You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu oleh karena keadaan
fisik, mental, sosial, budaya dan ekonomi perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya
sendiri.
Komunikasi menyampaikan informasi, dan merupakan suatu aksi saling berbagi.
Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang digunakan untuk
menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien. Dalam komunikasi lisan,
informasi disampaikan secara lisan atau verbal melalui kata-kata. Penyampaikan
informasi seperti ini dinamakan berbicara. Komunikasi lisan akan menjadi lebih
efektif apabila diikuti dengan tinggi rendah, lemah lembut, dan perubahan nada suara
yang disesuaikan.
Konsep etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral
kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi
oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk
mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional
Manusia adalah makluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka
serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan tersebut disebut sehat.
Sedangkan orang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan dirinya dan lingkungan.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan tentang konsep kesehatan pada kelompok
khusus gerontik ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep kesehatan pada kelompok khusus gerontik
2. Tujan khusus
a. Untuk memahami prinsip komunikasi pada kelompok khusus
b. Untuk memahami aspek legal norma dan budaya dalam pengkajian
keperawatan kelompok khusus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip komunikasi pada kelompok khusus


1. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah menyampaikan informasi, dan merupakan suatu aksi
saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang
digunakan untuk menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
Seringkali komunikasi antara dua orang atau lebih tidak berjalan dengan baik
karena mereka dapat saja menggunakan satu istilah atau kata yang sama, akan tetapi
mempunyai arti yang berbeda atau menggunakan kata yang berbeda dengan arti yang
sama.
(Fundamental Keperawatan buku 1 edisi 7 tahun 2009, hal 564)

2. Unsur Komunikasi
Tiga unsur komunikasi yaitu:
a. Pengirim pesan atau sering juga disebut sebagai komunikator (sender)
Pengirim pesan harus dapat menuliskan atau menyandikan pesan dengan baik
dan jelas.
b. Penerima pesan atau sering disebut sebagai reciever atau komunikan
Penerima pesan harus mendengarkan atau berkonsentrasi agar pesan dapat
diterima dengan benar, dan memberikan umpan balik.
c. Media atau saluran yang digunakan sebagai alat untuk mengirimkan pesan
Media ini dapat berupa telepon, televisi, fax, telecopier, sandi morse,
semapore, SMS, E-mail , dan lain lain
3. Tujuan Komunikasi
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi
oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini,

3
hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak
terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.

4. Strategi Komunikasi Efektif


Strategi dalam membangun komunikasi efektif:
a. Ketahui mitra bicara (audience)
b. Ketahui tujuan
c. Perhatikan konteks
d. Pelajari kultur, dan
e. Pahami bahasa
Dalam komunikasi lisan, informasi disampaikan secara lisan atau verbal
melalui kata-kata. Penyampaikan informasi seperti ini dinamakan berbicara.
Komunikasi lisan akan menjadi lebih efektif apabila diikuti dengan tinggi rendah,
lemah lembut, dan perubahan nada suara yang disesuaikan.

5. Faktor dalam Komunikasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran dan kelainan dalam
komunikasi yaitu faktor pengetahuan, faktor pengalaman, faktor intelegensia, faktor
kepribadian, dan faktor biologis.
Berbicara dapat digolongkan dalam berbagai segi yaitu segi jarak, sarana
yang digunakan, tujuan (menyampaikan informasi, mengumpulkan informasi,
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan penjualan informasi), kedinasan,
lawan bicara, isi, dan pertumbuhan bicara. Dalam berbicara yang baik harus
memperhatikan prinsip dan teknik komunikasi.
Sedangkan teknik adalah kepandaian, pengetahuan membuat sesuatu
berkenaan dengan seni. Teknik disebut juga metode, daya upaya dan kemahiran yang
terjadi karena pikiran yang lebih luas, dan perasaan yang lebih tajam. Mendengarkan
merupakan hal yang penting dalam komunikasi. Mendengarkan dengan aktif berarti
mengerti apa yang dikatakan di balik pesan yang diterima. Keterampilan dalam
berbicara merupakan kemampuan mengekspresikan pembicaraan dalam bahasa kata-

4
kata. Semuanya tergantung pada pengalaman, pengetahuan, panjang dan pendeknya
pembicaraan, serta isi pembicaraan.

6. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi yang dilakukan sangat sederhana namun Sangat sulit untuk
dilakukan. Jangan menganggap pasien sebagai orang yang rendah, mereka sama
seperti kita, namun mereka memiliki kekurangan yang tidak dapat berkomunikasi
layaknya orang normal.
1. Teknik asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika
pasangan berbicara agar maksud komunikasi atau pembicraan dapat dimengerti.
Asetif merupakan pelaksanaan dan etika berkomunikasi. Sikap ini akan sangat
membantu petugas kesehatan untuk menjaga hubungan terapeutik dengan klien
lansia.
2. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakan
bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya
perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya menanyakan atau
klarifikasi tentang perubahan tersebut misalnya mengajukan pertanyaan ‘apa
sedang bapak/ibu fikirkan saat ini. Apa yang bisa bantu..?’ berespon berarti
bersikap aktif tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari
klien ini akan menciptakan perasaan tenang dari klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat agar tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pertanyaan-pertanyan
diluar materi yang diinginkan maka perawat hendaknya mengarahkan maksud
pembicaraan.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi klien relatif menjdi labil perubahan ini perlu

5
disikapi dengan menjaga kestabilan emosi pasien lansia, misalnya dengan
mengiyakan, senyum, dan menganggukkan kepala ketika lansia mengungkapkan
perasaannya sebagai sikap hormatmenghadapi selama lansia berbicara. Sikap ini
dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak menjadi
beban bagi keluarganya.
5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi
tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan sedikit mengajukan
pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan oleh
perawat agar maksud dari pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan
sama oleh klien lansia.
6. Sabar dan ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya klien lansia mengalami perubahan-perubahan yang
terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan perubahan ini bila tidak disikapi
dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat
sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, namun dapat berakibat
komunikasi langsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara
klien dengan petugas kesehatan.

Berikut beberapa teknik yang dapat diterapkan.


1. Perjelas kata-kata yang diucapkan klien dengan mengulang kembali, biasanya
orang yang terkena retardasi mental berbicara kurang jelas
2. Melakukan interaksi secara verbal sehingga disini akan menumbuhkan rasa
percaya diri
3. Batasi topik dan buat topik tentang hal yang disukainya
4. Ciptakan lingkungan yang respondif dan kaya akan bahasa sehingga
memungkinkan anak untuk berkomunikasi
5. Jangan menyinggung kata-kata yang klien ucapkan
6. Berikan klien kesempatan jika ingin berbicara sesuatu

6
7. Hambatan Berkomunikasi dengan Lansia

Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan


terganggu apabila ada sikap agresif dan sikap non asertif.

a. Agresif
1. Berusaha mengontrol dan mendominasi oranglain.
2. Meremehkan orang lain.
3. Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain.
4. Menonjolkan diri sendiri.
5. Mempermalukan orang lain didepan umum, baik dari perkataan
maupun tindakan.
b. Non asertif
1. Menarik diri bila diajak berbicara.
2. Merasa tidak sebaik orang lain.
3. Merasa tidak berdaya.
4. Tidak berani mengungkap keyakinan.
5. Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya.
6. Tampil diam.
7. Mengikuti kehendak orang lain.
8. Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik
dengan orang lain.
Hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi

1. Menunjukkan rasa hormat


2. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
3. Pertahankan kontak mata dengan pasien
4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa
5. Beri kesempatan klien untuk menyampaikan perasaannya
6. Bicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan
kalimat yang sederhana
7. Menggunakan bahasa yang mudah diengerti
8. Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien
9. Menyederhanakan atau menuliskan instruksi

7
10. Mengenal dahulu kultur dan budaya pasien
11. Mengurangi kebisingan saat berinteraksi
12. Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi

8.Faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan lansia

1. Komunikasi pada usia lanjut menjadi lebih sulit akibat dari gangguan sensori terkait usia
dan penurunan memori
2. Pasien lansia biasanya lebih sedikit bertanya dan menunggu untuk ditanya sesuai dengan
kewewenangan tenaga kesehata
3. Ageisme lazim dijumpai pada perawatan kesehatan dan secara tidak sengaja berperan
terhadap buruknya komunikasi terhadap pasien lansia
4. Penyakit kronis

9.Jenis komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama
pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebihakurat dan
tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional,atau
menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti
yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal
dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara
langsung.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:


a. Jelas dan ringkas
b. Kata Mudah dipahami
c. Arti denotatif dan konotatif
d. kesempatan berbicara

8
e. Waktu dan Relevansi
f. Humor

2. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering
digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo,
laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.
a. Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari:
1) Lengkap
2) Ringkas
3) Pertimbangan
4) Konkrit
5) Jelas
6) Sopan, dan Benar
b. Fungsi komunikasi tertulis adalah:
1. Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya; persetujuan operasi.
2. Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah
Diarsipkan
3. Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali
untuk mengetahui perkembangan masa lampau.
4. Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.
5. Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat
pengangkatan.

c. Keuntungan komunikasi tertulis adalah:


1) Adanya dokumen tertulis
2) Sebagai bukti penerimaandan pengiriman
3) Dapat menyampaikan ide yang rumit
4) Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan

9
5) Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
6) Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan
7) Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8) Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
d. Kerugian Komunikasi tertulis adalah:
1) Memakan waktu lama untuk membuatnya
2) Memakan biaya yang mahal
3) Komunikasi tertulis cenderung lebih formal
4) Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran
5) Susah untuk mendapatkan umpan balik segera
6) Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan
7) Bila penulisan kurang baikmaka akan membingungkan si pembaca

3. Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.
Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Perawat perlu menyadari pesan verbal dannon-verbal yang disampaikan klien mulai dan
saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal
menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Jenis pesan non verbal sebagai berikut:
a. Kinesik. Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk
bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh.
b. Proksemik. Proksemik yaitu bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh “ruang”
dan “jarak” antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau antara
individu dengan objek.
c. Haptik. Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di
antara dua orang waktu berkomunikasi.
d. Paralinguistik. Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia
bermanfaat kalau kita hendak menginterprestasikan simbol verbal.

10
e. Artifak. Kita memehami artifak dalam komunikasi komunikasi non verbal
dengan pelbagai benda material disekitar kita, lalu bagaimana cara benda-benda
itu digunakan untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakan.
f. Logo dan Warna. Kreasi pan perancang untuk menciptakan logo dalam
penyuluhan merupakan karya komunikasi bisnis. Biasanya logo dirancang untuk
dijadikan simbol dalam suatu karya organisasi atau produk dalam suatu
organisasi.
g. Tampilan Fisik Tubuh. Kita sering menilai seseorang mulai dari warna kulitnya,
tipe tubuh (atletis, kurus, ceking, bungkuk, gemuk, gendut, dan lain-lain). Tipe
tubuh itu merupakan cap atau warna yang kita berikan kepada orang itu.

9.Karakteristik Komunikasi
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi yaitu sebagai berikut
a) Ikhlas (Genuiness). Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa
diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan
memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara
tepat.
b) Empati (Empathy). Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien.
Obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak
berlebihan.
c) Hangat (Warmth). Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan
pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga
pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.

11
B. Aspek Legal Etika Norma dan Budaya dalam Pengkajian Keperawatan Kelompok
Khusus

1. Pengertian Etika Keperawatan


Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam
situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika
suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI .
Etika (Yunani kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab.

2. Prinsip Etika
a. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.

b. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan

12
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang
dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai
ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .

d. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.

e. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien
dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

f. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.

g. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang
klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu
orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien

13
dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dicegah.

h. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

3. Norma, Budaya dan Kultur (Kebudayaan)


a) Pengertian Norma
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan
untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada
segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Norma
yang ada di masyarakat terdiri dari:
1. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak
memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-
norma agama.

2. Norma Kesusilaan

Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan
seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.

3. Norma Kesopanan

Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat.
Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.

14
4. Norma Kebiasaan (Habit)
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak
melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan
melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah
contoh dari norma ini.

5. Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan
memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma
hukum.

b) Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah unsur penting yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang kebudayaan:
Francis Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah:
1. Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi social
2. Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota
suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
Bounded et.al , kebudayaan. adalah sesuatu yang terbentuk oleh: Pengembangan dah
transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol
bahasa sebagai rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya
di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang
diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang digunakan untuk
menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien. Seringkali komunikasi antara
dua orang atau lebih tidak berjalan dengan baik karena mereka dapat saja menggunakan
satu istilah atau kata yang sama, akan tetapi mempunyai arti yang berbeda atau
menggunakan kata yang berbeda dengan arti yang sama.
Teknik komunikasi yang baik akan memperbaiki outcome pasien lanjut usia.
Bukti mengidikasikan bahwa outcome perawatan kesehatan orang lanjut usia tidak hanya
tergantung pada perawatan kebutuhan biomedis tetapi juga tergantung komunikasi yang
efektif.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan para pembaca, jika
ada kekurangan hendaknya ditambahkan dipenelitian selanjutnya

16
DAFTAR PUSTAKA

Potter G Perry.2009.Fundamental of nursing buku 1 edisi 7. Jakarta salemba medika

Nasrullah dede.2016. Buku Ajar Keparawatan Gerontik.Jakarta : cv.trans info media

Nukgroho Wahyudi.2012. Keperawatan gerontik dan geriatric.Jakarta : Buku kedokteran


EGC

17

You might also like