You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang
Penyelenggaraan makanan selama pesta olahraga diharapkan dapat
memenuhi mutu yang lebih tinggi yaitu enak, gizi seimbang, sesuai dengan
kaidah pengaturan gizi atlet bertanding, harga layak dan aman.
Penyelenggaraan makanan pada masa pertandingan olahraga disusun
dengan pertimbangan aspek gizi, harga, kemudahan pengadaan bahan
makanan, cara pemasakan dan alasan lain.
Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia.
Sumber energi bagi tubuh manusia sangat diperlukan dalam melakukan
aktivitas khususnya olahraga. Cepat lambatnya proses pembentukan energi
dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Semua
aktivitas fisik memerlukan energi, kebutuhan energi yang diperlukan
bervariasi sesuai dengan derajat kegiatan/aktivitas. Tata gizi atlet dan non-
atlet pada dasarnya sama, bedanya anya pada jumlah kalori yang dibutuhkan
atlet lebih banyak. Tata-gizi yang dianjurkan berbagai latihan pada dasarnya
mengacu pada tata-gizi seimbang (basic balanced diet), pada dasarnya atlet
tidak memerlukan makanan khusus, suplemen atau berbagai tata gizi khusus
untuk mernenuhi kebutuhan latihan untuk meningkatkan penampilannya,
karena tata-gizi seimbang dapat mernenuhi hampir semua kebutuhan atlet.
Semua negara di dunia berlomba untuk mencapai standar hidup dan
kualitas manusia yang semakin tinggi. Kecenderungannya adalah setiap
negara yang masyarakatnya hidup sejahtera, prestasi olahraganya juga
makin tinggi. Untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi, peningkatan
kualitas manusia Indonesia juga perlu dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh. Banyak cabang olahraga yang selain menuntut kondisi fisik yang
prima juga menuntut atlet-atlet yang cerdas. Bila kita bandingkan dengan
negara-negara lain, kondisi kita masih memerlukan perbaikan yang besar
dalam aspek konsumsi protein hewani yang terdapat dalam telur, susu, dan
daging. Karena itu, bila tidak dimulai langkah-langkah sistematis untuk

1
meningkatkan kualitas gizi masyarakat, melalui perbaikan kesejahteraan
ekonominya, tidak sampai satu generasi lagi, masyarakat Singapura dan
Malaysia akan lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cerdas dari masyarakat
kita. Dan akan lebih berpeluang untuk mencapai prestasi olahraga di tingkat
dunia.
Hampir semua atlet membutuhkan dan menggunakan sumber daya
(energi) utama karbohidrat (CHO), khususnya atlet-atlet yang banyak
menggunakan eksplosif maksimal, karena hanya bila otot mempunyai CHO
(glikogen otot) yang mencukupi kebutuhan maka ia dapat melakukan
pembentukan daya secara anaerobik. Ketersediaan dan kecukupan CHO
dalam otot, serta kemampuan anaerobik, aerobik dan metabolik yang
adekuat sesuai kecabangannya bagi atlet dengan intensitas tinggi dan durasi
panjang merupakan “conditio sine qua non”.
Dengan demikian untuk mendapatkan kualitas atlit dengan gizi yang
baik diperlukan lah tata gizi yang seimbang untuk siap menghadapi latihan.
Dalam makalah ini, akan membahas apa saja yang menjadi bahasan pokok
dalam pengaturan makanan saat pesta olahraga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kejuaraan?
2. Apa yang dimaksud dengan olahraga?
3. Apa yang dimaksud dengan kejuaraan olahraga?
4. Bagaimana penyelenggaraan makanan atlet?
5. Bagaimana pengaturan makan atlet?
6. Bagaimana pengaturan makan atlet pada masa pertandingan?
7. Bagaimana pengaturan makan atlet sebelum bertanding, saat bertanding,
dan sesudah bertanding?
8. Bagaimana pengaturan makan atlet setelah pertandingan?

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami tentang sistem penyediaan
makanan pada pesta olahraga.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami tentang kejuaraan.
b. Agar mahasiswa dapat memahami tentang olahraga.
c. Agar mahasiswa dapat memahami tentang kejuaraan olahraga.
d. Agar mahasiswa dapat memahami tentang penyelenggaraan
makanan atlet.
e. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengaturan makanan
atlet.
f. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengaturan makanan
atlet pada masa pertandingan.
g. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengaturan makan atlet
sebelum bertanding, saat bertanding, dan sesudah bertanding.
h. Agar mahasiswa dapat memahami tentang makan atlet setelah
pertandingan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kejuaraan


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kejuaraan adalah
pertandingan (perlombaan) untuk memperebutkan gelar juara. Contoh :
sepakbola, bola basket, bolavoli dll)
Kejuaraan adalah kegiatan mengadu kecepatan (keterampilan,
ketangkasan, kepandaian) dalam bidang olahraga yang menghadapkan dua
pemain atau beregu untuk bertanding memperebutkan gelar juara atau pun
menjadi unggulan demi memperoleh medali.

2.2 Pengertian Olahraga


Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang
berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,
dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Pengertian Olahraga (Menpora Maladi) Olahraga mencakup segala
kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan
cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan
sebagainya. Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan
yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau
rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu
ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas
khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di
AmerikaSerikat) UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap
aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-
unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri.

4
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973)
olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang
lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; (a) Terpisah dari
rutinitas, (b) Bebas, (c) Tidak produktif, (d) Menggunakan peraturan yang
tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada
kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan.
Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.

2.3 Pengertian Kejuaraan Olahraga


Kejuaraan olahraga atau pesta olahraga adalah kegiatan mengadu
kecepatan (keterampilan, ketangkasan, kepandaian) dalam bidang olahraga
yang menghadapkan dua pemain atau beregu untuk bertanding
memperebutkan gelar juara atau pun menjadi unggulan demi memperoleh
medali.
Ciri dan karakteristik peserta olahraga adalah:
• Peserta yang dilayani beragam baik asal daerah maupun jenis
pekerjaannya seperti atlet, official, wasit dan petugas.
• Keragaman cabang olahraga. Mulai olahraga ringan sampai olahraga
berat.
• Variasi umur
Dalam menyusun menu selama penyelenggaraan makanan pemusatan
dan pesta olahraga harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Keterangan tentang konsumen, yaitu:
 Kebutuhan gizi, atlet memerlukan makanan yang cukup sesuai cabang
olahraga
 Kebiasaan makan, kebiasaan makan individu dan segolongan orang
perlu dipertimbangkan, baik kejiawan, sosial budaya, agama dan
kepercayaan, pendidikan serta lingkungan sehari-hari
 Macam dan jumlah orang yang dilayani, semakin banyak macam dan
jumlah orang yang dilayani semakin kompleks permasalahan dalam
menyusun menu.

5
 Macam peraturan/policy Institusi, perencanaan menu juga harus
sejalan dengan macam dan peraturan yang ditetapkan baik
penggunaan anggaran dan prosedur pembelian bahan.
b. Sarana/Peralatan dan Pelayanan yaitu:
 Peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia, baik macam dan
jumlah serta perlengkapan dapur juga mempengaruhi perencanaan
menu.
 Macam dan jumlah pegawai, juga harus dipertimbangkan kemampuan
dan keterampilan pegawai.
 Macam dan pelayanan yang diberikan.Perbedaan dalam cara
pemberian pelayanan juga mempengaruhi penyusunan menu.
 Keuangan yang tersedia, penyusunan menu harus disesuaikan dengan
keuangan yang ada.
c. Pengaruh Luar (musim/iklim dan keadaan pasar)
 Iklim udara mempengaruhi selera makan dan kebutuhan tubuh.
 Perbedaan iklim juga akan berpengaruh terhadap bahan makanan yang
tersedia.
 Situasi pasar dapat mengatasi masalah buah/ sayur musiman tadi.
d. Kombinasi makanan
Menu memperhatikan keempukan, warna, bau, bentuk/ukuran,
konsistensi, suhu, menambah rasa kenyang dan teknik persiapan. Untuk
menyediakan makanan bagi atlet yang ada di pemusatan latihan dan pada
masa pertandingan (pesta olahraga) pada prinsipnya dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu:
2. Dikelola sendiri oleh panitia besar pesta olahraga atau pengurus besar
organisasi dengan keuntungan biaya dapat ditekan semurah mungkin,
kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi, lebih fleksibel
terhadap perubahan peraturan, memberikan pengalaman kepada
karyawan sendiri. Kelemahannya perlu tenaga profesional, kurang
cepat menyesuaikan dengan peraturan yang berubah, kurang efisien
dari segi waktu, tenaga dan biaya.

6
3. Dilaksanakan oleh wisma tempat tinggal atlet, mempunyai beberapa
keuntungan yaitu efisien dari segi biaya.
4. Diborongkan kepada pihak ketiga (kepada katering), hal ini akan lebih
praktis, tidak perlu repot, lebih efisien karena membayar sesuai porsi
yang disajikan saja.

2.4 Penyelenggaraan Makanan Atlet


Selain menu atlet disusun secara individu, menu makanan atlet juga
disusun secara massal ketika berada di pemusatan latihan dan pada masa
pertandingan. Tujuan umum penyelenggaraan makanan bagi atlet
bertujuan menyelenggarakan penyediaan makanan yang memenuhi syarat
gizi dan kesehatan bagi setiap kelompok cabang olahraga guna mencapai
prestasi puncak. Adapun tujuan khusus penyelenggaraan makanan adalah
tersedianya standar kebutuhan bahan yang mencukupi yang sesuai
kelompok cabang olahraga, tersedia berbagai jenis makanan bagi atlet
sesuai dengan kelompok cabang olahraga, tersedianya makanan yang
bersih dan aman, memenuhi selera, enak dan bergizi; serta
terselenggaranya sistem pelayanan makanan yang layak, cepat dan baik.

2.4.1 Persiapan Penyelenggaraan Makan pada Atlet


1. Tentukan Sistem Penyediaan :
 Swakelola
 Diborongkan ke catering
 Termasuk akomodasi
 Kebutuhan kalori ehari berdasarkan BB rata-rata
 Jabarkan kebutuhan bahan dasar makan sehari
 Alokasi dana :
 Program latihan & aktivitas harian, cara penyajian/distribusi
 Susun pola hidangan sehari
 Susun menu

7
2. Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Diborongkan:
 Ikuti ketentuan persyaratan catering
 Perhatikan jumlah tenaga catering maksimal 200/hari untuk 3x
makan
 Perhatikan jarak dapur dengan tempat penyajian
 Ada kejenuhan dalam masa kontrak
 Atur syarat kontrak secara detail; bila ada kasus/masa khusus
b. Swa Kelola:
 Mendekati kebiasaan makan atlet
 Lebih fleksibel dalam perubahan
 Biaya dapat ditekan
 Bila dimonopoli
 Bila perilaku akan atlet salah
 Pendanaan dari instansi pemerintah pemerintah sulit
c. Syarat:
 Tersedia sarana dapur, peralatan masak dan makan
 Memenuhi syarat keamanan
 Dapat dilakukan dalam jumlah kecil
d. Hal-hal yang mungkin ditemukan :
 Tingkat kelelahan meningkat
 Stress berpengaruh terhadap kebiasaan makan
 Penggunaan suplemen
 Kejenuhan dan bosan
 Naik/turunkan BB sesuai strategi
 Adanya kebiasaan/kepercayaan terhadap makanan tertentu untuk
meningkatkan prestasi
e. Jenis Penyelenggaraan Makan Pada Pesta Olahraga
1. Penempatan di Hotel
 Termasuk dalam pelayanan akomodasi
 Penyajian lebih menarik

8
 Hygiene dan sanitasi terjamin
 Tepat waktu
 Porsi terbatas
 Tenggang waktu makan terbatas
 Keterbatasan dalam penyediaan meal box
2. Penempatan di Wisma dan Home Stay
 Penyajian sederhana
 Perlu ruang makan khusus bila peserta terpusat dalam satu
lokasi
 Ketepatan waktu makan terganggu bila dapur jauh
 Porsi fleksibel
 Penyediaan meal box mudah
3. Peran Gizi dalam Penyelenggaraan Makan
a. Perencanaan
 Perencanaan menu
 Persyaratan jasaboga
 Penyamaan persepsi dalam pemilihan bahan makanan dan
pemasakan
4. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Penyediaan
Makanan
Konseling gizi bilamana diperlukan.

2.4.2 Tujuan Penyediaan Makan Atlet


Tersedianya makanan yang aman, hygienis, memenuhi kebutuhan
gizi dan dapat diterima baik rasa dan penampilan oleh peserta selama Pesta
Olahraga Berlangsung.

2.4.3 Penyediaan Makanan Atlet


a. Pemusatan latihan
1. Peserta homogen, lebih sedikit
2. Berlangsung lama

9
b. Cara-cara :
1. Swa kelola
2. Diborongkan
3. Termasuk akomodasi
c. Tujuan : menyediakan makan sesuai program latihan atlet

2.5 Pengaturan Makan Atlet


2.5.1 Pengaturan Makan Sebelum, Saat dan Setelah Bertanding
Pembinaan prestasi olahraga memerlukan proses panjang dan
berkesinambungan. Prestasi terbaik seorang atlet selain ditentukan
oleh faktor yang ada dalam diri atlet tersebut, yakni kemampuan fisik,
segi mental, keterampilan taktik, bakat dan lain-lain juga ketepatan
program latihan, pemeliharaan kesehatan, pengaturan gizi dan
penyediaan makanan atlet.
 Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat
gizi makro maupun mikro sesuai dengan ukuran tubuh, aktivitas,
program latihan dari tiap jenis olahraga.
 Menanggulangi kasus-kasus khusus yang ditemukan selama masa
pembinaan dan berkaitan dengan gizi.
 Memberi konsultasi dan pendidikan gizi baik secara formal ataupun
informal terhadap atlet atau official maupun pengelola makanan
atlet.
 Monitoring dan evaluasi terhadap status atlet, maupun pelaksanaan
penyelenggaraan makanan atlet.
Selama periode pembinaan dikenal periode penyelenggaraan
latihan sebagai berikut:
 Periode persiapan pertandingan
 Periode pertandingan
 Periode pemulihan/transisi
Dari ketiga periode penyelenggaraan latihan dari segi
pengaturan makan pada masa latihan dan pengaturan makan

10
pertandingan yang mencakup pengaturan makan sebelum, saat dan
setelah bertanding.

2.5.2 Pengaturan Makan pada Masa latihan


Memasuki masa latihan intensif diharapkan semua atlet telah
memiliki kondisi fisik yang optimal. Namun karena latar belakang
yang berbeda ada kalanya kondisi fisik/status gizi belum optimal.
Untuk itu pengaturan gizi pada masa latihan bertujuan
 Memperbaiki status gizi, baik akibat defisiensi zat gizi maupun
kelebihan gizi.
 Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani
latihan intensif
 Mebiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk
kesehatan dan prestasi.

2.5.3 Prinsip Pengaturan Makan


Makanan bervariasi, setiap makanan mempunyai keunggulan
dan kekurangan zat gizi tertentu. Dengan memberikan makanan yang
beraneka ragam setiap hari, maka kekurangan zat gizi dari satu
makanan akan dilengkapi oleh makanan lain. Untuk meningkatkan
variasi jenis makanan yang dapat diterima oleh atlet dilakukan
dengan:
 Makanan seimbang; menjaga keseimbangan jumlah yang
dikonsumsi dengan aktivitas yang dilakukan sehingga berat badan
tetap ideal/terjaga.
 Makanan lebih banyak terdiri dari sumber hidrat arang kompleks
seperti nasi, roti, sayuran termasuk kacang-kacangan.
 Mengurangi lemak terutama lemak jenuh dan minyak untuk
mengurangi lemak dalam makanan dapat dilakukan dengan cara
memilih daging/ayam yang sedikit lemak/kulit mengurangi
pemakaian santan, minyak, memasak dengan cara dibakar dan lain-
lain, menggunakan susu rendah lemak dan lain-lain.

11
 Mengurangi penggunaan gula yang berlebihan. Gula merupakan
alternatif yang baik dalam dunia olahraga bila jumlah, jenis
kombinasi dan waktu pemakaianya dilakukan secara tepat.
 Mengurangi penggunaan garam atau sodium clorida selalu
digunakan dalam makanan. Jenis sodium lain yang sering
dikonsumsi Msg (Monosodium glutamat), sodium bicarbonat dan
beberapa vitamin C, tablet dalam bentuk sodium ascorbate.
Kelebihan sodium menjadi salah satu faktor resiko terhadap
hypertensi dan pengurangan calsium yang berkontribusi pada
pengurangan densitas tulang. Meskipun atlet banyak kehilangan
elektrolit (termasuk sodium) melalui keringat, terutama dalam
cuaca panas namun kehilangan tersebut dapat diganti dengan
jumlah garam yang sangat sedikit.
 Minum air putih atau juice buah lebih banyak, untuk mengontrol
status hidrasi. Atlet sebaiknya biasa menimbang berat badannya
sebelum dan sesudah latihan. Setiap kehilangan 1 Kg berat badan
berarti tubuh memerlukan penggantian 1 liter cairan.
 Makan jenis makanan yang kaya calsium untuk atlet wanita,
terutama pada atlet yang mengalami gangguan
mesntruasi/amenorea.
 Makan jenis makanan yang kaya zat besi terutama atlet wanita dan
yang vegetarian.

2.5.4 Ruang Lingkup Penyediaan Makanan


 Persyaratan Umum dan Khusus dalam penyediaan makan
 Perencanaan menu & bahan makanan
 Penghitungan kalori untuk penyediaan makan
 Kebutuhan bahan makanan
 Kebutuhan peralatan
Pelaksanaan
 Pengadaan & Penyimpanan
 Pemasakan

12
 Distribusi
Monitoring dan Evaluasi

2.6 Pengaturan Makan pada Masa Pertandingan


Menghadapi pertandingan pengaturan gizi perlu dilakukan secara
seksama karena harus mempertimbangkan sasaran pencapaian puncak
prestasi yang diinginkan.
2.6.1 Tujuan Pengaturan Makan
 Meningkatkan cadangan glikogen otot dan mencegah terjadinya
hypoglikemi
 Menjaga status hidrasi
 Menenangkan lambung agar tidak menimbulkan masalah pada
lambung. Dengan pengaturan waktu makan yang tepat sebelum
bertanding, makanan dalam lambung akan menetralisir cairan
lambung, sehingga lambung tidak terasa nyeri dan mengurangi rasa
lapar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan makanan atlet
adalah:
 Waktu atau kesempatan yang ada untuk mengembalikan cadangan
glikogen dan status hidrasi dalam periode pertandingan atau
turnamen yang diikuti atlet atau jarak waktu sejak terakhir latihan
dengan waktu tanding.
 Jadwal pertandingan dari setiap cabang olahraga dengan interval
waktu (jeda) tiap sesi pertandingan
 Khusus untuk cabang olahraga dengan klarifikasi berat badan perlu
diperhatikan apakah cara-cara penurunan/penambahan berat badan
dilakukan dengan benar.
 Adanya resiko gangguan pencernaan karena jenis makanan dan
waktu makan yang tidak tepat.

2.6.2 Aspek yang Berpengaruh


a) Ciri peserta yang dilayani

13
 Sasaran atlet, official, wasit dan petugas
 Keragaman cabor: klasifikasi (cabang ringan-berat), fase
pertandingan
 Umur bervariasi
b) Kebutuhan dan komposisi zat gizi
 Kebutuhan dengan indek yang ditetapkan
 Perbandingan zat gizi
 Pembagian waktu makan
c) Pemilihan bahan makanan dan masakan
 Biaya
 Ketersediaan di pasar
 Variasi dari peserta
 Kemudahan pemasakan
d) Penempatan atlet dan jenis penyelenggaraan makan yang
disepakati, penempatan dikelompokkan berdasarkan cabang
olahraga dan kontingen
e) Jumlah yang dilayani

2.7 Pengaturan Makan Sebelum Bertanding, Saat Bertanding dan Sesudah


Bertanding
Makanan yang memenuhi kebutuhan kalori dari zat gizi agar dapat
membentuk cadangan glikogen otot.
2.7.1 Prinsip Pengaturan Makanan
1. Makanan lebih banyak hidrat arang komplek untuk meningkatkan
cadangan glikogen. Untuk meningkatkan cadangan glikogen perlu
diperhatikan:
a. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya cadangan glikogen
adalah: jumlah hidrat arang yang dikonsumsi, banyaknya
pengosongan glikogen, waktu mengkonsumsi hidrat arang, jenis
hidrat arang, adanya zat gizi lain, ada tidak kerusakan otot dari
latihan yang dilakukan selama pemulihan.

14
b. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya cadangan glikogen
hati adalah pencernaan dan jenis hidrat arang.
c. Makanan rendah lemak karena proses pencernaan lemak
memakan waktu lama. Protein cukup tidak perlu berlebihan
karena akan meningkatkan pengeluaran cairan.
d. Mengurangi jenis makanan yang tinggi serat karena akan
menyebabkan lambung penuh.
e. Minuman cukup terutama bila pertandingan diadakan dalam
cuaca panas.
f. Mengatur waktu makan dan jenis makanan yang dikonsumsi
sesuai jadwal pertandingan
g. Usahakan agar makanan yang dikonsumsi sebelum bertanding
sudah dikenal dan atlet sudah terbiasa dengan makanan tersebut.

2.7.2 Pengaturan Makan saat Tanding


Tujuan :
Memberi makanan dan cairan yang cukup untuk memenuhi
energi dari zat gizi, agar cadangan glikogen dan status hidrasi tetap
terpelihara. Atlet dari cabang olahraga tertentu yang bertanding dalam
jangka waktu lama atau bertanding pada cuaca panas sangat beresiko
untuk kehilangan cairan lebih banyak. Beberapa hal yang perlu
diketahui tentang status hidrasi pada atlet antara lain:
 Dehidrasi akan lebih parah bila atlet bertanding pada cuaca panas
 Dehidrasi dapat terjadi pada atlet dengan klasifikasi berat badan
terutama yang menurunkan berat badannya secara cepat dalam
jangka waktu pendek.
 Dehidrasi dapat berpengaruh terhadap fungsi mental, konsentrasi
dan keterampilan
 Dehidrasi di atas 3-4% dari berat badan meningkatkan risiko
gangguan pencernaan

15
 Pada umumnya bila pertandingan berlangsung lebih dari 30 menit
dengan intensitas tinggi terutama pada cuaca panas memerlukan
penanganan yang lebih seksama untuk menjaga status hidrasi atlet.
Dasar pemikiran pemberian makanan dan minuman pada saat
tanding:
1. Waktu pertandingan berlangsung, lama pertandingan, waktu
istirahat, cuaca dan intensitas latihan
2. Kehilangan glikogen setelah aktivitas yang lama dapat diganti
dengan sekitar 50 gram hidrat arang perjamnya dalam bentuk cair
atau padat.
3. Jumlah cairan yang dapat didistribusikan dalam tubuh, dipengaruhi
oleh volume, kecepatan menggerakkan lambung dan absorpsi di
usus halus.
Prinsip pengaturan makan dan minum pada saat tanding:
1. Pemberian minuman, cairan yang menggulung dengan hidrat arang
terutama diberikan terhadap atlet yang bertanding 30-60 menit
terus menerus, atau cabang olahraga yang waktu tandingnya lama,
atlet yang menurunkan berat badan pada cabang olahraga dengan
klasifikasi berat badan atau pada cuaca panas.
2. Waktu pemberian dapat dilakukan pada saat istirahat, penggantian
pemain, atau waktu tanding, di jalan atau tempat-tempat yang telah
ditentukan oleh panitia.
3. Minuman atau cairan sebaiknya bersuhu sejuk dan atlet telah
terbiasa dengan jenis minuman tersebut. Minum dengan intreval
tertentu dan jangan menunggu sampai rasa haus datang. Minum
150-250 ml setiap 15-20 beraktifitas intensif dapat mencegah
dehidrasi. Pada umumnya toleransi tubuh minum cairan antara 800-
1200 ml/jam.
4. Apabila diberikan cairan yang mengandung hidrat arang maka
jumlah hidrat arang yang dibutuhkan 30-60 gr/jam. Pada umumnya
sport drink yang biasa dikonsumsi atlet mengandung 3-8 %
glucose.

16
2.7.3 Pengaturan Waktu Makan
Waktu makan:
 3 – 4 jam sebelum bertanding : Makanan utama terdiri dari nasi
sayur, lauk pauk dan buah.
 2 – 3 jam sebelum bertanding : snack/makanan kecil, misalnya
Krakers, roti dan lain-lain
 1 – 2 jam sebelum bertanding : Makanan cair/minuman misalnya
Juice, buah, teh dan lain-lain.

Contoh pengaturan waktu makan :


Pertandingan pukul 08.00 :
Makan malam sebelum hari bertanding, makanan utama lengkap
dengan porsi nasi beserta lauk hewani 1 macam dikukus/dibakar,
sayuran dan buah.

Menjelang tidur, minum extra cairan.


Makan pagi pukul 5.00 – 5.30, makanan ringan misaln;ya roti
bakar tanpa margarin isi selai, juice buah dan the. Pilih makanan yang
telah dikenal atlet.

Pertandingan pukul 10.00:


Makan malam sebelum bertanding, makanan utama lengkap
dengan porsi nasi yang besar dan minum yang cukup.

Makan pagi jam 7.00, makanan utama lengkap.


Bila olahragawan tidak dapat makan lengkap pada waktu makan
pagi karena beban psikologis, maka menjelang tidur sebaiknya makan
snack/makanan ringan. Ini untuk menjaga agar kadar gula darah tetap
stabil pada pagi harinya. Makan pagi dapat berupa snack berat, seperti
supermi atau roti.

17
Pertandingan pukul 14.00:
Makan malam sebelum hari bertanding, makan pagi dan siang
pada hari bertanding, makan makanan lengkap dengan porsi nasi yang
besar, (hidari gorengan dan santan) lau;k satu macam dan buah.
Makan pagi sebaiknya dilakukan pukul 7.00-8.00, makan siang 13.00
dapat diberikan makanan ringan seperti krackers, biskuit atau
makanan cair yang terbuat dari tepung maezena, havermoot. Minum
ekstra air mulai sampai dengan pukul 14.00 menjelang pertandingan.

Pertandingan pukul 20.00 :


Makan malam sebelum hari bertanding, makan pagi dan makan
siang terdiri dari makanan lengkap dengan porsi nasi yang lebih
banyak. Minum extra cairan sepanjang hari. Makan pukul 17.00,
terdiri dari makanan ringan seperti roti, krackers, kue-kue basah yang
tidak digoreng atau diberi santan.

Pertandingan Sepanjang Hari:


Sehari sebelum bertanding istirahat yang cukup, dan makan
pagi, siang dan malam terdiri dari makanan lengkap tinggi hidrat
arang. Minuman ekxtra cairan sepangjan hari. Pada hari pertandingan,
makan pagi tergantung toleransi atlet seperti biasanya pada hari
pertandingan usahakan makan snack tinggi hidrat arang (krackers,
biskuit) setiap 1,5 – 2 jam untuk mempertahankan gula darah dalam
keadaan normal, makan sianganya makanan rendah lemak, berarti
makanan tidak boleh digoreng, tidak menggunakan santan kental.
Minumlah air sebelum merasa haus.

2.8 Pengaturan Makan Setelah Pertandingan


Tujuan :
Memberi makanan yang memenuhi kalori dan zat gizi untuk
memulihkan glikogen otot, status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

18
1. Minum setelah bertanding sangan penting untuk memulihkan status
hidrasi.
2. Setiap penurunan 5000 gram berat badan, tubuh memerlukan 500 cc air
3. Pada penurunan berat badan 4-7%, berat badan akan kembali normal
setelah 24-48 jam.
4. Minuman diberikan dengan interval waktu tertentu
5. Minumlah jenis juice buah yang banyak mengandung kalium dan
natrium; misalnya juice tomat, belimbing dll
6. Untuk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan karbohidrat
7. Kebutuhan karbohidrta 1 jam setelah bertanding 1 gr/kg berat badan.
Misalnya berat badan 60 kg kebutuhan karbohidrat 60 gr atau 240
kalori.
8. Pilihlah karbohidrta kompleks (pati) dan disacarida
9. Sebaiknya makanan tersebut dalam bentuk cairan
10. Pada umumnya setelah bertanding atlet malas makan oleh karena itu
porsi makanan diberikan ½ porsi dari biasanya.

Cara pemberian :
 Segera setalah bertanding minum air dengan suhu 5° C (sejuk), 1-2 gelas
 ½ jam setelah bertanding, juice buah 1 gelas
 1 jam setelah bertanding : juice buah 1 gelas dan snack raingan atau
makanan cair yang mengandung karbohgidrat sebanyak 300 kalori.
 2 jam setelah bertanding makan lengkap dengan porsi kecil; sebaiknya
diberi lauk yang banyak mengandung natrium dan sayuran yang tinggi
kalium. Sayuran berkuah lebih bermanfaat untuk mencukupi cairan dan
mineral.
 4 jam kemudian atlet biasanya baru merasa lapar. Utuk itu dapat
disediakan makanan yang mudah dimasak. Penyediaan makanan pada
malam hari menjelang tidur, mutlak diperlukan bagi atlet yang
bertanding malam hari. Jenis hidangan yang disukai atlet adalah mie
bakso, supermi dan lain-lain.

19
2.8.1 Alasan Perencanaan Gizi
a. Perencanaan menu
- Terkait dalam kebutuhan gizi pada fase pertandingan
- Dalam penentuan porsi dan menu hidangan
- Kualifikasi bahan makanan
- Adanya kebutuhan-kebutuhan khusus pada cabor tertentu
- Penentuan persyaratan
- Mutu, kuantitas dan keamanan makanan
- Sistem pendistribusian dan penyajian
- Waktu makan dan pengaturan meal box
- Permintaan khusus
b. Penyamaan persepsi
- Diperlukan untuk pengendalian mutu
- Dalam pengawasan mengacu pada persyaratan
- Koordinasi yang baik
- Menghindari pembengkakan biaya

2.8.2 Pertimbangan Menyusun Menu


1. Biaya: perhitungan dari kebutuhan gizi rata-rata pada fase
pertandingan
2. Ketersediaan bahan makanan dalam jumlah, banyak dan proses
pemasakan
3. Pola makan dan kebiasaan makan
4. Jumlah yang dilayani : distribusi penempatan
5. Penyajian: Porsi dan cara penghidangan

2.8.3 Hal yang Perlu Diantisipasi


1. Waktu pelaksanaan pembukaan dan penutupan acara Pesta
Olahraga
2. Penempatan atlet
3. Permintaan khusus dari cabor
4. Kebersihan lingkungan dan tempat makan

20
5. Jarak tempat pemasakan dan tempat makan
6. Tindakan pengamanan

2.8.4 Persyaratan yang Diperlukan


 Umum
1. Biaya per orang per hari
2. Besaran kalori dan zat gizi
3. Pola penghidangan
4. Batas maksimal porsi/jasa boga
5. Sistem penyajian
 Khusus
1. Tenaga pelayanan dan penanggung jawab
2. Persediaanbahan makanan
3. Peralatan makan dan ruang makan
4. Pesanan pelayanan khusus (diest dan meal box)
5. Penyediaan air minum
 Riwayat di Pembinaan Olahraga
1. Gizi Kontingen DKI Jaya Sea Games, Asian Games
2. Ahli gizi di PB (Bulu Tangkis, Sepak Bola, Balap Sepeda,
Angkat Besi, Bina Raga, Judo, Senam, PPKORI, PKO)
3. Ahli gizi dalam penyelenggaraan PON dan Sea Games di
Indonesia

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kejuaraan adalah kegiatan mengadu kecepatan (keterampilan,
ketangkasan, kepandaian) dalam bidang olahraga yang menghadapkan dua
pemain atau beregu untuk bertanding memperebutkan gelar juara atau pun
menjadi unggulan demi memperoleh medali.
Kejuaraan olahraga atau pesta olahraga adalah kegiatan mengadu
kecepatan (keterampilan, ketangkasan, kepandaian) dalam bidang olahraga
yang menghadapkan dua pemain atau beregu untuk bertanding
memperebutkan gelar juara atau pun menjadi unggulan demi memperoleh
medali.
Tersedianya makanan yang aman, hygienis, memenuhi kebutuhan
gizi dan dapat diterima baik rasa dan penampilan oleh peserta selama
Pesta Olahraga Berlangsung yaitu pada periode penyelenggaraan latihan
dari segi pengaturan makan pada masa latihan dan pengaturan makan
pertandingan yang mencakup pengaturan makan sebelum, saat dan setelah
bertanding. Jenis Penyelenggaraan makan pada pesta olahraga yaitu
penempatan di Hotel dan Penempatan di Wisma serta Home Stay.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. “Kejuaraan Olahraga (Olimpiade)”


http://joeniafrizal.blogspot.co.id/2013/11/kejuaran-olahraga-olimpiade .html
(diakses pada 21 Mei 2018)
Anonim. 2016. Contoh Menu Atlet Sebelum Bertanding.
http://oliviarani217.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/24/contoh-menu-atlet-
sebelum-bertanding/ ( Diakses pada 21 Mei 2018)
Burke Louis : The Complete Guide To Food for Sports Performance send
Australian Pent Group, 1995
Burke Louis, Vichi Deakin : Clinical Sport Nutrition MG. Hill Book Co. 1994
Clark Nancy : Sport Nutrition Guide Book Eating to full Your Active Lifestyle
Leisure Press, 1997
Connor O. Helen. Practical Aspect of Fluid Replacement and Energi Replacement
or Physical Activity, Autralian Journal of Dietetic, Dietitians Ass
of Australia, Vol 52 No.4 Dec. 1996
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengaturan Makanan Atlet, 1993
Syafrizar. 2009. Gizi Olahraga. http://repository.u np.ac.id/488/1/B
UKU%20GIZI% 20OLAHRAGA%20OK.pdf.( Diakses pada 21 Mei 2018).
Sedyanti. 2007. Pengaturan Makan Atlet
http://bulutangkisindonesia.blogspot.co.id/2007/03/pengaturan-makan-
atlet.html?m=1 ( Diakses pada 21 Mei 2018)

23
LAMPIRAN

CONTOH MENU ATLET


waktu menu Bahan makanan Berat E P L KH Ca Fe
(gr)
6.30 Arem- arem Beras 60 216.5 4 0.4 47.7 4.8 0.4
Tahu 20 15.2 1.6 1.0 0.4 21.0 1.1
Telur ayam 20 31 2.5 2.1 0.2 10.0 0.2
Risoles ayam Tepung terigu 50 182 5.2 0.5 38.2 7.5 0.6
wortel 20 9 0.2 – 2.1 6.2 0.1
Ayam 30 85.5 8.1 5.7 – 3.9 0.4
Telur 10 15.5 1.3 1.1 0.1 5 0.1
minyak 5 43.1 – 5 – 0.3 –
Pie Buah Terigu 60 218.4 6.2 0.6 45.8 9 0.7
Strawberry 20 6.4 0.2 0.1 1.1 5 0.2
Kiwi 20 12.2 0.2 0.1 2.2 7.6 0.2
Nanas 10 4.9 – – 1.2 0.7 –
10.30 Jus Alpukat Alpukat 150 118.7 0.8 5.7 17.7 4.5 0.5
Madu 20 60.8 0.1 – 16.5 1.2 0.1
11.00 Es jerul Jeruk 50 69 5.6 1.1 12.9 367 24
Gula 8 31 – – 8 0.1 –
Pisang keju Pisang ambon 60 55.2 0.6 0.3 14 3.6 0.2
Terigu 15 54.6 1.5 0.2 11.4 2.3 0.2
Keju 40 112.0 3.8 1.8 19.8 18.4 0.2
Susu 20 13.2 0.6 0.8 1 23 –
Minyak 5 43.1 – 5 – 0,3 –
13.00 Nasi Beras 100 360.9 6.7 0.6 79.5 8 0.6
Ayam goreng Ayam 90 256.4 24.2 17 – 11.7 1.3
Minyak 5 43.1 – 5 – 0,3 –
Tempe Tempe 50 99.5 9.5 24.2 17 11.7 1.3
bacem
Gula merah 10 37.6 – – 9.7 8.5 0.2

24
Sayur sop Kool 20 4.4 0.2 0.1 0.9 6.2 –
Wortel 15 6.7 0.2 – 1.6 0.2 0.1
Buncis 20 7 0.4 0.1 1.6 9.2 0.3
Kembang tahu 30 114 12 7.2 2.8 157.5 8.1
Kapri 20 16.8 1.1 – 3.1 5.4 0.3
15.00 nasi Beras 100 360.9 6.7 0.6 79.5 8 0.6
Ikan peyet Kakap 90 75.5 16.4 0.6 – 9.9 0.4
kakap
Sambal tahu tahu 50 38 4.1 2.4 0.9 52.5 2.7
Oseng putren Putren 50 29.5 0.9 0.3 6.9 0.5 0.2
Wortel 20 9 0.2 – 2.1 6.2 0.1
Minyak 5 43.1 – 5 – 0,3 –
17.30 Jus mangga Manga 70 45.5 0.3 0.2 11.9 7 0.1
Skm 10 32 0.8 0.9 5.4 30 –
19.00 nasi Beras 100 360.9 6.7 0.6 79.5 8 0.6
Daging sapi Daging sapi 100 268.9 24.9 18 – 4 1.7
panggang
Saus kacang Polong 15 12.6 0.8 – 2.3 4.1 0.2
polong
Blencing Wortel 20 9 0.2 – 2.1 6.2 0.1
sayur
Kembang kol 15 3.8 0.2 – 0.8 7.1 0.1
Minyak 5 43.1 – 5 – 0,3 –
Susu sapi susu 200 131.9 6.4 7.8 9.6 0.6 –
total 3834.2 166,8 102 564.5 1133 48.7

25
CONTOH MENU ALET 4000 KALORI

26

You might also like