Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Ilmu Politik dan Hukum Tata Negara pertama-tama ditunjukan oleh
Barents dengan perumpamaan Hukum Tata Negara sebagai kerangka manusia, sedangkan ilmu
politik merupakan daging yang ada di sekitarnya.
Lahirnya suatu Undang-Undang, jika diselidiki dari proses pembuatannya, akan
menunjukan betapa gigihnya perjuangan yang dilakukan oleh beberapa golongan agar supaya
kepentingan itu tetap terjamin oleh Undang-Undang itu. Biasanya golongan-golongan yang kuat
kedudukannya di dalam masyarakat, banyak menentukan akan terbentuknya suatu Undang-
Undang.
8. sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia ini berbeda-beda. Indonesia
pernah menerapkan berbagai sistem pemerintahan, diantaranya sistem pemerintahan presidensial
dan parlementer. Klasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada
hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sistem pemerintahan disebut parlementer
apabila badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung
dari badan legislatif. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di
luar pengawasan langsung badan legislatif.
Sebenarnya apakah perbedaan antara kedua sistem pemerintahan itu? Berikut penjelasannya.
Sistem pemerintahan presidensial seperti yang di terapkan di negara Indonesia saat ini memiliki
mekanisme pemilihan Presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat melalui pemilu
dan masa kerjanya ditentukan oleh konstitusi. Dalam sistem pemerintahan presidensial juga
mengatur bahwa anggota legislatif tidak boleh menjabat di badan eksekutif dan begitu juga
sebaliknya dengan eksekutif.
MPR sebagai penjelmaan rakyat dan merupakan pemegang supremasi kedaulatan. DPR adalah
bagian MPR yang menjalankan kekuasaan legislatif, sedangkan presiden adalah mandataris yang
bertugas menjalankan kekuasaan eksekutif. Bersama-sama, DPR dan presiden menyusun
undang-undang. DPR dan presiden tidak dapat saling menjatuhkan seperti pada sistem
parlementer maupun presidensial.
Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang
besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet.
Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam
sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat
dukungan mayoritas anggota parlemen.
Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau
raja/sultan dalam negara monarki.
Kekuasaan eksekutif lebih stabil karena tidak bergantung dan tidak terganggu pada
parlemen
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dalam kurun waktu tertentu. Seperti di indonesia
masa jabatan presiden 5 tahun.
Legislatif bukan tempat kaderisasi mengenai jabatan-jabatan eksekutif karena diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri
Dalam penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Parlementer Presidensial
Kepala Negara Presiden atau Raja Presiden
Kepala Pemerintahan Perdana Menteri Presiden
Kedudukan Eksekutif/Kabinet >Berasal dari Parlemen dan disetujui >Merupakan Pembantu Presiden
oleh Perdana Menteri >Bukan anggota parlemen
>Bagian dari anggota parlemen >Tidak bisa membubarkan
>Bisa membubarkan parlemen parlemen
Pusat Kekuasaan Parlemen Tidak ada
Parlemen Mengatur Urusannya Tidak Ya
sendiri
9. negara federasi
Federasi merupakan bentuk pemerintahan di mana terdapat beberapa negara untuk saling bekerja
sama dan membentuk satu kesatuan yang disebut negara federal. Setiap beberapa negara
umumnya memiliki otonomi khusus dan pemerintah pusat mengatur beberapa hal yang dianggap
nasional. Dalam federasi, setiap negara umumnya memiliki otonomi yang tinggi dan dapat
mengatur cukup bebas. Hal ini berbeda dari negara kesatuan, di mana biasanya hanya ada
provinsi saja. Keuntungan dari negara kesatuan ialah keseragaman di antara semua provinsi.
Di negara federal. kedaulatan hanya ada di tangan pemerintah federal. Namun, negara-negara
memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam mengatur populasi bukan kewenangan pemerintah
daerah yang terdapat dalam negara kesatuan. Kondisi daya federasi diatur dalam konstitusi
federal.
Kepala suatu Negara dipilih oleh rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat.
Setiap Negara memiliki kekuasaan tetapi tidak memiliki kedaulatan sejati.
Kepala Negara memiliki hak veto yang diusulkan oleh DPR.
Setiap Negara memiliki kewenangan untuk menyusun konstitusi mereka sendiri selama
itu masih sejalan dengan pemerintah pusat.
Pemerintah pusat memiliki kedaulatan negara urusan dan sebagian urusan.
Negara Konfederasi
Negara konfederasi ialah negara yang terdiri dari gabungan negara-negara berdaulat. Tujuan
yang membela kedaulatan konfederasi negara. Singapura dan Malaysia tidak pernah membangun
konfederasi pada tahun 1963 dengan tujuan yang sebagai tindakan pencegahan terhadap
kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Presiden Soekarno.
Semua hukum yang berlaku di konfederasi hanya berlaku untuk pemerintah masing-masing.
tidak mempengaruhi warga. Ini berarti pemerintah tetap merdeka dan berdaulat tanpa campur
tangan dari negara-negara lain yang menjadi anggota konfederasi sementara pemerintah terikat
oleh perjanjian.
Negara Kesatuan
Negara Federal
A. Pengertian Sentralisasi
Sentralisasi adalah sebuah penyerahan kekuasaan dan juga wewenang pemerintahan secara
penuh kepada pemerintah pusat.
Pemerintah yang dimaksud dalam asas tersebut merupakan Presiden dan Dewan Kabinet.
Sedangkan yang dimaksud dengan wewenang adalah kewenangan politik serta kewenangan
administrasi.
Kewenangan politik merupakan sebuah kewenangan yang membuat dan juga memutuskan
kebijakan, sedangkan yang dimaksud dengan kewenangan administrasi adalah sebuah
kewenangan dalam melaksanakan kebijakan.
Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama
Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak
daerah.
Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite
politik.
Mematikan kemampuan berinovasi yang tidak sesuai dengan pengembangan suatu
masyarakat demokrasi terbuka.
Bagian lembaga keamanan Negara seperti TNI melindungi NKRI dari tiga titik pusat
yaitu udara, darat dan laut.
Bank Indonesia, yang menjadi pusat dari semua pengaturan kebijakan moneter dan juga
fiskal.
B. Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan kebijakan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
supaya mengatur rumah tangganya sendiri, namun tidak untuk semua hal, keamanan, hukum dan
kebijakan merupakan beberapa hal yang masih terpusat namun tetap ada pendelegasian kepda
daerah.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974 :
Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan
wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang
efisien. Pelimpahan wewenang tersebut menghasilkan otonomi. Otonomi itu sendiri adalah
kebebasan masyarakat yang tinggal di daerahnya itu sendiri untuk mengatur dan mengurus
kepentingannya sendiri.
Bentuk aplikasi Desentralisasi = Otonomi. Kewenangan dan tanggung jawab jadi milih daerah
itu sendiri, baik dari segi implementasi kebijakan, perencanaan dan pendanaan.
Dinas Pendidikan menjadi pengatur bagaimana pola pendidikan yang akan dijalankan.
C. Pengertian Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang administrasi dari suatu pemerintah pusat kepada
pejabat daerah. Pelimpahan wewenang hanya sebagai kewenangan administrasi saja, untuk
kewenangan politik tetap di tangan pemerintahan pusat. Jadi Dekonsentrasi bisa dikatakan
sebagai kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi.
Secara politis eksistensi dekonsentrasi akan dapat mengurangi keluhan di daerah terhadap
kebijakan pemerintah pusat.
Memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara pemerintah dengan rakyat.
Kehadiran perangkat dekonsentrasi di daerah dapat mengamankan pelaksanaan kebijakan
pemerintah pusat atau nasional di bidang politik, ekonomi dan administrasi.
Dapat menjadi alat yang efektif untuk menjadmin persatuan dan kesatuan nasional.
Berdasarkan undang
–
undang dasar 1945 sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka. 2.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas) 3. Kekuasaan Negara yang tertinggi berada di tangan majelis
permusyawaratan rakyat. 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi
dibawah MPR. Dalam menjalankan pemerintahan Negara kekuasaan dan tanggung jawab adalah
ditangan prsiden. 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden harus mendapat
persetujuan dewan perwakilan rakyat dalam membentuk undang
–
undang dan untuk menetapkan anggaran dan belanja Negara. 6. Menteri Negara adalah
pembantu presiden yang mengangkat dan memberhentikan mentri Negara. Menteri Negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR. 7. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas. presiden harus
memperhatikan dengan sungguh
–
sungguh usaha DPR
Kewarganegaraan
Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rchstaat). Negara berdasarkan hukum tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machstaat)
Sistem Konstitusional. Negara berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)
Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat, di samping Presiden
adalah Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk membentuk Undang-Undang Presiden harus mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (Gexetgebung) dan untuk menetapkan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (Saatbegroting), oleh karena itu kedudukan Presiden tidak
tergantung ada Dewan Perwakilan Rakyat.
Menteri Negara adalah pembantu Presiden, menteri-menteri negara tidak bertanggung jawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
negara.
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas, walaupun kepala negara tidak bertanggungjawab
pada Dewan Perwakilan Rakyat namun kekuasaanya tidak absolut, tapi dibatasi oleh Undang-
Undang Dasar.
Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidak dapat dibubarkan oleh
Presiden (beda dengan sistem Parlementer). Di samping itu Dewan Perwakilan Rakyat
merangkap sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat ditambah dengan Anggota-
anggota Dewan Presiden Daerah. Dewan dapat mengontrol tindakan Presiden, apabila Presiden
melanggar Undang-Undang maupun GBHN maka Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengusulkan
sidang untuk meminta pertanggung jawaban Presiden atas dugaan pelanggaran Undang-Undang
dalam pemerintahannya.
Menteri-menteri negara bukan pegawai tinggi biasa. Sebagai pemimpin departemen menteri
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing, menteri inilah yang
menetapkan politik pemerintahan perlu adanya koordinasi diantara para menteri sehingga
pemerintahan dapat berjalan dengan baik.