasar baik dari sisi Rap-
pengelolaan pasar yang profesional serta erda maupun pendirian kelembagaan dan
menghilangkan image, bahwa keberadaan manajemennya.Dengan direvitalisasi pasar
perusda pasar akan menggeser para peda- yang masuk prioritas tinggi dan dikelola
gang UKM, akibat harga kios yang semakin melalui badan yang otonom, maka daya sa-
mahal. ing pasar tradisional akan semakin mening-
katkat dan mampu bersaing dengan pasar
SIMPULAN DAN SARAN modern.
Pengembangan pasar tradisional

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan. (1998), “Pedagang Kecil di Jatinom : Studi Komunitas Tentang Tipe
dan Kehidupan Harian Pedagang di Pedesaan Jawa Tengah”, Pusat Penelitian
Kependudukan UGM, Yogyakarta.
Chiara, Joseph De Lee E., Koppelman. (1997), ”Standart Perencanaan Tapak”, Erlangga,
Jakarta.
Direktorat Tata Kota dan Tata Dasar Bekerjasama dengan Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan, (1979), ”Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota”, Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Mulyani, Wiwik Puji. (1996), “Pendapatan Pedagang Bahan Makanan di Pasar Beringharjo
Kotamadya Yogyakarta Pasca Renovasi (Kasus Lantai 2 dan 3)”, Skripsi Sarjana S1
Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.
Nurhanafiansyah (1984), “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki

Model Pengembangan ………. (Heru Sulistyo & Budhi Cahyono) 525


Lima yang Membuka Usaha Makanan dan Minuman pada Malam Hari di Jalur Utama
Utara Yogyakarta”, Skripsi Sarjana Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.
Perda Kota Semarang No 10 Tahun 2000 Tentang Pengaturan Pasar.
Perda Kota Semarang No 11 Tahun 2000 Tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang
Kaki Lima.
Perda Kotamadya Dati II Semarang No 1 Tahun 1999 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kotamadya Dati II Semarang Tahun 1995 – 2005.
Perda Kotamadya Dati II Semarang No 2 Tahun 1999 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kota ( RDTRK ) Kotamadya Dati II Ssemarang BWK I Tahun 1995 – 2005.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi ( Editor ). (1989),”Metode Peneliitian Survai”, LP3ES,
Jakarta.
Tim P3PK UGM. (1989), “Aspirasi Pedagang Pasar Beringharjo, Mengenai Renovasi dan
Pembentukan Koperasi Pedagang Pasar”, P3PK, Yogyakarta.

526 EKOBIS Vol.11, No.2, Juli 2010 : 516 - 526

You might also like