You are on page 1of 11

TINJAUAN PUSTAKA

KELAINAN UMBILIKUS PADA NEONATUS

Oleh :
Kurniawan Adi Putranto
G99121025

Pembimbing

dr. Suwardi, Sp.B., Sp.BA.

KEPANITERAAN KLINIK SMF/BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2013

0
TINJAUAN PUSTAKA

I. HERNIA UMBILIKALIS
A. Definisi
Hernia kongenital pada umbilikus yang hanya ditutup peritoneum dan
kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis.
Berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilikus (Salameh, 2008).

B. Epidemiologi
Terdapat pada kira-kira 20% bayi
Lebih tinggi lagi pada bayi prematur.
Bayi laki-laki = perempuan.
Pada dewasa laki-laki : wanita perbandingannya 1:3
Lebih banyak pada bayi kulit hitam dibandingkan dengan bayi kulit putih
(Brandt, 2008).

C. Etiologi
Selama kehamilan tali pusat melewati lubang kecil yang terbuka pada
otot perut bayi. Namun jika lubangnya tidak menutup dan otot di perut
tidak bergabung secara sempurna di garis tengah perut, dinding perut
akan melemah. Pada orang dewasa bisa disebabkan oleh obesitas,
kehamilan berulang-ulang, adanya cairan dalam rongga perut (ascites)
dan operasi perut (Brandt, 2008).

D. Patofisiologi
Waktu lahir pada fasia terdapat celah yang hanya dilalui tali pusat.
Setelah pengikatan, puntung tali pusat sembuh dengan granulasi dan
epitelisasi. Namun pada beberapa bayi waktu lahir banyak bayi dengan
hernia umbilikalis karena defek yang tidak menutup sempurna dan linea
alba tetap terpisah (Brandt, 2008; Salameh, 2008).

1
Gambar Hernia Umbilikalis

E. Gejala Klinis
Terlihat adanya penonjolan pada umbilikus yang mengandung isi rongga
perut yang masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan
intra abdomen, biasanya ketika bayi menangis. Hernia umbilikalis pada
anak biasanya tidak menimbulkan rasa sakit/nyeri. Hernia umbilikalis
yang muncul selama masa dewasa dapat menyebabkan ketidaknyamanan
perut (Brandt, 2008; Salameh, 2008).

2
Gambar Bayi dengan hernia umbilikalis

F. Diagnosis
Diagnosis hernia umbilikalis tidak sukar yaitu dengan adanya defek pada
umbilikus sehingga tampak adanya penonjolan di daerah tersebut
(Salameh, 2008).

G. Penatalaksanaan
Bila cincin hernia < 2cm regresi spontan akan terjadi sebelum bayi
beumur 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah 1 tahun. Bila sampai
usia 1,5 tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi
operasi (Brandt, 2008; Salameh, 2008).
Pada cincin hernia yang > 2cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih
sukar diperoleh pentupan dengan tindakan konservatif. Perbaikan
diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang diameternya > 2cm
dan pada semua anak dengan hernia umbilikalis yang masih tetap ada
pada usia 3 atau 4 tahun. Perbaikan klasik untuk hernia umbilikalis
adalah Hernioplasti Mayo. Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa
hanya operatif (Brandt, 2008; Salameh, 2008).

H. Komplikasi
Hernia umbilikalis jarang mengalami inkarserasi. Jika hal ini terjadi,
kerusakan usus lebih cepat dibanding pada hernia inguinal. Pada
beberapa kasus yang mengalami inkarserasi, dalam kantong terdapat usus

3
yang tidak mengalami nekrosis, hanya ada satu kasus dengan nekrosis
omentum (Salameh, 2008).

II. GRANULOMA UMBILIKALIS

A. Definisi

Granuloma umbilikalis merupakan kelainan umbilikal yang paling umum


ditemukan. Granuloma umbilikalis bukan suatu kelainan kongenital sejati,
tetapi menandakan suatu inflamasi dan pembentukan jaringan granulasi
yang sedang berlangsung dari umbilikus yang belum mengalami
epitelialisasi (Piparsaliya, et al., 2011; Pomeranz, 2004).

B. Etiologi dan Gejala Klinis

Setelah pemisahan tali pusat, sebuah massa kecil dari jaringan granulasi
dapat terbentuk pada dasar umbilikus. Granuloma ini terdiri dari jaringan
granulasi sejati dengan fibroblas dan kapiler. Secara klasik berupa massa
bundar, lembab, erythematous, bertangkai, dan biasanya berdiameter 3-10
mm. Kolonisasi bakteri dan infeksi memegang peranan dalam patogenesis
penyakit ini (Cilley, 2010).

4
Gambar Granuloma Umbilikalis pada bayi

C. Diagnosis

Diagnosis biasanya dengan ditemukan adanya massa bundar, lembab,


erythematous, bertangkai, dan biasanya berdiameter 3-10 mm (Cilley,
2010).

D. Penatalaksanaan

Penanganan yang paling umum dilakukan adalah kauterisasi dengan


menggunakan Silver Nitrate 75% (AgNO3) hingga area granuloma
mengalami epitelialisasi, biasanya diulangi dua hingga tiga kali. Jarang
sekali granuloma umbilikalis persisten membutuhkan tindakan operasi
(Piparsaliya, et al., 2011). Adapun penanganan secara operatif dilakukan
dengan melakukan excisi dan selanjutnya mengaplikasikan Silver Nitrate
atau materi hemostatik yang dapat diserap (absorbable) lainnya
(Piparsaliya, et al., 2011; Pomeranz, 2004).

5
E. Komplikasi

Komplikasi pada granuloma umbilikalis sangat jarang terjadi.

III. PATEN DUKTUS OMFALOMESENTERIKUS


A. Definisi
Paten duktus omfalomesenterikus adalah anomali janin yang melibatkan
umbilikus. Terjadinya kelainan hubungan antara umbilikus dengan usus.
Biasanya dapat terlihat adanya drainase isi usus dari umbilikus (Leung dan
Andrew, 2009).

B. Prevalensi
Anomali duktus omfalomesenterikus terjadi pada sekitar 2% dari populasi.
Distribusi jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sama (Leung dan
Andrew, 2009).

C. Gejala Klinis dan Diagnosis


Discharge umbilikus mungkin karena paten duktus omfalomesenterikus,
paten urachus, atau granuloma umbilikalis. Sifat discharge sering dapat
merupakan petunjuk dari diagnosis. Sebuah paten duktus
omfalomesenterikus harus dicurigai jika granuloma umbilikalis gagal
dikauterisasi dengan perak nitrat atau adanya lumen non vaskuler dalam
transected tali pusat. Jika diagnosis diragukan lagi, studi kontras melalui
stoma atau USG dapat digunakan untuk menggambarkan sifat lesi(Leung
dan Andrew, 2009).

Gambar paten duktus omfalomesenterikus


6
Gambar pasien dengan paten duktus omfalomesenterikus

D. Penatalaksanaan
Sebuah paten duktus omfalomesenterikus harus diligasi dan dipotong.
Antibiotik intravena perioperatif harus diberikan. Eksplorasi penuh dan
identifikasi semua struktur umbilikus harus dilakukan (Leung dan Andrew,
2009).

IV. PATEN DUKTUS URAKUS

A. Definisi
Paten duktus urakus adalah kegagalan penutupan lumen duktus urakus
yang berakibat adanya hubungan antara umbilikus dengan kandung kemih
dan keluarnya urin dari umbilikus. Obstruksi saluran kemih bawah juga
dapat menjadi faktor penyebabnya (Frimberger, 2007).

B. Etiologi
Selama perkembangan janin urakus adalah saluran yang menghubungkan
kandung kemih ke umbilikus. Setelah lahir, urakus biasanya menutup dan
menjadi sebuah ligamen. Jika urakus tetap terbuka, pembedahan
dianjurkan sehingga bakteri atau infeksi tidak dapat diperkenalkan ke
dalam kandung kemih (Frimberger, 2007).

7
C. Gejala Klinis
Gejala yang timbul biasanya dengan keluarnya urin dari umbilikus.

D. Diagnosis
Diagnosis dapat dibuat pada saat lahir atau segera sesudahnya, ketika tali
pusar diikat dan urin mengalir dari umbilikus. Sebuah tonjolan tumor-
seperti dari umbilikus sering terlihat, dan kadang-kadang terdapat pula
hernia umbilikalis. Cystourethrogram penting untuk menyingkirkan
obstruksi saluran yang lebih rendah (Frimberger, 2007).

E. Penatalaksanaan
Baik kauterisasi dari lumen pusar sendiri maupun ligasi sederhana telah
menghasilkan hasil yang memuaskan. Eksisi lengkap dari urakus dan
umbilikus dengan manset kandung kemih oleh pendekatan

8
ekstraperitoneal adalah metode standar pengobatan dari paten duktus
urakus (Frimberger, 2007).

F. Komplikasi
Pengobatan dini dianjurkan karena dapat terjadi komplikasi berupa:
ekskoriasi umbilikus, infeksi saluran kemih berulang, septikemia dan
pembentukan batu (Frimberger, 2007).

9
DAFTAR PUSTAKA

Brandt ML. Pediatric hernias. Surgical Clinics of North America. 2008;88:27.

Cilley R. 2006. Disorders of the umbilicus. In: Pediatric Surgery, Grosfeld J, O'Neill
J, Coran A, Fonkalsrud E (Eds). Philadelphia: Mosby Inc.

Frimberger D, Kropp BP. 2007. Bladder anomalies in children. In: Wein AJ, ed.
Campbell-Walsh Urology. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier.

Leung, Alexander K.C dan Andrew L.Wong. 2009. Patent Omphalomesenteric Duct.
In: Lang, Florian. Encyclopedia of Molecular Mechanisms of Diseases Volume
2. Berlin: Springer-Verlag GmbH Berlin Heidelberg.

Piparsaliya S. et al. Patent Vitellointestinal Duct: A Close Differential Diagnosis of


Umbilical Granuloma: A Case Report and Review of Literature. Surgical
Science, Vol. 2 No. 3, 2011, pp. 134-136. doi: 10.4236/ss.2011.23027.

Pomeranz A. Anomalies, abnormalities, and care of the umbilicus. Pediatr Clin


North Am. 2004;51:819-827.

Salameh JR. Primary and unusual abdominal wall hernias. Surgical Clinics of North
America. 2008;88:45.

10

You might also like