You are on page 1of 14

TUGAS KEPERAWATAN JIWA SIMULASI SP PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

OLEH :

KELOMPOK III

1. FALQURRIATI AINUN
2. EVI MULYATI
3. ERNA LESTARI
4. SYARIFUDIN

PROGRAM S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
T.A 2018/2019
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN GANGGUAN CITRA TUBUH

1. PENGKAJIAN

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dantidak disadari
terhada tubuhnya, termasuk presepsi masa lalu dan sekarang,serta perasaan tentang
struktur,bentuk dan fungdi tubuh. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas
terhadap perubahan strukur, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan.

Data objektif yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh adalah sebagai
berikut ;

a. Perubahan dan kehilangan anggota tubuh,baik struktur, bentuk maupun fungsi.


b. Pasien menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
c. Pasien menolak melihat bagian tubuh.
d. Pasien menolak menyentuh bagian tubuh.
e. Aktivitas social pasien berkurang.

Data subjektif untuk gangguan citra tubuh adalah sebagai berikut :

1. Pasien mengungkapkan penolakan terhadap


a. Perubahan anggota tubuh saat ini,misalnya tidak puas dengan hasil
operasi.
b. Anggota tubuh yang tidak berfungsi.
c. Kurang interaksi dengan orang lain.
2. Psien mengungkapkan perasan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan.
3. Pasien mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi untuk anggota tubuh yang
terganggu.
4. Pasien sering mengatakan kehilangan.
5. Pasien merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
2. DIAGNOSA
Diagnose yang dapat ditegakkan adalah : Gangguan Citra Tubuh

3. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan :
a. Pasien mampu mengidentifikasi citra tubuhnya.
b. Pasien mampu meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh
c. Pasien mampu mengidentifikasi aspek positif diri.
d. Pasien mampu mengetahui cara untuk meningkatkan citra tubuh.
e. Pasien mampu melakukan cara untuk meningkatkan citra tubuh.
f. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain tampa terganggu.

Tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan citra tubuh adalah sebagai berikut :

1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini, perasaan,
dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut.
3) Diskusikan aspek positif diri.
4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
5) Ajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuh dengan caea sebagai berikut :
a) Gunakan prosthesis, kosmetik, atau alat lains esegera mungkiin,
gunakan pakaian yang baruj.
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada
pembentukan yang ideal.
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara sebagai berikut
a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat
dalam aktivits social keluarga dan social.
c) Motivasi pasien untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien dalam melakukan interaksi.

Tindakan keperawatan untuk keluarga bertujuan :

1) Keluarga mampu mengenal masalah gangguan citra tubuh.


2) Keluarga mengetahui cara mengatas imasalah gangguan citra ubuh.
3) Keluarga mampu merawat pasien dengan gangguan citra tubuh.
4) Keluarga mampu menyusun rencana tindakan untuk pasien dengan gangguan
citra tubuh.
5) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah.
6) Menfasilitasi interaksi dirumah.
7) Melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
8) Memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
SIMULASI SP :

SP 1. PASIEN : MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA,MENDISKUSIKAN


TENTANG CITRA TUBUH, PENERIMAAN TENTANG CITRA TUBUH, ASPEK POSITIF,
DAN CARA MENINGKATKAN CITRA TUBUH

(Perawat Falqurriati Ainun menemui pasien yang mengalami kecelakaan dan alhasil kaki pasien
diamputasi karena tidak bisa diobati lagi).

1. ORIENTASI

Perawat :“ selamat pagi, perkenalkan, nama saya perawat Falqurriati Ainun, panggil saja
suster Ayu dari puskesmas Selong baru. Saya datang untuk merawat mbak. Nama
mbak siapa? Senang di panggil apa?”

Pasien : “Nama saya Erna Lestari. Panggil saja erna sus.”

Perawat : ” Bagaimana perasaan mbak hari ini? Bagaimana penyembuhan lukanya?”

Pasien : “alhamdulillah baik sus. Dalam proses penyembuhan sekarang sus.”

Perawat : “syukurlah mbak. Bagaimana kalau kita berbincang bincang perasaan terhadap
kaki mbak yg mengalami gangguan?” (perhatikan data-data tentang gangguan citra
tubuh) ”

Pasien : “iya sus. Silahkan.”

Perawat : “untuk waktunya bagaimana kalau 30 menit? Mau di mana kita berbincang-
bincang?”

Pasien : “baiklah sus. Mungkin di ruangan tamu saja sus.”

Perawat : “baiklah mbak.”

2. TAHAP KERJA

Perawat : “Bagaimana perasaan mbak terhadap kaki mbak yang sudah mulai sembuh? Apa
harapan mbak untuk penyembuhan ini?”
Pasien : “alhamdulillah mbak saya bersyukur karena kaki saya yang membaik walaupun
saya pribadi merasa sedih, malu dan kurang percaya diri dengan keadaan saya
sekarang sus. Harapan saya mungkin kaki saya bisa digunakan dengan normal lagi
sus”

Perawat : “Bagus sekali, mbak erna sudah mengungkapkan perasaan dan harapan. Mulai
sekarang mbak dapat mencoba melihat kaki mabk erna yang sakit.

Pasien : “iya sus.”

Perawat : “Baik, bagaimana kalau kita membicarakan bagian tubuh mbak yang lain yang
masih dapat di gunakan? (boleh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki).Nah,
mata mbak masih berfungsi juga kan ? Bagaimana dengan kedua tangan mbak ?”
(buat daftar potensial tubuh yang masih prima)

Pasien : “alhamdulillah sus, mata saya masih berfungsi sera kedua tangan saya masih bisa
mengangkat beban yang agak berat.”

Perawat : “Wah, ternyata banyak sekali bagian tubuh mbak yang masih berfungsi dengan
baik yang perlu disyukuri oleh mbak erna.”

3. TAHAP TERMINASI

Perawat : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang-bincang?”

Pasien : “saya bersyukur sus karena bagian tubuh saya masih bisa saya gunakan dengan
optimal.

Perawat : ”Wah, banyak sekali bagian tubuh mbak yang masih berfungsi dengan baik.”
Terutama bagian mata, tangan dan anggota yang lainnya.

Pasien : “iya sus.”

Perawat : “baiklah mbak, bagaimana kalau kita buat jadwal kegiatan untuk menggunakan
atau melatih anggota tubuh yang masih berfungsi dengan baik. Seperti melatih kaki
mbak yang sakit dengan latihan atau olahraga. Mungkin dua hari lagi setelah
pertemuan pertama ini yah mbak ?”
Pasien : “baiklah sus.”

Perawat : “Baik, seminggu lagi kita bertemu untuk membicarakan cara meningkatkan citra
tubuh mbak. Mau jam berapa?”

Pasien : “mungkin setelah sholat dzuhur sus.”

Perawat : “ Baik, sampai jumpa.”

SP 2-PASIEN: MENGEVALUASI KEGIATAN YANG SUDAH DILAKUKAN,


MENGIDENTIFIKASI DAN MELAKUKAN CARA MENINGKATKAN CITRA TUBUH,
MELATIH INTERAKSI SECARA BERTAHAP

1. ORIENTASI

Perawat : “Selamat siang, mbak erna. Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah mbak
sudah mencoba melakukan kegiatan yang sudah di jadwalkan?

Pasien : “alhamdulillah sudah sus.”

Perawat : “Bagaimana perasaan is setelah mencoba?”

Pasien : “keadaan kaki saya mungkin tidak terlalu kaku lagi sus setelah saya melatih dan
olahraga sesuai arahan tang suster berikan.”

Perawat : “Baik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara meningkatkan


fungsi kaki?

Pasien : “baiklah suster.”

Perawat : “Mau berapa lama mbak? Bagaimana kalu 30 menit? Mau bicara di mana?.”

Pasien : “oke suster. Diruang tamu saja sus.”

Perawat : “Baiklah, kita bicara di ruangan tamu.”

2. TAHAP KERJA
Perawat : “mbak Erna selama ini apa yang sudah di lakukan agar kaki mbak berfungsi
kembali?”

Pasien : “saya biasanya sus melatih menggerakkannya dan olahraga yang ringan agar kaki
saya tidak kaku.”

Perawat : “bagus sekali mbak apabila mbak mengikuti arahan dari saya. Lalu apa yang mbak
lakukan untuk mengurangi rasa malu terhadap kaki mbak tersebut?”

Pasien : “saya hanya keluar dari rumah seperlunya saja mbak karena saya malu jika sering
keluar.”

Perawat : “baiklah mbak, mungkin ada beberapa cara yang dapat di lakukan yang bisa
sarankan ke mbak erna, yaitu untuk mengurangi rasa malu yang di lihat sama orang
lain. Mbak erna dapat menutupi bagian tubuh yang berubah misalnya pakai rok
panjang, lalu apabila mbak ingin mengembalikan fungsi bagian tubuh, mbak dapat
menggantinya dengan yang palsu, misalnya kaki palsu.

Pasien : “baiklah saya akan mencoba seperti arahan suster.”

Perawat ; “selain itu, mbak dapat bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman lain
melalui berbagai aktivitas, mengunjungi teman atau keluarga yang dekat dengan
mbak. Mbak Erna dapat memasukan kegiatan tersebut dalam jadwal yang ada.”

3. TAHAP TERMINASI

Perawat : “bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang-bincang? Dan berapa cara
yang dapat di coba?”

Pasien : “cukup baik sus. Tadi mungkin saya bisa mneggunakan rok panjang ataupun
celana panjang serta memakai kaki palsu bila saya menginginkannya.”

Perawat : “ Bagus. Nah, silahkan mencoba memakai rok yang panjang. Bisa kan mbak?

Pasien : “Bisa kok mbak.”


Perawat : “Baik, dua hari lagi kita bertemu. Kita akan berbicara tentang cara bercakap-cakap
dengan orang lain.” (Gunakan Modul Isolasi Sosial.) “untuk informasi kaki palsu,
saya akan cari dulu dan segera saya beri tahu. Sampai juma.”

SP 1-KELUARGA MENDISKUSIKAN MASALAH YANG DI HADAPI KELUARGA,


MENJELASKAN GANGGUAN CUTRA TUBUH DAN CARA MENGATASINYA

1. ORIENTASI

Perawat : “selamat pagi, bapak/ibu. Perkenalkan, nama saya Falqurriati Ainun, panggil aja
suster Ayu dari puskesmas Selong Baru. Nama bapak/ibu siapa?”

Bapak : “nama saya pak syarifudin.”

Ibu : “nama saya ibu evi sus.”

Perawat : “Bagaimana perasaan bapak dan ibu hari ini?”

Bapak : “alhamdulillah sus baik.”

Perawat : “syukurlah. Nah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit


tentang kesehatan Erna?”

Ibu : “Baiklah sus.”

Perawat : “Kita mau duduk di mana bapak/ibu?

Bapak : “Bagaimana kalau di ruangan tamu saja sus?”

Perawat : “baiklah pak.”

2. TAHAP KERJA

Perawat : “apa yang bapak/ibu rasakan selama pemulihan kaki mbak erna ?’

Ibu : “Dari yang saya liat sus agak membaik kayaknya.”

Perawat : “baiklah. Bapak/ibu sendiri bagaimana perasaannya melihat kondisi mbak erna?”
Bapak : “saya kasihan sus melihat anak saya sejak kakinya mengalami kecelakaan. Anak
saya sudah jarang keluar rumah dan merasa kurang percaya diri dengan
keadaannya.”

Perawat : “Iya, benar. Mbak erna sedang menghadapi dua masalah, yang pertama
pemulihan luka operasi karena di amputasi yang saat ini lukanya sudah mulai
sembuh. Yang kedua, perasaan mbak erna yang masih sukar menerima kenyataan
bahwa bagian tubuhnya hilang dan masih malu untuk bertemu denga orang lain.
Untuk itu, ada beberapa cara yang bapak/ibu dapat lakukan agar mbak erna dapat
menerima keadaan ini, yaitu selalu memberi pujian terhadap setiap kegiatan yang
di lakukan mbak erna, membantu memberikan perhatian yang lebih pada bagian
tubuh yang masih berfungsi dengan baik. Ada beberapa mungkin cara untuk
memulihkan fungsi kaki mbak erna, yaitu memakai kaki palsu atau tetap memaki
tongkat.”

Ibu : “baiklah sus saya mengerti dengan yang suster sampaikan.”

Perawat : “dan untuk mengurangi rasa malu mbak erna, bisa memotivasi untuk
menggunakan rok/celana panjang, libatkan mbak erna dalam berkomunikasi denga
para tetangga, dll.

Bapak : “Iya suster.”

Perawat : “Bapak/ibu dapat membantu mbak erna menerima bagian tubuh dengan cara
melihatnya saat mengganti perban dan jangan menghina kecacatan tersebut. Cara
mana yang kira-kira dapat bapak/ibu lakukan segera?”

Ibu : “mungkin saya akan memotivasi anak saya dengan memberinya semangat bahwa
anggota tubuhnya yang lain yang masih berfungsi dengan baik serta tidak
membandingkan anak saya dengan orang lain saat saya mengganti perban atau
berbincang dengan anak saya sus. Dan selalu saya berikan arahan agar dekat kepada
Sang Pencipta bahwa tidak semua mahkluk di bumi ini sempurna pasti ada lebih
dan kurangnya masing-masing.”

Perawat : “Bagus sekali ibu rencananya untuk anak ibu.”


Ibu : “iya suster”

Perawat : “ada yang masih ingin bapak/ibu tanyakan lagi?”

Bapak : “kami mengerti kok suster dengan arahan suster.”

3. TAHAP TERMINASI

Perawat : “baiklah pak jika sudah dimengerti semua. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah
kita berbincang-bincang?

Ibu : “alhamdulillah sus kami merasa beban kami agak ringan setelah berbincang
dengan suster.”

Perawat : “baiklah bu, jika semuanya sudah di pahami. Boleh saya bertanya ?”

Bapak : “silahkan suster.”

Perawat : “Coba bapak/ibu sebutkan cara merawat is?

Ibu : “yaitu selalu memberi pujian terhadap setiap kegiatan yang di lakukan mbak erna,
membantu memberikan perhatian yang lebih pada bagian tubuh yang masih
berfungsi dengan baik. Ada beberapa mungkin cara untuk memulihkan fungsi kaki
erna, yaitu memakai kaki palsu atau tetap memaki tongkat.”

Perawat : “bagus bu. Terus apalagi pak?”

Bapak : “untuk mengurangi rasa malu erna, bisa memotivasi untuk menggunakan
rok/celana panjang, libatkan mbak erna dalam berkomunikasi denga para tetangga,
dll.

Perawat : “Bagus sekali. Coba bapak/ibu buat jadwal untuk bergantian memperhatikan
erna.”

Ibu : “baiklah suster.”

Perawat : “mungkin dua hari lagi saya datang bapak/ibu. Kita akan membicarakan hal-hal
yang telah bapak/ibu lakukan serta mencoba berbincang-bincang langsung dengan
mbak erna.”
Bapak : “iya suster. Terima kasih.”

Perawat : “Sama-sama. Sampai jumpa.”

SP 2-KELUARGA: MELATIH CARA MERAWAT PASIEN DAN MENYUSUN RENCANA


TINDAKAN

1. ORIENTASI

Perawat : “selamat pagi, bapak/ibu.

Bapak : “pagi juga suster.”

Perawat : “apatkah kita berbincang-bincang?”

Ibu : “iya suster bisa.”

Perawat : “Baik, bagaimana dengan mbak erna? Sudah bapak/ibu coba cara yang sudah kita
diskusikan dua hari lalu?”

Bapak : “alhamdulillah suster anak saya tidak terlalu malu lagi untuk bersosialisasi diluar
tumah dengan tetangga-tetangga, dia juga sudah mulai menerima keadaan kakinya
sekarang ,rajin beribadah juga serta kami mengikuti seperti yang suster bilang
kemarin.”

Perawat : “wah bagus sekali pak jika begitu. Bapak/ibu, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang kegiatan yang masih dapat di lakukan mbak erna tanpa gangguan
dengan bagian tubuh yang sakit?”

Ibu : “baiklah suster. Berapa lama kita berbicara sus?”

Perawat : “mungkin kita bicara selama kurang lebih 30 menit. Kita akan menemui mbak
ernanya sendiri.”

Bapak : “baiklah suster.”

2. TAHAP KERJA
(perawat menemui erna yang sedang menjahit)

Perawat : “ mbak erna sedang apa?”

Pasien : “ini sus saya sedang menjahit.”

Perawat : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang mbak ?”

Pasien : “boleh suster.”

Perawat : “Apa saja kegiatan yang sudah di lakukan mbak?”

Pasien : “saya sering menjahit sus diselang itu juga saya biasanya membantu memotong
sayur membantu ibu saya yang senang masak.”

Perawat : “Bagus sekali. Wah, mbak erna hebat sekali bisa menjahit dengan bagus dan rapi.
Bagaimana perasaan is setelah melakukan kegiatan tadi?”

Pasien : “saya merasa cukup senang dengan kegiatan yang bisa saya lakukan ini sus dan
saya cukup nyaman dengan keadaan saya yang sekarang.”

Perawat : “alhamdulillah mbak. Sudah dulu ya mbak. Saya mau berbincang-bincang dulu
sama bapak/ibu mbak”

Pasien : “iya suster.”

Perawat : “nah, dari yang saya lihat anak bapak/ibu mungkin bisa disuruh kursus menjahit
atau masak-masak bila anak ibu senang melakukan kegiatan itu atau mungkin
kegiatan lain yang melibatkan anggota tubuh yang masih normal”

Bapak : “iya suster .”

Perawat : “boleh saya bertanya bapak/ibu, Apa saja yang sudah dapat di lakukan mbak

erna tadi bapak/ibu?”

Ibu : “ iya suster. Anak saya sudah mahir menjahit suster dan biasanya juga membantu
saya jika sedang masak-masak.”
Perawat : “Baguslah, bapak/ibu. Dari beberapa cara yang tadi, bapak/ibu dapat memilih
kegiatan tersebut dan dapat memasukannya ke dalam jadwal yang sudah mbak erna
punya.”

Bapak : “Iya suster.”

3. TAHAP TERMINASI

Perawat : “tadi sudah saya jelaskan bapak/ibu yah tentang kegiatan lain yang mungkin bisa
di lakukan oleh mbak erna dengan anggota tubuhnya yang lain.”

Bapak : “iya suster sudah.”

Perawat : “lalu apakah bapak/ibu memiliki rencana yang lain ?”

Ibu : “tidak ada suster. Tapi mungkin saya akan memasukksan dia ketempat kursus
menjahit seperti yang suster jelaskan tadi karena yang saya lihat anak saya senang
melakukan kegiatan tersebut.”

Perawat : “baiklah ibu bagus sekali rencananya. Baiklah bapak/ibu karena waktunya sudah
hampir habis saya ungun pamit bapak/ibu yah. Jika bapak /ibu memerlukan bantuan
saya lagi bisa hubungi saya kembali.

Bapak : “baiklah suster terima kasih banyak.”

Perawat :”iya pak sama-sama. Semoga mbak erna bisa menjalani kehidupannya dengan baik
lagi dengan kedaannya yang sekarang.

Ibu : “aammin suster.”

Perawat : “baiklah bapak/ibu sampai jumpa.”

You might also like