You are on page 1of 3

(2) Leptonema.

pada tahap ini kromosom mulai tampak semakin jelas sebagai


benang-benang panjang halus dengan penebalan pada beberapa tempat.
Penebalan ini disebabkan adanya khromomer. Kromosom terdiri atas 2 kromatid
yang belum dapat dibedakan dengan mikroskop cahaya.

(3) Zygonema. pada tahap ini kromosom homolog akan berpasang-pasang secara
rapih yang berarti bahwa antara tiap khromomer yang homolog akan berdampingan
dengan hanya dipisahkan oleh celah yang berjarak sekitar 0,2 mikron.

(4) Pachynema. Pada tahap ini pasangan kromosom sudah sempurna yang kemudian
diikuti oleh berkontraksinya khrmosom, sehingga tampak memendek dan lebih
tebal. Walaupun pada tahap ini sudah mulai tampak kromatid, tetapi secara
keseluruhan inti sel memiliki setengah jumlah kromosom semula. Pada tahap ini
terjadi pertukaran segmen kromatid dari kromosom homolog yang disebut
“crossing over” (pindah silang). Pachynema merupakan tahap yang paling lama
dalam profase bahkan dapat berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu atau
bertahun-tahun. Sedangkan leptonema dan zygonema hanya berlangsung beberapa
jam.

(5)Diplonema. Pada tahap ini terjadi pemisahan kromosom homolog yang tadinya
masing-masing menempel rapat satu sama lain, tetapi pemisahan tersebut masih
belum sempurna karena masih terdapat perlekatan yang disebut chiasma yang
sekaligus merupakan tempat terjadinya “crossing over“. Dalam tahap diplonema
tersebut, kromatid dalam tiap kromosom telah dapat terlihat dengan mikroskop
cahaya. Tahap diplonema ini dapat berlangsung sangat lama.

(6) Diakenensis. Pada tahap ini kromosom mengalami pemendekan hingga


penampilannya lebih jelas lagi. Pada kenyataannya Kromosom tersebar di seluruh
inti yang sudah tidak menampakkan adanya nukleus lagi. Sementara itu terjadi
gerakan khiasmata (titik persimpangan kromosom pada pindah silang) menjauhi
sentromer menuju ke ujung-ujung kromosom (terminalisasi), oleh karenanya
kromosom homolog hanya berhubungan melalui ujung-ujungnya.

Prometafase 1
Kromosom makin jelas tampaknya pada tahap ini karena bergelungnya mencapai
puncak kepadatan. Selubung ini mulai larut dan terjadi perlekatan mikrotubuli
pada sentromer. Pengamatan dengan mikroskop elektron menunjukkan bahwa
pasangan kromosom homolog memiliki 4 sentromer, karena setiap kromatid telah
memiliki sentromernya masing-masing dan 2 kromatid bertindak sebagai satu
kesatuan fungsional.

Metafase 1
Pada tahap ini, kromosom tersusun pada bidang ekuator. Penempatan kromosom
ini sebagai akibat dari “tarikan” melalui masing-masing sentromernya oleh
“spindle fibers“.

Anafase 1
Pada tahap anafase 1 ini, kromatid setiap kromosom homolog yang masih
berdekatan pada sentromernya, bergerak menuju kutubnya masing-masing.
Pergerakan kromosom homolog tersebut bergantung pada panjang pendeknya
kromosom bersangkutan. Pergerakan kromosom pendek berlangsung lebih cepat
daparipada kromosom yang lebih panjang.

Telofase 1
Tahap terakhir dalam meiosis 1 ini dimulai apabila kromosom-kromosom telah
berkumpul pada masing-masing kutubnya. Kromosom dapat berada dalam keadaan
kondensasi (padat) untuk beberapa saat.

Hasil meiosi 1 ialah terbentuknya sel dengan inti yang jelas. Pada organisme jantan
sel tersebut dinamakan sepermatosit 2 dan pada jenis betina dinamakan oosit 2
beserta apa yang dinamakan “polar body I“. Anak sel yang kemudian dihasilkan
dari pembelahan meiosis 1 ini mengandung kromosom yang jumlahnya separuh dari
jumlah kromosom sebelum pembelahan, namun ukuran selnya tidak sama.
Perbedaan ukuran sel ini sebagai akibat tidak samanya pembelahan sitoplasma
(sitokinesis). Anak sel yang berukuran lebih besar dinamakan oosit 2, sedangkan
yang berukuran lebih kecil dinamakan “polar body” yang mendampingi oosit 2.

Interfase
Sesudah berakhirnya tahap telofase 1, maka sel berada dalam tahap interfase yang
tidak berlangsung lama. Berbeda dengan interfase sesudah pembelahan mitosis,
pada tahap interfase meiosis ini terjadi replikasi kromosom, artinya tidak ada
tahap S, sehingga intinya tetap haploid. Walaupun demikian dalam setiap
kromosom tetap mengandung 2 kromatid.

Pembelahan Meiosis 2
Profase 2
Tahap ini dilalui sangat singkat waktunya. Dengan terbentuknya bangunan
“spindle” dalam sitoplasmanya menandai dimulainya tahap berikutnya.

Metafase 2
Sepertian juga metafase 1 , maka pada tahap ini kromosom tersusun pada bidang
ekuator. Pada saat ini sentromer berpisah dan jumlah kromosom masih tetap
haploid.

Anafase 2
Kromatid akan bergerak menuju ke arah kutub-kutub sel.

Telofase 2
Sebuah sel telah mengalami pembelahan meiosis, akan terbentuk 4 buah sel
dengan masing-masing intinya yang mengandung kromosom dengan jumlah separuh
jumlah kromosom aslinya (haploid).
Perkembangan gamet pada hewan jantan berada dalam strukturnya dengan sel
telur; spermatozoon mengalami diferensiasi setelah inti-intinya menyelesaikan
meiosis dan berakhir dengan jumlah kromosom haploid juga. Spermatosit 1 yang
mengalami meiosis 1 menghasilkan spermatosit 2. Setiap spermatosit 2 yang
mengalami meiosis 2 akan menjadi 4 spermatid dengan jumlah kromosom haploid.
Spermatid ini mengalami diferensiasi bentuk menjadi spermatozoon dewasa.

Pada hewan betina, dari pembelahan meiosis 2 ini, oosit 2 akan menghasilkan 2
anak sel yang juga tidak sama ukurannya. Sel yang berukuran besar merupakan
ovum yang matang dan sel yang berukuran kecil dinamakan “polar body“. Sebagai
akibat pembelahan meiosis yang tidak simetris tersebut, maka oosit yang
terbentuk akan dipertahankan tetap besar, sedangkan polar body yang terbentuk
akhirnya mengalami degenerasi. Pelepasan sel telur dari ovarium yang dinamakan
ovulasi bergantung pada spesiesnya. Ovulasi yang berbeda saat pelepasan
gametnya akan berbeda juga fase perkembangan sel gamet yang terlibat .

Pada pembentukan sel telur dan sel mani yang berlangsung melalui pembelahan
meiosis tersebut, hampir 90% dari seluruh waktu meiosis berlangsung untuk tahap
profase 1. Dalam tahap profase 1 itulah terjadi peristiwa pindah silang (crossing
over) antara kromosom homolog yang akan mengakibatkan perpindahan gena dari
kromosom satu ke kromosom homolognya.

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian Meiosis, semoga tulisan saya


mengenai pengertian meiosis dapat bermanfaat.

Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Meiosis :

– Subowo, 2011. Biologi Sel. Yang Menerbitkan CV Sagung Seto : Jakarta.

Gambar Pengertian Meiosis

You might also like