You are on page 1of 37

MAKALAH TELAAH KURIKULUM DAN ANALISIS BUKU

TEKS

STRUKTUR KURIKULUM 2013


(SD,SMP,dan SMA)

Disusun Oleh
RSA1C212008 RAHMA HAYATI

RSA1C212021 LOVI LEONI

RSA1C212022 NATA AMANDA

A1C212005 REVITA ANWAR

A1C212036 RUDI IRWAN

RRA1C212009 NOFRIADI

Dosen Pengampu : FERY TIONA P, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan berkat kemurahan Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberi rahmat dan juga karunia yang tiada terputus dan juga inspirasi
sehingga makalah Telaah Kurikulum dan Analisis Buku Teks dengan judul
“STRUKTUR KURIKULUM 2013 (SD, SMP, dan SMA)” dapat selesai tepat
waktu. Tak lupa pula Shalawat dan Salam penyusun sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, penyusun menghaturkan rasa terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini baik secara
langsung ataupun tidak langsung, khususnya kepada:

1. Ibu Fery Tiona selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusun.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan, doa, dan restu.
3. Teman-teman satu kelompok atas ide-ide, perjuangan, dan semangatnya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga memohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk perbaikan makalah ini dan kedepannya.

Jambi, Agustus 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Struktur Kurikulum ...................................................... 3

2.2 Struktur Kurikulum 2013 ............................................................... 4

2.2.1 Struktur Kurikulum SD ......................................................... 4

2.2.2 Struktur Kurikulum SMP ..................................................... 14

2.2.3 Struktur Kurikulum SMA...................................................... 21

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 33

3.2 Saran ............................................................................................... 33

Daftar Pustaka ............................................................................................ 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan
menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara
Indonesia sepanjang zaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan


salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan


standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught


curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran disekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung

1
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud struktur kurikulum ?
2. Bagaimana struktur kurikulum 2013 tingkat SD, SMP, dan SMA?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian struktur kurikulum
2. Untuk mengetahui bentuk struktur kurikulum 2013 tingkat SD, SMP,
dan SMA.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur Kurikulum

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut,
ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Dalam kurikulum 2013, struktur kurikulum dijelaskan sebagai gambaran


konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban
belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasaian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum


dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/ mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten
dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan
untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam
pelajaran per semester.

3
2.2 Struktur Kurikulum 2013
2.2.1 Struktur Kurikulum SD
A. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik


pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidaiyah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS I KELAS II KELAS III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku 2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan perilaku


jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggung jawab, tanggung jawab, tanggung jawab,
santun, peduli, dan santun, peduli, dan santun, peduli, dan
percaya diri dalam percaya diri dalam percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan keluarga, teman, dan keluarga, teman, guru
dan tetangganya

4
guru guru

3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami


pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dengan cara dengan cara dengan cara
mengamati mengamati mengamati
(mendengar, melihat, (mendengar, melihat, (mendengar, melihat,
membaca) dan membaca) dan membaca) dan
menanya berdasarkan menanya berdasarkan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu tentang rasa ingin tahu
dirinya, makhluk dirinya, makhluk tentang dirinya,
ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan makhluk ciptaan
kegiatannya, dan kegiatannya, dan Tuhan dan
benda-benda yang benda-benda yang kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah dijumpainya di rumah benda-benda yang
dan di sekolah dan di sekolah dijumpainya di rumah
dan di sekolah
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dalam bahasa yang dalam bahasa yang dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam jelas dan logis, dalam jelas, sistematis dan
karya yang estetis, karya yang estetis, logis, dalam karya
dalam gerakan yang dalam gerakan yang yang estetis, dalam
mencerminkan anak mencerminkan anak gerakan yang
sehat, dan dalam sehat, dan dalam mencerminkan anak
tindakan yang tindakan yang sehat, dan dalam
mencerminkan mencerminkan tindakan yang
perilaku anak beriman perilaku anak beriman mencerminkan
dan berakhlak mulia dan berakhlak mulia perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia

5
Tabel 2: Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang agama yang
dianutnya. dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung jawab, disiplin, tanggung disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, peduli, jawab, santun, peduli,
percaya diri dalam dan percaya diri dan percaya diri
berinteraksi dengan dalam berinteraksi dalam berinteraksi
keluarga, teman, guru, dengan keluarga, dengan keluarga,
dan tetangganya teman, guru, dan teman, guru, dan
tetangganya serta tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dengan cara dan konseptual dan konseptual
mengamati dan dengan cara dengan cara
menanya mengamati, menanya mengamati, menanya
berdasarkan rasa dan mencoba dan mencoba
ingin tahu tentang berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
dirinya, makhluk tentang dirinya, tahu tentang dirinya,
ciptaan Tuhan dan makhluk ciptaan makhluk ciptaan
kegiatannya, dan Tuhan dan Tuhan dan
benda-benda yang kegiatannya, dan kegiatannya, dan
dijumpainya di benda-benda yang benda-benda yang
rumah, di sekolah dijumpainya di dijumpainya di rumah,

6
dan tempat bermain rumah, di sekolah dan di sekolah dan tempat
tempat bermain bermain

4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan


pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dalam bahasa yang dan konseptual dalam dan konseptual dalam
jelas, sistematis dan bahasa yang jelas, bahasa yang jelas,
logis, dalam karya sistematis, logis dan sistematis, logis dan
yang estetis, dalam kritis, dalam karya kritis, dalam karya
gerakan yang yang estetis, dalam yang estetis, dalam
mencerminkan anak gerakan yang gerakan yang
sehat, dan dalam mencerminkan anak mencerminkan anak
tindakan yang sehat, dan dalam sehat, dan dalam
mencerminkan tindakan yang tindakan yang
perilaku anak mencerminkan mencerminkan
beriman dan perilaku anak beriman perilaku anak beriman
berakhlak mulia dan berakhlak mulia dan berakhlak mulia

B. Mata Pelajaran

Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu


yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran
dan alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana
tabel berikut.

7
Tabel 3: Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

ALOKASI WAKTU

MATA PELAJARAN BELAJAR PER MINGGU

I II III IV V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

Pendidikan Pancasila dan


2. 5 6 6 4 4 4
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5

Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan


2. 4 4 4 4 4 4
Kesehatan

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

Keterangan:

 Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

8
 Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan
Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik,
terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan
sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan
maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam
ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat
dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
 Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang
terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
 Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara
terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
 Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama.
 Pembelajaran Tematik-Terpadu

9
C. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam


jam pembelajaran per minggu.

a) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.


b) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
c) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
d) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pembelajaran.

Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.

D. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi
inti sebagai berikut:

10
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

E. Muatan Pembelajaran

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah


dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas
I sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2: Daftar Tema Setiap Kelas

KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV KELAS V KELAS VI


1. Diri 1. Hidup 1. Sayangi 1. Indahnya 1. Bermain 1. Selamat-
Sendiri Rukun Hewan dan Kebersama- dengan kan makhluk
Tumbuhan di an Benda-benda hidup
Sekitar di sekitar

2. Kegemar- 2. Bermain 2. Pengalam- 2. Selalu 2. Peristiwa 2. Persatuan


anku di Lingkung- an yang Berhemat dalam dalam
anku Mengesan- Energi Kehidup-an perbedaan
kan

3. Kegiatan- 3. Tugasku 3. Mengenal 3. Peduli 3. Hidup 3. Tokoh dan

11
ku Sehari-hari Cuaca dan terhadap Rukun Penemu
Musim Makhluk
Hidup
4. Keluarga- 4. Aku dan 4. Ringan 4. Berbagai 4. Sehat itu 4. Globalisa-
ku Sekolahku Sama Pekerjaan Penting si
Dijinjing
Berat sama
dipikul
5. Pengalam- 5. Hidup 5. Mari Kita 5. Menghar- 5. Bangga 5. Wirausaha
anku Bersih dan Bermain dan gai Jasa Sebagai
Sehat Berolahraga Pahlawan Bangsa
Indonesia
6. Lingkung- 6. Air, Bumi, 6. Indahnya 6. Indahnya 6. Kesehatan
an Bersih, dan Matahari Persahabat- Negeriku masyarakat
Sehat, dan an
Asri
7. Benda, 7. Merawat 7. Mari Kita 7. Cita-
Binatang, Hewan dan Hemat citaku
dan Tumbuhan Energi untuk
Tanaman di Masa Depan
sekitarku
8. Peristiwa 8.Keselamat- 8. Berperila- 8. Daerah
Alam an di Rumah ku Baik Tempat
dan dalam Tinggalku
Perjalanan Kehidupan
Sehari-hari
9. Menjaga 9.Makanan
Kelestarian Sehat dan
Lingkungan Bergizi

12
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar
dari berbagai mata pelajaran yaitu intra-disipliner, inter-disipliner, multi-
disipliner, dan trans-disipliner.

Integrasi intra-disipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi


sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di
setiap mata pelajaran.

Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan menggabungkan kompetensi-


kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang
lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang
tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.

Integrasi multi-disipliner dilakukan tanpa menggabungkan kompetensi


dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki
kompetensi dasarnya sendiri.

Integrasi trans-disipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata


pelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di
sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual.

Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak
belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada
berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan
proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian
tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya (Lampiran
Peraturan Menteri RI nomor 67, 2013: 6 - 134)

Menurut Nurul Azzahra (2013) dalam tulisannya menyebutkan bahwa


selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain
Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

13
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri
atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan
pendidikan tersebut.

Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan


makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI,
Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke
dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.

2.2.2 Struktur Kurikulum SMP

A. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik


pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan .
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

14
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran menghayati ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya

2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, tanggungjawab, tanggungjawab,
peduli (toleransi, peduli (toleransi, peduli (toleransi,
gotong royong), gotong royong), gotong royong),
santun, percaya diri, santun, percaya diri, santun, percaya diri,
dalam berinteraksi dalam berinteraksi dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya keberadaannya keberadaannya

3. Memahami 3. Memahami dan 3. Memahami dan


pengetahuan (faktual, menerapkan menerapkan
konseptual, dan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
prosedural) konseptual, dan konseptual, dan
berdasarkan rasa ingin prosedural) prosedural)
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu

15
teknologi, seni, pengetahuan, pengetahuan,
budaya terkait teknologi, seni, teknologi, seni,
fenomena dan budaya terkait budaya terkait
kejadian tampak mata fenomena dan fenomena dan
kejadian tampak mata kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, 4. Mengolah, menyaji,
dan menyaji dalam dan menalar dalam dan menalar dalam
ranah konkret ranah konkret ranah konkret
(menggunakan, (menggunakan, (menggunakan,
mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat) dan ranah membuat) dan ranah membuat) dan ranah
abstrak (menulis, abstrak (menulis, abstrak (menulis,
membaca, membaca, membaca,
menghitung, menghitung, menghitung,
menggambar, dan menggambar, dan menggambar, dan
mengarang) sesuai mengarang) sesuai mengarang) sesuai
dengan yang dengan yang dipelajari dengan yang dipelajari
dipelajari di sekolah di sekolah dan sumber di sekolah dan sumber
dan sumber lain yang lain yang sama dalam lain yang sama dalam
sama dalam sudut sudut pandang/teori sudut pandang/teori
pandang/teori

B. Mata Pelajaran

Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu


yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran
dan alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
sebagaimana tabel berikut.

16
Tabel 2: Mata pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

ALOKASI
WAKTU PER
MATA PELAJARAN
MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 38 38 38

Keterangan:

 Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.


 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib),
Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
 Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan
Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik,
terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan
sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan
maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam

17
ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat
dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
 Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang
terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
 Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara
terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
 Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama.

C. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah


dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.

18
Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam
pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.

D. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi
inti sebagai berikut:

1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka


menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

E. Muatan Pembelajaran

Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur


kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain

19
Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah,
dan Palang Merah Remaja.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang


kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri
atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai


dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.

IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya
sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan
pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat
kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam
ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan
wilayah nusantara.

Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni
tari, teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan
(guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.

Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan
pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek
prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan
itu (Lampiran Peraturan Menteri RI nomor 68, 2013: 6 - 97).

20
2.2.3 Struktur Kurikulum SMA

A. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik


pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkanperilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, damai), santun, damai), santun,
responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap dan menunjukkan sikap dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari

21
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai
permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam
berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara
efektif dengan efektif dengan efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan
bangsa dalam bangsa dalam pergaulan bangsa dalam pergaulan
pergaulan dunia. dunia dunia
3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan, menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
konseptual, prosedural konseptual, prosedural, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa dan metakognitif konseptual, prosedural,
ingintahunya tentang berdasarkan rasa ingin dan metakognitif
ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin
teknologi, seni, budaya, pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu
dan humaniora dengan seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi,
wawasan kemanusiaan, humaniora dengan seni, budaya, dan
kebangsaan, wawasan kemanusiaan, humaniora dengan
kenegaraan, dan kebangsaan, wawasan kemanusiaan,
peradaban terkait kenegaraan, dan kebangsaan,
penyebab fenomena peradaban terkait kenegaraan, dan
dan kejadian, serta penyebab fenomena dan peradaban terkait
menerapkan kejadian, serta penyebab fenomena dan
pengetahuan prosedural menerapkan kejadian, serta
pada bidang kajian pengetahuan prosedural menerapkan
yang spesifik sesuai pada bidang kajian pengetahuan prosedural
dengan bakat dan yang spesifik sesuai pada bidang kajian
minatnya untuk dengan bakat dan yang spesifik sesuai

22
memecahkan masalah minatnya untuk dengan bakat dan
memecahkan masalah minatnya untuk
memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,


menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan dan ranah abstrak
pengembangan dari pengembangan dari terkait dengan
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari
sekolah secara mandiri, sekolah secara mandiri, yang dipelajarinya di
dan mampu bertindak secara efektif sekolah secara mandiri
menggunakan metoda dan kreatif, serta serta bertindak secara
sesuai kaidah keilmuan mampu menggunakan efektif dan kreatif, dan
metoda sesuai kaidah mampu menggunakan
keilmuan metoda sesuai kaidah
keilmuan

B. Mata Pelajaran
1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah

Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah,
terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan.

Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk mata pelajaran
wajib bagi antara Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan adalah sama.

23
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk antara Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah serta pilihan akademik dan vokasional untuk
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Mata pelajaran
pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya
terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan
prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki
hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

Tabel 2: Mata pelajaran Pendidikan Menengah

ALOKASI
WAKTU PER
MATA PELAJARAN
MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata pelajaran Peminatan Akademik (Sekolah Menengah
18 20 20
Atas/Madrasah Aliyah)
Mata pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
24 24 24
(Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS 42 44 44

24
DITEMPUH PERMINGGU (SEKOLAH MENENGAH
ATAS/MADRASAH ALIYAH)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS
DITEMPUH PERMINGGU (SEKOLAH MENENGAH 48 48 48
KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN)

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang


substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan
dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.

Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,


Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan: Pramuka (wajib),
OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman
Program Ekstrakulikuler.

2. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah terdiri atas


(a) Kelompok Mata pelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B;
(b)Kelompok Mata pelajaran C yaitu pilihan Kelompok Peminatan terdiri atas
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-ilmu Bahasa dan
Budaya; dan (c)Khusus untuk MA, selain pilihan ketiga kelompok peminatan
tersebut, dapat ditambah dengan peminatan lainnya yang diatur lebih lanjut
oleh Kementerian Agama.

a. Kelompok Mata pelajaran Wajib

Kelompok Mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum


yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan

25
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.

Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum Sekolah


Menengah Atas/Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:

Tabel 3: Mata pelajaran Wajib Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah


Aliyah

ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN
PER MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
24 24 24
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata pelajaran Peminatan Akademik 12 16 16
Mata pelajaran Pilihan Lintas Kelompok
6 4 4
Peminatan
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 42 44 44

26
Keterangan:

 Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang


kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
 Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang
memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar
tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu
belajar 3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45
menit per minggu; dan seterusnya.
 Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah
 Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang
telah ditetapkan dalam struktur di atas.
 Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
 Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama.

b. Kelompok Mata pelajaran Peminatan

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan


kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan
tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu
atau ketrampilan tertentu.

27
Tabel 4: Mata pelajaran Peminatan dalam Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah

Kelas
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
I
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
II
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4
Bahasa Asing Lain (Arab,
III
3 Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, 3 4 4
Perancis)
4 Antropologi 3 4 4
Mata pelajaran Pilihan
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan dan/atau
6 4 4
pendalaman minat
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per
68 72 72
minggu
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh
42 44 44
per minggu

28
c. Pilihan Kelompok Peminatan dan Pilihan Mata pelajaran Lintas Kelompok
Peminatan

Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)


dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan
Mata pelajaran antar Kelompok Peminatan.

Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok


Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa.
Sejak medaftar ke SMA, di Kelas X seseorang peserta didik sudah harus
memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok
Peminatanberdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs,
rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan
(placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog.
Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin
mengubah Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester
pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling.

Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib
diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh mata pelajaran di
Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran
tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam
pelajaran di Kelas X dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Mata pelajaran
lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII.

Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per


minggu 6 jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:

1) Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu


Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan
pilihan, atau

29
2) Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar
Kelompok Peminatan pilihan.

Khusus bagi Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola
pilihan yang di atas, di Kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai
berikut:

1) Satu pilihan wajib mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing


Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai
bagian dari mata pelajaran wajib Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa
dan Budaya.
2) Dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari mata pelajaran
Bahasa Asing Lainnya, atau
3) Satu mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan
satu mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan
Matematika atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, atau
4) Satu mata pelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu
Alam dan satu Mata pelajaran di kelompok Ilmu-ilmu Sosial, atau
5) Dua mata pelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika
dan Ilmu Alam atau di kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial.

Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan
Budaya dapat memilih satu mata pelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing
Lainnya atau satu mata pelajaran di Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam atau Ilmu-ilmu Sosial.

Catatan:

1) Mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain ditentukan


oleh SMA/MA masing-masing sesuai dengan ketersediaan guru
dan fasilitas belajar.

30
2) Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang tidak memiliki
Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, dapat menyediakan
pilihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan
Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu mata pelajaran dalam
kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan mata pelajaran yang
dapat diambil peserta didik dari Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
3) Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu
bahasa asing tertentu atau mata pelajaran tertentu, dianjurkan untuk
memilih mata pelajaran yang sama sejak tahun X sampai tahun XII.
4) Sangat dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga Kelompok
Peminatan.
5) Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah
pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam
kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini tersedia
bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki kerjasama dengan
perguruan tinggi terkait.

Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam Kelompok Peminatan


dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan
perguruan tinggi.

C. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dinyatakan


dalam jam pembelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.


b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam
pembelajaran.

31
c. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

2. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.

Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu


berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

D. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu Mata pelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi
inti sebagai berikut:

1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka


menjabarkan KI-1.
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2.
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3.
4. Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4

(Lampiran Peraturan Menteri RI nomor 69, 2013: 6 - 252).

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dalam kurikulum 2013, struktur kurikulum dijelaskan sebagai gambaran
konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban
belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasaian konten dalam sistem belajar
dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
2. Struktur kurikulum SD, SMP, dan SMA mempunyai struktur kurikulum
yang berbeda dilihat dari segi Kompetensi Inti, Mata Pelajaran, Beban
Belajar, Kompetensi Dasar, dan Muatan Pembelajarannya.

3.2 Saran
Adanya penerapan kurikulum 2013 membuat guru dan siswa lebih kreatif
dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, diperlukan dukungan dari
pihak dunia kependidikan untuk lebih berusaha dalam pencapaian kurikulum
2013.
Demi mensukseskan apa yang dicita-citakan kurikulum 2013 yaitu untuk
“mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia”.

33
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pengertian Pendidikan, (online),


(http://eprints.undip.ac.id/32812/2/4_pendahuluan.pdf) diakses tanggal 14
agustus 2014

Azzahra, Nurul. 2013. Kerangka dan Struktur Kurikulum, (online),


(http://www.slideshare.net/NurulAzzahra/kerangka-dan-struktur-kurikulum-
2013) diakses tanggal 13 Agustus 2014.

Murwani, estri. 2013. Perbedaan Struktur Kurikulum 2013 dan KTSP, (online) ,
(http://estrimurwani.blogspot.com/2013/07/perbedaan-struktur-kurikulum-
2013.html) diakses tanggal 13 agustus 2014.

Republik Indonesia. 2013. Lampiran Permendikbud Nomor 81a tahun 2013


tentang Implementasi Kurikulum. Kemendikbud. Jakarta

Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013


tentang Kompetensi Dasar dan Kurikulum SD-MI. Kemendikbud. jakarta

Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013


Tentang Kompetensi Dasar Dan Kurikulum SMP-MTs. Kemendikbud.
Jakarta

Republik. Indonesia.2013. Lampiran Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013


tentang Kompetensi Dasar dan Kurikulum SMA-MA. Kemendikbud. Jakarta

34

You might also like