Professional Documents
Culture Documents
Stoikiometri berasal dari bahasa yunani yaitu stoicheion yang berarti unsur atau partikel dan metron
yang berarti perhitungan. Jadi, stoikiometri yaitu limu mempelajari semua perhitungan kimia tidak hanya
pada unsur saja tetapi juga perhitungan senyawa maupun campuran.
HUKUM DASAR
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Contoh :
Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO 2
Dalam senyawa NO, massa N = massa O = 14 : 16
Dalam senyawa NO 2 , massa N = massa O = 1
Perbandingan massa N pada NO dan NO 2 sama maka
perbandingan massa O = 16 : 32 = 1 : 2
dengan persamaan :
5. Hukum Avogadro
Dengan persamaan :
KONSEP MOL
a) Massa Atom Relatif
Ar X =
b) Massa Molekul Relatif
Mr Y =
c) Pengertian Mol
Mol menyatakan jumlah zat. Mol diperkenalkan untuk memudahkan kita
menghubungkan antara ukuran massa, ukuran volum, dan jumlah partikel suatu zat. Mol
adalah satuan zat.
1 unsur = = =
Volume satu mol zat dalam wujud gas dinamakan volume molar, yang dilambangkan dengan
Vm. Berapakah volume molar gas? Bagaimana menghitung volume sejumlah tertentu gas pada
suhu dan tekanan tertentu?
Avogadro dalam percobaannya mendapat kesimpulan bahwa 1 L gas oksigen pada suhu
0° C dan tekanan 1 atm mempunyai massa 1,4286 g, atau dapat dinyatakan bahwa pada
tekanan 1 atm:
1 L gas O2 = 1,4286/32 mol
Sesuai dengan hukum Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama,
volume gas yang sama mengandung jumlah molekul yang sama atau banyaknya mol dari
tiap-tiap gas volumenya sama, maka berlaku volume 1 mol setiap gas dalam keadaan standar
(STP) :
STP (Standard Temperature and Pressure) adalah suatu keadaan dengan suhu 0oC dan
tekanan 1 atm. Pada keadaan STP, volume molar gas (Vm) = 22,4 liter/mol. Perumusan
volume sebagai berikut.
V = n mol x 22,4 L/mol
c. V = n mol x 22,4 L/mol
Keterangan :
V = volume gas
N = jumlah mol gas
Sementara itu, RTP (Room Temperature and Pressure) adalah suatu keadaan dengan suhu
25oC dan tekanan 1 atm. Pada keadaan RTP, volume molar gas (Vm) = 24 liter/mol.
Perumusan volume sebagai berikut.
d. VV= =n nmol
molx x2424L/mol
L/mol
Keterangan:
V = volume gas
N = jumlah mol gas
e.Hukum GasGas
Hukum Ideal : P:. P
Ideal V.=Vn=. nR..RT . T
f.
Dimana :
P = tekanan (satuan atmosfir, atm)
V = volume (satuan liter, L)
n = jumlah mol gas (satuan mol)
R = tetapan gas (0,08205 L atm/mol K)
T = suhu mutlat ( oC + 273,15 K)
Di mana:
n1 = mol gas 1
n2 = mol gas 2
V1 = volume gas 1
V2 = volume gas 2
f. Molaritas
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dalam
stoikiometri, istilah larutan berarti gabungan dari zat pelarut dan zat terlarut.
Perhatikan bahwa :
larutan = terlarut + pelarut
M=
KADAR ZAT
Kadar zat dalam campuran merupakan banyaknya komponen zat tersebit dalam
campurannya. Kadar zat dalam campuran diungkapkan dalam bentuk persen massa (%
massa), persen volume (% volume), dan bagian per juta (bpj).
Persen massa (% massa)
Persen massa menyatakan bahwa banyaknya zat terlarut dalam 100 gram larutan. Satuan
ini digunakan apabila zat terlarut berupa padatan. Misalnya suatu larutan mengandung 5
% Nacl. Hal ini berarti setiap 100 gram larutan Nacl mengandung 5 gram padatan Nacl dan
95 gram air. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa rumus % massa dapat
dituliskan sebagai berikut:
Persen volume (% volume)
Persen volume menyatakan besarnya volume zat terlarut yang terdapat dalam 100 ml
larutan. Misalnya larutan HCl 10% berarti setiap 100ml larutan tersebut mengandung 10
ml HCl dan 90 ml air. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa rumus %
volume dapat dituliskan sebagai berikut:
Indeks unsur-unsur rumus molekul suatu senyawa selalu dapat dinyatakan sebagai
Rumus :
X = mol H2O (air)
mol garam
PERHITUNGAN KIMIA
Penentuan jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan dengan satuan
mol. Metode ini dinamakan metode pendekatan mol.langkah langkah dalam melakykan metode ini
adalah:
PEREAKSI PEMBATAS
Pereaksi pembatas adalah zat yang habis lebih dulu dalam suatu reaksi. Hal ini terjadi karena di dalam
suatu reaksi kimia, perbandingan mol-zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak selalu sama dengan
perbandingan koefisien reaksinya. Apabila zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu pereaksi
akan habis lebih dahulu sedangkan pereaksi yang lain bersisa.
X + 2Y = XY2
Dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu pereaksi
yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan pereaksi pembatas