You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional tidak terlepas dari peningkatan mutu, jenis

pendidikan, serta kinerja guru, staf tata usaha serta komponen lainnya. Untuk

mencapai tujuan yang diharapkan, sangat dibutuhkan adanya daya kreatifitas,

keaktifan dan profesionalisme baik remaja maupun pendidik dan komponen

lainnya di lingkungan pendidikan

Konsep perkalian merupakan pondasi dasar bagi siswa-siswi dalam

mempelajari ataupun memperdalam perhitungan yang bersifat perkalian. Begitu

juga dalam konsep perkalian pecahan, dimana konsep pecahan pada dasarnya

sudah ditemui anak-anak SD dalam kehidupan sehari-hari mereka, ketika mereka

membagi sebuah semangka yang kemudian mereka belah menjadi empat bagian.

Dimana, pada dasarnya itu merupakan konsep dari pecahan.

Melihat kenyataan di SD Negeri 84 Kota Lubuklinggau khususnya

Lingkungan Kelurahan Marga Bakti Kecamatan Lubuklinggau Utara I,

bahwasannya Siswa-siswi masih banyak yang belum memahami betapa

pentingnya konsep sebuah perkalian baik perkalian biasa ataupun pecahan bagi

kehidupan mereka, karena tanpa disadari penerapan perhitungan perkalian

pecahan sudah dialami dalam kehidupan sehari-hari sejak dini.

Atas dasar tersebut, maka peneliti mengupayakan langkah-langkah konkrit

atau nyata yang dapat memperbaiki atau meningkatkan pemahaman siswa tentang

1
2

materi perkalian pecahan melalui metode latihan pada siswa kelas V SD Negeri 84

Kelurahan Marga Bakti

Metode latihan yang disebut juga training methode ini adalah suatu cara

mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasan tertentu. Metode ini

digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan

keterampilan (dalam Djamarah dan Zain 1995:108).

Peneliti berkeyakinan bahwa dengan menggunakan metode latihan ini, siswa

akan mudah dan mampu dalam memahami konsep perkalian pada pecahan. Oleh

karena itu penulis mengadakan penelitian terhadap siswa kelas V SD Negeri 84

Kelurahan Marga Bakti

Sedangkan pengertian metode menurut (Kartini Kartono, 1979:15) adalah :

“Cara berfikir dan berbuat yang disiapkan dengan baik untuk mengadakan

penelitian“. Pendapat ini mengatakan : “Metode adalah cara kerja untuk

memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan“ (Koentjaningrat,

1997:16). Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil pengertian metode adalah

cara berfikir dan berbuat yang disiapkan baik untuk mengadakan penelitian. Hal

ini berarti pula bahwa metode merupakan pedoman kerja seorang peneliti dalam

mengadakan penelitian keilmuan sehingga berjalan secara efisien dan efektif.

Dari berbagai pendapat di atas, bahwa metode latihan adalah suatu cara dan

terpikir sebagai sarana penerapan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan serta dapat

menjadi pedoman kerja seseorang dalam mengadakan penelitian keilmuan

sehingga berjalan secara efisien dan efektif.


3

Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan adalah sebagai berikut :

a) Kelebihan Metode Latihan

1. Peserta didik memperoleh kecakapan motoris

2. Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian,

penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan

sebagainya.

3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan.

4. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan

sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.

5. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil

dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna

kelak dikemudian hari.

6. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang

disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan

tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya proses belajar

mengajar di kelas.

b) Kelemahan Metode Latihan

1. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak

dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

2. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat

menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan

pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada


4

pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses

berfikir secara logis.

3. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik

melakukan sesuatu secara mekanis, dalam memberikan stimulus peserta

didik bertindak secara otomatis.

4. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana

peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh guru.

c) Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan :

1. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat

motorik.

2. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang

mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang

harus dikuasai

3. Latihan untuk pertama kalinya

hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak

berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan

4. Latihan harus menarik minat dan

menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal yang bersifat keterpaksaan

5. Sifat latihan, yang pertama bersifat

ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta

didik.
5

You might also like