You are on page 1of 37

DIKTAT KIMIA DASAR

Disusun oleh:

Abdul Haris Subarjo, S.Si, M.Sc

Disusun Untuk

Jurusan Teknik Penerbangan

PROGRAM STUDI TEKNIK PENERBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO
September
2013
STOKIOMETRI

Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang ditandai dengan


berubahnya suatu zat menjadi zat lain, contoh pembakaran etanol.
Setelah diselidiki, etanol dan oksigen berubah menjadi karbon dioksida
dan uap air. Zat mula- mula disebut pereaksi dan zat yang terbentuk
disebut hasil reaksi. Dalam reaksi diatas, etanol dan oksigen adalah
pereaksi, sedangkan karbon dioksida dan air sebagai hasil reaksi.
Keterangan diatas belumlah cukup, karena tidak menggambarkan
hubungan antara pereaksi dengan hasil reaksi. Untuk itu perlu diketahui
unsur-unsur masing-masing serta perbandingan kuantitatifnya.

Bilangan kimia yang mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam suatu


senyawa atau reaksi disebut stokiometri (bahasa Yunani: stoicheon =
unsur; metrain = mengukur) dengan kata lain, stokiometri adalah
perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi. Dalam stokimetri terdapat hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda1. (buku besar)

Di awal kimia, aspek kuantitatif perubahan kimia, yakni stoikiometri


reaksi kimia, tidak mendapat banyak perhatian. Bahkan saat perhatian
telah diberikan, teknik dan alat percobaan tidak menghasilkan hasil yang
benar.

Salah satu contoh melibatkan teori flogiston. Flogistonis mencoba


menjelaskan fenomena pembakaran dengan istilah “zat dapat terbakar”.
Menurut para flogitonis, pembakaran adalah pelepasan zat dapat terbakar
(dari zat yang terbakar). Zat ini yang kemudian disebut ”flogiston”.

1
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman

1
Berdasarkan teori ini, mereka mendefinisikan pembakaran sebagai
pelepasan flogiston dari zat terbakar. Perubahan massa kayu bila terbakar
cocok dengan baik dengan teori ini. Namun, perubahan massa logam
ketika dikalsinasi tidak cocok dengan teori ini. Walaupun demikian
flogistonis menerima bahwa kedua proses tersebut pada dasarnya identik.
Peningkatan massa logam terkalsinasi adalah merupakan fakta.
Flogistonis berusaha menjelaskan anomali ini dengan menyatakan bahwa
flogiston bermassa negatif2.

Hukum kekekalan massa


Lavoiser mengemukakan pernyataan yang disebut hukum kekekalan
massa, yaitu:
pada reaksi kimia, massa zat pereaksi sama dengan massa zat hasil
reaksi3
Dengan kata lain dapat dinyatakan :
Materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan4
Para ahli meyakini hal ini sampai timbul masalah pada reaksi eksotermik
dan endotermik. Menurut einstein massa energi setara dengan energi,
yaitu E = mc2 artinya energi yang timbul mengakibatkan hilangnya
sejumlah massa. Sebaliknya energi yang diserap suatu peristiwa akan
disertai terciptanya sejumlah materi5.

Hukum perbandingan tetap


Hukum ini berasal dari percobaan Proust yang mempelajari unsur dan
senyawa. Pernyataan Proust6 yaitu:

2
Yashito Takeuchi. 2006. Buku Teks Online Pengantar Kimia (terjemahan). Iwanami Shoten, Publisher, Tokyo.
Jepang halaman 10
3
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 23
4
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 24
5
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 24
6
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 25

2
Pada suatu reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah
tertentu zat lain selalu tetap

Atau

Suatu senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama dengan


perbandingan massa yang tetap.

Soal:
6,6 g besi direaksikan dengan 4,2 g belerang menjadi 88 g besi belerang,
tentukan perbandingan kedua unsur dalam senyawa besi belerang!

Hukum penyatuan volume dan hukum Avogadro


a. Hukum penyatuan volume
Hukum ini berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Gay Lussac,
pernyataannya yaitu:
Volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia pada suhu dan
tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana7.
Namun Dalton keberatan dengan hukum Gay Lussac ini karena
bertentangan dengan teori atomnya.

b. Hukum Avogadro
Avogadro tertarik mempelajari sifat gas dan membuat hipotesis:
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama
mempunyai jumlah molekul yang sama8.
Hal ini merupakan jawaban atas keberatan Dalton mengenai hukum Gay
Lussac.

7
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 32
8
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 32

3
MASSA ATOM RELATIF
Menurut Dalton, massa atom adalah sifat utama unsur yang membedakan
suatu unsur dengan yang lain. Karena atom sangat ringan, maka tidak
dapat digunakan satuan g dan kg untuk massa atom, dan harus dicari
suatu atom sebagai massa standar. Perbandingan massa satu atom
dengan massa atom standar disebut massa atom relatif (Ar). Pada
mulanya dipilih hidrogen sebagai standar karena merupakan atom
teringan. Kemudian diganti dengan oksigen karena dapat bersenyawa
dengan hampir semua unsur lain. Jika atom hidrogen ditetapkan memiliki
massa 1 s.m.a (satu massa atom), maka oksigen memiliki massa 16
s.m.a. dengan demikian yang disebut massa atom relatif (Ar) adalah:
Massa 1 atom X
Ar X = Massa 1 atom H

Atau
Massa 1 atom X
Ar X = 1/16 Massa atom O

Salah satu syarat massa standar adalah stabil dan murni. Tetapi karena
oksigen yang terdapat dialam merupakan isotop campuran maka
ditetapkan karbon-12 atau C-12 sebagai standar, sehingga

Ar X = Massa 1 atom X
1/12 massa atom C-12

MASSA MOLEKUL RELATIF


Menurut Dalton, dua unsur atau lebih dapat bergabung membentuk
senyawa dengan perbandingan tertentu. Partikel terkecil senyawa disebut
molekul yang memiliki massa tertentu. Perbandingan massa molekul
dengan massa standar disebut massa molekul relatif (Mr)

4
KONSEP MOL
1. Hubungan mol dengan massa
Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 mol unsur = Ar gram unsur
1 mol unsur/senyawa = Mr gram unsur/senyawa

1 mol suatu zat ialah bilangan yang dinyatakan dalam gram yang
banyaknya sesuai dengan Ar / Mr zat tersebut

2. Hubungan mol dengan volum


a. volume standar
volume standar ialah volume gas yang diukur pada suhu 0oC dan tekanan
1 atm, yaitu volume 1 mol = 22,4 l
jadi 1 mol gas (00c, 1 atm) = 22,4 l

b. volume gas pada keadaan lain


pada segala keadaan bagi 1 mol gas berlaku rumus
PxV =R
T

Maka untuk n mol gas = P x V = n x R x T

dimana:
P= tekanan gas (atmosfer)
V= Volume gas (liter)
n= jumlah mol gas
R= tetapan gas (=0,082 l atm K-1)
T=suhu mutlak (0K)

5
Soal:
1. Berapa molekul garam dapur Nacl terdapat dalam 11,7 gram zat ini
(Na = 23, Cl = 35,5)
2. Berapa atom N terdapat dalam 50 gram pupuk ZA, jika kadar
(NH4)2SO4 dalam pupuk ini = 66%
3. Kedalam sebuah tabung gas yang volumenya 25 liter dan beratnya
10 kg, dimampatkan gas butana (C4H10) yang suhunya 250C,
hingga berat tabung sekarang menjadi 12, 9 kg.
Berapakah tekanan gas dalam tabung tersebut?

BILANGAN OKSIDASI-REDUKSI
1. Oksidasi-reduksi dan oksigen
Oksidasi: menerima oksigen
Reduksi: mendonorkan oksigen

2. Oksidasi-reduksi dan hidrogen


Oksidasi: mendonorkan hidrogen
Reduksi: menerima hidrogen

3. Oksidasi-reduksi dan elektron


Oksidasi: mendonorkan elektron
Reduksi: menerima elektron

Beberapa oksidan dan reduktan


Oksidan
I2(aq) + 2 e– → 2I–(aq)
Br2(aq) + 2e– → 2Br–(aq)

6
Cr2 O7
2–(aq) + 14H+(aq) + 6e– → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Cl2(aq) + 2e– → 2Cl–(aq)

MnO4

(aq) + 8H+(aq) + 5e– → Mn2+(aq) + 4H2O(l)

S 2 O8
2–(aq) + 2e– → 2SO4
2–(aq)

Reduktan
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e–
H2(g) → 2H+(aq) + 2e–
H2S(aq) → 2H+(aq) + S(s) + 2e–
Sn2+(aq) → Sn4+(aq) + 2e–
Fe2+(aq) → Fe3+(aq) + e–

Definsi bilangan oksidasi


Bilangan oksidasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
1) bilangan oksidasi unsur (termasuk alotrop) selalu 0.
2) bilangan oksidasi oksigen adalah -2 kecuali dalam peroksida, -1.
3) bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 kecuali dalam hidrida logam -1.
4) bilangan oksidasi logam alkali +1 dan logam alkali tanah +2.
5) Untuk ion dan molekul poliatomik, bilangan oksidasi setiap atom
didefinisikan sehingga jumlahnya sama dengan muatannya.

7
Soal:
Dalam peleburan timbal dari bijihnya (timbal sulfida) reaksi reduksi
oksidasi dua tahap berikut terjadi. Tunjukkan oksidan dan reduktan dalam
reaksi ini dan tentukan bilangan oksidasi masing-masing atomnya!.

Penyusunan persamaan reduksi oksidasi


a. Penyusunan setengah reaksi oksidasi reduksi
1) Tuliskan persamaan perubahan oksida dan reduktan.
2) Setarakan jumlah oksigen di kedua sisi persamaan dengan
menambahkan sejumlah tepat H2O.
3) Setarakan jumlah hidrogen di kedua sisi persamaan dengan
penambahan jumlah H+ yang tepat.
4) Setarakan muatannya dengan menambahkan sejumlah elektron.
Sekali setengah reaksi telah disusun, mudah untuk menyusun
persamaan reduksi oksidasi keseluruhan. Dalam oksidasi reduksi,
penurunan bilangan oksidasi oksidan dan kenaikan bilangan oksidasi
reduktan harus sama. Hal ini sama dengan hubungan ekivalen dalam
reaksi asam basa.

b. Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total


1) Pilihlah persamaan untuk oksidan dan reduktan yang terlibat dalam
reaksi, kalikan sehingga jumlah elektron yang terlibat sama.
2) Jumlahkan kedua reaksi (elektronnya akan saling meniadaka).
3) Ion lawan yang mungkin muncul dalam persamaan harus
ditambahkan di kedua sisi persamaan sehingga kesetaraan bahan
tetap dipertahankan
Contoh soal :
Oksidasi toluen
C6H5CH3 dioksidasi menjadi asam benzoat C6H5COOH dengan KMnO4
dalam H2SO4. Tuliskan persamaan oksidasi reduksinya.

8
Jawab
Persamaan untuk oksidannya telah diberikan di atas. Persamaan bagi
reduktan (toluen) diperoleh sebagai berikut:
a) C6H5CH3 + 2H2O → C6H5COOH
b) C6H5CH3 + 2H2O → C6H5COOH + 6H+
c) C6H5CH3 + 2H2O → C6H5COOH + 6H++6e–
d) persamaan untuk oksidan ini dikalikan 6, dan untuk reduktan
dikalikan 5 sehingga jumlah elektron yang terlibat di kedua reaksi
identik (= 30).
e) Jumlah dua reaksi (elektron akan saling meniadakan)

Stoikiometri oksidasi reduksi


Jumlah kuantitatif oksidan dan reduktan sehingga reaksi oksidasi reduksi
oksidasi lengkap mirip dengan stoikiometri asam basa.

PERSAMAAN REAKSI
Reaksi kimia adalah perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi. Suatu
reaksi tidak boleh melanggar hukum kekekalan massa
Contoh:
2 CO + O2 2 CO2
2 SO2 + O2 2SO3
Soal:
Setarakanlah reaksi berikut:
Sb2S3 + HNO3 Sb2O5 + NO2 + S + H2O

9
PERHITUNGAN KIMIA

PENENTUAN RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-
masing unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat
dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul.
“Rumus empiris, rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-
atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa”
Rumus molekul, rumus yamg menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-
unsur yang menyusun satu molekul senyawa.

Rumus Molekul = ( Rumus Empiris ) n


Mr Rumus Molekul; = n x ( Mr Rumus Empiris )
...n = bilangan bulat

Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa,


dapat ditempuh dengan langkah berikut :
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa
2. Ubah ke satuan mol
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris
4. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
(Rumus Empiris) n = Mr n dapat dihitung
5. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus
empiris.

10
Contoh soal:
Suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya
Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan
rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu!

Jawab :
Persentase Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35%
Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5
Perbandingan mol C : mol H : mol N
= 5: 5 : 2,5
= 2: 2 : 1

Maka rumus empiris = C2H2N


(C2H2N )n = 80
( 24 + 2 + 14 ) n = 80
( 40 ) n = 80 n = = 2

Jadi rumus molekul senyawa tersebut = (C2H2N)2


= C4H4N2

HITUNGAN KIMIA
Penentuan jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi
harus diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang
diketahui harus diubah kedalam bentuk mol.
Metode ini disebut metode pendekatan mol. Adapun langkah-langkah
metode pendekatan mol tersebut dapat Anda simak dalam bagan berikut

11
Contoh soal:
1. Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 gram
H2 dengan O2? Ar H = 1 ; O = 16.

Penyelesaian:
a) Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2 = 2H2O
b) Agar penyelesaian lebih mudah gunakan alur berikut:
c) ....g H2.... ....mol H2.... ....mol H2O.... ....g H2O
d) H2 = mol = 2 mol
e) H2O = x mol H2 = x 2 mol = 2 mol
f) ....g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g

2. Satu mol logam Aluminium direaksikan dengan asam klorida


secukupnya menurut reaksi:
Al (s).... + ....HCl (aq) . ...AlCl3 (aq) ....+ ....H2 (g)
Ditanyakan:
a) Berapa gram AlCl3 yang terbentuk?
b) Berapa L gas H2 (STP)?
c) Berapa pertikel H2 yang terjadi?
Diketahui :
Ar Al = 27 ; Cl = 35,5

Penyelesaian:
a) 2 Al (s) + 6 HCl (aq) 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Al = 1 mol
AlCl3 = x mol Al
........... = x 1 mol
........... = 1 mol
....g AlCl3 = 1 x Mr AlCl3

12
.............. = 1 x { (27) + (3 x 35,5) }
.............. = 1 x 133,5
.............. = 133,5 g

b) H2 = x mol H2
........= x 1 mol
........= 1,5 mol
....L H2 (STP) = mol H2 x 22,4 L
................... = 1,5 x 22,4 L
................... = 33,6 L

c) Partikel H2 = mol H2 x 6,02 . 1023


...................= 1,5 x 6,02 . 1023
...................= 9,03 x 1023 partikel

13
SIFAT PERIODIK UNSUR

I. Terbentuknya ikatan kimia


Ikatan Kimia terjadi karena unsur-unsur berusaha memiliki susunan
elektron yang stabil seperti susunan elektron gas mulia (golongan VIII A)
yaitu 8 elektron pada kulit terluar ( kecuali He: 2 elektron pada kulit
terluar,karena jumlah elektron He cuma 2).
Untuk mencapai kestabilannya unsur-unsur dapat berikatan ion atau
kovalen.

II. Ikatan Ion


Unsur-unsur golongan IA dan IIA karena memiliki energi ionisasi kecil
maka mudah melepaskan elektron (kecuali H, karena hanya punya 1
elektron). Unsur-unsur golongan VIA dan VIIA mempunyai afinitas
elektron besar maka mudah menangkap elektron sehingga antara unsur-
unsur yang memiliki energi ionisasi kecil dengan unsur-unsur yang
memiliki afinitas elekron besar akan terjadi ikatan dengan serah terima
elektron agar memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya masing-masing.
Contoh :
11Na: 2,8,1 _ agar stabil melepaskan 1 elektron terluarnya menjadi
11Na+: 2,8

III. Ikatan Kovalen


Unsur- unsur yang tidak mempunyai kekuatan melepaskan atau
menangkap elektron untuk mencapai kestabilannya unsur tersebut
berikatan dengan menggunakan cara menggunakan elektron terluarnya
secara bersama-sama. Unsur-unsur yang menggunakan elektron
bersama menandai elektron terluarnya dengan struktur Lewis yaitu:

14
gambaran letak elektron terluar yang ditandai dengan tanda silang(X) atau
titik(.) ikatan ini dinamakan IKATAN KOVALEN.
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari
atom-atom yang membentuk ikatan. Pada umumnya ikatan kovalen terjadi
antara atom-atom bukan logam yang mempunyai perbedaan
elektronegativitas rendah atau nol. Seperti misalnya : H2, CH4, Cl2, N2,
C6H6, HCl dan sebagainya.
Pada ikatan kovelen elektron yang digunakan secara bersama adalah
elektron kulit terluar/ elektron valensi.
Ikatan kovalen dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Ikatan kovalen tunggal : jika pasangan elektron yang digunakan
bersama 1 pasang
contoh: CH4,H2O, HCl,NH3
2. Ikatan kovalen rangkap 2: jika pasangan elektron yang digunakan
bersama 2 pasang
contoh : O2
3. Ikatan kovalen rangkap 3: jika pasangan elektron yang digunakan
bersama 3 pasang
contoh : N2
x*
Nx*N
x*
4. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan
elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang
membentuknya. Jadi di sini terdapat satu atom pemberi pasangan
elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai
penerimanya.

SYARAT PEMBENTUKANNYA

15
1. Atom yang satu memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom lainnya memiliki orbital kosong
Menurut kepolarannya ikatan kovalen dibedakan menjadi:
1. IKATAN KOVALEN POLAR
Atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama
terhadap pasangan elektron persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser
ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub
positif dan negatif. Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai
keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan elektron
lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan
Cl relatif menjadi elektronegatif.
Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki
"momen dipol" sebesar:

T=n.l
dimana :
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom

2. IKATAN KOVALEN NON POLAR


Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit, sehingga pada
molekul pembentukuya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain
bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.
Contoh: Kedua atom H mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Karena arah tarikan simetris, maka titik muatan negatif elektron
persekutuan berhimpit.
Contoh lain adalah senyawa CO2, O2, Br2 dan lain-lain

16
17
PERKEMBANGAN MODEL ATOM

Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton


(1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan
disempurnakan oleh Bohr (1914).

1. Model Atom Dalton


John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum
kekekalan massa. Teori yang diusulkan Dalton:
a. Atom adalah bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat
dibagi lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu
unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur
yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau
penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal
seperti ada tolak peluru.
Berikut gambaran model atom Dalton:

Sumber gambar: http://www.zakapedia.com/2013/02/model-atom-teori-atom-dalton.html

Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat


menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat

18
menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar
listrik9.

2. Model Atom Thomson (JJ. Thomson)


Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang
dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada
partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron.
Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-
onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel
lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. Model atom
Thomson seperti roti kismis. Kelemahan model Thomson ini tidak dapat
menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.
Gambaran model atom menurut Thomson:

Sumber gambar:
http://2011period6group4.wikispace
s.com/2.+Thomson%27s+Model

atau

9
Surakitti. 1989. Kimia 2a. Program Ilmu-ilmu Biologi dan Ilmu-ilmu Fisik untuk Kelas 2 semester 3 SMA.
Penerbit: PT. Intan Pariwara. Klaten, halaman 1

19
Sumber gambar:
http://www3.delta.edu/bernadetteharkness/Ch4AtomicTheoryPart1/Ch4AtomicTheoryPart1_print.html

3. Model Atom Rutherford


Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis
dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan,
dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-
susunan partikel bermuatan positif dan negatif.
Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa
atom terpusat pada inti atom.
Model atom Rutherford seperti tata surya.

Sumber gambar:
http://www.iun.edu/~cpanhd/C101webnotes/modern-
atomic-theory/rutherford-model.html

Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron


tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron
mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti

4. Model Atom Niels Bohr


Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan
percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang
berbentuk garis.
Hipotesis Bohr adalah :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.

20
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan
menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron
atom itu tidak akan berkurang.
Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan
menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan
memancarkan energi.
Model atom Bohr digambarkan sebagai berikut

Sumber gambar:
http://chemistry.tutorvista.com/inorganic-
chemistry/bohr-s-model-of-the-atom.html

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk
tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum
warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom
yang lebih sempurna dari model atom Bohr.

21
ENERGETIKA

Stokiometri membahas hubungan massa atau mol zat yang terlibat dalam
reaksi, sedangkan energetika kimia membahas aspek energinya.
Cabang ilmu fisika yang membahas tentang energi adalah termodinamika,
yang berisi berbagai hukum mengenai perubahan energi dalam sistem.
Hukum pertama termodinamika mengungkapkan hubungan kalor, energi
dalam, dan kerja yang menyertai sistem. Kalor yang menyertai reaksi
sama dengan perubahan energinya, dan dapat ditentukan tanpa
percobaan. Akibatnya kita dapat mengetahui apakah suatu reaksi
eksotermik atau endotermik10.

Hukum kedua termodinamika mengemukakan arah proses spontan, yaitu


menambah ketidakteraturan yang ditandai dengan meningkatnya entropi
alam semesta. Entropi suatu zat kimia dapat dihitung berdasarkan hukum
ketiga termodinamika. Dari nilai itu dapat dihitung perubahan entropi
reaksi yang berguna dalam menghitung perubahan energi bebasnya. Nilai
perubahan energi bebas berguna dalam menentukan apakah reaksi
spontan atau tidak.

Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik


membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti
telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai
bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit,
dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam
semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang

10
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 70

22
terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain
tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai
prinsip konservasi atau kekekalan energi11 (diktat termodinamika, hal 1)
Dalam kehidupan sehari- hari perubahan energi banyak ditemukan,
contohnya kalau kita menggunakan pemanas air, mesin sepeda motor
atau mobil, energi lain berubah menjadi energi mekanis. Pembangkit
tenaga nuklir juga merupakan contoh peubahan energi.
Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena
perkembangan ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori
dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan
thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord
Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai
dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari
perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi,
yang disebut pendekatan thermodinamika klasik. Pendekatan tentang sifat
thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel
disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu
thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik.
Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena
perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam
menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar12.(diktat
termodinamika, halaman 1)

Istilah sistem, lingkungan, alam semesta


Dalam mempelajari suatu peistiwa kita harus mengetahui yang mana
merupakan sistem dan yang bagian mana merupakan lingkungan. Yang
dimaksud sistem adalah yang menjadi pusat perhatian yang dipelajari,
sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar
sistem. Sebagai contoh: kalau kita ingin mengetahui perubahan reaksi
11
Diktat termodinamika halaman 1
12
Diktat termodinamika halaman 1

23
bahan kimia yang ada didalam suatu tabung reaksi, maka yang disebut
sistem adalah bahan kimia yang ada didalam tabung reaksi sedangkan
tabung reaksi dan udara didalam tabung adalah lingkungan.
Sistem sendiri terdapat jenis sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem
terisolasi. Contoh sistem terbuka adalah zat kimia didalam tabung reaksi
tanpa penutup. Sedangkan sistem tertutup apabila tabung reaksi tersebut
ujung tertutup oleh suatu penutup, sistem terisolasi apabila tabung reaksi
berpenutup tadi diselubungi oleh penutup adiatermal semisal udara.
Sehingga tidak memungkinkan pertukaran materi, energi dengan
lingkungan,. Untuk sistem tertutup masih memungkinkan terjadinya
pertukaran energi.

Keadaan setimbang
Sistem disebut dalam keadaan seimbang jika tidak terjadi perubahan yang
berarti antara sistem dengan lingkungannya, bila keduanya mengadakan
kontak satu sama lain. Semua proses spontan menuju ke keadaan
seimbang.
Keseimbangan ada tiga macam, yaitu mekanik, termal, listrik13.
Keseimbangan mekanik ialah sistem yang tidak mempunyai energi
mekanik, karena resultan gaya terhadap sistemnya nol.
Contohnya, sebuah pompa yang pistonnya diam kareana tekanan gas
dalam pompa sama dengan tekanan luar.
Keseimbangan termal terjadi bila energi yang masuk dan yang keluar
sistem sama jumlahnya dalam saat bersamaan. Hal ini terjadi jika suhu
sistem dan lingkungan sama.
Keseimbangan listrik ialah keadaan sistem dan lingkungan yang
mempunyai potensial listrik yang sama sehingga tidak terjadi perpindahan
muatan

13
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung, halaman 72

24
Kerja
Jika pompa bertekanan dalam (Pin) lebih besar dari tekanan luar (Pex),
maka piston akan bergerak ke arah luar sampai kedua tekanan itu sama.
Peristiwa ini disebut ekspansi karena terjadi penambahan volume gas di
dalam pompa. Perpindahan piston menghasilkan energi yang disebut
kerja volume.
W = PEX (v2 - V1)
dimana
W = kerja (l atm), PEX = tekanan udara luar (atm), V = Liter

Kalor
Perpindahan kalor terjadi secara radiasi, konveksi, konduksi. Radiasi
adalah energi gerakan foton berupa gelombang elektromagnetik. Konveksi
adalah energi gerakan partikel materi, seperti aliran molekul gas atau
cairan dari satu tempat ke tempat lain. Konduksi adalah aliran energi
melalui tumbukan partikel materi yang berdekatan secara sambung
menyambung.

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA


Energi dalam
Setiap sistem mempunyai energi karena gerakan partikel-partikel materi
selalu acak dan beraneka ragam. Ada gerakan translasi atau berpindah
tempat, gerak rotasi atau berputar dan gerak vibrasi atau bergetar.
Hukum pertama termodinamika bila terjadi hubungan antara energi sistem
dan lingkungan.
Bila sistem kemasukan energi, berarti lingkungan kehilangan energi,
sebaliknya jika lingkungan kemasukan energi maka sistem kehilangan
energi.
Secara matematis dapat dituliskan dalam rumus berikut:

25
q = ∆U – W
dimana
1. Kalor (q) yang masuk sistem bertanda positif (+), sedangkan yang
keluar betanda negatif (-)
2. Kerja (w) yang dilakukan sistem (ekspansi) bertanda negatif, dan
yang dilakukan lingkungan (kompresi) bertanda positif
3. Kerja dihitung dengan rumus
W = -P(V1-V2)

Soal
Suatu sistem menyerap kalor sebanyak 150 kal dan melakukan
kerja 5 l atm, tentukan (dalam j)
a. W, q, ∆u sistem
b. W, q, ∆u lingkungan

Berbagai macam proses


• Proses isotermal, berlangsung pada suhu tetap (T1 = T2), akibatnya
energi dalam tetap, sehingga persamaan jadi q = -w
• Proses isovolum (isochor), volume tetap, akibatnya sistem tidak
melakukan kerja, w = 0, sehingga persamaan menjadi q = ∆u
• Proses adiabatik, proses tidak menyerap atau melepaskan kalor
(q=0), sehingga persamaannya menjadi ∆u = w, berarti energi
dalam sistem dipakai untuk menghasilkan kerja.

Soal
2 mol gas (27°c; 1,5 atm) berekspansi ke udara bebas ( 1 atm).
Tentukan q bila prosesnya isotermal

26
Entalpi
Hukum I termodinamika termodinamika menunjukkan bahwa
perubahan energi dalam (∆u) tidak dapat diukur, tetapi dapat
dihitung dari nilai kalor dan kerja. Kalor didapatkan dari percobaan
dan kerja dihitung dari perubahan volum dan tekanan yang
melawan perubahan itu. Yang jadi masalah bagaimana agar kalor
yang menyertai proses dapat ditentukan tanpa mengukur tetapi
dengan menghitung. Hal tersebut untuk mengetahui proses
endotermik atau eksotermik. Masalah itu dapat terpecahkan dari
hukum I termodinamika.
Dari hukum tersebut ternyata terdapat kuantitas energi lain yang
ikut berpengaruh yaitu entalpi (H):
H = u + pv
Jika sistem mengalami perubahan maka entalpi juga demikian,
H = H2 - H1
∆H = qp + V∆p
Jika tekanan tidak tetap nilai ∆H > qp. Akan tetapi pada tekanan
tetap (∆P = 0) maka ∆H = ∆U + P∆V
Sehingga didapat qp = ∆H
Perubahan entalpi sistem bergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir. Akibatnya ada kemungkinan
• Bila H2 > H1 maka
∆H = H2 - H1 > 0 proses endotermik
• Bila H2 < H1 maka
∆H = H2 - H1 < 0 proses endotermik
• Bila H2 = H1 maka
∆H = H2 - H1 = 0 proses adiabatik
Ekspansi isotermal ∆H = p∆V
Peralihan wujud
Peralihan wujud adalah proses isotermal

27
q = n∆HVAP
Kapasitas kalor
Proses isotermal telah dibahas, sedangkan proses tidak isotermal
memerlukan perhitungan dengan kapasitas kalor
Cp – cv = R
Soal
Hitunglah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 64 g oksigen dari
suhu 25 °c sampai dengan 40°c pada proses tekanan luar tetap dan
isovolum

Termokimia
Penerapan hukum I termodinamika terhadap peristiwa kimia disebut
termokimia, yang membahas kalor yang menyertai reaksi kimia. Reaksi
kimia termasuk proses isotermal, bila dilakukan di udara terbuka maka
kalor reaksi
qp = ∆H
Kalor ada empat macam yaitu:
Kalor pembentukan, kalor penguraian, kalor penetralan dan kalor reaksi

HUKUM KEDUA DAN KETIGA TERMODINAMIKA


Hukum I termodinamika membahas perubahan energi yang menyertai
peristiwa, dan berguna untuk menghitung kalor yang masuk atau keluar
sistem.
Hukum II membahas perubahan spontan dan tidak spontan. Sebagai
dasar perlu dipahami proses spontan, proses reversibel dan entropi.

28
Proses spontan
Proses spontan banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari
contohnya:
Benda jatuh, kalor mengalir dari suhu tinggi kerendah, muatan listrik
mengalir dari potensial tinggi ke rendah, piston bergerak dari tekanan
tinggi ke rendah

Proses irreversibel
Jika suhu, tekanan atau potensial sistem berbeda cukup besar dengan
lingkungan, proses spontan berlangsung cepat dan mendadak sehingga
timbul sentakan yang disertai gesekan, bunyi, atau panas ini merupakan
proses irreversibel

Proses reversibel
Jika perbedaan itu mendekati nol, maka proses berjalan lambat. Piston
bergerak amat pelan jika perbedaan tekanan gas di dalam dan diluar
pompa amat kecil. Kalor mengalir perlahan bila perbedaan suhu sistem
dan lingkungan sangat kecil. Perubahan demikian lambat sehingga setiap
saat dapat dianggap sistem seimbang dengan lingkungannya ini
merupakan proses reversibel
Rumus untuk proses irreversibel dan reversibel:
Proses irreversibel
W = -P(V2-V1)
Proses reversibel
W m = -nRT ln V2
V1

29
Hukum III adalah dasar dalam menentukan nilai entropi unsur dan
senyawa

Entropi
Buku yang tersusun rapi di rak jika disentuh dan goyang akan jatuh dan
tidak teratur. Entropi merupakan derajat ketidak teraturan
Entropi (s) adalah q
T
Proses reversibel
∆S = 0
Proses irreversibel
∆S > 0
Proses alami adalah proses reversibel atau irreversibel
Hukum III termodinamika
Perubahan entropi dihitung dari perbedaan entropi hasil reaksi dengan
pereaksi
Suatu unsur/ senyawa yang murni dalam bentuk kristal sempurna
mempunyai entropi nol pada suhu 0°c

BAHAN BAKAR

Bahan bakar adalah bahan yang digunakan untuk pembakaran. Bahan ini
terdiri dari bahan padat, cair dan gas.
Proses pembakaran adalah proses reaksi dengan oksigen yang
berlangsung dengan cepat dengan tujuan untuk mendapatkan kandungan
panas atau tenaga yang dimiliki bahan bakar guna keperluan lain seperti
pemanasan, menggerakkan mesin, dan lain-lainnya.
Minyak bumi atau petroleum berupa campuran bermacam-macam
senyawa hidrokarbon.

30
Syarat umum bahan bakar :
a. volatilitas bagus
b. angka oktan bagus
c. nilai anti knock bagus
d. kecenderungan membentuk gumpalan kecil
e. tidak ada bau yang kurang sedap

Volatilitas
Volatilitas adalah sifat yang menunjukkan kemudahan menguap, dapat
diketahui dari 3 cara :
1. RVP (Reid Vapour Pressure = Tekanan uap reid)
Untuk memperbaiki RVP dalam bensin ditambahkan butana atau
pentana
2. Distilasi ASTM (American Society For Testing Material)
3. Flash Point
Flash point yaitu suhu terendah dimana campuran uap bahan bakar
dengan udara akan menyala kalau dalam ruangan uap (di atas
permukaan minyak) diberikan suhu nyala penguji Test Flame.

Angka Oktan
Angka oktan bensin adalah angka yang menyatakan prosentase volume
iso oktan dalam campurannya dengan normal heptana yang mempunyai
kecenderungan detonasi yang sama dengan bensin.
Iso oktan, stabil tidak mempunyai kecenderungan
Detonasi (knocking), mempunyai nilai oktan = 100

Normal heptana, paling mudah detonasi,


Nilai oktan = 0

31
Senyawa anti knock
Adalah senyawa yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
detonasi (knocking). Senyawa tersebut ditambahkan pada bahan bakar
sehingga akan menaikkan angka oktannya. Jenis senyawa anti knock
antara lain : TEL (Tetra Etil Lead), TFL (Tetra Fenil Lead), DBDL (Di Butyl
Difenil Lead), TBME (Tetra Butyl Metil Eter).

Pembentukan Gumpalan
Senyawa ini disebabkan adanya senyawa alkena didalam bahan bakar
yang mudah mengalami polimerisasi membentuk gumpalan yang dapat
menyumbat saluran.

Bau yang kurang sedap


Bau ini disebabkan oleh senyawa belerang yang dapat menimbulkan
korosi pada pipa (selang, saluran, dll), polusi udara karena hasil
pembakaran mengandung SO2.

Jenis bahan bakar :


1. Elpiji (LPG = Liquified Petroleum Gases)
Terutama berupa C3 (Propana) dan C4 (Butana).
2. Bensin (Gasoline)
Dapat dibedakan menjadi mogas (motor gasoline) dan bensin udara
(avgas = aviation gasoline)
3. Avtur (Aviation Turbin Fuel)
Merupakan bahan bakar pesawat dengan mesin jenis jet (turbo).
Bahan dasar (base stock) avtur diperoleh dari bahan hidrokarbon
dengan kisaran titik didih 1750C-2750C dengan kandungan C10-C16.
4. Bahan bakar diesel
Adalah fraksi minyak gas yang mendidih antara 3000F-7000F.
Karena mesin diesel tidak menggunakan busi maka bahan bakar

32
dan udara perlu ditekan dengan tekanan yang lebih besar dengan
kata lain perbandingan kompresi jauh lebih tinggi dari pada mesin
motor bakar.
Bahan bakar disemprotkan dalam bentuk tetes-tetes halus sebelum
terbakar menguap terlebih dahulu. Kelambatan waktu yang sangat
pendek antara permulaan injeksi bahan bakar dengan penyalaan
disebut kelambatan penyalaan (ignition delay).

Sifat-sifat bahan bakar diesel :


a. Kualitas penyalaan berhubungan erat dengan keterlambatan
penyalaan, jadi berhubungan erat dengan komposisi bahan bakar
diesel. Kualitas penyalaan bahan bakar diesel diukur dalam angka
setana, dengan jalan membandingkan kualitas bahan bakar diesel
dengan kualitas penyalaan bahan bakar pembanding dalam mesin
uji. Sebagai bahan bakar pembanding digunakan senyawa
hidrokarbonsetana atau heksadekana (C16H34) yang mempunyai
kelambatan penyalaan yang pendek, dan alpha metil naftalena
(C10H7CH3) suatu senyawa hidrokarbon aromatis yang mempunyai
kelambatan penyalaan yang besar.
b. Angka setana
Angka setana bahan bakar diesel adalah prosentase volume setana
dalam campurannya dengan alpha metil naftalena yang mempunyai
kualitas penyalaan bahan bakar diesel.
c. Kemudahan menguap
Merupakan faktor penting untuk mendapatkan pembakaran yang
memuaskan. Kemudahan menguap ditunjukkan dengan pengujian
destilasi ASTM.

33
PELUMAS

Minyak pelumas memegang peranan penting dalam upaya perlindungan


mesin dari kerusakan. Mengenai mutu dari minyak pelumas digunakan
dasar klasifikasi yang umum berlaku yaitu klasifikasi menurut SAE
(Society of Automotive Engineers), API (American Petroleum Institute) dan
klasifikasi lain yang setaraf).

Klasifikasi minyak pelumas menurut SAE


Minyak pelumas terbagi ke dalam bilangan viskositas SAE (SAE viscocity
numbers), yang didasarkan kepada daerah viscositas minyak pelumas
pada suhu tertentu.

Secara singkat klasifikasi minyak pelumas mesin menggunakan kode-


kode sebagai berikut :
1. Untuk mesin motor bensin :
a. SA yaitu minyak pelumas tak mengandung aditif dan digunakan
untuk mesin yang bekerja pada kondisi operasi sangat ringan.
b. SB yaitu minyak pelumas mengandung aditif anti oksidan dan anti
lecet dan digunakan untuk mesin yang perlu perlindungan minimal.
c. SC yaitu minyak pelumas berkemampuan mengontrol deposit pada
suhu tinggi dan rendah, tahan aus, karat dan korosi, untuk mesin
buatan tahun 1964-1967.
d. SD yaitu minyak pelumas berkemampuan mengontrol deposit pada
suhu tinggi dan rendah, tahan aus, karat dan korosi, untuk mesin
buatan tahun 1968-1971.
e. SE yaitu minyak pelumas berkemampuan mengontrol deposit pada
suhu tinggi dan rendah, tahan aus, karat dan korosi, untuk mesin
buatan tahun 1972 ke atas.
f. SF

34
g. SG yaitu minyak pelumas yang memberi perlindungan yang lebih
baik daripada minyak pelumas golongan SF, untuk tahun 1992 ke
atas.
h. SH yaitu minyak pelumas yang memberi perlindungan terhadap
keausan metal, menjaga kebersihan mesin, mencegah karat dan
korosi, meningkatkan indeks kekentalan dan mudah mengalir pada
suhu rendah, terutama untuk mesin tahun 1998 ke atas.

2. Untuk mesin diesel :


a. CA, minyak pelumas ini mencegah korosi dan deposit pada suhu
tinggi, untuk mesin diesel yang beroperasi dengan beban ringan
dan dengan bahan bakar yang berkualitas tinggi, kadang-kadang
juga untuk mesin dengan bahan bakar bensin dengan pelayanan
ringan.
b. CB, minyak pelumas ini memberikan perlindungan atau mencegah
keausan dan endapan, dan digunakan untuk pelumasan mesin
diesel, yang bekerja dengan beban ringan maupun berat, dan yang
menggunakan bahan bakar dengan kadar belerang tinggi.
c. CC, minyak pelumas ini dimaksudkan untuk dapat melindungi
mesin terhadap deposit suhu tinggi pada mesin diesel yang
dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang ringan, memberikan
perlindungan terhadap karat, korosi. Juga dapat digunakan untuk
mesin dengan bahan bakar bensin dengan pelayanan sedang
sampai berat.
d. CD, minyak pelumas ini memberikan perlindungan terhadap korosi
bantalan poros dan deposit suhu tinggi pada mesin diesel yang
dilengkapi dengan alat penambah tenaga dan yang menggunakan
bahan bakar diesel dengan macam-macam kualitas, yang
mempunyai kecepatan tinggi dengan beban yang tinggi.
e. CE, minyak pelumas yang memberikan perlindungan lebih baik dari
CD, dapat dipakai untuk mesin stationer.

35
DAFTAR PUSTAKA
Surakitti. 1989. Kimia 2a. Program Ilmu-ilmu Biologi dan Ilmu-ilmu Fisik
untuk Kelas 2 semester 3 SMA. Penerbit: PT. Intan Pariwara.
Klaten
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit: ITB, Bandung
Yashito Takeuchi. 2006. Buku Teks Online Pengantar Kimia (terjemahan).
Iwanami Shoten, Publisher, Tokyo. Jepang

Sumber Gambar:
http://www.zakapedia.com/2013/02/model-atom-teori-atom-dalton.html
http://2011period6group4.wikispaces.com/2.+Thomson%27s+Model
http://www3.delta.edu/bernadetteharkness/Ch4AtomicTheoryPart1/Ch4Ato
micTheoryPart1_print.html
http://www.iun.edu/~cpanhd/C101webnotes/modern-atomic-
theory/rutherford-model.html
http://chemistry.tutorvista.com/inorganic-chemistry/bohr-s-model-of-the-
atom.html

36

You might also like