PENDIDIKAN NEGARA REVIEW ART
Penilaian dan manajemen gejala perilaku
1 Bagian dari Geriatric Psychiatry,
Departemen Psikiatri, University of
Michigan, Ann Arbor, MI 48.109, USA
2 Departemen Urusan Veteran, Pusat
Penelitian Klinis Manajemen, Ann
Arbor, MI, USA
3 Geriatric Pendidikan Penelitian dan Pusat
Klinis, Healthcare System VA Ann Arbor,
Ann Arbor,
MI, USA
4 Departemen Masyarakat Kesehatan Masyarakat,
Sekolah Keperawatan, Johns Hopkins University,
Baltimore,
MD, USA
5 Divisi Geriatri dan Gerontology, School of
Medicine, Johns Hopkins University,
Baltimore,
MD, USA
Pusat Perawatan Inovatif di Aging,
6
Johns Hopkins University, Baltimore, MD,
USA
7 Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku,
Johns Hopkins Bayview dan Johns
Hopkins University, Baltimore, MD, USA
Surat menyurat ke: HC Kales
kales@umich.edu
Dijadikan: BMJ 2015; 350: h369
doi: 10,1136 / bmj.h369
Ini adalah versi yang diedit dari tulisan ini.
Untuk versi lengkap dan referensi melihat
thebmj.com
26
dan psikologis demensia
Helen C Kales, 1 2 3 Laura N Gitlin, 4 5 6 Constantine G Lyketsos 7
pengantar
gejala perilaku dan psikologis dari demensia didefinisikan sebagai tanda dan
gejala persepsi yang terganggu, pikir konten, suasana hati, atau perilaku. 1 Mereka satu atau lebih gejala-gejala di beberapa titik selama penyakit mereka. 2 12- 16 Gejala
termasuk tion agita-, depresi, apatis, pertanyaan berulang-ulang, psikosis,
agresi, masalah tidur, mengembara, dan berbagai perilaku sosial yang tidak
pantas. 2 Satu atau lebih gejala akan mempengaruhi hampir semua orang dengan
demensia selama penyakit mereka. 2 Gejala-gejala ini adalah yang paling
kompleks, stres, dan mahal aspek perawatan, dan mereka menyebabkan hasil
yang buruk segudang pasien kesehatan, termasuk kelebihan morbiditas,
mortalitas, rumah sakit tetap, dan awal penempatan di sebuah panti jompo. 3-5 Kebanyakan
halusinasi), agitasi, agresi, depresi, kecemasan, apatis, penghambatan
orang dengan demensia dirawat di rumah oleh keluarga pemberi perawatan, dan
gejala-gejala ini sangat asso- diasosiasikan dengan stres dan depresi pada
pengasuh, serta mengurangi pendapatan dari pekerjaan dan kualitas hidup yang
rendah. 6-8
Ulasan ini meliputi prevalensi, jenis, hasil, dan penyebab gejala
perilaku dan psikologis dari demensia. Hal ini juga menggambarkan
model konseptual yang mengintegrasikan faktor yang berhubungan
dengan neurobiologi, orang dengan demensia, pemberi perawatan, dan
lingkungan. Ini rincian dasar bukti untuk perawatan non-farmakologis dan
farmakologis, serta pendekatan untuk menilai perilaku dan berasal
rencana perawatan. Ulasan ini berfokus pada masyarakat yang tinggal
pasien dengan demensia.
Sumber dan kriteria seleksi
Kami mengidentifikasi artikel untuk ulasan ini melalui pencarian publikasi
terdaftar oleh PubMed dari Januari 1992 hingga 1 Juni 2014. Kami
menggunakan istilah pencarian “p sychological perilaku dan gejala
demensia”, “BPSD”, “gejala kejiwaan neuro demensia”, “ gejala perilaku
demensia”,‘perilaku mengganggu’,‘nonpharma intervensi cologic /
strategi / pengobatan’,‘psiko sosial intervensi / strategi /
pengobatan’,‘farmakologi tr eatment’,‘obat’, dan‘efek samping’.
kelaziman
Demensia diperkirakan mempengaruhi 44 juta orang di seluruh dunia pada tahun
2013. Jumlah ini diperkirakan akan mencapai 76 juta pada tahun 2030 dan dengan
135 juta pada tahun 2050. 9 Keluarga sangat dipengaruhi karena lebih dari 75% dari
orang yang dirawat oleh keluarga atau teman-teman di rumah. 10 Di Amerika Serikat
di
2013, 15,5 juta anggota keluarga dan teman-teman yang disediakan
17700000000 jam perawatan yang belum dibayar kepada orang-orang
dengan penyakit Alzhei- mer dan demensia lainnya. 11 Studi Cache County
menemukan bahwa prevalensi lima tahun gejala perilaku dan psikologis
demensia (setidaknya satu gejala) adalah 97%, dengan gejala yang paling
umum
menjadi apatis, depresi, dan kecemasan. 12 Banyak ies stud- lainnya telah
direplikasi temuan bahwa hampir semua orang dengan demensia mengalami
sering co- terjadi, meningkatkan dampaknya bahkan lebih. 17
Jenis gejala perilaku dan psikologis dari demensia
Gejala ini (juga dikenal sebagai gejala neuropsikiatri demensia) terjadi
dalam kelompok atau sindrom diidentifikasi sebagai psikosis (delusi dan
dis (sosial dan seksual yang tidak pantas iors prilaku), 18 19 Motor
gangguan, perilaku waktu malam, dan nafsu makan dan makan masalah
(kotak). 20 21
Meskipun gejala-gejala ini terlihat hampir secara universal di
demensia, terlepas dari penyebab, beberapa jenis demensia yang
berhubungan dengan perilaku tertentu. Misalnya, depresi lebih sering
terjadi pada demensia vaskular dan halusinasi terlihat lebih sering di
Lewy tubuh demensia dibandingkan pada penyakit Alzheimer. Peo- ple
dengan demensia frontotemporal sering menunjukkan perilaku khas
kehilangan kontrol eksekutif, seperti rasa malu, w andering,
ketidaktepatan sosial, dan apatis. 22-24
Gejala-gejala ini terjadi di semua tahapan tia demen-, meskipun jenis
dan menonjol mereka tergantung di atas panggung. Misalnya, kecemasan
dan depresi yang umum pada penyakit tahap awal Alzheimer dan dapat
memperburuk dengan perkembangan. Agitasi umum, gigih, dan dapat
meningkat dengan tingkat keparahan penyakit. 12 25- 28 Apatis umumnya
dilaporkan oleh anggota keluarga di semua tahap demensia dan
cenderung memburuk dari waktu ke waktu, sedangkan delusi, lucinations
hal-, dan agresi lebih episodik dan lebih umum di moderat untuk tahap
parah dari penyakit. 2
Meskipun gejala kognitif merupakan ciri khas dari demensia, gejala
perilaku dan psikologis sering mendominasi presentasi 29 30 dan tentu saja
dari kemudahan dis-. 3-5 31 Tidak seperti defisit kognitif dan fungsional,
yang ada lintasan menurun penurunan, gejala ini cenderung berfluktuasi
secara episodik tetapi dapat berlangsung selama enam bulan atau lebih.
Penyebab perilaku dan gejala psikologis demensia
Karena penurunan kognitif saja tidak bisa menjelaskan gejala ini, berbagai
faktor penyebab telah identi- fied, yang dapat dikategorikan sebagai faktor
yang berhubungan dengan anak per- dengan demensia, peduli faktor
pemberi, dan faktor lingkungan. Demensia juga dapat langsung
menyebabkan gejala dengan dis sirkuit otak rupting terlibat dalam perilaku
dan emosi.
11 April 2015 | itu BMJ
 PENDIDIKAN NEGARA REVIEW ART

Hilangnya kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan atau tujuan secara lisan memimpin
Jenis gejala perilaku dan psikologis dari demensia *
orang dengan demensia untuk berkomunikasi dan mengekspresikan kebutuhan melalui berbagai

perilaku.
Delusi (keyakinan menyedihkan)
Halusinasi Agitasi:
kepribadian dan kejiwaan penyakit yang sudah ada
Pengalaman klinis menunjukkan bahwa pola kepribadian lama dan
- mudah marah
karakteristik dapat mempengaruhi devel-opment gejala perilaku dan
- mengulangi pertanyaan
psikologis dari demensia-hilangnya kontrol penghambatan mungkin
- Berdebat atau mengeluh
menonjolkan ciri-ciri kepribadian premorbid. 51 Seumur hidup ders disor-
- Penimbunan
kejiwaan (seperti depresi berat, kecemasan, gangguan bipolar, dan
- Mondar-mandir
skizofrenia) dan manajemen mereka (misalnya, pengobatan dengan
- Tidak pantas berteriak, menangis, suara mengganggu
antidepresan, anxiolytics, lizers suasana hati stabi-, dan antipsikotik) juga
- Penolakan perawatan (misalnya, mandi, berpakaian, grooming)
dapat mempengaruhi ment mengembangkan- gejala ini .

- Meninggalkan rumah Agresi (fisik

atau lisan) Depresi atau dysphoria

Kecemasan:
Faktor yang berhubungan dengan pemberi perawatan

Salah satu kompleksitas demensia berkaitan dengan peran khusus dari pemberi
- mengkhawatirkan
perawatan. Tingkat tekanan psikologis dan stres lebih tinggi, sedangkan self
- Membayangi (berikut pemberi perawatan) Apatis
efficacy, kesejahteraan subjektif, dan kesehatan fisik secara signifikan lebih
atau ketidakpedulian Disinhibition:
rendah pada mereka yang merawat penderita demensia dibandingkan pemberi
perawatan lainnya. 52 Bila dibandingkan dengan pemberi non-perawatan,
- perilaku sosial yang tidak pantas
perbedaan ini lebih besar. 53 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat
- Seksual yang tidak pantas perilaku Lekas
rentang depresi dari 23% menjadi 85% pada orang mobil- ing untuk pasien
​marah atau labilitas dengan demensia, 54 55 dan dari 16% ke 45% pada mereka merawat pasien dengan
Motor gangguan (aktivitas berulang tanpa tujuan): kecemasan. 35 56- 58
- Pengembaraan

- mengaduk-aduk

perilaku waktu malam (bangun dan bangun di malam hari)

* Berdasarkan kategori persediaan-Q neuropsikiatri dimodifikasi. Beberapa perilaku di bawah agitasi perlu penelitian lebih
lanjut untuk menentukan apakah mereka adalah bagian dari agitasi atau badan mereka sendiri (misalnya, penolakan
perawatan).
pemicu lingkungan
Dengan penurunan kemampuan untuk memproses rangsangan, ambang stres
orang dengan demensia menjadi lebih rendah dan potensi untuk tingkat yang lebih
tinggi frustrasi meningkat; jika berlanjut, kecemasan serius dan agitasi yang berat

Faktor yang berhubungan dengan orang dengan demensia dapat mengembangkan. Stres dapat disebabkan oleh perubahan dalam rutinitas,

-dasar neurobiologis terlalu banyak bersaing atau menyesatkan rangsangan, kurangnya rangsangan,

Kemajuan dalam ilmu saraf telah menunjukkan bahwa ada hubungan perubahan lingkungan fisik dan sosial, dan tuntutan yang melebihi kemampuan
fungsional. 64
yang luas dan timbal balik antara pusat-pusat otak yang mengatur emosi
dan kognisi. 37 Model sirkuit berteori bahwa tiga atau lebih sirkuit
frontal-subkortikal memiliki frontal, ganglia basalis, dan
komponen--komponen thalamic yang mempengaruhi perilaku manusia. perawatan non-farmakologis
Gejala logis perilaku dan psiko demensia dapat hasil dari synaptic atau perawatan non-farmakologis meliputi array yang luas dari perilaku,
sirkuit pemutusan dalam jaringan ini. lingkungan, dan pemberi perawatan intervensi mendukung. Banyak
pedoman, beberapa lembaga medis, dan kelompok ahli
merekomendasikan strategi non-farmakologis sebagai pilihan pertama
kondisi medis akut pendekatan pengobatan lini (kecuali dalam situasi darurat di mana ada

Orang dengan demensia dapat tidak proporsional dipengaruhi oleh rasa sakit bahaya atau masalah keamanan). 67-70 Namun, strategi ini sebagian besar

dan penyakit terdiagnosis dibandingkan dengan mereka yang tidak gangguan
kognitif. 16 44- 46 Dalam sebuah studi dari Tengoklah tinggal dewasa yang lebih
tua dengan demensia, 36% memiliki penyakit yang tidak terdeteksi yang
terkait dengan ral behavio- dan gejala psikologis, termasuk agitasi,
telah belum diterjemahkan ke dalam manajemen klinis dunia nyata dan
perawatan standar. 71
Ada kekurangan dari kesepakatan yang jelas di bidang tentang bagaimana untuk

pertanyaan yang berulang, menangis, delusi, dan cinations hallu-. 44 Nyeri mengkategorikan intervensi non-farmakologis, tapi kami kelompokkan ke dalam tiga

berhubungan dengan perilaku agresif pada pasien dengan demensia, 16 dan kategori: mereka yang menargetkan orang dengan demensia, mereka menargetkan

manajemen nyeri dapat mengurangi perilaku tersebut. 47 48 efek samping obat pemberi perawatan, dan mereka menargetkan lingkungan.

atau interaksi obat narkoba juga dapat menimbulkan gejala-gejala tersebut.

Pendekatan menargetkan orang dengan demensia

Studi intervensi untuk perilaku tertentu (seperti mengembara dan agitasi)
kebutuhan yang tak terpenuhi bahkan lebih terbatas daripada studi melihat tom symp- perilaku dan
Dalam perilaku kebutuhan-driven demensia-dikompromikan (NDB) model, 49 psikologis dari demensia pada umumnya. Empat tinjauan sistematis dari
gejala perilaku dan psikologis dari demensia dipandang sebagai ekspresi strategi non-farmakologis tidak menemukan bukti manfaat bagi aktivitas
dari kebutuhan atau tujuan (fisik, psikologis, emosional, dan sosial) yang fisik atau program berjalan untuk
tidak terpenuhi.

itu BMJ | 11 April 2015 27

 PENDIDIKAN NEGARA REVIEW ART

Gambar 2 | The DICE (menjelaskan,

menyelidiki, membuat, dan

mengevaluasi) pendekatan

berkeliaran di percobaan acak. 76 Beberapa percobaan acak telah menemukan bahwa mungkin meningkatkan malam-waktu tidur. 87 Ada beberapa bukti--bukti
keterlibatan dalam aktivitas fisik dan peristiwa menyenangkan berkurang depresi dari beberapa RCT bahwa gejala spesifik aggres- sion, agitasi, dan
pada orang dengan demensia yang tinggal di rumah. 83-85 Sebuah tinjauan sistematis mengembara berkurang dengan penggunaan terapi musik. Meskipun

terbaru menemukan bahwa olahraga tidak berdampak pada suasana hati, 86 meskipun
hasil ini menjanjikan, RCT kualitas yang lebih tinggi diperlukan. 78-82 88

28 11 April 2015 | itu BMJ

 PENDIDIKAN NEGARA REVIEW ART
Intervensi bagi keluarga pemberi perawatan
Dalam jenis pendekatan, memecahkan dengan pemberi perawatan ily fam-
masalah untuk mengidentifikasi pemicu dan penyebab dimodifikasi gejala diikuti
dengan upaya untuk memodifikasi penyebab ini dengan yang dipilih gies strate-
non-farmakologis. Meskipun Sumber daya untuk Meningkatkan Alzheimer
Pengasuh Kesehatan (REACH II) inisiatif dan REACH-VA yang terlibat
pendekatan umum yang menggabungkan program perawatan demensia dan
dukungan yang baik untuk pengasuh, mereka juga terintegrasi pendekatan
pemecahan untuk bekerja dengan pemberi perawatan berkaitan dengan
masalah perilaku disesuaikan. 92 93
Kedua percobaan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam quency
fre- gejala perilaku.
Pendekatan non-farmakologis dengan dasar bukti strong- est tersebut
didasarkan pada intervensi pemberi perawatan keluarga, yang telah
terbukti memiliki efek yang lebih besar daripada antipsikotik.
pendekatan lingkungan
Ini termasuk faktor menangani di ment environ- orang tersebut
termasuk:
•  Menjadi terlalu bersemangat (misalnya, kelebihan kebisingan, orang,
atau kekacauan di rumah) atau understimulated (misalnya, kurangnya
hal-hal menarik untuk melihat)
•  masalah keamanan (misalnya, akses ke bahan kimia rumah tangga atau
benda tajam atau kemampuan mudah untuk keluar rumah)
•  Kurangnya aktivitas dan struktur (misalnya, tidak ada olahraga teratur atau
kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan)
•   Kurangnya rutinitas didirikan (misalnya, perubahan sering dalam
waktu, lokasi, atau urutan kegiatan sehari-hari).
Sebuah sintesis kualitatif dari 63 studi penelitian tentang efek
intervensi lingkungan yang disediakan dence-bukti untuk perannya
dalam mencegah dan mengurangi gejala perilaku, seperti mengembara
atau agitasi. 99 Meskipun 90% dari studi ditinjau menunjukkan efek positif,
kebanyakan studi tidak menggunakan percobaan acak.
antipsikotik
Sebuah tinjauan sistematis dua meta-analisis (12 RCT) dan dua RCT
tambahan tidak menemukan bukti yang jelas untuk keberhasilan agen
antipsikotik konvensional. 103-107
ukuran sampel yang kecil dan tindak lanjut selama maksimal 12 minggu
di sebagian besar uji coba. Haloperidol mungkin memiliki manfaat sedikit
untuk agresi (pada dosis 1,2-3,5 mg / hari; efek ukuran -0,31, -0,49 untuk
-0,13), tetapi tidak jelas apakah manfaat ini melebihi efek samping dari
agen ini (termasuk gejala ekstrapiramidal dan sedasi). 103 104
Trial antipsikotik Klinis Penyakit Intervensi effec mengenai
efektivitas-Alzheimer (CATIE-AD) adalah 42 situs ganda uji coba
terkontrol plasebo buta dari 421 subyek dengan gejala perilaku dan
psikologis dari tia demen- termasuk psikosis, agresi, atau agitasi, yang
diikuti untuk sampai 36 minggu. 97 Hasil utama adalah waktu sampai
penghentian. Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam
waktu keseluruhan sampai penghentian atau dalam perbaikan kal clini-
antara pengobatan dengan antipsikotik dan plasebo. Sebuah
sub-analisis data CATIE-AD ditunjukkan
itu BMJ | 11 April 2015
bahwa antipsikotik atipikal mungkin lebih efektif untuk gejala tertentu
seperti marah, agresi, dan ide-ide paranoid. 112
Efek samping dengan antipsikotik
Efek samping yang berhubungan dengan antipsikotik tipikal mencakup
semua orang yang berhubungan dengan agen atipikal (bawah) serta
risiko yang lebih besar dari efek antikolinergik, hiperprolaktinemia,
hipotensi postural, berkepanjangan QT, disfungsi seksual, dan gejala dal
extrapyrami- (termasuk parkinsonisme, dystonia, dan dyskinesia d
yskinesia). 108 113 114
antipsikotik atipikal yang berhubungan dengan berat badan, diabetes,
dan sindrom metabolik 115; definitif cog- memburuk; kejang (clozapine);
mengantuk (clozapine, olanzapine, quetiapine dan); Gejala ramidal
extrapy- (risperidone) 109; dan kiprah abnormal (risperidone dan
olanzapine). 108 Meskipun data yang terbatas menunjukkan bahwa
antipsikotik konvensional mungkin terkait dengan peningkatan risiko
stroke, resiko yang lebih mapan dengan antipsikotik atipikal dan mungkin
bahkan lebih tinggi dari itu dengan antipsikotik konvensional. 116
Pasien dengan Lewy body dementia berada pada peningkatan risiko
memiliki efek samping dengan antipsikotik dan efek yang lebih buruk dari
pada pasien lain dengan demensia, sehingga ekstra hati-hati harus
digunakan jika prescrib- ing obat ini untuk pasien ini.
studi observasional telah mengkonfirmasi kekhawatiran tentang
peningkatan mortalitas pada pasien dengan demensia dengan
antipsikotik konvensional dibandingkan antipsikotik atipikal, 121 dan
antipsikotik atipikal dibandingkan obat psikotropika lainnya. 122
Baru-baru ini, sebuah penelitian kohort retrospektif besar meneliti
risiko kematian terkait dengan antipsikotik ual individ-. 126 Itu tampak pada
sampel nasional lebih dari 33 000 yang lebih tua veteran dengan
demensia baru dimulai pada haloperidol, risperidone, olanzapine,
quetiapine, atau asam valproik dan turunannya (sebagai pembanding
non antipsikotik). Mortalitas tertinggi pada mereka yang menerima
haloperidol (risiko relatif 1,54, 1,38 untuk
1,73), diikuti oleh risperidone (referensi, risiko relatif
1) dan olanzapine (0,99, 0,89-1,10), maka asam valproik (0,91,
0,78-1,06), dan quetiapine terakhir (0,73,
0,67-0,80). 126 Hasil ini ditemukan di semua analisis (niat untuk mengobati,
paparan, dosis disesuaikan, kecenderungan disesuaikan).
antidepresan
antidepresan trisiklik telah terbukti memiliki manfaat terbatas dan potensi
risiko dalam pengobatan depresi pada demensia. Sebuah meta-analisis
sebelumnya (empat RCT) menyarankan bahwa selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI) memiliki toleransi yang baik dan favora- respon
pengobatan ble (efek ukuran -0,93, -3,27 untuk
1,41), 127 dengan studi metodologis suara cating puncak-respon yang baik
pengobatan untuk sertraline (perbaikan sion depres- efek ukuran 0,68, F
(1,41) 10,9; P = 0,002). 128 Namun, meta-analisis terbaru dari lima studi di
SSRI melaporkan kurangnya manfaat yang jelas untuk depresi. 128-134
29
 PENDIDIKAN NEGARA REVIEW ART
Modi fi mampu faktor
SABAR
kebutuhan yang tak terpenuhi
masalah medis akut
PERAWATAN PEMBERI
Peduli pemberi tegangan, beban,
depresi
pendidikan
Komunikasi
LINGKUNGAN HIDUP
Overstimulating atau
understimulating
lingkungan
lingkungan yang tidak aman
Kurangnya aktivitas
Kurangnya struktur atau
didirikan rutinitas
Gambar 4 | Contoh “membuat” intervensi
30
intervensi contoh
• Pastikan orang dengan demensia cukup tidur dan istirahat
• Berurusan dengan ketakutan, kelaparan, kebutuhan toilet
Bicarakan dengan dokter seseorang tentang apakah gejala bisa memiliki (misalnya, infeksi saluran kemih
atau nyeri) fisik menyebabkan atau merupakan hasil dari interaksi obat atau sisi e ff ect
Mendorong penggunaan kacamata atau alat bantu dengar; memiliki visi dan pendengaran dinilai
pengasuh perlu merawat diri dengan berolahraga secara teratur, mendapatkan bantuan dengan tanggung
jawab perawatan, menghadiri janji dokter mereka sendiri, dan menggunakan teknik pengurangan stres
Memahami bahwa perilaku tidak disengaja atau “sengaja” tetapi konsekuensi dari
penyakit otak
• Gunakan suara tenang
• Jangan gunakan pertanyaan yang berakhir terbuka
• Tetap sederhana - tidak lebih menjelaskan atau membahas kejadian apa yang akan terjadi di
masa depan
• Batasi jumlah pilihan o ff ered
Mengatur jumlah rangsangan di rumah oleh decluttering lingkungan, membatasi
jumlah orang di rumah, dan mengurangi kebisingan dengan memutar radio ff o
dan televisi
Pastikan orang tersebut tidak memiliki akses ke apa-apa (misalnya, benda tajam) yang dapat
menyebabkan kerugian bagi diri sendiri atau orang lain
• Jauhkan orang yang terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan capabilites
• Mengendurkan aturan - tidak ada cara yang benar atau salah untuk melakukan suatu kegiatan jika orang
tersebut aman
• Membangun rutinitas sehari-hari
• Mengubah waktu, lokasi, atau urutan kegiatan dialy dapat memicu ledakan
• Memungkinkan cukup waktu untuk kegiatan
• Mencoba untuk terburu-buru kegiatan juga dapat memicu perilaku
Antidepresan juga telah digunakan untuk menargetkan agita- tion dan psikosis
di demensia. Sebuah tinjauan dari uji coba tersebut menemukan bukti untuk
pengurangan agitasi dengan sertraline dan citalopram dibandingkan dengan
plasebo (rata-rata perbedaan -0,89, -1,22 untuk -0,57). 135
stabilisator suasana hati
Studi asam valproik dan turunannya belum menunjukkan manfaat
pengobatan untuk pasien dengan gejala chological perilaku dan psy-
demensia. 142 Dua percobaan kecil carbamazepine (n = 51 dan n = 21)
dari durasi kurang dari enam minggu menunjukkan beberapa manfaat
untuk agitasi dan hasil klinis global. 143 144 Data untuk obat antiepilepsi lain
terbatas.
cholinesterase inhibitor dan memantine
Meskipun meta-analisis menunjukkan peningkatan yang kecil tapi
signifikan dalam gejala perilaku dan psikologis demensia dengan
cholinesterase inhibitor lebih plasebo selama enam bulan pengobatan,
perbaikan mungkin tidak signifikan secara klinis (Ringkasan
memperkirakan 1,72 perbaikan titik v plasebo pada skala 120 titik
neutrofil ropsychiatric persediaan (NPI), 0,87-2,57). 146
Ia telah mengemukakan bahwa cholinesterase inhibitor meningkatkan
gejala psikotik di Lewy tubuh demensia. Namun, RCT tidak menemukan
perbedaan antara astigmine riv- dan plasebo pada skor NPI secara
keseluruhan atau pada “Lewy tubuh klaster” gejala (delusi,
negara-negara halluci-, apatis, dan depresi). 148 Meskipun satu RCT di
Parkinson demensia penyakit tidak menemukan peningkatan yang
signifikan dalam perilaku dengan donepezil lebih Cebo pla-, 149 tinjauan
sistematis baru-baru ini menemukan bahwa penggunaan cholinesterase
inhibitor pada penyakit ini memiliki dampak tive posi- gejala perilaku dan
psikologis demensia (SMD -0,20, -0,36 untuk -0,06; P = 0,01). Namun,
penggunaan inhibitor cholinesterase itu associ- diciptakan dengan
peningkatan risiko gejala parkinsonian, seperti tremor. 150
cholinesterase inhibitor terkait kurang umum dengan bradikardia
simtomatik dan syn mengatasinya. 153 155 Obat ini karenanya harus
digunakan dengan hati-hati pada orang dengan tingkat jantung istirahat
yang rendah.
benzodiazepin
RCT membandingkan benzodiazepin dengan plasebo untuk prilaku
gejala ioral dan psikologis dari demensia ing lack-. keprihatinan serius
diberikan tentang efek samping, agen tersebut tidak dianjurkan kecuali
untuk pengelolaan krisis akut.
Menjahit penilaian dan manajemen
Meskipun berbagai skala dan alat yang tersedia untuk menggambarkan dan
mendokumentasikan gejala ini (seperti persediaan agitasi Cohen-Mansfield, 160 perilaku
pathol- ogy dari penyakit Alzheimer, dan BERSIKAP-AD), 161 mereka jarang
digunakan dalam pengaturan dunia nyata untuk memandu manajemen. 162
Versi pendek dari NPI, NPI-Q, 163 bisa menyerang keseimbangan terbaik
antara kelengkapan dan singkatnya.
Bukti pendekatan standar berdasarkan diperlukan yang dapat mendeteksi
dan mengelola gejala, hati-hati con- Sider kemungkinan penyebab, dan
kemudian mengintegrasikan pengobatan farmakologis dan non-farmakologis.
Kami menyajikan sebuah pendekatan yang kami kembangkan dalam
hubungannya dengan panel ahli nasional multidisiplin untuk menjembatani
kesenjangan ini (gambar 2). 165 Panel ini diselenggarakan dan disponsori oleh
University of Michigan Program untuk Aging Positif bekerjasama dengan
Johns Hopkins Alzheimer Disease Research Center dan Pusat Perawatan
Inovatif di Aging. Pendekatan bahwa panel disintesis, disebut sebagai DICE,
singkatan dari “menggambarkan, menyelidiki, CRE makan, dan
mengevaluasi.” Kami telah merancang DICE untuk digunakan oleh setiap
profesional kesehatan. Gambar 4 menunjukkan contoh variabel- ous
“membuat” intervensi.
Diskusi dan tantangan
Dalam pengaturan masyarakat, perlu ada pergeseran sumber daya dari
membayar untuk obat-obatan psikoaktif dan ruang Menurut Kabupaten emer-
dan rumah sakit tetap untuk mengadopsi pendekatan tive lebih proac-. Meskipun
modifikasi yang diusulkan dalam organisasi kesehatan akan menjadi usaha
besar di sebagian besar wilayah hukum, tanpa suatu kebijakan perubahan mak-
ers mungkin tidak melihat penurunan yang berarti dalam penggunaan
obat-obatan psikotropika untuk gejala-gejala ini di masyarakat tinggal orang
dengan demensia.
11 April 2015 | itu BMJ