You are on page 1of 12

Pendahuluan

Kajian wacana

 ( jurnal REPRESENTASI WACANA GENDER DALAM UNGKAPAN


BERBAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS: ANALISIS WACANA
KRITIS)
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi atau terbesar. Analisis wacana (discourse analysis) dengan
analisis teks (text analysis) perbedaannya bahwa Analisis wacana memfokuskan pada
struktur yang secara alamiah terdapat pada bahasa lisan, sebagaimana banyak terdapat
dalam wacana seperti percakapan, wawancara, komentar, dan ucapan-ucapan.
 Abdul Chaer
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana dikatakan lengkap karena di
dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh
pembaca (dalam wacana tulis) atau oleh pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan
apapun. Wacana dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk dari kalimat atau
kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya
(kohesi dan koherensi). Kekohesian adalah keserasian hhubungan antar unsur yang ada.
Wacana yang kohesif bisa menciptakan wacana yang koheren (wacana yang baik dan benar)
 Harimurti Kridalaksana
wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar dalam hierarki gramatikal. Namun, dalam realisasinya wacana dapat berupa
karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, frase,
bahkan kata yang membawa amanat lengkap.
 Brown (1983: 1)
Analisis wacana adalah penggunaan bahasa yang tidak dibatasi pada bentuk-bentuk linguistik
yang terlepas dari tujuan-tujuan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia.
 Stubbs (1983: 1)
Analisis wacana adalah suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan
secara alamiah, baik dalam bentuk tulisan maupu lisan.
 wikipedia
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang menenliti atau menganalisis bahasayang
digunakan secara alamiah,baik dalam bentuk tulis maupun lisan terhadapa para pengguna
sebagai suatu elemen masyrakat.
 Jurnal KOHESI DAN KOHERENSI WACANA STAND UP COMEDY
PRANCIS DAN INDONESIA
Pada wacana, kohesi diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural
membentuk ikatan sintaktikal dan berkenaan dengan hubungan bentuk antara
bagianbagian dalam suatu wacana. Dengan kata lain, kohesi merupakan aspek fisik
yang terdapat dalam suatu wacana. Halliday dan Hasan (1976:6) membagi kohesi
dalam dua jenis yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal
mencakup referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Pengertian referensi merupakan
salah satu piranti kohesi gramatikal yang berupa jenis satuan lingual tertentu yang
menunjuk satuan lingual yang mendahului atau mengikutinya. Kohesi leksikal adalah
hubungan leksikal di dalam bagian wacana agar terbentuk suatu keserasian struktur
wacana yang kohesif. Kohesi leksikal terdiri dari pengulangan, hiponimi, sinonim,
antonimi, dan kolokasi.
Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana sudah
terbina kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada
dalam wcana tersebut. Pada dasarnya koherensi merupakan suatu rangkaian gagasan
yang tersusun secara teratur dan logis. Koherensi juga dapat terjadi secara implisit
karena berkaitan dengan makna yang diinterpretasi oleh pembaca/pendengar.

 Jurnal KOHESI DAN KOHERENSI DALAM WACANA


Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain
dalam wacana sehingga tercipta pengertian yang apik atau koheren.
A. Kohesi Gramatikal
1. Referensi (penunjukan) merupakan bagian kohesi gramatikal yang berkaitan
dengan penggunakan kata atau kelompok kata untuk menunjukkan kata atau
kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya (M. Ramlan 1993:12)
Contoh:
1) Kurnia ndeleng akeh sampah sing semebar neng kelas. Lan dheweke
njaluk tulung Rico lan Nawan kanggo ngewangi ngresiki.
Disini Kurnia menjadi acuan, dan dheweke menjadi pengacuan. Sehingga analisisnya adalah
endofora yang bersifat anaforis. Melalui pronomina persona II, bentuk tunggal bebas.
2) Nawan : Kowe wis ngerjakne PR durung?
Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PR ku saben dina.
Rico : Aku uga wis.
Berdasarkan dialog diatas Kurnia dan Rico menjadi acuan, kowe sebagai pengacuan .
sehingga analisisnya adalah endofora yang bersifat kataforis. Melalui pronomina persona II,
bentuk tunggal bebas.
3) Nawan : Kowe wis ngerjakne PR durung?
Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PR ku saben dina.
Rico : Aku uga wis.
Berdasarkan dialog diatas Rico menjadi acuan dan Aku menjadi pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis. Melalui pronomina persona I, bentuk
tunggal bebas.
4) Nawan : Kowe wis ngerjakne PR durung?
Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PR ku saben dina.
Rico : Aku uga wis.
Kurnia : Wah, kelas awake dhewe reged pisan ya, akeh sampah
dluwang lan plastik. Iki mesti turah sampah wingi.
Disini Nawan, Kurnia, dan Rico menjadi acuan. Pengacuannya awake dhewe. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis. melalui pronomina persona I, bentuk
jamak.
5) Nawan : Kowe wis ngerjakne PR durung?
Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PRku saben dina.
Di dalam percakapan diatas Kurnia menjadi acuan, dan Ku sebagai pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina persona I, bentuk
tunggal terikat lekat kanan.
6) Rico : Nah ta, bener tembungku Kur. Ra ngandel ya kowe ro aku?
Kurnia : Ah kowe ki padha wae, ya wis yen ora gelem ngewangi.
Di dalam percakapan diatas Rico menjadi acuan, dan Ku sebagai pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina persona I, bentuk
tunggal terikat lekat kanan.
7) Rico : Nah ta, bener tembungku Kur. Ra ngandel ya kowe ro aku?
Kurnia : Ah kowe ki padha wae, ya wis yen ora gelem ngewangi.
Berdasarkan dialog diatas Kurnia menjadi acuan, kowe sebagai pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat kataforis. Melalui pronomina persona II, bentuk
tunggal bebas.
8) Rico : Nah ta, bener tembungku Kur. Ra ngandel ya kowe ro aku?
Kurnia : Ah kowe ki padha wae, ya wis yen ora gelem ngewangi.

Di dalam percakapan diatas Rico menjadi acuan, dan Aku sebagai pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina persona I, bentuk
tunggal bebas.
9) Nur Hadi : Kan wis ana Pak Amad, dadi nggo ngapa awake dhewe sing
repot Kur?
Rico : Nah ta, bener tembungku Kur. Ra ngandel ya kowe ro aku?
Kurnia : Ah kowe ki padha wae, ya wis yen ora gelem ngewangi.
Di dalam percakapan diatas Nur HAdi menjadi acuan, dan kowe sebagai pengacuan.
Sehingga analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina persona II,
bentuk tunggal bebas.
10) (Kurnia njupuk siji poro siji sampah sing ana neng kelas karo laci meja
bareng pira-pira kancane sing neng kelas kajaba Rico lan Nur Hadi. Nuli
ora suwe teka Ana lan kanca sing liya)
Ana : Sugeng enjing kabeh..
Kabeh : Sugeng enjing ugo na..
Di dalam percakapan diatas semua teman yang berada di dalam kelas menjadi acuan, dan
kabeh sebagai pengacuan. Sehingga analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis,
melalui pronomina persona II, bentuk jamak.
11) Ana : Lho, Nur Hadi lan Rico ngapa ora ngewangi Kurnia lan
kanca-kanca kanggo resik-resik?
Rico : Kan aku wis kandha, kuwi ben diresikna Pak Amad wae,
panjaga sekolah awake dhewe.
Di dalam percakapan diatas Pak Ahmad menjadi acuan, dan penjaga sekolah sebagai
pengacuan. Sehingga analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina
persona III, bentuk tunggal bebas.
12) Ana : Dadi sesuk-sesuk kowe cah loro, Nur Hadi lan Rico uga kudu
melu njaga keresikan kelas awake dhewe..
Di dalam percakapan diatas Nur HAdi lan Rico menjadi acuan, dan cah loro sebagai
pengacuan. Sehingga analisisnya adalah endofora yang bersifat kataforis, melalui pronomina
persona II, bentuk jamak.
13) Rico : Nggih pak, milai mbinjing kula badhe tumut piket lan njaga
keresikan kelas.
Nur Hadi : Kula ugi pak.
Di dalam percakapan diatas Rico menjadi acuan, dan kula sebagai pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina persona I, bentuk
tunggal bebas.
14) Rico : Nggih pak, milai mbinjing kula badhe tumut piket lan njaga
keresikan kelas.
Nur Hadi : Kula ugi pak.
Di dalam percakapan diatas Nur Hadi menjadi acuan, dan kula sebagai pengacuan. Sehingga
analisisnya adalah endofora yang bersifat anaforis, melalui pronomina persona I, bentuk
tunggal bebas.

2. Elipsis (penghilangan/pelesapan) adalah proses penghilangan kata atau satuan-


satuan kebahasaan lain.
Contoh:
1. Kurnia ndeleng akeh sampah sing semebar neng kelas. Lan dheweke
njaluk tulung Rico lan Nawan kanggo ngewangi ngresiki.

Kalimat diatas menagalami pelesapan pada dialog terakhir. Kalimat selengkapnya berbunyi:
Kurnia ndeleng akeh sampah sing semebar neng kelas. Lan dheweke
njaluk tulung Rico lan Nawan kanggo ngewangi ngresiki sampah sing
semebar neng kelas.
2. Nawan : Kowe wis ngerjakne PR durung?
Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PR ku saben dina.
Rico : Aku uga wis.
Kalimat diatas menagalami pelesapan pada dialog terakhir. Kalimat selengkapnya berbunyi:
Nawan : Kowe wis ngerjakne PR durung?
Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PR ku saben dina.
Rico : Aku uga wis ngerjakne PR

3. Ana :Ben mengko dekne kabeh kuwi didukani pak guru Kur.
Kurnia : iya bener…
Kalimat diatas menagalami pelesapan pada dialog terakhir. Kalimat selengkapnya berbunyi:
Ana : Ben mengko dekne kabeh kuwi didukani pak guru Kur.
Kurnia : iya bener ben mengko dekne kabeh kuwi didukani pak guru
Kur.

4. Kurnia : Leres Pak Guru. Kui Rico lan Nur Hadi, rungoke pengarah
Pak Guru.
Rico : Iya-iya kawit mau-mau uga wis ngrungokake.

Kalimat diatas menagalami pelesapan pada dialog terakhir. Kalimat selengkapnya berbunyi:
Kurnia : Leres Pak Guru. Kui Rico lan Nur Hadi, rungoke pengarah
Pak Guru.
Rico : Iya-iya kawit mau-mau uga wis ngrungokake pengarah Pak
Guru.

5. Rico : Nggih pak, milai mbinjing kula badhe tumut piket lan njaga
keresikan kelas.

Nur Hadi : Kula ugi pak.

Kalimat diatas menagalami pelesapan pada dialog terakhir. Kalimat selengkapnya berbunyi:

Rico : Nggih pak, milai mbinjing kula badhe tumut piket lan njaga
keresikan kelas.
Nur Hadi : Kula ugi milai mbinjing kula badhe tumut piket lan njaga
keresikan kelas pak.
3. Konjungsi (perangkaian/kata sambung) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal
yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu demgan unsur yang
lain dalam wacana.
Contoh:
1) Sebab-akibat (kausatif)
a) Kurnia : Awake dhewe ora oleh ngandhalake Pak Amad Rico,
kan awake dewe sik ngegeti. Sakudune awake dhewe sing
ngresikna.

b) Pak guru : Bener pisan. Dadi keresikan kuwi sakanggonan saka


pangandel, amarga pas awake dhewe mangandel marang Tuhan,
mula awake dhewe kudu njaga keresikan, becik saka keresikan
awak ugo lingkiungan sekitar.

c) Pak guru : Nah, bocak-bocah, lelara kuwi dudu mung teka saka
resik utawa orane lingkungan awake dhewe, nanging uga amarga
kondisi kekebalan awak, lan asupan gizi sing awake dhewe
pangan.

2) Pertentangan
a) Rico : Iya, reged banget. Ning wis ta, mengko uga diresikna ro
Pak Amad. Ya ta Wan?

b) Rico : ning ta pagawean pak Amad nyat resik-resik.

c) Kurnia : Galo Nic, Rico ora gelem ngewangi ngresikna kelas


awake dhewe, padahal kan awake dhewe sing ngregeti.

d) Kurnia : wis ta An, aku wis omong ngono nang dekne kabeh,
ning dekne kabeh ora gelem ngrungokake kok.

e) Rico : Enggeh pak, kadang pun resikan, nanging tetap


mawonlara flu, watuk, demam, malaria, lan sing sanese.
f) Pak guru : Nah, bocak-bocah, lelara kuwi dudu mung teka saka
resik utawa orane lingkungan awake dhewe, nanging uga amarga
kondisi kekebalan awak, lan asupan gizi sing awake dhewe
pangan.

g) Pak guru : Tentu wae. Nanging awake dhewe bisa ngindari


supaya lelaran ora tambah parah kanthi tetap njaga keresikan.
Bayangna wae, kanthi njaga keresikan wae awake dhewe isih bisa
kena lara, apa maneh yen awake dhewe ora njaga, bener to?

3) Perkecualian
a) (Kurnia njupuk siji poro siji sampah sing ana neng kelas karo laci
meja bareng pira-pira kancane sing neng kelas kajaba Rico lan
Nur Hadi. Nuli ora suwe teka Ana lan kanca sing liya)

4) Tujuan
a) Pak guru : Tentu wae. Nanging awake dhewe bisa ngindari
supaya lelaran ora tambah parah kanthi tetap njaga keresikan.
Bayangna wae, kanthi njaga keresikan wae awake dhewe isih bisa
kena lara, apa maneh yen awake dhewe ora njaga, bener to?

b) Pak guru : Bocah-bocah, kelas iki yaiku duwe awake dhewe


kabeh, dadi awake dhewe kabeh tanggung jawab kanggo ngrumat
lan njaga. Supaya awake dhewe terhindar saka lelara lan tetap
resik. Ngerti?

5) Penambahan (aditif)
a) Kahanan kelas isih sepi wektu Kurnia teka, mung ana Nawan lan
Rico wae
b) Lan dheweke njaluk tulung Rico lan Nawan kanggo ngewangi
ngresiki.
c) Rico : Hey ugo Kur..
d) Rico : Aku uga wis.
e) Kurnia : Wah, kelas awake dhewe reged pisan ya, akeh sampah
dluwang lan plastik. Iki mesti turah sampah wingi.
f) Rico : Iya, reged banget. Ning wis ta, mengko uga diresikna ro
Pak Amad. Ya ta Wan?
g) Kurnia : Iya pancen, nanging awake dhewe kudu sinau
mandiri, awake dhewe ugo isih bisa ngresikna iki bebarengan karo
kanca sing liya.
h) (nuli teka Nur Hadi lan kanca sing liya)
i) (Kurnia njupuk siji poro siji sampah sing ana neng kelas karo laci
meja bareng pira-pira kancane sing neng kelas kajaba Rico lan
Nur Hadi. Nuli ora suwe teka Ana lan kanca sing liya)
j) Kabeh : Sugeng enjing ugo na..
k) Ana : Lho, Nur Hadi lan Rico ngapa ora ngewangi Kurnia
lan kanca-kanca kanggo resik-resik
l) Nur Hadi : Iya, meneh uga ta tugas awake dhewe sinau, iya ta
Rico?
m) (sakwise resik-resik buyar, bel banjur muni, lan murid banjur
linggih neng palungguhan dhewe-dhewe. Ora suwe pak guru
banjur rawuh lan mlebet menyang kelas)
n) Pak guru : Yo, sadurung nganyak piwulang dina iki, awake
dhewe doa dhisik. Salah sawong mangarepi doa, lan kelas dadi
tenang.
o) Pak guru : Bener pisan. Dadi keresikan kuwi sakanggonan saka
pangandel, amarga pas awake dhewe mangandel marang Tuhan,
mula awake dhewe kudu njaga keresikan, becik saka keresikan
awak ugo lingkiungan sekitar.
p) Nur Hadi : Yen kagem njaga kawarasan pak? Awake dhewe pun
resik kadang uga tasih lara?
q) Rico : Enggeh pak, kadang pun resikan, nanging tetap mawonlara
flu, watuk, demam, malaria, lan sing sanese.
r) Pak guru : Nah, bocak-bocah, lelara kuwi dudu mung teka saka
resik utawa orane lingkungan awake dhewe, nanging uga amarga
kondisi kekebalan awak, lan asupan gizi sing awake dhewe pangan
s) Kurnia : Leres Pak Guru. Kui Rico lan Nur Hadi, rungoke
pengarah Pak Guru.
t) Rico : Iya-iya kawit mau-mau uga wis ngrungokake.
u) Ana : Dadi sesuk-sesuk kowe cah loro, Nur Hadi lan Rico
uga kudu melu njaga keresikan kelas awake dhewe.
v) Pak guru : Bocah-bocah, kelas iki yaiku duwe awake dhewe
kabeh, dadi awake dhewe kabeh tanggung jawab kanggo ngrumat
lan njaga. Supaya awake dhewe terhindar saka lelara lan tetap
resik. Ngerti?
w) Rico : Nggih pak, milai mbinjing kula badhe tumut piket lan njaga
keresikan kelas.
x) Nur Hadi : Kula ugi pak.

6) Urutan
a) Kurnia : Uwis lah, Ibuku kan nuli mriksa PR ku saben dina.
b) (nuli teka Nur Hadi lan kanca sing liya)
c) (Kurnia njupuk siji poro siji sampah sing ana neng kelas karo laci
meja bareng pira-pira kancane sing neng kelas kajaba Rico lan
Nur Hadi. Nuli ora suwe teka Ana lan kanca sing liya)
d) sakwise resik-resik buyar, bel banjur muni, lan murid banjur
linggih neng palungguhan dhewe-dhewe. Ora suwe pak guru
banjur rawuh lan mlebet menyang kelas)

7) Waktu (temporal)
a) (sakwise resik-resik buyar, bel banjur muni, lan murid banjur
linggih neng palungguhan dhewe-dhewe. Ora suwe pak guru
banjur rawuh lan mlebet menyang kelas)
b) Pak guru : Yo, sadurung nganyak piwulang dina iki, awake
dhewe doa dhisik. Salah sawong mangarepi doa, lan kelas dadi
tenang.
c) Pak guru : Saiki piwulangan bisa anyak diawiti. Dina iki awake
dhewe bakal sinau ngenani
8) Syarat
a) Kurnia : Ah kowe ki padha wae, ya wis yen ora gelem ngewangi.
b) Nur Hadi : Yen kagem njaga kawarasan pak? Awake dhewe pun
resik kadang uga tasih lara?
c) Pak guru : Tentu wae. Nanging awake dhewe bisa ngindari
supaya lelaran ora tambah parah kanthi tetap njaga keresikan.
Bayangna wae, kanthi njaga keresikan wae awake dhewe isih bisa
kena lara, apa maneh yen awake dhewe ora njaga, bener to?

9) Cara
a) Pak guru : Tentu wae. Nanging awake dhewe bisa ngindari
supaya lelaran ora tambah parah kanthi tetap njaga keresikan.
Bayangna wae, kanthi njaga keresikan wae awake dhewe isih bisa
kena lara, apa maneh yen awake dhewe ora njaga, bener to?

A. Kohesi Leksikal

1. Repetisi
1) Repetisi anafora
a) Kurnia : Hey Rico, Nawan…
Rico : Hey ugo Kur..
b) Ana : Sugeng enjing kabeh..
Kabeh : Sugeng enjing ugo na..
2. Sinonimi (Padan Kata)
1) Sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat)
a) Rico : Nah ta, bener tembungku Kur. Ra ngandel ya kowe ro aku?
2) Sinonimi kata dengan kata
a) Pak guru : Saiki piwulangan bisa anyak diawiti. Dina iki awake
dhewe bakal sinau ngenani keresikan. Anak-anak mesti wis ngerti
ta apa kuwi keresikan?
b) Pak guru : Saiki piwulangan bisa anyak diawiti. Dina iki awake
dhewe bakal sinau ngenani keresikan. Anak-anak mesti wis ngerti
ta apa kuwi keresikan?
3) Sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya
a) Rico : Bener banget kuwi.. setuju pokoke!

3. Antonimi (Lawan Kata)


a) Kurnia : Awake dhewe ora oleh ngandhalake Pak Amad Rico,
kan awake dewe sik ngregeti. Sakudune awake dhewe sing
ngresikna.
b) Kurnia : Iya pancen, nanging awake dhewe kudu sinau
mandiri, awake dhewe ugo isih bisa ngresikna iki bebarengan karo
kanca sing liya.

4. Hiponimi (Hubungan Atas-Bawah)


Nur Hadi : Yen kagem njaga kawarasan pak? Awake dhewe pun resik kadang
uga tasih lara?
Rico : Enggeh pak, kadang pun resikan, nanging tetap mawon lara flu,
watuk, demam, malaria, lan sing sanese.

B. Koherensi

You might also like