You are on page 1of 11

Tahapan Dalam Masa Nifas

Sabtu, 3 Juli 2010 | 09:45 WIB

SHUTTERSTOCK

Kompas.com - Nifas adalah masa pembersihan rahim, ketika jaringan sisa-sisa plasenta dan
dinding rahim dikeluarkan oleh tubuh. Beberapa jam setelah persalinan, ibu hamil akan
mengalami masa nifas yang umumnya terjadi selama 6 minggu atau 40 hari.

Menurut dr.Muhammad Taufik CH, Sp.OG dari RS Bersalin Putra Delima, Bumi Serpong
Damai, Tangerang, secara umum keluarnya darah nifas dapat terjadi dalam 4 tahap, yakni:

1. Lokia lubra (merah) Seminggu pertama masa nifas darah yang keluar biasanya berupa
darah segar berwarna merah bersamaan dengan jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan).
Lokia lubra mengandung banyak kuman.

2. Lokia sanguelenta Satu sampai dua minggu berikutnya darah yang keluar berwarna merah
dan berlendir yang disebut lokia sanguelenta.

3. Lokia serosa Dua minggu berikutnya, cairan yang keluar berwarna kekuningan.
Kandungannya sekarang berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya.

4. Lokia alba Selanjutnya cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening. Ini
normal dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan. Keempat tahapan tersebut memakan
waktu berkisar 6 minggu. Kecuali bila terjadi infeksi.

Selama masa nifas sangat penting menjaga kebersihan. Tanpa kebersihan yang memadai
infeksi mudah terjadi. Itu pula yang menjadi alasan dilarangnya hubungan seksual semasa
masa nifas, yaitu dikhawatirkan sisa-sisa kehamilan yang seharusnya keluar dari rahim
kembali terbawa ke dalam dan akhirnya menimbulkan infeksi.

Tanda Bahaya Pada Kehamilan, persalinan dan Nifas


Perdarahan
Gerakan Janin
Semua Halaman
JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL
Advertisement
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang
menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnnya dalam
keadaan bahaya. Bila ada tanda bahaya, biasanya ibu
perlu mendapat pertolongan segera di rumah sakit
(hospital emergency).

Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan


masa nifas yang normal. Namun 15 sampai 20 diantara
100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan,
persalinan atau nifas.

Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya tidak


dapat diperkirakan sebelumnya (unpredictable disruption). Karena itu,
tiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali
tanda bahaya. Tujuannya, agar dapat segera mencari pertolongan ke
bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakit, untuk menyelamatkan jiwa
ibu dan bayi yang dikandungnya.

Ada 10 tanda bahaya yang perlu dikenali yaitu :

Ibu tidak mau makan dan muntah terus

Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa
mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang
dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan.

Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus menerus sampai
ibu lemah dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadan
janin dan kesehatan.

Berat badan ibu hamil tidak naik

Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya
pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat
kehamilan (pregnancy cause). Kenaikan berat badan itu biasanya terlihat
nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan sampai menjelang persalinan.

Bila berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau kurang
dari 45 kg pada akhir bulan keenam (end of second trismester),
pertumbuhan janin mungking terganggu. Kehidupan janin mungking
terancam. Ibu mungkin kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai
penyakit lain,

Sumber : Tanda Bahaya Pada Kehamilan, persalinan dan Nifas


Ada beberapa kehamilan yang perlu dihindari, karena keadaan tersebut mungkin
menimbulkan masalah. Bila seperti itu terlanjur terjadi, ibu perlu memeriksakan
kehamilannya lebih sering dan meminta pertolongan persalinan kepada dokter/bidan. Ibu dan
keluarganya perlu mengenali tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas.
Kehamilan yang perlu diwaspadai adalah bila :

Umur ibu hamil kurang dari 20 tahun

Pada umur di bawah 20 th, rahim dan panggul seringkali belum tumbuh mencapai ukuran
dewasa. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami persalinan lama/macet atau
gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya
sebagai orang tua

Umur ibu hamil lebih dari 35 tahun

Pada umur 35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia
itu kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan.

Jumlah anak 4 orang atau lebih

Pada kehamilan rahim ibu teregang oleh adanya janin, bila terlalu sering melahirkan rahim
akan semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4 anak atau lebih makan perlu diwaspadai
adanya gangguan pada waktu kehamilan, persalinan dan nifas. Pada kasus ini yang sering
terjadi adalah perdarahan.

Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun

Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumnya kuran dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik. Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena ada
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, mengalami persalinan lama atau perdarahan

Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm perlu diwaspadai bahwa ibu mungkin mempunyai
panggul sempit, hingga sulit melahirkan. Walaupun tidak selalu demikian ibu harus
merencanakan persalainannya dengan pertolongan bidan atau dokter.

Ibu dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

Ibu yang lingkar lengan atasnya kurang dari 23,5 cm perlu diwaspadai karena berarti ibu
mungkin menderita kekurangan energi kronis (KEK) atau kekurangan gizi yang lama. Bila
hamil ibu mungkin akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Pertumbuhan dan
perkembangan janin mungkin terhambat, sehingga mempengaruhi kecerdasan anak nantinya.
Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya

Bila ibu hamil pernah mengalami kehamilan dan persalinan yang bermasalah sebelumnya,
ibu perlu perlu diperhatikan. Adapun riwayat itu adalah :
1. Perdarahan
2. Kejang-kejang
3. Demam tinggi
4. Persalinan lama (>12 jam)
5. Melahirkan dengan caesar
6. Bayi lahir mati

Sumber : Kehamilan Yang Perlu Diwaspadai

Hipertensi Pada Kehamilan


Ditulis oleh administrator

Kandungan

21 27 1
Advertisement

hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu


hamil akan sangat membahayakan baik kehamilan itu
sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung
mengalami peningkatan tekanan, hingga hal ini dapat
membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di
pembuluh darah. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi
jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHG (berarti 140
mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik).
Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas
40, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.

Penyebab Hipertensi
Ada dua hal penyebab hipertensi, yaitu Hipertensi essensial atau hiipertensi primer di mana
penyebabnya bukan disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung atau ginjal, melainkan
disebabkan oleh faktor lain misal dikarenakan pola hidup yang tidak sehat; mengalami stress,
mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok, kebiasaan minuman beralkohol dan kafein,
pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan
dan adanya faktor keturunan
Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau jantung disebut
dengan hipertensi sekunder.
Preeklampsia
Jenis hipertensi pada kehamilan yang paling berbahaya adalah Preeklampsia atau di sebut
juga keracunan kehamilan.
Pre-eklampsia ialah penyakit yg timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria
yg timbul karena kehamilan, biasanya istilah lainnya disebut juga keracunan kehamilan

Hipertensi pre-eklampsia terjadinya kenaikan tekananan sistolik sebesar 30 mm Hg atau


mencapai 140 mm Hg (isteri anda 145), dan kenaikan tekanan diastolik sebesar 15 mm Hg
atau mecapai 90 mm Hg (isteri anda 89)...

Edema pre-eklampsia terjadinya penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka. Kenaikan berat badan sebesar 1 kg dalam seminggu beberapa kali bisa
menjadi tanda pre-eklampsia....

Proteinuria pre-eklampsia terdapat konsentrasi protein dalam air kencing yg melebihi 0,3
g/liter dan air kencing 400 ml atau kurang dalam sehari. Secara kasar artinya, tandanya air
kencing ibu penderita sedikit banget dalam sehari. ampai saat ini belum diketemukan secara
pasti penyebab dari pre-eklampsia.

Pencegahan
Pola hidup sehat akan meningkatkan potensi ibu untuk terhindar dari hipertensi pada
kehamilan. Jauhi minuman yang beralkohol, jangan biasakan anda merokok, hindari stress,
pola makan yang sehat (konsumsi protein tinggi, hindari konnsumsi berlebih makanan yang
mengandung hidrat arang dan garam berlebih) dan berolahragalah. Selain itu ibu bisa
mengkonsumsi beberapa makanan yang dapat membantu menurunkan tekanan darah seperti
coklat, ikan buah jeruk, buah pisang dan ikan. Lakukan kontrol rutin terhadap kehamilan ibu
dan ikuti petunjuk yang disarankan oleh dokter.

Sumber : Hipertensi Pada Kehamilan

Pemeriksaan Kehamilan
Ditulis oleh administrator

Kandungan
Advertisement

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting


menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan
kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan
atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan
yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan
pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal.
Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan
dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.

Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil? karena
dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu
maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui
perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau
kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.

Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai
bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang
berkualitas.

Pemeriksaan Berat Badan


Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya, hal ini
dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan, serta apakah pertambahan berat badan
yang dialami termasuk normal atau tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik
bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak normal, akan
menimbulkan resiko pada ibu dan janin. Bagi ibu hami yang mengalami pertambahan berat badan
yang tidak normal, dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu
hamil memperoleh pertambahan berat badan yang normal.

Pemeriksaan Tinggi Badan


Pemeriksaan tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan. Mengetahui
tinggi badan sangat penting untuk mengetahui ukuran panggul si ibu. Mengetahui ukuran panggul
ibu hamil sangat penting untuk mengetahui apakah persalinan dapat dilakukan secara normal atau
tidak. Karena jika diketahui bahwa tinggi badan ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki
panggul yang sempit dan juga dikhawatirkan proses persalinan tidak dapat dilakukan secara normal,
dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan diketahuinya hal ini secara dini, maka ibu hamil
diaharapkan segera menyiapkan diri baik dari segi materi dan mental untuk menghadapi persalinan
dengan caesar.

Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dilakukan untuk memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan
untuk mengetahui fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui
kadar gula dalam darah. Adanya protein dalam urin mengarah pada pre-eklampsia. Sedangkan kadar
gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil mengalami diabetes melitus atau tidak.

Pemeriksaa Detak Jantung

Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi sehat
dan baik. Permeriksaan detak jantung ini biasanya menggunakan Teknik Doopler sehingga
ibu hamil dapat mendengarkan detak janin yang dikandungnya.

Pemeriksaan Dalam
Dilakukan untuk mengtahui ada tidaknya kehamilan, memeriksa apakah terdapat tumor, memeriksa
kondisi abnormal di dalam rongga panggul, mendiagnosis adanya bisul atau erosi pada mulut rahim,
melakukan pengambilan lendir mulut rahim (papsmear), mengetahui ada tidaknya penyakit
kehamilan, mengetahui letak janin, dan untuk mengetahui ukuran rongga panggul sebagai jalan lahir
bayi. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan di awal kehamilan.

Pemeriksaan Perut
Dilakukan untuk melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi
janin. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin setiap kali dilakukan pemeriksaan dengan dokter
kandungan atau bidan.

Pemeriksaan Kaki
Dilakukan untuk mengetahui adanya pembengkakan (oedema) dan kemungkinan varises.
Pembengkakan yang terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan adalah normal, namun
pembengkakan yang berlebihan menandakan pre-eklampsia,

Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Pemeriksaan darah
juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin.
Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya kemungkinan down sindorm pada janin. Biasanya
pemeriksaan AFP dilakukan pada usia kehamilan sekitar 15-20 minggu.

Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)


Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil.
Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian.
Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunogloblin G (IgG) dan imunoglobin M
(IgM) dalam serum darah ibu hamil. Kedua zat ini termasuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Jika
ada zat asing atau kuman yang menginfeksi tubuh, maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM
untuk melindungi tubuh. Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah mengindikasikan ada
tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif, berarti infeksi terjadi pada masa
lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan
ibu hamil memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera
ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk.

Sumber : Pemeriksaan Kehamilan


Cara Menghitung Usia Kehamilan
Kandungan

298 86 10

Indeks Artikel

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Tinggi Puncak Rahim

Semua Halaman

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL

Advertisement

Pengetahuan akan Menghitung Usia Kehamilan masih banyak


kurang dipahami oleh para ibu hamil. Padahal hal ini merupakan
hal penting untuk dapat mengetahui usia kehamilan yang sedang
dijalani. Dengan mengetahui usia kehamilan, seorang ibu hamil
dapat mengetahui perkembangan atau pertumbuhan organ apa yang
sedang terjadi pada janinnya, kebutuhan apa yang diperlukan oleh
janinnya dan hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
usia kehamilan tersebut. Selain itu, dengan mengetahui usia
kehamilan, seorang ibu hamil dapat mengetahui kapan jadwal pemeriksaan yang harus
dilakukan baik ke dokter maupun ke bidan, sehingga dengan demikian diharapkan
kehamilanyang sedang dijalani menjadi sehat dan menghasilkan buah hati yang berkualitas.

Selama ini kebanyakan untuk dapat menghitung usia kehamilan masih mengandalkan para
ahli baik dokter atau bidan, memang hal ini merupakan yang dianjurkan demi ketepatan
penghitungan usia kehamilan. Selain itu, biasanya menghitung usia kehamilan dilakukan
dengan menggunakan usg, yang memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dengan mengukur
ukuran tengkorak, panjang janin, ukuran jantung, ginjal dsb. Namun, tidak ada salahnya ibu
hamil mengetahui cara menghitung usia kehamilan yang dapat dilakukan sendiri. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan ibu hamil untuk menghitung usia kehamilannya yang
memiliki tingkat akurasi yang baik, diantaranya berdasar kepada:

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu
hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia
kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus Neagele, selain dapat menghitung usia
kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL).
Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid
terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya,
sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret,
maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.
contoh:
Jika HPHT anda adalah 16 nov 2008, maka:
16 -11 - 08
+ - +
7 3 1
23 - 8 - 09 (ini tanggal HPL)

Jadi taksiran waktu kelahiran anda adalah tanggal 23 agustus 2009, sedangkan untuk usia
kehamilan tinggal menghitungnya setiap tanggal 23, jadi pada saat tgl 23 desember , berarti
usia kehamilan anda menginjak satu bulan, 23 januari usia kehamilan 2 bulan ...dst.
Untuk Hari Perkiraan Lahir sebaiknya ditambah tenggang waktu plus atau minus 7 hari.

Sumber : Cara Menghitung Usia Kehamilan

Cara Menghitung Usia Kehamilan - Tinggi Puncak Rahim


Kandungan

1 0 0

Indeks Artikel

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Tinggi Puncak Rahim

Semua Halaman

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL

Tinggi Puncak Rahim

Cara menghitung usia kehamilan dengan metode tinggi puncak rahim adalah dengan meraba
puncak rahim yang menonjol di dinding perut. Penghitungan dimulai dari tulang kemaluan
sampai puncak rahim. Misalnya, jika jarak antara tulang kemaluan sampai puncak rahim
adalah 18 cm, berarti kehamilan anda berusia 18 cm. Penghitungan ini juga dapat dilakukan
dengan menggunakan jari tangan. Setiap kenaikan 3 jari tangan menunjukkan pertambahan
usia 3 minggu. Jika puncak rahim sudah berada di atas pusar, kenaikan jari menunjukkan
pertambahan usia 4 minggu.
Namun, menghitung usia kehamilan dengan cara ini sudah jarang dilakukan.

Selain kedua cara tersebut di atas, sebetulnya ada dua cara lagi yang dapat dilakukan yaitu
dengan mendeteksi denyut jantun janin pertama kali dan deteksi gerakan janin pertama kali.
Namun untuk kedua metode ini tingkat akurasinya kurang, karena denyut jantung janin dan
gerakan janin untuk pertama kali masih lemah, sehingga menyulitkan untuk medeteksinya.

Sumber : Tinggi Puncak Rahim | Cara Menghitung Usia Kehamilan


Mencegah Stretch Marks Selama Kehamilan
Ditulis oleh administrator

Kandungan

883 41 0
Advertisement

Kehamilan merupakan anugerah yang sangat indah yang


diberikan kepada seorang ibu. Kehamilan merupakan kebahagian yang hakiki yang tentunya
menyelimuti pasangan suami isteri yang mendambakan kehamilan. Dengan adanya
kehamilan, tubuh ibu akan segera menyesuaikan. Terdapat banyak perubahan di dalam tubuh
ibu selama kehamilan. Dan ada kalanya perubahan tubuh tersebut membuat ibu menjadi
khawatir atau malah tersiksa. Salah satunya, adalah perubahan yang terjadi pada kulit. Salah
satu perubahan di kulit yang membuat ibu hamil biasanya khawatir dan merasa terganggu
adalah munculnya stretch marks selama kehamilan. Hampir 70% ibu hamil mengalami
kondisi kulit mengalami stretch marks.

Apa Itu stretch marks?


stretch marks merupakan tanda parut yang berupa guratan-guratan putih yang memanjang
dengan pola yang tidak beraturan. stretch marks ini terbentuk karena adanya peregangan pada
kulit sedangkan jaringan elastisnya pada bagian bawah kulit robek akibat adanya peregangan
tersebut. Untuk ibu hamil, tentunya sangat rentan terkena stretch marks, karena kulit banyak
mengalami peregangan akibat adanya pembesaran kehamilan dari bulan ke bulannya. Oleh
karena itu ibu hamil sulit menghindar dari adanya stretch marks ini. Stretch marks banyak
terjadi tentunya pada perut ibu hamil, paha dan juga lengan.

Setelah melahirkan stretch marks akan hilang dengan sendirinya, biasanya antara 6-12 bulan
pasca melahirkan, atau bisa juga kurang tergantung dari kondisi kulit masing-masing ibu.
Sampai sejauh ini sangat sulit untuk menghilangkan stretch marks bahkan belum ada krim
atau salep atau minyak yang betul-betul telah terbukti mampu mencegah atau menghilangkan
stretch marks (Kutipan babycenter.com - stretch marks). Namun untuk perempuan yang tidak
hamil ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti menggunakan cream yang mengandung
Retin-A atau ada juga yang menggunakan laser, tapi cara ini sekali lagi jangan dilakukan bagi
ibu hamil, karena bisa mengakibatkan gangguan pada janin. (Baca: Penggunaan Jenis
Kosmetik Yang Harus Dihindari Selama Kehamilan).

Tips Mencegah Stretch Marks Selama Kehamilan


Cara terbaik yang bisa ibu hamil lakukan adalah dengan mencegah atau meminimalisir
stretch marks dengan kebiasaan sehari-hari, seperti:

 Cukupi kebutuhan ibu hamil akan konsumsi air putih. Ibu hamil harus di biasakan
mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari, hal ini dapat membantu kulit menjaga
elastisitasnya sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya stretch marks.
Selain itu untuk menambah elastisitas kulit, ibu hamil bisa menggunakan pelembab di
area yang rawan terkena stretch marks.
 Jaga kondisi kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan jangan sampai
mengalami kenaikan yang terlalu drastis. Selama kehamilan kenaikan normal berat
badan ibu hamil antara 12 - 15 kg (Baca: Berat Badan Ideal Selama Kehamilan). Jika
kenaikan berat badan terlalu drastis, selain kurang baik bagi kehamilan, juga tentunya
kulit akan terlalu banyak mengalami peregangan yang menyebabkan ibu hamil rentan
akan terkena stretch marks.
 Lancarnya sirkulasi darah dan oksigen juga dapat membantu meminimalisir terjadinya
stretch marks. Oleh karena itu, ibu hamil lakukanlah olah raga yang aman sesuai
petunjuk dokter. Selain itu pijatan ringan ibu hamil juga dapat membantu
melancarkan sirkulasi darah.
 Konsumsi makanan yang sehat juga makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-
buahan dapat membantu mencegah terjadinya stretch marks. Selain itu konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin A, E dan C sepeti wortel, susu atau telur.

Sumber : Mencegah Stretch Marks Selama Kehamilan

You might also like